LAMPIRAN B: DOKUMENTASI OBSERVASI
Tag deskripsi MUNASAIN
Tag deskripsi MUNASAIN
Banner acara MUNASAIN
LAMPIRAN C: PERTANYAAN WAWANCARA
Pertanyaan
1. Konten Museum
MUNASAIN melakukan pembaruan wajah baru karena perluasan konten dan konsep dari etnobotani menjadi Natural Historis.
Apa itu natural historis? Dan meliputi apa saja konten natural historis? MUNASAIN akan membangun museum menjadi 5 lt. Apa saja storyline/
konten/ judul setiap lantai nanti?
2. Visi Misi
Citra museum seperti apa yang ingin ditampilkan ke masyarakat? Bagaimana cara meningkatkan peran museum selama ini?
Pada wawancara sebelumnya , dari visi misi yang sudah ada, pak Fathi berkata: ternyata MUNASAIN memiliki tujuan jangka panjang dengan meningkatan nilai museum:
Dari statement tersebut, apakah hal tsbt termasuk perluasan nilai dari MUNASAIN? Nilai apa yang ingin klian tambahkan, dari visi misi yang sudah ada
Dari wawancara sebelumnya terdapat perluasan nilai mengenai jangka panjang MUNASAIN, Adakah perluasan nilai yang ingin kalian tambahkan? (dari visi misi yang sudah ada)
Apakah MUNASAIN akan melakukan pergantian visi misi seiringnya bertambah besarnya konten dan menjadi besar museum alam se-nasional? Kapan visi misi ini dirancang? Oleh siapa dirancang? (Setelah pembuatan
logo atau sebelum pembuatan logo)
3. Struktur Organisasi MUNASAIN
Apa hubungan MUNASAIN dengan LIPI? Dan bagaimana strukturalnya?
Selama museum berganti menjadi MUNASAIN, apakah ada pergantian kepemimpinan atau pengelolaan dalam mengurus MUNASAIN? Dari hasil wawancara sebelumnya, desain MUNASAIN awalnya masih
dikelola tim internal LIPI – hingga pada saat itu baru terbentuk tim humas dan mengelola munasain hingga sekarang
Kapan pergantian kepengurusan ini terjadi?
Kapan pembentukan tim humas terjadi? Sebelum perlombaan logo kah atau bagaimana?
Pembentukan Logo
o Logo dirancang oleh pak yusman melalui perlombaan tim internal di LIPI, kalau boleh tau pembuatan logo terjadi ketika setelah melakukan renovasi besar2an atau bagaimana?
o Tim internal bagian mana pak yusman merancang logo ini? o Apakah pembentukan logo dilakukan bersama anggota LIPI
lainnya?
o Kapan pembentukan logo ini dilakukan? (sebelum atau sesudah visi misi terbentuk)
PT Dyandra Media Internasional melalui Mitra Natura Raya (bawahan anak KOMPAS)
o Apa hubungan LIPI – MUNASAIN - PT Dyandra Media Internasional melalui Mitra Natura Raya
o Apa peran PT Dyandra Media International?
o Sejak kapan KOMPAS mulai mengelola MUNASAIN? (tanggal dan tahun perjanjian)
4. Permasalahan
Dari data wawancara sebelumnya.
Permasalahan yang sudah ada : dana dari pemerintah secara bertahap, perluasan dalam mencari isi konten, perluasan nilai jangka panjang (long-therm) museum
maupun pengunjung) Pertanyaan lain :
Apara pengunjung beberapa kali masih menganggap MUNASAIN sebagai MEI (museum etnobotani indonesia)?
Ketika melakuka reservasi, apakah pengunjung sulit mengidentifikasikan bangunan museum?
Ketika kunjungan dari pihak-pihak sekolah, apakah siswa siswi membutuhkan media dalam memahami konten museum? (kertas quiz atau mini book untuk konten museum atau brosur)
Target yang sering melakukan kunjungan adalah siswi2 SMP dan para peneliti (khususnya mahasiswa IPB)
Apakah MUNASAIN ingin melalukan perluasan target seperti wisata lokal diluar bogor atau wisata rekreasi bagi keluarga?
MUNASAIN melakukan kerjasama dengan pihak instansi seperti KEMENDIKBUD dan sekolah-sekolah
Apakah MUNASAIN ingin melakukan perluasan target seperti bekerjasama dengan kegiatan acara talkshow (dikarenakan memiliki ruang audiotorium)
Kapan ruang audiotorium ini di luncurkan? Apakahh bersamaan dengan ruang introduksi?
Apakah tim humas ingin memperluas media promosinya? Tidak hanya melalui sosmed, melainkan platform lainnya? (deket tugu kujang ad TV ads, atau banner, dll)
5. Pengunjung
Data pengunjung saat wawancara sebelumnya 2016 : 20.000
2017 : 25.000 2018 : 27.000 2019 : 30.000
1. Bolehkah saya tahu data mengenai pengunjung? (berasal dari wisata lokal kah? asing kah? atau presentase per bulan kira-kira berapa)
2. Apakah dari beberapa pengunjung memberikan kritik dan saran ketika datang?
Example:
Seperti sulitnya mencari arah dikarenakan petunjuk arah kurang baik kurangnya media ketika berkunjung seperi mini book ketika anak2
sekolah datang
LAMPIRAN D: TRANSKRIP WAWANCARA
N: Narasumber
P: Peneliti
P : MUNASAIN telah melakukan pembaruan wajah baru dikarenakan perluasan konten dari etnobotani ke Natural Historis.
1. Apa itu natural historis? Dan meliputi apa saja konten natural historis?
2. MUNASAIN akan membangun museum menjadi 5 lt. Apa saja storyline/ konten/ judul setiap lantai nanti?
N: Perkembangan museum, terutama dari etnobotani menjadi sejarah alam itu, tidak serta merta hanya 1 atau 2 tahun. Perkembangannya didirikan museum etnobotani 1982 setelah peresmiannya kami telah merancang konsep untuk museum sejarah alam. Mengapa? Dikarenakan SDA kita sangat besar ke-2 atau ke-3
Satu sisi lagi apakah SDM bisa mengelolanya, apakah pemerintah bisa memanage SDA tersebut? Jangan sampai mengelola tetapi suatu saat anak cucu kita tidak bisa memanfaatkan SDA seperti hutan, binatang, maupun mikrobanya. Konten apa sih yang dikembangkan di museum ini?
