5.3.1 Emisi Karbon Dioksida Dari Sumber Penggunaan Listrik
Penghitungan emisi karbon dioksida dari penggunaan listrik dilakukan berdasarkan jumlah konsumsi listrik (kWh) pada tahun 2004 (Lampiran 4) untuk masing-masing kecamatan di Kota Pekanbaru. Pembangkit energi listrik di Kota Pekanbaru berada pada empat rayon/kecamatan yaitu: Pekanbaru Kota, Rumbai, Bukit Raya, dan Tampan. Setiap rayon mendistribusikan energi listrik pada kecamatan lainnya. Hasil penghitungan emisi karbon dioksida dari penggunaan listrik disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14. Emisi Karbon Dioksida yang Dihasilkan dari Penggunaan Listrik Kecamatan TOTAL kWh Faktor Emisi CO
2(gram) CO
2(Ton) Pekanbaru Kota 389.136.813 454 gr/kWh 176.668.113.102 176.668,11 Rumbai 52.589.272 454 gr/kWh 23.875.529.488 23.875,53 Bukit Raya 71.731.921 454 gr/kWh 32.566.292.134 32.566,29 Tampan 50.211.917 454 gr/kWh 22.796.210.318 22.796,21 Total 563.669.923 255.906.145.042 255.906,15 Sumber: Hasil Analisis
Pada Tabel 14 yang disajikan bahwa total pemakaian listrik di Kota Pekanbaru tahun 2004 berjumlah 563.669.923 Kwh berasal dari empat sumber pembangkit listrik. Konsumsi terbesar berada pada rayon Pekanbaru Kota.
Konsumsi untuk rumah tangga di rayon kota (Kecamatan Pekanbaru Kota) sekitar 50%, kegiatan bisnis 35%, publik, 8%, industri 4%, dan sosial 3%. Total perkiraan karbon dioksida yang dihasilkan pada rayon kota (Kecamatan Pekanbaru Kota) sebesar 176.668,11 ton. Kecamatan Bukit Raya dengan total 71.731.921 kWh menghasilkan 32.566,29 ton karbon dioksida. Kecamatan Rumbai dengan total 52.589.272 kWh menghasilkan 23.875,53 ton karbon dioksida. Kecamatan Tampan dengan total 50.211.917 kWh menghasilkan 22.796,21 ton karbon dioksida.
Gambar 18 menunjukkan grafik perbandingan emisi karbon dioksida dari
konsumsi listrik pada empat kecamatan di Pekanbaru. Persentase emisi karbon
dioksida terbesar dari penggunaan listrik dihasilkan di Kecamatan Pekanbaru Kota
yaitu 69 persen dari total emisi karbon dioksida yang dihasilkan dari penggunaan
listrik yaitu. Kecamatan Bukit Raya menghasilkan 13 persen dari total emisi
karbon dioksida. Kecamatan Rumbai dan Kecamatan Tampan menghasilkan 9 persen emisi karbon dioksida.
176.668,11
32.566,29 23.875,53 22.796,21
0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 160000 180000
Ton CO 2
P .Kota Bukit Raya Rumbai Tampan
Gambar 18. Grafik Perbandingan Emisi Karbon Dioksida yang Dihasilkan dari Penggunaan Listrik di Kota Pekanbaru
Karbondioksida yang dihasilkan dari penggunaan energi listrik Kota Pekanbaru paling banyak berada pada Kecamatan Pekanbaru Kota. Besarnya jumlah kWh listrik yang terpakai dikarenakan rayon Pekanbaru Kota mencakup kecamatan yang berada pada pusat kota. Total energi listrik yang terpakai di rayon Pekanbaru Kota sekitar 50 % untuk konsumsi rumah tangga. Konsumsi listrik untuk rumah tangga meliputi penggunaan bahan bakar untuk memasak, penggunaan penerangan, dan kebutuhan lain yang menggunakan energi listrik.
Penggunaan energi listrik pada rayon Pekanbaru Kota 30 % dari 131.465 rumah tangga yang menggunakan energi listrik untuk penerangan. 45 % dari 23.058 rumah tangga, menggunakan energi listrik untuk keperluan bahan bakar.
Kebutuhan energi listrik untuk keperluan bisnis meliputi perdagangan dan jasa, sosial kepentingan sosial seperti rumah tempat ibadah, dan kebutuhan untuk publik seperti lampu penerangan jalan dan fasilitas umum juga banyak dikonsumsi pada rayon Pekanbaru Kota.
