• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Infiltrasi Limfosit Pada Kelenjar Tiroid Dan Kejadian Hipotiroid Pada Pasien Pasca Isthmulobektomi Di RSUP. H. Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Infiltrasi Limfosit Pada Kelenjar Tiroid Dan Kejadian Hipotiroid Pada Pasien Pasca Isthmulobektomi Di RSUP. H. Adam Malik Medan"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN INFILTRASI LIMFOSIT PADA KELENJAR TIROID DAN

KEJADIAN HIPOTIROID PADA PASIEN PASCA ISTHMULOBEKTOMI DI RSUP. H.

ADAM MALIK MEDAN

TESIS

OLEH

Dr. ZULFIKAR

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU BEDAH

DEPARTEMEN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN, 2014

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ILMU BEDAH

DEPARTEMEN ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)

GAMBARAN INFILTRASI LIMFOSIT PADA KELENJAR TIROID DAN KEJADIAN

HIPOTIROID PADA PASIEN PASCA ISTHMULOBEKTOMI

DI RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN

OLEH

Dr. ZULFIKAR

TESIS INI TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI OLEH

Pembimbing Pembimbing

(Dr. Emir Taris Pasaribu, SpB (K) Onk) (Dr. Suyatno SpB.(K) Onk)

NIP : 19520304 198002 1 001 NIP:196806081 199903 1 001

Pembimbing

(Dr Jamaluddin Sp.PA)

NIP: 196105121986121002

DIKETAHUI OLEH

Ketua Departemen Ilmu Bedah, Ketua Program Studi Ilmu Bedah,

(Dr. Emir Taris Pasaribu, SpB (K) Onk) (Dr. Marshal, SpBTKV)

(3)

SURAT KETERANGAN

JUDUL : GAMBARAN INFILTRASI LIMFOSIT PADA KELENJAR TIROID DAN KEJADIAN HIPOTIROID PADA PASIEN PASCA ISTHMULOBEKTOMI DI RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN

PENELITI : Dr. ZULFIKAR

DEPARTEMEN : ILMU BEDAH FK-USU

INSTITUSI : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TESIS INI TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI OLEH

KONSULTAN METODOLOGI PENELITIAN FAKULTAS KEDOKTERAN USU

(4)

SURAT KETERANGAN

JUDUL : GAMBARAN INFILTRASI LIMFOSIT PADA

KELENJAR TIROID DAN KEJADIAN HIPOTIROID PADA PASIEN PASCA ISTHMULOBEKTOMI DI RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN

PENELITI : Dr. ZULFIKAR

DEPARTEMEN : ILMU BEDAH FK-USU

INSTITUSI : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TESIS INI TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI OLEH

SEKSI ILMIAH

DEPARTEMEN ILMU BEDAH FK USU

(5)

PERNYATAAN

GAMBARAN INFILTRASI LIMFOSIT PADA KELENJAR TIROID DAN KEJADIAN HIPOTIROID PADA PASIEN PASCA ISTHMULOBEKTOMI

DI RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Februari 2014

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penelitian tesis ini yang merupakan salah satu persyaratan tugas akhir untuk memperoleh keahlian dalam bidang Ilmu Bedah di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan. Salawat dan Salam tak lupa penulis sampaikan kepada junjungan Rasulullah SAW.

Dengan selesainya penulisan tesis ini, perkenankanlah penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih, do’a dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

Kedua orang tua, Lettu Abdul Manaf (Purn) dan Oni Sumarningsih (almh), terima kasih yang sedalam-dalamnya dan setulus-tulusnya, yang telah membesarkan dan mendidik penulis sejak kecil dengan penuh kesabaran, kasih sayang dan perhatian, dengan diiringi doa dan dorongan yang tiada hentinya sepanjang waktu, memberikan contoh yang sangat berharga dalam menghargai dan menjalani kehidupan.

Terima kasih kepada Prof. Iskandar Japardi, SpB, SpBS (K) dan keluarga atas segala bantuan moril dan materiil, pengorbanan, pengertian, dukungan, semangat, serta perhatian kepada penulis selama proses perjalanan sekolah ini.

Kepada mertua saya Drs. H. Usman Suhair dan Dra. Hj. RR. Mardiani serta anggota keluarga Zul Junainah SPd, Arina Rasyiqah SH, M,Hum, Zaida Fairuzah SP, dan adinda Zayyani Hazimah penulis mengucapkan terima kasih atas segala pengertian, dukungan baik moril maupun materiil selam penulis menjalani pendidikan.

(7)

buat kalian untuk menunggu dan merasakan suka dukanya perjalanan sekolah ini. Penulis mengucapkan terima kasih atas pengertian dan dukungan yang diberikan selama penulis menjalani pendidikan.

Terima kasih yang tak terhingga kepada istri tercinta Huwaina Af’idah, S.Kep, Ners yang telah menemani penulis dalam segala suka dan duka dengan mengorbankan waktu, tenaga dan fikiran selama masa pendidikan ini. Terima kasih atas segala dorongan, semangat, nasehat, dan bantuan dalam segala urusan selama proses pendidikan ini.

Rasa sayang dan cinta yang terbesar buat anak-anak penulis Makmun Sakhiy Zuha dan Haniya Aqilah Zuha, segala perjuangan dan proses ini dapat terlewati dan terasa ringan saat melihat senyum di wajah kalian.

Selain itu untuk istri dan anak-anakku penulis mohon maaf sebesar-besarnya bila selama proses pendidikan ini banyak kekhilafan dan kesalahan. Penulis sadar proses pendidikan ini telah membagi perhatian, pengertian dan dukungan penulis baik moril ataupun materil kepada keluarga.

Kepada Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara dan Bapak Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Bedah di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

(8)

Terima kasih sedalam-salamnya dan penghargaan setinggi-tingginya penulis ucapkan kepada para pembimbing tesis dr. Emir Taris Pasaribu SpB (K) Onk, dr. Suyatno SpB (K) Onk, dr. Jamaluddin Sp.PA, yang telah sabar membimbing, mendidik dan membuka wawasan penulis, senantiasa memberikan dorongan dan motivasi yang tiada hentinya dengan penuh bijaksana dan tulus ikhlas sepanjang waktu hingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Semua telah tanpa pamrih memberikan bimbingan, koreksi dan saran kepada penulis selama mengikuti program pendidikan ini.

(9)

Terima kasih kepada Prof . Aznan Lelo, PhD, SpFK, konsultan metodologi penelitian fakultas kedokteran yang telah membimbing, membantu dan meluangkan waktu dalam membimbing staitisktik dari tesis ini.

Terima kasih kepada dr. Budi Irwan, SpB-KBD sebagai seksi ilmiah Departemen Ilmu Bedah FK USU yang telah membimbing dan membantu selama proses penulisan tesis ini.

Para Senior dan semua rekan seperjuangan peserta program studi Ilmu Bedah FK USU Medan yang bersama-sama menjalani suka duka selama pendidikan. Terima kasih buat kalian semua di sepanjang waktu kebersamaan kita. Terima kasih juga penulis ucapkan pada junior yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini. Terima kasih kepada pihak-pihak lain yang terlibat dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

Mohon maaf penulis pada semua orang, atas kesalahan, ucapan dan perbuatan.

Semoga ilmu yang penulis peroleh selama pendidikan spesialisaasi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, Februari 2014 Penulis

Zulfikar

(10)

ABSTRAK

Latar belakang : Tumor tiroid merupakan neoplasma sistem endokrin yang terbanyak dijumpai. Insiden pertahun di Amerika Serikat 68 per satu juta penduduk, sedangkan insiden tertinggi di Hawai (119 per satu juta wanita dan 45 per satu juta pria) dan terendah di Polandia (14 per satu juta wanita dan 4 per satu juta pria) (Gheriani H, 2006). Proses inflamasi pada kelenjar tiroid mengakibatkan ditemukannya infiltrasi limfosit yang dapat menurunkan daya biosintesis sehingga mengakibatkan hipotiroid jangka panjang contoh Hashimoto disease (Wiseman, 2011).

Metode Penelitian : Penelitian dilakukan pada 40 pasien pasca isthmulobektomi di RSUP. H. Adam Malik Medan sejak Januari 2010 - Desember 2013. Data kemudian ditampilkan dengan menggunakan distribusi frekuensi dan persentase untuk mengetahui gambaran infiltrasi limfosit pada kelenjar tiroid dan kejadian hipotiroid pada pasien pasca isthmulobektomi di RSUP. H. Adam Malik Medan Hasil Penelitian : Jumlah subyek keseluruhan adalah 40 pasien dengan 8 laki-laki dan 32 perempuan (Proporsi 1:4). Berdasarkan usia yang terbanyak adalah di rentang 30-60 tahun (85%). Dari 40 pasien diperoleh hasil bahwa terdapat gambaran infiltrasi limfosit pada kelenjar tiroid yaitu kelompok ada berjumlah 34 pasien (85%) dan kelompok tanpa infiltrasi limfosit berjumlah 6 pasien (15%). Serta terdapat kejadian hipotiroid pada 30 pasien (100%) pasca isthmulobektomi yang terdapat infiltrasi limfosit. Sedangkan 10 pasien memiliki kadar TSH pasca isthmulobektomi normal yaitu 4 pasien dengan infiltrasi limfosit (40%) dan 6 pasien (60%) tanpa infiltrasi limfosit.

Kesimpulan : Terdapat gambaran infiltrasi limfosit pada kelenjar tiroid dan terdapat kejadian hipotiroid pada pasien pasca isthmulobektomi

(11)

ABSTRACT

Background : Thyroid nodules is a neoplasm of endocrine system that most common happen in the world. Incidence rate per years in United States of America are 68 per one million people, besides that the highest incidence where happen in Hawaii ( 119 per one million woman and 45 per one million man) and the lowest incidence at Polandia (14 per one million womwn and 4 per one million man) (Gheriani H, 2006). Inflammation process at tiroid gland have been effected found limfositic infiltration which can decrease biosintesis process until have been made hipotiroid long stage , example hashimoto tiroiditis disease (Wiseman, 2011).