Sesuai dengan latar belakang tadi, jadi kita ingin mengedukasi masyarakat bahwa SDA hayati Indonesia sangat beragam dan luas
Salah satunya, konten bagian awal pertama masuk ke masuk ke MUNASAIN terdapat relief yang menceritakan mengenai evolusi tumbuhan. Evolusi tumbuhan dibagi menjadi 5 fase
1. Tingkat Mikroba & Jamur
2. Tumbuhan herbal/ paku
3. Tumbuhan paku tetapi lebih tinggi lagi tingkatkannya
4. Hutan Sekunder (memiliki ciri-ciri tinggi pohon belum mencapai 30 meter dengan kanopi kecil, sehingga cahaya matahari dapat menembus tanah)
5. Hutan Primer (memiliki ciri-ciri tinggi pohon mencapai 30-100 meter dengan kanopi besar, sehingga cahaya matahari tidak dapat menembus tanah)
Dari sini peran mikroba sangat membantu contoh kasusnya kalimantan yang merupakan hutan basah.
Dari 5 fase tersebut, Indonesia sangat luas sekali dikarenakan dari kelima fase tersebut, setiap wilayah belum tentu sama fasenya.
Dari evolusi tumbuhan tersebut, tiap wilayah Indonesia memiliki beda jenis tumbuhan, jenis hewan, dan jenis mikroba, termasuk manusia. Dari perkembangan tersebut kita bisa belajar mengenai tumbuhan.
Belajar dari tumbuhan dari kajian relief borobudur kita bisa melihat keanekaragaman tumbuhan indonesia.
Dari situ indonesia memiliki banyak jenis tumbuhan dengan tumbuhan kekhasan mereka di masing masing daerah. Contohnya aceh yang terkenal dengan rempah-rempahnya. Kemudian terkenal dan diperdagangkan di Samudra Pasai dan dicari oleh para pedagang.
Penjelasan mengenai Columbus
Eropa berusaha mencari rempah-rempah sendiri tanpa melalui perantara pedagang china atau India. Berawal dari para rakyat eropa yang membaca jurnal perjalanan Colombus. Belanda sedikit mulai sedikit menguasai perdagangan rempah-rempah di nusantara.
Belanda memberikan manfaat untuk pribumi, contohnya didirikannya kebun raya bogor oleh raffles. Kebun Raya Bogor difungsikan sebagai penelitian ketika pada saat komunitas harga rempah-rempah jatuh. VOC berhutang modal dari masyarakat belanda, mereka ga mau rugi. Jadi mereka mendatangkan komunitas lain untuk menguntungkan contohnya teh kopi dll termasuk kelapa sawit. Bila sebuah tanaman baru ditanam (contohnya kelapa sawit) terdapat konflik dalam artian ada hama yang tidak bisa dikendalikan ketika masuk ke wilayah baru. Akhirnya beberapa tanaman diisolasikan terlebih dahulu di kebun raya bogor, diperbanyak dan diteliti. Kemudian disebarlah diseluruh Indonesia. (dari 3 jenis kelapa sawit yang didatangkan dari afrika, sudah menyebar ke seluruh indonesia)
Kebun Raya tidak hanya dibutuhkan untuk perbanyakan tanaman saja tetapi harus melakukan riset. Maka didirikanlah penelitian mengenai tumbuhan (Cikal bakal Etnobotani), lalu mengenai kehutanan, bila ada riset tentunya ada perpustakaan (cikal bakal perpustakaan pertanian, gedung sebelah MUNASAIN), ada riset tanah yang mempengaruhi riset tanam (cikal bakal museum tanah dan pertanian) dan penelitian hewan (cikal bakal museum zoologi)
Ada herbarium, dulunya lokasinya di kebun raya bogor. Tahun 1960 karena tidak mencukupi lagi dikarenakan jenis tanamannya banyak, maka didirikannya tempat yang baru yaitu di gedung ini. Peletakan batu pertama kali oleh Ir. Soekarno tahun 1960-an rencana awal pembangunan 14 lantai. Struktur bangunan menyambung dengan gedung perpustakaan sebelah. Baru bisa diresmikan 1970-an tetapi tidak langsung 14 lantai dalam membangun ini, dana hanya mencukupi 2 lantai saja. Dikarenakan ada gerakan pemberontakan.
Salah satu seorang pejabat LBN (lembaga Biologi Nasional) (dulu tempat itu ditetapkan sebagai LBN) menego kepada DPR untuk melanjutkan pembangunan dikarenakan bila tidak ada tempat untuk penelitian akan hancur dikarenakan iklim tropis indonesia. Lalu dilakukannya
pembangunan 4 lantai.
Merasa ada yang kurang, terutama untuk penelitian etnobiologi (karena biologi itu banyak cabangnya ilmu penelitiannya. Biologi itu digabung menjadi ekologi, taksonomi, fitokimia , etnobotani, dll lebih dr 6)
Salah satu ilmu yang terkait dengan masyarakat yaitu etnobotani, karena penelitiannya riset langsung dengan masyarakat sekitar ada artefaknya yang didapatkan yaitu etnobotani. Akhirnya lama kelamaan artefak ini didiamkan tanpa dipamerkan, atas wacana pimpinan yaitu pak eben hasil penelitiannya dipamerkan.
Akhirnya lt dasar ini, dijadikan pameran museum etnobotani Indonesia dengan tema “pemanfaatan tumbuhan Indonesia”. Dari situlah
dikembangkan menjadi museum etnobotani, berawal dari setengah raungan menjadi 1 ruangan.
Kemudian Seiringnya perjalanan, riset semakin banyak. Semakin
Membutuhkan tempat uji dan lab butuh perluasan dan alat yang modern. Dirasakan gedung herbarium ini tidak memadai.
Tahun 2007 gedung herbarium pindah ke cibinong, lalu gedung herbarium ini menjadi kosong dan hanya lantai 1 saja yang terpakai. Maka dibuatnya pameran temporer pada tahun 2015 (lt 1) dengan tema “ Kekayaan
keanekaragaman Hayati tropikal Indonesia” hingga tahun 2017.
