• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PRODUK OLEH-OLEH WISATA KHAS NUSAPENIDA BERBAHAN DASAR POH (MANGGA) LEMBONGAN. Denpasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN PRODUK OLEH-OLEH WISATA KHAS NUSAPENIDA BERBAHAN DASAR POH (MANGGA) LEMBONGAN. Denpasar"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PRODUK OLEH-OLEH WISATA KHAS NUSAPENIDA BERBAHAN DASAR POH (MANGGA) LEMBONGAN

I Putu Suiraoka1;2, I Wayan Karta1;3, I Made Arnawa4 dan I Wayan Wiwin5

1PUIPK Kesehatan Pariwisata Poltekkes Kemenkes Denpasar, Denpasar

2 Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Denpasar, Denpasar

3 Jurusan Teknik Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Denpasar, Denpasar

4 Yayasan Taksu Tridatu, Nusa Penida, Klungkung

5 Jurusan Pariwisata Budaya, Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa, Denpasar

* suiraoka.lecture@gmail.com

Diterima: 26 Agustus 2021 Direvisi: 14 September 2021, Diterbitkan: 20 Oktober 2021

ABSTRACT

Poh (Mango) Lembongan is a typical mango from the island of Nusa Penida. When the fruit harvest is abundant, it is not utilized, and the economic value is very low. Though this fruit has a good vitamin C content. The results showed that the content of this jam was 19.649% water content; ash content 0.165%; fat content 0.573%; protein content is 0.907%, carbohydrate content is 78.705%, and vitamin C is 20.476%. The high content of vitamin C in jam provides an opportunity for this product to be used as a healthy food.

The organoleptic test showed that the taste, aroma, texture was still acceptable to the public. It is possible to develop Poh Lembongan mango jam into a souvenir product typical of Nusa Penida Island. The development of the use of mango fruit is carried out through community service by building with the Taksu Tridatu Nusa Penida Foundation.

The purpose of this community service is to improve the community's ability to process local products as souvenirs typical of tourism areas. Community service activities carried out were training on processing this lembongan mango into Fruit Jam and Wine. Mango wine is a secondary metabolite of polyphenols, tannins, flavonoids, and alkaloids that are beneficial for health. The training was attended enthusiastically by the community and received support from local community leaders. The results are implemented to the community by producing jam to be sold through social media and directly to villas/inns around their residence in the Nusa penida area

Keywords: Jam, mango fruit wine, Nusa Penida, tourist area souvenirs ABSTRAK

Poh (Mangga) Lembongan adalah mangga khas dari pulau Nusa Penida. Saat musim panen buahnya melimpah, tidak dimanfaatkan dan nilai ekonomisnya sangat rendah.

Padahal buah ini memiliki kandungan vitamin C yang baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan selai ini adalah kadar air 19,649%; kadar abu 0,165%; kadar lemak 0,573%; kandungan protein 0,907%, kandungan karbohidrat 78,705%, dan vitamin C 20,476%. Kandungan vitamin C dalam selai yang cukup tinggi memberikan peluang produk tersebut untuk dijadikan sebagai makanan sehat.

Uji organoleptik menunjukkan bahwa rasa, aroma, tekstur masih dapat diterima oleh masyarakat. Selai mangga Poh Lembongan berpotensi untuk dikembangkan menjadi

(2)

produk oleh-oleh khas Pulau Nusa Penida. Pengembangan pemanfaatan buah mangga dilakukan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan bekerjasama dengan Yayasan Taksu Tridatu Nusa Penida. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengolah produk local sebagai oleh-oleh khas daerah pariwisata. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan adalah pelatihan pengolahan mangga lembongan ini menjadi Selai dan Wine Buah. Pelatihan diikuti secara antusias oleh masyarakat dan mendapat dukungan dari tokoh masyarakat setempat. Wine mangga metabolit sekunder polifenol, tanin, flavonoid, dan alkaloid yang bermanfaat untuk kesehatan. Hasil pelatihan diimplementasikan kepada masyarakat dengan memproduksi selai untuk dijual melalui social media dan langsung ke vila/penginapan di sekitar tempat tinggal mereka di wilayah Nusa penida.