5.3.2 Emisi Karbon Dioksida dari Sumber Penggunaan Minyak Tanah
Penghitungan emisi karbon dioksida dari penggunaan minyak tanah
dilakukan berdasarkan jumlah konsumsi minyak tanah untuk masing-masing
kecamatan di Kota Pekanbaru dengan jumlah total rumah tangga yang
menggunakan minyak tanah. Hasil penghitungan emisi karbon dioksida dari penggunaan minyak tanah dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Emisi Karbon Dioksida yang Dihasilkan dari Penggunaan Minyak Tanah
Kecamatan RT Konsumsi (ltr) Total
Faktor Emisi
2,52 g/liter g CO2 Ton CO
2
Pekanbaru Kota 3.360 7.237.099,16 2,52 18.237.489,88 18,24 Senapelan 6.107 13.153.858,49 2,52 33.147.723,39 33,15 Limapuluh 7.615 16.401.937,52 2,52 41.332.882,55 41,33 Sukajadi 7.414 15.969.003,91 2,52 40.241.889,85 40,24 Sail 5.196 11.191.656,91 2,52 28.202.975,41 28,20 Rumbai 18.004 38.778.789,64 2,52 97.722.549,89 97,72 Bukit Raya 30.423 65.528.055,84 2,52 165.130.700,72 165,13 Tampan 29.036 62.540.598,53 2,52 157.602.308,30 157,60 Total 107.155 230.801.000,00 581.618.520,00 581,62 Sumber: Data Sekunder dan Hasil Analisis
Pada Tabel 15, jumlah total konsumsi minyak tanah di Kota Pekanbaru untuk tahun 2004 adalah sekitar 230.801.000 liter berasal dari 107.155 rumah tangga yang menggunakan minyak tanah. Perkiraan emisi karbon dioksida yang dihasilkan adalah sebesar 581,62 ton.
Emisi karbon dioksida dari penggunaan minyak tanah terbesar berada di Kecamatan Bukit Raya yaitu dengan total konsumsi 65.528.055,84 liter serta karbon dioksida yang dihasilkan sebesar 165,13 ton, Kecamatan Tampan menghasilkan sekitar 57,60 ton, Kecamatan Rumbai menghasilkan sekitar 97,72 ton, Kecamatan Limapuluh menghasilkan sekitar 41,33 ton, Kecamatan Sukajadi menghasilkan sekitar 40,24 ton, Kecamatan Senapelan menghasilkan sekitar 33,15 ton, Kecamatan Sail menghasilkan sekitar 28,20 ton dan Kecamatan Pekanbaru Kota menghasilkan 18,24 ton.
Pada Gambar 19 dapat dilihat grafik perbandingan emisi karbon dioksida
dari penggunaan minyak tanah di delapan kecamatan di Pekanbaru. Persentase
terbesar dari penggunaan minyak tanah dihasilkan di Kecamatan Bukit Raya yaitu
28 persen dari total emisi karbon dioksida, Kecamatan Tampan 27 persen,
Kecamatan Rumbai 17 persen, Kecamatan Sukajadi dan Kecamatan Limapuluh 7
persen, Kecamatan Senapelan 6 persen, Kecamatan Sail 5 persen dan Kecamatan
Pekanbaru Kota 3 persen.
18,24 33,15
41,33 40,24 28,20
97,72 165,13
157,60
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 140,00 160,00 180,00
Ton CO 2
P.Kota Senapelan Lim a puluh Sukaj adi Sail Rum bai Bukit Ray a Tam pan
Gambar 19. Grafik Perbandingan Emisi Karbon Dioksida yang Dihasilkan dari Penggunaan Minyak Tanah di Kota Pekanbaru
Penggunaan energi minyak tanah paling besar berada di Kecamatan Bukit Raya. Besarnya kebutuhan tersebut dikarenakan masyarakat membutuhkan energi minyak tanah untuk keperluan memasak, bahkan masih banyak terdapat masyarakat yang menggunakan kayu bakar untuk keperluan memasak. Berbeda dengan kecamatan yang berada pada pusat kota, dimana sulit untuk menemukan kayu bakar, sehingga untuk kebutuhan rumah tangga banyak yang menggunakan energi listrik. Grafik perbandingan emisi karbon dioksida terlihat bahwa nilai yang tinggi berada pada kecamatan yang mempunyai luas vegetasi lebih banyak.