Methods : The study was conducted on 40 patients tiroid nodule pasca isthmulobectomi at RSUP. H. Adam Malik Medan since January 2010- December 2013. The data were show with frequent distribution and percentage to know deskriptive of the lymphocitic infiltration at thyroid nodules and incidence of hypothyroid pasca isthmulobectomy at RSUP H. Adam Malik Medan.

Results : All subject study are 40 patients with distribution 8 man and 32 women (Proportion: 1:4). According to the age most common approximate 30-60 years (85%). From 40 patients have been founded the descriptive of the lymphocitic infiltration at thyroid nodules are two groups, one groups are 34 patients (85%) who have been founded, and the other groups who no founded are 6 patients (15%). Besides that this study have been founded the incidence of hypothyroid are 30 patients (100%) pasca isthmulobectomy and have lympochitic infiltration, and the other 10 patients had been founded the TSH level pasca isthmulobectomy are normal 4 patients with limphocityc infiltration (40%) and 6 patients (60%) without limphocityc infilration.

Conclusion: There is deskriptive lymphocitic infiltration at thyroid gland and there is incidence of hypothyroid in patients pasca isthmulobectomy.

(12)

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN HASIL PENELITIAN

Pembimbing, Ketua Departemen, Ketua Program Studi ... i

Konsultan Metodologi Penelitian ... ii

Seksi Ilmiah ... iii

Pernyataan ... iv

Kata Pengantar ... v

Abstrak ... ix

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Gambar ... xiv

Bab 1. Pendahuluan

(13)

2.3 Klasifikasi Struma ... 22

2.4 Infiltrasi Limfosit ... 22

Bab 3. Metode Penelitian 3.1 Desain Penelitian ... 28

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

3.3 Populasi Penelitian ... 28

3.4 Sampel Penelitian ... 28

3.5 Besar Sampel ... 29

3.6 Persetujuan Informed Consent ... 29

3.7 Etika Penelitian ... 29

3.8 Cara Penelitian ... 30

a. Identifikasi Variabel ... 30

b. Defenisi Operasional ... 30

c. Rencana Pengolahan dan Analisis Data ... 31

3.9 Alur Penelitian ... 32

Bab 4. Hasil Penelitian ... 33

Bab 5. Pembahasan ... 39

Bab 6. Simpulan dan Saran 6.1 Simpulan ... 42

6.2 Saran ... 42

Daftar Pustaka ... 43 Lampiran

1. Susunan Peneliti

2. Rencana Anggaran Penelitian 3. Jadwal Penelitian

4. Naskah Penjelasan kepada pasien/Orangtua/Kerabat pasien lainnya 5. Persetujuan Setelah Penjelasan

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Penemuan klinis Dan laboratorium Berhubungan

Dengan Penyebab Yang umum Dari hipotiroid. 13

Tabel 2 Pengobatan hipertiroid 14

Tabel 3 Indeks Patologi Tiroid ALTD 18

Tabel 4 Demografik Subjek Penelitian 25

Tabel 5 Gambaran Infiltrasi Limfosit Subjek Penbeliutian 27 Tabel 6 Gambaran Kadar TSH Pre Operasi Subjek penelitian 28 Tabel 7 Gambaran Kadar TSH Pasca Operasi Subjek Penelitian 29 Tabel 8 Gambaran Kadar TSH Pre Operasi dengan dan Tanpa

Infiltrasi Limfosit 30

Tabel 9 Gambaran Kadar TSH Pasca Operasi dengan dan Tanpa

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Embriologi Tiroid Manusia 3

Gambar 2 Anatomi Kelenjar Tiroid 4

Gambar 3 Vaskularisasi Kelenjar tiroid 5

Gambar 4 Histologi Kelenjar Tiroid 6

Gambar 5 Diagram Pengaturan Sekresi Tiroid 7

Gambar 6 Algoritma Untuk Mendeteksi Hormon Pada Hipotiroid

post Operasi 11

Gambar 7 Skema Respon Auto Immun Antigen Dengan Infiltrasi

Sel limfosit 12

Gambar 8 Algoritma Test fungsi Tiroid Untuk Diagnostik Dan Monitoring Simtomatis pasien dengan hipotalamic Intac

-Pituitari-asis tiroid 16

Gambar 9 Tiroiditis Limpocitik 18

Gambar 10 Skor Histologi Infiltrasi Limfosit pada Tiroid 19 Gambar 11 Patofisiologi Infiltrasi Limfosit Pada kelenjar Tiroid 21

Gambar 12 Diagram Proporsi jenis kelamin 27

Gambar 13 Diagram Proporsi Berdasarakn Usia 27

Gambar 14 Diagram Infiltrasi Limfosit 28

Gambar 15 Skor Histologi Infiltrasi Limfosit 28

Gambar 16 Diagram kadar TSH Pre Operasi 29

(16)

ABSTRAK

Latar belakang : Tumor tiroid merupakan neoplasma sistem endokrin yang terbanyak dijumpai. Insiden pertahun di Amerika Serikat 68 per satu juta penduduk, sedangkan insiden tertinggi di Hawai (119 per satu juta wanita dan 45 per satu juta pria) dan terendah di Polandia (14 per satu juta wanita dan 4 per satu juta pria) (Gheriani H, 2006). Proses inflamasi pada kelenjar tiroid mengakibatkan ditemukannya infiltrasi limfosit yang dapat menurunkan daya biosintesis sehingga mengakibatkan hipotiroid jangka panjang contoh Hashimoto disease (Wiseman, 2011).

Metode Penelitian : Penelitian dilakukan pada 40 pasien pasca isthmulobektomi di RSUP. H. Adam Malik Medan sejak Januari 2010 - Desember 2013. Data kemudian ditampilkan dengan menggunakan distribusi frekuensi dan persentase untuk mengetahui gambaran infiltrasi limfosit pada kelenjar tiroid dan kejadian hipotiroid pada pasien pasca isthmulobektomi di RSUP. H. Adam Malik Medan Hasil Penelitian : Jumlah subyek keseluruhan adalah 40 pasien dengan 8 laki-laki dan 32 perempuan (Proporsi 1:4). Berdasarkan usia yang terbanyak adalah di rentang 30-60 tahun (85%). Dari 40 pasien diperoleh hasil bahwa terdapat gambaran infiltrasi limfosit pada kelenjar tiroid yaitu kelompok ada berjumlah 34 pasien (85%) dan kelompok tanpa infiltrasi limfosit berjumlah 6 pasien (15%). Serta terdapat kejadian hipotiroid pada 30 pasien (100%) pasca isthmulobektomi yang terdapat infiltrasi limfosit. Sedangkan 10 pasien memiliki kadar TSH pasca isthmulobektomi normal yaitu 4 pasien dengan infiltrasi limfosit (40%) dan 6 pasien (60%) tanpa infiltrasi limfosit.

Kesimpulan : Terdapat gambaran infiltrasi limfosit pada kelenjar tiroid dan terdapat kejadian hipotiroid pada pasien pasca isthmulobektomi

(17)

ABSTRACT

Background : Thyroid nodules is a neoplasm of endocrine system that most common happen in the world. Incidence rate per years in United States of America are 68 per one million people, besides that the highest incidence where happen in Hawaii ( 119 per one million woman and 45 per one million man) and the lowest incidence at Polandia (14 per one million womwn and 4 per one million man) (Gheriani H, 2006). Inflammation process at tiroid gland have been effected found limfositic infiltration which can decrease biosintesis process until have been made hipotiroid long stage , example hashimoto tiroiditis disease (Wiseman, 2011).

Methods : The study was conducted on 40 patients tiroid nodule pasca isthmulobectomi at RSUP. H. Adam Malik Medan since January 2010- December 2013. The data were show with frequent distribution and percentage to know deskriptive of the lymphocitic infiltration at thyroid nodules and incidence of hypothyroid pasca isthmulobectomy at RSUP H. Adam Malik Medan.

Results : All subject study are 40 patients with distribution 8 man and 32 women (Proportion: 1:4). According to the age most common approximate 30-60 years (85%). From 40 patients have been founded the descriptive of the lymphocitic infiltration at thyroid nodules are two groups, one groups are 34 patients (85%) who have been founded, and the other groups who no founded are 6 patients (15%). Besides that this study have been founded the incidence of hypothyroid are 30 patients (100%) pasca isthmulobectomy and have lympochitic infiltration, and the other 10 patients had been founded the TSH level pasca isthmulobectomy are normal 4 patients with limphocityc infiltration (40%) and 6 patients (60%) without limphocityc infilration.

Conclusion: There is deskriptive lymphocitic infiltration at thyroid gland and there is incidence of hypothyroid in patients pasca isthmulobectomy.

(18)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tumor tiroid merupakan neoplasma sistem endokrin yang terbanyak dijumpai. Insiden pertahun di Amerika Serikat 68 per satu juta penduduk, sedangkan insiden tertinggi di Hawai (119 per satu juta wanita dan 45 per satu juta pria) dan terendah di Polandia (14 per satu juta wanita dan 4 per satu juta pria) (Gheriani H, 2006). Di Indonesia, Boedisantoso et al, 2003 melaporkan nodul tiroid di RSUPN-CM, Jakarta sebesar 50,3% dengan rasio laki-laki dibandingkan perempuan sekitar 8:10 sebanyak 101 kasus. Sedangkan berdasarkan data subsidi Bedah Onkologi Rumah Sakit H. Adam Malik Medan, jumlah kasus penderita nodul tiroid tahun 2010-2012 adalah 188 kasus yaitu 2010 (67 kasus), 2011 (65 kasus), dan 2012 (66 kasus).

Pembesaran kelenjar nodul tiroid dapat merupakan suatu kelainan radang, hiperplasia atau neoplasma, dimana secara klinis kadang sulit dibedakan. Adanya inflamasi limfosit menurunkan fungsi tiroid sehingga memungkinkan timbulnya kejadian hipotiroid paska lobektomi. Pasien dengan dijumpainya infiltrasi limfosit pada pemeriksaan histologi jaringan tiroid mengalami peningkatan risiko untuk timbulnya kejadian hipotiroid paska operasi lobektomi. Proses inflamasi pada kelenjar tiroid mengakibatkan ditemukannya infiltrasi limfosit yang dapat menurunkan daya biosintesis sehingga mengakibatkan hipotiroid jangka panjang contoh Hashimoto disease (Wiseman, 2011).

