• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA BERDASARKAN INTERPRETASI CITRA QUICKBIRD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA BERDASARKAN INTERPRETASI CITRA QUICKBIRD"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

112 Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013

KOTA YOGYAKARTA BERDASARKAN INTERPRETASI

CITRA QUICKBIRD

Sudaryanto dan Melania Swetika Rini*

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui tingkat ketelitian hasil interpretasi citra Quickbird skala 1:5400 tahun 2008 untuk interpretasi penggunaan lahan; (2) memperoleh informasi penggunaan lahan dilihat dari aspek luas dan jenis penggunaan lahan di daerah penelitian.

Penelitian ini menggunakan citra Quickbird skala 1:5400 perekaman tahun 2008. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik penginderaan jauh khususnya interpretasi citra Quickbird dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Populasi penelitian ini adalah unit-unit penggunaan lahan di wilayah administrasi Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta. Teknik sampling untuk uji ketelitian adalah proporsional dan purposive sampling, jumlah sampel ditentukan berdasar Formula Anderson. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, observasi dan interpretasi citra dengan pendekatan interpretasinya adalah photomorphic.

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah uji ketelitian hasil interpretasi dengan Confusion Matrix Calculation, analisis SIG (Overlay). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) hasil interpretasi citra Quickbird memiliki ketelitian sebesar 90,02%; (2) Berdasarkan klasifikasi penggunaan lahan menurut Sutanto (1981) pada level 3 maka jenis penggunaan lahan dan luas penggunaan lahan hasil interpretasi dan cek lapangan di daerah penelitian terdiri dari penggunaan lahan untuk permukiman sebesar 477, 861 Ha, Perdagangan (31, 092 Ha), Industri (24, 741 Ha), Lahan Transportasi (40, 364 Ha), Lahan Jasa ( 127, 483 Ha), Lahan Rekreasi ( 18, 889 Ha), Lahan Pertania (94, 693 Ha), Lahan untuk Ibadah ( 3, 951 Ha) dan Lahan untuk lain-lain sebesar 21, 364 Ha.

Kata Kunci: Penggunaan Lahan, Citra Quickbird, Penginderaan Jauh, SIG

*

... PENDAHULUAN

Kota dengan segala sarana dan fasilitasnya merupakan tempat bagi penduduk untuk melakukan berbagai macam aktivitas. Bertambahnya jumlah penduduk baik itu disebabkan oleh pertambahan alami maupun migrasi berimplikasi pada semakin besarnya tekanan penduduk atas pemanfaatan lahan kota. Bentuk penggunaan lahan suatu perkotaan mencerminkan aktivitas penduduk di wilayah tersebut. Bertambahnya jumlah penduduk baik itu

disebabkan oleh pertambahan alami maupun migrasi berimplikasi pada semakin besarnya tekanan penduduk atas pemanfaatan lahan kota. Tuntutan akan kebutuhan lahan untuk tempat tinggal/kawasan hunian serta untuk sarana menunjang fasilitas-fasilitas lain dan pendukungnya juga semakin meningkat. Hal ini akan menjadi persoalan bagi perencana, pengelola kota maupun penduduk itu sendiri apabila penggunaannya tidak sesuai dengan pemanfaatan

(2)

yang semestinya. Untuk mengetahui penggunaan lahan di kawasan perkotaan maka diperlukan peta aktual penggunaan lahan sebagai dasar bagi perencanaan dan pengelolaan kota.

Untuk mengetahui penggunaan lahan pada kawasan perkotaan maka diperlukan data penginderaan jauh yakni berupa citra Quickbird. Citra tersebut diekstrak sehingga dapat diperoleh informasi mengenai jenis pemanfaatan lahan di wilayah kajian penelitian. Hasil interpretasi citra Quickbird pada penggunaan lahan level III menurut Sutanto (1986) selanjutnya diolah dengan perangkat lunak Sistem Informasi Geografi (SIG). keuntungan penggunaan SIG adalah data dapat diolah lebih cepat, efisien dan dapat ditayangkan kembali karena data tersimpan dalam bentuk digital yang kemudian hasilnya berupa peta digital penggunaan lahan.