Selain menggunakan minyak tanah, kayu bakar merupakan pilihan bagi masyarakat untuk digunakan sebagai kebutuhan energi.
5.3.3 Emisi Karbon Dioksida dari Sumber Penggunaan Premium
Penghitungan emisi karbon dioksida dari penggunaan premium sebagai
bahan bakar dilakukan dengan pendekatan berdasarkan jumlah konsumsi premium
dari masing-masing SPBU yang ada di setiap kecamatan Kota Pekanbaru pada
tahun 2004 (Lampiran 5). Jumlah total konsumsi premium pada masing-masing
Kecamatan akan diperoleh nilai karbon dioksida digunakan pendekatan sesuai
pada Tabel 1 yaitu faktor emisi untuk bahan bakar (WRI, 2001). Dari pendekatan
faktor emisi tersebut, masing-masing kecamatan di Kota Pekanbaru akan
diperoleh nilai karbon dioksida yang dihasilkan dari penggunaan premium. Hasil
penghitungan emisi karbon dioksida dari penggunaan premium disajikan pada Tabel 16.
Tabel 16. Emisi Karbon Dioksida yang Dihasilkan dari Penggunaan Premium
Kecamatan Total BB (l) Faktor Emisi
(g CO
2/l) Emisi CO
2(ton)
Pekanbaru Kota 7.209.000 2,3 16,58
Senapelan 6.653.000 2,3 15,30
Limapuluh 6.250.000 2,3 14,38
Sukajadi 16.810.000 2,3 38,66
Sail 19.546.000 2,3 44,96
Rumbai 18.960.000 2,3 43,61
Bukit Raya 28.757.000 2,3 66,14
Tampan 39.025.000 2,3 89,76
Total 143.210.000 329,38
Sumber: Data Sekunder dan Hasil Analisis
Pada Tabel 16 terlihat bahwa dari total penggunaan premium di Kota Pekanbaru pada tahun 2004 yang berjumlah 143.210.000 liter dan perkiraan karbon dioksida yang dihasilkan sebesar 329,38 ton. Konsumsi terbesar berada pada Kecamatan Tampan yaitu dengan total konsumsi 39.025.000 liter dan perkiraan emisi karbon dioksida yang dihasilkan sebesar 89,76 ton. Secara berurutan perkiraan emisi karbon dioksida yang dihasilkan adalah Kecamatan Bukit Raya sekitar 66,14 ton, Kecamatan Sail sekitar 44,96 ton, Kecamatan Rumbai sekitar 43,61 ton, Kecamatan Sukajadi sekitar 38,66 ton, Kecamatan Pekanbaru Kota sekitar 16,58 ton, Kecamatan Senapelan sekitar 15,30 ton, dan Kecamatan Limapuluh sekitar 14,38 ton.
Pada Gambar 20 disajikan grafik perbandingan emisi karbon dioksida dari
penggunaan premium pada delapan kecamatan di Kota Pekanbaru. Persentase
emisi karbon dioksida dari penggunaan premium dihasilkan di Kecamatan
Tampan yaitu sekitar 27 persen dari total emisi karbon dioksida, Kecamatan Bukit
Raya 20 persen, Kecamatan Sail 14 persen, Kecamatan Rumbai 13 persen,
Kecamatan Sukajadi 12 persen, Kecamatan Pekanbaru Kota dan Kecamatan
Senapelan 5 persen, serta emisi terkecil berada pada Kecamatan Limapuluh yaitu
4 persen.
16,58 15,30 14,38 38,66
44,96 43,61 66,14
89,76
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00
Ton CO 2
P .Kota Senapelan Lima puluh Sukajadi Sail Rumbai Bukit Raya Tampan
Gambar 20. Grafik Perbandingan Emisi Karbon Dioksida yang Dihasilkan dari Penggunaan Premium di Kota Pekanbaru
Persentase emisi karbon dioksida dari penggunaan premium dihasilkan di Kecamatan Tampan yaitu sekitar 27 persen dari total emisi karbon dioksida, Kecamatan Bukit Raya 20 persen, Kecamatan Sail 14 persen, Kecamatan Rumbai 13 persen, Kecamatan Sukajadi 12 persen, Kecamatan Pekanbaru Kota dan Kecamatan Senapelan 5 persen, serta emisi terkecil berada pada Kecamatan Limapuluh yaitu 4 persen.