Infiltrasi limfosit adalah salah satu mekanisme pertahanan sistem imun pada saat inflamasi atau peradangan dimana terjadinya kerusakan seluler saat limfosit T yang tersensitisasi (sensitized) dan/atau autoantibodi berikatan dengan membran sel, menyebabkan lisis sel dan reaksi inflamasi. Perubahan fungsi tiroid terjadi karena kerja autoantibodi yang bersifat stimulator atau blocking pada reseptor di membran sel ( Mestman JH et al, 2013 ).

(19)

tetapi belum ada pendokumentasian gambaran infiltrasi limfosit pada pasien nodul tiroid dan kejadian hipotiroid pasca isthmulobektomi.

Dengan alasan inilah peneliti ingin mengetahui gambaran infiltrasi limfosit pada kelenjar tiroid dan kejadian hipotiroid pada pasien pasca isthmulobektomi di RSUP. H. Adam Malik Medan.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran infiltrasi limfosit pada kelenjar tiroid dan kejadian hipotiroid pada pasien pasca isthmulobektomi di RSUP. H. Adam Malik Medan?

1.3 Hipotesa Penelitian

Terdapat gambaran infiltrasi limfosit pada kelenjar tiroid dan kejadian hipotiroid pada pasien pasca isthmulobektomi di RSUP. H. Adam Malik Medan

1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran infiltrasi limfosit pada kelenjar tiroid dan kejadian hipotiroid pada pasien pasca isthmulobektomi di RSUP. H. Adam Malik Medan

1.4.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: a. Data demografi pasien nodul tiroid

b. Gambaran infiltrasi limfosit pada kelenjar tiroid.

c. Kejadian hipotiroid pada pasien pasca isthmulobektomi di RSUP. H. Adam Malik Medan.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bidang akademik/ilmiah

(20)

1.5.2 Bidang pelayanan masyarakat

Meningkatkan pelayanan pasien pasca ishmulobektomi, khususnya pelayanan di bidang bedah onkologi.

1.5.3 Bidang pengembangan penelitian

Memberikan data awal terhadap departemen bedah onkologi tentang gambaran infiltrasi limfosit pada kelenjar tiroid dan kejadian hipotiroid pada pasien pasca isthmulobektomi di RSUP. H. Adam Malik Medan.

(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelenjar Tiroid 2.1.1 Embriologi

Kelenjar tiroid berasal dari evaginasi epitelium farings. Evaginasi ini berjalan turun dari dasar lidah ke daerah leher sampai akhirnya mencapai letak anatomisnya. Sebagian jaringan tiroid ini kadang tertinggal di sepanjang lintas tersebut sehingga membentuk duktus thyroglossus. Dalam keadaan normal kelenjar tiroid pada orang dewasa beratnya antara 10-20 gram.

Kelenjar tyroid berkembang dari endoderm pada garis tengah usus depan Kelenjar tyroid mulai terlihat terbentuk pada janin berukuran 3,4-4 cm, yaitu pada akhir bulan pertama kehamilan. Kelenjar tyroid berasal dari lekukan faring antara branchial pouch pertama dan kedua. Dari bagian tersebut timbul divertikulum, yang kemudian membesar, tumbuh ke arah bawah mengalami desensus dan akhirnya melepaskan diri dari faring. Sebelum lepas, berbentuk sebagai duktus tyroglossus yang berawal dari foramen sekum di basis lidah. (Syamsuhidayat R, 1998).

(22)

Duktus ini akan menghilang setelah dewasa, tetapi pada keadaan tertentu masih menetap. Dan akan ada kemungkinan terbentuk kelenjar tyroid yang letaknya abnormal, seperti persisten duktus tyroglossus, tyroid servikal, tyroid lingual,sedangkan desensus yang terlalu jauh akan membentuk tyroid substernal. Branchialpouch keempat ikut membentuk kelenjar tyroid, merupakan asal sel-sel parafolikular 4 atau sel C, yang memproduksi kalsitonin. Kelenjar tyroid janin secara fungsionalmulai mandiri pada minggu ke-12 masa kehidupan intrauterin (Syamsuhidayat R, 1998).

2.1.2 Anatomi

Thyroidea (Yunani thyreos, pelindung) suatu kelenjar endokrin sangat vaskular, merah kecoklatan yang terdiri dari lobus dextra dan sinistra yang dihubungkan oleh isthmus pada garis tengah. Tiap lobus mencapai superior sejauh linea oblique cartilago thyroidea, isthmus terletak di atas cincin trachea kedua dan ketiga, sedangkan bagian terbawah lobus biasanya terletak di atas cincin trachea keempat atau kelima. Kelenjar ini dibungkus oleh selubung yang berasal dari lapisan pretrachealis fascia cervicalis profunda. Beratnya sekitar 25 gram biasanya membesar secara fisiologis pada masa pubertas, menstruasi dan kehamilan (Suen C. Kenneth, 2002; Gharib H, 1993).

(23)

Gambar 2. anatomi kelenjar tiroid

Tyroid terdiri atas dua lobus, yang dihubungkan oleh istmus dan menutup cincin trakhea 2 dan 3. Kapsul fibrosa menggantungkan kelenjar ini pada fasia pretrakhea sehingga pada setiap gerakan menelan selalu diikuti dengan terangkatnya kelenjar kearah kranial. Sifat ini digunakan dalam klinik untuk menentukan apakah suatu bentukan di leher berhubungan dengan kelenjar tyroid atau tidak (Djokomoeljanto, 2001).

(24)

Vaskularisasi kelenjar tyroid berasal dari Arteri {a.} Tiroidea Superior (cabang dari a.Karotis Eksterna) dan a. Tyroidea Inferior (cabang a. Subklavia). Setiap folikel lymfoid diselubungi oleh jala-jala kapiler, dan jala-jala limfatik, sedangkan sistem venanya berasal dari pleksus perifolikular (Djokomoeljanto, 2001). Nodus Lymfatikus {nl} tyroid berhubungan secara bebas dengan pleksus trakhealis yang kemudian ke arah nodus prelaring yang tepat di atas istmus, dan ke nl.Pretrakhealis dan nl. Paratrakhealis, sebagian lagi bermuara ke nl. Brakhiosefalika dan ada yang langsung ke duktus thoraksikus. Hubungan ini penting untuk menduga penyebaran keganasan (Djokomoeljanto, 2001).

2.1.3 Histologi

Unit struktural daripada tiroid adalah folikel, yang tersusun rapat, berupa ruangan bentuk bulat yang dilapisi oleh selapis sel epitel bentuk gepeng, kubus sampai kolumnar. Konfigurasi dan besarnya sel-sel folikel tiroid ini dipengaruhi oleh aktivitas fungsional daripada kelenjar tiroid itu sendiri. Bila kelenjar dalam keadaan inaktif, sel-sel folikel menjadi gepeng dan akan menjadi kubus atau kolumnar bila kelenjar dalam keadaan aktif. Pada keadaan hipertiroidism, sel-sel folikel menjadi kolumnar dan sitoplasmanya terdiri dari vakuol-vakuol yang mengandung koloid.

(25)

Gambar 4 Histologi Kelenjar Tiroid Normal 2.1.4 Fisiologi

Kelenjar tiroid berperan mempertahankan derajat metabolisme dalam jaringan pada titik optimal. Hormon tiroid merangsang penggunaan O2 pada kebanyakan sel tubuh, membantu mengatur metabolisme lemak dan hidrat arang, dan sangat diperlukan untuk pertumbuhan serta maturasi normal. Apabila tidak terdapat kelenjar tiroid, orang tidak akan tahan dingin, akan timbul kelambanan mental dan fisik, dan pada anak-anak terjadi retardasi mental dan dwarfisme. Sebaliknya, sekresi tiroid yang berlebihan meninbulkan penyusutan tubuh, gugup, takikardi, tremor, dan terjadi produksi panas yang berlebihan.

Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama yaitu tiroksin (T4) yang kemudian berubah menjadi bentuk aktifnya yaitu triyodotironin (T3). Iodium nonorganik yang diserap dari saluran cerna merupakan bahan baku hormon tiroid. Zat ini dipekatkan kadarnya menjadi 30-40 kali sehingga mempunyai afinitas yang sangat tinggi di dalam jaringan tiroid. T3 dan T4 yang dihasilkan ini kemudian akan disimpan dalam bentuk koloid di dalam tiroid. Sebagian besar T4 kemudian akan dilepaskan ke sirkulasi sedangkan sisanya tetap di dalam kelenjar yang kemudian mengalami daur ulang. Di sirkulasi, hormon tiroid akan terikat oleh protein yaitu globulin pengikat tiroid (thyroid binding globulin, TBG) atau prealbumin pengikat albumin (thyroxine binding prealbumine, TBPA).

(26)

perubahan-perubahan di dalam maupun di luar tubuh. Juga dijumpai adanya sel parafolikuler yang menghasilkan kalsitonin yang berfungsi untuk mengatur metabolisme kalsium, yaitu menurunkan kadar kalsium serum terhadap tulang.

Pengukuran TSH menjadi hasil test yang jelas dari fungsi tiroid pada banyak keadaan. Nilai TSH berkisar antara rentang luar mayor dari kasus primer penyakit tiroid. Jika TSH tidak normal, lihat nilai dari T4 bebas/ free T4 (fT4). Ketika ada faktor resiko, lihat free T3 (fT3) ketika fT4 normal dan diduga ada tirotoksikosis.

Gambar 5. Diagram pengaturan sekresi tiroid. 1. Free Thyroxine (fT4) and Free Triiodothyronine (fT3)

(27)

Banyak frekuensi pengukuran dari fungsi tiroid yang mungkin digunakan ketika ada perbedaan antara hasil dari tes fungsi tiroid inisial dan penemuan klinis. Pada banyak kasus, mengulangi test yang sama kurang berguna dibandingkan dengan melakukan test yang berbeda. (contoh. jika hasil TSH tidak menunjukkan hubungan dengan status klinis pasien, maka lebih baik diikuti dengan pengukuran fT4). Konsultasi dengan ahli laboratorium dapat lebih dipertanggungjawabkan ketika hasil test yang dilakukan tidak menunjukkan hubungan dengan status klinis yang ditemukan.

