• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN SMART PLUG SYSTEM SEBAGAI ALAT KONTROL KONSUMSI LISTRIK BERBASIS IOT PADA PT BHINNEKA MENTARI DIMENSI SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERANCANGAN SMART PLUG SYSTEM SEBAGAI ALAT KONTROL KONSUMSI LISTRIK BERBASIS IOT PADA PT BHINNEKA MENTARI DIMENSI SKRIPSI"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

ALAT KONTROL KONSUMSI LISTRIK BERBASIS IOT PADA PT BHINNEKA MENTARI DIMENSI

SKRIPSI

Disusun Oleh :

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER

KONSENTRASI COMPUTER SYSTEM UNIVERSITAS RAHARJA

TANGERANG TA. 2020/2021 NIM : 1731498512

NAMA : DELFIAN ARTSLEY PRATAMA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PERANCANGAN SMART PLUG SYSTEM SEBAGAI ALAT KONTROL KONSUMSI LISTRIK BERBASIS

IOT PADA PT BHINNEKA MENTARI DIMENSI Disusun Oleh:

NIM : 1731498512

Nama : Delfian Artsley Pratama Fakultas : Sains dan Teknologi Program Pendidikan : Strata 1

Program Studi : Sistem Komputer Konsentrasi : Computer System

Disahkan Oleh:

Tangerang, Agustus 2021

Dekan Ketua Program Studi

Universitas Raharja Program Studi Sistem Komputer

(Sugeng Santoso, M.Kom) (Ageng Setiani, S.Kom., M.Si)

NIP: 006095 NIP: 011919

Rektor Universitas Raharja

(Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si) NIP: 000603

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERANCANGAN SMART PLUG SYSTEM SEBAGAI ALAT KONTROL KONSUMSI LISTRIK BERBASIS IOT

PADA PT BHINNEKA MENTARI DIMENSI

Disusun Oleh :

Nim : 1731498512

Nama : Delfian Artsley Pratama

Telah disetujui untuk dipertahankankan dihadapan Tim Penguji Ujian Komprehensif Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Sistem Komputer Konsentrasi Computer System

Universitas Raharja Tahun Akademik 2020/2021

Disetujui Oleh:

Tangerang, Agustus 2021

Pembimbing I Pembimbing II

(Ahmad Roihan, S.Kom., M.T.I) NID : 15005

(Ir. Jawahir, M.M., M.T.) NID: 03023

(4)

LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

PERANCANGAN SMART PLUG SYSTEM SEBAGAI ALAT KONTROL KONSUMSI LISTRIK BERBASIS IOT

PADA PT BHINNEKA MENTARI DIMENSI Disusun Oleh :

NIM : 1731498512

Nama : Delfian Artsley Pratama Fakultas : Sains dan Teknologi Program Pendidikan : Strata 1

Program Studi : Sistem Komputer Konsentrasi : Computer System

Menyatakan bahwa Tugas Akhir ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Tugas Akhir yang telah dipergunakan untuk mendapatkan gelar Sarjana baik dilingkungan Universitas Raharja maupun di Universitas lain, serta belum pernah dipublikasikan.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta bersedia menerima sanksi jika ternyata pernyataan di atas tidak benar.

Tangerang, Agustus2021

(Delfian Artsley Pratama) NIM : 1731498512

(5)

i ABSTRAK

Penggunaan energi listrik sangat dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari, namun biasanya dikehidupan masyarakat atau pegawai kantor jarangnya mengontrol alat elektronik secara berkala sering menjadi pemicu korsleting listrik yang tidak diketahui. Oleh karena itu, perlu dibuat sebuah alat yang dapat menghindari terjadinya korsleting listrik dan melonjaknya biaya listrik. Dengan begitu alat elektronik dapat dikontrol dan dipantau menggunakan teknologi Internet of Things (IoT). Modul NodeMCU ESP8266 yang berfungsi sebagai otak sistem dan terhubung dengan sensor PZEM-004T yang dapat ditampilkan melalui aplikasi Blynk yang sudah terinstall pada pengguna smartphone. Smart plug system ini bertujuan untuk mengembangkan sistem yang berjalan saat ini dengan cara membuat sebuah alat yang dapat dikontrol melalui smartphone untuk mencegah konsumsi listrik yang berlebih dan korsleting arus pendek listrik, menjaga penggunaan alat elektronik agar tidak mudah rusak, dapat mengatur jadwal dan dapat menampilkan notifikasi.

Kata Kunci : Kontrol, Listrik, Blynk, NodeMCU ESP8266, PZEM-004T

(6)

ii

ABSTRACT

The use of electrical energy is needed for daily life, but usually in the life of the community or office employees, the lack of regular control of electronic devices often triggers unknown electrical short circuits. Therefore, it is necessary to make a tool that can avoid electrical short circuits and soaring electricity costs. That way electronic devices can be controlled and monitored using Internet of Things (IoT) technology. The NodeMCU ESP8266 module which functions as the brain of the system and is connected to the PZEM-004T sensor which can be displayed through the Blynk application that has been installed on smartphone users. This smart plug system aims to develop a system that is currently running by making a device that can be controlled via a smartphone to prevent excessive electricity consumption and short circuits, keep electronic devices from being damaged easily, can set schedules and can display notifications.

Keywords : Control, Electric, Blynk, ESP8266, PZEM-004T

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang penulis sajikan dalam buku yang sederhana. Judul penulisan skripsi yang diambil adalah “PERANCANGAN SMART PLUG SYSTEM SEBAGAI ALAT KONTROL KONSUMSI LISTRIK BERBASIS IOT PADA PT BHINNEKA MENTARI DIMENSI”.

Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna melengkapi kurikulum perkuliahan. Sebagai bahan penulisan, peneliti memperoleh informasi berdasarkan hasil observasi, wawancara dan studi pustaka dari berbagai sumber yang mendukung penulisan laporan ini.

Hati kecil ini pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, izinkanlah penulis menyampaikan selaksa pujian dan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Po. Abas Sunarya, M.Si selaku Rektor Universitas Raharja.

2. Bapak Sugeng Santoso, M.kom Selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.

3. Ibu Ageng Setiani Rafika, S.kom., M.Si. Selaku Ketua Program studi Sistem Komputer.

4. Bapak Ahmad Roihan, S.Kom., M.T.I. Sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik..

(8)

iv

5. Bapak Ir. Jawahir, M.M., M.T. Sebagai Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

6. Taufan Eko Prasetyo selaku Stakeholder PT BHINNEKA MENTARI DIMENSI yang memberikan kesempatan bagi penulisan untuk melakukan penelitian di PT BHINNEKA MENTARI DIMENSI.

7. Kedua orang Tua dan Saudara Keluarga yang telah memberikan dukungan, baik moral, materi dan doa kepada peneliti.

8. Teman-teman seperjuangan yang selalu ada dan memberikan semangat.

9. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Raharja yang telah memberikan wawasan dan ilmu yang sangat bermanfaaat bagi kehidupan peneliti.

10. Para Pegawai di PT BHINNEKA MENTARI DIMENSI yang senantiasa memberikan informasi yang dibutuhkan penulis mengenai data yang dibutuhkan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian dan penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, baik dalam penulisan, penyajian ataupun isinya. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat dijadikan acuan bagi penulis untuk menyempurnakannya dimasa yang akan datang.