Kata kunci: Selai, wine buah mangga, mangga lembongan, Nusa Penida, oleh-oleh daerah wisata

I. PENDAHULUAN

Nusa Penida merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. Semenjak tahun 2017, kecamatan ini mengalami kemajuan dalam pengembangan pariwisata. Objek wisata dan fasilitas baru mulai terbangun seiring dengan semakin meningkatnya wisatawan ke Nusa Penida. Hal yang menyebabkan terjadinya perubahan mata pencaharian karena pendapatan di bidang pariwisata lebih menjanjikan dibandingkan di pertanian. Namun semenjak pandemic Covid-19 merebak, masyarakat yang bergantung pada pariwisata mulai kehilangan pekerjaannya. Hal ini menyebakan perlunya alternatif lain sebagai sumber penghasilan keluarga. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengolah bahan lokal menjadi produk kreatif dan bernilai guna. Salah satu hasil pertanian yang tidak termanfaatkan selama ini adalah mangga Nusa Penida, atau dikenal dengan poh nusa. Mangga atau Poh Lembongan merupakan jenis mangga yang khas. Kekhasannya dapat dirasakan dari segi rasanya yang asam-asam manis, warnanya yang orange kekuningan saat matang, dan kulit buahnya yang halus.

Mangga ini termasuk jenis buah musiman, karena berbuah pada akhir bulan Oktober sampai dengan Februari. Pada saat musim, buah poh nusa harganya sangat rendah dan belum dimanfaatkan menjadi produk ekonomis, serta terbuang tanpa pengolahan. Bahkan terkadang ada masyarakat yang memanfaatkan untuk pakan ternak. Sehingga musim panen tidak banyak memberikan implikasi hasil yang banyak. Mangga / Poh lembongan sebenarnya dapat diolah menjadi produk olahan seperti seperti selai, manisan, dodol, wine, sirup dan kripik buah. Selai merupakan produk olahan pangan yang dibuat dari buah yang telah dihaluskan atau diblender kemudian dimasak dan ditambahkan dengan gula yang memiliki tekstur lunak (Utomo, dkk., 2020). Selai sering digunakan sebagai pelengkap roti yang biasanya disajikan saat sarapan. Kebutuhan selai di masyarakat semakin meningkat, sehingga berbagai macam jenis selai juga dikembangkan. Roti dan selai biasanya dipakai untuk menggantikan nasi. Oleh karena itu kandungan gizi pada selai juga perlu diperhatikan dalam pembuatannya (Gaffar, dkk., 2017). Pengolahan mangga nusa menjadi selai di Nusa Penida memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi oleh-oleh khas Nusa Penida. Pembuatan produk oleh-oleh atau souvenir merupakan salah satu upaya strategi pengembangan pariwisata yang berkelanjutan di Nusa Penida

(3)

(Damayanti, dkk., 2015). Hasil penelitian Karta dkk, menyatakan bahwa selai mangga/poh nusa penida memiki warna kuning jingga. Kandungan selai ini yaitu kadar air 19,649%; kadar abu 0,165%; kadar lemak 0,573%; kadar protein 0,907%, kadar karbohidrat 78,705%, serta vitamin C sebesar 20,476%. Uji organoleptik menunjukkan bahwa rasa, aroma, tekstur bisa diterima oleh masyarakat (Karta, dkk, 2021).

Mangga nusa yang memiliki rasa asam-asam manis tentu akan memberikan cita rasa yang berbeda dengan selai mangga jenis lainnya. Selain sebagai oleh-oleh, selai juga diperlukan oleh villa dan restauran untuk menu makanan khas lokal. Rasa mangga nusa yang khas menunjukkan adanya kandungan kimia seperti vitamin C.

Pembuatan selai dan wine berbahan poh/mangga nusa penida ini perlu memperhatikan komposisi campurannya, sehingga memberikan nilai rasa yang enak.

Berdasarkan hal tersebut, maka dirasa perlu untuk melakukan kegiatan pelatihan pembuatan selai poh lembongan bagi masyarakat sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomis dari poh nusa tersebut. Disamping itu pemanfaatan bahan lokal yang tidak termanfaatkan ini akan dapat menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat Nusa Penida.

