• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari tahap analysis (analisis), design (perancangan), development

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari tahap analysis (analisis), design (perancangan), development"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

59 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran materi Logika dengan menggunakan pendekatan kontekstual ini dilakukan dengan model ADDIE yang terdiri dari tahap analysis (analisis), design (perancangan), development (pengembangan), implementation (implementasi), dan evaluation (evaluasi).

Berdasarkan penelitian pengembangan yang dilakukan diperoleh hasil penelitian sebagai berikut.

1. Tahap Analysis (Analisis)

Pada tahap analisis dilakukan tiga macam analisis, yaitu analisis kebutuhan, analisis kurikulum, dan analisis karakteristik siswa. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut.

a. Analisis Kebutuhan

Salah satu masalah yang terdapat di sekolah saat ini adalah terbatasnya perangkat pembelajaran matematika yang dapat memfasilitasi siswa untuk membangun pengetahuan mereka secara mandiri. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Cangkringan, Sleman, guru telah menyusun RPP dan LKS untuk digunakan selama proses pembelajaran. Akan tetapi, LKS yang disusun oleh guru berisi ringkasan materi dan latihan latihan soal. LKS yang berisi latihan soal belum memenuhi kebutuhan siswa dalam menemukan konsep- konsep matematika. Materi yang langsung diberikan secara utuh kepada siswa menyebabkan siswa tidak memiliki kesempatan untuk membangun dan

(2)

60

menemukan konsep-konsep baru dengan pola pikir dan cara mereka sendiri sehingga siswa menjadi pasif dan kurang berkembang.

Berdasarkan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran matematika di kelas, diketahui bahwa peran siswa dalam menemukan konsep-konsep baru pada proses pembelajaran masih kurang sehingga perlu adanya pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan kontekstual yang dapat memfasilitasi siswa untuk berperan aktif menemukan konsep dan membangun pengetahuannya. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang pengembangan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS dengan pendekatan kontekstual khususnya pada materi Logika untuk SMA Kelas X yang dapat memfasilitasi siswa agar pembelajaran lebih bermakna.

b. Analisis Karakteristik Siswa

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama kegiatan pembelajaran matematika di SMA Negeri 1 Cangkringan, Sleman menunjukkan bahwa siswa cenderung hanya mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru.

Beberapa siswa mengajukan pertanyaan jika terdapat penjelasan guru yang belum mereka pahami. Beberapa siswa juga aktif dalam menjawab persoalan yang diberikan. Namun tidak sedikit yang hanya diam atau bahkan berbincang-bincang dengan teman sebangkunya. Siswa belum berpartisipasi aktif dalam membangun dan menemukan konsep matematika secara mandiri. Keadaan tersebut menyebabkan siswa belum mempelajari matematika secara bermakna.

Siswa kurang mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan pola pikir mereka dalam menemukan konsep atau dalam menyelesaikan suatu masalah.

(3)

61

Selain itu, siswa kurang mendapatkan kesempatan untuk menghubungkan konsep matematika yang mereka peroleh dengan permasalahan dalam kehidupan sehari- hari. Akibatnya, siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah matematika yang dihubungkan dengan konteks kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan analisis karakteristik siswa di atas, salah satu pendekatan yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran adalah pendekatan kontekstual. Oleh karena itu, peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS dengan pendekatan kontekstual untuk membantu siswa dalam mempelajari materi logika secara lebih bermakna.

c. Analisis Kurikulum

Hasil analisis kurikulum menunjukkan bahwa SMA Negeri 1 Cangkringan, Sleman menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada tahap ini peneliti menganalisis materi matematika kelas X SMA semester 2 khususnya untuk materi logika. Materi logika matematika mencakup materi pokok pernyataan tunggal dan majemuk serta negasinya; tautologi dan ekuivalensi;

konvers, invers, dan kontraposisi dari suatu implikasi; pernyataan berkuantor;

penarikan kesimpulan meliputi modus tolens, modus ponens, dan silogisme.

Pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS mengacu pada indikator-indikator yang dijabarkan dari kompetensi dasar (KD) pada Lampiran Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 mengenai Standar Isi. Hasil analisis kurikulum dapat dilihat pada lampiran A.1.

(4)

62 2. Tahap Design

Tahap selanjutnya dalam penelitian ini adalah tahap perancangan. Tahap perancangan terbagi menjadi tiga yaitu penyusunan rancangan RPP, penyusunan rancangan LKS, dan penyusunan instrumen penilaian perangkat pembelajaran.

a. Penyusunan rancangan RPP

Hasil yang diperoleh dalam langkah merancang RPP adalah sebagai berikut.

1) Perancangan identitas RPP

Identitas RPP meliputi: nama sekolah, mata pelajaran, kelas, semester, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator, dan alokasi Waktu. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator untuk materi logika Kelas X disesuaikan dengan standar isi yang termuat dalam Lampiran Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006. Rincian SK, KD, dan indikator pencapaian kompetensi materi logika dapat dilihat pada lampiran A.1.

2) Perumusan Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan indikator pencapaian kompetensi yang telah ditentukan.

3) Perancangan Materi Pembelajaran

Berdasarkan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator pencapaian kompetensi yang telah dirumuskan, dirancang tujuh RPP untuk tujuh pertemuan. Materi pembelajaran untuk masing-masing pertemuan dirancang berdasarkan indikator dan tujuan pembelajaran serta disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia. Materi pembelajaran yang dipilih untuk tiap RPP disajikan pada Tabel 9.

(5)

63

Tabel 9 Materi Pembelajaran untuk Tiap RPP

RPP ke- Materi Pembelajaran

1 Pernyataan, Nilai Kebenaran, Kalimat Terbuka, dan Negasi 2 Konjungsi dan Disjungsi

3 Implikasi, Biimplikasi, Tautologi, dan Kontradiksi 4 Ekuivalensi dan negasi dari pernyataan majemuk 5 Konvers, Invers, dan Kontraposisi

6 Penyataan Berkuantor 7 Penarikan Kesimpulan 4) Pemilihan Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang dirancang untuk digunakan dalam perangkat pembelajaran ini adalah metode diskusi. Proses diskusi dilakukan dalam kelompok kecil atau dengan teman sebangku.

5) Perancangan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pembuka meliputi penyiapan siswa secara fisik dan mental, apersepsi, motivasi, serta penyampaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada kegiatan inti, langkah pembelajaran yang digunakan disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual yang terdiri dari relating, experiencing, applying, cooperating, dan transferring. Langkah pembelajaran pada kegiatan inti juga disesuaikan dengan standar proses yang tercantum pada Permendikbud Nomor 41 Tahun 2007 yang meliputi eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

6) Pemilihan sumber belajar

Sumber belajar yang dipilih untuk digunakan dalam pembelajaran adalah LKS dengan pendekatan kontekstual dan buku teks pelajaran Siswanto.

(6)

64

(2015). Matematika untuk Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

7) Perancangan penilaian pembelajaran

Perancangan penilaian pembelajaran meliputi perancangan bentuk penilaian yang meliputi soal pilihan ganda dan soal uraian. Selain itu, soal yang digunakan disesuaikan dengan indikator pembelajaran. Prosedur penilaian yang dirancang meliputi kunci jawaban dan skor maksimal untuk masing-masing penyelesaian dari butir soal.

b. Penyusunan rancangan LKS

Rancangan awal LKS yang dikembangkan terdiri atas:

1) Penyusunan Peta Kebutuhan LKS

Penyusunan peta kebutuhan LKS bertujuan untuk menentukan jumlah dan urutan LKS yang berdasarkan pada KD serta indikator pencapaian kompetensi dengan memperhatikan materi prasyarat sesuai dengan LKS yang akan dikembangkan. Hasil penyusunan peta kebutuhan LKS dapat dilihat pada lampiran A.3.