Tangerang, Agustus 2021

Delfian Artsley Pratama NIM : 1731498512

(9)

v

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR SIMBOL ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Ruang Lingkup Penelitian ... 3

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1. Tujuan Penelitian ... 3

1.4.2. Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Metode Penelitian ... 4

1.5.1. Metode Pengumpulan Data ... 4

1.5.2. Metode Perancangan ... 5

1.5.3. Metode Prototype ... 5

1.5.4. Metode Pengujian ... 5

1.6 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1. Teori Umum ... 8

2.1.1. Konsep Dasar Perancangan ... 8

2.1.2. Konsep Dasar Sistem ... 9

(10)

vi

2.1.3. Konsep Dasar Informasi ... 15

2.1.4. Konsep Dasar Data ... 16

2.1.5. Konsep Dasar Prototype ... 18

2.1.6. Konsep Dasar Internet of Things ... 18

2.1.7. Konsep Dasar Flowchart ... 20

2.1.8. Konsep Dasar Monitoring ... 21

2.1.9. Konsep Dasar Elisitasi ... 22

2.1.10. Konsep Dasar Pengujian... 22

2.1.11. Konsep Dasar Controlling ... 23

2.1.12. Konsep Dasar Daya Listrik ... 23

2.1.13. Konsep Dasar Tegangan Listrik ... 24

2.1.14. Konsep Dasar Arus Listrik ... 24

2.1.15. Konsep Dasar Black Box Testing... 25

2.2. Teori Khusus ... 26

2.2.1. Konsep Dasar Mikrokontroler... 26

2.2.2. Konsep Dasar Arduino IDE ... 29

2.2.3. Konsep Dasar ESP8266 ... 29

2.2.4. Konsep Dasar Modul ESP8266 NodeMCU ... 30

2.2.5. Konsep Dasar NodeMCU ESP8266 Base Plate ... 32

2.2.6. Konsep Dasar PZEM-004T ... 32

2.2.7. Konsep Dasar Solid State Relay ... 33

2.3. Literature Review ... 35

2.3.1. Konsep Dasar Literature Review ... 35

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN ... 40

3.1. Gambaran Umum PT Bhinneka Mentari Dimensi ... 40

3.1.1. Sejarah Singkat PT Bhinneka Mentari Dimensi ... 40

3.1.2. Visi dan Misi PT Bhinneka Mentari Dimensi ... 41

(11)

vii

3.1.3. Struktur Organisasi PT Bhinneka Mentari Dimensi ... 42

3.1.4 Tugas dan Tanggung Jawab ... 44

3.2. Tujuan Perancangan ... 56

3.3. Langkah-Langkah Perancangan ... 57

3.4. Diagram Blok ... 58

3.5. Cara Kerja Alat ... 58

3.6. Pembuatan Alat ... 60

3.6.1. Perangkat Keras (Hardware) ... 61

3.6.2. Perangkat Lunak (Software) ... 61

3.7. Flowchart ... 62

3.8. Permasalahan Yang Dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah ... 63

3.8.1. Permasalahan Yang Dihadapi ... 63

3.8.2. Alternatif Pemecahan Masalah ... 63

3.9. User Requirement ... 63

3.9.1. Elisitasi Tahap I... 63

3.9.2. Elisitasi Tahap II ... 64

3.9.3. Elisitasi Tahap III ... 65

3.9.4. Elisitasi Tahap Final ... 67

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN ... 68

4.1. Uji Coba ... 68

4.1.1. Uji Coba Hardware ... 68

4.1.2. Uji Coba Software ... 69

4.2. Pengujian Black Box ... 69

4.3. Rangkaian Prototype Keseluruhan ... 70

4.4. Flowchart Sistem yang Diusulkan ... 71

4.5. Rancangan Program... 72

4.6. Evaluasi ... 74

(12)

viii

4.7. Implementasi ... 74

4.8. Jadwal Penelitian ... 75

4.9. Estimasi Biaya ... 75

BAB V PENUTUP ... 76

5.1. Kesimpulan ... 76

5.2. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77 LAMPIRAN

(13)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Elisitasi Tahap I ... 64

Tabel 3.2 Elisitasi Tahap II ... 65

Tabel 3.3 Elisitasi Tahap III ... 66

Tabel 3.4 Elisitasi Tahap Final ... 67

Tabel 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras ... 68

Tabel 4.2 Spesifikasi Perangkat Lunak ... 69

Tabel 4.3 Pengujian Black Box Pada Alat ... 69

Tabel 4.4 Pengujian Black Box Pada Notifikasi Blynk ... 70

Tabel 4.5 Jadwal Penelitian ... 75

Tabel 4.6 Estimasi Biaya ... 75

(14)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Simbol Flowchart ... 20

Gambar 2.2 Modul NodeMCU ESP8266 ... 31

Gambar 2.2 NodeMCU ESP8266 Base Plate ... 32

Gambar 2.3 PZEM-004T ... 33

Gambar 2.4 Solid State Relay... 35

Gambar 3.1 Kantor PT Bhinneka Mentari Dimensi ... 40

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 43

Gambar 3.3 Diagram Blok ... 58

Gambar 3.4 Fritzing Sistem ... 60

Gambar 3.5 Flowchart Sistem yang Berjalan ... 62

Gambar 4.1 Rangkaian Alat Keseluruhan ... 70

Gambar 4.2 Flowchart Sistem yang Diusulkan ... 71

Gambar 4.3. Tampilan Listing Program Keseluruhan ... 73

Gambar 4.4. Tampilan Aplikasi Blynk ... 74

(15)

xi

DAFTAR SIMBOL DAFTAR SIMBOL FLOWCHART

(16)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggunaan energi listrik sangat dibutuhkan untuk kehidupan sehari–hari. Seiring berkembangnya teknologi tentu saja kebutuhan energi listrik akan sangat meningkat jika dibandingkan dengan tahun–tahun sebelumnya. Salah satu sumber energi listrik terbesar di Indonesia yang berasal dari badan usaha milik negara yaitu PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) [1], yang memberikan energi listrik pada kehidupan sehari–hari di Indonesia.

Pada era industri 4.0 saat ini ada sebuah sistem yang dikenal sebagai Smart Home system. Smart Home system ini merupakan cerminan sebuah rumah pintar yang berbasis teknologi yang dapat memberikan kemudahan dalam mengontrol apapun [2] menggunakan salah satu teknologi yang bernama Internet of Things (IoT). Teknologi IoT ini dapat memungkinkan seseorang untuk mengontrol apapun dari jarak sejauh mungkin dan dapat menggunakan dengan menggunakan google assistant melalui gadget berupa smartphone untuk mengontrolnya dengan syarat alat tersebut terhubung ke jaringan Internet.

Sebagai toko online terpercaya di Indonesia, Bhinneka yang berdiri sejak 1993 telah dikenal sebagai toko computer, laptop, gadget, dan aksesoris terlengkap. Berbagai produk original tersedia untuk menunjang aktivitas harian, peralatan dapur dan rumah tangga, hingga bisnis atau kebutuhan professional di kantor maupun tempat usaha. Beragam keperluan

(17)

IT dan telekomunikasi, perangkat elektronik, sampai hobi dan perawatan tubuh ada di sini, disediakan oleh lebih dari 9.000 supplier.

Pada PT Bhinneka Mentari Dimensi, energi listrik sangat dibutuhkan terutama pada alat elektronik seperti ac, dispenser, gadget dan lain-lain.

Namun konsumsi listrik yang berlebih dikarenakan faktor lupa untuk mematikan atau mencabut alat elektronik yang tidak terpakai seringkali menjadi pemicu kekhawatiran akan terjadinya korsleting arus pendek listrik dan dapat membuat biaya tagihan listrik melonjak.

Berdasarkan latar belakang serta permasalahan diatas, dapat diketahui bahwa diperlukannya sebuah sistem berbasis Internet of Things untuk menghindari terjadinya korsleting listrik dan melonjaknya biaya tagihan listrik karena alat yang digunakan tidak sesuai dengan kebutuhan.

Maka, diperoleh sebuah judul, yaitu “PERANCANGAN SMART PLUG SYSTEM SEBAGAI ALAT KONTROL KONSUMSI LISTRIK BERBASIS IOT PADA PT BHINNEKA MENTARI DIMENSI”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ada pada latar belakang, maka dapat disimpulkan beberapa masalah, yaitu:

1. Bagaimana mencegah konsumsi listrik yang berlebih dalam sistem yang berjalan saat ini?

2. Bagaimana merancang sebuah Smart Plug System yang berfungsi sebagai alat kontrol konsumsi listrik

(18)

3. Bagaimana menghubungkan sistem dengan smartphone agar dapat dikontrol dari jarak jauh?

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian Laporan Skripsi ini hanya pada lingkup pengontrolan steker yang ada pada PT Bhinneka Mentari Dimensi. Ruang lingkup penelitian ini adalah perancangan sebuah smart plug system berbasis IoT pada PT Bhinneka Mentari Dimensi.