II. METODE

Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah dengan metode pelatihan. Kegiatan pelatihan pengembangan produk lokal poh nusa sebagai olahan selai dan wine buah sebagai produk oleh-oleh khas daerah wisata nusa penida ini dilaksanakan oleh Pengabdi dari Poltekkes Kemenkes Denpasar dengan Mitra Yayasan Taksu Tridatu Nusa Penida. Peserta pelatihan ini adalah masyarakat umum sebanyak 20 orang.

Secara umum kegiatan pengabdian ini terdiri dari 3 tahapan yaitu persiapan dan pengkondisian, pelaksanaan kegiatan dan monitoring evaluasi. Kegiatan pelatihan dilakukan pada hari Minggu, tanggal 29 Nopember 2020 Pukul 08.00- 15.00 Wita.

Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan dalam bentuk ceramah, demonstrasi dan dilanjutkan dengan praktek oleh peserta pelatihan dan diakhiri dengan diskusi dan rencana tindak lanjut. Materi pelatihan : potensi pemanfaatan poh nusa sebagai oleh- oleh khas daerah pariwisata oleh Dr. I Wayan Wiwin, SST.Par, M.Par. Aspek Kimia dan kandungan gizi poh Nusa oleh I Wayan Karta, S.Pd., MSi dan Pengolahan Poh Nusa sebagai selai dan Wine buah oleh Dr. I Putu Suiraoka, S.ST., M.Kes. Produk yang dihasilkan kemudian di analisis di Laboratorium Teknologi Pertanian Universitas Warmadewa.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pelatihan mengenai pengembangan produk oleh-oleh khas Nusa Penida berbahan mangga nusa dilakukan kepada kelompok masyarakat yang terdiri dari wirausaha, ibu rumah tangga, kaum muda, dan petani. Pelatihan peserta sebanyak 20 orang dengan berbagai pekerjaan dimadsudkan untuk menggali dan memotivasi masyarakat untuk mengembangkan usaha kuliner dan pengolahan mangga nusa. Hal ini karena mangga nusa saat musim panen, jumlahnya sangat melimpah dan tidak dimanfaatkan. Buahnya berserakan di jalan, kebun, dan lahan pertanian.

Kegiatan persiapan dalam pengabdian kepada masyarakat ini meliputi pemilihan mangga, serta pengumpulan alat dan bahan. Pemilihan mangga dilakukan dengan memilah mangga yang masih utuh, kemudian didiamkan selama 2 hari. Tujuannya adalah meningkatkan pematangan buah sehingga rasanya semakin manis.

(4)

Peningkatan rasa manis ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kadar sukrosa dalam buah. Buah yang matang dengan kandungan gula yang tinggi akan memengaruhi peningkatan kadar total padatan terlarut. Tingkat kematangan buah akan berpengaruh terhadap peningkatan kadar total padatan terlarut. Hal ini disebabkan karena buah yang sudah masak mengandung gula total yang lebih tinggi (Simamora dan Rossi, 2017).

Kegiatan pengabdian ini meliputi pemberian materi pelatihan, pelaksanaan pelatihan dan pendampingan. Materi pelatihan yang diberikan yaitu potensi sumber daya alam Nusa Penida sebagai pendukung pariwisata. Nusa Penida memiliki hasil pertanian dan perkebunan yang khas seperti jagung nusa, ketela, ubi, rumput laut, mangga nusa dan kelapa. Potensi ini belum digarap oleh masyarakat untuk dijadikan suatu bentuk oleh-oleh ataupun kuliner, sehingga pariwisata belum tersambung dengan hasil pertanian. Oleh karena itu, inovasi mengenai pengolahan pasca panen sangat diperlukan. Apalagi pariwisata membutuhkan adanya suatu daya tarik selain keindahan alam dan seni budaya. Wisatawan sekarang ini juga mencari dan menikmati makanan khas daerah, bahkan berani membeli mahal produk oleh-oleh khas daerah (Rismiyanto, 2015). Potensi pulau Nusa Penida dengan pilihan berbagai jenis wisatanya seperti wisata keindahan alam, wisata bahari, wisata spiritual, dan wisata konservasi diharapkan mampu juga memberikan kontribusi terhadap hasil pertanian dan perkebunan di Nusa Penida, yaitu dengan pengolahan pasca panen menjadi produk kreatif dan berdaya saing.

