• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI E-Zakat (STUDI KASUS: BMT AR-RIDHO, CIPUTAT TANGERANG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI E-Zakat (STUDI KASUS: BMT AR-RIDHO, CIPUTAT TANGERANG)"

Copied!
255
0
0

Teks penuh

(1)

ANGGA PRASETYO ADI NUGROHO 106093003063

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2011 M / 1433 H

(2)

i Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

ANGGA PRASETYO ADI NUGROHO 106093003063

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2011 M / 1433 H

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI MANAPUN.

Jakarta, Desember 2011

Angga Prasetyo Adi Nugroho 106093003063

(6)

v

BMT AR-RIDHO suatu lembaga keuangan mikro syariah yang bergerak dibidang penyaluran dan penghimpun dana untuk mengembangkan ekonomi rakyat yang menjalankan operasional berdasarkan syariat Islam, dan juga sebagai amil yang memberikan pelayanan zakat bagi para muzakki. Berdasarkan data dari BMT AR- RIDHO, total muzakki meningkat setiap tahunnya. Pada awal BMT AR-RIDHO berdiri pada tahun 2008 ada 303 orang yang mendaftarkan diri sebagat muzakki dan total zakat mencapai 600 juta rupiah, kemudian pada tahun 2009 naik menjadi 370 muzakki dengan total zakat 753 juta rupiah, tetapi pada tahun 2010 ada penurunan yang cukup signifikan dengan 150 muzakki dengan total zakat 380 juta rupiah. Dengan demikian semakin banyak data zakat yang masuk ke BMT, semakin banyak pula data yang perlu disimpan, diproses untuk menghasilkan suatu informasi yang berguna untuk manajemen BMT yang akan dilaporkan kepada ketua pengurus. Sementara itu, untuk membuat suatu laporan dengan jumlah data yang banyak dibutuhkan waktu lebih untuk menghasilkan suatu informasi dengan cepat dan setelah dilakukan analisa ada permasalahan yang paling mendasar yaitu ketika muzakki harus datang ketika akan berzakat, pasti ada waktu yang dikorbankan dan waktu menjadi masalah utama dalam berzakat, kemudian tidak adanya transparansi dana zakat untuk diketahui oleh muzakki.

Dari permasalahan yang mendasar tersebut peneliti merancang dan membangun sistem informasi e-Zakat yang diharapkan dapat menangani permasalahan tersebut. Dalam pengembangan sistem ini, peneliti menggunakan metodologi pengembangan berorientasi objek dengan strategi waterfall strategy sequential.

dengan tool-nya menggunakan Unifield Modeling Language (UML), pada system analysis and design, peneliti menggunakan pendekatan model-driven. Alat pengembangan yang digunakan, yaitu PHP versi 5.4 sebagai bahasa pengkodean komputer dan MySQL sebagai databasenya serta Visio 2003 untuk desain layout.

Diharapkan dengan adanya sistem informasi e-Zakat ini proses zakat menjadi lebih efektif dan efisien, karena sistem informasi e-Zakat mengintegrasikan BMT dan muzakki sehingga memudahkan dalam proses laporan.

Kata Kunci : Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), e-Zakat, mall, waterfall strategy sequential, Unifield Modeling Language (UML), Muzakki.

V BAB + XXIV Halaman + 230 Halaman + 64 Gambar + 27 Tabel + 25 Daftar Pustaka + 5 Simbol + 5 Lampiran

Pustaka Acuan : (32. 1951-2011)

(7)

vi

Alhamdulillah wa kabirotun syukru illa Allah SWT, yang telah memberikan nikmat sehat dan nikmat ilmu yang luar biasa sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Rancang Bangun Sistem Informasi e-Zakat (Studi Kasus: BMT AR-RIDHO, Ciputat Tangerang) dengan baik. Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW, beserta sahabat dan keluarga beliau.

Walaupun tidak ada terjadi kendala yang berarti dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari masih banyak kekurangan di dalamnya.

Untuk itu peneliti sangat mengharapkan dan menghargai adanya kritik dan saran yang berguna dari pembaca. Dengan mengucap kalimat hamdallah peneliti akhiri, semoga ridho Allah SWT selalu menyertai sehingga apa yang tertulis dapat bermanfaat bagi yang membaca.

Banyaknya dukungan serta dorongan motivasi dari berbagai pihak yang telah mendampingi peneliti menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah peneliti menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan juga sebagai dosen pembimbing 1 yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi yang baik.

(8)

vii

Studi Sistem Informasi di Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Zainuddin Bey Fananie, M.Sc. selaku dosen pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan, arahan tentang penulisan skripsi yang baik, dan selalu meluangkan waktu untuk dapat bertukar pikiran serta memberikan pemikiran dalam membantu menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Indra Gunawan, SE selaku pimpinan BMT AR-RIDHO Ciputat Tangerang, yang telah memberikan saya izin untuk penelitian di BMT AR-RIDHO Ciputat Tangerang.

5. Bapak Anggun Setiawan yang sudah memberikan bimbingan selama melakukan penelitian dan seluruh karyawan BMT AR-RIDHO yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu saya untuk melakukan penelitian dan memberikan data-data yang saya butuhkan untuk penelitian di BMT AR-RIDHO, Ciputat Tangerang.

6. Orang tua saya, kakak, adik dan seluruh keluarga saya yang telah membimbing saya, memberikan motivasi, dukungan, nasehat yang tak ternilai harganya.

(9)

viii

8. Buat sahabat saya seluruh personel BLUESHINE terima kasih atas dukungannya dan waktunya dalam menyusun skripsi ini dan tetap terus berkarya dibelantika musik Indonesia.

9. Buat teman-teman SIB-C 2006 atas dukungannya dalam menyusun skripsi ini dan terima kasih juga kepada Ali Nurdiansyah yang telah memberikan solusi dari setiap permasalahan yang muncul dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu saya selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Pada kesempatan ini saya ingin mohon maaf yang sebesar- besarnya kepada semua pihak apabila sewaktu menjalankan penelitian ini ada hal-hal yang kurang berkenan dari pihak saya.

Akhir kata peneliti berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan semua yang membaca.

Jakarta , November 2011

Peneliti

(10)

ix

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN...

LEMBAR PERNYATAAN ...

ABSTRAK... ...

KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI ...

DAFTAR GAMBAR ...

DAFTAR TABEL...

DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR SIMBOL...

BAB I PENDAHULUAN ...

1.1 Latar Belakang Masalah ...

1.2 Perumusan Masalah ...

1.3 Batasan Masalah ...

1.4 Tujuan Dan Manfaat penelitian...

1.4.1 Tujuan Penelitian...

1.4.2 Manfaat Penelitian...

1.5 Metodologi Penelitian...

1.5.1 Metode Pengumpulan Data...

1.5.2 Metode Pengembangan Sistem...

1.6 Sistematika Penulisan...

BAB II LANDASAN TEORI ...

2.1 Pengertian Rancang Bangun...

2.2 Konsep Dasar Sistem...

2.2.1 Pengertian Sistem...

2.2.2 Karakteristik Sistem...

2.2.3 Klasifikasi Sistem...

iii iv v vi ix xvi xvii xix xx 1 1 4 4 5 5 5 7 7 8 9 10 10 10 11 11 13

(11)

x

2.3.4 Nilai Informasi...

2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi…...

