• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER PADA JAMUR ENDOFIT DARI TUMBUHAN RARU (COTYLELOBIUM MELANOXYLON).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER PADA JAMUR ENDOFIT DARI TUMBUHAN RARU (COTYLELOBIUM MELANOXYLON)."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER PADA JAMUR ENDOFIT DARI TUMBUHAN

RARU (Cotylelobium melanoxylon)

Oleh:

Eka Pratiwi NIM 4103220010 Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 21 Oktober 1992. Ayah bernama

Syamsul Bahri dan Ibu bernama Rosanti, dan merupakan anak pertama dari tiga

bersaudara. Pada tahun 1997, penulis masuk SD Swasta Pertiwi Medan, dan lulus

pada tahun 2003. Pada tahun 2003 penulis melanjutkan sekolah di SLTP negeri 11

Medan, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah

di SMA Swasta Amir Hamzah Medan, dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun

2010 penulis di terima di jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan melalui jalur SPMB. Kegiatan di

Universitas Negeri Medan yang pernah diikuti yaitu pernah menjadi asisten mata

kuliah praktikum Biologi Umum I, Biologi Umum II, Biokimia, Mikrobiologi

Umum, dan Mikrobiologi Pangan. Selain itu penulis juga mengikuti praktek kerja

lapangan (PKL) di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan pada

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala rahmat dan berkatNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada

penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Adapun skripsi ini berjudul “Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Pada Jamur Endofit Dari Tumbuhan Raru (Cotylelobium melanoxylon)

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada

Ibu Dra. Uswatun Hasanah, M.Si selaku Dosen Pembimbing dan Bapak

Idramsyah, S.Pd, M.Si yang telah banyak membantu menyelesaikan skripsi ini,

mulai dari pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi,

Pembimbing akademik Ibu Dr. Ely Djulia, M.Pd yang telah memberikan

bimbingan selama perkuliahan, serta Bapak Drs. Tri Harsono, M.Si, Bapak Drs.

Lazuardi, M.Si dan Ibu Dra. Martina Restuati, M.Si yang telah banyak

memberikan saran. Teristimewa buat keluarga penulis cintai dan sayangi yaitu

Ayahanda Syamsul Bahri dan Ibunda Rosanti yang setiap saat memberikan kasih

sayang, dukungan dan doa. Dan terima kasih kepada adik penulis Karina Dewi

dan Hidayat serta seluruh keluarga yang selalu memberikan semangat.

Terima kasih kepada sahabat penulis yaitu Astrid Siska Pratiwi, Febri

Sembiring, Fitri Rezeki, Julaili Irni, Khairunnisa, Mega Sylvia Fitri, Nurhidayah,

dan Restya Ulfa yang selama ini memberikan dukungan. Dan juga terima kasih

kepada semua mahasiswa Biologi Nondik 2010.

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Medan, Juli 2014

Eka Pratiwi

(5)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Diameter Zona Hambat Pertumbuhan Bakteri Yang 28

Disebabkan Oleh Isolat Jamur Endofit

Tabel 4.2. Hasil Identifikasi Metabolit Sekunder Dari Isolat Jamur 31

(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Tumbuhan Raru (Cotylelobium melanoxylon) 5

Gambar 2.2. Beberapa Contoh Senyawa Alkaloid 8

Gambar 2.3. Tipe - Tipe Kerangka Flavonoid 9

Gambar 2.4. Beberapa Contoh Golongan Terpenoid 12

Gambar 2.5. Struktur Senyawa Phenol Dan Polifenol 14

Gambar 2.6. Struktur Dasar Steroid 15

Gambar 2.7. Struktur Kimia Saponin 16

Gambar 4.1. Hasil Uji Media Kontrol 27

Gambar 4.2. Hasil Uji Sterilisasi Permukaan Batang Tumbuhan 27

Raru (Cotylelobium melanoxylon)

Gambar 4.3. Proses Fermentasi Yang Dilakukan Terhadap Isolat Jamur 29

Endofit Terpilih (Rsi - 10)