2) Judul LKS

LKS yang dikembangkan diberi judul “Lembar Kegiatan Siswa Matematika untuk SMA Kelas X Semester 2 dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi Logika”. Penyusunan judul kegiatan-kegiatan dalam LKS berdasarkan pada KD, indikator pencapaian kompetensi, dan materi. LKS yang dikembangkan dalam penelitian ini dibagi menjadi 7 LKS yaitu:

(7)

65

a) LKS 1: Pernyataan, Nilai Kebenaran, Kalimat Terbuka, dan Negasi

Berdasarkan indikator pencapaian kompetensi yang telah disusun maka tujuan yang ingin dicapai dalam LKS 1 adalah agar siswa dapat menjelaskan arti dan contoh dari pernyataan dan kalimat terbuka, serta menentukan nilai kebenaran suatu pernyataan, menjelaskan arti dan contoh kalimat terbuka serta menentukan himpunan penyelesaiannya, dan menentukan ingkaran atau negasi dari suatu pernyataan beserta nilai kebenarannya.

b) LKS 2: Konjungsi dan Disjungsi

Berdasarkan indikator pencapaian kompetensi yang telah disusun maka tujuan yang ingin dicapai dalam LKS 2 adalah agar siswa dapat menentukan nilai kebenaran dari suatu pernyataan majemuk berbentuk konjungsi dan disjungsi.

c) LKS 3: Implikasi, Biimplikasi, Tautologi, dan Kontradiksi

Berdasarkan indikator pencapaian kompetensi yang telah disusun maka tujuan yang ingin dicapai dalam LKS 3 adalah agar siswa dapat menentukan nilai kebenaran dari suatu pernyataan majemuk berbentuk implikasi dan biimplikasi serta siswa dapat menyelidiki apakah suatu pernyataan majemuk merupakan suatu tautologi, kontradiksi, bukan tautologi, atau bukan kontradiksi.

(8)

66

d) LKS 4: Ekuivalensi dari Dua Pernyataan Majemuk dan Konvers, Invers, dan Kontraposisi

Berdasarkan indikator pencapaian kompetensi yang telah disusun maka tujuan yang ingin dicapai dalam LKS 4 adalah agar siswa dapat memeriksa atau membuktikan kesetaraan antara dua pernyataan majemuk, menentukan ingkaran atau negasi dari suatu pernyataan majemuk berbentuk konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi, serta menentukan konvers, invers, dan kontraposisi dari pernyataan berbentuk implikasi beserta nilai kebenarannya.

e) LKS 5: Pernyataan Berkuantor

Berdasarkan indikator pencapaian kompetensi yang telah disusun maka tujuan yang ingin dicapai dalam LKS 5 adalah agar siswa dapat menentukan nilai kebenaran dari suatu pernyataan berkuantor, menentukan ingkaran dari suatu pernyataan berkuantor, dan memeriksa atau membuktikan kesetaraan antara dua pernyataan berkuantor.

f) LKS 6: Penarikan Kesimpulan

Berdasarkan indikator pencapaian kompetensi yang telah disusun maka tujuan yang ingin dicapai dalam LKS 6 adalah agar siswa dapat menentukan kesimpulan dari beberapa premis yang diberikan dengan prinsip modus ponens, modus tolens, dan silogisme, serta agar siswa dapat memeriksa keabsahan penarikan kesimpulan menggunakan prinsip logika matematika.

(9)

67 g) LKS 7: Pembuktian Sifat dan Teorema

Berdasarkan indikator pencapaian kompetensi yang telah disusun maka tujuan yang ingin dicapai dalam LKS 7 adalah agar siswa dapat membuktikan sebuah persamaan atau pernyataan dengan bukti langsung, bukti tidak langsung, dan induksi matematika. LKS 7 diberikan sebagai pengayaan bagi siswa.

3) Penulisan LKS

LKS dirancang berdasarkan pada langkah-langkah penulisan LKS yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Berikut merupakan uraian hasil pada langkah-langkah yang telah dilaksanakan pada tahap penulisan rancangan awal LKS.

a) Perumusan Kompetensi Dasar

KD yang harus dikuasai oleh siswa tercantum dalam silabus matematika SMA kelas X.

b) Menentukan Bentuk Penilaian

Penilaian yang digunakan untuk mengukur keefektifan LKS ini berbentuk soal-soal latihan di setiap akhir pembelajaran dan tes hasil belajar siswa di akhir pertemuan.

c) Penyusunan Materi

Materi disusun berdasarkan kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai. Dalam tahap penyusunan materi peneliti juga mengumpulkan berbagai referensi sumber belajar terkait materi dan penulisan LKS.

(10)

68

Berikut ini merupakan referensi yang dipilih dan digunakan sebagai acuan dalam pengembangan LKS.

(1) Abdul Halim F. 2012. Matematika Hakikat dan Logika. Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media

(2) Frans Susilo. 2012. Landasan Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.

(3) Noormandiri dan Endar Sucipto. 2004. Matematika SMA untuk Kelas X. Jakarta Erlangga.

(4) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah

(5) Sartono Wirodrikokromo. 2004. Matematika untuk SMA Jilid 2.

Jakarta: Erlangga.

(6) Siswanto. 2015. Matematika untuk Kelas X SMA dan MA. Jakarta:

Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

(7) Sri Kurnianingsih, dkk. 2007. Matematika SMA dan MA untuk Kelas X Semester 2. Jakarta: Erlangga.

d) Struktur LKS

Bagian LKS dibagi menjadi tiga yaitu bagian awal, isi, dan akhir.

Bagian awal terdiri dari halaman sampul, halaman identitas LKS, kata pengantar, peta kedudukan LKS, peta konsep, halaman KD dan indikator pencapaian kompetensi, dan daftar isi. Bagian isi terdiri dari keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan siswa untuk mendapatkan pengetahuan sesuai

(11)

69

dengan SK/KD materi Logika. Sedangkan, bagian akhir terdiri dari daftar pustaka. Berikut merupakan kerangka LKS yang dihasilkan.

Halaman sampul Halaman Penulis Kata Pengantar Peta Kedudukan LKS Peta Konsep

Halaman KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi Daftar Isi

Isi

LKS 1: Pernyataan, Nilai Kebenaran, Kalimat Terbuka, dan Negasi LKS 2: Konjungsi dan Disjungsi

LKS 3: Implikasi, Biimplikasi, Tautologi, dan Kontradiksi LKS 4: Ekuivalensi dan Konvers, Invers, dan Kontraposisi LKS 5: Pernyataan Berkuantor

LKS 6: Penarikan Kesimpulan

LKS 7: Pembuktian Sifat dan Teorema (Pengayaan) Halaman Pembuka kegiatan pembelajaran

Halaman Kegiatan Pembelajaran Halaman Refleksi

Latihan Soal Daftar Pustaka

Dengan memperhatikan pendekatan yang dipilih berdasarkan hasil analisis maka komponen pendekatan kontekstual dijadikan acuan dalam mengembangkan LKS. Komponen tersebut adalah Constructivism (Konstruktivism), Inquiry (Menemukan), Questioning (Bertanya), Learning Community (Masyarakat Belajar), Modelling (Pemodelan), Reflection (Refleksi), dan Authentic Assessment (Penilaian Sebenarnya).

Karakteristik tersebut diwujudkan dalam apersepsi dan aktivitas-aktivitas dalam LKS. Bagian tersebut bertujuan untuk menuntut siswa untuk membangun pengetahuannya dengan pendekatan kontekstual.

LKS terdiri dari dua macam, yaitu LKS siswa dan LKS guru. LKS pedoman guru dirancang memiliki tampilan dan isi yang sama dengan

(12)

70

LKS untuk siswa, namun dilengkapi dengan jawaban untuk setiap masalah dan soal.

c. Penyusunan Rancangan Instrumen Penilaian Perangkat Pembelajaran

Instrumen penilaian perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari lembar penilaian LKS, lembar penilaian RPP, lembar observasi kegiatan pembelajaran, angket respon dan instrumen tes hasil belajar.

Adapun hasil tahap perancangan instrumen penilaian perangkat pembelajaran adalah sebagai berikut.

1) Lembar Penilaian RPP

Lembar penilaian RPP diberikan kepada dosen ahli materi dan guru matematika. melalui instrumen ini diharapkan dapat diketahui nilai kevalidan RPP. Lembar penilaian RPP ini disusun dengan lima alternatif jawaban yaitu Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang Baik, dan Tidak Baik. Aspek penilaian RPP dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Kisi-kisi Lembar Penilaian RPP

No Aspek Jumlah Butir

1 Identitas RPP 7

2 Alokasi Waktu 2

3 Rumusan indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran

3

4 Pemilihan materi 3

5 Pemilihan pendekatan dan metode pembelajaran 5 6 Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual

13

7 Pemilihan sumber belajar 2

8 Penilaian hasil belajar 5

Jumlah Butir 40

(13)

71 2) Lembar penilaian LKS

a) Lembar Penilaian LKS oleh Ahli Materi

Lembar penilaian LKS ini diberikan pada satu dosen ahli materi.