2.4.1 Pengertian Sistem Informasi...

2.4.2 Komponen Sistem Informasi...

2.5 Konsep Basis Data dan DBMS (Database Management System) …….

2.5.1 Basis Data dan DBMS………...

2.6 Konsep Dasar Lembaga Keuangan Syariah………

2.6.1 Landasan Hukum………..

2.6.2 Prinsip Dasar……….

2.6.3 Tujuan dan Fungsi Lembaga Keuangan Syariah………..

2.6.4 Sistem Operasional Lembaga Keuangan Syariah……….

2.6.4.1 Prinsip Dasar Operasional Lembaga Keuangan Syariah……...

2.7 BMT (Baitul Maal wa Tamwil)...

2.7.1 Konsep Baitul Maal wa Tamwil...

2.7.2 Fungsi Baitul Maal wa Tamwil...

2.8 Zakat...

2.8.1 Definisi Zakat...

2.8.1.1 Zakat Menurut Al-Quran...

2.8.1.2 Zakat Fitrah...

2.8.1.3 Zakat Harta (Maal)...

2.8.1.4 Nisab Zakat...

2.8.2 Macam – Macam Zakat Mall dan Perhitungannya (nisab)...

2.8.3 Definisi e-Zakat (Electronik Zakat)...

2.9 Definisi Pengembangan Sistem...

2.9.1 Tahap Pengembangan Sistem...

2.10 Metodologi Penelitian...

17 18 18 19 20 21 23 23 24 25 26 26 28 28 29 29 30 31 31 33 35 36 39 40 40 43

(12)

xi

Design) Menggunakan UML (Unifed Modeling Language)...

2.11.1 Konsep Sistem Untuk Pemodelan Objek...

2.11.2 Hubungan Objek / Kelas...

2.11.3 Tools Pengembangan Sistem...

2.11.3.1 Use Case Diagram...

2.11.3.2 Class Diagram...

2.11.3.3 Activity Diagram...

2.11.3.4 Squence Diagram...

2.11.3.5 Statechart Diagram...

2.12 Aplikasi Berbasis Web...

2.12.1 Internet...

2.12.2 Dasar – Dasar Pemrograman Berbasis Web...

2.13 PHP (Personal Home Page)...

2.13.1 Dasar – Dasar PHP...

2.13.2 Keunggulan PHP...

2.13.3 Skrip PHP...

2.13.4 Web Browser...

2.13.5 Web Server...

2.14 MySQL...

2.14.1 Fungsi – Fungsi MySQL...

2.14.2 Keistimewaan MySQL...

2.15 Microsoft Visio 2003...

2.16 Pengujian (Testing)...

2.17 Studi Literatur Sejenis...

BAB III Metodologi Penelitian...

3.1 Metode Pengumpulan Data………...

48 49 51 51 52 55 56 57 58 59 59 60 60 60 61 61 62 63 64 65 67 68 70 70 76 76

(13)

xii

3.1.3 Studi Literatur Sejenis...

3.2 Metode Pengembangan Sistem...

3.2.1 System Initiation...

3.2.2 System Analysis...

3.2.3 System Design...

3.2.4 System Implementation...

3.3 Kerangka Penelitian...

BAB IV Rancang Bangun Sistem Informasi e-Zakat...

4.1 System Initiation...

4.1.1 Gambaran Umum...

4.1.1.1 Sejarah Singkat Koprasi BMT AR-RIDHO...

4.1.1.2 Visi, Misi, Filisofi, dan Tujuan...

4.1.1.3 Struktur Organisasi...

4.1.1.4 Unit Usaha...

4.1.1.5 Jenis – Jenis Simpanan...

4.1.1.5.1 Simpanan Mudharabah...

4.1.1.5.2 Pembiayaan...

4.1.1.6 Kemitraan...

4.1.2 Identifikasi Masalah...

4.1.3 Lingkup Sistem...

4.1.4 Tujuan...

4.2 System Analysis...

4.2.1 Analisa Sistem Berjalan...

4.2.1.1 Kelemahan Sistem Berjalan...

4.2.1.2 Analisa Pemecahan Masalah...

4.2.1.3 Kebutuhan User Dalam Sistem...

79 79 80 80 81 81 83 84 84 85 85 86 87 93 94 94 94 94 95 95 96 96 96 98 98 100

(14)

xiii

4.3.1.2 Activity Diagram...

4.3.1.3 Sequence Diagram...

4.3.1.4 Statechart Diagram...

4.3.2 Perancangan Input dan Output Sistem Informasi e-Zakat...

4.3.2.1 Perancangan Form...

4.3.2.2 Perancangan Laporan...

4.3.3 Perancangan Database Sistem Informasi e-Zakat...

4.3.3.1 Class Diagram...

4.3.4 Perancangan User Interface (GUI) Sistem Informasi e-Zakat...

4.4 System Implementation...

4.4.1 Perangkat Keras (Hardware)…………...………

4.4.2 Perangkat Lunak (Software)……….

4.4.3 Pengujian Sistem……….

BAB V PENUTUP ...

5.1 Kesimpulan ...

5.2 Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ...

121 136 152 166 166 167 168 169 178 193 193 194 194 198 198 198 200

(15)

xiv

Gambar 2.2 Hierarki Data…... …...………. 20

Gambar 2.3 Jenjang Dari Data……..………...…...………. 21

Gambar 2.4 The Sequental or Waterfall Strategy…………..……...…... 47

Gambar 2.5Contoh Diagram Model Use Case……….………... 54

Gambar 2.6 Contoh Model Class Diagram………...……….…. 56

Gambar 2.7 Contoh Model Activity Diagram……….. 57

Gambar 2.8 Contoh Model Sequence Diagram... Gambar 2.9 Contoh Model Statechart Diagram………... 58 58 Gambar 3.1 Kerangka Penelitian...………..………... Gambar 4.1 Struktur Organisasi Koperasi BMT AR-RIDHO... 83 87 Gambar 4.2 Rich Picture Sistem Yang Sedang Berjalan... 97 Gambar 4.3 Rich Picture Sistem Yang Diusulkan...

Gambar 4.4 Use Case Model Diagram Sistem Informasi e-Zakat...

Gambar 4.5 Activity Diagram Registrasi...

Gambar 4.6 Activity Diagram Login User...

Gambar 4.7 Activity Diagram Verifikasi Registrasi...

Gambar 4.8 Activity Diagram Manajemen Formulir...

Gambar 4.9 Activity Diagram Manajemen Komentar Untuk Muzakki...

Gambar 4.10 Activity Diagram Manajemen Komentar Untuk Admin...

Gambar 4.11 Activity Diagram Manajemen Data Muzaki...

Gambar 4.12 Activity Diagram Manajemen Transfer Untuk Muzakki...

Gambar 4.13 Activity Diagram Manajemen Transfer Untuk Ketua...

Gambar 4.14 Activity Diagram Manajemen Modul...

Gambar 4.15 Activity Diagram Manajemen User...

Gambar 4.16 Activity Diagram Manajemen Laporan Formulir...

Gambar 4.17 Activity Diagram Manajemen Laporan Transfer Admin...

Gambar 4.18 Activity Diagram Manajemen Logout...

100 104 121 122 123 124 126 127 128 129 130 131 133 134 135 136

(16)

xv

Gambar 4.23 Sequence Diagram Manajemen Komentar Untuk Muzakki...

Gambar 4.24 Sequence Diagram Manajemen Komentar Untuk Admin...

Gambar 4.25 Sequence Diagram Manajemen Transfer Untuk Muzakki...

Gambar 4.26 Sequence Diagram Manajemen Transfer Untuk Ketua...

Gambar 4.27 Sequence Diagram Manajemen Modul...

Gambar 4.28 Sequence Diagram Manajemen User...

Gambar 4.29 Sequence Diagram Manajemen Laporan Transfer...

Gambar 4.30 Sequence Diagram Manajemen Laporan Komentar...

Gambar 4.31 Sequence Diagram Manajemen Laporan Formulir...

Gambar 4.32 Sequence Diagram Manajemen Laporan Data Muzakki...

Gambar 4.33 Sequence Diagram Manajemen Logout...

Gambar 4.34 Statechart Diagram Registrasi...

Gambar 4.35 Statechart Diagram Login...

Gambar 4.36 Statechart Diagram Verifikasi Registrasi...

Gambar 4.37 Statechart Diagram Manajemen Formulir...

Gambar 4.38 Statechart Diagram Manajemen Komentar Untuk Muzakki...

Gambar 4.39 Statechart Diagram Manajemen Komentar Untuk Admin...

Gambar 4.40 Statechart Diagram Transfer Untuk Muzakki...

Gambar 4.41 Statechart Diagram Transfer Untuk Ketua...

Gambar 4.42 Statechart Diagram Manajemen Modul...

