• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA NERACA AIR DAS CIBANTEN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE RIBASIM WATER SHEET ANALYSIS OF CIBANTEN WATERSHED USING RIBASIM SOFTWARE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA NERACA AIR DAS CIBANTEN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE RIBASIM WATER SHEET ANALYSIS OF CIBANTEN WATERSHED USING RIBASIM SOFTWARE"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

55

ANALISA NERACA AIR DAS CIBANTEN DENGAN

MENGGUNAKAN SOFTWARE RIBASIM

WATER SHEET ANALYSIS OF CIBANTEN WATERSHED

USING RIBASIM SOFTWARE

Lucky Rimanuel Mariangga

1

, Teddy W. Sudinda

2

, Dina Paramitha

3

1,2,3Jurusan Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Jakarta

*e-mail: 1luckyrimanuelmariangga@yahoo.co.id

ABSTRAK

Daerah Aliran Sungai Cibanten merupakan salah satu DAS yang memenuhi kebutuhan air di Kabupaten dan Kota Serang. Mengetahui terjadinya defisit atau surplus pada DAS ini dengan menggunakan neraca air. Untuk membantu pembuatan skematisasi air dan upaya yang digunakan jika terjadi surplus atau defisit adalah dengan bantuan software RIBASIM. Pada tahun 2017 keseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air tidak terjadi, hanya terjadi surplus dan defisit. Tetapi untuk tahun yang akan datang, menambahkan upaya pembangunan waduk keseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air terjadi paling dominan.

Kata kunci: DAS Cibanten, ketersediaan air, kebutuhan air, Neraca air, DSS RIBASIM

ABSTRACT

Cibanten Watershed is one of the watersheds that meets water needs in the Regency and City of Serang. Find out the occurrence of defisit or surplus water in the watershed is to use the water balance. To assist in the creation of schematization water and used in case of a surplus or deficit with the help of software RIBASIM. In the year 2017 balance between availability and need water only happened did not happen, surpluses and deficits. But for years to come, adding to the reservoir's construction efforts balance between availability and the needs of the air going the dominant. Keywords : Cibanten Watershed, water availability, water needs, water balance, DSS RIBASM,

A. PENDAHULUAN

Daerah Kabupaten dan Kota Serang terletak di Provinsi Banten, secara geografis letaknya sangat strategis karena merupakan pintu gerbang lalu lintas darat dan laut antara pulau Jawa dan Sumatra. Daerah aliran sungai (DAS) Cibanten merupakan salah satu DAS yang memiliki pengaruh untuk menghitung kebutuhan dan ketersediaan air Kabupaten dan Kota Serang. Saat ini kebutuhan air bersih bagi penduduk Kabupaten dan Kota Serang dilayani oleh PDAM Tirta Albantani yang memanfaatkan air sungai, mata air dan sumur dalam sebagai sumber air baku, yang pelayanannya masih belum mencukupi. Kebutuhan air baku di Kota Serang dan Kabupaten Serang yang akan datang

diperkirakan akan meningkat sesuai dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dan perkembangan ekonomi sehingga menyebabkan perubahan fungsi lahan di DAS Cibanten. Perubahan yang terjadi tanpa terkendali dapat merusak kondisi DAS sehingga berpengaruh terhadap komponen neraca air seperti evapotranspirasi, aliran permukaan serta jumlah ketersediaan air yang dapat dialokasikan untuk untuk sektor industri, irigasi, dan domestik.

Peningkatan penggunaan air dapat dilakukan dengan cara alokasi sumber daya air yang optimal. Menurut Wang et al. (2015) alokasi sumber daya air adalah menemukan keseimbangan untuk alokasi antar sektor penggunaan air yang berbeda, seperti air

(2)

56

domestik, pertanian air dan air industri untuk menjamin pembangunan berkelanjutan dari masyarakat dan ekonomi. Selain itu, alokasi sumber daya air dilakukan untuk mengelola sumberdaya yang terbatas antar sektor penggunaan air yang berbeda berdasarkan pada prinsip adil, efektif, dan berkelanjutan di suatu wilayah melalui langkah-langkah seperti menahan kebutuhan air cukup, meningkatkan pasokan air secara efektif, dan melindungi lingkungan.