Cakupan dalam ruang lingkup penelitian yang akan dibahas ini hanya meliputi:

1. Alat dapat mencegah konsumsi listrik yang berlebih dan korsleting arus pendek listrik.

2. Perancangan perangkat keras untuk dapat dikontrol dari jarak jauh.

3. Komunikasi perangkat antara NodeMCU ESP8266 dengan smartphone menggunakan aplikasi Blynk.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengembangkan sistem yang berjalan saat ini.

2. Membuat sistem yang dapat mencegah konsumsi listrik yang berlebih dan korsleting arus pendek listrik.

3. Membuat sebuah alat yang dapat dikontrol melalui smartphone.

(19)

1.4.2. Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat yang didapatkan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Menjaga penggunaan elektronik agar tidak mudah rusak.

2. Dapat mengatur jadwal on/off sistem.

3. Dapat menampilkan notifikasi.

4. Dapat mencegah terjadinya konsumsi listrik berlebih dan kecelakaan akibat korsleting listrik.

5. Mempermudah pengguna untuk mengontrol alat tersebut dari jauh berbasis IoT menggunakan aplikasi Blynk.

1.5 Metode Penelitian

1.5.1. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka digunakan metode sebagai berikut:

1. Metode Observasi

Dalam metode ini peneliti melakukan pengamatan pada PT. Bhinneka Mentari Dimensi guna memperoleh data yang akurat yang berhubungan dengan penelitian ini.

2. Metode Wawancara

Pada metode ini peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Taufan Eko Prasetyo selaku stakeholder penyusun pada PT Bhinneka Mentari Dimensi tentang masalah yang sering terjadi pada lokasi tersebut.

3. Metode Studi Pustaka

(20)

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan informasi serta referensi melalui artikel di situs Internet, buku, dan jurnal penelitian.

1.5.2. Metode Perancangan

Pada penelitian ini, metode perancangan yang digunakan yaitu perancangan melalui tahap pembuatan flowchart program maupun flowchart sistem dengan desain perangkat keras menggunakan diagram blok. Metode ini digunakan untuk menjelaskan bagaimana cara sistem itu dirancang dan alat maupun komponen apa saja yang dibutuhkan. Selain itu, peneliti juga menggunakan metode analisis SDLC model Waterfall yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu Tahap Kebutuhan (Requirements), Tahap Desain Sistem (High Level Design), Tahap Coding, Tahap Pengujian (Testing), dan Tahap Pemeliharaan (Maintenance).

1.5.3. Metode Prototype

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode prototype evolutionary. Karena, pada metode ini output dari prototype dapat dikembangkan secara terus-menerus hingga memenuhi prosedur dan fungsi yang diinginkan atau dibutuhkan oleh stakeholder.

1.5.4. Metode Pengujian

Pada penelitian ini, metode pengujian yang digunakan yaitu Black Box Testing. Metode ini merupakan salah satu cara untuk melakukan pengujian terhadap fungsionalitas pada sebuah sistem yang telah dibuat 1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas tentang laporan Skripsi ini agar lebih mudah dipahami, maka peneliti membuat laporan dengan cara membuat

(21)

beberapa sub bab yang saling berkaitan antara bab satu dengan yang lainnya dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pertama ini berisi tentang latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab kedua ini berisi tentang teori–teori sebagai konsep dasar dalam proses pembuatan sistem dan beberapa pengertian yang sesuai dengan penelitian sehingga menghasilkan sebuah karya ilmiah yang memiliki daya guna serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Pada bab ketiga ini berisi tentang gambaran umum PT Bhinneka Mentari Dimensi seperti sejarah singkat, struktur organisasi, tugas dan wewenang, serta pembahasan, perancangan sistem dan cara kerja rangkaian secara keseluruhan.

BAB IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

Pada bab keempat ini berisi tentang rancangan sistem yang diusulkan, flowchart sistem yang diusulkan, rancangan prototype, tampilan layer, konfigurasi sistem yang berjalan, testing, evaluasi, implementasi, dan estimasi biaya.

BAB V PENUTUP

(22)

Di bab terakhir ini yaitu kelima berisi tentang kesimpulan dan juga saran untuk perbaikan serta pengembangan untuk kedepannya agar dapat bermanfaat bagi peneliti maupun pembaca.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(23)

8

LANDASAN TEORI

2.1. Teori Umum

2.1.1. Konsep Dasar Perancangan 1. Definisi Perancangan

Terdapat beberapa pendapat dari para ahli yang menjelaskan mengenai definisi perancangan, diantaranya adalah sebagai berikut:

Menurut Triyono dkk yang dikutip dalam Sensi Journal Vol.4 No.2 (2018:4)[3], “Perancangan merupakan proses merencanakan segala sesuatu terlebih dahulu. Perancangan adalah wujud visual yang dihasilkan dari bentuk-bentuk kreatif yang telah direncanakan. Langkah awal dalam perancangan desain bermula dari hal-hal yang tidak teratur berupa gagasan atau ide-ide kemudian melalui proses penggarapan dan pengelolaan akan menghasilkan hal-hal yang teratur, sehingga hal-hal yang sudah teratur bisa memenuhi fungsi dan kegunaan secara baik. Perancangan merupakan penggambaran, perencanaan, pembuatan sketsa dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi”.

Menurut Simanungkalit (2017:14)[4], “Perancangan adalah proses penerapan berbagai teknik-teknik dan prinsip yang bertujuan untuk mendefinisikan sebuah peralatan, satu proses atau aplikasi secara detail yang memperbolehkan dilakukan realisasi fisik”.

Menurut Maimunah, dkk (2017:2)[5], “Setiap rancangan harus memenuhi kebutuhan penggunanya dan dapat berfungsi dengan baik, fungsi timbul sebagai akibat dari adanya kebutuhan manusia dalam usaha untuk

(24)

mempertahankan serta mengembangkan hidup dan kehidupannya di alam semesta ini”.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat simpulkan bahwa perancangan merupakan suatu gambaran atau proses untuk mengembangkan sesuatu yang baru dan bermanfaat sesuai dengan apa yang dibutuhkan.

2. Tujuan Perancangan

Menurut Sophian dalam karya ilmiah Irmalinda (2020:7)[6], “Tahap perancangan sistem mempunyai tujuan utama yaitu”:

a. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

b. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada Pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik yang lainnya yang terlihat.

2.1.2. Konsep Dasar Sistem 1. Definisi Sistem

Menurut Mulyati dkk, dalam Jurnal ICIT Vol. 04 No. 02 (2018:119)[7], “Sistem didefinisikan sebagai serangkaian tindakan yang saling berhubungan dan berkaitan untuk melakukan dan mencapai tugas bersama-sama”.

Menurut Jogiyanto dalam Mauluddin, dan Santini (2017:12)[8],

“Sistem sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

(25)

Menurut Maniah dan Dini Hamidini (2017:1)[9] dalam bukunya menyatakan bahwa “Sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari elemen-elemen berupa data, jaringan kerja, dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, sumber daya manusia, teknologi baik hardware maupun software yang saling berinteraksi sebagai satu kesatuan untuk mencapai tujuan/sasaran tertentu yang sama”.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat simpulkan bahwa sistem merupakan suatu kumpulan dari beberapa komponen yang saling berkaitan dan berinteraksi guna mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Karakteristik Sistem

Menurut Hutahaean (2015:3)[10], “Supaya sistem itu dikatakan sistem yang baik memiliki karakteristik yaitu”:

1. Komponen

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

2. Batas Sistem (Boundary)

Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batasan suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)

(26)

Lingkungan luar sistem (environment) adalah diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus tetap dijaga dan yang merugikan yang harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

4. Penghubung Sistem (Interface)

Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber sumber daya mengalir dari sub sistem ke sub sistem lain. Keluaran (output) dari sub sistem akan menjadi masukkan (input) untuk subsistem lain melalui penghubung

5. Masukan Sistem (Input)

Masukkan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem, yang dapat berupa perawatan (maintenance input), dan masukkan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan agar sistem dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Contoh dalam sistem Komputer program adalah maintenance input sedangkan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

6. Keluaran Sistem (Output)

Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan Contoh komputer menghasilkan panas yang merupakan sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.