5.3.4 Emisi Karbon Dioksida dari Sumber Penggunaan Solar
Penghitungan emisi karbon dioksida dari penggunaan solar sebagai bahan
bakar transportasi kota dilakukan dengan pendekatan berdasarkan jumlah
konsumsi solar pada masing-masing SPBU yang ada disetiap kecamatan Kota
Pekanbaru pada tahun 2004 (lampiran 5). Dari jumlah total konsumsi solar pada
masing-masing kecamatan diperoleh untuk memperkirakan nilai karbon dioksida
dengan menggunakan pendekatan pada Tabel 1 yaitu faktor emisi untuk bahan
bakar (WRI, 2001). Dari pendekatan faktor emisi tersebut, masing-masing
kecamatan di Kota Pekanbaru akan diketahui perkiraan nilai karbon dioksida yang
dihasilkan dari penggunaan solar. Hasil penghitungan emisi karbon dioksida dari
penggunaan solar disajikan pada Tabel 17.
Tabel 17. Emisi Karbon Dioksida yang Dihasilkan dari Penggunaan Solar Kecamatan Total BB (l) Faktor Emisi
(g CO
2/l) Emisi CO
2(ton)
Pekanbaru Kota 1.206.000 2,7 3,26
Senapelan 1.521.000 2,7 4,11
Limapuluh 3.288.000 2,7 8,88
Sukajadi 2.611.000 2,7 7,05
Sail 10.468.000 2,7 28,26
Rumbai 11.775.000 2,7 31,79
Bukit Raya 24.650.000 2,7 66,56
Tampan 52.579.000 2,7 141,96
Total 108.098.000 291,86
Sumber: Data Sekunder dan Hasil Analisis
Pada Tabel 17 terlihat bahwa dari total penggunaan solar di Kota Pekanbaru pada tahun 2004 yang berjumlah 108.098.000 liter dan karbon dioksida yang dihasilkan sekitar 291,86 ton. Konsumsi terbesar berada pada Kecamatan Tampan yaitu dengan total konsumsi 52.579.000 liter dan karbon dioksida yang dihasilkan sekitar 141,96 ton. Secara berurutan emisi karbon dioksida yang dihasilkan adalah Kecamatan Bukit Raya sekitar 66,56 ton, Kecamatan Rumbai sekitar 31,79 ton, Kecamatan Sail sekitar 28,26 ton, Kecamatan Limapuluh sekitar 8,88 ton, Kecamatan Sukajadi sekitar 7,05 ton, Kecamatan Senapelan sekitar 4,11 ton, dan Kecamatan Pekanbaru Kota sekitar 3,26 ton.
3,26 4,11 8,88 7,05
28,26 31,79 66,56
141,96
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 140,00 160,00
Ton CO 2
P .Kota Senapelan Lima puluh Sukajadi Sail Rumbai Bukit Raya Tampan
Gambar 21. Grafik Perbandingan Emisi Karbon Dioksida yang
Dihasilkan dari Penggunaan Solar di Kota Pekanbaru
Gambar 21 menunjukkan grafik perbandingan emisi karbon dioksida dari penggunaan solar pada delapan kecamatan di Pekanbaru. Persentase emisi karbon dioksida dari penggunaan solar yang dihasilkan di Kota Pekanbaru adalah Kecamatan Tampan menghasilkan 49 persen dari total emisi karbon dioksida, Kecamatan Bukit Raya 23 persen, Kecamatan Rumbai 11 persen, Kecamatan Sail 10 persen, Kecamatan Limapuluh 3 persen, Kecamatan Sukajadi 2 persen, serta emisi karbon dioksida terkecil berada pada Kecamatan Senapelan dan Kecamatan Pekanbaru Kota yaitu 1 persen.
Besarnya nilai karbon dioksida yang dihasilkan pada Kecamatan Tampan karena wilayah ini banyak terdapat aktifitas transportasi untuk jenis kendaraan bis.
Secara visual bayak ditemukan terminal-terminal truk sebagai pendukung kegiatan perdagangan dan jasa. Salah satu kecamatan di pusat kota yaitu Kecamatan sail, nilai karbon dioksida lebih besar dibandingkan empat kecamatan lainnya karena pada Kecamatan Sail terdapat aktifitas pelabuhan sebagai tempat keluar dan masuknya barang-barang.