2017 Akhir kita sudah memulai mendesain dan membuat konten ruang introduksi mengenai museum sejarah alam. Sampai ke pameran temporer (mengenai rempah dan ilustrasi tumbuhan)
P : Lalu apa saja konten yang dihadirkan MUNASAIN?
N : Tahap 1 :
Menceritakan tentang evolusi tumbuhan – tumbuhan berkembang menjadi – menciptakan wilayah wilayah tumbuhan yang khas itu berbeda jenisnya sehingga menarik perhatian pedagang nasional hingga internasional untuk melakukan komunitas perdagangan. Makanya kepulauan maluku itu dijadikan sebagai sumber rempah2.
Kemudian berhasil di monopoli perdagangan lalu mendirikan berbagai penelitian. Ini konten secara garis besar.
Kemudian konten ruang introduksi ada ruang kerja tempo dulu mengenai herbarium. Tujuannya untuk menceritakan kembali bagaimana ruang kerja herbarium yang dulu dilakukan oleh para peneliti. Kemudian masuk ke geografi Indonesia kemudian dilanjutkan menceritakan tumbuhan mikroba hingga sampai hewan bertubuh besar yaitu dinosaurus sampai masa di zaman kita sekarang yaitu tersier. Kita menyediakan ruang teater untuk ekspedisi penelitian.
Lanjut ke pameran temporer, pameran temporer menceritakan kembali secara detail mengenai rempah-rempah. Secara detail konten mengenai
1. Jenis tumbuhan
2. Asal usul rempah di dunia
3. Sejarah keliling rempah itu sendiri
4. Pengunjung dapat berinteraksi dengan memegang dan mencium bau rempah.
indonesia yang didik olhe pendidik belanda. Nama pembuat dan tahun pembuatnya.
Konten tahap Ke-2 mengenai dari manusia & lingkungan
Menceritakan awal peradaban manusia. Belum mengenal membuat api sehingga bisa membuat api dari melihat petir dan menggesekan api dengan abut. Hingga perkembangan evolusi fisik dan intelektualnya. Ada diorama gua menceritakan mengenai representasi gua maros di sulawesi.
3 fase goa : 1. Buat berburu dan masak, 2. Buat istirahat. 3. Untuk persembahan nenek moyang. Ada gambar telapak tangan dari pewarna tumbuhan (hasil identifikasi dari DNA tumbuhan). Trus kek tombak dari batang kayu. Keranjang, bertani, dll tergantung dari tingkatan jenis manusia purbanya. Lanjut ke pertanian irigasi dan 6 tipe pertanian.
Lantai dasar penambahan konten mengenai hewan di bagian depan.
Lanjut ke lantai 2, hari ini sudah pengerjaan fisik, konten sudah. pemasangan infografis dan pemasangan koleksi yang belum.
P : Kalau boleh tau tema besatnya tentang apa ya di lt. 2 itu dan seterusnya?
Mengenai tipe ekosistem Indonesia, memiliki 2 tahap. (konten ekosistem ada pantai, danau, rawa, lahan basah, savana, keranga, dan sebagainya).
Lantai 3 memiliki tema mengenai perkembangan teknologi di bidang ilmu pengetahuan
Lt. 4 itu mengenai perkembangan teknologi terkini, mulai dari
nanoteknologi yang digunakan dalam penelitian sampai rekayasa genetik.
Lt 5 jadi retrica garden (taman) rencana awalnya ngin cafe modern itu baru rencana saja sih dikarenakan pertimbangan permintaan izin sekitar dan Bogor yang sering hujan badai.
P : Sudah diberikan visi misi mengenai MUNASAIN, kalau boleh tahu, citra museum seperti apa yang ingin ditampilkan ke masyarakat?
N : hasil riset kita oleh sebagian peneliti itu dipegang sendiri oleh para peneliti. Hasil riset bisa berupa karya tulis, produk, atau berupa apapun.
Jadi hasil riset tersebut tidak bisa menyebar luas dan dimanfaatkan oleh masyarakat banyak. Maka, kita kembangkan MUNASAIN ini Sebagai wadah untuk mendisplaykan hasil penelitian para peneliti. Jadi masyarakat yang memiliki akses oleh hasil peneliti, bisa melihat langsung kesini. Hasil yang dicapai oleh LIPI dalam setahun belakang atau 5 tahun belakang seperti apa bisa dilihat di tempat ini. Jadi sebagai wadah untuk
menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Caranya melalui pameran, program-program dan sebagainya.
P : Meningkatkan peran museum di masyarakat, kira-kira bagaimana cara untuk meningkatkan peran museum di masyarakat selama ini?
N : Kalau dilihat dari perkembangan museum kan ada 3:
1. Museum traditional
2. Museum Modern
3. Museum Pasca-modern
Dalam museum tradisional dan modern, peran masyarakat itu belum terlalu signifikan (dalam artian mengikuti pameran dan ikut
memamerkan hasil karya).
Maka munasain menghadirkan wadah untuk memamerkan karya masyarakat di pameran temporer. Tempatnya untuk mengapresiasi keinginan masyarakat.
Tujuannya untuk masyarakat bisa ikut berkontribusi dan memajukan museum dan mengapresiasi museum terhadap masyarakat ataupun sebaliknya. MUNASAIN juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif merasa memiliki. Bila ikut berperan aktif dan mengetahui museum, otomatis mereka akan mempromosikan juga.
P : Kira-kira kalau melakukan pameran temporer ini jangka waktunya berapa lama ya?
N : Idealnya 6 bulan sampai 1 tahun (Kalau tidak ada kendala)
P : Pada wawancara sebelumnya , dari visi misi yang sudah ada, ternyata MUNASAIN memiliki tujuan jangka panjang dengan peningkatan nilai
museum:
“menjadi titik temu dari beragam perspektif orang. Ketika ilmuan menemukan jenis baru secara scientific, kita obrolkan disini dan tidak hanya perpektif pengetahuannya tetapi perspektif kebudayaanya seperti apa.