Melalui instrumen ini diharapkan dapat diketahui nilai kevalidan LKS yang dikembangkan berdasarkan aspek kelayakan materi, kompetensi, dan pendekatan pembelajaran. Angket penilaian LKS ini disusun dengan 5 alternatif jawaban yaitu Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang Baik, Sangat Kurang. Aspek penilaian LKS oleh ahli materi dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Kisi-kisi Penilaian LKS oleh Ahli Materi

No Aspek Penilaian Jumlah Butir

1 Kompetensi 4

2 Isi materi 7

3 Kesesuaian LKS dengan pendekatan kontekstual 7

Total Butir 18

b) Lembar Penilaian LKS oleh Ahli Media

Lembar penilaian LKS ini diberikan pada satu dosen ahli media.

Melalui instrumen ini diharapkan dapat diketahui nilai kevalidan LKS yang dikembangkan berdasarkan aspek kelayakan bahasa, penyajian materi, dan desain grafik. Angket penilaian LKS ini disusun dengan lima alternatif jawaban yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang baik, dan sangat kurang. Aspek penilaian LKS oleh ahli media dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Kisi-kisi Penilaian oleh Ahli Media

No Aspek Penilaian Jumlah Butir

1 Bahasa 6

2 Penyajian 6

3 Kegrafikan 11

Total Butir 23

(14)

72

c) Lembar Penilaian LKS oleh Guru Matematika

Lembar penilaian LKS ini diberikan pada satu guru matematika.

Melalui instrumen ini diharapkan dapat diketahui nilai kevalidan LKS yang dikembangkan berdasarkan aspek kelayakan bahasa, penyajian materi, dan desain grafik. Angket penilaian LKS ini disusun dengan lima alternatif jawaban yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang baik, dan sangat kurang. Aspek penilaian LKS oleh guru matematika dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Kisi-kisi Penilaian LKS oleh Guru

No Aspek Penilaian Jumlah Butir

1 Kompetensi 4

2 Isi materi 7

3 Kesesuaian LKS dengan pendekatan kontekstual 7

4 Bahasa 6

5 Penyajian 6

6 Kegrafikan 11

Total Butir 41

3) Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran

Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk mendapat data kepraktisan dan perbaikan perangkat pembelajaran yang dikembangkan setelah dilakukan pembelajaran. Aspek observasi keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 14.

(15)

73

Tabel 14. Kisi-kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

No Aspek yang Diamati Jumlah Butir

1 Kegiatan Pendahuluan 5

2 Kegiatan Inti

Constructivism (Konstruktivisme) 3

Inquiry (Menemukan) 3

Questioning (Bertanya) 1

Learning Community (Masyarakat Belajar) 3

Modelling (Pemodelan) 1

Reflection (Refleksi) 4

Authentic Assessment (Penilaian Sebenarnya) 2

3 Kegiatan Penutup 2

Total Butir 24

d) Angket Respon

Angket respon terdiri dari dua jenis yaitu angket respon siswa dan angket respon guru. Angket respon diberikan kepada siswa dan guru pada akhir penelitian. Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui respon dan tanggapan siswa dan guru terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan sehingga didapatkan tingkat kepraktisan dari perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Angket respon ini disusun dengan lima alternatif jawaban sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Aspek angket respon disajikan pada Tabel 15 dan 16.

Tabel 15. Kisi-kisi Angket Respon Siswa

No Aspek Penilaian Jumlah Butir

1 Kesesuaiaan dengan Pendekatan Kontekstual 6(+)

2 Kemudahan 1(+), 2(-)

3 Keterbantuan 4(+)

4 Kemenarikan 3(+)

Total Butir 16

Tabel 16. Kisi-kisi Angket Respon Guru

No Aspek Penilaian Julmlah Butir

1 Materi 3

2 Pendekatan Kontekstual 7

3 RPP 5

4 LKS 10

Total Butir 25

(16)

74 e) Instrumen Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar diberikan kepada siswa pada akhir penelitian sebagai penentu ketuntasan pemahaman siswa setelah pembelajaran selesai dilaksanakan. Soal terdiri dari 20 soal pilihan ganda dan 3 soal uraian yang mewakili indikator pencapaian kompetensi. Dari hasil tes akan didapatkan persentase ketuntasan siswa untuk menentukan klasifikasi keefektifan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Ketuntasan siswa ditentukan berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah.

3. Tahap Development

Setelah membuat rancangan perangkat pembelajaran dan instrumen penilaian, tahap selanjutnya adalah pengembangan. Tahap pengembangan meliputi pengembangan instrumen penilaian, pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS, validasi perangkat pembelajaran, dan revisi perangkat pembelajaran. Produk yang dikembangkan berupa perangkat pembelajaran dibuat sesuai dengan perencanaan awal. Berikut ini hasil dati setiap tahap pengembangan.

a. Pengembangan Instrumen Penilaian Perangkat Pembelajaran

Instrumen yang telah dirancang kemudian disusun dan dikonsultasikan pada dosen pembimbing. Instrumen yang telah disusun disajikan pada Lampiran C.

Kemudian, instrumen tersebut divalidasi agar didapatkan instrumen yang valid (dapat mengukur apa yang hendak diukur) sehingga layak digunakan dalam penelitian. Adapun dosen yang ditunjuk sebagai dosen validator adalah Ibu

(17)

75

Fitriana Yuli Saptaningtyas, M.Si.. berikut ini merupakan penjelasan dari hasil validasi masing-masing instrumen.

1) Lembar penilaian RPP

Instrumen penilaian RPP yang divalidasi meliputi kisi-kisi lembar penilaian RPP, deskripsi penilaian RPP, dan lembar penilaian RPP. Hasil validasi menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan dengan revisi. Revisi yang disarankan oleh validator dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Revisi Lembar Penilaian RPP Nomor

Butir Jenis Perbaikan

1-12 Banyaknya butir penilaian diringkas menjadi 9 butir penilaian dan identitas mata pelajaran dibagi menjadi dua bagian yaitu identitas mata pelajaran dan alokasi waktu

18 Butir pernyataan “Keberpusatan pada kebutuhan siswa” diganti dengan “Penyusunan materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa”.

19 Pernyataan “Kesesuaian pendekatan dan metode pembelajaran dengan tujuan pembelajaran” dibagi menjadi 2 pernyataan, yaitu

“Kesesuaian pendekatan dengan tujuan pembelajaran” dan

“Kesesuaian metode pembelajaran dengan tujuan pembelajaran”

21 Pernyataan “Kesesuaian pendekatan dan metode pembelajaran dengan karakteristik siswa” dibagi menjadi 2 pernyataan, yaitu

“Kesesuaian pendekatan dengan karakteristik siswa” dan

“Kesesuaian metode pembelajaran dengan karakteristik siswa”.

22 Pernyataan “Pemberdayaan siswa” diganti dengan “Keberpusatan pada siswa”

24 Pernyataan “Pemberian apersepsi” diperjelas menjadi “Pemberian apersepsi yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari”

25 Pernyataan “Penyampaian motivasi” diperjelas menjadi

“Penyampaian motivasi yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari”

26 Pernyataan “Penyampaian tujuan pembelajaran” diperjelas menjadi “Penyampaian tujuan pembelajaran dengan jelas”.

36 Pernyataan “Dukungan sumber belajar terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran” diganti dengan “Kesesuaian sumber belajar dengan tujuan pembelajaran”.

40 Pernyataan “Keterwakilan indikator dan tujuan” diganti menjadi

“Keterwakilan tujuan pembelajaran/indikator pencapaian kompetensi oleh instrumen penilaian”

(18)

76 2) Lembar penilaian LKS

Instrumen penilaian LKS yang divalidasi meliputi kisi-kisi lembar penilaian LKS, deskripsi penilaian LKS, dan lembar penilaian LKS. Hasil validasi menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan dengan tanpa revisi.

Pada aspek kesesuaian dengan pendekatan kontekstual disesuaikan kembali dengan komponen pendekatan kontestual.

3) Angket respon siswa

Angket respon siswa yang divalidasi meliputi kisi-kisi angket respon siswa dan lembar angket respon siswa. Hasil validasi menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan dengan revisi. Revisi yang disarankan oleh validator dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Revisi Angket Respon Siswa Nomor

Butir Jenis Perbaikan

1 Kata “konteks” pada pernyataan “Materi dalam LKS dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata” dihilangkan.

8 Kata “telah” pada pernyataan “Soal latihan pada LKS membantu saya untuk memahami materi yang telah dipelajari” dihilangkan 19 Kata “akan” pada pernyataan “Ilustrasi atau gambar dalam LKS

sesuai dengan materi yang akan dipelajari” dihilangkan.