Salah satu bagian dari Kota Yogyakarta yang sangat dinamis perkembangan penggunaan lahannya adalah Wilayah Kecamatan Umbulharjo, Kecamatan Umbulharjo dengan luas wilayah 812 ha merupakan salah satu wilayah kecamatan pinggiran di Kota Yogyakarta yang sedang mengalami perkembangan fisik kota yang pesat. Perkembangnan wilayah ini tidak terlepas dari pengaruh dibangunnya terminal Giwangan dan jalan lingkar selatan sehingga keberadaannya mendorong pemanfaatan lahan di daerah sekitarnya.

Penggunaan lahan di Kecamatan Umbulharjo pada pada tahun 1996 tercatat untuk lahan pertanian seluas 166,12 ha, sementara permukiman menempati areal seluas 419,20 ha, lahan perdagangan seluas 17,4475, Lahan industri seluas 26,3057 ha, lahan transportasi seluas 72,40 ha, lahan untuk jasa seluas 74,9770 ha, lahan untuk rekreasi seluas 14,424 ha dan lahan untuk lain-lain seluas 28,425 ha (Purwantara dan Hadi, 1997). Penggunaan lahan yang relatif cepat

ini berimplikasi pada pola penataan ruang, kenyamanan hidup dan kondisi sosial ekonomi penduduk setempat.

Berdasarkan beberapa fakta di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut; (1) Seberapa besar tingkat ketelitian hasil interpretasi citra Quickbird pankromatik berwarna skala 1:5400 hasil perekaman tahun 2008 untuk interpretasi penggunaan lahan di wilayah Kecamatan Umbulharjo; (2) Bagaimana agihan penggunaan lahan dilihat dari aspek luas dan jenis penggunaan lahan di daerah penelitian?

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan teknik penginderaan jauh. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan photomorphic, dengan analisis interpretasi manual pada citra Quickbird, ceking lapangan dan SIG.

Untuk memudahkan dalam interpretasi penggunaan lahan diperlukan pedoman klasifikasi yakni berupa skema klasifikasi. Dalam penelitian ini mengacu pada skema klasifikasi menurut Sutanto (1986) sampai pada level 3. Sistem klasifikasi ini disesuaikan dengan daerah penelitian yakni daerah kota.

Sementara Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan formula

N =

4

2

N

pq

(Anderson, Lo 1996) Keterangan: N =Jumlah Sampel

p = Ketelitian yang diharapkan q = Selisih antara 100 dan p E =Kesalahan yang diterima

(3)

114 Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013 maka N = 2 10 15 85 4. .

= 51 sampel. Teknik pengambilan

sampel yang akan digunakan untuk keperluan penelitian ini adalah proporsional sampling dan

purposive sampling. Sementara Teknik pengumpulan

datanya dengan cara dokumentasi, observasi dan interpretasi citra. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah confusion matrix

calculation (untuk menguji ketelitian hasil

interpretasi) dan analisis SIG.

PEMBAHASAN

Berdasarkan uraian pada pembahasan di atas dapat ditarik sejumlah kesimpulan sebagai berikut:

1. Uji Ketelitian Hasil Interpretasi Citra Quickbird

Berdasarkan uji ketelitian dengan menggunakan Confusion Matrix Calculation diketahui bahwa tingkat ketelitian hasil interpretasi citra Quickbird berwarna skala 1:5400 tahun 2008 untuk interpretasi penggunaan lahan di Wilayah Kecamatan Umbulharjo adalah 90,02%. Hal ini sudah memenuhi standar sebagaimana yang dikemukakan oleh Anderson dalam Lo (1996) bahwa suatu hasil interpretasi dapat digunakan keperluan analisis jika tingkat ketelitiannya mencapai minimal 85%. Untuk lebih jelas dalam memahami bentuk dan luas penggunaan lahan hasil interpretasi citra Quickbird lihat tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Bentuk dan Luas penggunaan Lahan di Kec. Umbulharjo Berdasarkan Citra Quickbird Tahun 2008 No Bentuk Penggunaan Lahan Luas (ha)