2. Gangguan Fungsi Tiroid

Faktor risiko gangguan tiroid adalah: - Riwayat penyakit tiroid

- Riwayat keluarga dengan penyakit tiroid - Diagnosa penyakit autoimmune

- Riwayat radiasi leher

- Terapi obat seperti lithium dan amiodaron - Perempuan di atas usia 50 tahun

- Pasien lanjut usia

- Perempuan post pasrtum 6 minggu sampai 6 bulan

2.2 Gangguan fungsi tiorid

2.2.1 Hipotiroid

1. Defenisi Hipotiroid

(28)

Hipotiroidisme adalah suatu sindroma klinis akibat dari defisiensi hormontiroid, yang kemudian mengakibatkan perlambatan proses metabolik. Hipotiroidisme pada bayi dan anak-anak berakibat pertambahan pertumbuhan dan perkembangan jelas dengan akibat yang menetap yang parah seperti retardasi mental. Hipotiroidisme dengan awitan pada usia dewasa menyebabkan perlambatan umum organisme dengan deposisi glikoaminoglikan pada rongga intraselular, terutama pada otot dan kulit,yang menimbulkan gambaran klinis miksedema. Gejala hipotiroidisme pada orang dewasa kebanyakan reversibel dengan terapi (Anwar R, 2005).

2. Insiden dan Etiologi Hipotiroid

Hipotiroid merupakan kelainan endokrin kedua yang paling banyak dijumpai di Amerika Serikat setelah diabetes mellitus (Hueston, 2001). Hipotiroid lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pria dan insidensinya meningkat dengan pertambahan umur. Hipotiroid primer lebih sering di jumpai dibanding hipotiroid sekunder dengan perbandingan 1000 : 1 (Roberts & Ladenson, 2004 ).

(29)

3. Klasifikasi Hipotiroid

Hipotiroid dapat diklasifikasikan berdasar waktu kejadian (kongenital atau akuisital), disfungsi organ yang terjadi (primer atau sekunder/ sentral), jangka waktu (transien atau permanen) atau gejala yang terjadi (bergejala/ klinis atau tanpa gejala/ subklinis). Hipotiroid kongenital biasa dijumpai di daerah dengan defisiensi asupan yodium endemis. Pada daerah dengan asupan yodium yang mencukupi, hipotiroid kongenital terjadi pada 1 dari 4000 kelahiran hidup, dan lebih banyak dijumpai pada bayi perempuan (Roberts & Ladenson, 2004).

Pada anak-anak ini hipotiroid kongenital disebabkan oleh agenesis atau disgenesis kelenjar tiroid atau gangguan sintesis hormon tiroid. Disgenesis kelenjar tiroid berhubungan dengan mutasi pada gen PAX8 dan thyroid transcription factor 1 dan 2 (Gillam & Kopp, 2001).

Hipotiroid akuisital disebabkan oleh berbagai faktor. Penyebab yang paling sering dijumpai adalah tiroiditis autoimun yang sering disebut tiroiditas Hashimoto. Peran auto imun pada penyakit ini didukung adanya gambaran infiltrasi limfosit pada kelenjar tiroid dan adanya antibodi tiroid dalam sirkulasi darah. Operasi atau radiasi (mis: radioterapi eksternal pada penderita head and neck cancer, terapi yodium radioaktif pada tirotoksikosis, paparan yodium radioaktif yang tidak disengaja, infiltrasi besi di kelanjar tiroid pada hemokromatosis. Beberapa bahan kimia maupun obat (misal: amiodarone, lithium, interferon) juga dapat menyebabkan hipotiroid dengan cara mempengaruhi produksi hormon tiroid atau mempengaruhi autoimunitas kelenjar tiroid (Roberts & Ladenson, 2004).

(30)

Hipotiroid berdasarkan kadar TSH dibagi beberapa kelompok yaitu: 1. TSH < 5,5 µIU/L  normal

2. 5,5 µIU/L ≤ TSH < 7 µIU/L Hipotiroid ringan

3. 7 µIU/L ≤ TSH < 15 µIU/L  Hipotiroid sedang Hipotiroid 4. TSH ≥ 15 µIU/L  Hipotiroid berat biokimia

Selain itu pasien dinyakan hipotiroid klinis jika dijumpai peninggian kadar TSH (TSH ≥ 5,5 µIU/L) disertai adanya simptom seperti fatique,peningkatan BB, ggn.siklus haid,konstipasi,intoleransi dingin,rambut dan kuku rapuh (Wiseman, 2011).

4. Manifestasi Klinis Hipotiroid

5. Penegakan Diagnosis Hipotiroid

Gejala secara umum yaitu kelelahan dan kelesuan, sering mengantuk, jadi pelupa, kesulitan belajar, kulit kering dan gatal, rambut dan kuku yang rapuh, wajah bengkak, konstipasi, nyeri otot, penambahan berat badan, peningkatan sensitivitas terhadap banyak pengobatan, menstruasi yang banyak, peningkatan frekuensi keguguran pada wanita yang hamil (Wiseman, 2011).

Pada tiroiditis Hashimoto, pemeriksaan goiter yang terbentuk dapat diidentifikasi melalui pemeriksaan fisik, dan keadaan hipotiroid diketahui dengan identifikasi gejala dan tanda fisik yang khas, serta melalui hasil pemeriksaan laboratorium. Peningkatan antibodi antitiroid merupakan bukti laboratorik paling spesifik pada tiroiditis Hashimoto, namun tidak semuanya dijumpai pada kasus. Pemeriksaan hormon tiroid biasanya diperiksa kadar TSH. Dikatakan hipotiroid apabila terjadi peningkatan kadar TSH.

(31)

kasus yang sulit dan merupakan prosedur yang dibutuhkan jika nodul tiroid terbentuk .

Fungsi tiroid dinilai secara prospektif dengan mengukur kadar TSH sesuai algoritme yang telah ditetapkan. Waktu pengukuran kadar TSH untuk mendeteksi dan memberikan terapi hipotiroid post operasi adalah 1. preoperasi 2. fase awal post operasi ( 6 minggu) 3. fase lanjut post operasi (12 bln) (Wiseman, 2011).

Hipotiroid merupakan akibat yang sering terjadi setelah lobektomi yang sangat mempengaruhi hasil akhir operasi dan kualitas hidup pasien. Hampir 100% mengalami peningkatan kadar TSH. Tetapi peningkatan kadar TSH tidak selalu menjadi patokan untuk memulai terapi hormon. Semakin awal dideteksi dapat mencegah terjadinya keluhan dan komplikasinya (Wiseman, 2011).

Gambar 6 .Algoritma untuk mendeteksi dan terapi hormon pada hipotiroid post operasi 6 minggu post operasi

Cek TSH

Cek TSH 12 bulan post operasi dan setiap tahun kemudian

atau sesuai kebutuhan berdasarkan gejala

Cek TSH setiap 6 bulan. Jika TSH normal tetap

kontrol sesuai kebutuhan

(32)

6. Patofisiologi Hipotiroid

Pada Penyakit Tiroiditis Auto Imun

Walaupun etiologi pasti respon imun tersebut masih belum diketahui, berdasarkan data epidemiologik diketahui bahwa faktor genetik sangat berperan dalam patogenesis PTAI. Selanjutnya diketahui pula pada Penyakit Tiroiditis Auto Imun terjadi kerusakan seluler dan perubahan fungsi tiroid melalui mekanisme imun humoral dan seluler yang bekerja secara bersamaan (Tomer Y, Davies TF, 2003 dan Prummel MF et al, 2004).

Kerusakan seluler terjadi karena limfosit T tersensitisasi (sensitized T-lymphocyte) dan/atau antibodi antitiroid berikatan dengan membran sel

tiroid, mengakibatkan lisis sel dan reaksi inflamasi. Sedangkan gangguan fungsi terjadi karena interaksi antara antibodi antitiroid yang bersifat

stimulator atau blocking dengan reseptor di membran sel tiroid yang

(33)

Gambar 7. Skema Respon autoimmum Antigen Dengan Infiltrasi sel limfosit Gampathogenic mechanism of Hashimoto's thyroiditis

Mekanisme patogen yang mungkin dari Tiroiditis Hashimoto. Faktor genetik predisposed individu dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan (contoh: diet iodine, infeksi, kehamilan, terapi sitokin) yang termasuk respon autoimun melawan antigen spesifik tiroid dengan infiltrasi sel imun. Proses autoimun menghasilkan T helper tipe 1 (Th1) respon imun mediate dan induksi apoptosis dari sel tiroid yang mengakibatkan hipotiroid

2.2.2 Hipertiroid 1. Definisi Hipertiroid

Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan jumlah produksi jumlah hormon tiroid dalam tubuh.dengan katalain kelenjar tiroid bekerja lebih aktif,dinamakan dengan thyrotoksikosis,dimana berarti terjadi peningkatan level hormon tiroid yang ekstrim dalam darah.

(34)

2. Patofisiologi Hipertiroid

Hormon tiroid mempunyai banyak peran yang sigmifikan di dalam proses di dalam tubuh, proses-proses ini yang kita sebut metabolisme. Jika terdapat banyak hormon tiroid, setiap fungsi dari tubuh akan diatur untuk bekerja lebih cepat. Karena selama hipertiroid terjadi peningkatan metabolisme, maka setiap pasien akan mengalami kehilangan banyak energi.

3. Gejala Hipertiroid

Gejala yang sering tampak adalah sering gugup, iritabilitas, peningkatan respirasi, bedebar-debar, tremor, ansietas, susah tidur (insomnia), berkeringat banyak, rambut rontok, dan kelemahan pada otot, khususnya kerja dari otot lengan dan kaki, frekwesi buang air besar terganggu, kehilangan berat badan yang cepat, pada wanita periode menstruasi lebih cepat dan aliran darah lebih kencang.