Gambar 4.4. Hasil Ekstraksi Dengan Menggunakan Pelarut Etanol 30

Gambar 4.5. Zona Hambat Jamur Endofit Rsi - 10 Terhadap Bakteri Uji 33

Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

Gambar 4.6. (a) Hasil Sebelum Disemprot Dengan Pereaksi 36

Kimia Dragendorff

(b) Hasil Setelah Disemprot Dengan Pereaksi 36

Kimia Dragendorff

Gambar 4.7. (a) Hasil Sebelum Disemprot Dengan Pereaksi 37

Kimia Uap Amoniak

(b) Hasil Setelah Disemprot Dengan Pereaksi 37

Kimia Uap Amoniak

Gambar 4.8. (a) Hasil Sebelum Disemprot Dengan Pereaksi 39

Kimia FeCl3 10 %

(b) Hasil Setelah Disemprot Dengan Pereaksi 39

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Skema Prosedur Kerja Penelitian 48

Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian 49

Lampiran 3. Tabel Hasil Isolasi Jamur Endofit Dari Batang 54

(8)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uji analisis kualitatif dengan menggunakan metode

kromatografi lapis tipis (KLT), isolat jamur endofit Rsi - 10 mengandung

kelompok senyawa metabolit sekunder, yaitu alkaloid yang ditandai dengan

timbulnya noda berwarna coklat (Rf = 0,65 dan 0,95) dan flavonoid yang ditandai

dengan timbulnya noda berwarna kuning coklat (Rf = 0,96).

5.2. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk analisis kuantitatif terhadap

kandungan senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh isolat jamur endofit

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Resistensi terhadap mikroba menjadi salah satu masalah utama diseluruh

dunia. Oleh karena itu diperlukan adanya penelitian untuk menemukan sumber

senyawa bioaktif baru yang mampu mengatasi infeksi bakteri maupun jamur

(Nirjanta, 2012). Senyawa bioaktif dapat diperoleh dari beberapa sumber,

diantaranya dari tumbuhan, hewan, mikroba dan organisme laut (Prihatiningtias,

2005).

Indonesia merupakan negara yang memiliki biodiversitas yang tinggi dan

memiliki kawasan hutan hujan tropis yang luas sehingga dapat menjadi suatu

kelebihan dalam pencarian sumber - sumber senyawa bioaktif (Redell, dkk. 2000).

Salah satu sumber senyawa bioaktif yang berasal dari mikroba adalah

jamur endofit (Strobel, 2003). Jamur endofit merupakan sumber yang kaya akan

metabolit sekunder bioaktif (Tan, dkk. 2001) dan merupakan salah satu golongan

mikroba endofit yang paling banyak ditemukan di alam (Strobel, 2003).

Jamur ini hidup berasosiasi secara simbiosis mutualisme dengan tumbuhan

inangnya (Strobel, 2003). Jamur endofit menginfeksi tumbuhan sehat pada

jaringan tertentu tanpa menimbulkan tanda - tanda adanya infeksi (Bacon, dkk.

2000), kemudian menghasilkan enzim dan metabolit sekunder yang dapat

bermanfaat bagi fisiologi dan ekologi tumbuhan inang (Tan, dkk. 2001),

mikotoksin, dan juga antibiotik (Carrol, 1988) yang dimanfaatkan tumbuhan

inang untuk melawan penyakit yang ditimbulkan oleh patogen tumbuhan.

Sebaliknya, jamur endofit dapat memperoleh nutrisi untuk melengkapi siklus

hidupnya dari tumbuhan inangnya (Petrini, dkk. 1992).

Jamur endofit berperan penting dalam industri farmasi karena

kemampuannya dalam memproduksi senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid,

terpen, steroid, flavonoid, kuinon, fenol dan lain sebagainya yang mempunyai

(10)

Selain itu keunggulan lain yang ditawarkan jamur endofit dalam pencarian

sumber - sumber senyawa bioaktif baru adalah siklus hidup jamur endofit yang

singkat dan senyawa - senyawa bioaktif yang dihasilkan dapat diproduksi dalam

skala besar melalui proses fermentasi (Prihatiningtias, dkk. 2011).