1. Permukiman -a. Teratur 96,901 b. Setengah Teratur 85,773 c. Tidak Teratur 295,187 2. Perdagangan -a. Pasar 5,472 b. Pom bensin 1,415 c. Pertokoan 23,616 d. Pusat perbelanjaan 0,589 3. Industri -a. Pabrik/perusahaan 16,769 b. Gudang 7,972 4. Transportasi -a. Jalan 40,364 b. Stasiun/terminal 5,915 5. Jasa Kelembagaan -a. Perkantoran 33,217 b. Kampus 23,453 c. Sekolah 29,976 d. Rumah sakit 4,332 Non kelembagaan(Perhotelan) 3,288 6. Rekreasi -a. Kebun binatang 8,149

b. Lapangan Olah raga 2,102

c. Stadion 6,787

d. Gedung Olah raga 1,851

7. Tempat Ibadah -a. Masjid 3,372 b. Gereja 0,509 c. Wihara 0,07 8. Pertanian -a. Sawah 85,113 b. KC 9,580 9 Lain-lain -a. Kuburan 10,425 b. Lahan Kosong 7,232

c. Lahan Sedang dibangun 2,580

Jumlah 812,00

(4)

Berdasarkan Tabel 1 di atas diketahui bahwa penggunaan lahan untuk permukiman menempati area seluas 477,861 hektar. Sementara penggunaan lahan jasa sebesar 91,760 hektar. Penggunaan lahan perdagangan (31, 092 Ha), industri (24, 741 Ha), lahan transportasi (40, 364 Ha), Lahan Jasa (127, 483 Ha), Lahan Rekreasi (18, 889 Ha), Lahan Pertanian (94, 693 Ha), Lahan untuk Ibadah ( 3, 951 Ha) dan Lahan untuk lain-lain sebesar 21, 364 Ha. Uraian Sebaran masing-masing bentuk penggunaan lahan tahun 2008 akan dijelaskan pada paragraf di bawah ini.

a. Penggunaan lahan untuk permukiman

Di daerah penelitian penggunaan lahan untuk permukiman pada 2008 menempati area seluas 477,861 hektar. Rincian penggunaan lahan untuk permukiman dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Luas Permukiman di Kec. Umbulharjo Bentuk Permukiman Luas (ha)

1. Peraturan teratur (PT) 96,901 2. Peraturan semi teratur (PST) 85,773 3. Permukiman tidak teratur (PTT) 295,187

Jumlah 477,861

Sumber: Hasil interpretasi citra Quickbird dan cek lapangan

b. Penggunaan Lahan untuk Perdagangan

Di Kecamatan Umbulharjo perdagangan terkonsentrasi di jalan-jalan utama seperti Jalan Kusumanegara, Jalan Menteri Supeno, Jalan Veteran dan Jalan Pramuka.

Tabel 3. Penggunaan Lahan untuk Perdagangan tahun 2008

Penggunaan Lahan Luas (ha)

1. Pasar 5,472 2. Pom Bensin 1,415 3. Pertokoan 23,616 4. Pusat Perbelanjaan 0,589

Jumlah 31,092

Sumber: hasil interpretasi citra Quickbird dan cek lapangan

c. Penggunaan Lahan Untuk Industri

Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa penggunaan lahan untuk Industri dikategorikan menjadi 2 jenis, yakni lahan untuk perusahaan/ pabrik dan gudang. Perusahaan/pabrik seluas 16,769 hektar dan penggunaan lahan gudang menempati lahan seluas 7,972 hektar.