Pemberian materi tentang konsep ekowisata atau agrowisata kepada masyarakat memberikan wawasan akan pariwisata berkelanjutan. Agrowisata merupakan suatu rangkaian kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi pertanian sebagai objek wisata, baik berupa panorama alam kawasan pertaniannya maupun keunikan dan keanekaragaman aktivitas produksi dan teknologi pertaniannya serta budaya masyarakat pertaniannya (Rabit, dkk., 2017). Pada penyajian materi ini disampaikan mengenai pembangunan pariwisata berkelanjutan yang dapat dilakukan dengan mengidentifikasi perubahan yang tidak dapat diterima yang mungkin terjadi sebagai akibat dari kedatangan wisatawan dan pengembangan strategi manajemen untuk menjaga dampak pariwisata dalam tingkat yang dapat diterima dengan pengembangan agrowisata. Agrowisata ini sebagai upaya menghasilkan pendapatan tambahan bagi petani (Pambudi and Setyono, 2018). Agrowisata dapat memunculkan peluang bagi petani lokal untuk meningkatkan pendapatan dan meningkatkan taraf hidup serta kelangsungan operasi. Hal juga bagian utama dari agrowisata adalah menjadi media promosi untuk produk lokal, dan membantu perkembangan regional dalam memasarkan usaha dan menciptakan nilai tambah dan “direct-marking”

merangsang kegiatan ekonomi dan memberikan manfaat kepada masyarakat di daerah di mana agritourism dikembangkan.

(5)

(a) (b)

Gambar 1. (a) Peserta pelatihan, (b) Pemberian materi dan penjelasan

Kegiatan pengabdian selanjutnya adalah pembuatan selai dan wine dari mangga nusa. Selai merupakan salah satu pilihan produk oleh-oleh karena merupakan produk yang diminati oleh wisatawan. Selai sering digunakan sebagai pelengkap roti yang biasanya disajikan saat sarapan. Kebutuhan selai di masyarakat semakin meningkat, sehingga berbagai macam jenis selai juga dikembangkan. Roti dan selai biasanya dipakai untuk menggantikan nasi. Pembuatan selai dimulai dengan pemilihan mangga, penyayatan kulit mangga, penimbangan daging mangga, penghalusan dengan blender, dan pemanasan. Pada saat penghalusan dengan blender, mangga ditambahkan dengan gula dan asam sitrat. Pemanasan dilakukan untuk memekatkan campuran sehingga menjadi kental sesuai dengan tekstur selai.

Kandungan vitamin C pada selai mangga poh lembongan yaitu 20,476%. Vitamin C sangat dibutuhkan dalam asupan makanan untuk mempertahankan tubuh tetap sehat. Adanya vitamin C dalam selai manga/ poh lembongan akan memberikan nilai guna bagi kesehatan, sehingga sangat baik dikembangkan menjadi oleh-oleh khas Nusa Penida (Karta, dkk., 2021).

(a) (b)

Gambar 2. (a) pemanasan dalam proses pembuatan selai mangga, (b) dukungan Bupati Klungkung

Wine merupakan minuman beralkohol yang berasal dari fermentasi buah dan dibuat sesuai dengan tata cara lokal. Proses pembuatan wine dilakukan dengan pembuatan starter fermentor yang menggunakan mangga dan fermifan. Kemudian ini ditambahkan pada mangga yang telah dihaluskan dan ditambahkan gula dan air.

Kemudian ini difermentasi selama 2 minggu sehingga dihasilkan wine. Wine

(6)

merupakan lapisan bening pada campuran. Secara organoleptik, wine mangga nusa memiliki rasa yang khas yaitu rasa dan baunya seperti mangga nusa, dan hasil uji laboratoriumnya dapat dilihat pada Tabel 1. Wine mangga lembongan yang merupakan hasil fermentasi masih mengandung metabolit sekunder yang bermanfaat untuk kesehatan. Metabolit sekunder yang dikandung yaitu polifenol, tanin, flavonoid, dan alkaloid.

