• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENDALIAN BUSUK BUAH CABAI RAWIT (Capsicum frustescens) DENGAN TEKNOLOGI PELAPISAN LILIN LEBAH DAN PENYIMPANAN PADA SUHU RENDAH SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGENDALIAN BUSUK BUAH CABAI RAWIT (Capsicum frustescens) DENGAN TEKNOLOGI PELAPISAN LILIN LEBAH DAN PENYIMPANAN PADA SUHU RENDAH SKRIPSI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGENDALIAN BUSUK BUAH CABAI RAWIT (Capsicum frustescens) DENGAN TEKNOLOGI PELAPISAN LILIN LEBAH DAN

PENYIMPANAN PADA SUHU RENDAH

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Persyratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Program Studi Agroteknologi

Oleh:

Agung Prasetyo NIM : 201110200311063

JURUSAN AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016

(2)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

NAMA : AGUNG PRASETYO

NIM : 201110200311063

PROGRAM STUDI : AGROTEKNOLOGI

JURUSAN : AGRONOMI

FAKULTAS : PERTANIAN-PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

JUDUL : PENGENDALIAN BUSUK BUAH CABAI RAWIT

(Capsicum frustescens) DENGAN TEKNOLOGI PELAPISAN LILIN LEBAH DAN PENYIMPANAN PADA SUHU RENDAH

Skripsi ini telah diterima sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agroteknologi Jurusan Agronomi Fakultas

Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang

Mengesahkan,

(3)

SKRIPSI

PENGENDALIAN BUSUK BUAH CABAI RAWIT (Capsicum frustescens) DENGAN TEKNOLOGI PELAPISAN LILIN LEBAH DAN

PENYIMPANAN PADA SUHU RENDAH Dipersiapkan dan disusun oleh:

Agung Prasetyo (Nim. 201110200311063)

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 05 April 2016

Susunan Dewan Penguji Ketua Dewan Penguji/

Pembimbing Utama

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian-Peternakan

Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 30 Maret 2016

(4)

iv

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

NAMA : AGUNG PRASETYO

NIM : 201110200311063 JURUSAN : AGRONOMI

FAKULTAS : FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “PENGENDALIAN BUSUK BUAH CABAI RAWIT (Capsicum frustescens) DENGAN TEKNOLOGI PELAPISAN LILIN LEBAH DAN PENYIMPANAN PADA SUHU RENDAH” adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang diacu dalam naskah ini dan telah disebut sumbernya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi akademik.

Malang, 11 Mei 2016 Yang menyatakan

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

(5)

KATA PENGANTAR Assalamualaikum, wr, wb

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayat-Nya sehingga skripsi dengan judul “Pengendalian Busuk Buah Cabai Rawit (Capsicum frustescens) dengan Teknologi Pelapisan Lilin Lebah dan Penyimpanan Pada Suhu Rendah” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Dr. Ir. Ali Ikhwan, MP., sebagai kepala jurusan Agronomi

2. Prof. Dr. Ir. Dyah Roeswitawati, MS., sebagai pembimbing pertama 3. Ir. Henik Sukorini, MP. PhD., sebagai pembimbing kedua

4. Erfan Dani, S.P. MP., dan Dr. Ir. Muhidin, M.Si., sebagai penguji 5. Dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih kurang sempurna, namun demikian penulis tetap berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Malang, 10 Januari 2015

Penulis

(6)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

RINGKASAN ... xii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan ... 4

1.4. Hipotesis ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frustescens) ... 5

2.2. Struktur Buah Cabai Rawit (Capsicum frustescens) ... 8

2.3. Penyakit Pascapanen Cabai Rawit (Capsicum frustescens) ... 9

2.4. Pascapanen Cabai Rawit (Capsicum frustescens) ... 13

2.5. Teknologi Pelilinan ... 16

2.6. Teknologi Penyimpanan Suhu rendah ... 16

BAB III. METODE PENELITIAN ... 18

3.1. Tempat dan Waktu ... 18

3.2. Alat dan Bahan ... 18

3.3. Metode Percobaan ... 18

3.4. Pelaksanaan Penelitian ... 19

3.5. Analisis Penyajian Data ... 23

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 24

4.1. Hasil ... 24

4.2. Pembahasan ... 38

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 42

5.1. Kesimpulan ... 42

5.2. Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43

DOKUMENTASI ... 48

LAMPIRAN ... 50

(7)

