• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Permasalahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Permasalahan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

1.1.Latar Belakang Permasalahan

Mioma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari jaringan miometrium uterus.

Nama lainnya adalah leiomioma uteri, fibroid, fibromioma. Kelainan jinak uterus adalah kelainan yang paling sering ditemui oleh ahli ginekologi (Cuningham dan Gant, 2007).

Salah satu studi yang dilakukan Evans et al (2005) di Israel, melaporkan bahwa prevalensi mioma yang diketahui dari pemeriksaan ultrasound pada perempuan dengan usia 20-30 tahun sebesar 4%, pada usia 30-40 tahun sebesar 11-18%, dan pada usia 40-60 tahun sebesar 33%.

Di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39-11,7% dari semua pasien ginekologi yang dirawat (Baziad, 2003). Di Amerika Serikat sebanyak 600.000 per tahun penderita mioma menjalani histerektomi dan sebanyak 37.000 menjalani miomektomi (Bieber et al, 2006). Laporan tersebut membuktikan bahwa penderita mioma memang banyak. Sebuah hasil penelitian Zimmermann et al (2012) melaporkan bahwa prevalensi mioma di UK meningkat dari 4,5% menjadi 9,4%

begitu pula di Italia prevalensi meningkat dari 9,8% menjadi 17,8%.

Sebagian besar penderita mioma tidak merasakan adanya keluhan atau asimtomatik. Sebuah hasil studi otopsi pada 20% wanita yang berusia lebih dari 30 tahun ditemukan mioma dalam berbagai ukuran. Ukuran mioma ini bervariasi mulai dari 1 mm hingga 20 cm dan bisa mencapai berat 50 kg (Cuningham dan Gant, 2007). Penelitian Zimmermann et al (2012) didapatkan bahwa perempuan yang didiagnosis mioma dapat mengalami keluhan menstruasi yang banyak dan panjang, keluhan berkemih, keluhan dispareunia atau nyeri ketika berhubungan, dan nyeri panggul kronik. Keluhan-keluhan tersebut ternyata dapat mengganggu aktivitas sehari-hari mereka bahkan kehidupan seksual mereka.

Mioma ini biasanya ditemukan sekitar 20-25% pada usia reproduktif, sangat

jarang saat sebelum pubertas dan dapat mengecil atau menghilang setelah

menopause. Tumor ini dipengaruhi oleh hormon reproduksi oleh karena itu

(2)

keluhan dapat muncul ketika usia reproduktif. Selama ini belum ada bukti yang kuat jika hormon estrogen merupakan penyebab terjadinya mioma uteri. Sebuah penelitian menemukan konsentrasi reseptor estrogen pada jaringan mioma lebih banyak dibandingkan jaringan miometrium disekitarnya dan lebih rendah dibandingkan jaringan endometrium (Prawirohardjo, 2011). Dari beberapa laporan data di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana karakteristik mioma uteri yang merupakan kelainan jinak uterus tersering pada perempuan.

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta adalah salah satu rumah sakit besar di Yogyakarta yang memberikan pelayanan umum. Rumah sakit tersebut kini semakin berkembang dan ditunjang fasilitas layanan kesehatan yang memadai salah satunya adalah klinik obsgyn. Letaknya yang strategis membuat para pengguna layanan kesehatan datang ke rumah sakit tersebut.

Dari laporan data yang ada di atas maka peneliti tertarik untuk mengetahui tentang karakteristik pasien mioma uteri. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui lebih jauh bagaimana karakteristik pasien mioma uteri di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta periode 1 Januari 2011-31 Desember 2011.

1.2.Perumusan Masalah

Bagaimana karakteristik pasien mioma uteri di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta periode 1 Januari 2011-31 Desember 2011.

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1.Tujuan Umum

 Untuk mengetahui karakteristik pasien mioma uteri di RS PKU Muhammadiyah periode 1 Januari 2011- 31 Desember 2011.