9 dan 11

Pernyataan nomor 9 dan 11 digabung menjadi pernyataan

“Kegiatan dalam LKS membantu dan memotivasi saya dalam memahami materi logika”

14 Pernyataan nomor 14 dihilangkan karena memiliki kemiripan dengan pernyataan nomor 12

16 dan 18

Pernyataan nomor 16 dan 18 diganti dengan pernyataan

“Tampilan LKS menarik dan tidak membosankan”.

20 Pernyataan nomor 20 dihilangkan karena terlah terwakili oleh pernyataan nomor 6

4) Angket respon guru

Angket respon guru yang divalidasi meliputi kisi-kisi angket respon guru dan lembar angket respon guru. Hasil validasi menunjukkan bahwa instrumen

(19)

77

layak digunakan dengan revisi. Pada butir nomor 3 pernyataannya diperbaiki menjadi “Materi yang disajikan benar dan sesuai dengan konsep logika”. Pada aspek penggunaan pendekatan kontekstual disesuaikan kembali dengan komponen pendekatan kontestual.

5) Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran

Hasil validasi Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan dengan revisi. Revisi yang disarankan oleh validator dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Revisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Nomor

Butir Jenis Perbaikan

8 Pernyataan dipersingkat menjadi “Siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan idenya”

9 Pernyataan dipersingkat menjadi “Siswa dibantu untuk merumuskan masalah”

10 Pernyataan dipersingkat menjadi “Siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan LKS untuk memahami materi logika.”

11 Pernyataan dipersingkat menjadi “Siswa diberi pertanyaan untuk mengecek pemahaman mereka dalam mengerjakan LKS.”

13 Pernyataan dipersingkat menjadi “Siswa diarahkan untuk membentuk kelompok-kelompok belajar”

17 Pernyataan dipersingkat menjadi “Siswa diberi kesempatan untuk menyimpulkan”

6) Instrumen tes hasil belajar siswa

Instrumen tes hasil belajar siswa yang divalidasi meliputi kisi-kisi tes hasil belajar, kunci jawaban dan pedoman penilaian, dan soal tes hasil belajar. Hasil validasi menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan dengan revisi. Revisi yang disarankan oleh validator dapat dilihat pada Tabel 20.

(20)

78

Tabel 20. Revisi Instrumen Tes Hasil Belajar Nomor

Butir Jenis Perbaikan

Pilihan Ganda

1 Kata “dilalui” pada pernyataan “Indonesia dilalui oleh garis khatulistiwa” diganti dengan kata “dilewati”

6 Kata “tidak sulit” pada opsi jawaban diganti dengan “mudah”

7 dan 8 1. Soal nomor 7 dan 8 digabung karena soal tentang negasi terlalu banyak menjadi “Negasi atau ingkaran dari pernyataan “Jika Gunung Merapi meletus maka semua warga mengungsi”

adalah…”. Selain itu, konteks yang digunakan diganti dengan konteks kehidupan di lingkungan sekitar Cangkringan.

Diberikan tambahan soal untuk mengganti soal nomor 7 dan 8 yang digabungkan, yaitu “Jika diketahui himpunan semesta 𝐴 = {1,2,3,4,5,6} maka pernyataan berkuantor berikut yang memiliki nilai kebenaran “Salah” adalah….”

Uraian

3a Pernyataan diganti dengan konteks selain rokok menjadi

Premis 1: Pemerintah mengendalikan penambangan pasir di Gunung Merapi atau lingkungan terancam rusak.

Premis 2: Lingkungan tidak terancam rusak

Konklusi: Jadi, Pemerintah mengendalikan penambangan di Gunung Merapi

b. Pengembangan RPP

RPP dikembangkan dengan mengacu pada prinsip dan komponen RPP yang terdapat pada Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007. Struktur penulisan RPP terdiri dari identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran yang terdiri dari pembuka, inti, dan penutup, dan teknik penilaian pembelajaran. Langkah dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan disesuaikan dengan langkah-langkah pendekatan kontekstual yaitu REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, dan Transferring).

Langkah kegiatan pembelajaran juga disesuaikan dengan standar proses yang meliputi eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

(21)

79 c. Pengembangan LKS

LKS dikembangkan dengan memperhatikan komponen evaluasi yang meliputi kelayakan isi, kelayakan kebahasaan, kelayakan penyajian, dan kelayakan kegrafikan serta dengan memperhatikan kesesuaiannya dengan komponen dalam pendekatan kontekstual yaitu Constructivism, Inquiry, Questioning, Learning Community, Modelling, Reflection, dan Authentic Assessment. Pendekatan kontekstual terlihat pada permasalahan yang disajikan dan kegiatan yang dilakukan. Berikut penjelasan hasil kegiatan yang dilakukan pada tahap pengembangan berdasarkan penjabaran kerangka LKS pada tahap sebelumnya.

1) Halaman sampul

Halaman sampul depan memuat judul LKS agar pembaca mempunyai gambaran mengenai isi dari LKS yang dikembangkan. Halaman sampul juga memuat nama kurikulum, pendekatan, sasaran pengguna LKS, dan identitas penulis. Halaman sampul dilengkapi dengan ilustrasi yang menggambarkan aplikasi materi logika dalam mengembangkan daya penalaran siswa. Tampilan halaman sampul dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Tampilan Halaman Sampul LKS

(22)

80 2) Halaman Penulis

Halaman penulis berisikan informasi terkait LKS yang dikembangkan.

Informasi tersebut terdiri dari judul LKS, nama penulis, dosen pembimbing, penilai LKS, ukuran LKS, dan media yang digunakan untuk menyusun LKS.

Tampilan halaman penulis dapat dilihat pada Gambar 2.

3) Kata Pengantar

Kata pengantar ditulis oleh penulis untuk menginformasikan tujuan dikembangkannya LKS materi logika dengan pendekatan kontekstual.

Tampilan halaman kata pengantar dapat dilihat pada Gambar 3 Gambar 2. Tampilan Halaman Penulis LKS

Gambar 3. Tampilan Halaman Kata Pengantar

(23)

81 4) Peta Kedudukan LKS

Peta kedudukan LKS memuat informasi bagi pengguna terkait bagian- bagian dari LKS beserta fungsi dari bagian-bagian tersebut. Tampilan peta kedudukan LKS dapat dilihat pada Gambar 4.

5) Peta Konsep

Peta konsep memuat informasi mengenai konsep-konsep yang akan dipelajari oleh siswa. Tampilan peta konsep LKS dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 4. Tampilan Peta Kedudukan LKS

Gambar 5. Tampilan Peta Konsep LKS

(24)

82

6) Halaman KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Pada halaman ini berisi KD dan Indikator pencapaian kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa dalam mempelajari materi logika. Tampilan halaman KD dan indikator dapat dilihat pada Gambar 6.

7) Daftar Isi

Daftar isi memuat informasi mengenai tata letak halaman suatu bab dalam LKS. Daftar isi bertujuan untuk mempermudah pengguna dalam mencari bagian atau materi yang akan dituju. Tampilan daftar isi dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 6. Tampilan Halaman KD dan Indikator

Gambar 7. Tampilan Halaman Daftar Isi

(25)

83 8) Halaman Pembuka kegiatan pembelajaran

Halaman pembuka pada setiap awal LKS terdiri dari urutan kegiatan, judul sub topik, gambar ilustrasi, indikator pencapaian kompetensi, petunjuk umum, dan permasalahan kontekstual terkait dengan materi yang akan dipelajari.

Penyajian masalah kontekstual pada halaman pembuka kegiatan pembelajaran bertujuan untuk menstimulasi siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya (constructivism). Tampilan halaman pembuka kegiatan dapat dilihat pada Gambar 8.

9) Halaman Kegiatan Pembelajaran

Halaman kegiatan pembelajaran terdiri dari informasi pendukung, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, contoh dalam penyelesaian suatu permasalahan, dan kolom rangkuman. Kegiatan pembelajaran memuat beberapa komponen pendekatan kontekstual, yaitu questioning, inquiry, learning community, dan modeling. Informasi mengenai konsep terkait materi yang disajikan dalam LKS tidak diberikan begitu saja, tetapi terdapat pertanyaan-pertanyaan yang menstimulasi siswa untuk bertanya (questioning).

Gambar 8. Tampilan Halaman Pembuka Kegiatan Belajar

(26)

84

Adanya pertanyaan pancingan di dalam LKS bertujuan untuk mengarahkan siswa dalam menemukan suatu konsep (inquiry). Langkah-langkah pengerjaan LKS disertai dengan contoh pengerjaan (modeling). Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok diskusi untuk mengerjakan LKS (learning community).

Adanya kelompok-kelompok diskusi bertujuan agar setiap anggota kelompok saling bertukar pengetahuan dan pengalaman dalam mengerjakan LKS.