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Kandungan Cabai Rawit...9 2. Kombinasi Perlakuan Konsentrasi Lilin dengan Suhu Penyimpanan ...19 3. Perhitungan Konsentrasi Lilin Lebah ...20 4. Susutan bobot buah cabai rawit pada 7-21 hari setelah penyimpanan

akibat perlakuan suhu penyimpanan dan konsentras lilin lebah ...23 5. Susutan bobot buah cabai rawit pada 28 hari setelah penyimpanan

akibat perlakuan suhu penyimpanan dan konsentras lilin lebah ...26 6. Intensitas kerusakan bukan karena penyakit pada 7-21 hari setelah

penyimpanan akibat perlakuan suhu penyimpanan dan konsentras

lilin lebah ...27 7. Insentitas kerusakan bukan karena penyakit pada 28 hari setelah

penyimpanan akibat perlakuan suhu penyimpanan dan konsentras

lilin lebah ...28 8. Intensitas serangan penyakit pada 7-21 hari setelah penyimpanan

akibat perlakuan suhu penyimpanan dan konsentras lilin lebah ...30 9. Intensitas seragan penyakit pada 28 hari setelah penyimpanan akibat

perlakuan suhu penyimpanan dan konsentras lilin lebah ...31 10. Total padatan terlarut cabai rawit pada 7-28 hari setelah penyimpanan

akibat perlakuan suhu penyimpanan dan konsentras lilin lebah ...32 11. Kadar vitamin C cabai rawit pada 21 dan 28 hari setelah

penyimpanan akibat perlakuan suhu penyimpanan dan konsentras

lilin lebah ...33

(8)

iv DAFTAR GAMBAR

Gambar. Teks Halaman

1.

A.

B.

Collectotrichum capsici...

Setae Collectotrichum capsici ...

Konidia Collectotrichum capsici ...

11 11 11 2.

A.

B.

C.

D.

3.

Gejala jamur Collectotrichum sp...

Gejala jamur Collectotrichum capsisi ...

Gejala jamur Collectotrichum demamtium ...

Gejala jamur Collectotrichum gloeosporioides...

Gejala jamur Collectotrichum acuatutum ...

Sampel cabai yang terserang penyakit pada penyimpanan suhu ruang ...

12 12 12 12 12 33 4. Foto makroskopis jamur dari depan dan belakang petridish ... 33 5. Foto pengamatan mikroskopis spora jamur Collectotrichum capsici

dengan perbesaran 1000x ... 33 6. Sampel cabai terserang penyakit pada penyimpanan suhu 3oC ... 34 7. Foto makroskopis jamur dari depan dan belakang petridish ... 34 8. Foto pengamatan mikroskopis spora jamur Collectotrichum capsici

dengan perbesaran 1000x ... 34 9. Sampel cabai terserang penyakit pada penyimpanan suhu 6oC ... 35 10. Foto makroskopis jamur dari depan dan belakang petridish ... 35 11. Foto pengamatan mikroskopis spora jamur Collectotrichum capsici

dengan perbesaran 1000x ... 35 12. Sampel cabai terserang penyakit pada penyimpanan suhu 9oC ... 36 13. Foto makroskopis jamur dari depan dan belakang petridish ... 36 14. Foto pengamatan mikroskopis spora jamur Collectotrichum capsici

dengan perbesaran 1000x ... 36

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1. Analisa ragam susut bobot 7 hari setelah penyimpanan ...50