Kalau dari hasil wawancara, secara tidak langsung memperluaskan nilai/value museum dari visi misi yang sudah ada. Kira-kira adakah perluasan nilai yang ingin MUNASAIN tampilkan kepada masyrakat atau kelembagaan lainnya.
N : Jadi kita kembali sejarah museum tadi, terdapat
1. Museum traditional
2. Museum Modern
3. Museum Pasca-modern
2 fase tersebut (Museum traditional & Museum Modern) mereka belum begitu mengakomodir keinginan masyarakat, multidisiplin keilmuannya terbatas, atau sudut pandangnya terbatas.
Ketika masuk ke pasca modern, sudut pandangnya tuh luas. Siapa pun boleh masuk dan bermain disitu. Asal sesuai visi dan misi museum. Hampir sudut pandang disiplin ilmu itu masuk di munasain. Sejarah alam Indonesia kita bisa lihat bahwa hampir sudut pandang itu masuk ke sini dari ilmu science enya atau sosial budayanya masuk. Ketika mas Fathi berbicara mengenai konten, kita tidak hanya science doang atau ilmu pengetahuan tetapi dari segi budaya itu masuk. Nah itu baru terbatas segitu yah kalau gak salah tuh. Kalau menurut saya lebih luas lagi. Semua sudut pandang termasuk ke sini. Desain interior termasuk ke sini, komunitas seni masuk, komunitas slave indonesia, komunitas cagar budaya, komunitas dongeng itu masuk. Dari segi program kita sudah menjalin dengan berbagai macam komunitas. Poin sudut pandang lebih luas lagi bahkan. Semua bisa masuk ke museum asal sesuai dengan visi dan misi.
P : trus kira-kira seiringnya bertambahnya waktu, Museum sejarah alam se-nasional apakah akan ada pergantian visi misi atau bahkan ingin
N : Sampai saat ini, kita masih menjalankan visi misi yang sudah ada dahulu. Karena pembangunan museum pun baru 2 lt. Kemungkinan pergantian visi misi tuh kalau sudah semua pameran atau tiap lantai sudah ada
pemerannya. Lalu kalau sudah ada evaluasi internal dan eksternal. 44.19.30
P : Kalau boleh tahu, kira-kira visi misi ini dirancang oleh tim munasain sendiri atau bersama LIPI atau bersama organisasi lainnya? Dan kira-kira kapan dirancang
N : Ketika membuat visi misi ini kita bekerjasama dengan tim munasain, tim lipi, tim cagar budaya yaitu kemendikbud. Dari seri ilmu pengetahuannya masuk kemudian dari segi budayanya ada dari kemendikbud. Waktu itu direktorat dan cagar budaya dan permuseuman. 2 lembaga ini lah yang membuat MUNASAIN seperti sekarang.
P : mungkin visi misi yang sekarang tetap tetapi ingin adanya perluasan nilai /value jadi tidak hanya sekedar melihat museum ini dari sisi
pengetahuannya saja tetapi bisa dilihat dari sisi budaya saja dan?
N : budaya, sosial budaya, dan sebagainya.
P : dan luas sekali yah, bisa mencangkup dari sudut pandang dari pasca modern tadi yah.
N : iya betul
P : teruss ehmm, sekarang lebih ke struktur organisasi MUNASAIN nya. Jadi apa sih hubungan MUNASAIN dengan LIPI? Kalau dari wawancara sebelumnya kan awalnya LIPI – ilmu biologi – ilmu etnobiologi. Lalu dari tim ini sempat terjadinya potong kontrak ke tim munasain. Bisakah
dijelaskan lebih detail?
N : struktur yang tadi disebutkan emang waktu itu saya kirim ya?
P : oh belum
N : oh belum yah? Jadi strukturnya itu adalah pengelolanya itu Pusat biologi, di atas lagi itu ada Deputi ilmu Pengetahuan Hayati (Deputi IPH),
P : Itu terjadi ketika pas sudah terjadi MUNASAIN atau belum jadi.
N : ehmm ketika sudah MUNASAIN. Kepala LIPI – Deputi IPH – Pusat Biologi. Lalu Pusat Biologi dibagi lagi disini ada TU (tata Usaha) biologi – Kepala museum, Kurator/Peneliti, Pemandu, Konservasi/ Konservator, Keamanan dan kebersihan. Ini gambaran umum mengenai strukturnya.
P : itu yang pada saat itu masih ada yah?
N : pada saat menjadi..
P : Awal-awal MUNASAIN?
N : Awal-awal MUNASAIN.
P : Ohh itu baru ada struktur segitu aja?
N : ho oh
P : Kalau boleh tahu TU itu apa ya?
N : ohhh Tata Usaha
P : ohhh okay-okay..
*pak marwan berbicara dengan salah satu petugas* 48.20.12
N : jadi kita lanjut yahh..
P : iyahh
N : *menyebutkan kembali struktur yang sudah dijelaskan*
P : hu um, terus pada saat wawancara sebelumnya kan disebut juga, dulu belum ada tim humasnya yah.
N : Iyah ho oh
P : Jadi waktu itu menggunakan tim internal LIPI untuk mengelola media promosi dan desainnya. Lalu setelah itu kalau boleh tahu, dari
N : pembentukan tim humas itu tahun, kalau gak salah tahun 2016. Ketika kita mau mengembangkan menjadi munasain. Jadi ini kan IPH yah, - Biologi – BKHH (Menaungi humas) – sestama lipi - baru di atasnya kepala lipi
P : Jadi humas tuh baru ada setelah munasian ada atau ketika munasain berjalan?
N : ngak, ketika akan pengembangan etno menjadi munasain itu sudah masuk humas. Karena tahun 2015 itu rencana pengembangan menjadi munasain. Disamping itu kita masukan ke bagian humas.
P : ohhh, Humas dari lipi atau humas munasasin?
N : ehmm itu sebenarnya karena munasian itu bagian dari LIPI, itu kita anggap humas LIPI..
P : humas lipi..