Berdasarkan dari permasalahan tersebut, pengelolaan sumberdaya air sangat dibutuhkan untuk menjamin ketersediaan sumberdaya air saat ini dan mendatang pada wilayah kajian. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan alokasi kebutuhan air untuk meningkatkan ketersediaan air dengan menggunakan perangkat lunak DSS

(Decision Support System) RIBASIM (River Basim Simulation) yang dapat membantu

pengambil keputusan dalam pengelolaan sumberdaya air di wilayah kajian.

B. STUDI PUSTAKA

Fakhrurrazi pada tahun 2012 tentang Analisis Ketersediaan Air DAS Asam- Asam Dengan Menggunakan Debit Hasil Perhitungan Metode Mock. Dalam penelitian ini, acuan yang digunakan adalah perhitungan untuk evapotranspirasi penman beserta data koefisien refleksi untuk perhitungan koefisien refleksi rata-rata.

Rias Sholihah pada tahun 2016 tentang Rencana Pengelolaan Alokasi Air pada Sebagian DAS Cisadane di Wilayah Kabupaten dan Kota Bogor. Dalam penelitian ini, acuan yang digunakan adalah rumus perhitungan untuk kebutuhan air rumah, perkotaan, dan industri (RKI) beserta pembelajaran mengenai software

Ribasim.

C. METODE

Tahapan penelitian menganalisis neraca air pada DAS Cibanten ini meliputi :

1. Mengumpulkan data hidrologi mengenai debit sebagai ketersediaan air pada Bendung Cibanten, data teknis waduk, dan data iklim. 2. Melakukan pengumpulan data mengenai peta

administrasi kabupaten dan Kota serang, peta DAS Cibanten, peta jaringan sungai cibanten, lokasi infrastruktur bendung maupun waduk, beserta lokasi daerah irigasi. 3. Melakukan overlay peta untuk mengetahui berapa persentase luas wilayah pada tiap tiap kelurahan yang berpengaruh pada DAS, untuk mengetahui banyak jumlah penduduk kelurahan yang tersedia pada DAS tersebut. 4. Menghitung banyaknya kebutuhan air baku

untuk RKI pada masa ini dan mendatang. 5. Penginputan data-data pada software

Ribasim dengan simulasi awal yaitu untuk menganalisa neraca air pada masa kini, lalu simulasi kedua dengan menganalisa neraca air pada masa yang akan datang. Berdasarkan hasil neraca air akan didapatkan ketersediaan akan lebih besar dari kebutuhan (Surplus) atau ketersediaan akan lebih kecil dari kebutuhan (Defisit).

D. HASIL STUDI

D.1. Neraca air pada tahun 2017

Gambar 1 Neraca Air pada Tahun 2017

Berdasarkan hasil simulasi neraca air DAS Cibanten 2017, terjadi kelebihan air ( surplus ) yaitu pada bulan Januari I, Januari II, Februari II Maret I, Maret II, April I, April II, Oktober II, November I, November II, Desember I, dan Desember II, sedangkan untuk kekurangan air (

Defisit) terjadi pada bulan Feb I, Mei I, Mei II,

Juni I, Juni II, Juli I, Juli II, Agustus I, Agustus II, September I, September II, dan Oktober I.

(3)

57

Tidak terdapat keseimbangan antara kebutuhan maupun ketersediaan di dalam DAS Cibanten pada kondisi tahun 2017.

D.2. Neraca air pada tahun 2022

Gambar 2 Neraca Air pada Tahun 2022

Berdasarkan hasil simulasi neraca air pada sepanjang tahun 2022 di DAS Cibanten terjadi kelebihan air atau surplus pada bulan April I, April II, dan Desember I, sedangkan terjadi kekurangan air atau defisit terjadi pada bulan September I dan September II, dan pada bulan lainnya seperti Januari I, Januari II, Februari I, Februari II, Maret I, Maret II, Mei I, Mei II, Juni I, Juni II, Juli I, Juli II, Agustus I, Agustus II, Oktober I, Oktober II, November I, November II, dan Desember II terjadi keseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan air.