2. Analisa ragam susut bobot 14 hari setelah penyimpanan ...50

3. Analisa ragam susut bobot 21 hari setelah penyimpanan ...50

4. Analisa ragam susut bobot 28 hari setelah penyimpanan ...50

5. Analisa ragam kerusakan bukan karena penyakit 7 hari setelah penyimpanan ...51

6. Analisa ragam kerusakan bukan karena penyakit 14 hari setelah penyimpanan ...51

7. Analisa ragam kerusakan bukan karena penyakit 21 hari setelah penyimpanan ...51

8. Analisa ragam kerusakan bukan karena penyakit 28 hari setelah penyimpanan ...51

9. Analisa ragam intensitas serangan penyakit 7 hari setelah penyimpanan ...52

10. Analisa ragam intensitas serangan penyakit 14 hari setelah penyimpanan ...52

11. Analisa ragam intensitas serangan penyakit 21 hari setelah penyimpanan ...52

12. Analisa ragam intensitas serangan penyakit 28 hari setelah penyimpanan ...52

13. Analisa total padatan terlarut 7 hari setelah penyimpanan ...53

14. Analisa total padatan terlarut 14 hari setelah penyimpanan ...53

15. Analisa total padatan terlarut 21 hari setelah penyimpanan ...53

16. Analisa total padatan terlarut 28 hari setelah penyimpanan ...53

17. Perlakuan yang berinteraksi terhadap variabel pengamatan ...54

18. Perlakuan yang tidak berinteraksi terhadap variabel pengamatan ...55

(10)

vi DAFTAR PUSTAKA

Adaskaveg J. E. And R. J. Hartin. 1997. Characterization of Colletotrichum acutatum isolate causing anthracnose of almond and peach in California. Phytopathology 87(9): 979-987.

Asgar, A. 2000. Teknologi Peningkatan Kualitas Sayuran. Makalah disampaikan pada Pertemuan Aplikasi Paket Teknologi. BPTP Jawa Barat. Lembang.

Asgar, A. 2009. Penanganan Pascapanen Beberapa Jenis Sayuran. Makalah disampaikan pada acara Linkages ACIAR-SADI. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Lembang.

Badan Pusat Statistik. 2015. Produksi Cabai Merah dan Cabai Rawit 2014. Badan Pusat Statistik. Jakarta

Barus, W. A. (2006). Pertumbuhan dan produksi cabai rawit (Capsicum frustescens) dengan penggunaan molsan dan pemupukan PK. Jurnal Penelitian Bidang Ilmu Pertanian, 4(1).

Bosland. P. W., and E. J. Votava. 1999. Pepper: Vegetable and Spice Capsicums.

CABI Publishing. UK. 204p

Cahyono, B. 2003. Teknik dan Strategi Budidaya Cabai Rawit. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta

Chotimah, A. Q. 2008. Perlakuan Uap Panas VHT (Vapor Heat Treatment) dan Pelilinan Untuk Mempertahankan Mutu Buah Alpukat. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Citrosoepomo, G. 1984. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. UGM press.

Yogyakarta.

Dasuki, I. M., dan H. Muhamad. 1997. Pengaruh Cara Pengemasan dan Waktu Simpan Terhadap Mutu Buah Salak Enrekang Segar. Jurnal Hortikultura 7(1): 566−573.

Dermawan. 2010. Budidaya Cabai Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta

Dhyan, C. S., S. H. Sumarlan, dan B. Susilo. 2014. Pengaruh Pelapisan Lilin Lebah dan Suhu Penyimpanan Terhadap Kualitas Buah Jamu Biji (Psidium guajava L.). jurnal Bioproses Komoditas Tropis Vol 2. No. 1, Juli 2014

(11)

Dinas Pertanian dan Peternakan. 2014. Standart Operasional Budidaya Cabai Rawit. Bidang Pengembangan Produksi Holtikultura Dinas Pertanian Peternakan. Kalimantan Tengah

Extension, C. 1998. Clemson Extension. http://hgic.clemson.edu. Diakses pada tanggal 23 Mei 2015

Furness, C. 1997. How to Make Beeswax Candles. British Bee Publ. Geddington, UK.

Gultom. J. M. 2006. Keragaman 13 Genotipe (Capsicum sp) dan Ketahananya.

IPB Press. Bogor

Harpenas, A. 2010. Budidaya Cabai Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta Herdiawati. 2006. Jenis dan Budidaya Cabai Rawit. Pustaka Buana. Bandung Hidayat, I., M. Sulastrini, I. Kusandriani, dan A. H. Permadi. 2004. Lesio Sebagai

Komponen Tanggap Buah 20 Galur dan atau Varietas Cabai Terhadap Inokulasi Collectotrichum capsici dan Collectotrichum gleosporioides.

Jurnal Holtikultura Vol. 14 No. 3 2004: 161-162.

Ivey, M. L. L. And S. A. Miller. 2004. Anthracnose Fruit Rot of Pepper, Ohio State University. Extension Fact Sheet Plant Pathology, Colombus. Hlm 127-132.