Gambar 4.43 Statechart Diagram Manajemen User...

Gambar 4.44 Statechart Diagram Laporan Manajemen Formulir...

Gambar 4.45 Statechart Diagram Laporan Manajemen Data Muzakki...

Gambar 4.46 Statechart Diagram Laporan Manajemen Komentar...

Gambar 4.47 Statechart Diagram Logout User...

Gambar 4.48 Class Diagram Sistem Informasi e-Zakat……….

141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 162 163 164 165 166 169

(17)

xvi

Gambar 4.53 Design Interface Halaman Formulir e-Zakat……….

Gambar 4.54 Design Interface Halaman Formulir Pada Admin………..

Gambar 4.55 Design Interface Halaman Registrasi Muzakki………..

Gambar 4.56 Design Interface Halaman Data Muzakki Pada Admin………..

Gambar 4.57 Design Interface Halaman Transfer Muzakki……….

Gambar 4.58 Design Interface Halaman Transfer Admin………...

Gambar 4.59 Design Interface Halaman Otorisasi Data Transfer Muzakki……….

Gambar 4.60 Design Interface Halaman Komentar Muzakki………..

Gambar 4.61 Design Interface Halaman Komentar Muzakki………..

Gambar 4.62 Design Interface Halaman Tambah Modul Admin………

Gambar 4.63 Design Interface Halaman Kalkulator Zakat………..

Gambar 4.64 Design Interface Halaman Ganti Password Pada Muzakki…………

181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192

(18)

xvii

Tabel 2.2 Korelasi Antara Langkah-Langkah Antara Pemecahan Yang Umum Dengan Proses Pengembangan Sistem……….

Tabel 2.3 Literatur Sejenis………

45 71 Tabel 3.1 Pertanyaan Wawancara………. 78 Tabel 3.2 Contoh Tabel Pengujian Black Box...

Tabel 4.1 Perbandingan Literatur Sejenis……….

82 102 Tabel 4.2 Identifikasi Actor………... 103 Tabel 4.3 Identifikasi Use Case Diagram Proses Sistem Informasi e-Zakat 105 Tabel 4.4 Narasi Use Case Regisrasi………

Tabel 4.5 Narasi Use Case Login……….

Tabel 4.6 Narasi Use Case Verifikasi...

Tabel 4.7 Narasi Use Case Manajemen Formulir……….

Tabel 4.8 Narasi Use Case Manajemen Komentar………...

Tabel 4.9 Narasi Use Case Manajemen Muzakki………

107 108 109 110 111 112 Tabel 4.10 Narasi Use Case Manajemen Transfer………...……. 114 Tabel 4.11 Narasi Use Case Manajemen Modul………..

Tabel 4.12 Narasi Use Case Manajemen User……….

Tabel 4.13 Narasi Use Case Manajemen Laporan………

Tabel 4.14 Narasi Use case Manajemen Laporan Transfer

Tabel 4.15 Narasi Use Case Manajemen Logout………..

Tabel 4.16 Identifikasi Potensial Objek Rancang Bangun Sistem

Informasi e-Zakat………

Tabel 4.17 User……….………

Tabel 4.18 Muzakki…………...………

Tabel 4.19 Formulir………...………

Tabel 4.20 Provinsi………...………

Tabel 4.21 Kota……….………

115 116 117 119 120

168 170 171 172 172 173

(19)

xviii

Tabel 4.26 Jenis Zakat……...………

Tabel 4.27 Tabel Hasil Pengujian Sistem Informasi e-Zakat...

177 195

(20)

xix

3 Tampilan Interface (Antarmuka) ... 206 4 Coding (Kode Program) ... 217 5 Undang-Undang Pengelolaan Zakat Nomor 38 Tahun 1999 ... 122

(21)

xx

(Sumber : Munawar, 2005)

SIMBOL KETERANGAN

Actor

Use Case

Association

Include

(22)

xxi

SIMBOL KETERANGAN

Initial Node

Activity Final Node

Action

Control Flow

Decision

(23)

xxii

SIMBOL KETERANGAN

Class

Generalization

Asocation

Composite

Agregate

-End1

*

-End2

* Communicates

(24)

xxiii

SIMBOL KETERANGAN

Object

Self Massage

Message Return

(25)

xxiv

SIMBOL KETERANGAN

Initial State

Final State

State

Decision

Transition

(26)

1 1.1 Latar Belakang

E-Business atau bisnis elektronik didefinisikan sebagai “penggunaan teknologi internet untuk menghubungkan dan memperkuat proses-proses bisnis, perdagangan elektronik (elektonik commerce atau e-commerce), dan komunikasi serta kolaborasi antara sebuah perusahaan dengan para pelanggan, pemasok, dan mitra kerja bisnis elektronik lainnya” (O’Brien, 2001). E-commerce digunakan untuk mendukung kegiatan pembelian dan penjualan, pemasaran produk, jasa, dan informasi melalui internet atau extranet (Kadir, Abdul, 2003).

Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat melepaskan diri atau hidup di luar lingkungan kemasyarakatan terutama sekali dalam lembaga agama dan negara yang terbayang. Para pemeluk suatu agama dan warga suatu negara sebagian besar tidak mengenal bahkan tidak pernah bertatap muka satu sama lain, namun ada perasaan kebersamaan dan persaudaraan sebagai umat atau komunitas suatu lembaga. Zakat merupakan Rukun Islam yang ketiga, hukumnya wajib dan harus dilaksanakan bagi yang mampu (Rusli, Achyar, 2005)

Koperasi BMT AR-RIDHO merupakan suatu BMT yang bergerak dalam bidang jasa yaitu Baitul Maal dan Baitul Tamwil. Baitul Maal berfungsi sebagai lembaga yang menangani proses penghimpunan dan penyaluran zakat, infaq dan shodaqoh(ZIS), sedangkan Baitul Tamwil

(27)

adalah lembaga keuangan yang berorientasi bisnis dengan mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi. BMT AR-RIDHO menerima penghimpunan zakat, infaq dan shodaqoh dari pihak manapun, untuk itu diperlukan mengembangkan sistem informasi yang terintegrasi untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dapat berjalan dengan efisien dan efektif, sehingga memudahkan interaksi pemakai dengan sistem untuk mendukung, meningkatkan aktifitas kinerja dan dapat menyampaikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan tepat waktu dan berguna.

Dengan tidak adanya pemerintahan Islam, zakat di masa sekarang ini dijalankan dengan apa adanya. Sangat tidak efektif dan sangat kurang manfaatnya. Sebab tidak ada petugas resmi zakat yang punya mandat resmi dari negara untuk menagih zakat. Para petugas zakat cenderung hanya bisa membuat proposal dan mengemis-ngemis zakat dari kantor ke kantor. Kalau ada yang sadar mau bayar zakat, mereka akan berterima kasih. Tapi kalau tidak ada yang mau bayar zakat, mereka hanya bisa pulang dengan tangan hampa.

Muzakki adalah istilah untuk orang yang mempunyai harta dan mengeluarkan zakatnya (Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, 2/8156), keterbatasan waktu menjadi masalah utama muzakki pada zaman modern seperti saat ini. Semakin modern-nya gaya hidup, semakin memudahkan. Salah satunya dengan dibukanya account khusus untuk menerima zakat yang dilakukan oleh lembaga amil zakat. Biasanya, rekening itu didesain secara

(28)

khusus hanya untuk menerima harta zakat. Dibedakan dengan rekening untuk infak lainnya seperti untuk anak yatim, atau pembangunan masjid.

Agar mencapai informasi yang tepat, jelas, akurat dan cepat, maka harus terdapat fasilitas yang dapat digunakan untuk menunjang hal tersebut.

Oleh karena itu diperlukan adanya informasi pada perusahaan atau lembaga yang akan memudahkan dan meningkatkan produktifitas kerja.

Perkembangan tersebut menuntut adanya perubahan pada sebuah sistem, perubahan tersebut akan mambantu dan memudahkan berbagai pihak.