Senyawa bioaktif yang berasal dari jamur endofit ada yang berpotensi

sebagai antimikroba (menghambat pertumbuhan atau membunuh

mikroba-mikroba patogen) (Castillo, dkk. 2002); antikanker (Kumala, 2005), contohnya

senyawa taksol (Li, dkk. 1996); antiserangga (Azevedo, dkk. 2000); zat pengatur

tumbuh (Tan, dkk. 2001); serta penghasil enzim hidrolitik seperti amilase,

selulase, xilanase, ligninase (Choi, dkk. 2005), dan kitinase (Zinniel, dkk. 2002).

Potensi biologis dari jamur endofit lainnya ialah sebagai antiimunosupresif (Lee,

dkk. 1995), anti - HIV, antioksidan (Strobel, dkk. 2002), antivirus (Guo, dkk.

2000), antidiabetes (Zhang, dkk. 1999), anti - HSV - 1, antituberkular (Agusta,

2009), dan antimalaria (Lu, dkk. 2000).

Banyak kelompok jamur endofit yang mampu memproduksi senyawa

antibiotik yang aktif melawan bakteri maupun jamur patogenik terhadap manusia,

hewan dan tumbuhan, terutama dari genus Coniothirum dan Microsphaeropsis

(Petrini, dkk. 1992). Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh para peneliti

Laboratorium Biosains, Bidang Botani, Puslit Biologi LIPI, terhadap beberapa

isolat jamur endofit yang berasosiasi dengan tumbuhan akar kuning. Di antaranya,

metabolit sekunder 1,2 - diamino - 9,10 - antra - senadion yang bersifat antibiotik,

diisolasi dari jamur endofit AFK - 8 yang berasosiasi dengan tumbuhan akar

kuning asal Kalimantan (Praptiwi, dkk. 2010). Penelitian Dreyfuss, dkk. (1986)

menunjukkan bahwa aktivitas isolat - isolat endofit Pleurophomopsis sp dan

Cryptosporiopsis sp yang diisolasi dari tumbuhan Cardamin heptaphylla

mempunyai aktivitas antimikroba yang tinggi. Isolat - isolat tersebut

menghasilkan penisilin N, sporiofungin A, B, C.

Isolat jamur endofit Xylaria spp juga memiliki potensi besar dan

dikembangkan dalam penelitian - penelitian industri farmasi maupun pertanian.

Salah satu strain Xylaria yang diisolasi dari tumbuhan epifit di Amerika Selatan

(11)

kelompok sitokhalasin (Dreyfuss, dkk. 1986). Sebagai contoh lain adalah

phomopsikhalasin yang merupakan golongan sitokhalasin dan merupakan

senyawa metabolit jamur endofit Phomopsis sp dengan metode difusi, senyawa ini

juga mampu menghambat aktivitas bakteri Bacillus subtilis, Salmonella

gallinarium, dan Staphylococcus aureus (Horn, dkk. 1995).

Selain menghasilkan senyawa yang bersifat antibakteri, jamur endofit juga

menghasilkan senyawa antiviral, misalnya Cytonic acid A & B, sebagai senyawa

penghambat enzim Human Cytomegalo Virus (hCMV), diisolasi dari fermentasi

jamur Cytonaema sp (Guo, dkk. 2000). Senyawa antimalaria dihasilkan oleh jamur

Geotrichum sp, jamur ini tumbuh pada tumbuhan Crassocephalum crepidioides

(Strobel, 2003).

Namun penelitian terhadap isolat jamur endofit yang memiliki kemampuan

sebagai penghasil senyawa metabolit sekunder pada tumbuhan Cotylelobium

melanoxylon belum dilakukan, sehingga penelitian ini diharapkan dapat

memperoleh senyawa metabolit sekunder dari jamur endofit yang berasal dari

tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon).

1.2.Ruang Lingkup

Penelitian ini hanya membahas senyawa metabolit sekunder yang

dihasilkan oleh jamur endofit melalui tahap penelitian : sterilisasi sampel, isolasi,

identifikasi, skreening dan ekstraksi senyawa metabolit sekunder.