Konsumsi rutin flavonoid dapat membantu dengan penurunan risiko sejumlah penyakit kronis, termasuk kanker, penyakit kardiovaskular dan gangguan neurodegeneratif (Kozlowska, et al., 2014). Polifenol memiliki efek pada perlindungan dari penyakit dan menghentikan perkembangannya dengan mekanisme tertentu.

Polifenol memiliki potensi sebagai antioksidan, pro-oksidan, sitotoksik, antiinflamasi, antihipertensi, dan antidiabetes (Bayir, et al., 2019). Keberhasilan pembuatan wine mangga ini memberikan kesempatan bagi wirausaha dan petani mengembangkan produk yang diminati wisatawan. Wine khas Bali sering dipadukan dengan berbagai makanan khas Bali dan banyak wisatawan yang menyukainya (Tarigan, dkk., 2018).

Tabel 1. Kandungan metabolit sekunder Wine Mangga Nusa

Parameter Kadar (%)

Polifenol 0,128

Tanin 0,413

Flavonoid 0,458

Alkaloid 2,183

Hasil produk olahan pasca panen poh nusa menjadi selai dan wine mendapat respon positif oleh beberapa pihak. Pelanggan menyatakan selai poh lembongan atau mangga nusa bahwa selai poh nusa rasanya enak dan masih mempertahankan rasa mangga aslinya. Wine mangga nusa memiliki rasa yang berbeda dengan buah-buahan lainnya, yaitu masih terasa kekhasan mangga nusa. Pemerintah kabupaten Klungkung melalui Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta juga menyatakan dukungan terhadap proses pengolahan produk pasca panen yang ada di Nusa Penida. Produk ini ke depan diharapkan dapat sebagai produk dalam program Rumah Keong (rumput laut, mangga, kelapa, dan singkong) di Nusa Penida yang digagas oleh pemerintah kabupaten. Adanya testimoni mengenai rasa selai mangga nusa memberikan motivasi peserta pelatihan membuat produk tersebut dan dipasarkan pada masyarakat luas, villa, dan restauran. Hal ini memberikan peningkatan pendapatan dan memberikan wawasan akan pentingnya pengolahan produk lokal menjadi produk kreatif bernilai ekonomis. Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian ini, maka selai dan wine memiliki peluang sebagai produk kuliner ataupun oleh-oleh khas Nusa Penida.

IV. SIMPULAN

. Pelaksanaan pelatihan pengembangan produk lokal poh nusa menjadi selai dan wine memberikan potensi kepada masyarakat untuk mengembangkan wirausaha dan menjadi produk oleh-oleh khas Nusa Penida. Selai poh Lembongan memiliki kandungan gizi yang bermanfaat untuk kesehatan.

Pelaksanaan kegiatan pelatihan pengembangan produk local poh nusa sebagai olahan selai dan wine buah sebagai produk oleh-oleh khas daerah wisata nusa penida berjalan lancar serta memperoleh hasil sesuai dengan tujuan. Para peserta pelatihan mampu memproduksi produk olahan poh nusa dalam bentuk selai dan wine buah.

Selai poh nusa sudah dapat dipasarkan ke beberapa tempat penginapan, villa dan

(7)

warung di nusa penida. Kegiatan ini juga telah mendapat dukungan dari stakeholder baik dari pemerintah dan lembaga lain yang memberikan dukungan alat untuk produksi.

Berdasarkan rumusan simpulan diatas dapat disarankan agar pemasaran produksi oleh-oleh khas mangga lembongan dapat dilakukan secara lebih massif maka diperlukan 1 brand yang sama sehingga wisatawan dapat mengenal prosduk tersebut dengan cepat.

DAFTAR PUSTAKA

Bayir Ag, Aksoy An, Koçyiğit A. 2018, The Importance of Polyphenols as Functional Food in Health. Bezmialem Sci. 2019;7(2):157–63.

https://doi.org/10.14235/bas.galenos.2018.2486

Damayanti IAKW, Wijaya IN, Kanca IN. 2015, Strategi Pengembangan Pulau Nusa Penida Sebagai Kawasan Pariwisata Yang Berkelanjutan. SOSHUM J Sos DAN Hum. 2015;5(2):136–45.