N : dan juga humas MUNASAIN, jadi kerja humas disini itu merangkap. Jadi satu sisi sebagai humasnya LIPI, satu sisi sebagai humas munasain. Merangkapn
P : ohhh oke jadi itu tahun 2016 yah
N : iyahh dan sampai sekarang
P : trus hmm saat ini sudah jelas juga ya management pengelolaan saat ini. Lalu bagaimana yah, hmm selama munasain berlangsung, adakah terjadi pergantian kepemimpinan atau pengelolaan dalam mengurus
MUNASAIN?
N : nahh. Ummm munasian kan dikembangkan 2016 kan awalnya. Kemudian awal tahun ini 2020, karena lipi ingin fokus ke riset. Pengelolaan museum itu dibawah sestama sekarang
P : sestama?
N : sestama lipi. Nah karena dibawah sestama lipi dan pusat biologi ingin fokus riset. Akhirnya pengelolaan ini dikerjasamakan.
P : Oh dikerjasamakan?
Pemanduannya dari pihak ke 3
P : jadi ada pihak ke 3 yang masuk
N : hu uh *menangguk* cuman dari segi materi – konten – pemeliharaan itu masih peran pusat biologi
P : berperannya sebagai memantau saja atau mengelola juga?
N : hmmm, membantu pengelolaan. Termasuk, karena kan konservator penelitinya kan kalau pihak swasta tidak ada.
P : Hmmm
N : jadi ini membantu pengelolaan. Karena kan bentuknya kerjasama ya. Jadi membantu pengelolaan. Ini baru pihak pemandu pihak ke 3.
P : kalau boleh tau pihak ke 3 ini siapa ya? Apakah dari pihak kompas atau bukan?
N : iya itu kompas.
P : ohhh kompas, kalau gak salah dari pihak PT Dyandra Media Internasional.
N : iya Betul
P : kalau boleh tahu pihak ke 3 ini, perannya apa yah selain menjadi pemandu. Dan perannya apa saja ya?
N : pihak ke3 ini yang saya tahu. Karena pihak ke 3 ini mengelola kebun raya di bawah lipi di bogor, cibodas, bali, purwodadi dan 2 museum di LIPI. Museum zoologi dan munasain. Perannya melakukan kerjasama dalam pengelolaan museum (promosi, edukasi, membantu pemeliharaan) Karena kalau dilihat dari perusahaan akan lebih banyak promosikan..ini kita juga butuh untuk promosinya
P : iyah karena swasta yah
N : kompas bisa masuk dengan cepat. Republika bisa masuk, apalagi dengan pihak dyandra kompas indonya. Jadi cepat sekali untuk promosi.
P : dan kalau boleh tahu, tahun 2020 tanggal berapa yah perjanjian ini terjadi?
N : uhmm ini tepatnya kurang tahu yah, tapi perjanjian ini 3 tahun dari 2020. Kerjasamanya 3 tahun
P : jadi perjanjiannya 2020 – 2021 – 2022?
N : iyah jadi 3 tahun. Kalau dirasakan saling menguntungkan itu akan lanjut. Kalau gak yah cukup sampai disitu.
P : ohh okay – okay
N : karena perjanjian ini 3 tahun. Kemungkinan pembuatan perjanjian setahun ke belakang
P : hmm okay-okay
N : karena yang membuat perjanjian ini kepala lipi sama BKHH (humas LIPI)
P : jadi karena kepala lipi dan pusat biologi ingin memfokuskan riset, makanya da pihak ke 3 yang ikut masuk untuk berperan ya untuk memberikan pemanduan seperti pengelolaan museum dan promosi.
N : iya betul, sebenarnya ini kan amanat undang- undang yah. Jadi Lipi itu kan lembaga ilmu pengetahuan
P : betul
N : jadi harus fokus lagi ke riset. Tetapi di satu sisi kan kita butuh mensosialisasikan hasil riset
P : betul
N : makanya masih tetap ada MUNASAIN. Makanya dibuat dan ditunjuklah manager konten, management teknis mas fathi dengan saya. dan
pengelolaannya kita tetep kerjasama dengan pihak ke 3. Baik dari segi pemeliharaan, konten, promosi, dan sebagainya.
P : karena telah menjalin kerjasama ini apakah ntar ada perubahan struktural lagi atau gak?
N : ini kan masih peralihan yah, jadi masih.. ketika itu tahun 2020 peralihan (januari februari) masih transfer pengelolaan –pengetahuan dan
sebagainya. Kemudian pandemi datang, kerjasama ini ditunda dulu sampai corona ini mereda. Sampai sekarang ini kami belum ada pembicaraan lagi
sampai sekarang.
Tetapi seharusnya sih karena perjanjian kerjasamanya adalah kerjasama pengelolaan jadi menurut saja sih kerjasama seharusnya saling
menguntungkan.
P : betul
N : satu sisi munasain membutuhkan promosi keluar. Satu sisi pihak ketiga tidak bisa mengelola koleksi. Tidak bisa melakukan kajian. Jadi seperti itu sih kerjasama saling menguntungkan lah kedua belah pihak
P : okay, trus lanjut lagi mengenai logo. Kan saya sudah baca yah mengenai arti dan makna logo. Kalau boleh tahu, visi misi itu dibentuk setelah perancangan logo ada atau sebelumya.
N : Visi misi itu dibuat sebelum logo dibuat.
P : Logo dirancang oleh pak yusman melalui perlombaan tim di LIPI, kalau boleh tau pas yusman dibagian tim internal bagian apa dan divisi apa?
N : sebenarnya kita membuat logo itu diperlombakan internal, tentunya karena ada perlombaan akan ada intensif yang didapatkan. Jadi ada semangatnya juga untuk membuat logo. Kairnya ada sekitar ada 6 atau 7 logo yang kita terima. Akhirnya kita fgd kan dan didiskusikan. Dari ke 6 itu tidak sesuai dengan visi misinya, akhirnya dari ke 6 logo atau 7 tersebut kita ramu dibuatkan desain yang baru sesuai dengan visi misi. Tetapi tetap referensinya dari ke 7 logo tersebut.
P : dan pembuat logo tersebut beda beda tiap orangnya?
N : beda –beda tiap orangnya. Kebetulan pak yusman ini ditunjuk untuk meramu dari ke 7 logo tersebut sesuai dengan visi misi sekarang. Jadilah sesuai dengan visi misi sekarang
P : ho okay okay. Dan pada saat itu pembentukan logo juga dilakukan bersama dengan anggota lipi lainnya?belum ada pihak dyandra ini yah?