Tampilan halaman kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada Gambar 9.

10) Halaman Refleksi

Halaman refleksi ini digunakan untuk memfasilitasi siswa dalam mencatat informasi-informasi yang mereka dapatkan selama pembelajaran (reflection).

Tampilan halaman refleksi dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 9. Tampilan Halaman Kegiatan Pembelajaran

Gambar 10. Tampilan Halaman Refleksi

(27)

85 11) Latihan Soal

Pada bagian penutup kegiatan pembelajaran terdapat halaman yang berisi soal-soal kontekstual untuk memperdalam pemahaman siswa. Latihan soal juga digunakan sebagai pengukur pemahaman pengetahuan siswa (authentic assessment). Tampilan halaman latihan soal disajikan pada Gambar 11.

12) Daftar Pustaka

Daftar pustaka berisi referensi yang digunakan dalam penyusunan LKS.

Tampilan halaman daftar pustaka disajikan pada Gambar 12.

d. Validasi Perangkat Pembelajaran

Pada tahap ini perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS yang telah dikembangkan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk memperoleh masukan dan saran. Perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS yang telah diperbaiki sesuai dengan masukan dan saran dari dosen pembimbing kemudian

Gambar 11. Tampilan Halaman Ayo Berlatih

Gambar 12. Tampilan Halaman Daftar Pustaka

(28)

86

divalidasi oleh ahli materi (Fitriana Yuli Saptaningtyas, M.Si.), ahli media (Bambang Sumarno H.M., M.Kom.), dan guru matematika (Marsiyam, S.Pd.Si.).

Validasi ini bertujuan untuk mengetahui kevalidan dan kelayakan dari perangkat yang dikembangkan untuk diuji cobakan di sekolah. Data hasil validasi perangkat pembelajaran terdiri dari dua macam, yaitu data hasil validasi RPP dan data hasil validasi LKS. Hasil penilaian yang diberikan dapat dilihat pada lampiran D.7 – D.11.

Hasil validasi perangkat pembelajaran menunjukkan bahwa RPP dan LKS yang dikembangkan layak diujicobakan di sekolah dengan revisi sesuai saran dan komentar yang diberikan. Hasil validasi kemudian ditindaklanjuti dengan revisi sesuai saran dan komentar dari dosen ahli dan guru matematika sebelum dilakukannya uji coba di sekolah.

e. Revisi Perangkat Pembelajaran

Revisi perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS yang dilakukan pada tahap ini memperhatikan saran dan komentar validator.

1) Revisi RPP

a) Alokasi waktu RPP diperhatikan lagi.

RPP pada sub materi ekuivalensi, negasi dari pernyataan majemuk, dan konvers, invers, dan kontraposisi yang sebelumnya hanya untuk satu pertemuan dibagi menjadi dua pertemuan. Pertemuan pertama membahas tentang ekuivalensi dan negasi dari pernyataan majemuk. Sedangkan pertemuan kedua membahas tentang konvers, invers, dan kontraposisi.

b) Kata “siswa” diubah menjadi “peserta didik”

(29)

87

c) Perbaikan pada kegiatan “questioning” yang masih terlihat hanya guru yang bertanya bukan siswa dapat dilihat pada Gambar 13.

d) Perbaikan untuk memperjelas kegiatan ”modelling” dalam RPP dapat dilihat pada Gambar 14.

e) Ditambahkan penilaian proses tidak hanya penilaian hasil belajar.

Sebelum revisi RPP hanya menggunakan penilaian pengetahuan saja.

Kemudian tambahan penilaian partisipasi kelas untuk menilai proses pembelajaran di kelas dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15. Revisi Penambahan Penilaian RPP

Sebelum direvisi Setelah direvisi

Gambar 13. Revisi Komponen Questioning

Sebelum direvisi Setelah direvisi Gambar 14. Revisi Komponen Modelling

(30)

88

f) Perbaikan penambahan konteks tentang budaya dan lingkungan hidup dapat dilihat pada Gambar 16.

2) Revisi LKS

a) Revisi LKS Ahli Materi

(1) Perbaikan dengan penyisisipkan masalah kontekstual tentang budaya dan lingkungan hidup dapat dilihat pada Gambar 17.

(2) Penggunaan LKS 7: Pembuktian Sifat dan Teorema Matematika sebagai kegiatan pengayaan siswa.

Sebelum direvisi Setelah direvisi

Gambar 16. Revisi Penambahan Konteks Budaya dan Lingkungan Hidup

Sebelum direvisi Setelah direvisi

Gambar 17. Revisi Penambahan Konteks Budaya dan Lingkungan Hidup

(31)

89

(3) Perbaikan kalimat pada kolom jawaban dari LKS 1 pedoman guru dapat dilihat pada Gambar 18.

(4) Perbaikan pemilihan kalimat yang disesuaikan dengan karakteristik siswa SMA dapat dilihat pada Gambar 19.

Sebelum direvisi

Setelah direvisi

Gambar 18. Revisi Kalimat pada Kolom Jawaban LKS 1

Sebelum direvisi Setelah direvisi Gambar 19. Revisi Pilihan Kalimat

(32)

90

(5) Perbaikan kalimat pada kegiatan dari LKS 1 agar tidak ambigu dapat dilihat pada Gambar 20.

(6) Perbaikan kunci jawaban pada LKS pedoman guru dapat dilihat pada Gambar 21.

Sebelum direvisi

Setelah direvisi

Gambar 20. Revisi Pilihan Kalimat

Sebelum direvisi Setelah direvisi Gambar 21. Revisi Kunci Jawaban

(33)

91

(7) Perbaikan gambar denah pada Kegiatan 3.1 agar lebih mudah dimengerti siswa dapat dilihat pada Gambar 22.

(8) Perbaikan kalimat pada soal latihan dapat dilihat pada Gambar 23

(9) Perbaikan pengantar masalah Kegiatan 4.1 disajikan pada Gambar 24.

Sebelum direvisi Setelah direvisi Gambar 22. Revisi Tampilan Denah

Sebelum direvisi

Setelah direvisi

Gambar 23. Revisi Kalimat pada Soal

Sebelum direvisi

Setelah direvisi

Gambar 24. Revisi Pengantar Masalah Kegiatan 4.1

(34)

92 b) Revisi LKS Ahli Media

(1) Perbaikan penataan simbol dan gambar pada halaman sampul depan agar lebih memberikan alur pemahaman dapat dilihat pada Gambar 25.

(2) Pemilihan warna bingkai perkegiatan lebih disesuaikan.

Tema warna pada LKS 1 yang sebelumnya berwarna merah diganti dengan warna abu-abu. Tema warna pada LKS 2 yang sebelumnya berwarna jingga diganti warna ungu. Hal ini bertujuan agar tema warna kontras dengan warna merah pada kunci jawaban di LKS pedoman guru.

Sebelum direvisi Setelah direvisi Gambar 25. Revisi Halaman Sampul

(35)

93

(3) Perbaikan tampilan halaman daftar isi yang disesuaikan dengan halaman lain dapat dilihat pada Gambar 26.

(4) Perbaikan penyesuaian pemilihan tema warna pada halaman peta konsep dengan halaman lainnya disajikan pada Gambar 27.

Sebelum direvisi Setelah direvisi Gambar 26. Revisi Tampilan Daftar Isi

Sebelum direvisi

Setelah direvisi

Gambar 27. Revisi Pemilihan Tema Warna

(36)

94

(5) Perbaikan pemilihan ikon pada halaman refleksi dapat dilihat pada Gambar 28.

(6) Perbaikan pada pemilihan ikon pada kegiatan questioning untuk lebih diseimbangkan antara ikon laki-laki dan perempuan dapat dilihat pada Gambar 29.

4. Tahap Implementation

Pada tahap implementasi dilakukan uji coba perangkat pembelajaran.

Perangkat pembelajaran yang telah divalidasi kemudian diujicobakan di SMA Negeri 1 Cangkringan, Sleman. Uji coba perangkat pembelajaran yang dilakukan terhadap siswa kelas X A SMAN Negeri 1 Cangkringan, Sleman tahun pelajaran

Sebelum direvisi

Setelah direvisi

Gambar 28. Revisi Penggunaan Ikon pada Kolom Refleksi

Sebelum direvisi Setelah direvisi

Gambar 29. Revisi Penggunaan Ikon Laki-laki dan Perempuan

(37)

95

2015/2016 yang berjumlah 24 orang dan 1 guru matematika SMA Negeri 1 Cangkringan, Sleman. Peneliti sebagai observer bertugas untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung dan mencatat kegiatan tertentu yang dianggap penting dan dapat dijadikan saran perbaikan RPP dan LKS yang dikembangkan. Catatan penting tersebut dicatat pada lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran yang dapat dilihat hasilnya pada lampiran D.14.

Perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan kontekstual disusun untuk tujuh kali pertemuan dengan waktu 2x45 menit setiap pertemuan.

Proses pengambilan data dilakukan pada tanggal 11 Januari 2016 sampai 13 Februari 2016. Jadwal pelaksanaan uji coba dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Jadwal Pelaksanaan Uji Coba

No Hari, tanggal Waktu Materi

1 Senin, 11 Januari 2016 10.15-11.45 Pernyataan, Nilai Kebenaran, Kalimat Terbuka, dan Negasi 2 Sabtu, 16 Januari 2016 10.15-11.45 Konjungsi dan Disjungsi 3 Senin, 18 Januari 2016 10.15-11.45 Implikasi, Biimplikasi,

Tautologi, dan Kontradiksi 4 Sabtu , 23 Januari 2016 10.15-11.45 Ekuivalensi dan negasi dari

pernyataan majemuk 5 Senin, 25 Januari 2016 09.15-11.00 Konvers, Invers, dan

Kontraposisi

6 Senin, 1 Februari 2016 09.15-11.00 Penyataan Berkuantor 7 Sabtu, 6 Februari 2016 10.15-11.45 Penarikan Kesimpulan 8 Sabtu, 13 Februari 2016 10.15-11.45 Tes hasil belajar

Pada tahap ini peneliti mengujicobakan LKS 1 sampai LKS 6, sedangkan LKS 7 digunakan sebagai bahan pengayaan bagi siswa. Secara umum proses pembelajaran diawali dengan pendahuluan yaitu guru membuka pembelajaran dan mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Kegiatan pembelajaran diawali dengan membaca doa bersama. Kemudian guru memberikan informasi tentang pokok bahasan yang akan dipelajari, tujuan pembelajaran, dan kegiatan

(38)

96

yang akan dilakukan oleh siswa. Guru memberikan apersepsi dan motivasi terkait materi yang akan dipelajari.

Selanjutnya pelaksanaan kegiatan inti pembelajaran disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran kontekstual REACT (relating, experiencing, applying, cooperating, dan transferring). Tahap relating dilakukan dengan memberikan materi atau permasalahan terkait dengan materi yang dipelajari.

Kegiatan pada tahap ini dilakukan dengan ceramah atau tanya jawab. Tahap experiencing, applying, dan cooperating terlihat pada saat siswa mengerjakan kegiatan yang terdapat dalam LKS secara berdiskusi untuk menemukan konsep, prinsip, atau sifat kemudian menggunakannya untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Tahap transferring dilakukan dengan mengerjakan permasalahan dan tugas pada uji pemahaman. Selama proses pembelajaran siswa berdiskusi kelompok dalam menemukan konsep dan memecahkan masalah yang diberikan.

Kegiatan diskusi siswa dapat dilihat pada Gambar 30.

Gambar 30. Siswa Berdiskusi dalam Mengerjakan LKS

(39)

97

Setelah proses diskusi siswa melakukan presentasi dengan menuliskan hasil diskusinya di papan tulis. Kegiatan presentasi siswa dapat dilihat pada Gambar 31.

Gambar 31. Perwakilan Kelompok Menuliskan Hasil Diskusi di Papan Tulis Petunjuk dalam LKS cukup dimengerti oleh siswa, namun sesekali guru harus memberikan bimbingan kepada siswa karena masih ada beberapa siswa yang bingung dengan maksud dari petunjuk tersebut. Saat proses pembelajaran berlangsung, siswa tidak ragu untuk bertanya. Kegiatan pemberian bimbingan seperlunya oleh guru dapat dilihat pada Gambar 32.

Gambar 32. Guru Memberikan Bimbingan kepada Siswa

(40)

98

Adapun catatan-catatan selama penelitian berlangsung adalah sebagai berikut.

Pertemuan pertama, siswa mempelajari LKS 1 mengenai Pernyataan, Nilai Kebenaran, Kalimat Terbuka, dan Negasi. Sebelum pembelajaran dimulai siswa diberikan penjelasan tentang petunjuk penggunaan LKS dan pendekatan kontekstual yang digunakan dalam LKS. Pada pertemuan pertama siswa belajar, berdiskusi dengan teman sebangku, dan mempresentasikan hasil diskusi secara lisan. Pengerjaan latihan soal dilanjutkan sebagai tugas di rumah karena waktu yang tidak mencukupi. Logika merupakan materi yang baru bagi siswa, sehingga beberapa siswa masih bingung dalam membedakan antara pernyataan, bukan pernyataan, dan kalimat terbuka. Akan tetapi, siswa dapat memahami dengan baik bagaimana menentukan ingkaran dari suatu pernyataan.

Pertemuan kedua, siswa mempelajari LKS 2 mengenai konjungsi dan disjungsi. Siswa berdiskusi dalam kelompok heterogen yang terdiri dari 4 anak yang dibentuk secara acak oleh guru. Pada awalnya siswa mengalami kesulitan dalam menemukan konsep konjungsi dan disjungsi secara kontekstual dengan menggunakan penalaran mereka. Hal ini dikarenakan siswa terbiasa memperoleh rumus akhir secara langsung. Sedangkan dalam hal ini mereka harus menggunakan penalaran dan kemampuan berpikir logis mereka dalam menemukan konsep konjungsi dan disjungsi. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di papan tulis. Siswa dapat memahami konsep konjungsi dan disjungsi dengan menganalogikan dengan konsep rangkaian listrik seri dan paralel.

Pertemuan ketiga, siswa mempelajari LKS 3 mengenai implikasi, biimplikasi, tautologi, dan kontradiksi. Diawal pembelajaran siswa mengingat kembali tentang

(41)

99

konsep konjungsi dan disjungsi dengan menganalogikan dengan rangkaian listrik seri dan paralel. Siswa berdiskusi dalam kelompok heterogen yang terdiri dari 4 anak yang dibentuk secara acak oleh guru. Dalam menemukan konsep implikasi dan biimplikasi siswa juga dituntut untuk menggunakan penalarannya. Beberapa siswa mengalami kebingungan dalam memecahkan masalah tentang denah pada Kegiatan 3.1 untuk menemukan konsep implikasi. Kemudian guru memberikan penjelasan dan memberikan contoh dengan menggunakan pernyataan lain yang lebih sederhana untuk lebih memahamkan siswa. Perwakilan dari tiga kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dengan menuliskan di papan tulis. Latihan soal diberikan sebagai tugas untuk dikerjakan di rumah.

Pertemuan keempat dan kelima siswa mempelajari LKS 4 mengenai ekuivalensi, negasi dari pernyataan majemuk, konvers, invers, dan kontraposisi.

Pertemuan keempat siswa mempelajari tentang ekuivalensi dan negasi dari pernyataan majemuk. Diawal pertemuan dibahas latihan soal LKS 3 untuk mengingatkan siswa tentang materi sebelumnya. Beberapa siswa maju kedepan untuk menuliskan hasil pekerjaan mereka. Siswa berdiskusi dalam kelompok heterogen terdiri dari 4 anak yang dibentuk dengan cara undian. Siswa sesekali mengalami kesulitan dalam menemukan konsep dalam diskusi, namun dapat diatasi dengan pemberian bimbingan seperlunya oleh guru. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya dengan menuliskannya di papan tulis.

Pengerjaan latihan soal dilanjutkan sebagai tugas untuk dikerjakan di rumah.

Pertemuan kelima siswa masih mempelajari LKS 4 tentang konvers, invers, dan kontraposisi. Di awal pembelajaran dibahas latihan soal terkait ekuivalensi

(42)

100

dan negasi dari pernyataan majemuk. Beberapa siswa maju ke depan untuk menuliskan hasil pekerjaannya. Siswa berdiskusi dengan teman sebangku untuk menemukan konsep konvers, invers, dan kontraposisi. Siswa diberi contoh pengerjaan soal nomor 1a pada LKS 4 oleh guru. Presentasi digantikan dengan tanya jawab latihan soal tentang konvers, invers dan kontraposisi.

Pertemuan keenam siswa mempelajari LKS 5 mengenai pernyataan berkuantor. Di awal pembelajaran guru membahas beberapa latihan soal pada LKS 4 yang belum dipahami siswa. Siswa berdiskusi dalam kelompok heterogen terdiri dari 4 anak yang dibentuk dengan metode berhitung. Siswa sesekali mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan, namun dapat diatasi dengan pemberian bimbingan seperlunya. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami simbol-simbol yang digunakan karena beberapa simbol yang digunakan masih asing bagi mereka. Presentasi digantikan dengan melakukan pembahasan bersama dengan metode tanya jawab.