Hiperthiroid biasanya mulainya lambat, tetapi pada beberapa pasien muda perubahan ini terjadi sangat cepat. awalnya gejela dirasakan yang diartikan salah,contoh persaan gugup yang dianggap karena stres.

4. Penyebab Hipertiroid

a. Penyakit Grave’s

Hiperthiroid terjadi pada penyakit Grave’s, yang umumnya yang ditandai biasanya mata akan kelihatan lebih besar karena kelopak mata ataas akan membesar,kadang-kadang satu atau dua mata akan tampak melotot.Beberapa pasien tampak terjadi pembesaran kelenjar thiroid (goiter) pada leher.

(35)

b. Tiroiditis

Penyebab lain dari hipertiroid adalah ditandai dengan adanya satu atau lebih nodul atau benjolan pada tiroid yang tumbuh dan membesar yang menggangu pasien.sehngga total output hormon tiroid dalam darah meningkat dibanding normal, kondisi ini di ketahui sebagai toxic nodular atau multi nodular goiter juga disebut sebagai tiroiditis, kondisi ini disebabkan oleh masalah sistem hormon atau infeksi virus yang menyababkan kelelnjar menghasilkan hormon tiroid.

Tabel1 penemuan klinis dan laboratorium berhubungan dengan penyebab yang umum dari hipertiroid.

(36)

Tabel 2 Pengobatan Hipertiroid

2.2.3 Eutiroid 1. Defenisi

(37)

Gambar 8 Algoritma untuk tests fungsi tiroid untuk mendiagnosa dan monitoring simtomatik pasien

2.2.4 Lesi-lesi pada Kelenjar Tiroid

(38)

menunjukan bahwa nodul tiroid menempati lebih dari 50% dari seluruh kasus tiroid (Anwar R, 2005)

Maka saat ini American Thyroid Association Guidelines merekomendasikan tindakan total/near total tiroid lobektomi yaitu merupakan teknik operasi sederahana untuk penanganan pasien dengan nodul tiroid. Secara umum penanganan nodul tiroid meliputi: observasi, operasi, radiasi eksterna, radiasi interna dan hormonal (supresi) terapi.(Wiseman 2011)

Sebelumnya pasien-pasien pasca dilakukannya lobektomi mendapat terapi pemberian hormon tiroid karena dijumpai keadaan hipotiroid secara biokimia dimana terjadi peninggian kadar Tiroid Stimulating Hormon (TSH). Hipotiroid merupakan morbiditas yang paling sering dilaporkan paska lobektomi yaitu 10-45% kasus. Hipotiroid merupakan akibat yang sering terjadi setelah lobektomi yang sangat mempengaruhi hasil operasi dan kualitas hidup pasien (Wiseman, 2011).

(39)

2.3 Klasifikasi Struma

2.3.1 Struma endemik (Simple goiter) – Eutiroid.

Struma hiperplastik difusa (area endemik dan struma pubertas). Stadium akhir dari:

- Folikel-folikel terisi

- Struma koloid dengan koloid karena fluktuasi persisten kadar TSH nodul - Struma nodular multiple.

2.3.2 Struma toksika

a. Primer – Struma toksika difusa – (penyakit Grave). b.Sekunder (nodular)

- Struma nodular toksika - Struma nodular non toksika.

2.3.3 Struma neoplastik. a. Jinak.

b. Ganas.

2.3.4 Tiroiditis

a. Tiroiditis suburatif akut. b. Tiroiditis sub akut. c. Tiroiditis hasimoto. d. Tiroiditis Riedel (Sachdova, 1996).

2.4 Infiltrasi Limfosit

(40)

Gambar 9. Tiroiditis limpocitik. Dua kelompok dari sel folikuler jinak tampak pada latar belakang limposit ( Mestman JH et.al, 2013 ).

Berdasarkan jurnal Onkologi tahun 2011, Kriteria skor histologi infiltrasi limfosit tiroid dibagi menjadi 4 kelompok yaitu:

0 : Tidak ada infiltrasi limfosit

1 : Insidental, efeknya sedikit mempengaruhi nodul .<1 per lapangan pandang kecil (10-mm field diameter)

2 : Signifikan meluas tetapi pertengahan dalam ukuran [1 per lapangan pandang besar (10-mm field diameter)

3 : Hashimoto tiroiditis, nodul signifikan meluas dan paling banyak dihubungkan dengan perubahan sel Hurible dan fibrosis jaringan

(Wiseman, 2011).

(41)

Tabel 3. Indeks Patologi Tiroid AITD (Karras et al, 2005)

Indeks Patologi

Perubahan Histopatologi

0 Tidak ada infiltrasi, kelenjar yang normal menunjukkan folikel utuh dengan lapisan sel epitel

1 Terjadi infiltrasi sel mononuklear dengan tingkat rendah, tidak jelas, sel mononuklear didistribusikan perivaskular

2 Infiltrasi sel mononuklear terlihat dengan jelas, mempengaruhi 10 sampai 40% kerusakan pada jaringan

3 Infiltrasi melibatkan 40 sampai 80% jaringan

4 Infiltrasi melibatkan lebih dari 80% jaringan

Walaupun etiologi pasti respon imun tersebut masih belum diketahui, berdasarkan data epidemiologik diketahui bahwa faktor genetik sangat berperan dalam patogenesis Penyakit Tiroiditis AutoImun yang biasa disebut Hashimoto tiroiditis. Selanjutnya diketahui pula pada Hashimoto tiroiditis terjadi kerusakan seluler dan perubahan fungsi tiroid melalui mekanisme imun humoral dan seluler yang bekerja secara bersamaan.

Kerusakan seluler terjadi karena limfosit T tersensitisasi (sensitized T-lymphocyte) dan/atau antibodi antitiroid berikatan dengan membran sel tiroid,

mengakibatkan lisis sel dan reaksi inflamasi. Sedangkan gangguan fungsi terjadi karena interaksi antara antibodi antitiroid yang bersifat stimulator atau blocking dengan reseptor di membran sel tiroid yang bertindak sebagai autoantigen.

Infiltrasi sel limfosit pada penyakit ini memediasi kerusakan sel-sel pada tiroid sehingga pada gambaran histopatologi tiroid yang mengalami AITD menunjukkan adanya infiltrasi sel mononuklear, perubahan struktur dan bentuk jaringan tiroid (Chistiakov dan Turakulov, 2003; Quarantino, 2004).

Penyakit ini ditandai dengan infiltrasi limfosit dan autoreaktif terhadap tiroid sebagai mekanisme respon imun (Quaratino, 2004).

(42)

Perubahan fungsi tiroid terjadi karena kerja autoantibodi yang bersifat stimulator atau blocking pada reseptor di membran sel. Ada tiga autoantigen spesifik yang dominan pada PTAI yaitu thyroid peroxidase (TPO), tiroglobulin,

dan thyrotropin receptor (TSHR). TPO, yang dulu disebut sebagai ”thyroid

microsomal antigen”, merupakan enzim utama yang berperan dalam

hormogenesis tiroid (Rapoport B, McLachlan SM, 2001).

Masih belum jelas apakah autoantibodi TPO atau TPO-specific T cells merupakan penyebab utama inflamasi tiroid. Antibodi anti-TPO tidak menghambat aktivitas enzimatik TPO, oleh karena itu bila antibodi tersebut berperan pada inflamasi tiroid, hanya sebatas sebagai petanda (marker) penyakit dan tidak berperan langsung dalam terjadinya hipotiroid. Di lain pihak beberapa studi menduga antibodi anti-TPO mungkin bersifat sitotoksik terhadap tiroid; antibodi anti-TPO terlibat dalam proses destruksi jaringan yang menyertai hipotiroid pada tiroiditis Hashimoto dan tiroiditis atrofik (Rapoport B, McLachlan SM, 2001).

(43)

Gambar 11. Patofisiologi Infiltrasi Limfosit Pada Kelenjar Tiroid

(44)
(45)

BAB 3

METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sub Bagian Bedah Onkologi FK USU RSUP H. Adam Malik dan bagian Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian ini dilaksanakan dari tahun 2010 sampai dengan 2013.

3.3 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah semua pasien nodul tiroid yang datang di Departemen Bedah Onkologi RSUP. H. Adam Malik yang akan dilakukan operasi Isthmulobektomi.

3.4 Sampel Penelitian

Sampel penelitian ini adalah semua populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

3.4.1 Kriteria Inklusi:

1. Terdapat Slide preparat untuk pemeriksaan infiltrasi limfosit.

2. Memiliki hasil pemeriksaan laboratorium pre dan pasca isthmulobektomi untuk penilaian kadar TSH

3. Pasien setuju untuk dilibatkan dalam penelitian setelah mendapatkan informed consent.

3.4.2 Kriteria Eksklusi:

1. Pasien pernah mengalami operasi tiroid sebelumnya. 2. Hasil pemeriksaan patologi carcinoma tiroid

(46)

3.5 Besar Sampel

Besar sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebanyak 37 responden. Jumlah sampel ini didapat dengan menggunakan rumus sebagai berikut (S. Sudigdo, 2008)

n = (Za)2

a = batas kemaknaan, yang digunakan adalah 0,05

Zα = untuk a sebesar 0,05 dari tabel dua arah didapatkan nilai 1,96 P = proporsi penyakit/ keadaan yang akan dicari

Q = proporsi keberhasilan pembanding

d = tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki yaitu 15 %

3.6 Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Semua subjek penelitian akan diminta persetujuan dari pasien/keluarga pasien setelah dilakukan penjelasan mengenai kondisi pasien dan tindakan yang akan dilakukan.

3.7 Etika Penelitian

(47)

3.8 Cara Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data patologi anatomi pasien-pasien yang telah menjalani operasi isthmulobektomi, dengan media slidenya diamati infiltrasi limfosit .dan dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan TSH pre isthmulobektomi dan TSH pasca isthmulobektomi.

Terdapat 4 kriteria skor histologi infiltrasi limfosit tiroid yang diperoleh yaitu: 0 : Tidak ada infiltrasi limfosit

1 : Insidental, efeknya sedikit mempengaruhi nodul 2 : Signifikan meluas

3 : Hashimoto tiroiditis, nodul signifikan meluas dan paling banyak

dihubungkan dengan perubahan sel Hurible dan fibrosis jaringan (Wiseman, 2011).

