IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER PADA JAMUR ENDOFIT DARI TUMBUHAN
RARU (Cotylelobium melanoxylon)
Oleh:
Eka Pratiwi NIM 4103220010 Program Studi Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 21 Oktober 1992. Ayah bernama
Syamsul Bahri dan Ibu bernama Rosanti, dan merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara. Pada tahun 1997, penulis masuk SD Swasta Pertiwi Medan, dan lulus
pada tahun 2003. Pada tahun 2003 penulis melanjutkan sekolah di SLTP negeri 11
Medan, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah
di SMA Swasta Amir Hamzah Medan, dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun
2010 penulis di terima di jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan melalui jalur SPMB. Kegiatan di
Universitas Negeri Medan yang pernah diikuti yaitu pernah menjadi asisten mata
kuliah praktikum Biologi Umum I, Biologi Umum II, Biokimia, Mikrobiologi
Umum, dan Mikrobiologi Pangan. Selain itu penulis juga mengikuti praktek kerja
lapangan (PKL) di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan pada
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan berkatNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada
penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Adapun skripsi ini berjudul “Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Pada Jamur Endofit Dari Tumbuhan Raru (Cotylelobium melanoxylon)”
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Ibu Dra. Uswatun Hasanah, M.Si selaku Dosen Pembimbing dan Bapak
Idramsyah, S.Pd, M.Si yang telah banyak membantu menyelesaikan skripsi ini,
mulai dari pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi,
Pembimbing akademik Ibu Dr. Ely Djulia, M.Pd yang telah memberikan
bimbingan selama perkuliahan, serta Bapak Drs. Tri Harsono, M.Si, Bapak Drs.
Lazuardi, M.Si dan Ibu Dra. Martina Restuati, M.Si yang telah banyak
memberikan saran. Teristimewa buat keluarga penulis cintai dan sayangi yaitu
Ayahanda Syamsul Bahri dan Ibunda Rosanti yang setiap saat memberikan kasih
sayang, dukungan dan doa. Dan terima kasih kepada adik penulis Karina Dewi
dan Hidayat serta seluruh keluarga yang selalu memberikan semangat.
Terima kasih kepada sahabat penulis yaitu Astrid Siska Pratiwi, Febri
Sembiring, Fitri Rezeki, Julaili Irni, Khairunnisa, Mega Sylvia Fitri, Nurhidayah,
dan Restya Ulfa yang selama ini memberikan dukungan. Dan juga terima kasih
kepada semua mahasiswa Biologi Nondik 2010.
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Medan, Juli 2014
Eka Pratiwi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Diameter Zona Hambat Pertumbuhan Bakteri Yang 28
Disebabkan Oleh Isolat Jamur Endofit
Tabel 4.2. Hasil Identifikasi Metabolit Sekunder Dari Isolat Jamur 31
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Tumbuhan Raru (Cotylelobium melanoxylon) 5
Gambar 2.2. Beberapa Contoh Senyawa Alkaloid 8
Gambar 2.3. Tipe - Tipe Kerangka Flavonoid 9
Gambar 2.4. Beberapa Contoh Golongan Terpenoid 12
Gambar 2.5. Struktur Senyawa Phenol Dan Polifenol 14
Gambar 2.6. Struktur Dasar Steroid 15
Gambar 2.7. Struktur Kimia Saponin 16
Gambar 4.1. Hasil Uji Media Kontrol 27
Gambar 4.2. Hasil Uji Sterilisasi Permukaan Batang Tumbuhan 27
Raru (Cotylelobium melanoxylon)
Gambar 4.3. Proses Fermentasi Yang Dilakukan Terhadap Isolat Jamur 29
Endofit Terpilih (Rsi - 10)
Gambar 4.4. Hasil Ekstraksi Dengan Menggunakan Pelarut Etanol 30
Gambar 4.5. Zona Hambat Jamur Endofit Rsi - 10 Terhadap Bakteri Uji 33
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
Gambar 4.6. (a) Hasil Sebelum Disemprot Dengan Pereaksi 36
Kimia Dragendorff
(b) Hasil Setelah Disemprot Dengan Pereaksi 36
Kimia Dragendorff
Gambar 4.7. (a) Hasil Sebelum Disemprot Dengan Pereaksi 37
Kimia Uap Amoniak
(b) Hasil Setelah Disemprot Dengan Pereaksi 37
Kimia Uap Amoniak
Gambar 4.8. (a) Hasil Sebelum Disemprot Dengan Pereaksi 39
Kimia FeCl3 10 %
(b) Hasil Setelah Disemprot Dengan Pereaksi 39
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Skema Prosedur Kerja Penelitian 48
Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian 49
Lampiran 3. Tabel Hasil Isolasi Jamur Endofit Dari Batang 54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uji analisis kualitatif dengan menggunakan metode
kromatografi lapis tipis (KLT), isolat jamur endofit Rsi - 10 mengandung
kelompok senyawa metabolit sekunder, yaitu alkaloid yang ditandai dengan
timbulnya noda berwarna coklat (Rf = 0,65 dan 0,95) dan flavonoid yang ditandai
dengan timbulnya noda berwarna kuning coklat (Rf = 0,96).