Pertemuan ketujuh siswa mempelajari LKS 6 mengenai penarikan kesimpulan yang terdiri dari modus ponen, modus tollens, dan silogisme. Diawal pembelajaran siswa mengingat kembali tentang konsep tautologi. Siswa berdiskusi dalam kelompok heterogen terdiri dari 4 anak yang dibentuk secara acak oleh guru. Pembelajaran berjalan dengan baik meskipun sesekali guru memberikan bimbingan seperlunya kepada siswa untuk memahami konsep penarikan kesimpulan.

Pada pertemuan terakhir dari kegiatan ini, siswa mengerjakan tes hasil belajar.

Tes hasil belajar terdiri dari 15 butir soal pilihan ganda dan 3 butir soal uraian

(43)

101

yang harus diselesaikan oleh siswa maksimal dalam waktu 90 menit. Tes hasil belajar ini digunakan unutk mengetahui tingkat keefektifan penggunaan perangkat pembelajaran yang dikembangkan.

Selanjutnya siswa dan guru mengisi angket respon untuk mengetahui respon dan evaluasi perangkat pembelajaran yang telah digunakan selama proses pembelajaran. Hasil penilaian angket respon ini kemudian digunakan untuk mengetahui nilai kepraktisan penggunaan perangkat pembelajaran. Penilaian angket respon dilakukan menggunakan instrumen yang telah divalidasi pada tahap sebelumnya.

Pada setiap kegiatan pembelajaran peneliti sebagai observer (pengamat) mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung di kelas. Hasil pengamatannya kemudian dituliskan pada lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Hasil dari lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran ini digunakan untuk mengetahui tingkat kepraktisan penggunaan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Secara keseluruhan kegiatan penelitian berjalan baik, lancar, dan sesuai dengan perangkat pembelajaran dan metode penelitian yang telah disusun.

5. Tahap Evaluation

Setelah melakukan uji coba, tahap selanjutnya adalah melakukan evaluasi terhadap produk. Selama proses uji coba berlangsung saran dan masukan dari guru dan siswa ditampung untuk digunakan sebagai perbaikan atau revisi terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Berbagai perbaikan yang dilakukan

(44)

102

adalah terkait dengan LKS sedangkan untuk RPP tidak ada perbaikan. Beberapa hal yang diperbaiki adalah sebagai berikut.

a. Terdapat beberapa kesalahan penuliasan ejaan pada LKS b. Terdapat kesalahan penulisan soal pada kolom “Ayo Berlatih”

c. Kurangnya petunjuk pada kegiatan pada LKS 3 Kegiatan 3.1.

Hasil akhir pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS setelah melalui tahap revisi akhir dapat dilihat pada lampiran F.

B. Kualitas Perangkat Pembelajaran

Pada tahap ini dilakukan analisis kualitas perangkat pembelajaran yang meliputi aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan.

1. Analisis Kevalidan Perangkat Pembelajaran

Analisis kevalidan dilakukan untuk menentukan kualitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh dosen dan guru matematika selama proses validasi. Berikut ini merupakan hasil penilaian terhadap masing-masing perangkat pembelajaran ditinjau dari aspek kevalidan.

a. Kevalidan RPP

Penilaian kevalidan RPP dilakukan oleh dosen ahli materi dan guru matematika. Hasil penilaian untuk setiap aspek yang dinilai dalam RPP dapat dilihat pada Tabel 22.

(45)

103

Tabel 22. Hasil Penilaian RPP

Aspek Penilaian Rata-rata

tiap Aspek Kriteria

Identitas Mata Pelajaran 4.93 Sangat Baik

Alokasi Waktu 4 Baik

Tujuan Pembelajaran 4.5 Sangat Baik

Pemilihan Materi 4.17 Baik

Pemilihan Pendekatan dan metode Pembelajaran 4 Baik Kegiatan Pembelajaran dengan Pendekatan

Kontekstual 4.19 Baik

Pemilihan Sumber Belajar 4.5 Sangat Baik

Penilaian Hasil Belajar 4 Baik

Kesimpulan 4.29 Sangat Baik

Penilaian terhadap RPP yang dikembangkan menunjukkan skor rata-rata 4.29. Berdasarkan pedoman klasifikasi penilaian perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan, RPP yang dikembangkan memenuhi kriteria sangat baik.

Tabulasi hasil penilaian kevalidan RPP dapat dilihat pada Lampiran B.1.

b. Kevalidan LKS

Penilaian kevalidan LKS dilakukan oleh dosen ahli materi, ahli media, dan guru matematika. Hasil penilaian untuk setiap aspek yang dinilai dalam LKS dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 23. Hasil Penilaian LKS

Aspek Penilaian Rata-rata

tiap Aspek Kriteria

Kompetensi 4.13 Baik

Isi Materi 4.29 Sangat Baik

Kesesuaian LKS dengan Pendekatan Kontekstual 3.64 Baik

Bahasa 4.25 Sangat Baik

Penyajian Materi 4.42 Sangat Baik

Kegrafikan 4.18 Baik

Kesimpulan 4.15 Baik

Penilaian terhadap LKS yang dikembangkan menunjukkan skor rata-rata 4.159. Berdasarkan pedoman klasifikasi penilaian perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan, LKS yang dikembangkan memenuhi kriteria baik.

(46)

104

Tabulasi hasil penilaian kevalidan RPP dapat dilihat pada Lampiran B.2 dan Lampiran B.3.

Klasifikasi RPP yang memenuhi kriteria sangat baik dan klasifikasi LKS yang memenuhi kriteria baik menunjukkan bahwa RPP dan LKS memenuhi kualifikasi valid. Dengan demikian perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS yang telah dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran di sekolah.

2. Analisis Kepraktisan Perangkat Pembelajaran

Analisis kepraktisan dilakukan untuk menentukan kualitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan hasil angket respon siswa dan guru setelah menggunakan perangkat pembelajaran, serta hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran. Berikut merupakan hasil yang diperoleh.

a. Angket respon siswa

Angket respon siswa digunakan untuk menilai kepraktisan perangkat pembelajaran ditinjau dari aspek kesesuaian dengan pendekatan kontekstual, kemudahan, keterbantuan, dan kemenarikan. Hasil angket respon siswa untuk setiap aspek dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24. Hasil Angket Respon Siswa Aspek Penilaian Skor

Rata-rata Klasifikasi

Pendekatan kontekstual 4.23 Sangat Baik

Keterbantuan 4.21 Sangat Baik

Kemudahan 3.46 Baik

Kemenarikan 4.1 Baik

Kesimpulan 4 Baik

Respon siswa terhadap perangkat pembelajaran yang telah digunakan menunjukkan skor rata-rata 4. Berdasarkan pedoman klasifikasi penilaian

(47)

105

perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan, respon siswa terhadap proses pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan memnuhi kriteria baik. Tabulasi hasil angket respon siswa dapat dilihat pada Lampiran B.6.

b. Angket respon guru

Angket respon guru digunakan untuk menilai kepraktisan perangkat pembelajaran ditinjau dari aspek penyajian materi, kesesuaian dengan pendekatan kontekstual, penggunaan RPP, dan penggunaan LKS. Hasil angket respon guru untuk setiap aspek dapat dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25. Hasil Angket Respon Guru Aspek Penilaian Skor

Rata-rata Klasifikasi

Penyajian materi 5 Sangat Baik

Pendekatan kontekstual 4.57 Sangat Baik

RPP 4.6 Sangat Baik

LKS 4.6 Sangat Baik

Kesimpulan 4.69 Sangat Baik

Respon guru terhadap perangkat pembelajaran yang telah digunakan menunjukkan skor rata-rata 4.69. Berdasarkan pedoman klasifikasi penilaian perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan, respon guru terhadap proses pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan memnuhi kriteria sangat baik. Tabulasi hasil angket respon guru dapat dilihat pada Lampiran B.5.

c. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk menilai kepraktisan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dalam proses

(48)

106

pembelajaran. Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 26.

Tabel 26. Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Keterlaksanaan Persentase (%) Kategori

RPP 1 91.30 Sangat Baik

RPP 2 95.65 Sangat Baik

RPP 3 95.65 Sangat Baik

RPP 4 91.30 Sangat Baik

RPP 5 82.61 Baik

RPP 6 91.30 Sangat Baik

RPP 7 100 Sangat Baik

Kesimpulan 92.55 Sangat Baik

Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran selama proses pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan menunjukkan persentase 92,55%. Berdasarkan pedoman kualifikasi keterlaksanaan pembelajaran yang telah dikembangkan, pelaksanaan pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria sangat baik. Tabulasi hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran B.7.