Berdasarkan skoring dibagi menjadi 2 kelompok yaitu: - Kelompok Ada (1,2,3)

- Kelompok Tidak ada (0)

Hasil pengukuran kadar TSH dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok hipotiroid (TSH > 5,5 µIU/L) dan kelompok normal (TSH < 5,5 µIU/L) (Wiseman, 2011).

a. Identifikasi Variabel

Variabel Bebas: Infiltrasi Limfosit Variabel Tergantung: Hipotiroid

b. Definisi Operasional

(48)

sedangkan bagian terbawah lobus biasanya terletak di atas cincin trachea keempat atau kelima. Kelenjar ini dibungkus oleh selubung yang berasal dari lapisan pretrachealis fascia cervicalis profunda. Beratnya sekitar 25 gram biasanya membesar secara fisiologis pada masa pubertas, menstruasi dan kehamilan (Gharib H, 1993).

Hormon stimulator tiroid (thyroid stimulating hormone, TSH) memegang peranan terpenting untuk mengatur sekresi dari kelenjar tiroid. TSH dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Proses yang dikenal sebagai negative feedback sangat penting dalam proses pengeluaran hormon tiroid ke sirkulasi. Dengan demikian, sekresi tiroid dapat mengadakan penyesuaian terhadap perubahan-perubahan di dalam maupun di luar tubuh.

Infiltrasi limfosit adalah salah satu mekanisme pertahanan sistem imun pada saat inflamasi atau peradangan dimana terjadinya kerusakan seluler saat limfosit T yang tersensitisasi (sensitized) dan/atau autoantibodi berikatan dengan membran sel, menyebabkan lisis sel dan reaksi inflamasi. Perubahan fungsi tiroid terjadi karena kerja autoantibodi yang bersifat stimulator atau blocking pada reseptor di membran sel.

Hipotiroid adalah suatu penyakit akibat penurunan fungsi hormon tiroid yang dikikuti tanda dan gejala yang mempengaruhi sistem metabolisme tubuh. Faktor penyebabnya akibat penurunan fungsi kelanjar tiroid, yang dapat terjadi kongenital atau seiring perkembangan usia. Pada kondisi hipotiroid ini dilihat dari adanya penurunan konsentrasi hormon tiroid dalam darah dan jaringan disebabkan peningkatan kadar TSH (Tyroid Stimulating Hormon).

Isthmulobektomi adalah suatu tindakan operasi dengan mengangkat jaringan isthmus beserta satu lobus kelenjar tiroid kiri atau kanan dengan mempresentasi nervus jaringan recurrent.

c. Rencana Pengolahan dan Analisis Data

(49)

3.12 Alur Penelitian

Pasien dengan nodul tiroid

Isthmulobektomi n= 37

Histopatologi

Pemeriksaan Infiltrasi Limfosit Pemeriksaan TSH pasca

1. TSH > 5,5 µIU/L : Hipotiroid 2. TSH < 5,5 µIU/L : Normal

Pemeriksaan TSH pre

Block Parafin/ Slide Preparat

(50)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Sampel

Selama periode penelitian diperoleh data dari tahun 2010-2013 sebanyak 40 pasien dengan nodul tiroid yang dilakukan isthmulobektomi sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

Berdasarkan data sampel yang telah diambil, hasil penelitian data demografik dan karakteristik subjek penelitian dapat dilihat pada tabel-tabel yang disajikan berikut ini.

Tabel 4 Demografik Subyek Penelitian

Karakteristik n Proporsi %

Jenis Kelamin

Laki-laki 8 8/40 20.0

Perempuan 32 32/40 80.0

Total 40

Umur

<30 4 4/40 10.0

30-60 32 32/40 80.0

>60 4 4/40 10.0

Total 40

(51)

Gambar 12. Diagram.Proporsi jenis kelamin dari 40 pasien dengan 8 laki-laki (20%) dan 32 perempuan (80%)

Gambar 13.Diagram Proporsi berdasarkan Usia, kelompok usia terbanyak pasien nodul tiroid yang dilakukan ishmulobektomi adalah di rentang 30-60 tahun.sebanyak (80%).

Tabel 5 Gambaran Infiltrasi Limfosit Subyek Penelitian

Infiltrasi Limfosit n Proporsi %

Ya 34 34/40 85.0

Tidak 6 6/40 15.0

Total 40

Data diatas menyajikan data infiltrasi limfosit pada subjek penelitian ada atau tidak. Keadaan terbanyak adalah nodul tiroid dengan infiltrasi limfosit 34 subyek (85%) dan sisanya keadaan nodul tiroid tanpa infiltrasi limfosit 6 subyek (15%).

20%

80%

80%

(52)

Gambar 14 Diagram menggambarkan infiltrasi limfosit pada kelenjar tiroid 34 subjek (85%) dan tanpa infiltrasi limfosit 6 subjek (15%).

Gambar 15 Histologi Infiltrasi Limfosit dari sampel penelitian

Tabel 6 Kadar TSH Pre Operasi Subjek Penelitian

Kadar TSH n Proporsi %

Normal 40 40/40 100.0

Hipotiroid 0 0/40 0.0

Total 40

Data kadar TSH pre operasi pada subyek penelitian. Pasien pre operasi memiliki kadar TSH normal sebanyak 40 subyek atau dengan kata lain seluruh pasien pre operasi memiliki Kadar TSH normal (100%).

Grade 0 Grade 1 Grade 2 Grade 3

85%

(53)

Gambar 16 Diagram menggambarkan Pasien Pre operasi Memiliki kadar TSH Normal Sebanyak 40 Subjek (100%).

Tabel 7 Kadar TSH Post Operasi Subyek Penelitian

Kadar TSH n Proporsi %

Normal 10 10/40 25.0

Hipotiroid 30 30/40 75.0

Total 40

Data kadar TSH post operasi pada subyek penelitian. Pasien post operasi memiliki kadar TSH normal sebanyak 10 subyek (25.0%) dan selebihnya memiliki kadar TSH meningkat/ Hipotiroid yaitu 30 subyek (75.0%).

Gambar 17 Diagram menggambarkan Pasien Post Operasi Memiliki Kadar TSH Normal 10 subjek (25%) DanPasien Post Operasi Yang memiliki TSH Meninggi/Hipotiroid 30 Subjek (75%).

100%

(54)

Tabel 8 Kadar TSH pre Isthmulobektomi dengan Infiltrasi Limfosit dan Tanpa Infiltrasi Limfosit

TSH pre Infiltrasi Limfosit Total

Ya Tidak

Normal 34 6 40

Total 85.0% 15.0% 100.0%

Data kadar TSH pre isthmulobektomi pada pasien dengan infiltrasi limfosit pre isthmulobektomi, ternyata ada 34 pasien dari 40 pasien yang terdapat infiltrasi limfosit dan memiliki kadar TSH pre normal , sedangkan pasien yang tanpa infiltrasi limfosit terdapat 6 orang yang kadar TSH pre normal. Maka dari data diatas diperoleh bahwa dari seluruh pasien (40 orang) yaitu yang terdapat infiltrasi limfosit maupun yang tidak sama-sama memiliki kadar TSH pre isthmulobektomi normal (100%).

Tabel 9 Kadar TSH Pasca Istmulobektomi dengan Infiltrasi Limfosit dan Tanpa Infiltrasi Limfosit

TSH Pasca Infiltrasi Limfosit Total

Ya Tidak

Data kadar TSH pasca isthmulobektomi pada pasien dengan infiltrasi limfosit, ternyata ada 30 dari 30 (100%) pasien yang terdapat infiltrasi limfosit dan memiliki kadar TSH pasca isthmulobektomi hipotiroid.

Selain itu dari tabel dapat dilihat bahwa terdapat 4 dari 10 orang (40%) yang memiliki infiltrasi limfosit tetapi Kadar TSH pasca isthmulobektominya normal, dan 6 dari 10 pasien (60%) tanpa infiltrasi limfosit memiliki kadar TSH pasca isthmulobektomi normal.

(55)

BAB 5 PEMBAHASAN

Nodul tiroid merupakan kelainan yang sangat sering ditemukan. Dalam suatu survey populasi besar, yang dilakukan Farmingham di Eropa tahun 2001, 6,4 % wanita dan 1,5 % pria dengan nodul tiroid. Di Jerman, di suatu area yang relatif kekurangan yodium, skrening USG atas 96.278 populasi menunjukkan 32 % wanita, dan 33 % pria didapatkan nodul tiroid. Sama dengan di Amerika, dimana 1 dari 12 – 15 wanita muda, dan 1 dari 40 pria muda mempunyai nodul tiroid (Subekti, 2005).

Di Indonesia, Boedisantoso et al, 2003 melaporkan nodul tiroid di RSUPN-CM, Jakarta sebesar 50,3% dengan rasio laki-laki dibandingkan perempuan sekitar 8:10 sebanyak 101 kasus. Sedangkan berdasarkan data subdivisi Bedah Onkologi Rumah Sakit H. Adam Malik Medan, jumlah kasus penderita nodul tiroid tahun 2010-2012 adalah 188 kasus yaitu 2010 (67 kasus), 2011 (65 kasus,), dan 2012 (66 kasus) dengan perbandingan laki-laki dan perempuan 1:12, dengan 66,6% nodul jinak dan 33,3% ganas.

Penelitian ini dimulai dengan melakukan pendataan pasien-pasien yang datang ke RSUP. H. Adam Malik Medan dengan diagnosa Nodul Tiroid. Dari hasil pendataan selama bulan November 2013 – Januari 2014 diperoleh 210 kasus dari tahun 2010-2013. Kemudian berdasarkan kriteria sampel penelitian, maka jumlah subyek penelitian yang sesuai diperoleh 40 sampel.