7. Pengolahan Sistem

(27)

Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, sistem akuntansi akan mengolah data menjadi laporan-laporan keuangan.

8. Sasaran Sistem

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective).

Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

3. Klasifikasi Sistem

Menurut Hutahaean (2015:6)[10], “Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang”:

1. Klasifikasi sistem sebagai:

a. Sistem Abstrak (Abstract System)

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran- pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik.

b. Sistem Fisik (Physical System)

Sistem fisik adalah sistem yang ada secara fisik.

2. Sistem diklasifikasikan sebagai:

a. Sistem Alamiah (Natural System)

Sistem alamiah adalah system yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia. Misalnya system perputaran bumi.

b. Sistem Buatan Manusia (Human Made System).

(28)

Sistem yang dibuat oleh manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin (human machine system).

3. Sistem diklasifikasikan sebagai:

a. Sistem Tertentu (Deterministic System)

Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang sudah diprediksi sebagai keluaran sistem yang dapat diramalkan.

b. Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)

Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistik.

4. Sistem diklasifikasikan sebagai:

a. Sistem Tertutup (Close System)

Sistem tertutup adalah sistem yang tidak terpengaruh dan tidak berhubungan dengan lingkungan luar, sistem bekerja otomatis tanpa ada turut campur lingkungan luar. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, kenyataannya tidak ada sistem yang benar- benar tertutup, yang ada hanya relatively closed system.

b. Sistem Terbuka (Open System)

Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima input dan output dari lingkungan luar atau subsistem lainnya. Karena sistem terbuka terpengaruh lingkungan luar maka harus mempunyai pengendali yang baik.

5. Sistem diklasifikasikan sebagai:

(29)

a. Sistem Alamiah (Natural System)

Sistem alamiah adalah system yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia. Misalnya system perputaran bumi.

b. Sistem Buatan Manusia (Human Made System).

Sistem yang dibuat oleh manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin (human machine system).

6. Sistem diklasifikasikan sebagai:

c. Sistem Tertentu (Deterministic System)

Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang sudah diprediksi, sebagai keluaran sistem yang dapat diramalkan.

d. Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)

Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistik.

7. Sistem diklasifikasikan sebagai:

c. Sistem Tertutup (Close System)

Sistem tertutup adalah sistem yang tidak terpengaruh dan tidak berhubungan dengan lingkungan luar, sistem bekerja otomatis tanpa ada turut campur lingkungan luar. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, kenyataannya tidak ada sistem yang benar- benar tertutup, yang ada hanya relatively closed system.

d. Sistem Terbuka (Open System)

(30)

Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima input dan output dari lingkungan luar atau subsistem lainnya. Karena sistem terbuka terpengaruh lingkungan luar maka harus mempunyai pengendali yang baik.

2.1.3. Konsep Dasar Informasi 1. Definisi Informasi

Menurut Rafika dkk (2016:2)[11], “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya. Informasi adalah hasil dari pengolahan data dalam bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk mengambil keputusan”.

Menurut Sitohang (2018:7)[12], “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerima”.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat simpulkan bahwa informasi adalah sekumpulan data yang sudah diolah sedemikian rupa ke dalam bentuk yang berguna bagi penerima informasi tersebut.

2. Kualitas Informasi

Menurut Tata Sutabri dalam Azizah, dkk (2017:16)[13], “Kualitas suatu informasi tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus akurat, tepat waktu, dan relevan. Penjelasan tentang kualitas informasi tersebut dipaparkan di bawah ini”:

1. Akurat (Accurate), Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas

(31)

mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena biasanya dari sumber informasi sampai penerima informasi ada kemungkinan terjadi gangguan yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.

2. Tepat Waktu (Timelines), Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan suatu landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka berakibat fatal bagi organisasi.

3. Relevan (Relevance), Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya, dimana relevansi informasi untuk tiap-tiap individu berbeda tergantung pada yang menerima dan yang membutuhkan. Nilai informasi ditentukan oleh dua hal yaitu manfaat dan biaya. Suatu informasi dikatakan bernilai apabila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.

2.1.4. Konsep Dasar Data 1. Definisi Data

Menurut Martono dkk dalam Jurnal CCIT (2017:231)[14], “Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung kepada pemakai”.

Menurut Suprihadi, dkk (dalam Jurnal Maklumatika Sugeng Santoso dkk, 2019:132)[15], “Data adalah sekumpulan keterangan atau buku yang berisi sesuatu kenyataan yang masih mentah, berdiri sendiri, belum diorganisasikan dan belum diolah”.

(32)

Menurut Abdul Kodir (dalam Jurnal CCIT Martono dkk, 2017:231)[14], “Data adalah suatu gambaran dari suatu benda, kejadian, aktivitas dan transaksi, yang tidak memiliki makna atau tidak adanya pengaruh bagi pemakai secara langsung”.

Menurut Bambang Hartono (dalam Jurnal ICIT Giandari Maulani dkk, 2016:3)[16], “Data adalah hasil pengukuran dan pencatatan data terhadap fakta tentang sesuatu, keadaan, tindakan atau kejadian”.

Menurut Saputra (2017:5)[17], “Data merupakan bahan dasar yang diolah untuk dijadikan suatu informasi yang akan lebih berguna dan bermanfaat bagi pemakai informasi tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa data merupakan suatu informasi, nilai atau keterangan yang belum mempunyai makna dan harus diolah kembali agar data tersebut menjadi sebuah informasi yang berguna.

2. Pengolahan Data

Menurut George R. Terry Ph.D dalam buku karya Hutahaean (2015:8)[10], “Pengolahan data adalah serangkaian operasi atas informasi yang direncanakan guna mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan”.

Ada 8 unsur pokok pengolahan data, yaitu:

a. Membaca

b. Menulis, Mengetik c. Mencatat atau mencetak d. Menyortir

(33)

e. Menyampaikan atau memindahkan f. Menghitung

g. Membandingkan h. Menyimpan

2.1.5. Konsep Dasar Prototype 1. Definisi Prototype

Menurut Rafika, dkk (2016:3)[11], “Prototype adalah model produk yang mewakili hasil produksi yang sebenarnya”. Dari beberapa pendapat yang dikembangkan diatas disimpulkan bahwa prototype adalah proses pembuatan produk dalam perancangan”.

Menurut Fajarianto Otto (2016:55)[18], “Prototype didefinisikan sebagai alat yang memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara system berfungsi dalam bentuk lengkapnya, dan proses untuk menghasilkan sebuah prototype disebut prototyping”.

2.1.6. Konsep Dasar Internet of Things 1. Definisi Internet of Things

Menurut Roihan, dkk yang dikutip dari jurnal ICIT (2016:173)[19],

“Internet of Things, atau dikenal juga dengan singkatan IoT, merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas Internet yang tersambung secara terus-menerus. Adapun kemampuan

seperti berbagi data, remote control, dan sebagainya, termasuk juga pada benda di dunia nyata. Contohnya bahan pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor yang tertanam dan selalu aktif”.

(34)

Menurut Fredy, dkk (2017:2)[20], “Internet of Things (IoT) adalah sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas Internet yang tersambung secara terus-menerus, berikut kemampuan remote

control, berbagi data, dan sebagainya, termasuk pada benda-benda di dunia fisik. Bahan pangan, elektronik, peralatan apa saja, koleksi, termasuk benda hidup, yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor tertanam dan selalu “on”.

Menurut Cahyono (2020:30)[21], “Internet of Things (IoT) adalah sebuah konsep dimana suatu objek mati memiliki kemampuan untuk menerima dan mengirimkan sebuah data melalui koneksi jaringan”.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Internet of Things adalah sebuah konsep menghubungkan suatu perangkat keras ke jaringan Internet agar dapat berkomunikasi melalui jaringan tersebut.

2. Jenis-Jenis Flowchart

Menurut Agusvianto (2017:40)[22], “Ada beberapa jenis flowchart, diantaranya” :

a. Bagan alir sistem (Systems Flowchart)

b. Bagan pada alur dokumen (Document Flowchart)

c. Bagan pada alur skematis (Schematic Flowchart) d. Bagan pada alur program (Program Flowchart)

e. Bagan alur proses (Process Flowchart)

(35)

2.1.7. Konsep Dasar Flowchart 1. Definisi Flowchart

Menurut Sutanto, dkk (2017)[23], “Flowchart merupakan suatu teknik analisa yang digunakan untuk mendeskripsikan beberapa aspek dari sistem informasi dalam pola yang jelas, logikal dan ringkas”.