Berdasarkan penelitian sebelumnya tentang Sistem Informasi Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Sadaqah (ZIS) Mesjid Al-Abrar Dengan Menggunakan Microsoft Accsess (Setiawan, Arief, 2010) yang menghasilkan sistem yang dapat menunjang keakuratan data pada sistem penerimaan zakat, infaq, dan sadaqah kemudian Sistem Informasi Pengelolaan LAZIS UMS Dengan Delphi (Purnomo, Teguh, 2007) yang menghasilkan sebuah sistem informasi pengelolaan zakat yang mudah di gunakan oleh user. Hal ini pula yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian untuk disajikan dalam skripsi yang berjudul

“Rancang Bangun Sistem Informasi e-Zakat (Studi Kasus: BMT AR- RIDHO Cabang Ciputat“, yang Insya Allah dapat memperbaiki sistem yang ada sekarang dan dapat menanggulangi masalah-masalah yang timbul. BMT dalam mengelola zakat harus benar-benar memperhatikan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist, karena zakat merupakan kekayaan yang harus dipungut dari masyarakat

(29)

sebagaimana tercantum dalam Q.S. At-Taubah : 103, Yang artinya “ Pungutlah sedekah dari sebagian harta mereka, untuk membersikan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengan lagi Maha Mengetahui .”

1.2 Perumusan Masalah

Bagaimana merancang dan membangun sistem informasi zakat yang dapat memberi kemudahan bagi muzakki agar bisa mengefisiensikan waktu yang dimiliki juga mampu menampilkan suatu laporan data muzakki dan laporan keseluruhan total zakat. Selain itu bagaimana membuat suatu sistem aplikasi zakat agar bisa diakses oleh multiuser termasuk pihak di luar lembaga zakat itu sendiri.

1.3 Batasan Masalah

Penulis membatasi masalah yang ada pada penelitian ini pada beberapa hal berikut :

1. Ruang lingkup sistem hanya pada BMT AR-RIDHO Cabang Ciputat yaitu pada bagian administrasi dan ketua pengurus.

2. Peneliti tidak membahas keamanan data dan pemeliharaan (maintenance) serta pengujian sistem dilakukan dengan blackbox testing.

(30)

3. Tools perancangan yang digunakan adalah Unified Modelling Language (UML) diantaranya : use case diagram, activity diagram, sequence diagram, state chart diagram, dan class diagram.

4. Bahasa pemrograman yang digunakan yaitu PHP dan menggunakan database MySQL. Sedangkan software pendukung pembuatan sistem diantaranya : Microsoft visio 2003, macromedia dreamweaver MX, dan Adobe Photoshop CS3.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

1. Membuat aplikasi e-zakat yang dapat memudahkan muzakki dan mengefisienkan kinerja karyawan.

2. Menghasilkan rancangan database dari Sistem Informasi e-zakat agar memudahkan karyawan dalam mencari data muzakki serta informasi yang terkait didalamnya.

1.4.2 Manfaat

1. Bagi peneliti:

a. Memahami kondisi sebenarnya yang terjadi pada proses penanganan masalah dalam pengelolaan dan penyimpanan dana muzakki dan menampilkan suatu laporan dalam sistem e-zakat.

(31)

b. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan strata satu (SI), Sistem Informasi Fakultas Sains UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

c. Mahasiswa mampu menganalisa dan merancang Sistem Informasi e-zakat dalam hal ini adalah pada BMT AR- RIDHO.

d. Mampu mempraktekkan teori yang telah diberikan pada saat dibangku kuliah ke dalam dunia kerja.

2. Bagi Universitas

a. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan teori yang telah diberikan pada perkulian sebagai bahan evaluasi.

b. Memberikan gambaran kepada mahasiswa agar mengetahui bagaimana dunia kerja yang sebenarnya.

3. Bagi BMT AR-RIDHO Cabang Ciputat

a. Sebagai bahan masukan dalam upaya mengembangkan suatu sistem informasi yang dapat mempermudah dan mempercepat dalam pengolahan data dan dana muzakki pada BMT AR-RIDHO, serta memberikan kenyamanan dan keamanan bagi muzakki dalam melakukan transaksi.

b. Sebagai bahan masukan dalam upaya mempercepat hasil laporan zakat pada BMT AR-RIDHO.

(32)

c. Membantu universitas mempersiapkan mahasiswanya untuk dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah diperolehnya.

1.5 Metodologi Penelitian

1.5.1 Metode Pengumpulan Data 1. Studi Pustaka

Merupakan langkah yang penting dimana setelah seorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari: buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet, koran dll). (Nazir, 2005)

2. Studi Lapangan a. Observasi

Observasi adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut(Nazir, 2005).

(33)

b. Wawancara / Interview

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab.(Nazir, 2005)

3. Studi Literatur Sejenis

Studi literatur sejenis adalah mencari bukti dengan membandingkan studi literatur sebelumnya sehingga dapat membantu dalam penelitian selanjutnya.

1.5.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang peneliti gunakan yaitu object oriented dengan model waterfall strategy sequential (strategi air terjun beraturan) yang terdiri dari Permulaan sistem (system initiation), Analisis sistem (system analysis), Desain sistem (system design), Implementasi sistem (system implementation) (Whitten, 2004). Tools pemodelan yang digunakan adalah Unified Modelling Language (UML).

(34)

1.6 Sitematika Penulisan

Dalam skripsi ini, pembahasan yang penulis sajikan terbagi dalam lima bab, yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas secara singkat teori yang diperlukan dalam penelitian skripsi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan metodologi yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian.

BAB IV RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI e- ZAKAT

Dalam bab ini diuraikan hasil analisis dan perancangan sistem yang dibuat.

BAB V PENUTUP

Bab ini adalah bab terakhir yang menyajikan kesimpulan serta saran dari apa yang telah diterangkan dan diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

(35)

10 2.1 Pengertian Rancang Bangun

Perancangan atau rancang merupakan serangkaian prosedur untuk menerjemahkan hasil analisa dan sebuah sistem ke dalam bahasa pemograman untuk mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen–

komponen sistem di implementasikan. Sedangkan pengertian pembangunan atau bangun sistem adalah kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada baik secara keseluruhan maupun sebagian (Pressman, 2002).

2.2 Konsep Dasar Sistem

Sistem merupakan sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksud untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai gambaran, jika dalam sebuah sistem terdapat elemen yang tidak memberikan manfaat dalam mencapai tujuan yang sama, maka elemen tersebut dapat dipastikan bukanlah bagian dari sistem. Sebagai contoh, raket dan pemukul bola kasti (masing-masing sebagai elemen) tidak bisa membentuk sebuah sistem, karena tidak ada sistem permainan olahraga yang memadukan kedua peralatan tersebut (Kadir, 2003).

(36)

2.2.1 Pengertian Sistem

Sistem adalah kumpulan dari komponen atau elemen yang saling berhubungan satu dengan lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu (Jogiyanto, 2005).

Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimasudkan untuk mencapai suatu tujuan (Kadir,2003).

2.2.2 Karakteristik Sistem

Karakteristik atau sifat-sifat sistem, yaitu : (Ladjamuddin, 2005) 1. Komponen-Komponen Sistem (Components)

Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem yang mempunyai sifat-sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

2. Batas Sistem (Boundary)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau lingkungan luar. Batas sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

(37)

4. Penghubung Sistem (Interface)

Penghubung sistem merupakan media penghubung antar satu subsistem untuk dapat berinteraksi membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem (Input)

Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem yang berupa masukan perawatan (maintenance input) dan sinyal masukan (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.

6. Keluaran Sistem (Output)

Keluaran sistem adalah hasil energi yang diolah, diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dari sisa pembuangan.

7. Pengolah Sistem (Process)

Suatu sistem dapat mempunyai bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

8. Sasaran Sistem (Objectives) atau Tujuan Sistem (Goal)

Suatu sistem harus mempunyai sasaran karena sangat menentukan masukan yang dibutuhkan dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran.