1.3.2.Tujuan Khusus

 Untuk mengetahui karakteristik pasien mioma uteri berdasarkan umur.

 Untuk mengetahui karakteristik pasien mioma uteri berdasarkan paritas.

 Untuk mengetahui karakteristik pasien mioma uteri berdasarkan riwayat

abortus.

(3)

 Untuk mengetahui karakteristik pasien mioma uteri berdasarkan keluhan utama.

 Untuk mengetahui karakteristik pasien mioma uteri berdasarkan letak.

 Untuk mengetahui karakteristik pasien mioma uteri berdasarkan anemia/tidak.

 Untuk mengetahui karakteristik pasien mioma uteri berdasarkan jumlah mioma.

 Untuk mengetahui karakteristik pasien mioma uteri berdasarkan penatalaksanaan.

1.4.Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi tenaga kesehatan

 Dapat memberikan informasi mengenai karakteristik pasien mioma uteri bagi tenaga kesehatan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Manfaat bagi peneliti

 Dapat menambah informasi dan memberikan pengalaman bagi peneliti.

3. Manfaat bagi pembaca

 Dapat memberikan informasi mengenai karakterisitik pasien mioma uteri kepada pembaca.

 Dapat menjadi sumber ide bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan hasil penelitian ini khususnya penelitian yang bersifat analitik.

1.5.Keaslian Penelitian

Menurut sepengetahuan peneliti, sudah ada beberapa penelitian yang hampir serupa dengan penelitian yang akan peneliti lakukan untuk memperoleh derajat sarjana kedokteran. Namun, ada beberapa perbedaan dari penelitian-penelitian tersebut dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu:

1. Penelitian dengan judul Karakteristik Mioma Uteri Di RSUD Moewardi

Surakarta Periode Januari 2009 - Januari 2010 yang dilakukan oleh Tri

Kurniasih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien

mioma uteri di RSUD Dr. Moewardi Surakarta periode Januari 2009–

(4)

Januari 2010 berdasarkan umur, paritas, indeks massa tubuh, keluhan yang tersering, kadar hemoglobin, jenis mioma uteri, dan pilihan terapi.

Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif retrospektif. Data yang digunakan bersal dari rekam medik pasien mioma uteri yang dirawat di bagian ginekologi RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah pada variabel penelitian, sampel penelitian, waktu dan tempat penelitian.

2. Penelitian dengan judul Karakteristik Penderita Mioma Uteri Rawat Inap Di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 yang dilakukan oleh Miranti Lestati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kasus mioma uteri di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan selama tahun 2004-2008. Variabel pada penelitian ini yaitu berdasarkan sosio-demografi menurut umur, suku, agama, pekerjaan, status perkawinan, tempat tinggal.

Selain itu juga berdasarkan paritas, diameter mioma, letak mioma, jumlah mioma, keluhan, dan penatalaksanaan. Perbedaan dengan yang akan peneliti lakukan adalah pada variabel penelitian, sampel penelitian, waktu dan tempat penelitian.

3. Penelitian dengan judul “Profil Penderita Mioma Uteri di RS Panembahan

Senopati Bantul Periode Januari 2008–31 Desember 2009” yang dilakukan

Mutiara Ayu Saputri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil

penderita mioma uteri di RS Panembahan Senopati Bantul Periode Januari

2008–31 Desember 2009. Hasil penelitian tersebut didapatkan jumlah

penderita mioma uteri sebanyak 70 orang. Kelompok usia tertinggi yang

menderita mioma uteri adalah usia 40-49 tahun dengan jumlah 41 kasus

(59%). Sebanyak 38 kasus (54%) penderita mioma uteri dengan paritas P2-

P5. Keluhan utama yang dialami penderita mioma adalah benjolan perut

bawah sebanyak 41 kasus (59%). Terapi terbanyak yang dipilih adalah

histerektomi sebanyak 44 kasus (69%). Pasien mioma yang mengalami

anemia sebanyak 50 kasus (70%). Perbedaan dengan yang akan peneliti

lakukan adalah pada variabel penelitian, sampel penelitian, waktu dan

tempat penelitian.