D.3. Neraca air pada tahun 2027

Gambar 3 Neraca Air pada Tahun 2027

Berdasarkan hasil simulasi neraca air DAS Cibanten sepanjang tahun 2027 masih terjadi kelebihan air atau surplus yaitu pada bulan April I, April II, dan Desember I, sedangkan terjadi kekurangan air atau defisit terjadi pada bulan Agustus II, September I, September II, dan bulan

Oktober I, dan terjadinya keseimbangan air yaitu kebutuhan dan ketersediaan seimbang terjadi pada bulan Januari I, Januari II, Februari I, Februari II, Maret I, Maret II, Mei I, Mei II, Juni I, Juni II, Juli I, Juli II, Agustus I, November I, November II, dan bulan Desember II.

D.4. Neraca air pada tahun 2032

Gambar 4 Neraca Air pada Tahun 2032

Berdasarkan hasil simulasi neraca air DAS Cibanten sepanjang tahun 2032 masih terjadi kelebihan air atau surplus yaitu pada bulan April I, April II dan Desember I, sedangkan terjadi kekurangan air atau defisit terjadi pada bulan Agustus I, Agustus II, September I, September II, dan bulan Oktober I, dan terjadinya keseimbangan air yaitu kebutuhan dan ketersediaan seimbang terjadi pada bulan Januari I, Januari II, Februari I, Februari II, Maret I, Maret II, Mei I, Mei II, Juni I, Juni II, Juli I, Juli II, Agustus I, November I, November II, dan bulan Desember II.

D.5. Neraca Air pada tahun 2037

Gambar 5 Neraca Air pada Tahun 2037

Berdasarkan hasil simulasi neraca air DAS Cibanten sepanjang tahun 2037 tidak ada terjadi

(4)

58

kelebihan air atau surplus, sedangkan terjadi kekurangan air atau defisit terjadi pada bulan Juli I, Juli II, Agustus I, Agustus II, September I, September II, Oktober I, bulan Oktober II dan terjadinya keseimbangan air yaitu kebutuhan dan ketersediaan seimbang terjadi pada bulan Januari I, Januari II, Februari I, Februari II, Maret I, Maret II, Mei I, Mei II, Juni I, Juni II, November I, November II, dan bulan Desember II.

D.6. Neraca air pada tahun 2042

Gambar 6 Neraca Air pada Tahun 2042

Berdasarkan hasil simulasi neraca air DAS Cibanten sepanjang tahun 2042 tidak ada terjadi kelebihan air atau surplus, sedangkan terjadi kekurangan air atau defisit terjadi pada bulan Juni I, Juni II, Juli I, Juli II, Agustus I, Agustus II, September I, September II, Oktober I, dan terjadinya keseimbangan air yaitu kebutuhan dan ketersediaan seimbang terjadi pada bulan Januari I, Januari II, Februari I, Februari II, Maret I, Maret II, Mei I, Mei II, Oktober II, November I, November II, dan bulan Desember II.

E. KESIMPULAN

Berdasarkan neraca air tahun 2017 dan neraca tahun proyeksi yang akan datang yakin pada tahun 2022, 2027, 2032, 2037, 2042 pada DAS Cibanten menghasilkan keadaan neraca yang berbeda- beda. Berikut kesimpulan dari analisa neraca air tahun 2017 dan tahun proyeksi yakni tahun 2022, 2027, 2032, 2037, dan 2042 adalah sebagai berikut:

1. Pada tahun 2017 DAS Cibanten memiliki keadaan surplus dan defisit yang sama jumlah bulan nya dalam 1 tahun, surplus

terjadi selama 12 kali tengah bulanan dalam setahun dan defisit juga terjadi selama 12 kali tengah bulanan dalam setahun, tetapi tidak ada keseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air pada tahun ini. Surplus terbesar terjadi pada bulan awal April hingga pertengahan April yaitu 2.903 m³/detik, sedangkan defisit terbesar terjadi pada awal bulan September hingga akhir bulan September yaitu -0.886 m³/detik. Defisit pada kondisi ini terjadi karena masih kurangnya infrastruktur bangunan air. Bangunan air yang tersedia pada wilayah ini hanya Bendung Cibanten sedangkan waduk Sindang Heula belom beroperasi pada tahun 2017 sehingga menyebabkan masih kurangnya ketersediaan air pada wilayah ini. Surplus pada kondisi ini terjadi karena berkurangnya luas lahan area irigasi pada setiap tahunnya.