5.3.5 Total Emisi Karbon Dioksida
Nilai total emisi karbon dioksida dihitung berdasarkan energi yang digunakan masyarakat di Kota Pekanbaru. Energi yang dihitung dengan tabulasi data berasal dari pemakaian listrik, minyak tanah, premium dan solar. Total nilai diperoleh berdasarkan nilai karbon dioksida yang dihitung sesuai pada Tabel 14,15, 16, dan 17. Hasil penghitungan total emisi karbon dioksida disajikan pada Tabel 18.
Pada Tabel 18 dapat dilihat bahwa nilai karbon dioksida Kota Pekanbaru
yang berasal dari konsumsi listrik, minyak tanah, premium, dan solar pada tahun
2004 dari hasil analisis adalah sekitar 257.109,01 ton. Sumbangan karbon
dioksida yang paling besar berasal dari konsumsi di Kecamatan Pekanbaru Kota
yaitu dengan nilai karbon dioksida sebesar 176.706,19 ton. Kecamatan Bukit
Raya 32.864,12 ton, Kecamatan Rumbai 24.048,65 ton, Kecamatan Tampan
23.185,53 ton, Kecamatan Sail 101,42 ton, Kecamatan Sukajadi 85,95 ton,
Kecamatan Limapuluh 64,59 ton, dan sumbangan yang terkecil berasal dari Kecamatan Senapelan yaitu sebesar 52,56 ton.
Tabel 18. Total Emisi Karbon Dioksida yang Dihasilkan dari Aktivitas Kota (Listrik, Minyak Tanah, Premium dan Solar)
Sumber Karbon dioksida (ton) Kecamatan
Listrik M.Tanah Premium Solar Total Pekanbaru Kota 176.668,11 18,24 16,58 3,26 176.706,19
Senapelan - 33,15 15,30 4,11 52,56
Limapuluh - 41,33 14,38 8,88 64,59
Sukajadi - 40,24 38,66 7,05 85,95
Sail - 28,20 44,96 28,26 101,42
Rumbai 23.875,53 97,72 43,61 31,79 24.048,65
Bukit Raya 32.566,29 165,13 66,14 66,56 32.864,12 Tampan 22.796,21 157,60 89,76 141,96 23.185,53 Total 255.906,15 581,62 329,38 291,86 257.109,01 Sumber: Hasil Analisis
Grafik perbandingan total emisi karbon dioksida tiap kecamatan disajikan pada Gambar 22. Persentase emisi karbon dioksida dari penggunaan energi masyarakat Kota Pekanbaru meliputi pemakaian listrik, minyak tanah, premium dan solar pada masing-masing kecamatan memberikan sumbangan karbon dioksida sebesar 257.109,01 ton. Persentase karbon dioksida yang dihasilkan yaitu: Kecamatan Pekanbaru Kota sebesar 68,73 persen, Kecamatan Senapelan 0,02 persen, Kecamatan Limapuluh dan Kecamatan Sukajadi masing-masing 0,03 persen, Kecamatan Sail 0,04 persen, Kecamatan Rumbai 9,35 persen, Kecamatan Bukit Raya 12,78 persen, dan Kecamatan Tampan 9,02 persen.
Total karbon dioksida yang diperoleh yang berasal dari masing-masing
sumber yaitu listrik, minyak tanah, premium, dan solar, sumbangan karbon
dioksida yang paling besar berasal dari penggunaan bahan bakar untuk
pembangkit listrik yaitu sebesar 255.906,15 ton (99,53 %). Konsumsi minyak
tanah menghasilkan sekitar 581,62 ton (0,23 %). Konsumsi premium
menghasilkan sekitar 329,38 ton (0,13 %) karbon dioksida, dan konsumsi solar
menghasilkan sekitar 291,86 ton (0,11 %) karbon dioksida. Grafik perbandingan
disajikan pada Gambar 23.
176.706,19
52,56 64,59 85,95 101,42
24.048,65 32.864,12
23.185,53
0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 140.000 160.000 180.000
Ton CO 2
Pekanbaru Senapelan Lim apuluh Sukaj adi Sail Rum bai Bukit Ray a Tam pan
Gambar 22. Grafik Perbandingan Total Emisi Karbon Dioksida yang Dihasilkan untuk Setiap Kecamatan di Kota Pekanbaru
255.906,15
581,62 329,38 291,86
0 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000
Ton CO 2
Listrik M .Tanah Premium Solar