N : Belum itu masih tahun 2017 kalau gak salah.
P : lanjut ke masalah permasalahan munasain kali yah, Jadi pada saat wawancara sebelumnya permasalahan yang sudah ada : dana dari
MUNASAIN memiliki permasalahan lainnya? (baik dari tim internal maupun pengunjung)
N : Permasalahan lainnya kalau dari segi internal itu
1. Kerjasama ini membingungkan dari segi pengelolaannya. Siapa sih yang bertanggung jawab dari segi biaya listrik, biaya air ini, kalau tiap bulan masih dibayar yah air telepon gas dan sebagainya masih tetap bayar. Ini masih dibicarakan dari sisi itu.
2. Sisi lainnya adalah dari maintenance lampu, kemudian pencahayaan lainnya masih dibicarakan. Cuma hasil dari hasil pembicaraan / rapat/ diskusi kemarin itu pemeliharaan ini masuk ke pihak ke 3.
P : jadi ntar pemeliharaan ini akan masuk ke pihak ke 3 yang akan mengelola yah.
N : tetapi di satu sisi 3 tahun kebelakang ini akan dipakai oleh pajak DJP3 kamil jabar.
P : untuk apa yah?
N : karena kebetulan gedung mereka sedang renovasi, jadi mereka meminjam ruangan lt. 3 dan 4. Karena perjanjian mereka hingga 2021, sampai saat ini sih untuk pengeluaran air, listrik dan sebagainya masih ditanggung oleh pihak pajak, karena dari awal komitmen membantu renovasi museum. Jadi sampai saat ini, masalahnya itu, siapa nanti akan yang bertanggung jawab mengenai yang membayar untuk pengelolaan untuk listrik dan sebagainya. Kalau maintenance untuk lampu, awetan koleksi, atau awetan lainnya itu sudah pihak ke-3 yang bertanggung jawab.
Yang jadi masalah berikutnya adalah kurangnya komunikasi pihak ke 3 dan pusat biologi. Sehingga kita sedang menyusun supaya ada perantara pihak ke-3 ke pihak biologi supaya pengelolaan museum dan gedung ini tetap jalan, jangan sampai kalau sudah terjadi miskomunikasi kan apa pun bisa terjadi. Misalnya oh ini kok koleksi nya dibiarkan saja sih? Kalau udah dilihat dari LIPI yah, harusnya pihak ke-3 yang merawat. Tapi pihak ke-3 “oh kalau koleksi urusan peneliti. Nah ini yang perlu kita bicarakan
N : nah jobdesknya masih tumpang tindih lah karena miskomunikasi nya
P : selain itu ada lagi kah, mungkin mengenai media promosinya?
N : nah itu tim internal yah, terutama yang lain tuh untuk tim humasnya mungkin baru 1 orang yah disini, walau seharusnya yang ditugaskan itu 3 orang. Tetapi yang disini 1 orang. Kalau bagian promosi kam minimal orangnya gak gaptek kan. Harus milenial lah, ngerti ke tiktok. Itu kan media promosi sekarang kan. Jangan sampai kita kalah dengan media promosi terkini, instagram aja ini gimana sih cara pakainya *menjelaskan sistem pengajaran sosial media dari tim humas
Tetapi sejak masuk pihak ke 3 ini punya karena ada miskomunikasi yang belum jalan dari pihak 3. Jadi masih internal kita yang masih mengurus media sosialnya.
Kemudian pihak internal nya, permasalah external nya pun karena sudah dikelola pihak ke 3 komunitas yang tadinya menjalin kerjasama dengan munasain tuh mau mendekat pun agak gimana gitu. Karena beda lagi managementnya,
P : komunitas tuh, salah satunya yang komunitas pelukis ?
N : iya pelukis, komunitas dongeng, komunitas rateri, komunitas cagar budaya, komunitas museum sekarang masih jaga jarak. Kalau dulu kan masuk kita bicara karena sudah ada komitmen sebelumnya bekerja sama dengan antar para komunitas. Nah itu sekarang eksternalnya
miskomunikasi dengan para komunitas. Padahal kalau kita yang internal sudah oke baru kita dengan eksternal kan bisa lancar saja komunikasinya.
P : kira-kira umm permasalahan tim internal ini akan didiskusikan kapan yah atau direncanakannya?
N : kita sih tiap baru bulan kemarin ngobrol diskusi , kemungkinan akhir bulan ini kita akan melakukan pembicaraan lagi sih.
P : ohh pembicaraan untuk pemantapan job desc dan masalah untuk komunitas munasain ini?
N : iya ho oh.. untuk semua hal sih, termasuk untuk pembagian tugas
kalau ada yang mahasiswa sih seperti mbak iin. Ini susunanya gimana? Apakah pihak ke 3 atau pihak lipi. Akhirnya dari rapat kemarin
diputuskan. Kalau riset tetap mengacu kepada ke lipi. Kalau kunjungan silahkan masuk kesana pihak ke 3
P : hmm okay 3x.. terus hmm mungkin ini ada masalah eksternal seperti , umm ini harusnya tim humas sihcuman mungkin pak marwan pak tahu.Kira-kira ada tidak yang beberapa kali pengunjung masih
menganggap munasain tuh sebagai museum etnobotani yah? Persepsi lama mengenai etnobotani kira-kira adakah ya?
N : hmm malah kalau dilihat dari ketemu langsung ya sebelum corona ini “ wah ini kok jadi bagus yah etno yahh? Karena dulunya memang gelap kan terus ruangannya hanya di bawah. Ternyata pas udah kesini “oh ini
museum yang dulu yang dibawah yah? Yang pengap yah?” “Iya pak kok tahu” “iya soalnya saya pernah kesini”
P : dan dia datang kesini tahu dari mana yah? Apakah ada acara kah? atau kunjungan kah atau penelitian.