(38)

2.2.3 Klasifikasi Sistem

Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah sebagai berikut ini (Jogiyanto, 2005):

a. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

Sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang berisi gagasan atau konsep. Misalnya, sistem teologi yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dan Tuhan.

Sistem fisik (physical system) adalah sistem yang secara fisik dapat dilihat. Misalnya, sistem komputer, sistem sekolah, sistem akuntansi, dan sistem transportasi (Kadir, 2003).

b. Sistem Tertentu dan Sistem Tak Tertentu

Sistem tertentu (deterministic system) adalah suatu sistem yang operasinya dapat diprediksi secara tepat. Misalnya, sistem komputer (Kadir, 2003).

Sistem tak tertentu (probilistic system) adalah sistem yang tak dapat diramal dengan pasti karena mengandung unsur probilitas. Misalnya, sistem arisan dan sistem sediaan (Kadir, 2003).

c. Sistem Tertutup dan Terbuka

Sistem tertutup (closed system) adalah sistem yang tidak berhubungan dengan lingukungan luarnya.sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya campur tangan dari pihak luarnya (Jogiyanto, 2005).

(39)

Sistem terbuka (open system) adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. Ciri- cirinya, sistem menerima masukan yang diketahui, yang bersifat acak, maupun gangguan. Selain itu, umumnya sistem melakukan adaptasi terhadap lingkungan (Kadir, 2003).

d. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia

Sistem alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi karena alam tidak dibuat oleh manusia. Misalnya, sistem tata surya. Sistem buatan manusia (human made system) adalah sistem yang dibuat oleh manusia. Misalnya, sistem komputer dan sistem mobil (Kadir, 2003).

e. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks

Berdasarkan tingkat kerumitannya, sistem dibedakan menjadi sistem yang sederhana misalnya sepeda dan sistem yang kompleks misalnya otak manusia (Kadir, 2003).

2.3 Konsep Dasar Informasi

Untuk lebih mengenal apa itu data dan apa itu informasi, terlebih dahulu harus mengenal definisi dari data dan informasi itu sendiri.

2.3.1 Data dan Informasi

Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh

(40)

secara langsung kepada pemakai. Data sering kali disebut sebagai bahan mentah informasi. Melalui suatu proses transformasi, data dibuat menjadi bermakna. Sedangkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang (Kadir, 2003). Dan Jogiyanto (2005) mendefinisikan informasi sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan (Jogiyanto, 2005)

2.3.2 Siklus Informasi

Data merupakan bentuk yang masih mentah, belum dapat berceritera banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk dihasilkan informasi. Data dapat berbentuk simbol-simbol semacam huruf-huruf atau alphabet, angka-angka, bentuk-bentuk suara, sinyal-sinyal, gambar-gambar dan sebagainya (Jogiyanto, 2005). Jadi, hal yang terpenting untuk membedakan informasi dengan data, informasi itu mempunyai kandungan makna sedangkan data tidak. Pengertian makna di sini merupakan hal sangat penting, karena berdasarkan maknalah si

(41)

penerima dapat memahami informasi bahkan mengambil keputusan (Kadir, 2003). Hal ini dapat dilihat dari siklus informasi yang mengambarkan pengolahan data menjadi informasi. Siklus informasi atau siklus pengolahan data adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1. Siklus informasi (Jogiyanto, 2005)

2.3.3 Kualitas Informasi

Kualitas informasi (quality of information) terkadang juga dipakai untuk menyatakan informasi yang baik. Dari sekian karakteristik yang telah dibahas, kualitas informasi sering kali di ukur berdasarkan (Kadir, 2003):

a. Akurat

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.

b. Ketepatan Waktu

Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai. Karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan (Jogiyanto, 2005).

(42)

c. Relevan

Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.

Relevansi informasi untuk setiap pemakai berbeda-beda.

Misalnya informasi mengenai sebab-musabab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan (Jogiyanto, 2005).

2.3.4 Nilai Informasi

Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi hal ketidakpastian di dalam proses pengambilan keputusan tentang sesuatu keadaan (Jogiyanto, 2005).

Akan tetapi perlu di perhatikan bahwa informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah yang tertentu dengan biaya untuk memperolehnya, karena sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak di dalam perusahaan. Lebih lanjut sebagian besar informasi tidak dapat persis ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai usang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya (Jogiyanto, 2005).

(43)

2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi

Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen di dalam pengambilan keputusan, maka sistem informasi sangat diperlukan dalam hal mendapatkan informasi (Jogiyanto, 2005).

2.4.1 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Jogiyanto (2005) sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur- prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan yang cerdik (Jogiyanto, 2005).

Pengertian lain mengemukakan bahwa sistem informasi mencakup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi, dan prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi informasi), dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan (Kadir, 2003). Sedangkan menurut Hall (2001) sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal di mana data dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai (Kadir, 2003).

(44)

2.4.2 Komponen Sistem Informasi

Dalam suatu sistem informasi terdapat komponen-komponen yaitu hardware, software, prosedur, orang, database, jaringan komputer dan komunikasi data (Kadir, 2003):

a. Perangkat keras (hardware)

Mencakup peranti-peranti fisik seperti komputer dan printer.

b. Perangkat lunak (software)

Sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data.

c. Prosedur

Sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.

d. Orang

Semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi.

e. Basis Data (Database)

Sekumpulan tabel, hubungan, dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data.

f. Jaringan komputer dan komunikasi data

Sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) di pakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.

(45)

2.5 Konsep Basis Data dan DBMS (DataBase Management System)

Secara tradisional, data disusun dalam suatu hierarki yang terdiri dari elemen data, rekaman (record), dan berkas (file), sebagaimana terlihat pada gambar berikut (Kadir, 2003).

Berkas

Rekaman Rekaman

Elemen data Elemen data

Gambar 2.2. Hierarki data a. Elemen data

Elemen data adalah suatu data terkecil yang tidak dapat dipecah lagi menjadi unit data yang lain. Pada data kepegawaian, elemen data dapat berupa nama pegawai, alamat, kota tempat tinggal, dan atribut lain yang berkaitan dengan pegawai.

b. Rekaman

Rekaman adalah gabungan sejumlah elemen data yang saling terkait sebagai contoh, nama, alamat, kota, dan tempat tinggal lahir seseorang pegawai dapat dihimpun dalam sebuah rekaman. Istilah lain untuk rekaman adalah tupel dan baris.

c. Berkas

Himpunan seluruh rekaman yang bertipe sama membentuk sebuah berkas. Berkas dapat dikatakan sebagai kumpulan data yang berkaitan dengan suatu objek.

(46)

2.5.1 Basis Data dan DBMS

Basis Data (database) adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi. Sedangkan DBMS adalah Perangkat lunak sistem yang memungkinkan para pemakai membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses basis data dengan cara praktis dan efisian (Kadir, 2003).

Jogiyanto menjelaskan dalam bukunya Pengenalan Komputer, basisdata adalah kumpulan dari kata yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Database merupakan salah satu komponen yang penting dalam sistem informasi, karena merupakan basis dalam menyediakan informasi bagi para pemakai (Jogiyanto, 2005).

Gambar 2.3. Jenjang dari data (Jogiyanto, 2005) file

record

Data item atau field

characters database

(47)

Sampai dengan membentuk suatu database, data mempunyai jenjang yang dapat dilihat pada gambar 2.3 (Jogiyanto, 2005) a. Karakter

Karakter merupakan bagian data yang terkecil, dapat berupa karakter, numerik, huruf ataupun karakter-karakter khusus (special characters) yang membentuk suatu item data.

b. Field

Suatu field menggambarkan suatu atribut dari record yang menunjukkan suatu item dari data, seperti misalnya nama, alamat, dan lain sebagainya. Kumpulan dari field membentuk suatu record.

c. Nama dari field (field name)

Field harus diberi nama untuk membedakan field yang satu dengan field yang lainnya.

d. Representasi dari field (field representation)

Representasi dari field menunjukkan tipe dari field (field type) serta lebar dari field (field width). Dapat berupa tipe numerik, karakter atau huruf, tanggal dan memo. Serta lebar dari field menunjukkan ruang maksimum dari field yang dapat diisi dengan karakter-karakter data.

e. Nilai dari field (field value)

Nilai dari field menunjukkan isi dari field untuk masing-masing record.