5.2. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk analisis kuantitatif terhadap
kandungan senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh isolat jamur endofit
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Resistensi terhadap mikroba menjadi salah satu masalah utama diseluruh
dunia. Oleh karena itu diperlukan adanya penelitian untuk menemukan sumber
senyawa bioaktif baru yang mampu mengatasi infeksi bakteri maupun jamur
(Nirjanta, 2012). Senyawa bioaktif dapat diperoleh dari beberapa sumber,
diantaranya dari tumbuhan, hewan, mikroba dan organisme laut (Prihatiningtias,
2005).
Indonesia merupakan negara yang memiliki biodiversitas yang tinggi dan
memiliki kawasan hutan hujan tropis yang luas sehingga dapat menjadi suatu
kelebihan dalam pencarian sumber - sumber senyawa bioaktif (Redell, dkk. 2000).
Salah satu sumber senyawa bioaktif yang berasal dari mikroba adalah
jamur endofit (Strobel, 2003). Jamur endofit merupakan sumber yang kaya akan
metabolit sekunder bioaktif (Tan, dkk. 2001) dan merupakan salah satu golongan
mikroba endofit yang paling banyak ditemukan di alam (Strobel, 2003).
Jamur ini hidup berasosiasi secara simbiosis mutualisme dengan tumbuhan
inangnya (Strobel, 2003). Jamur endofit menginfeksi tumbuhan sehat pada
jaringan tertentu tanpa menimbulkan tanda - tanda adanya infeksi (Bacon, dkk.
2000), kemudian menghasilkan enzim dan metabolit sekunder yang dapat
bermanfaat bagi fisiologi dan ekologi tumbuhan inang (Tan, dkk. 2001),
mikotoksin, dan juga antibiotik (Carrol, 1988) yang dimanfaatkan tumbuhan
inang untuk melawan penyakit yang ditimbulkan oleh patogen tumbuhan.
Sebaliknya, jamur endofit dapat memperoleh nutrisi untuk melengkapi siklus
hidupnya dari tumbuhan inangnya (Petrini, dkk. 1992).
Jamur endofit berperan penting dalam industri farmasi karena
kemampuannya dalam memproduksi senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid,
terpen, steroid, flavonoid, kuinon, fenol dan lain sebagainya yang mempunyai
Selain itu keunggulan lain yang ditawarkan jamur endofit dalam pencarian
sumber - sumber senyawa bioaktif baru adalah siklus hidup jamur endofit yang
singkat dan senyawa - senyawa bioaktif yang dihasilkan dapat diproduksi dalam
skala besar melalui proses fermentasi (Prihatiningtias, dkk. 2011).
Senyawa bioaktif yang berasal dari jamur endofit ada yang berpotensi
sebagai antimikroba (menghambat pertumbuhan atau membunuh
mikroba-mikroba patogen) (Castillo, dkk. 2002); antikanker (Kumala, 2005), contohnya
senyawa taksol (Li, dkk. 1996); antiserangga (Azevedo, dkk. 2000); zat pengatur
tumbuh (Tan, dkk. 2001); serta penghasil enzim hidrolitik seperti amilase,
selulase, xilanase, ligninase (Choi, dkk. 2005), dan kitinase (Zinniel, dkk. 2002).