Penelitian ini untuk mengetahui gambaran infiltrasi limfosit pada kelenjar tiroid dan kejadian hipotiroid pada pasien pasca isthmulobektomi. Jumlah subyek keseluruhan adalah 40 pasien dengan 8 laki-laki dan 32 perempuan (Proporsi 1:5) (Tabel 2). Berdasarkan usia yang terbanyak adalah di rentang 30-60 tahun (85%). Rerata usia subyek adalah 44,52 (SD 13,13) tahun (Tabel 3).

(56)

Setelah diteliti slide preparat pasien bekerja sama dengan dokter dan asisten Patologi Anatomi di ruang laboratorium Patologi Anatomi, maka ditemukan keadaan terbanyak adalah nodul tiroid dengan infiltrasi limfosit yaitu 34 subyek (85%) dan sisanya keadaan nodul tiroid tanpa infiltrasi limfosit yaitu 6 subyek (15%) (Tabel 4).

Dari 40 sampel penelitian, diperoleh berbagai kriteria skor histologi infiltrasi limfosit yaitu: Kriteria 0 sebanyak 6 pasien (15%), Kriteria 1 sebanyak 9 pasien (22.5%), Kriteria 2 sebanyak 9 pasien (22.5%), dan Kriteria 3 sebanyak 16 pasien (40%). Dari data ini terlihat kriteria 3 merupakan yang paling banyak dari kriteria skor histologi infiltrasi limfosit. Dalam penelitian kita bagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok ada infiltrasi limfosit (Kriteria skor histologi infiltrasi limfosit 1,2,3) dan kelompok tanpa infiltrasi limfosit (Kriteria skor 0). Kelompok ada berjumlah 34 pasien dan kelompok tanpa infiltrasi limfosit berjumlah 6 pasien.

Berdasarkan hasil laboratorium Patologi Klinik untuk pemeriksaan Kadar TSH pre operasi maka diperoleh dari 40 pasien memiliki Kadar TSH normal (100%). Sedangkan penilaian Kadar TSH pasca Isthmulobektomi diperoleh dari 40 subyek penelitian sebanyak 30 subyek (75.0%) mengalami peningkatan Kadar TSH atau kita sebut dengan Hipotiroid dan selebihnya 10 subyek (25%) memiliki Kadar TSH normal pasca isthmulobektomi.

Hipotiroid adalah suatu penyakit akibat penurunan fungsi hormon tiroid yang dikikuti tanda dan gejala yang mempengaruhi sistem metabolisme tubuh. Faktor penyebabnya akibat penurunan fungsi kelanjar tiroid, yang dapat terjadi kongenital atau seiring perkembangan usia. Pada kondisi hipotiroid ini dilihat dari adanya penurunan konsentrasi hormon tiroid dalam darah dan jaringan disebabkan peningkatan kadar TSH (Tyroid Stimulating Hormon).

(57)

pasien eutiroid yang telah menjalani hemitiroidektomi. Beberapa penelitian telah mengevaluasi fungsi tiroid setelah hemitiroidektomi untuk penyakit tiroid jinak ditemukan bervariasi dari 5% sampai 49% dengan sebagian studi melaporkan kisaran 15-30% (Jandee L & Woong YC, 2013).

Dari seluruh pasien (40 orang) yaitu yang terdapat infiltrasi limfosit maupun yang tidak sama-sama memiliki kadar TSH pre isthmulobektomi normal (100%). Data kadar TSH pasca isthmulobektomi pada pasien dengan infiltrasi limfosit, ternyata ada 30 pasien (100%) yang terdapat infiltrasi limfosit dan memiliki kadar TSH pasca isthmulobektomi hipotiroid. Sedangkan terdapat 4 dari 10 orang (40%) yang memiliki infiltrasi limfosit tetapi Kadar TSH pasca isthmulobektominya normal, dan 6 dari 10 pasien (60%) tanpa infiltrasi limfosit memiliki kadar TSH pasca isthmulobektomi normal.

Sehingga bila dilihat pada pasien tanpa infiltrasi limfosit memiliki Kadar TSH pre dan pasca isthmulobektomi Normal. Sedangkan yang terdapat infiltrasi limfosit memiliki Kadar TSH pasca isthmulobektomi ada yang hipotiroid dan ada yang normal.

Beberapa Keterbatasan Penelitian

- Keterbatasan peneliti dalam memperoleh data dari status pasien berkaitan dengan pemilihan subjek penelitian.

(58)

BAB 6

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Hasil penelitian gambaran infiltrasi limfosit pada kelenjar tiroid dan kejadian hipotiroid pada pasien pasca isthmulobektomi di RSUP. H. Adam Malik Medan selama tahun 2010-2013 diteliti dari bulan November 2013 – Januari 2014 pada 40 subyek penelitian, diperoleh:

1. Jumlah subyek keseluruhan adalah 40 pasien dengan 8 laki-laki dan 32 perempuan (Proporsi 1:4). Berdasarkan usia yang terbanyak adalah di rentang 30-60 tahun (85%).

2. Terdapat gambaran infiltrasi limfosit pada kelenjar tiroid yaitu kelompok ada berjumlah 34 pasien (85%) dan kelompok tanpa infiltrasi limfosit berjumlah 6 pasien (15%).

3. Terdapat kejadian hipotiroid pada 30 pasien (100%) pasca isthmulobektomi yang terdapat infiltrasi limfosit. Sedangkan 10 pasien memiliki kadar TSH pasca isthmulobektomi normal yaitu 4 pasien dengan infiltrasi limfosit (40%) dan 6 pasien (60%) tanpa infiltrasi limfosit.

6.2 Saran

1. Perlu dilakukan pemeriksaan pemeriksaan lebih lanjut dalam desain analitik untuk melihat hubungan infiltrasi limfosit dengan kejadian hipotiroid.

2. Untuk memprediksi kejadian hipotiroid pasca ishmulobektomi perlu dipertimbangkan pemeriksaan infiltrasi limfosit.

(59)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, R. Fungsi dan Kelainan Kelenjar Tiroid . 2005. Subbagian Fertilitas dan Endokrinologi Reproduksi Bagian ObGin FK UNPAD Bandung

B Larijani, et al : Epidemiologic Feature of Thyroid Cancer Based on Cancer Registry Data System Iranian J Publ Health, 2005, Vol. 34, No. 4, pp.1-7 Berglund J, Bondeson L, Christensen SB, Tibblin S. The influence of different

degrees of chronic lymphocytic thyroiditis on thyroid function after surgery for benign, non-toxic goitre. Eur J Surg. 1991;157:257–60.

Boedisantoso W,Ramli M, Tjindarbumi D : Penilaian hasil pemeriksaan pembantu terhadap kelenjar gondok yang dioperasi pada Sub Bagian Bedah HNB SCT FKUI/RSCM Tahun 2000-2003.

Buchanan MA, Lee D. Thyroid auto antibodies, lymphocytic infiltration and the development of postoperative hypothyroidism following hemithyroidectomy for non toxic nodular goitre. JR Coll Surg Edinb. 46: 2001: 86-90

Burch HB. Evaluation and management of the solid thyroid nodule. Endocrinologi Metab Clin North Am 1995;24:663–710.

Chistiakov DA. Review: Immunogenetics of Hashimoto’s thyroiditis. laboratory of Aquatic Ecology, Katholieke University Leuven. Journal of Autoimmune Disease. 2005.

Chu KK, Lang BH. Clinicopathologic Predictors for Early and Late Biochemical Hypothyroidism After Hemithyroidectomy. Am J Surg, Epub a head of print. DOT: 10.1016/j.amjsurg. 2011. 03. 004

Djokomoeldjanto, R. Kelenjar Tiroid, Hipotiroidisme, dan Hipertiroidisme. In:Sudowo AW., Setyohadi B., Alwi I., Marselus S., Setiati S (Eds.): Buku AjarIlmu Penyakit Dalam (4ed.). Jakarta: FKUI,2006; hal 1955-1965.

Gharib H, Mazzaferri EL. Thyroxine suppressive therapy in patients with nodular thyroid disease. Ann Intern Med. 1998;128: 386–94.

Gheriani H. Update on epidemiology classification, and management of thyroid cancer. Libyan J Med. Juni 2006.

(60)

Jandee L, Woong YC. Hypothyroidism After Hemithyroidectomy: Incidence, Risk Factors, Natural History and Management. Dept. of Surgery, Yonsei University College of Medicine South Korea. 2012. 35-50.

Koh YW, Lee SW, Choi EC, Lee JD, Mok JO, Kim HK, et al. Prediction of hypothyroidism after hemithyroidectomy: a biochemical and pathological analysis. Eur Arch Otorhinolaryngol. 2008;265:453–7.

Lankarani M, Mahmoodzadeh H, Poorpezeshk N, and et al. Hypothyroidism Following Thyroid Surgery. Tehran University of Medical Sciences. Acta Medica Iranica, 2008, 46 (3): 225-232.

Ludgate M, Emerson, CH. Metamorphic thyroid autoimmunity. Thyroid 2008; 18 (10); 1035-1037.

Lyberty Kim H, Kelenjar Tiroid : Buku Teks Ilmu Bedah, Jilid Satu, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta, 1997 : 15 – 19.

Mestman JH. Patients Undergoing a Surgical Lobectomy Require a Complete Preoperative Thyroid Evaluation and Long Term Follow-up to Detect Postoperative Hypothyroidism. Clinical Thyroidology. 25; 2013; 10-12. Miller FR, Paulson D, Prihoda TJ. Risk Factors for The Development of

Hypothyroidism After Hemithyroidectomy. Arch Otolaryngeal Head and Neck Surg, Vol 132, No.1, 2006. pp. 36-38

Moon HG, Jung EJ, Park ST, Jung TS, Jeong CY, Ju YT, e al. Thyrotropin level and thyroid volume for prediction of hypothyroidism following hemithyroidectomy in an Asian Patient Cohort. World J Surg. 2008; 32: 2503-8

Pasaribu ET. Epidemiologi dan Gambaran Klinis Kanker Tiroid. Divisi Onkologi Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara- RS H. Adam Malik, Medan. Suplemen. Majalah Kedokteran Nusantara. Volume 39. No. 3. September 2006

Prummel MF, Strieder T, Wiersinga WM. The Environment and autoimmune thyroid diseases. Eur J Endocrinol 2004; 150: 605-618.