Juniasih, I. A .K. 1997. Pengaruh Jenis Kemasan dan Lama Penyimpanan Terhadap Retensi Vitamin C, Total Asam dan pH Buah Stroberi. Skripsi tidak dipublikasikan. Program Studi Teknologi Pertanian. Universitas Udayana. Denpasar.

Lubis, L. M. 2008. Pelapisan Lilin Lebah Untuk Mempertahankan Mutu Buah Selama Penyimpanan Pada Suhu Kamar. USU e-Repository. 2008.

Marlina, L., Y. A Purwanto, dan U. Ahmad. 2014. Aplikasi Pelapisan Kitosan dan Lilin Lebah untuk Meningkatkan Umur Simpan Salak Pondoh. Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2, No. 1, April 2014.

Okezone. 2015. BPS Beberkan Penyebab Harga Cabai Selalu Melonjak. http://

okezone.com/read/201508/03/320/11897111/bps-beberkan-penyebab- harga-cabai-selalu-melonjak. Diakses pada tanggal 3 September 2015 Oktoviana, Y., S. Aminah, dan J. Sakung. 2012. Pengaruh Lama Penyimpanan

dan Konsentrasi Natrium Benzoat Terhadap Kadar Vitamin C Cabai Merah (Capsicum annum L.). Jurnal Akademika Kimia 1 (4): 193-199, November 2012, ISSN 2302-6030.

(12)

viii Pangestuti, R., dan A. Sugiyanto. 2004. Pelilinan Pada Buah Jeruk (Waxing).

Loka Penelitian Tanaman Jeruk dan Holtikultura Sub-Tropik Tlekung, Pusat Penelitian dan Pengembangan Holtikultura, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Malang.

Pantastico, Er. B. 1997. Fisiologi Pascapanen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan Sub-tropika. Terjemahan Kamariyani. UGM Press. Yogyakarta

Prajnanta, F. 2007. Agribisnis Cabai Hibrida. Penebar Swadaya. Jakarta

Rachmawati, R., M. R. Defiani, dan N. L. Suriani. 2006. Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Terhadap Kandungan Viatmin C Pada Cabai Rawit Putih (Capsicum frustescens L.). Jurnal Biologi XIII (2): 36-40.

Rubatzky, V. E. And Yamaguchi. 1997. World Vegetable: Principles, Production, and Nutritive Values. Chapman & Hall. New York. P. 572

Rukmana, R. 1996. Usaha Tani Cabai Hibrida Sistem Mulsa Plastik. Kanisius.

Yogyakarta

Rusli, I., Mardinus dan Zulpaldi. 1997. Penyakit Antraknosa Pada Cabai di Sumatra Barat. Disajikan dalam Prosiding Kongres Nasional XIV dan Seminar Ilmiah, Palembang, 27-29 Oktober. Perhimpunan Fitopatologi Indonesia. 187, 190.

Samadi, B. 2004. Budidaya Cabai Merah Secara Komersial. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta

Selvita, M. 2011. Pelapisan Lilin Lebah Untuk Mempertahankan Mutu Buah.

http://chelvydreamer.blogspot.com/2011/06/bab-i-pendahuluan.html. di- akses pada tanggal 23 Mei 2015

Semangun, H. 1994. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia.

Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Dalam Ratulangi, M. M., D.

T. Sembel, C. S. Rante, M. F. Dien, dan E. R. M. Meray. Diagnosis dan Insidensi Penyakit Antraknosa Pada Beberapa Varietas Tanaman Cabai Di Kota Bitung dan Kabupaten Minahasa. Eugenia Volume 18 No. 2 Agustus 2012

Sembiring, N. N. 2009. Pengaruh Jenis Bahan Pengemas Terhadap Kualitas Produk Cabai Merah (Capsicum annum L.) Segar Kemas Selama Penyimpanan Dingin. Tesis tidak dipublikasikan. Sekolah Pascasarjana.

Universitas Sumatra Utara. Medan.

Singh, R. S. 1998. Plant Diseases. Oxford Ibh Publishing Co. PVT.LTD, New Delhi, India.

(13)

Sudarmaji, S., B. Haryono, dan Suhardi. 2007. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta.

Sulastri, S., M. Ali, F. Puspita. 2007. Identifikasi Penyakit yang Disebabkan Oleh Jamur dan Intensitas Seranganya Terhadap Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau.