Potensi biologis dari jamur endofit lainnya ialah sebagai antiimunosupresif (Lee,
dkk. 1995), anti - HIV, antioksidan (Strobel, dkk. 2002), antivirus (Guo, dkk.
2000), antidiabetes (Zhang, dkk. 1999), anti - HSV - 1, antituberkular (Agusta,
2009), dan antimalaria (Lu, dkk. 2000).
Banyak kelompok jamur endofit yang mampu memproduksi senyawa
antibiotik yang aktif melawan bakteri maupun jamur patogenik terhadap manusia,
hewan dan tumbuhan, terutama dari genus Coniothirum dan Microsphaeropsis
(Petrini, dkk. 1992). Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh para peneliti
Laboratorium Biosains, Bidang Botani, Puslit Biologi LIPI, terhadap beberapa
isolat jamur endofit yang berasosiasi dengan tumbuhan akar kuning. Di antaranya,
metabolit sekunder 1,2 - diamino - 9,10 - antra - senadion yang bersifat antibiotik,
diisolasi dari jamur endofit AFK - 8 yang berasosiasi dengan tumbuhan akar
kuning asal Kalimantan (Praptiwi, dkk. 2010). Penelitian Dreyfuss, dkk. (1986)
menunjukkan bahwa aktivitas isolat - isolat endofit Pleurophomopsis sp dan
Cryptosporiopsis sp yang diisolasi dari tumbuhan Cardamin heptaphylla
mempunyai aktivitas antimikroba yang tinggi. Isolat - isolat tersebut
menghasilkan penisilin N, sporiofungin A, B, C.
Isolat jamur endofit Xylaria spp juga memiliki potensi besar dan
dikembangkan dalam penelitian - penelitian industri farmasi maupun pertanian.
Salah satu strain Xylaria yang diisolasi dari tumbuhan epifit di Amerika Selatan
kelompok sitokhalasin (Dreyfuss, dkk. 1986). Sebagai contoh lain adalah
phomopsikhalasin yang merupakan golongan sitokhalasin dan merupakan
senyawa metabolit jamur endofit Phomopsis sp dengan metode difusi, senyawa ini
juga mampu menghambat aktivitas bakteri Bacillus subtilis, Salmonella
gallinarium, dan Staphylococcus aureus (Horn, dkk. 1995).
Selain menghasilkan senyawa yang bersifat antibakteri, jamur endofit juga
menghasilkan senyawa antiviral, misalnya Cytonic acid A & B, sebagai senyawa
penghambat enzim Human Cytomegalo Virus (hCMV), diisolasi dari fermentasi
jamur Cytonaema sp (Guo, dkk. 2000). Senyawa antimalaria dihasilkan oleh jamur
Geotrichum sp, jamur ini tumbuh pada tumbuhan Crassocephalum crepidioides
(Strobel, 2003).
Namun penelitian terhadap isolat jamur endofit yang memiliki kemampuan
sebagai penghasil senyawa metabolit sekunder pada tumbuhan Cotylelobium
melanoxylon belum dilakukan, sehingga penelitian ini diharapkan dapat
memperoleh senyawa metabolit sekunder dari jamur endofit yang berasal dari
tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon).
1.2.Ruang Lingkup
Penelitian ini hanya membahas senyawa metabolit sekunder yang
dihasilkan oleh jamur endofit melalui tahap penelitian : sterilisasi sampel, isolasi,
identifikasi, skreening dan ekstraksi senyawa metabolit sekunder.
1.3.Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada pengidentifikasian kelompok senyawa
metabolit sekunder yang dihasilkan oleh jamur endofit dari tumbuhan raru
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka
masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut : metabolit sekunder apakah yang
dihasilkan oleh jamur endofit dari tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon).
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi golongan senyawa metabolit
sekunder yang dihasilkan oleh jamur endofit dari tumbuhan raru (Cotylelobium
melanoxylon).