Menurut Ramadhan (2019:14)[24], “Flowchart adalah bentuk gambar atau diagram yang menggambarkan urutan proses secara mendetail dan antara suatu proses dengan proses lainnya dalam suatu program.

Flowchart mempermudah penyelesaian suatu masalah, khususnya masalah yang perlu dipelajari lebih lanjut”.

Menurut Ridlo (2017:5)[25], “Flowchart adalah alat pemetaan sederhana yang menunjukkan urutan tindakan dalam proses dalam bentuk yang mudah dibaca dan dikomunikasikan”.

Gambar 2.1. Simbol Flowchart

(36)

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Flowchart adalah suatu bentuk analisa yang menggambarkan alur proses suatu program secara jelas.

2. Jenis-Jenis Flowchart

Menurut Agusvianto (2017:40)[22], “Ada beberapa jenis flowchart, diantaranya” :

a. Bagan alur sistem (Systems Flowchart)

b. Bagan pada alur dokumen (Document Flowchart) c. Bagan pada alur skematis (Schematic Flowchart)

d. Bagan pada alur program (Program Flowchart) e. Bagan alur proses (Process Flowchart)

2.1.8. Konsep Dasar Monitoring 1. Definisi Monitoring

Menurut Roihan dkk (2016:173)[19], “Monitoring adalah penilaian secara terus menerus terhadap fungsi kegiatan-kegiatan program-program di dalam hal jadwal penggunaan input/masukan data oleh kelompok sasaran berkaitan dengan harapan-harapan yang telah direncanakan”.

Menurut Yahwe (2016:99)[26], “Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas objektif program.

Memantau perubahan yang fokus pada proses dan keluaran”.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Monitoring adalah proses yang dilakukan secara berkala untuk

(37)

pengumpulan dan analisa suatu data maupun informasi yang telah ditetapkan.

2.1.9. Konsep Dasar Elisitasi 1. Definisi Elisitasi

Menurut Iqbal Hanafri, dkk (2018:2)[27], “Elisitasi merupakan sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem”.

2. Tahap-Tahap Elisitasi

Menurut Azizah dkk dalam Jurnal CCIT Vol 8. No 2 (2018:80)[28],

“elisitasi melalui 4 tahap, yaitu”:

Tahap 1, mencakup semua kebutuhan sistem

Tahap 2, melakukan pengelompokan kebutuhan dengan metode MDI (Mandatory, Desirable, Inessential)

Tahap 3, melakukan pengelompokan dengan metode TOE (Technical, Operational, dan Economic)

Tahap Final

2.1.10. Konsep Dasar Pengujian 1. Definisi Pengujian

Menurut Debiyanti dkk dalam Jurnal Informatika Universitas Pamulang (2020:162)[29], “Pengujian perangkat lunak merupakan sebuah proses pengujian program yang dimaksudkan untuk mencari kesalahan pada

(38)

software. Pengujian juga bertujuan untuk memastikan bahwa software memiliki kualitas yang baik”.

Sedangkan menurut Adi dkk (2019:155)[30], “Pengujian adalah serangkaian aktivitas yang direncanakan dan teratur untuk menguji atau mengevaluasi kebenaran yang diinginkan. Aktivitas pengujian terdiri dari satu rangkaian di mana dapat menempatkan desain khusus uji coba yang spesifik”.

2.1.11. Konsep Dasar Controlling 1. Definisi Controlling

Menurut D. Prawironegoro dan A. Rivai yang dikutip oleh Asep Abdul dkk (2018:2)[31], “Pengawasan adalah suatu proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan sesuai dengan rencana, perintah, tujuan atau kebijakan yang telah ditentukan”.

2.1.12. Konsep Dasar Daya Listrik 1. Definisi Daya Listrik

Menurut Ulul (2019)[32], “Daya Listrik atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Electrical Power adalah jumlah energi yang diserap atau dihasilkan dalam sebuah sirkuit/rangkaian. Sumber energi seperti Tegangan listrik akan menghasilkan daya listrik sedangkan beban yang terhubung dengannya akan menyerap daya listrik tersebut. Dengan kata lain, Daya listrik adalah tingkat konsumsi energi dalam sebuah sirkuit atau rangkaian listrik. Kita mengambil contoh Lampu Pijar dan Heater (Pemanas), Lampu pijar akan menyerap daya listrik yang diterimanya dan mengubahnya

(39)

menjadi cahaya sedangkan Heater mengubah serapan daya listrik tersebut menjadi panas. Semakin tinggi nilai pada Watt-nya maka akan semakin tinggi pula daya listrik yang dikonsumsinya”.

2.1.13. Konsep Dasar Tegangan Listrik 1. Definisi Tegangan Listrik

Menurut Ulul (2019)[32], “Tegangan Listrik adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk memindahkan unit muatan listrik dari satu tempat ke tempat lainnya. Tegangan listrik yang dinyatakan dengan satuan Volt ini juga sering disebut dengan beda potensial listrik karena pada dasarnya tegangan listrik adalah ukuran perbedaan potensial antara dua titik dalam rangkaian listrik. Suatu benda dikatakan memiliki potensial listrik lebih tinggi daripada benda lain karena benda tersebut memiliki jumlah muatan positif yang lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah muatan positif pada benda lainnya. Sedangkan yang dimaksud dengan Potensial listrik itu sendiri adalah banyaknya muatan yang terdapat dalam suatu benda. Tegangan listrik dapat juga dianggap sebagai gaya yang mendorong perpindahan elektron melalui konduktor dan semakin tinggi tegangannya semakin besar pula kemampuannya untuk mendorong elektron melalui rangkaian yang diberikan. Muatan listrik dapat kita analogikan sebagai air di dalam sebuah tangki air, sedangkan Tegangan listrik dapat kita analogikan sebagai tekanan air pada sebuah tangki air, semakin tinggi tangki air di atas outlet semakin besar tekanan air karena lebih banyak energi yang dilepaskan”.

2.1.14. Konsep Dasar Arus Listrik 1. Definisi Arus Listrik

Menurut Ulul (2019)[32], “Arus listrik atau dalam bahasa Inggris sering disebut dengan Electric Current adalah muatan listrik yang mengalir

(40)

melalui media konduktor dalam tiap satuan waktu. Muatan listrik pada dasarnya dibawa oleh Elektron dan Proton di dalam sebuah atom. Proton memiliki muatan positif, sedangkan Elektron memiliki muatan negatif.

Namun, Proton sebagian besar hanya bergerak di dalam inti atom. Jadi, tugas untuk membawa muatan dari satu tempat ke tempat lainnya ini ditangani oleh Elektron. Hal ini dikarenakan elektron dalam bahan konduktor seperti logam sebagian besar bebas bergerak dari satu atom ke atom lainnya. Atom dalam bahan konduktor memiliki banyak elektron bebas yang bergerak dari satu atom ke atom lainnya dengan arah yang acak (random atau tidak teratur) sehingga tidak mengalir ke satu arah tertentu.

Namun ketika diberikan Tegangan pada konduktor tersebut, semua elektron bebas akan bergerak ke arah yang sama sehingga menciptakan aliran arus listrik”.

2.1.15. Konsep Dasar Black Box Testing 1. Definisi Black Box Testing

Menurut Untung Rahardja, dkk (2018:79)[33], “Black Box Testing adalah pengujian untuk mengetahui fungsi-fungsi perangkat lunak yang telah berjalan sesuai dengan kebutuhan”.

Menurut Syed Roohullah Jan, et al (2016:683)[34], mengatakan bahwa “Black Box Testing is a software testing technique which play an important role in software testing”. Maksudnya, Black Box Testing adalah suatu teknik pengujian perangkat lunak yang memainkan peran penting dalam pengujian perangkat lunak.

(41)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Black Box Testing berfungsi untuk dilakukan pengujian sistem yang sudah dibuat apakah sudah sesuai dengan harapan.