2. Pada kondisi untuk tahun yang akan datang yaitu pada tahun 2022, 2027, 2032, 2037, dan 2042 DAS Cibanten mulai terjadi keseimbangan dan ketersediaan air yang dominan yaitu pada tahun 2022 terjadi 19 kali tengah bulanan dalam setahun, 2027 terjadi 17 kali tengah bulanan dalam setahun, 2032 terjadi 16 kali tengah bulanan dalam setahun, 2037 terjadi 17 kali tengah bulanan dalam setahun, dan 2042 terjadi 15 kali tengah bulanan dalam setahun sedangkan surplus mulai berkurang pada tahun 2022, 2027, dan 2032 masing masing terjadi 3 kali tengah bulanan dalam setahun, sedangkan pada tahun 2037 dan 2042 tidak terjadi surplus. Tetapi defisit mulai meningkat pada tahun 2022 terjadi 2 kali tengah bulanan dalam setahun, 2027 terjadi 4 kali tengah bulanan dalam setahun, 2032 terjadi 5 kali tengah bulanan dalam setahun, 2037 terjadi 7 kali tengah bulanan dalam setahun, dan 2042 terjadi 9 kali tengah bulanan dalam setahun. Kondisi keseimbangan dan ketersediaan air paling dominan terjadi karena awal mulai beroperasi nya waduk sindang heula

(5)

59

sehingga bisa mengatasi kebutuhan air RKI yang semakin meningkat pada setiap tahunnya akibat adanya pertambahan penduduk dan kebutuhan air irigasi yang menurun akibat penurunan luas lahan pada setiap tahunnya.

REFERENSI

Admadhani DN, Haji ATS, Susanawati LD (2015). Analisa ketersediaan dan kebutuhan air untuk daya dukung lingkungan (studi kasus kota Malang).

Sumber Daya Alam dan Lingkungan,

13-19.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Serang. (2018).

Kabupaten Serang Dalam angka 2018.

Serang: Badan Pusat Statistik Kabupaten Serang.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Serang . (2018). Kecamatan Kramat Watu

Dalam Angka 2018. Serang: Badan

Pusat Statistik Kabupaten Serang. Badan Pusat Statistik Kabupaten Serang. (2018).

Kecamatan Baros Dalam Angka 2018.

Serang: Badan Pusat Statistik Kabupaten Serang.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Serang. (2018).

Kecamatan Ciomas Dalam Angka 2018.

Serang: Badan Pusat Statistik Kabupaten Serang.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Serang. (2018).

Kecamatan Gunung Sari Dalam Angka 2018. Serang: Badan Pusat Statistik

Kabupaten Serang.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Serang. (2018). Kecamatan Pabuaran Dalam

Angka 2018. Serang: Badan Pusat

Statistik Kabupaten Serang. Badan Pusat Statistik Kabupaten Serang.

(2018). Kecamatan Waringin Kurung

Dalam Angka 2018. Serang: Badan

Pusat Statistik Kabupaten Serang. Badan Pusat Statistik Kota Serang . (2018).

Kecamatan Kasemen Dalam Angka 2018. Serang: Badan Pusat Statistik

Kota Serang.

Badan Pusat Statistik Kota Serang . (2018).

Kecamatan Serang Dalam Angka 2018.

Serang: BPS Kota Serang.

Badan Pusat Statistik Kota Serang. (2018).

Kecamatan Cipocok Jaya Dalam Angka 2018. Serang: Badan Pusat Statistik

Kota Serang.

Badan Pusat Statistik Kota Serang. (2018).

Kecamatan Taktakan Dalam Angka 2018. Serang: Badan Pusat Statistik

Kota Serang.

Badan Pusat Statistik Kota Serang. (2018).

Kota Serang Dalam Angka 2018.