1.6.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Memperoleh senyawa metabolit sekunder pada jamur endofit dari tumbuhan
raru (Cotylelobium melanoxylon)
2. Menambah wawasan peneliti dan masyarakat ilmiah dalam memahami khasiat
dan potensi jamur endofit yang berasal dari tumbuhan raru (Cotylelobium
DAFTAR PUSTAKA
Agusta, A., (2009), Biologi dan Kimia Jamur Endofit, ITB Press, Bandung.
Anonim., (2009), http/ /id.wikipedia.org/wik/terpenoid (Diakses pada tanggal 4 april 2009).
Alrasyid, H. Marfuah., Wijaya, Kusuma., dan Heridarsyah., (1999), Vamedicum
Dipterocarpaceae, Balai Penelitian dan Pengembangan Hutan,
Departemen kehutanan , Jakarta.
Azevedo, JL., W. Maccheroni., J.O. Pereira., dan W. Luiz., (2000), Endophytic Microorganism: A Review On Insect Control and Recent Advances On Tropical Plants, Electr J Biotechnol 3 : 40 - 65.
Bacon, C.W., dan White, J.F., (2000), Microbial Endophytes, Marcel Dekker, New York.
Barik, B.P., Tayung, K., Jagadev, P.N., dan Dutta, S.K., (2010), Phylogenetic Placement Of An Endophytic Fungus Fusarium Oxysporum Isolated From Acorus Calamus Rhizomes With Antimicrobial Activity, EJBS 2 (1) : 8-16.
Brooks, G.F., Butel, J.S., dan Morse, S.F., (2001), Medical Microbiology, 2th edition, New York, Mc. Graw Hill.
Burger, I., Burger, B,V., Albrecht, C.F. Spicies., H.S.C., dan Sandor, P., (1998), Triterpenoid Saponin From Bacium gradivlona Var. Obovatum, Phytochemistry 49 : 2087 - 2089.
Carrol, G.C., (1988), Fungal Endophytes In Stem and Leaves From Latent Pathogens To Mutualistic Symbiont, Ecology 69 : 2 - 9.
Castillo, U.F., Strobel, G.A., Ford, E.J., Hess, W.M., Poter, H., Jenson, J.B., Albert, H., Robinson, R., Condron, M.A., dan Teplow, D.B., (2002), Munumbicins, Wide Spectrum Antibiotics Produced By Steptomyces NRRL 30562, Endophytic On Kennedia nigriscans, Microbiology 148 : 2675 - 2685.
Choi, Y.W., Hodgkiss, I.J., dan Hyde, K.D., (2005), Enzyme Production By Endophytes Of Brucea javanica, J Agric Tech 1 : 55 - 65.
Dai, J.R., Hallock, Y.F., Cardellina, J.H., dan Boyd, M.R., (1998), HIV Inhihibitory and Cytotoxic Oligostilbenoids Isolated From The Leaves Of Hopea malibato, J Nad Prod 61 : 351 - 353.
Desriani, A.M., dan Lestari, Y., (2004), Screening Of Stretomyces spp. Producing β - Laktamase Inhibitory Protein, Hayati 11 : 88 - 92.
Dreyfuss, M.E., Hoffman, H.H., Kobel, H., Pache, W., dan Tsecherter, H., (1986), Cyclosporin A and C : New Metabolites From Trichoderma polysporum (Link Expers) Rifai. Appl. Environ, Microbiol 3 : 125 - 133.
Fisher, PJ., Petrini, O., dan Sutton, B.C., (1993), A Comparative Study Of Fungal Endophytes In Leaves, Xylem and Bark Of Eucalyptus Nitens In Australia and England, Sydowia 45 : 338 - 345.
Gandjar, I., Robert A. S., Karin, T. V., Ariyanti, O., dan Iman, S., (1999), Pengenalan Kapang Tropik Umum, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Geisman., (1969), Organic Chemistry Of Secondary Plant Metabolism. Freeman, Cooper, and Company, San Fransisco.
Goveas, S. W., Royston, M., Shashi, K. N., dan Leo D’Souza., (2011), Isolation of Endophytic Fungi from Coscinium fenestratum- A Red Listed Endangered Medicinal Plant, EurAsia Journal of BioSciences 5 (1) : 48 - 53.