(5)

4. Penelitian dengan judul ”Profil Pasien Mioma Uteri di RSUD Banjarnegara Periode 1 Januari 2009-31 Desember 2010” oleh Raih Anisti Dewi Praniti.

Pada penelitian ini didapatkan 65 kasus mioma uteri dengan rincian 35 kasus pada tahun 2009 dan 30 kasus pada tahun 2010. Pada tahun 2009- 2010, pasien mioma uteri terbanyak pada usia 15-49 tahun sebanyak 53 kasus (81,5%), jumlah paritas terbanyak adalah wanita dengan paritas P2-P5 sebanyak 30 kasus (46,1%), keluhan yang paling banyak dijumpai adalah benjolan perut bawah sebanyak 36 kasus (34,6%), terapi yang banyak dilakukan adalah histerektomi dengan jumlah 42 kasus (64,5%), pasien mioma uteri yang mengalami anemia sebanyak 56 kasus (86,2%), dan tingkat pendidikan pasien mioma uteri yang terbanyak adalah pendidikan SD sebanyak 27 kasus (41,5%). Perbedaan dengan yang akan peneliti lakukan adalah pada variabel penelitian, sampel penelitian, waktu dan tempat penelitian.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Muzakir dengan judul “Profil Penderita Mioma Uteri di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode 1 Januari-31 Desember 2006” didapatkan sebanyak 37 kasus. Usia terbanyak pasien mioma uteri adalah usia 45-49 tahun sengan jumlah 17 kasus (45,94%), jumlah paritas terbanyak adalah P2-P5 sebanyak 16 kasus (43,24%), sebanyak 27 kasus (72,97%) pasien mioma uteri tidak pernah abortus, keluhan utama pasien mioma uteri terbanyak adalah pembesaran perut bagian bawah sebanyak 17 kasus (45,94%), kadar Hb 7-10 gram%

ditemukan terbanyak pada penderita mioma uteri yaitu sebanyak 18 kasus

(48,64%), penatalaksanaan terbanyak adalah histerektomi dengan jumlah 20

kasus (54,05%), dan jenis mioma terbanyak adalah mioma intramural

sebanyak 21 kasus (56,76%). Perbedaan dengan yang akan peneliti lakukan

adalah pada variabel penelitian, sampel penelitian, waktu dan tempat

penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Melalui kegiatan observasi di kelas, mahasiswa praktikan dapat. a) Mengetahui situasi pembelajaran yang sedang berlangsung. b) Mengetahui kesiapan dan kemampuan siswa dalam

Dua hal yang dipelajari penulis dengan pendekatan kemosistematika dalam peng- amatan adalah: (1) ketetapan karakter pada kelompok besar tetumbuhan yang memiliki arti dalam

Penelitian ini berjudul Pola Komunikasi Masyarakat Kampung Bali, yang penelitiannya meliputi wawancara pada Masyarakat Suku Bali di Desa Cipta Dharma atau

Pemodelan penyelesaian permasalahan penjadwalan ujian Program Studi S1 Sistem Mayor-Minor IPB menggunakan ASP efektif dan efisien untuk data per fakultas dengan mata

Pendekatan dapat diartikan sebagai metode ilmiah yang memberikan tekanan utama pada penjelasan konsep dasar yang kemudian dipergunakan sebagai sarana

Audit, Bonus Audit, Pengalaman Audit, Kualitas Audit. Persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik yang semakin ketat, keinginan menghimpun klien sebanyak mungkin dan harapan agar

Perbandingan distribusi severitas antara yang menggunakan KDE dengan yang menggunakan suatu model distribusi tertentu dilakukan untuk melihat secara visual, manakah dari

61 Dari pernyataan-pernyataan di atas, dapat dilihat bahwa dilema yang Jepang alami pada saat pengambilan keputusan untuk berkomitmen pada Protokol Kyoto adalah karena