Serang: Badan Pusat Statistik Kota Serang.

Balai Besar Ciujung Cidanau Cidurian. (2012). Pola Pengelolaan Sumber

Daya Air Wilayah Sungai Cidanau - Ciujung - Cidurian

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air . (2013). Standar Perencanaan

Irigasi Kriteria Perencanaan

Bagian Jaringan Irigasi KP-01.

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. (2011). Standar Perencanaan

Irigasi Kriteria Perencanaan

Bagian Jaringan Irigasi KP-01.

Fakhrurrazi. (2012). Analis Ketesediaan DAS Asam-Asam Dengan Menggunakan Debit Hasil Perhitungan Metode Mock. Jurnal

Poros Teknik Banjarmasin, 57-64.

Hatmoko, W., & Radhika. (2011).

Mengenal DSS Ribasim. Puslitbang

Sumber Daya Air, Badan Litbang Pekerjaan Umum.

Kementerian Pekerjaan Umum. (2011).

Buku V Hasil Analisa Pendayagunaan Sumber Daya Air TA7189-INO: Institutional Strengthening for

Integrated Water Resources

Management (IWRM) in the 6 Ci's River Basin Territory - Package B.

Jakarta: Kementerian PU.

Omar M. (2013). Evaluation of actions for better water supply and demand management in Fayoum, Egypt using Ribasim . Water sci, 27:78-90. Setiawan, Henri & Sidabutar, J. R. (2007).

Perencanaan Jaringan Irigasi

Tambak Memanfaatkan Pasang Surut Air Laut di Kali Tenggang Kecamatan Genuk . Semarang: Departemen

Teknik Sipil Universitas Diponegoro. Sholihah, Rias (2016). Rencana

Pengelolaan Alokasi Air pada sebagian DAS Cisadane di wilayah Kabupaten dan Kota Bogor. Jurnal

Teknik Hidraulik.

Triatmodjo B. (1998). Studi Keseimbangan Air di sub SWS Cimanuk . Jurnal

(6)

60

Wang Z, Yang J, Deng X, & Lan X. (2015).

Optimal Water resources allocation under the constraint of land use in the heihe river basin of China.

Gambar

Gambar 1 Neraca Air pada Tahun 2017
Gambar 3 Neraca Air pada Tahun 2027
Gambar 6 Neraca Air pada Tahun 2042

Referensi

Dokumen terkait

Judu\ Tesis : Pcnentuan Pola Tanam dan Waktu Tanam Berdasarkan Kesesuaian Laban dan Analisis Neraca Air Pada Sub Das Bancak,Das TUlltallg Hulu, Jawa Tellgab.. Nama : ASMADI SA' AD

Judu\ Tesis : Pcnentuan Pola Tanam dan Waktu Tanam Berdasarkan Kesesuaian Laban dan Analisis Neraca Air Pada Sub Das Bancak,Das TUlltallg Hulu, Jawa Tellgab.. Nama : ASMADI SA' AD

Pendugaan Neraca Air menggunakan Aplikasi Tank Model dan Perhitungan Erosi Sedimentasi dengan Metode MUSLE di Sub-DAS Cibengang Kabupaten Bandung.. Dibawah bimbingan

Berdasarkan analisa neraca air yang dilakukan mulai tahun 2012 sampai 2030, menunjukkan bahwa Waduk Paya Bener memang dibutuhkan untuk menampung air pada waktu terjadi surplus air

Untuk mengkaji kondisi iklim dan hidrologi serta pengaruh pasang surut di kawasan sub DAS Air Sugihan, dilakukan analisis Neraca Air terhadap data iklim (curah hujan,

Dari hasil dan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Neraca air pada saat ini mengalami surplus sebesar 26,798 juta m 3 /tahun. 3) Neraca air pada tahun

Berdasarkan hasil simulasi model GenRiver, kegiatan penambahan jumlah pohon pada area agroforestri (komplek dan sengon) dan hortikultura di DAS Rejoso menyebabkan penurunan

Visualisasi debit dilakukan untuk menggambarkan keadaan debit hasil simulasi dengan debit observasi DAS Air Dingin seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.. Berdasarkan