Gunawan., (2011), Aktifitas Antioksidan dan Toksisitas Ekstrak Kulit Kayu Raru (Cotylelobium sp), Jurnal Penelitian Hasil Hutan 29 (4) : 322 - 330.
Guo, B., J. Dai., S. N.g., Y. Huang., C. Leong., W.Ong., dan B.K. Carte., (2000), Cytonic Acid A & B : Novel Tridepside Inhibitors Of hCMV Protease From The Endophytic Fungus Cytonaema Species, J. Nat. Prod. 63 : 602 - 604.
Harborne, J.B., (1987), Metode fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan Edisi ke - 2, Penerjemah Padmawinata K, ITB, Bandung.
Herbert., (1995), Biosintesis Metabolit Sekunder, IKIP, Semarang Press.
Heyne, K., (1987), Tumbuhan Berguna Indonesia 3, Badan Litbang Kehutanan, Jakarta.
Holler, U., (1999), Isolation, biological activity and secondary metabolite investigations of marine derived fungi and selected host sponges, Wihelmina, Carolo University, www.opus.tu_bs.de/opus/volltexte/1999/40
Horn, W.S., Simmonds, M.S.J., Schwartz, R.E., dan Blaney, W.M., (1995), Phomopsichalasin, A Novel Antimicrobial Agent From An Endophytic Phomopsis sp, Tetrahedron 14 : 3969 - 3978.
Jang, J-S, R., Sun, C-T., dan Mizutani, E., (1997), Neuro Fuzzy and Soft Computing A Computational Approach To Learning and Machine Intelligence , Prentice Hall, Inc., Simon., & Schuster/A Viacom Company, Upper Saddle River, NJ 07458.
Johnson, I.T., (2001), Antioxidant and Antitumour Properties, CRC Press Cambridge, England.
Julianingsih, D., (2012), Sterilisasi dan Media Mikroba, [terhubung berkala] http://tekpan.unimus.ac.id/index.php?option=com_content&view=article& id=105:sterilisasi-dan-media-mikrobolehdewijulianingsih&catid=34:tugas mahasiswa &Itemid=55 [4 Juni 2012].
Khunaifi, M., (2010), Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Dan
Pseudomonas aeruginosa Terdapat pada
http://lib.uin-malang.ac.id/fullchapter/03520025.pdf. Diakses pada tanggal 13 Maret 2011.
Kumala, S., (2005), Isolasi dan Penapisan Mikroba Endofit Tanaman Brucea javanica (L) Merr Serta Uji Sitotoksik Metabolit Sekunder Terhadap Beberapa Sel Kanker Secara In Vitro, Disertasi Program Pasca sarjana Universitas Indonesia, Jakarta.
Lee, J., Lobkovsky, E., Pliam, N.B., Strobel, G.A., dan Clardy, J., (1995), Subglutinols A and B; immunosuppressive Compounds From The En-dophytic Fungus Fusarium subglutinans, J Org Chem 60 : 7076 - 7077.
Li , J., Strobel, G.A., Sidhu, R., Hess, W.M., dan Ford, E.J., (1996), Endophytic Taxol Producing Fungi From Bald Cypress, Taxodium distichum, Microbiology 142 : 2223 - 2226.
Lu, H., Zou, W.X., Meng, J.C., Hu, J., dan Tan, R.X., (2000), New Bioactive Metabolites Produced By Colletotrium sp., An Endophytic Fungus In Artemisia annua, Plant Sci 151 : 76 - 73.
Malloch, D., (2000), Moulds: Their Isolation, Cultivation, and Identification, University of Toronto Press, Toronto.
Markham., (1988), Cara Mengidentifikasi Flavonoid, Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Melliawati, R., Sukiman, H.I., Widyaningrum, D.N., dan Djohan, A.C., (2006), Pengkajian Bakteri Endofit Penghasil Senyawa Bioaktif Untuk Proteksi Tanaman, Biodiversitas 7 (3) : 221 - 224.
Melliawati, R., dan Harni., (2009), Senyawa Antibakteri Escherichia coli ATCC 35218 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923 Dari Kapang Endofit Taman Nasional Gunung Halimun, Jurnal Natur Indonesia 12 (1) : 21 - 27.