2. Kelebihan Black Box Testing

Menurut Reynaldi Yosfino Kermite, dkk (2017:32)[35], ada beberapa kelebihan dalam Black Box Testing adalah sebagai berikut:

1. Perincian aplikasi dapat dilakukan diawal dan pengujian dapat dilakukan berdasarkan perincian spesifikasi aplikasi tersebut.

2. Dapat dipakai untuk menilai konsistensi suatu aplikasi dan tidak perlu melihat kode program secara detail.

3. Kelemahan Black Box Testing

Menurut Reynaldi Yosfino Kermite, dkk (2017:32)[35], ada beberapa kelemahan dalam Black Box Testing adalah sebagai berikut:

1. Apabila keperluan perangkat lunak yang dikembangkan tidak begitu jelas, pembuatan dokumentasi yang tepat akan sedikit sulit.

2. Pengguna akan merasa kurang yakin dengan perangkat lunak yang diuji apakah lolos dalam standar pengujian.

2.2. Teori Khusus

2.2.1. Konsep Dasar Mikrokontroler 1. Definisi Mikrokontroler

Menurut Rahim dkk (2015:2)[36], “Mikrokontroler merupakan keseluruhan sistem komputer yang dikemas menjadi sebuah chip di mana di

(42)

dalamnya sudah terdapat Mikroprosesor, I/O, Memori bahkan ADC, berbeda dengan Mikroprosesor yang berfungsi sebagai pemroses data”.

Menurut Rudi dkk (2017:15)[37], “Mikrokontroler adalah sebuah chip yang berfungsi sebagai pengendali rangkaian elektronik dan umumnya dapat menyimpan program umumnya terdiri dari CPU (Central Processing Unit), memori, I/O tertentu dan unit pendukung seperti Analog-to-Digital Converter (ADC) yang sudah terintegrasi di dalamnya”.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa mikrokontroler adalah sebuah chip yang sudah terintegrasi meliputi CPU, memori, I/O, maupun ADC yang dapat menyimpan sebuah program.

2. Klasifikasi Mikrokontroler

Mikrokontroler memiliki beberapa klasifikasi yaitu sebagai berikut:

1. ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB) 2. RAM berkapasitas 68 byte

3. EEPROM (memori data) berkapasitas 64 byte 4. Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit)

5. Timer/Counter 8 bit dengan prescaler

6. Fasilitas pemrograman di dalam sistem (ICSP = In Circuit Serial Programing)

Beberapa fitur yang umumnya ada di dalam mikrokontroler adalah sebagai berikut:

1. RAM (Random Access Memory)

(43)

RAM digunakan oleh mikrokontroler untuk tempat penyimpanan variabel. Memori ini bersifat volatile yang berarti akan kehilangan semua datanya jika tidak mendapatkan catu daya.

2. ROM (Read Only Memory)

ROM seringkali disebut sebagai kode memori karena berfungsi untuk tempat penyimpanan program yang akan diberikan oleh user.

3. Register

Merupakan tempat penyimpanan nilai–nilai yang akan digunakan dalam proses yang telah disediakan oleh mikrokontroler.

4. Special Function Register

Merupakan register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalannya mikrokontroler. Register ini terletak pada RAM.

5. Input dan Output Pin

Pin input adalah bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar, pin ini dapat dihubungkan ke berbagai media inputan seperti keypad, sensor, dan sebagainya. Pin output adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan signal dari hasil proses algoritma mikrokontroler

6. Interrupt

Interrupt bagian dari mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi, sehingga ketika program utama sedang berjalan, program utama tersebut dapat diinterupsi dan menjalankan program interupsi terlebih dahulu.

(44)

2.2.2. Konsep Dasar Arduino IDE 1. Definisi Arduino IDE

Menurut Ilhami, dkk (Ilhami, 2019:147)[38], “Arduino sebenarnya adalah perangkat lunak IDE (Integrated Development Environment).

Sebuah perangkat lunak yang memudahkan kita mengembangkan aplikasi mikrokontroler mulai dari menuliskan source program, kompilasi, upload hasil kompilasi, dan uji coba secara terminal serial”.

Adapun menurut Pasha dalam International Journal of New Technology and Research (2016:21)[39], “The Arduino IDE is integrated development software present for arduino device and helps to code the Arduino microcontrollers to interface the sensors and other Type of components and perform the operation on both local and global domain with the help of library functions”.

Berdasarkan dua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Arduino IDE (Integrated Development Environment) merupakan software arduino yang menyediakan beberapa fasilitas seperti menulis source code program, upload source code, dan pengujian secara serial monitor yang biasa digunakan untuk mengembangkan sebuah aplikasi mikrokontroler.

2.2.3. Konsep Dasar ESP8266 1. Definisi ESP8266

Menurut Budoyo (2019:54)[40], “ESP8266 adalah sebuah embedded chip yang di desain komunikasi berbasis wifi. Chip ini memiliki output serial TTL dan GPIO (General Purpose Input/Output). ESP8266 dapat digunakan secara sendiri (Standalone) maupun digabungkan dengan

(45)

pengendali lainnya seperti mikrokontroler ESP8266 memiliki kemampuan untuk networking yang lengkap dan menyatu baik sebagai client maupun Access Point”.

Adapun menurut Sachio, dkk (2017:38)[41], “ESP8266 Microcontroller adalah microcontroller yang dirancang oleh Espressif System, ESP8266 dirancang agar Wi-Fi terintegrasi secara langsung, sehingga ESP8266 tidak memerlukan modul Wi-Fi”.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa ESP8266 adalah sebuah chip terintegrasi yang dapat menyambungkan dengan wifi secara langsung tanpa perlu tambahan modul lain.

2. Spesifikasi ESP8266

Menurut Sachio, dkk (2017:38)[41], “Microcontroller ESP8266 memiliki spesifikasi sebagai berikut”:

a. Menggunakan CPU Tensilica L106

b. Memiliki Wi-Fi yang bekerja pada peraturan IEEE 802.11 b/g/n c. Memiliki ADC 10 bit dengan 1 pin Analog

d. Memiliki 10 input / output digital

e. Dukungan eksternal Memori flash 512 kb (kilobyte) - 4 MB (Mega Byte)

2.2.4. Konsep Dasar Modul ESP8266 NodeMCU 1. Definisi Modul NodeMCU ESP8266

Menurut Ilham (2018:3)[42], “Modul wifi ESP8266 NodeMCU merupakan sebuah open source platform IoT dan pengembangan kit yang

(46)

menggunakan bahasa pemrograman Lua untuk membantu programmer dalam membuat prototipe produk IoT atau bisa memakai sketch dengan arduino IDE untuk memprogramnya. Modul Wifi ESP8266 NodeMCU merupakan turunan pengembangan dari modul platform IoT (Internet of Things) keluarga ESP8266. Pengembangan Kit ini mengintegrasikan GPIO, PWM (Pulse Width Modulation), I2C, dan ADC (Analog to Digital Converter) semua dalam satu board. Keunikan dari NodeMCU ini sendiri yaitu Boardnya yang berukuran sangat kecil yaitu panjang 4.83 cm, lebar 2.54 cm, dengan berat 7 gram serta dengan daya yang rendah untuk menyalakannya. walaupun ukurannya yang kecil, board ini sudah dilengkapi dengan fitur Wi-Fi”.

Gambar 2.1. Modul NodeMCU ESP8266

(47)

2.2.5. Konsep Dasar NodeMCU ESP8266 Base Plate 1. Definisi NodeMCU ESP8266 Base Plate

Menurut Ilham (2018:3)[42], “Papan Basis Ekspansi NodeMCU ESP8266 adalah papan ekspansi yang dirancang untuk bekerja dengan NodeMCU V3 ESP8266 ESP-12E. Didukung oleh input DC 6V hingga 24V, ia menyediakan daya dukungan untuk mengoperasikan NodeMCU V3, dan menyediakan koneksi yang mudah ke semua pin input dan output untuk membantu Anda menghubungkan board NodeMCU Anda ke perangkat lain”.

Gambar 2.2. NodeMCU ESP8266 Base Plate

2.2.6. Konsep Dasar PZEM-004T 1. Definisi PZEM-004T

Menurut Asep (2018)[43], “PZEM-004T adalah sensor yang dapat digunakan untuk mengukur tegangan rms, arus rms dan daya aktif yang dapat dihubungkan melalui arduino ataupun platform open source lainnya.