N : itu dia kebetulan guru yah tiap tahun ada studi tour gitu. Pas ada yang baru kayak gimana? Pas setelah melihat dia baru ingat yang negatif yahh yang gelap yah. Makanya dibales “iya pak makasih udah jadi motivasi untuk melakukan perubahan
P : jadi apa yah, mungkin persepsi di masyarakat di bogor ini masih “oh tahu ini museum tapi belum tahu kalau ini sudah menjadi munasain kali ya”
N : iya ho oh nah itu sebagian besar sih seperti itu. Jadi mereka tahu, bahkan ga tau kalau ini museum.
P : iya bahkan ada yang bilang bahwa ini gedung peneliti gitu kan? Atau ada juga yang sudah tau ini museum tapi taunya museum yang lama, belum munasian
N : hmm satu sisi ada yah pemikiran seperti itu, satu sisi lagi kita kurang gencar di bidang promosinya, jadi intinya pemikiran masyarakat yang saya temui itu yah seperti itu. Ikon gedungnya tidak mencerminkan sebuah museum,
N : satu sisi kita lihat di depan kan tidak ada alat semacam plang yang besar sekali kayak museum gajah di jakarta kan. Ini malah identik dengan pohon-pohon yang rindang
P : iyah
N : sebenarnya itu bisa dikemas kan tinggal pakai kerangka, kayak museum nasional. Dah selesai kan sebenarnya.
P : Lalu ketika sedang melakukan reservasi, kan suka bekerja sama dengan antar instansi sekolah, apakah ada kesulitan gitu?
N : kesulitan dalam arti?
P : kesulitan untuk melakukan reservasi untuk study tour ini atau gimana
N : kesulitannya paling dari segi waktu
P : ohh pembagian jadwal waktu
N : karena 1 hari itu bisa sampai 10 rombongan. Kita maksimal itu 4 rombongan . 1 rombongan paling maximal itu 250 orang. 250 orang pun dengan kondisi pemandu yang hanya 2 orang, itu agak kerepotan.
Idealnya itu sebelum dikerjasamakan itu, 1 pemandu itu 50 orang, karena masih dibawah pusat lipi. Pemandu itu kita minta bantuan ke peneliti. Jadi kalau ada rombongan 250 orang kita bagi menjadi 5 dan ada jeda
waktunya tiap rombongan .
P : okay okay terus mungkin karena banyak kunjungan dari pihak sekolah apakah siswi2 tuh membutuhkan media informasi untuk memahami isi konten . biasanya kan study tour diberikan kertas untuk quiz atau butuh mini book untuk meng guide siswa2 yang kesini. Idealnya karena mereka baru ke museum ini idealnya itu ada brosur ataupun petunjuk untuk keluar masuk museum . tapi untuk mengatasi, karena kan butuh sumber dana juga yah sedangkan kan kita terbatas juga untuk pembuatan brosur dan
sebagainya kita lebih diutamakan peran si pemandu ini untuk menginformasikan. Tetapi sebenarnya butuh ya?
N : sebenarnya butuh media itu dan memang perlu banget sih
N : itu memang sudah kita direncanakan, kita membutuhkan brosur kaya gini gini nih. Tiap lantai butuh informasi seperti ini ini karna ya itu tadi, kita arahkan ke pemandu. Lalu setiap tour kita arahkan ke ruang teater disitu kita informasikan secara umum mengenai munasian. Jadi dikasih
gambaran dulu ketika berkeliling mereka paham kontennya.
P : trus target yang sering melakukan kunjungan siswa siswi smp dan para peneliti khusus nya mahasiswa ipb Target yang sering melakukan
kunjungan adalah siswi2 SMP dan para peneliti (khususnya mahasiswa IPB). Apakah MUNASAIN ingin melakukan perluasan target seperti wisata lokal di luar bogor atau wisata rekreasi bagi keluarga?
N : targetnya sih sebenarnya kita dari awal kita sekolah. Karena melihat dari hasil laporan dari hasil 3 tahun belakang yang lebih dominan itu SMP. tapi karena cangkupannya sudah lebih luas
P : ho oh dan apalagi yang sudah pasca modern yah,
N : nah itu, karena lihat dari perkembangan museum, kita tidak bisa mengandalkan sekolah.
Kita harus terbuka untuk semua kalangan. Kalau dulu kan 2 tahap ini kan eksklusif nih. Mungkin tahap pertama eksklusif banget. Tahap ke -3 sangat terbuka untuk masyarakat, siapa pun boleh masuk siapa pun boleh melihat museum, siapa pun boleh terlibat dengan museum. Dari segi pengunjung dari Museum traditional : hanya orang orang tertentu saja yang dapat melihat si koleksi dari kolektor
P : orang-orang tertentunya seperti apakah? Peneliti asaja kah yang memahami konten tersebut ?
N : karena ketika kita lihat dulu mungkin rumah yang dijadikan sebagai museum (dikarenakan kolektor)
*menjelaskan koleksi kerangka hewan*
Ketika masuk ke museum modern ini masyarakat sudah bisa melihat, jadi si koleksi ini sudah terbuka untuk umum dan sudah dideskripsikan oleh pegawai museum menurut sudut pandang si pegawai museum. Pengunjung juga banyak, tetapi masyarakat tidak dapat berperan banyak di museum karena pegawai museum lah yang berhak mendeskripsikan objek tersebut.
P : itu terjadi ketika awal -awal munasain atau bagaimana?
N :Kalau dilihat dari tiga museum itu, awal munasain itu kita masuk ke museum etnobotani yang museum modern. Kalau masuk ke pasca modern ya ketika sudah menjadi MUNASAIN. Kenapa? Karena keterlibatan publik sudah termasuk ke dalam munasain. Kemudian disiplin ilmunya bukan hanya biologi, banyak.. Ada arkeologi, sejarah dan sebagainya. Kemudian ruangan juga dapat dapat digunakan untuk komunitas, pelajar, guru, dan sebagainya. Kalau dulu hanya sebatas untuk pegawai museum saja kan. Misal ruang auditorium hanya terbatas untuk karyawan saja kan, kayak workshop untuk karyawan saja, seminar untuk lipi saja. Sekarang dengan pasca modern, munasain dapat mengajak komunitas untuk memakai sara publik
Jadi ketika sudah berubah menjadi munasain, kita usahakan mengikuti perkembangan museum pasca modern.