Meskin, M.S., Bidlack, W.R., Davies, A.J., dan Omaye, S.T., (2002), Phytochemicals in Nutrition and Health, CRC Press, London - New York.
Mirzoeva, O.K., Grishanin, R.N., dan Calder, P.C., (1997), Antimicrobial action of propolis and some of its components: the effects on growth, membrane potential, and motility of bacteria, Microbiol 46 : 152 - 239.
Mukhopadhyay, M., (2000), Natural Extract Using Supercritical Carbon Dioxide, CRC Press, London - New York.
Morrisey, J.P., dan Ousbon, A.E., (1999), Fungal Resistence To Plant Antibiotic As A Mechanism Of Phatogenesis, Mikrobiologi and Molecular Biologi, Review 63 : 708 - 729.
Natori, S., Ikekawa, N., dan Suzuki, M., (1981), Advances In Natural Products Chemistry, John, Wiley., and Sons, Toronto.
Neneng, L., (2000), Karakterisasi Senyawa Antibiotik Yang Resisten Terhadap Beta - laktamase Tipe TEM - 1 dari Isolat ICBB 1171 Asal Ekosistem Air
Hitam Kalimantan Tengah,
Http://www.icbb.org/indonesia/penelitian/penelitian01.html.
Nirjanta, Nameirakpam., (2012), Antimicrobial Properties Of Endophytic Fungi Isolated From Medicinal Plant Camellia Sinesis, International Journal Of Pharma and Bio Science 3 (3) : 420 - 427.
Padmawinata, K., dan Soediro, I., (1985), Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi, Penerbit ITB, Bandung. Terjemahan : Drugs Analisis By Chromatography and Microscopy, Stahl, E., Michigan.
Padmawinata, K., (1991), Pengantar Kromatografi Edisi Ke 2, ITB Press, Bandung. Terjemahan : Introduction To Chromatography, Gritter, R.J.J., Bobbit, M., dan Schwarting, A.E., (1985), Holden Day Inc, USA.
Petrini, O.T.N., Sieber, L.T., dan Viret, O., (1992), Ecology Metabolite Production and Substrate Utilization In Endophytic Fungi, Nat Toxin 1 : 189 - 196.
Praptiwi., Jamal, Y., Fathoni, A., dan Agusta, A., (2010), Antimicrobial Metabolite From The Culture of Endophytic Fungus AFK - 8 Isolated From Kayu Kuning (Archangelisia flava (L.) Merr. Di dalam: Biotechnology for Enhancement The Tropical Biodiversity. International Seminar Biotechnology for Enhancement The Tropical Biodiversity; (2010), Universitas Pajajaran, Bandung, 35 - 43.
Pratiwi, Rarastoeti., (2011), Biokimia Analitik, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Prihatiningtias, W., (2005), Senyawa Bioaktif Fungi Endofit Akar kuning (Fibraurea chloroleuca Miers) Sebagai Senyawa Antimikroba, Tesis, Sekolah Pascasarjana UGM.
Prihatiningtias, W., dan Wahyuningsih, M.S.H., (2011), Http:// mot. farmasi. ugm.ac.id/artikel-55-prospek-mikroba-endofit-sebagai-sumber-senyawa-bioaktif.html (di akses 19 Juni 2011).
Radu, S., dan Kqueen, C.Y., (2002), Preliminary Screening of Endophytic Fungi From Medicinal Plants In Malaysia For Antimicrobial and Antitumor Activity. Malaysian, Journal of Medical Sciences; 9 (2) : 23 - 33.
Redell, P., dan Gordon, V., (2000), Lesson From Nature : Can Ecology Provide New Leads In The Search For Novel Bioactive Chemicals From Rain Forest? p. 205-212. In S.K. Wrigley., M.A. hayes., R. Thomas., E.J.T. Chrystal., and N. Nicholson (ed)., Biodiversity: New Leads For Pharmaceuticaland Agrochemical Industries. The Royal Society of Chemistry, Chambridge, UK, pp. 205 - 212.
Robinson., (1991), Satellite Oceanography : An Introduction For Oceanographers and Remote Sensing Scientist Ellis Horwood Limited , England. 455 p.