Gaffar R, Lahming, Rais M. 2017., Pengaruh Konsentrasi Gula Terhadap Mutu Selai Kulit Jeruk Bali (Citrus maxima). J Pendidik Teknol Pertan. 2017;3: 17–25.

Karta IW, Suiraoka IP, Janurianti NMD, Wiwin IW, Arnawa IM. 2021, Selai Poh Lembongan Oleh-Oleh Langka Khas Nusa Penida. Meditory. 2021;9(7):54–61.

Kozłowska A, Szostak-Węgierek D. 2014, Flavonoids--food sources and health benefits. Rocz Państwowego Zakładu Hig. 2014;65(2):79–85.

Palit IG, Talumingan C, Rumagit GAJ. 2017, Strategi Pengembangan Kawasan Agrowisata Rurukan. Agri-Sosioekonomi Unsrat. 2017;13(2):21–34.

Pambudi SH, Setyono P. Strategi Pengembangan Agrowisata Dalam Mendukung Pembangunan Pertanian - Studi Kasus Di Desa Wisata Kaligono (Dewi Kano) Kecamatan Kaligesing Kabupaten Puworejo. Anal Kebijak Pertan.

2018;16(2):165–84.

Rismiyanto E, Danangdjojo T. 2015, Dampak Wisata Kuliner Oleh-oleh Khas Yogyakarta Terhadap Perkonomian Masyarakat. MAKSIPRENEUR. 2015;V(1):46–

64.

Simamora D, Rossi E. 2017, Penambahan Pektin Dalam Pembuatan Selai Lembaran Buah Pedada (Sonneratia caseolaris). JOM Faklultas Pertan. 2017;4(2):1–14.

Tarigan AF, Sudiarta IN, Mahadewi NPE. 2018, Strategi Bauran Pemasaran Wine Sebagai Produk Penunjang Pariwisata (Studi Kasus Pt. Sababay Winery Bali). J IPTA. 2018;6(1):20–31.

Utomo RC, Elly I, Sani Y, Si M, Sri I, Si M, et al. 2020, Konsentrasi Gula Pasir Terhadap Karakteristik Fisikokimia Dan Organoleptik Selai Timun Krai (Curcumis sp). J Teknol Pangan dan Has Pertan. 2020;15(1):1–4.

Gambar

Gambar 1. (a) Peserta pelatihan, (b) Pemberian materi dan penjelasan

Referensi

Dokumen terkait

Perdebatan dan perbincangan tentang kajian ketidakupayaan me- nerusi model perubatan yang bersifat kebajikan, dan model sosial yang melibatkan persekitaran dan sikap manusia,

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan model Somatic, Auditory, Visualization, Intellectualy untuk meningkatkan berpikir kritis siswa berbantuan

kebudayaan setempat. Akhirnya semua kebudayaan tersebut dapat diterima oleh masyarakat Indonesia tanpa menimbulkan tragedi yang mengerikan, yakni pertumpahan darah. Bentuk

Pendugaan adanya alih fungsi lahan dituangkan Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian dalam Peta Observasi Indikasi Alih Fungsi Lahan Sawah Tahun 2012-2014, Peta ini

Pada rasio massa sebesar 3,64 hasil analisis menunjukkan kandungan logam Cr pada limbah telah memenuhi baku mutunya, sedangkan pada limbah terdapat ion krom (VI) yang

Pos Indonesia Cabang Solo telah melakukan tanggung jawabnya dengan memberikan ganti rugi terhadap kehilangan dan/ atau kerusakan barang milik pengguna jasa yang cara

Hasil penelitian yang diperoleh mengenai pengosongan obyek lelang Hak Tanggungan ketika eksekusi Hak Tanggungan melalui Pengadilan Negeri adalah juga

Pada tahap ini akan dilakukan logic model pada kondisi sebenarnya (existing) untuk mengetahui bagaimana kondisi proses belajar mengajar pada mata kuliah kewirausahaan