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=186822&val=644&t itle=Identifikasi%Penyakit%Yang%Disebabkan%Oleh%Jamur%Dan%In tensitas%Serangannya%Pada%Tanaman%Cabai%%Capsicum%annum

%20l.%29%di%Kebun%Percobaan%Fakultas%Pertanian%Universitas%

Riau. Diakses pada tanggal 6 Januari 2016

Sumoprastowo. 2004. Memilih dan Menyimpan Sayur-mayur, buah-buahan, dan Bahan Makanan. Bumi Aksara. Jakarta

Surahmat. 2011. Budidaya Konvensional Cabai dan Pengolahan Cabai. IPB Press.

Bogor

Susanto, T. 1994. Fisiologi dan Teknologi Pasca Panen. Akademika. Yogyakarta.

Dalam Rachmawati, R., M. R. Defiani, dan N. L. Suriani. 2006.

Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Terhadap Kandungan Viatmin C Pada Cabai Rawit Putih (Capsicum frustescens L.). Jurnal Biologi XIII (2): 36-40.

Syamsudin. 2007. Pengendalian Penyakit Terbawa Benih (Seed Born Diseases) Pada Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Menggunakan Agen Biokontrol dan Ekstrak Botani. http://www.indobiogen.or.id/terbitan/

agrobio/abstrak/agrobio-vol2-o2-1999-dwinita.php. diakses pada tangaal 6 Januari 2016

Syukur, M. 2007. Mencari Genotip Cabai Tahan Antraknosa. http://ipb.bogor.agri cultural.university/mencari.genotip.cabai.tahan.antraknosa.htm. Diakses pada tanggal 6 Januari 2016

Tjahjadi, N. 1991. Bertanam Cabai. Kanisius. Yogyakarta

Trenggono dan Sutardi. 1989. Biokimia dan Teknologi Pasca Panen. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.

Trenggono. 1992. Fisiologi Lepas Pasca Panen. Fakultas Teknologi Pertanian UGM. Yogyakarta. Dalam Rachmawati, R., M. R. Defiani, dan N. L.

Suriani. 2006. Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Terhadap Kandungan Viatmin C Pada Cabai Rawit Putih (Capsicum frustescens L.). Jurnal Biologi XIII (2): 36-40.

(14)

x Trenggono, Z. Noor, D. Wibowo, M. Gardjito dan M. Astuti. 1990. Kimia. Nutrisi Pangan Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.

Dalam Rachmawati, R., M. R. Defiani, dan N. L. Suriani. 2006.

Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Terhadap Kandungan Viatmin C Pada Cabai Rawit Putih (Capsicum frustescens L.). Jurnal Biologi XIII (2): 36-40.

Waryat dan M. Rahmawati. 2010. Pemanfaatan Chitosan untuk Mempertahanakan Buah Salak Pondoh (Salacca zalacca cv. Pondoh). Prosiding Seminar Nasional: Teknologi Inovatif Pascapanen untuk Pengembangan lndustri Berbasis Pertanian, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Bogor.

Winarno, F.G., S. Fardiaz dan D. Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. PT.

Gramedia. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Melasma adalah suatu bentuk hipermelanosis yang teljadi pada kulit, berupa suatu bercak yang tidak teratur, berwarna coklat atau coklat keabuan yang merupakan suatu

terhadap kualitas audit. Hal ini disebabkan karena motif manajemen untuk melakukan rotasi KAP tidak hanya untuk mendapatkan opini yang lebih baik ataupun keleluasaan

[r]

Penelitian Yudhistira (1997) di Bogor di hutan Dipterocarpaceae dengan perbedaan kombinasi tegakan pohon juga menunjukkan adanya perbedaan jumlah individu dan

Pola penanaman pendidikan moral anak di Dusun Taman Roja Desa Batara Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep dilakukan orang tua dengan cara membiasakan anak dalam

Pada gambar TCC diatas apabila terjadi hubung singkat minimum Di bus 366 sebesar 0,393 kA, maka rele R-CB Mvitc akan bekerja terlebih dahulu pada waktu 0,1 detik.. Mvitc

れ らの業務 は証券会社が投資家 に対 して行 う業務 である。証券 会社 が投 資家 に対 して募 集 を し、その結果投資家が証券会社 に売買注文

[r]