(48)

f. Record

Kumpulan dari field membentuk suatu record. Record menggambarkan suatu unit data individu yang tertentu.

Kumpulan dari record membentuk suatu file. Misalnya file personalia, tiap-tiap record dapat mewakili data tiap-tiap karyawan.

g. File

File terdiri dari record-record yang menggambarkan satu kesatuan data yang sejenis. Misalnya file matakuliah berisi data tentang semua matakuliah yang ada.

h. Database

Database merupakan Kumpulan dari file membentuk database.

2.6 Konsep Dasar Lembaga Keuangan Syariah 2.6.1 Landasan Hukum

Mengacu pada pasal 33 UUD 1945, maka kita melihat bahwa koperasi sebagai model badan usaha yang berbasis ekonomi kerakyatan yang dianggap paling sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia. Pada tataran pelaksanaannya telah diatur dan dikembangkan dalam Undang-Undang nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian. (Undang-Undang Perkoperasian: 1992).

Sebagai tindak lanjut dari UU diatas maka diterbitkanlah Peraturan Pemerintahan (PP) No.9 Tahun 1995 tentang

(49)

pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi, kepmen koperasi dan PKM No. 194/KEP/M/IX/1998 tentang petunjuk pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam.

Berkaitan dengan telah menjamunya berbagai koperasi yang menawarkan jasa keuangan syariah, baik berlabel Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Baitul Tamwil Muhammadiyah (BTM), Koperasi Simpan Pinjam Syariah (KJKS), Baitul Qirad (BQ) dan lain-lain, maka Kementrian Koperasi dan UKM memayungi serta menata dalam format Koperasi Jasa Keuangan Syariah dengan No.

91/KEP/M.KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah (Kusnadi, 2005).

2.6.2 Prinsip Dasar

Bagi pengelola KJKS/UJKS/BMT dalam melakukan pengelolaan usaha senantiasa memeperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut (Kusnadi, 2005) :

1. Keanggotaan koperasi bersifat terbuka dan sukarela.

2. Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi.

3. Pembagian SHU diatur atas dasar jasa anggota kepada koperasi.

4. Operasional koperasi harus berbasis syariah.

5. Bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat.

(50)

6. Pengelolaan usaha bersifat terbuka.

7. Swadaya, swakerta dan swasembada.

2.6.3 Tujuan dan Fungsi Lembaga Keuangan Syariah

Adapun tujuan pengembangan KJKS/UJKS/BMT dalam pengelolaannya antara lain (Huda, 2004) :

1. Meningkatkan program pemberdayaan ekonomi, khususnya di kalangan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi melalui sistem syariah.

2. Mendorong kehidupan ekonomi syariah dalam kegiatan usaha mikro, kecil dan menengah.

3. Meningkatkan semangat dan peran anggota masyarakat dalam kegiatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah.

Adapun fungsi dari Lembaga Keuangan Syariah sebagai lembaga keuangan mikro adalah (Huda, 2004) :

1. Sebagai mediator dari pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana (lembaga intermediasi keuangan) dalam instrumen yang berbentuk dalam tabungan dan simpanan berjangka.

2. Melayani kebutuhan anggota khususnya, masyarakat setempat umumnya.

3. Memberikan manfaat dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat di lingkungan melalui layanan kebutuhan pembiayaan.

(51)

2.6.4 Sistem Operasional Lembaga Keuangan Syariah

2.6.4.1 Prinsip Dasar Operasional Lembaga Keuangan Syariah

Aktivitas keuangan perbankan dapat dipandang sebagai wahana bagi masyarakat modern untuk membawa mereka kepada, paling tidak, pelaksanaan dua ajaran Al- Qur’an yaitu :

1. Prinsip Al Ta’awun, yaitu saling membantu dan saling bekerjasama diantara anggota masyarakat untuk kebaikan, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an (Al-Maidah : 2).

2. Prinsip menghindari Al Iktinaz menahan uang (dana) dan membiarkan menganggur (idle) dan tidak berputar dalam transaksi yang bermanfaat bagi masyarakat umum, sebagiman dinyatakan dalam Al- Qur’an (An-nisa : 29).

Perbedaan pokok antara lembaga keuangan Islam dengan lembaga keuangan konvensional adalah adanya larangan riba (bunga) bagi lembaga keuangan. Bagi Islam, riba dilarang sedangkan jual beli (Al Bai’). Hal yang membedakan antara lembaga keuangan Islam dengan lembaga keuangan konvensional adalah dalam persoalan bunga atau

(52)

pemberian uang lebih karena telah adanya dana yang disimpan atau dipinjamkan. Berikut adalah perbedaan antara sistem bunga dengan sistem bagi hasil :

Tabel 2.1 Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil ( Taufiki : 2007)

SISTEM BUNGA SISTEM BAGI HASIL

a. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung.

a. Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi.

b. Besarnya presentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan.

b. Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh.

b. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan oleh nasabah untung atau rugi.

c. Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.

d. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang

“booming”.

d. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan jumlah pendapatan.

e. Eksistensi bunga diragukan e. Tidak akan ada yang meragukan

(53)

(kalau tidak dikecam) oleh semua agama termasuk Islam.

keabsahan bagi hasil.

2.7 BMT (Baitul Maal wa Tamwil)

Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia mulai di kenal masyarakat sebagai sebuah Lembaga Keuangan Mikro Syariah. Tidak salah kalau kemudian masyarakat Indonesia mengenal BMT sebagai “Bank Mikro Syariah” yang beroperasi di sekitar lingkungan masyarakat seperti di pasar-pasar, kawasan pedesaan, pinggiran kota, atau bahkan ada yang berkantor di sebuah masjid. Penulis tidak bermaksud untuk menyatakan hal tersebut salah, namun sebenarnya Baitul Maal wa Tamwil itu adalah konsep Industri Perbankan Syariah yang menekankan adanya konsentrasi usaha perbankan yang tidak hanya mengelola unit bisnis saja, namun juga mengelola unit social yang memiliki fungsi intermediary unit antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana.

2.7.1 Konsep Baitul Maal wa Tamwil

Azis, Amin (2004:1) menjelaskan tentang konsepsi Baitul Maal wa Tamwil sebagai lembaga keuangan yang didirikan dengan landasan ekonomi yang salaam: keselamatan (berintikan keadian), kedamaian, dan kesejahteraan.

(54)

2.7.2 Fungsi Baitul Maal wa Tamwil

Aziz, Amin (2004:1) menjelaskan bahwa Baitul Maal wa Tamwil memiliki dua fungsi, yaitu:

1. Baitul Maal (Bait = Rumah, Maal = Harta) yaitu menerima titipan dana, zakat, infaq, dan shodaqoh serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya.

2. Baitut Tamwil (Bait = Rumah, at-Tamwil = Pengembangan Harta) yaitu melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha dengan mendorong kegiatan menabung dan

menunjang pembiayaan ekonominya. Dalam menjalankan usahanya, Baitut Tamwil menggunakan akad-akad (perjanjian) transaksi bisnis yang berbasis syariah seperti model jual beli (Murabahah, Salam, dan Istishna), bagi hasil (Mudharabah dan Musyarakah), maupun sewa (Ijarah).

2.8 Zakat

Zakat, secara etimologi atau asal usul kata adalah dari bahasa Arab berasal dari kata dasar (mashdar) zaka^ yang berarti, berkah, tumbuh, bertambah, berkembang, bersih, suci, baik, terpuji, diimani sebagai salah satu rukun Islam oleh umat Muslim yang bersumber wahyu Allah dan sunah Rasul. (Akhyar, Rusli, 2005).

(55)

Al-Qur’an menyebut sebanyak 30 (tiga puluh kali) diantaranya bersama-sama sebanyak 27 kali dalam satu ayat dengan shalat. Sebuah lagi juga bersama shalat namun tidak dalam ayat yang sama, “Dan orang- orang yang giat menunaikan zakat,” setelah ayat, “Orang-orang yang khusyuk dalam bershalat,” (QS 23:2,4).