Sabir, A., (2008), In Vitro Antibacterial Activity Of Flavonoids Trigona Sp Propolis Against Streptococcus Mutans, Terdapat pada http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-3-08.pdf. Diakses pada tanggal 16 Maret 2011.
Sastrohamidjojo., (1996), Sintesis Bahan Alam, Gajah Mada university Press, Yogyakarta.
Sastrohamidjojo, H., (2005), Kromatografi, Liberty, Yogyakarta.
Scheuer, J.P., (1978) Marine Natural Products, Diterjemahkan oleh Koensuemerdiyah., (1995), IKIP, Semarang Press.
Simanjuntak, P., Parwati, T., Bustanussalam, T.K., Prana, S., Wibowo, H., dan Shibuya (2002), Isolasi dan Kultivasi Mikroba Endofit Penghasil Senyawa Alkaloid Kinkona Dari Chincona spp, J. Mikrobiol indon 7 (2) : 27 - 30.
Simanjuntak, P., (2011), Indonesia Gudang Mikroba Antikanker dan Antidiabetes, [terhubungberkala]http://www.biotek.lipi.go.id/index.php/news/biotek/755
indonesiagudangmikrobaantikankerdanantidiabetes?PHPSESSID=275d90
261df7e82c864cb9992fb7a347 [4 Juni 2012].
Sotheeswaran, S., dan Pasuphaty, V., (1993), Distribution Of Resveratrol Oligomers In Plants, Phytochemistry 32 : 1083 - 1092.
Still, Clark., Kahn, M., dan Mitra, A., (1978), Rapid Chromatographic Technique For Preparatives Separations With Moderate Resolution, Journal Of Organic Chemistry, 43 (14).
Strobel, G.A., Hess, W.M., Ford, E., Sidhu, R.S., dan Yang, X., (1996), Taxol From Fungal Endophytes and The Issue Of Biodiversity, J Indust Microbiol 17 : 417 - 425.
Strobel, G.A., Millar, R.V., Martinez - Miller, C., Condron, M.M., Teplow, D.B., dan Hess, W.M., (1999), Microbiol, 145 : 1919 - 1926.
Strobel, G.A., Dirkse, E., Sears, J., dan Markworth, C., (2001), Volatile Antimicrobilas From Muscudor albus A Novel Endophytic Fungus, Journal Microbiology 147 : 2943 - 2950.
Strobel, G.A., Ford, E., Woapong, J., Harper, J.K., Arif, A.M., Grant, D.M., Fung, P.C.W., dan Chan, K., (2002), Isopestacin, An Isobenzopuranone From Pestalotiopsis Microspora, Prossesing Antifungal and Antioxidant Activities, Phytochemistry 60 : 179 - 183.
Sutjaritvorakul, T., Whalley, A.J.S., Sihanonth, P. dan Roengsumran, S., (2010), Antimicrobial activity from endophytic fungi isolated from plant leaves in Dipterocarpous forest at Viengsa district Nan province, Thailand, Journal of Agricultural Technology 6 (2) : 309 - 315.
Tan, R.X., dan Zou, W.X., (2001), Endophytes : A Rich Source Of Functional Metabolites, Nat Prod Rep 18 : 488 - 459.
Tjay, T.H., dan Raharja, K., (2002), Obat - Obat Penting, Khasiat, Penggunaan, dan Efek Sampingnya, Jakarta, PT. Exel Media Komputindo.
Wagner, H., dan Bland, S., (1996), Plant Drug Analysis; A Thin Layer Chromatography Atlas 2nd Edition, Berlin Heidelberg, Springer.
Yoshiki, Y., Kudo., dan Okobo, K., (1998), Relationship Between Chemical Structure and Biological Activities Of Triterpenoid Saponin From Soybean (Review) Biosience Biotechnology and Biochemistry. 62 : 2291 - 2292.
Zhang, B., Salituro, G., Szalkowski, D., Li, Z., Zhang, Y., Royo, I., Vilella, D., Dez, M., Pelaes, F., dan Ruby, C., (1999), Discovery Of Small Molecule Insulin Mimetic With Antidiabetic Activity In Mice, Science 284 : 974 -981.