Tabel 4. Penggunaan Lahan untuk Industri Tahun 2008 Penggunaan Lahan Luas (ha)

1. Perusahaan/pabrik 16,769 2. Gudang 7,972

Jumlah 24,741

Sumber: hasil interpretasi citra Quickbird dan cek lapangan

d. Penggunaan Lahan untuk Transportasi Tabel 5. Penggunaan Lahan untuk Transportasi Tahun 2008

Penggunaan Lahan Luas (ha)

1. Jalan 40,364 2. Terminal/stasiun 5,915

Jumlah 45,364

Sumber: hasil interpretasi citra Quickbird dan cek lapangan

(5)

116 Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013

Penggunaan lahan untuk trasportasi diklasifikasi menjadi 2, yaitu lahan untuk jalan dan lahan untuk terminal. Berdasarkan hasil interpretasi citra Quickbird lahan untuk terminal menempati areal seluas 5,915 hektar. Sementara penggunaan lahan untuk jalan seluas 40,364 hektar.

e. Penggunaan Lahan untuk Jasa

Tabel 6. Penggunaan Lahan untuk Jasa Tahun 2008

Penggunaan Lahan Luas (ha)

Jasa Kelembagaan -1. Perkantoran 33,217 2. Kampus 23,453 3. Sekolah 29,976 4. Rumah Sakit 4,332 Jasa non- kelembagaan -1. Hotel 3,288

Jumlah 127,483

Sumber: hasil interpretasi citra Quickbird dan cek lapangan

Penggunaan lahan untuk jasa pada penelitian ini dibagi menjadi dua, yakni (1) penggunaan lahan jasa yang besifat kelembagaan yang (meliputi lahan untuk perkantoran, kampus, sekolah, rumah sakit/puskesmas) dan (2) penggunaan lahan jasa yang bersifat non kelembagaan (perhotelan).

f. Penggunaan Lahan untuk Rekreasi

Tabel 7. Penggunaan Lahan untuk Rekreasi Tahun 2008

Penggunaan Lahan Luas (ha)

1. Kebun Binatang 8,149 2. Lapangan Olah raga 2,102 3. Stadion 6,787 4. Gedung Olah raga 1,851

Jumlah 18,889

Sumber: Hasil interpretasi citra Quickbird dan cek lapangan

Berdasarkan hasil interpretasi citra Quickbird penggunaan lahan lapangan olah raga mempunyai luas 2.102 hektar, kebun binatang (8,149 hektar), stadion seluas 6,787 hektar dan gedung olah raga (1,851 hektar)

g. Penggunaan Lahan untuk Pertanian

Penggunaan lahan pertanian digolongkan menjadi dua macam yakni lahan pertanian untuk sawah dan Kebun Campuran. Secara keseluruhan luas sawah di Kecamatan Umbulharjo adalah 85,113 hektar.

Tabel 8. Penggunaan Lahan untuk Pertanian Tahun 2008

Penggunaan Lahan Luas (ha)

Pertanian

-1. Sawah 85,113

2. KC 9,580

Jumlah 94,693

Sumber: Hasil interpretasi citra Quickbird dan cek lapangan

(6)

h. Penggunaan Lahan untuk Tempat Ibadah

Penggunaan lahan tempat ibadah meliputi masjid/mushola, gereja dan wihara. Penggunaan lahan masjid menempati areal seluas 3,272 hektar, gereja (0,509) dan wihara seluas 0,07 hektar.

Tabel 9. Penggunaan Lahan untuk Tempat Ibadah Tahun 2008

Penggunaan Lahan Luas (Ha)

Tempat Ibadah -1. Masjid 3,372 2. Gereja 0,509 3. Wihara 0,07

Jumlah 3,951

S umber: hasil interpretasi citra Quikbird dan cek lapangan

i. Penggunaan lahan untuk lain-lain

Penggunaan lahan ini diklasifikasikan menjadi 3 yaitu lahan untuk kuburan yang menempati areal seluas 10,425 hektar , lahan kosong (8,359 hektar) dan lahan sedang dibangun seluas (2,580 hektar).

KESIMPULAN

Berdasarkan uji ketelitian dengan menggunakan Confusion Matrix Calculation diketahui bahwa tingkat ketelitian hasil interpretasi pada citra Quickbird berwarna skala 1:5400 tahun 2008 untuk interpretasi penggunaan lahan di wilayah Kecamatan Umbulharjo adalah sebesar 90,02%. Adapun jenis penggunaan lahan yang ada di daerah penelitian berdasarkan pada klasifikasi penggunaan lahan menurut Sutanto (1986) yakni lahan untuk

permukiman sebesar 477, 861 Ha, Perdagangan (31, 092 Ha), Industri (24, 741 Ha), Lahan Transportasi (40, 364 Ha), Lahan Jasa (127, 483 Ha), Lahan Rekreasi (18, 889 Ha), Lahan Pertania (94, 693 Ha), Lahan untuk Ibadah (3, 951 Ha) dan Lahan untuk lain-lain sebesar 21, 364 Ha.