2.8.1 Definisi Zakat

Di Indonesia, zakat telah didefinisikan dengan resmi melalui ketentuan undang-undang sebagai “harta yang wajib disisihkan oleh orang muslim atau badan yang dimiliki orang muslim sesuai dengan ketentuan agama Islam untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya”.

Definisi ini tidak jauh berbeda dengan pengertian yang disepakati oleh empat mazhab Maliki, Syafi’i, Hanafi, dan Hanbali serta Yusuf Qardawi bahwa zakat adalah mengeluarkan bagian tertentu dari harta dan menyerahkannya kepada yang berhak menerimanya (EHI 6:1985-6) dan umumnya para penulis dan pengamat zakat serta umat pada umumnya sangat familiar dan memahaminya sebagai pengertian yang sahih (Rusli, Achyar, 2005).

(56)

2.8.1.1 Zakat menurut Al-Qur’an

Al-Quran yang diimani sebagai wahyu Allah, tidak menjelaskan bahwa zakat adalah mengeluarkan bagian tertentu dari harta dan menyerahkannya kepada yang berhak menerimanya sebagaimana ditentukan oleh ulama fiqih dan mazhab-mazhab atau perundang-undangan zakat di negara kita.

Ayat-ayat Al-Qur’an yang umum dan utama di pakai sebagai sandaran pengertian atau definisi zakat adalah surat at-Taubah (9) ayat 58, 60, 103, 104 yang bias disimpulkan tidak (belum) ada dalil yang kuat yang memberikan alas an mengapa lafal shadaqa diterjemahkan atau diartikan zakat.

Atau dalil yang mengatakan “Sedekah itu zakat dan zakat itu sedekah, berbeda nama tapi arti sama” (Rusli, Achyar, 2005).

2.8.1.2 Zakat Fitrah

Zakat Fitrah ialah zakat diri yang diwajibkan atas diri setiap individu lelaki dan perempuan muslim yang berkemampuan dengan syarat-syarat yang ditetapkan. Kata Fitrah yang ada merujuk pada keadaan manusia saat baru diciptakan sehingga dengan mengeluarkan zakat ini manusia dengan izin Allah akan kembali fitrah. Besar zakat yang

(57)

dikeluarkan menurut para ulama adalah sesuai penafsiran terhadap hadits adalah sebesar satu sha' atau kira-kira setara dengan 3,5 liter atau 2.7 kg makanan pokok (tepung, kurma, gandum, aqith) atau yang biasa dikonsumsi di daerah bersangkutan (Mazhab Syafi’I dan Maliki). Zakat Fitrah dikeluarkan pada bulan Ramadhan, paling lambat sebelum orang-orang selesai menunaikan Shalat Ied. Jika waktu penyerahan melewati batas ini maka yang diserahkan tersebut tidak termasuk dalam kategori zakat melainkan sedekah biasa.

Penerima Zakat secara umum ditetapkan dalam 8 golongan/asnaf (fakir, miskin, amil, muallaf, hamba sahaya, gharimin, fisabilillah, ibnu sabil) namun menurut beberapa ulama khusus untuk zakat fitrah mesti didahulukan kepada dua golongan pertama yakni fakir dan miskin. Pendapat ini disandarkan dengan alasan bahwa jumlah/nilai zakat yang sangat kecil sementara salah satu tujuannya dikelurakannya zakat fitrah adalah agar para fakir dan miskin dapat ikut merayakan hari raya dan saling berbagi sesama umat islam (http://id.wikipedia.org/wiki/Zakat_Fitrah).

(58)

2.8.1.3 Zakat Harta (mall)

Zakat Maal adalah zakat yang dikenakan atas harta (maal) yang dimiliki oleh individu atau lembaga dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan secara hukum (syara). Maal berasal dari bahasa Arab yang secara harfiah berarti 'harta'. Harta yang akan dikeluarkan sebagai zakat harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Milik Penuh, yakni harta tersebut merupakan milik penuh individu yang akan mengeluarkan zakat.

2. Berkembang, yakni harta tersebut memiliki potensi untuk berkembang bila diusahakan.

3. Mencapai nisab, yakni harta tersebut telah mencapai ukuran/jumlah tertentu sesuai dengan ketetapan, harta yang tidak mencapai nishab tidak wajib dizakatkan dan dianjurkan untuk berinfaq atau bersedekah.

4. Lebih Dari Kebutuhan Pokok, orang yang berzakat hendaklah kebutuhan minimal/pokok untuk hidupnya terpenuhi terlebih dahulu.

5. Bebas dari Hutang, bila individu memiliki hutang yang bila dikonversikan ke harta yang dizakatkan mengakibatkan tidak terpenuhinya nishab, dan akan dibayar pada waktu yang sama maka harta tersebut bebas dari kewajiban zakat.

(59)

6. Berlalu Satu Tahun (Al-Haul), kepemilikan harta tersebut telah mencapai satu tahun khusus untuk ternak, harta simpanan dan harta perniagaan. Hasil pertanian, buah-buahan dan rikaz(barang temuan) tidak memiliki syarat haul.

Macam-macam zakat Maal dibedakan atas obyek zakatnya antara lain:

a. Zakat Profesi. Yakni zakat yang dikeluarkan dari penghasilan profesi (hasil profesi) bila telah mencapai nisab. Profesi dimaksud mencakup profesi pegawai negeri atau swasta, konsultan, dokter, notaris, akuntan, artis, dan wiraswasta.

b. Hewan ternak. Meliputi semua jenis & ukuran ternak (misal: sapi,kerbau,kambing,domba,ayam).

c. Hasil pertanian. Hasil pertanian yang dimaksud adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang bernilai ekonomis seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-mayur, buah-buahan, tanaman hias, rumput- rumputan, dedaunan, dll.

d. Emas dan Perak. Meliputi harta yang terbuat dari emas dan perak dalam bentuk apapun.

(60)

e. Barang Temuan (Rikaz). Yakni harta yang ditemukan dan tidak diketahui pemiliknya (harta karun).

f. Harta perniagaan (dagangan). Yaitu harta hasil berdagang yang telah mencapai setahun. Maka dari itu pedagang sewajibnyalah menghitung barang daganganya tiap tahun, utuk menaksir jumlah harga barang yang ada.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Zakat_Maal)

2.8.1.4 Nisab Zakat

Nisab atau batas minimum harta yang dapat dikenakan zakat dapat disamakan dengan konsep penghasilan tidak kena pajak. Al-Quran tidak menyebut sama sekali mengenai nisab ini. Dalam sahih Bukhari Muslim, hanya pada hadis no 521 yang menyebut nisab untuk hasil bumi, unta, emas, dan perak. Jumlah nisab yang ditemukan dalam berbagai hadis sangat bervariasi dengan hitungan-hitungan yang tidak praktis sama sekali karena tidak menggunakan uang sebagai alat ukur. Sama halnya dengan objek zakat, walaupun pada dasarnya sama dengan batas minimum pengenaan pajak, disayangkan nisab ini belum diatur dalam undang-undang. Memasalahkan batas nisab yang tidak

(61)

praktis ini hanya laksana orang berjalan ditempat, bergerak namun tak pernah maju (Rusli, Achyar, 2005).

2.8.2 Macam - macam zakat mall dan perhitungannya

Berdasarkan sumber yang peneliti dapatkan yaitu pada buku yang berjudul “Kunci Ibadah” disusun oleh S.A Zainal Abidin yang diterbitkan oleh C.V TOHA PUTRA SEMARANG pada tahun 1951 ini zakat mall dan perhitungannya adalah sebagai berikut:

1. Hewan ternak sapi dan kerbau, apabila mempunyi 30 ekor, barulah dikeluarkan zakatnya dan sudah mencapai haul. Dalam 30 hingga 39 ekor wajiblah dikeluarkan zakatnya 1 ekor yang sudah berumur 1 tahun masuk tahun ke 2. 40 ekor hingga 59 ekor, wajiblah dikeluarkan zakatnya 1 ekor yang sudah berumur 2 tahun masuk tahun ke 3 (Musinnah) namanya. 60 hingga 69 ekor, wajiblah dikeluarkan zakatnya 2 ekor yang sudah berumur 1 tahun (Tabi’) namanya. Demikian seterusnya, setiap bertambah 10 ekor banyaknya bertambah pula zakatnya.