Klasifikasi respon siswa yang memenuhi kriteria baik, klasifikasi respon guru yang memenuhi kriteria sangat baik, dan keterlaksanaan pembelajaran yang memenuhi kriteria sangat baik menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang digunakan memiliki kualitas praktis.

3. Analisis Keefektifan Perangkat Pembelajaran

Analisis keefektifan dilakukan untuk menentukan kualitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan hasil tes hasil belajar siswa.

Deskripsi statistik dari data hasil tes hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 27.

(49)

107

Tabel 27. Deskripsi Statistik Data Hasil Tes Hasil Belajar Statistics

Nilai siswa

N Valid 24

Missing 0

Mean 79.17

Median 76.50

Mode 76

Variance 73.449

Minimum 63

Maximum 93

Rata-rata nilai yang diperoleh adalah 79,17 dengan nilai terendah adalah 63 dan nilai tertinggi adalah 93. Sedangkan data hasil tes hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 28.

Tabel 28. Hasil Tes Hasil Belajar Siswa Hasil Tes

(KKM = 75) Banyak siswa Persentase (%)

Siswa tuntas 19 79.17

Siswa tidak tuntas 5 20.83

Jumlah 24 100

Persentase ketuntasan klasikal adalah 79.17 %. Berdasarkan pedoman kualifikasi ketuntasan pembelajaran, kualifikasi keefektifan perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria baik. Tabulasi nilai tes hasil belajar siswa dapat dilihat pada Lampiran B.8.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan yang telah diuraikan, pengembangan perangkat pembelajaran yang dilakukan dengan langkah-langkah pengembangan model ADDIE yang terdiri dari tahap analysis (analisis), design (perancangan), development (pengembangan), implementation (implementasi), dan evaluation (evaluasi) menghasilkan perangkat pembelajaran berupa RPP dan

(50)

108

LKS berbasis pendekatan kontekstual pada materi Logika untuk SMA Kelas X dengan kriteria valid, praktis, dan efektif.

Pada tahap analisis (analysis) dilakukan tiga komponen analisis yaitu analisis kebutuhan, karakteristik siswa, dan kurikulum. dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa masih terbatasnya perangkat pembelajaran matematika yang dapat memfasilitasi siswa dalam membangun dan menemukan konsep matematika secara mandiri. LKS yang dikembangkan oleh guru berisi materi yang disajikan secara langsung dan latihan soal. Hal tersebut menyebabkan siswa menjadi pasif dan kemampuan berpikir mereka kurang berkembang. Selain itu, penyajian materi atau masalah yang belum dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari menyebabkan siswa kesulitan dalam menyelesaikan masalah kontekstual. Oleh karena itu, perlu adanya perangkat pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual yang mampu memfasilitasi siswa dalam membangun dan menemukan konsep matematika secara mandiri serta menggunakan konsep tersebut dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu materi yang harus dikuasai oleh siswa kelas X semester 2 adalah materi logika. Pembelajaran matematika khususnya pada materi logika dengan menggunakan pendekatan kontekstual diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir logis siswa.

Pengembangan perangkat pembelajaran dengan pendekatan kontekstual pada materi logika mengacu pada kurikulum yang digunakan sekolah, yaitu KTSP.

Pada tahap perancangan (design) dilakukan penyusunan rancangan RPP, penyusunan rancangan LKS, dan penyusunan rancangan instrumen perangkat pembelajaran. Perancangan RPP mengacu pada standar proses yang tercantum

(51)

109

pada Permendikbud Nomor 41 Tahun 2007. Penyusunan rancangan RPP dilakukan dengan memperhatikan langkah-langkah, yaitu: (1) perancangan identitas RPP, (2) perumusan tujuan pembelajaran, (3) perancangan materi pembelajaran, (4) pemilihan metode pembelajaran, (5) perancangan kegiatan pembelajaran, (6) pemilihan sumber belajar, dan (7) perancangan penilaian pembelajaran. Sedangkan langkah-langkah penyusunan rancangan LKS yaitu: (1) penyusunan peta kebutuhan LKS, (2) penentuan judul LKS, dan (3) penulisan LKS yang meliputi perumusan kompetensi dasar, penentuan bentuk penilaian, penyusunan materi, dan penyusunan struktur LKS. LKS disusun berdasarkan empat aspek kriteria kelayakan, yaitu kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian, dan kelayakan grafika (Depdiknas, 2007). Pada tahap ini juga dilakukan penyusunan rancangan instrumen penilaian kualitas perangkat pembelajaran yang terdiri dari instrumen penilaian perangkat pembelajaran, angket respon, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, dan instrumen tes hasil belajar siswa.

Pada tahap pengembangan (development) dilakukan pengembangan instrumen penilaian perangkat pembelajaran, pengembangan perangkat pembelajaran, validasi perangkat pembelajaran, dan revisi perangkat pembelajaran. Instrumen penilaian perangkat pembelajaran yang telah dirancang kemudian disusun dan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Sebelum digunakan instrumen tersebut divalidasi oleh dosen validator. RPP dikembangkan berdasarkan rancangan yang telah disusun sebelumnya. Langkah kegiatan pembelajaran dalam RPP mengacu pada langkah-langkah pendekatan kontekstual menurut Center for

(52)

110

Occupation Research and Development (CORD) (1999: 22-30) yaitu Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, dan Transferring. LKS dikembangkan berdasarkan rancangan yang telah disusun sebelumnya dan mengacu pada komponen pendekatan kontekstual menurut Yatim Riyanto (2010: 168) yaitu Constructivism (Konstruktivisme), Inquiry (Menemukan), Questioning (Bertanya), Learning Community (Masyarakat belajar), Modelling (Pemodelan), Reflection (refleksi), dan Authentic Assessment (Penilaian Sebenarnya). Perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan kemudian divalidasi oleh dua dosen sebagai ahli materi dan ahli media, serta satu guru matematika. Penilaian validator menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran layak diujicobakan dengan revisi.

Selanjutnya, sebelum diujicobakan di sekolah perangkat pembelajaran direvisi sesuai masukan dan saran dari validator.

Pada tahap implementasi (implementation) perangkat pembelajaran yang telah direvisi diujicobakan di SMA Negeri 1 Cangkringan, Sleman Kelas X A yang terdiri dari 24 siswa. Uji coba perangkat pembelajaran dilakukan dalam tujuh kali pertemuan dan dalam pertemuan terakhir dilakukan tes hasil belajar siswa dan pengisian angket respon.

Pada tahap evaluasi (evaluation) dilakukan perbaikan atau revisi perangkat pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan saran dan masukan dari guru dan siswa selama proses uji coba berlangsung.

Hasil dari pengembangan berupa produk akhir perangkat pembelajaran telah diuji kevalidan, kepraktisan dan keefektifannya. Berdasarkan aspek kevalidan hasil penilaian masing-masing komponen perangkat pembelajaran yaitu RPP dan

Referensi

Dokumen terkait

Pada sistem ini, jaringan pipa induk distribusi saling berhubungan satu dengan yang lain membentuk lingkaran-lingkaran, sehingga pada pipa induk tidak ada titik mati

Perancangan yang ditinjau adalah struktur gedung yang terdiri dari pelat lantai, balok, kolom, hubungan balok kolom (HBK). Bangunan berada pada situs SD, dan

Survey kelayakan usaha disini yang dimaksud adalah survey yang dilakukan sebelum BMT Istiqomah memberikan pembiayaan Murabahah terhadap nasabah yang membutuhkan

Dhyah Ayu Retno Widyastuti Ranggabumi Nuswantoro Alexander Beny Pramudyanto 16 Apr 2018 13.00.. 3 I Dewa

Setelah melakukan penelitian siswa Tunarungu Wicara kelas III di SLB B/C Yayasan Mulat Sariro Baturetno yang berjumlah 5 siswa terdiri 2 perempuan dan 3 laki-laki,

Harga r hitung lebih kecil dari r tabel baik untuk kesalahan 5 % maupun 1% (-0,119 < 0,344 < 0,442), maka Ho diterima, tidak terdapat pengaruh antara

5. Националните цели, свързани с минимален дял на потребление на биогоривата в общия дял на енергия от ВИ и с намалението на емисиите в транспорта областта

Dosen pembimbing Kerja Praktik adalah dosen Program Studi Matematika yang mendapat tugas dari Jurusan Pendidikan Matematika yang bertanggung jawab terselenggaranya