P : ketika merancang logo tersebut apakah ada penanaman nilai ke dalam logo tersebut? Apa tidak? Atau logo tersebut hanya mengikuti visi misi yang sudah ada saja? Karena dari makna logo terdapat preventif, edukatif, informasi, dan wisata. Bila mendengar penjelasan dari pak marwan tadi, ini sebenarnya poin atau value baru ya..
N : Sebenarnya ketika membuat visi misi itu idealnya itu satu sisi ada tim internal dan pihak luar yaitu kemendikbud. Idealnya memang tidak hanya beberapa pihak, tetapi akhirnya hanya tim internal saja yang membuatnya. Pimpinan membuat keputusan sesuai dengan turunan visi misi LIPI. Dari situlah kita kembangakan dan ramu menjadi visi misi MUNASAIN pada saat itu.
P : Oke pertanyaan selanjutnya, tim humas MUNASAIN merangkap dari LIPI ke MUNASAIN, kira-kira media promosi hanya di bagian sosial media sajakah atau ada keendrungan ke media lainnya? Seperti sekarang ini Bogor sudah banyak TV adsvertising yang digital. Apakah ingin diperluas keranah situ atau tidak?
N : Kita sudah ada program di mall dan sebagainya, kita sudah
menganggarkan promosi di jalan dekat BTM. Tetapi karena pergantian pimpinan. Program tersebut tidak jalan.
N : Pergantian di pimpinan LIPI sendiri.
Perkembangan MUNASAIN pada tahun 2016 berada dibawah pengelolaan oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Badan yang bertugas mengelola adalah Pusat Biologi.
Pada tahun 2018 terjadi pergantian kepemimpinan dan pelantikan jabatan Pusat Biologi dan Kepala LIPI.
Dikarenakan pergantian kepemimpinan, pada tahun 2020, terjadi
perubahan dalam pengelolaannya dikarenakan LIPI lebih memfokuskan riset (sesuai amanat undang-undang). Maka, pada tahun 2020
MUNASAIN dikelola oleh Sestama (Sekretaris Utama LIPI) dan dikerjasamakan oleh pihak ke 3 yaitu PT Dyandra Media Internasional (bagian dari kompas gramedia).
Jadi karena pergantian kepemimpinan, membuat anggaran tidak ada karena sudah menjabat 4 tahun dalam kementrian lembaga dengan maksimal 2 periode.
Karena perubahan besar-besaran fokus ke riset, otomatis turunan tugasnya sampai ke MUNASAIN. Tetapi satu sisi LIPI tidak ingin melepaskan aset yang sudah ada, maka kebun raya dan museum di kerjasamakan dengan pihak ketiga.
P : apakah ada dampak lainnya akibat dari pergantian kepemimpinan ini
selain dari anggaran, kerjasama dengan pihak ketiga, kurangnya komunikasi? Bisa dijelaskan lbih jelas
N : efek lainnya ke dampak program tahunan museum, kerjasama dengan
pihak luar yang sering kerjasama dalam program (pameran komunitas). Para komunitas jadi ragu untuk bekerjasama akibat masalah internal ini dalam memamerkan karya dan ikut ke program tahunan museum.
P : Okey, pertanyaan selanjutnya, kalau dari data wawancara sebelumnya
pengunjung mengalami kenaikan. Kalau boleh tahu, berapa presetasi pengunjung lokal dan asing yang datang?
N : Dari data twiwulan pengunjung asing sekitar 0.1%, yang lokal pun kita
bagi lagi. Perwilayah kita bagi dan paling banyak dari bogor, kemudian depok, jakarta, bandung, tanggerang, bekasi.
MUNASAIN.
Dari segi pendidikan dominan SMP, SD, SMA, baru universitas.
Kemudian dialnjutkan dengan komunitas-komunitas yang ada di jakarta
P : Okay, sekian dari wawancara ini, terimakasih sudah meluangkan waktu
untuk saya wawancarai mengenai MUNASAIN. Lalu apakah saya boleh meminta mengenai data terkait kelengkapan konten museum dan struktur organisasi.
N : ohh boleh-boleh, nanti saya akan usahakan minta keatasan. Nanti akan
saya informasikan lagi
P : oke, terimakasih pak marwan.
LAMPIRAN E: DATA MUNASAIN
Makna logo yang dirancang:1. Empat lembaran menggambarkan 4 pilar Museum Nasional Sejarah
Alam Indonesia yaitu penelitian, preservasi, edukasi dan komunikasi
2. Tiga warna pada empat lembaran menggambarkan:
a. Warna hijau menggambarkan flora
b. Warna coklat menggambarkan bumi dan kehidupan manusia
c. Warna biru menggambarkan laut dan langit
3. Bentuk simbol empat lembaran menggambar burung elang sebagai
keterwakilan fauna, lambang Negara dan siklus terakhir rantai makanan
4. Setengah lingkaran menggambarkan dunia
5. Garis lengkung warna hijau di bawah menggambarkan pijakan
kehidupan manusia dan lingkungannya
Struktur Management
Peran LIPI:
1. Kepala museum oleh pihak internal LIPI
2. Kurator dan konten kajian penelitian ilmiah oleh tim internal LIPI
3. LIPI berfungsi sebagai konservator penelitian
Peran PT Dyandra Media Internasional:
2. Bertugas mengelola museum di bidang keamanan & kebersihan
3. Melakukan pengelolaan operasional dan pemeliharaan MUNASAIN
4. Pengelolaan dalam media promosi, edukasi, membantu pemeliharaan MUNASAIN
LAMPIRAN F: DATA KUESIONER
LAMPIRAN G: SUMBER FOTO
Burung Pipit (oleh jean van der meulen di pexels.com)
Burung Pipit (oleh jean van der meulen di pexels.com)
Harimau Sumatera (oleh George desipris di pexels.com)
Animal Bird (oleh luca nardone di pexel.com)
Leaf (oleh ian panelo di pexel.com)
Men Bussinnes (oleh mentatdgt di pexel.com)
Art (oleh fiona di pexel.com)
Laboratorium (oleh Edward jenner di pexel.com)
Rempah Fotografi (oleh pixabay di pexel.com)
Ubur-Ubur (oleh guillaume meurice by pexel.com)