Atau, supaya jelas perhitungannya yaitu setiap: 30 ekor zakatnya 1 ekor Tabi’ dan setiap: 40 ekor zakatnya 1 ekor Musinnah.

2. Hewan ternak kambing, dari 40 ekor hingga 120 ekor wajiblah dikeluarkan zakatnya 1 ekor yang sudah berumur 2 tahun masuk tahun ke-tiga.

(62)

a. Dari 121 ekor – 200 ekor, wajib zakatnya 2 ekor.

b. Dari 201 ekor – 399 ekor, wajib zakatnya 3 ekor.

c. Dari 400 ekor – 499 ekor, wajib zakatnya 4 ekor.

d. Dari 500 ekor – 599 ekor, wajib zakatnya 5 ekor.

e. Dari 600 ekor – 699 ekor, wajib zakatnya 6 ekor.

3. Tanam – tanaman seperti padi, jagung, kurma, dsb mulai dari 5 ausuq yang bersih tidak berkulit. Maka jika berkulit nisabnya 10 ausuq. Dari nisab ini atau lebih wajiblah dikeluarkan zakatnya (10%) jika sawahnya diairi dengan air sungai atau hujan. Tetapi jika sawahnya diairi dengan membeli air maka zakatnya hanya (5%). 5 ausuq = 300 gantang fithrah, 1 gantang fithrah = 4 mud, 1 mud = 575 gram. 5 ausuq = 300 gantang fithrah atau 690 kg. Pada zakat ini tidak disyaratkan genap setahun (haul). Hanya setiap musimnya keluarkanlah zakatnya.

4. Emas, apabila beratnya sampai 20 mitsqal + 80 gram dan sudah haul kecuali emas yang telah dijadikan perhiasan diri sendiri seperti giwang, kalung, gelang, dsb, tidak diwajibkan zakat.

Zakatnya emas itu di keluarkan 2,5%. Jadi bagi orang-orang yang mempunyai emas seberat:

a. 80 gram wajiblah zakatnya 2 gram b. 85 gram wajiblah zakatnya 2,125 gram c. 90 gram wajiblah zakatnya 2,250 gram

(63)

d. 100 gram wajiblah zakatnya 2,500 gram

5. Perak, apabila mempunyai 200 dirham = + 670 gram atau berharga Rp. 58, 50 atau dibulatkan Rp. 60 dan telah haul zakatnya 2,5%. Jadi orang-orang yang mempunyai perak seharga:

a. Rp. 60 wajiblah zakatnya 2,5% = Rp. 1,50 b. Rp. 80 wajiblah zakatnya 2,5% = Rp. 2,- c. Rp. 95 wajiblah zakatnya 2,5% = Rp. 2,37 d. Rp. 100 wajiblah zakatnya 2,5% = Rp. 2,50

Sama seperti emas, jika perhiasan perak dipakai untuk diri sendiri maka tidak diwajibkan zakat.

6. Perniagaan (dagangan), apabila jumlahnya cukup senisab Rp.

60,- atau lebih dan sudah setahun, maka wajiblah dikeluarkan zakatnya 2.5%.

7. Harta rikaz, adapun nisabnya harta rikaz itu tidak terbatas, mulai zakatnya yaitu seberapa banyak pendapatannya itu, wajiblah dikeluarkan zakatnya saat itu juga 50% dari padanya.

Dan bagi orang-orang yang menggali tanah sebagai pekerjaanya sehari-hari untuk mencari emas dan perak di gunung-gunung dan lain-lain setiap dapat wajiblah dikeluarkan zakatnya yaitu hanya 2,5% dari pendapatannya.

8. Zakat profesi, cantoh kasus:

Gaji sebulan = Rp 5.000.000

(64)

Gaji setahun = Rp 60.000.000

Sisa pengeluaran setahun = Rp 10.000.000 Nisab 85 gram emas = Rp 8.500.000

Maka Anda terkena kewajiban zakat, karena harta di akhir tahun telah mencapai nisab emas 85 gram tersebut. Kemudian tunggu harta kita yang tersisa sebesar Rp 10.000.000,- tersebut hingga berlalu 1 tahun. Kemudian baru dikeluarkan zakat tersebut sebesar 2.5 % x Rp10.000.000,- = Rp 250.000,- pada tahun berikutnya.

2.8.3 Definisi e-Zakat

Menurut E. Carol Young, elektronika meliputi studi, perancangan dan penggunaan piranti-piranti yang berdasar hantaran listrik di dalam suatu ruang hampa, gas dan semi konduktor. Dan menurut empat mazhab Maliki, Syafi’i, Hanafi, dan Hanbali serta Yusuf Qardawi bahwa zakat adalah mengeluarkan bagian tertentu dari harta dan menyerahkannya kepada yang berhak menerimanya.

Maka penulis berkesimpulan, e-zakat adalah mengeluarkan bagian dari harta berupa uang melalui hantaran listrik di dalam suatu ruang hampa, gas dan semi konduktor. Yang berarti tanpa adanya pertemuan langsung antara muzakki dan amil (petugas zakat).

(65)

2.9 Definisi Pengembangan Sistem

Proses pengembangan sistem adalah satu set aktivitas, metode, praktek terbaik, siap dikirimkan, dan peralatan terotomasi yang digunakan stacholder untuk mengembangkan dan memelihara sistem informasi dan perangkat lunak. (Whitten, 2004).

Kebanyakan organisasi memiliki system development process/proses pengembangan sistem resmi yang terdiri dari satu set standar proses- proses atau langkah-langkah yang mereka harapkan akan diikuti oleh semua proyek pengembangan sistem. Sementara proses ini bervariasi untuk organisasi yang berbeda, ada karakteristik umum yang ditemukan : proses pengembangan sistem di kebanyakan organisasi mengikuti pendekatan pemecahan masalah.

Pendekatan tersebut biasanya terdiri dari beberapa langkah pemecahan masalah yang umum (Whitten, 2004).

2.9.1 Tahapan Pengembangan Sistem

Proses pengembangan sistem terdiri dari proses standar atau langkah yang dapat digunakan pada semua proyek pengembangan sistem. Meskipun proses bisnis pada masing-masing organisasi berbeda, mereka memiliki karakteristik umum yang sama, yaitu kebanyakan proses pengembangan sistem pada organisasi mengikuti pendekatan problem-solving. Berikut ini adalah langkah problem-solving secara umum:

Referensi

Dokumen terkait

(2) Setiap bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam pelaksanaan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada

Berusia serendah-rendahnya 18 (delapan belas) tahun dan setinggi-tingginya 35 (tiga puluh lima) tahun pada tanggal 1 Januari 2010 dan atau yang memenuhi

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tali tambang jenis polyethilen (PE) ±10 m sebagai tali ris, perbedaan perlakuan ditandai dengan sterofoam yang diikat

Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa jumlah populasi aktual (Na) itik Lokal di Kecamatan Tilatang Kamang adalah 1.510 ekor.. Subandriyo (2003) menjelaskan bahwa populasi

Penelitian ini bertujuan menguji kualitas papan partikel dari ampas batang sagu dengan nilai kerapatan dan perekat alami asam sitrat yang berbeda yang meliputi

Seperti pada penelitian Maulida (2005), penambahan tepung tulang ikan tuna 20% memiliki nilai hedonik yang sangat rendah terhadap parameter tekstur dari pada

Peran tersebut hanya akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila ulama memiliki informasi yang benar dan baik mengenai HIV dan AIDS, sehingga tidak ada pikiran atau mitos

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 19-20 Agustus 2013, dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan kuesioner terhadap 10