Rapoport B, McLachlan SM. Thyroid autoimmunity. J Clin Invest 2001; 108; 1253-1259.

Ridgway EC, Tomer Y, Mc Lachlan SM. Update in Throidology. J Clin Endocrinol Metab 2007; 92: 3755-3761.

(61)

Sastroasmoro S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi Ketiga. CV. Agung Seto. 2008. p. 1-453.

Schlumberger MJ. Anaplastic Thyroid Carcinoma. Orphanet Encyclopedia, March 2004

Seeley RR, Stephens TD, Tate P. Anatomy & Physiology. Eight Edition. Mc. graw hills Companies, America, New York. 2008

Seiberling KA, Dutra JC, Bajaramovic S. Hypothyroidism following hemithyroidectomy for benign nontoxic thyroid disease. Ear Nose Throat J. 2007;86:295–9.

Shah J.P., Laree T.R., Dharker D., Strong E.W.,: Lobectomy versus Total Thyroidectomy for Differentiated Carcinoma of the Thyroid .A Matched Pair Analylis.The American Journal of Surgery. Vol.166, 2003.

Sjamsuhidajat. R. Sistem Endokrin: Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi, EGC., Jakarta. 1998.

Stoll SJ, Pitt SC & Liu J. Thyroid Hormone Replacement After Thyroid Lobectomy. Surgery, Vol. 146, No. 4, pp. 554-558

Su SY, Grodski S, Serpell JW. Hypothyroidism following hemithyroidectomy. Ann Surg. 2009;250:991–4

Subekti I, Pendeketan Pasien Dengan Nodul Tiroid, dalam : Deteksi Dini kanker, FKUI Jakarta ;2005; 1-8.

Tierney LM, Mc Phee SJ, Papadakis MA. Current: Medical Diagnosis & Treatment 1997. Chapter 26 Endocrinology. Thirty Six Edition. Appleton & Lange A Simon & Schuster Company. 1997. p: 1010-1040.

Tomer Y, Davies TF. Searching for the autoimmune disease susceptibility genes: from gene mapping to gene function. Endocrine Rev. 2003; 24(5); 694-717.

Verloop H, Louwerwns M, Schoones J, Kievit J, Smit JW, Dekkers OM. Risk of Hypothyroidism Following Hemithyroidectomy: Systematic Review and Meta-Analysis of Prognostic Studies. J Clin Endocrinol Metab 2012; 97: 2243-55. Epub April 17, 2012

Wang SH, Baker JR. The Role of apoptosis in thyroid autoimmunity. Thyroid 2007; 17 (10): 975-979.

(62)
(63)

Lampiran 1 Susunan Peneliti

Peneliti

a. Nama Lengkap : dr. Zulfikar

b. Fakultas : Kedokteran

c. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara

Pembimbing I

a. Nama Lengkap : Dr.

Emir Taris Pasaribu, SpB(K) Onk

b. NIP :

19520304 198002 1 001

c. Fakultas : Kedokteran

d. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara e. Bidang Keahlian : Bedah Onkologi

Pembimbing II

a. Nama Lengkap : Dr. Suyatno SpB.(K) Onk

b. NIP :196806081 199903 1 001

c. Fakultas : Kedokteran

d. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara e. Bidang Keahlian : Bedah Onkologi

Pembimbing III

a. Nama Lengkap : Dr. Jamaluddin Sp. PA

b. NIP :

19610512 198612 1 002

c. Fakultas : Kedokteran

(64)

Lampiran 2 Rencana Anggaran Penelitian

NO Uraian Jumlah

1 Pengumpulan dana dan honoorarium Rp. 2.000.000,-

2 Fotocopi dan lain- lain Rp. 1.500.000,-

3 Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian

Rp. 1.000.000,-

4 Penggandaan Proposal dan Laporan Penelitian

Rp. 2.000.000,-

Total Rp. 6.500.000,-

(65)

Lampiran 3 Jadwal Penelitian

NOVEMBER 2013 DESEMBER 2013 JANUARI 2014

PERSIAPAN PELAKSANAAN

PENYUSUNAN LAPORAN PENGGANDAAN

(66)

Lampiran 4 Naskah Penjelasan Kepada Pasien/Orang Tua/ Kerabat Pasien Lainnya Yth. Bapak/ Ibu...

Sebelumnya kami ingin memperkenalkan diri. Kami dokter Zulfikar dan teman-teman, bertugas di Departemen Ilmu Bedah FK USU/ RSUP H. Adam Malik Medan. Saat ini kami sedang melaksanakan penelitian tentang gambaran infitrasi limfosit pada kelenjar tiroid dan kejadian hipotiroid pada pasien pasca isthmulobektomi.

Bersama ini kami mohon izin kepada Bapak/ Ibu/ Orang Tua/ Kerabat dari... untuk melakukan pendataan tentang kondisi kesehatan anak/ Kerabat Bapak/ Ibu tersebut. Kami juga memohon izin kepada Bapak/ Ibu untuk melakukan pemeriksaan tersebut di atas pada anak/ kerabat yang sedang menjalani penanganan dari penyakit yang dideritanya tersebut.

Persetujuan keikutsertaan Bapak/ Ibu terhadap pemeriksaan yang dilakukan sesuai dengan penelitian ini di tuangkan dalam Naskah Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP). Demikian yang dapat kami sampaikan, atas perhatian Bapak/ Ibu, diucapkan terima kasih.

Hormat Kami,

Peneliti

(67)

Lampiran 5 Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama :... Umur :...tahun L/P Alamat

:... Hubungan dengan pasien: Bapak/ Ibu/ Anak/ Hubungan Kerabat Lain

PERSETUJUAN

untuk dilakukan pendataan tentang kondisi kesehatan anak/ kerabat Bapak/ Ibu tersebut. Kami juga memohon izin kepada Bapak/ Ibu untuk melakukan pemeriksaan terhadap anak/ kerabat saya:

Nama :..., Umur:...tahun Alamat :...

yang tujuan, sifat dan perlunya pemeriksaan tersebut di atas, serta resiko yang dapat ditimbulkannya telah cukup dijelaskan oleh dokter dan telah saya mengerti sepenuhnya.

Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Medan, ...2013

Yang memberikan penjelasan Yang membuat pernyataan

persetujuan

(68)

Lampiran 6

PERSETUJUAN KOMISI ETIK TENTANG PELAKSANAAN PENELITIAN BIDANG KESEHATAN

Persetujuan dari Komisi Etika Penelitian

Nomor:...

Yang bertanda tangan di bawah ini, Ketua Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, setelah dilaksanakan pembahasan dan penilaian usulan penelitian yang berjudul:

Gambaran Infiltrasi Limfosit Pada Kelenjar Tiroid dan Kejadian Hipotiroid Pada Pasien Pasca Isthmulobektomi di RSUP H. Adam Malik Medan

Yang menggunakan manusia sebagai subjek penelitian dengan: Ketua Pelaksanaan/ Peneliti Utama : dr. Zulfikar

Institusi : Departemen Ilmu Bedah FK USU

Dapat disetujui pelaksanaannya selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dari kode etik penelitian biomedik.

Medan,...2013 Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan

Fakultas Kedokteran USU

(69)

Lampiran 7 Formulir

Status Pasien Identitas Pribadi

Nama :... Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan

Usia :...tahun Hasil Pemeriksaan Histopatologi: Tgl. Pemeriksaan Laboratorium: Hasil Pemeriksaan Laboratorium:

Gambar Infiltrasi Limfosit (cek list yang cocok): Kadar TSH:

- Kriteria skor histologi infiltrasi limfosit tiroid dibagi menjadi 4 kelompok yaitu: 0 : Tidak ada infiltrasi limfosit

1 : Insidental, efeknya sedikit mempengaruhi nodul .<1 per lapangan pandang kecil (10-mm field diameter)

2 : Signifikan meluas tetapi pertengahan dalam ukuran [1 per lapangan pandang besar (10-mm field diameter)

3 : Hashimoto tiroiditis, nodul signifikan meluas dan paling banyak dihubungkan dengan perubahan sel Hurible dan fibrosis jaringan

- Berdasarkan skoring dibagi menjadi 2 kelompok yaitu: 1. kelompok Ada (1,2,3)

2. kelompok Tidak ada (0)

Fungsi tiroid dinilai dengan mengukur kadar TSH. - Hasil pengukuran dibagi menjadi 2 kelompok:

1. TSH > 5,5 µIU/L : Hipotiroid 2. TSH < 5,5 µIU/L : Normal

Gambar

Gambar 1. Perkembangan Kelenjar Tiroid
Gambar 3. Vaskularisasi kelenjar tiroid
Gambar 4 Histologi Kelenjar Tiroid Normal
Gambar 5. Diagram pengaturan sekresi tiroid.
+7

Referensi

Dokumen terkait

gizi pada pasien stroke tidak terpenuhi secara optimal. Pada saat dilakukan penelitian ini, peneliti menemukan bahwa makanan yang disajikan kepada pasien dari rumah

Di dalam ginjal yang sehat diproduksi sejenis hormon yang disebut Errythropoietin (EPO).Erythropoietin adalah protein yang mengontrol proses eritropoiesis

Teman - teman Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuannya dalam menyelesaikan penelitian ini.... Teman - teman

Hipotiroidisme kongenital di bagian ilmu kesehatan anak RS.. Sari Pediatri ,

mengenali dan mengidentifikasi objek, 13,2% gangguan ingatan, 57,9% gangguan psikomotorik, 15,8% gangguan atensi, dan 39,5% gangguan fungsi eksekutif, sedangkan pada fase kronik

Saya dokter Said Fuadi dan kawan-kawan, bertugas di Departemen Ilmu Bedah FK USU/RSUP H Adam Malik Medan, Saat ini kami sedang melaksanakan penelitian tentang Kejadian Keloid

Adam Malik Medan” , maka Saya bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini untuk dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan oleh peneliti Gitavani

dengan kromatin terdorong ke pinggir dan nukleoli kecil berada di tengah. Karakteristik lain adalah ditemukannya intranuclear cytoplasmic inclusion yang