DAFTAR PUSTAKA

BPN, 2008. Kota Yogyakarta dalam Angka. Yogyakarta: Penerbit BPN,..

Dep PU, 2009. Pedoman Penyusunan Rencana Tata

Ruang Kawasan Perkotaan. Jakarta: Departemen

PU

Doni J. Widiantono dan Ishma Soepriadi, 2008. Menakar Kinerja Kota Kota Di Indonesia.

Bulletin Penata Ruang Nomor 1-4.

Eddy Prahasta, 2001. Sistem Informasi Geografis. Bandung: PT Informatika Bandung.

Lillesand, Thomas M. and Ralph W. Kiefer, 1994.

Remote Sensing and Image Interpretation. Second Edition. New York : John Wiley & Sons.

Lo, CP, 1996. Penginderaan Jauh Terapan. Terjemahan Bambang Purbowaseso. Judul Asli: Applied Remote Sensing. Jakarta: UI Press.

Mallingreau dan Rosalia, 1992. Land Use/ Land cover Cllassification in Indonesia. Indonesian Jurnal

of Geography volume III Nomor 2 1996 halaman 23-29.

Muhamad Irdian, 2009. Analisis Akurasi Citra Quickbird Untuk Keperluan Peta Dasar Pendaftaran Tanah. Tesis. Progam Pascasarjana ITB.

(7)

118 Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013

Nasution, 2004. Metode Research. Cetakan ke-7. Jakarta: Bumi Aksara.

Sutanto, 1986. Penginderaan Jauh untuk Penggunaan Lahan. Diktat Kuliah Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.

______, 1994a. Penginderaan Jauh Jilid 1. Cetakan

ke-3. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Suharsimi Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktek. Edisi Revisi IV. Jakarta:

Rineka Cipta.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Gambar

Tabel 1. Bentuk dan Luas penggunaan Lahan di Kec.
Tabel 4. Penggunaan Lahan untuk Industri Tahun 2008         Penggunaan Lahan Luas (ha) 1
Tabel  7.  Penggunaan  Lahan  untuk  Rekreasi Tahun  2008

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat dari huruf kanjinya, kata nomina atau meishi, terdiri dari dua huruf kanji, yaitu yang pertama adalah huruf kanji 名 yang dibaca mei, dan na yang berarti nama.. Sedangkan

Mencegah konversi tanah pertanian hendaknya pemerintah yang terdiri dengan para pemimpin nasional hendaknya membuat aturan tentang pelarangan alih fungsi tanah pertanian

Tanaman daun dewa memiliki struktur sekretori yang berupa trikoma kelenjar tipe asteraceae di bagian epidermis daun dan sel idioblas yang berisi sel minyak di

Akitivitas di bidang industri tahu melibatkan berbagai faktor untuk dapat tetap berproduksi dan tetap berlangsung. Faktor-faktor tersebut adalah modal, bahan baku, tenaga

27 Agustus 2013 tentang Penetapan Penyedia Barang / Jasa Kegiatan APBD Tahun Anggaran 2013 Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan dan Energi Kabupaten Labuhanbatu Selatan.. Nomor

Si crea in questo modo una community che usufruisce direttamente degli spazi verdi produttivi e una community di produttori che può avviare forme di micro impresa, vera

Pada Tersier Awal terjadi longsoran-longsoran akibat lereng yang curam dan batuan yang rapuh, kemudian terendapkan Granite wash yang berkembang pada dasar tebing sebagai hasil

Namun selama periode penelitian triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan II 2015, ROA sampel penelitian mengalami penurunan yang dibuktikan dengan tren ROA