Dimensi fisik dari papan PZEM-004T adalah 3,1 × 7,4 cm. Modul PZEM- 004T dibundel dengan kumparan trafo arus diameter 3mm yang dapat digunakan untuk mengukur arus maksimal sebesar 100A”.

(48)

Gambar 2.3. Sensor Arus PZEM-004T

2.2.7. Konsep Dasar Solid State Relay 1. Definisi Solid State Relay

Menurut Eko (2018:4)[44], “Pengertian dan fungsi solid state relay (SSR) sebenarnya sama dengan relay elektromekanik atau magnetic contactor (MC) yaitu sebagai saklar elektronik yang biasa digunakan atau diaplikasikan di industri-industri sebagai device pengendali.

Namun relay elektro mekanik memiliki banyak keterbatasan bila dibandingkan dengan SSR, salah satunya seperti siklus hidup kontak yang terbatas, mengambil banyak ruang, dan besarnya daya kontaktor relay.

Karena keterbatasan ini, banyak produsen relay menawarkan perangkat SSR dengan semikonduktor modern yang menggunakan SCR, TRIAC, atau output transistor sebagai pengganti saklar kontak mekanik. Output device (SCR, TRIAC, atau transistor) adalah optikal yang digabungkan sumber cahaya LED yang berada dalam relay. Relay akan dihidupkan dengan energi LED ini, biasanya dengan tegangan power DC yang rendah. Isolasi optik antara input dan output inilah yang menjadi kelebihan yang ditawarkan oleh SSR bila dibanding relay elektromekanik.

(49)

SSR juga berarti relay yang tidak mempunyai bagian yang bergerak sehingga tidak terjadi aus. SSR juga mampu menghidupkan dan mematikan dengan waktu yang jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan relay elektromekanik. Juga tidak ada pemicu percikan api antar kontak sehingga tidak ada masalah korosi kontak. Namun SSR masih terlalu mahal untuk dibuat dengan rating arus yang sangat tinggi. Sehingga, kontaktor elektromekanik atau relay konvensional masih terus mendominasi aplikasi- aplikasi di industri saat ini.

Salah satu keuntungan atau kelebihan yang signifikan dari SSR SCR dan TRIAC adalah kecenderungan secara alami untuk membuka sirkuit AC hanya pada titik nol arus beban. Karena SCR dan TRIAC adalah thyristor, dengan sifat hysteresisnya mereka mempertahankan kontinuitas sirkuit setelah LED de-energized sampai saat AC turun dibawah nilai ambang batas (holding current).

Secara praktis apa artinya semua ini, artinya adalah rangkaian tidak akan pernah terputus ditengah-tengah puncak gelombang sinus. Waktu pemutusan seperti yang ada dalam rangkaian yang mengandung induktansi besar biasanya akan menghasilkan lonjakan tegangan besar karena runtuhnya medan magnet secara tiba-tiba di sekitar induktansi. Hal seperti ini tidak akan terjadi saat pemutusan dilakukan oleh sebuah SCR atau TRIAC. Kelebihan fitur ini disebut zero-crossover switching.

Salah satu kelemahan dari SSR adalah kecenderungan mereka untuk gagal menutup kontak output mereka. Jika relay elektromekanik cenderung gagal saat membuka, solid state relay cenderung gagal saat menutup. Selain

(50)

harganya mahal mungkin karena kelemahan gagal menutup inilah yang menjadi pertimbangan untuk memakai SSR. Dan karena gagal saat membuka dianggap lebih aman dari pada gagal saat menutup, relay elektromekanik masih lebih disukai dibanding SSR dalam banyak aplikasi di industri”.

Gambar 2.4. Solid State Relay

2.3. Literature Review

2.3.1. Konsep Dasar Literature Review 1. Definisi Literature Review

Azizah, dkk dalam Jurnal Sensi Vol.3 No.2 (2017:185)[45]

berpendapat bahwa “Literature review adalah suatu tindakan memeriksa dan meninjau kembali suatu kepustakaan”.

Menurut Jesa Ariawan dan Sri Wahyuni dalam Jurnal Sisfotek Global (2015)[46], “Literature review adalah mempelajari teori-teori dan mencari informasi yang berhubungan dengan permasalahan sesuai dengan judul penelitian ini”.

Sementara, Hasibuan yang dikutip Ageng Setiani Rafika, dkk dalam Jurnal CCIT Vol.8 No.3 (2015)[47] menjelaskan bahwa “Literature review

(51)

berisi tentang uraian teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam literature review ini diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas tentang pemecahan masalah yang diuraikan sebelumnya pada perumusan masalah”.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa Literature Review merupakan suatu survey literature tentang penemuan- penemuan yang telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan topik penelitian.

2. Langkah-Langkah Melakukan Kajian Literature Review

Menurut suryo, dkk yang dikutip Ageng Setiani Rafika, dkk dalam Jurnal CCIT Vol.8 No.3 (2015)[47], Metode literature review ini dilakukan untuk menunjang metode observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam melakukan kajian literature review ini, langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi kesenjangan (identify gaps) dari penelitian ini.

b. Menghindari membuat ulang (reinventing the wheel) sehingga banyak menghemat waktu dan juga menghindari kesalahan – kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

c. Mengidentifikasikan metode yang pernah dilakukan dan yang relevan terhadap penelitian ini.

d. Meneruskan capaian penelitian sebelumnya sehingga dengan adanya studi pustaka ini, penelitian yang akan dilakukan dapat dibangun di atas platform pengetahuan atau ide yang sudah ada.

(52)

e. Untuk mengetahui orang lain yang spesialis dan mengerjakan di area penelitian yang sama, sehingga dapat terjaring dalam komunitas yang dapat memberi kontribusi sumber daya yang berharga.

3. Literature Review

1. Penelitian yang dilakukan oleh Bima Kurniawan (2020)[48] dengan judul “Rancang Bangun Sistem Smart Power untuk Mengontrol dan Memonitor Energi Listrik Berbasis Internet of Things (IoT)”. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang smart power sebagai alat monitoring tegangan, arus, daya aktif, daya reaktif, factor daya, frekuensi, dan energi listrik untuk memonitor sistem photovoltaic yang dapat dipantau melalui smartphone dan website berbasis Internet of things secara real time.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Vincent dkk (2020)[49] dengan judul

“Kotak Kendali Perangkat Elektronik Nirkabel untuk Aplikasi Smart Home”. Penelitian ini berhasil merancang purwarupa untuk kotak kendali perangkat elektronik nirkabel yang dapat dikendalikan oleh pengguna melalui smartphone, serta dapat dipindahkan dengan mudah karena penggunaannya sangat mirip dengan stopkontak pada umumnya.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Budi Artono dkk (2019)[50] dengan judul “Rancang Bangun Smart Plug untuk Sistem Monitoring dan Proteksi Hubung Singkat Listrik”. Penelitian ini membahas tentang desain dan unjuk kerja dari Smart Plug dirancang menggunakan perangkat lunak Autodesk Inventor Fusion 360. Simulasi dan pengujian Smart Plug dilakukan dengan skala laboratorium untuk memproteksi

(53)

secara spesifik, memonitoring energi listrik dan mengontrol peralatan dari jarak jauh melalui smartphone maupun web.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Fauzan Maskyur dan Fiqiana Prasetiyowati (2016)[2] dengan judul “Aplikasi Rumah Pintar (Smart Home) Pengendali Peralatan Elektronik Rumah Tangga Berbasis Web”.

Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup penggunanya dan dapat mengelola rumah dengan baik. Karena memudahkan pengguna untuk mengendalikan peralatan elektronik rumah tangga sehingga penggunaannya lebih efektif.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Danny Kurnianto dkk (2016)[51] dengan judul “Perancangan Sistem Kendali Otomatis Pada Smart Home Menggunakan Modul Arduino UNO”. Penelitian ini dapat bekerja dengan baik dengan tingkat keberhasilan sebesar 100%. Artinya bahwa sistem dapat bekerja secara otomatis Ketika terdeteksi adanya seseorang yang masuk ke dalam rumah dengan mengaktifkan fungsi-fungsi system seperti menghidupkan lampu, menyalakan perangkat pengusir nyamuk dan menghidupkan kipas angin saat suhu mencapai nilai diatas 27oC 6. Penelitian yang dilakukan oleh Ade Mubarok, Ivan Sofyan, Ali Akbar

Rismayadi, Ina Najiyah (2018)[52] dengan judul “Sistem Keamanan Rumah Menggunakan RFID, Sensor PIR dan Modul GSM Berbasis Mikrokontroler”. Penggunaan kunci solenoid dengan teknologi RFID sangat memungkinkan untuk mengganti konvensional yang ada, sehingga kunci pintu rumah sangat sulit di duplikat. Hal ini terjadi

(54)

karena untuk membuka pintu rumah harus menggunakan kartu RFID yang telah didaftarkan pada sistem mikrokontroler.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Santhoshsivan dkk (2019)[53] dengan judul “Home Automation Using SmartPlug”. Alat ini dibuat dengan tujuan untuk mengontrol, mengotomatiskan, dan memantau peralatan rumah tangga. Untuk membuat alat ini dibutuhkan sensor arus yang dihubungkan ke cloud melalui pengontrol yang terhubung ke Internet.

Dengan begitu pengguna dapat mengontrol konsumsi penggunaan listrik pada sebuah peralatan elektronik sepenuhnya.

8. Penelitian yang dilakukan oleh Jeong-Rae Cho dkk (2017)[54] dengan judul “Smart CCTV Security Service in IoT (Internet of Things) Environment”. Dalan penelitian tersebut menjelaskan layanan keamanan cctv pintar berbasis IoT untuk mencegah kejahatan di titik buta dan mencegah kebakaran atau bahaya yang tidak terduga. Dalam metode yang diusulkan, mobil RFC (Radio Control) dibuat dengan menggunakan Raspberry pie, dan kamera serta berbagai modul yang dipasang di mobil RC.

Berdasarkan literature review di atas sudah banyak melakukan penelitian berbasis Internet of Things (IoT). Maka, peneliti mengambil salah satu contoh untuk dijadikan acuan dari ke-8 (delapan) literature review di atas yang masih menggunakan LCD sebagai penampil informasi. Berbeda dengan penelitian ini yang dibuat menggunakan aplikasi blynk sebagai penampil informasi.

(55)

40

ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

3.1. Gambaran Umum PT Bhinneka Mentari Dimensi 3.1.1. Sejarah Singkat PT Bhinneka Mentari Dimensi

Gambar 3.1. Kantor PT. Bhinneka Mentari Dimensi

Sebagai toko online terpercaya di Indonesia, Bhinneka yang berdiri sejak 1993 telah dikenal sebagai toko komputer, laptop, gadget, dan aksesoris terlengkap. Berbagai produk original tersedia untuk menunjang aktivitas harian, peralatan dapur dan rumah tangga, hingga bisnis atau

(56)

kebutuhan profesional di kantor maupun tempat usaha. Beragam keperluan IT dan telekomunikasi, perangkat elektronik, sampai hobi dan perawatan tubuh ada di sini, disediakan oleh lebih dari 9.000 supplier. Bhinneka juga telah menjadi Apple Authorized Reseller (AAR), atau pemasar resmi untuk semua produk Apple.

Bidang Usaha PT Bhinneka Mentari Dimensi meliputi:

1. Online Store

2. Digital Printing Solution 3. Concept Store

4. Services

5. Communication 6. Software Application

3.1.2. Visi dan Misi PT Bhinneka Mentari Dimensi 1. Visi

Menjadi Pemimpin B2B ecommerce yang berfokus pada pelanggan.

2. Misi

• Mengembangkan ekosistem bisnis yang inovatif agar pembeli dan penjual dapat bertransaksi

• Menyediakan barang/jasa yang lengkap dan terpercaya dengan didukung oleh proses yang berkesinambungan

• Mencapai keunggulan operasional untuk menjaga profitabilitas

(57)

• Membangun lingkungan kerja yang luar biasa.

3.1.3. Struktur Organisasi PT Bhinneka Mentari Dimensi

Sebuah Perusahaan harus mempunyai suatu struktur yang digunakan untuk memudahkan pengkoordinasian, tugas dan wewenang serta tanggung jawab. Serta untuk menunjukkan rantai (garis) perintah dan perangkapan fungsi yang diperlukan dalam suatu perusahaan.

PT Bhinneka Mentari Dimensi mempunyai Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja sebagai berikut:

(58)

Gambar 3.2. Struktur Organisasi Perusahaan

(59)

3.1.4 Tugas dan Tanggung Jawab 1. President Director

a) Tugas

1. Mengorganisasi Visi dan Misi perusahaan secara keseluruhan.

2. Menunjuk orang untuk memimpin divisi tertentu.

3. Meeting rutin dengan para pemimpin senior perusahaan.

4. Menyusun Formula dan Strategi untuk mengarahkan bisnis.

5. Mengikuti situasi kompetisi Internal dan Eksternal.

6. Mengevaluasi kesuksesan perusahaan.

b) Tanggung Jawab

1. Membuat kebijakan – kebijakan dalam perusahaan yang dipimpin

2. Memilih, menentukan, dan mengawasi pekerjaan setiap karyawan.

3. Menyetujui anggaran tahunan perusahaan dan melaporkan laporan pada pemegang saham.

4. Bertanggung jawab atas kerugian yang dialami oleh perusahaan.

2. Top Management a) Tugas

1. Membuat perencanaan, khususnya perencanaan strategis perusahaan.

2. Menetapkan tujuan strategis perusahaan.

(60)

3. Menyusun strategi yang akan dijalankan perusahaan.

4. Mengarahkan, mengatur dan mengawasi manajer yang berada dibawahnya.

5. Memaksimalkan semua sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.

b) Tanggung Jawab

1. Bertanggung jawab atas semua yang dilakukan oleh manajemen dibawahnya.

3. SBU – DPS a) Tugas

1. Bekerja sesuai standar dan aturan.

2. Bekerja sesuai SOP cetak.

3. Menyiapkan peralatan mesin cetak.

4. Merawat mesin cetak.

5. Mencetak bahan dengan baik.

6. Melaporkan hasil pekerjaan.

7. Melaksanakan tugas kedinasan.

b) Tanggung Jawab

1. Memahami SPK atau Surat Perintah Kerja.

2. Melaksanakan sistem manajemen.Memahami instruksi kerja.

Gambar

Gambar 2.1. Simbol Flowchart
Gambar 2.1. Modul NodeMCU ESP8266
Gambar 2.2. NodeMCU ESP8266 Base Plate
Gambar 2.3. Sensor Arus PZEM-004T
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pada penelitian ini peneliti merancang sebuah sistem pengontrolan lampu berbasis Internet of Things (IoT) dan berbasis web yang dapat digunakan untuk mengontrol lampu dan

Merancang dan membuat alat sistem Smart Toilet berbasis Internet of Things dapat dilakukan dengan menghubungkan sensor PIR sebagai penghitung jumlah pengguna toilet,

Penggunaan internet di dunia sudah meluas dan telah banyak menghasilkan sebuah konsep terbaru yang bernama Internet of Things konsep ini berdasarkan dengan

Oleh karena itu, telah dirancang sebuah alat berbasis Internet of Things (IoT) menggunakan NodeMCU ESP8266 sebagai mikrokontroler-nya. Alat ini menggunakan tiga

Dari percobaan penelitian ini dapat di simpulkan bahwa : Berdasarkan hasil pengujian pada user dengan persentase eror tiap percobaan dari pengujian yang ditujukan kepada

Berdasarkan perancangan dan pengujian yang telah di lakukan maka diambil kesimpulan bahwa SIstem Pendeteksi Gerakan Berbasis Internet of Things (IoT) dalam kasus

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Sistem Monitoring Kualitas Air pada Autonomous Underwater Vehicle dengan Metode Fuzzy Berbasis Internet of Things (IoT)

Penelitian ini menggunakan NodeMCU ESP8266 sebagai mikrokontroler, Infra Red sensor untuk mendeteksi mobil di slot parkir, ketika masuk dan meninggalkan lahan