1.3.Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada pengidentifikasian kelompok senyawa

metabolit sekunder yang dihasilkan oleh jamur endofit dari tumbuhan raru

(12)

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka

masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut : metabolit sekunder apakah yang

dihasilkan oleh jamur endofit dari tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon).

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi golongan senyawa metabolit

sekunder yang dihasilkan oleh jamur endofit dari tumbuhan raru (Cotylelobium

melanoxylon).

1.6.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memperoleh senyawa metabolit sekunder pada jamur endofit dari tumbuhan

raru (Cotylelobium melanoxylon)

2. Menambah wawasan peneliti dan masyarakat ilmiah dalam memahami khasiat

dan potensi jamur endofit yang berasal dari tumbuhan raru (Cotylelobium

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Agusta, A., (2009), Biologi dan Kimia Jamur Endofit, ITB Press, Bandung.

Anonim., (2009), http/ /id.wikipedia.org/wik/terpenoid (Diakses pada tanggal 4 april 2009).

Alrasyid, H. Marfuah., Wijaya, Kusuma., dan Heridarsyah., (1999), Vamedicum

Dipterocarpaceae, Balai Penelitian dan Pengembangan Hutan,

Departemen kehutanan , Jakarta.

Azevedo, JL., W. Maccheroni., J.O. Pereira., dan W. Luiz., (2000), Endophytic Microorganism: A Review On Insect Control and Recent Advances On Tropical Plants, Electr J Biotechnol 3 : 40 - 65.

Bacon, C.W., dan White, J.F., (2000), Microbial Endophytes, Marcel Dekker, New York.

Barik, B.P., Tayung, K., Jagadev, P.N., dan Dutta, S.K., (2010), Phylogenetic Placement Of An Endophytic Fungus Fusarium Oxysporum Isolated From Acorus Calamus Rhizomes With Antimicrobial Activity, EJBS 2 (1) : 8-16.

Brooks, G.F., Butel, J.S., dan Morse, S.F., (2001), Medical Microbiology, 2th edition, New York, Mc. Graw Hill.

Burger, I., Burger, B,V., Albrecht, C.F. Spicies., H.S.C., dan Sandor, P., (1998), Triterpenoid Saponin From Bacium gradivlona Var. Obovatum, Phytochemistry 49 : 2087 - 2089.

Carrol, G.C., (1988), Fungal Endophytes In Stem and Leaves From Latent Pathogens To Mutualistic Symbiont, Ecology 69 : 2 - 9.

Castillo, U.F., Strobel, G.A., Ford, E.J., Hess, W.M., Poter, H., Jenson, J.B., Albert, H., Robinson, R., Condron, M.A., dan Teplow, D.B., (2002), Munumbicins, Wide Spectrum Antibiotics Produced By Steptomyces NRRL 30562, Endophytic On Kennedia nigriscans, Microbiology 148 : 2675 - 2685.

Choi, Y.W., Hodgkiss, I.J., dan Hyde, K.D., (2005), Enzyme Production By Endophytes Of Brucea javanica, J Agric Tech 1 : 55 - 65.

(14)

Dai, J.R., Hallock, Y.F., Cardellina, J.H., dan Boyd, M.R., (1998), HIV Inhihibitory and Cytotoxic Oligostilbenoids Isolated From The Leaves Of Hopea malibato, J Nad Prod 61 : 351 - 353.

Desriani, A.M., dan Lestari, Y., (2004), Screening Of Stretomyces spp. Producing β - Laktamase Inhibitory Protein, Hayati 11 : 88 - 92.

Dreyfuss, M.E., Hoffman, H.H., Kobel, H., Pache, W., dan Tsecherter, H., (1986), Cyclosporin A and C : New Metabolites From Trichoderma polysporum (Link Expers) Rifai. Appl. Environ, Microbiol 3 : 125 - 133.

Fisher, PJ., Petrini, O., dan Sutton, B.C., (1993), A Comparative Study Of Fungal Endophytes In Leaves, Xylem and Bark Of Eucalyptus Nitens In Australia and England, Sydowia 45 : 338 - 345.

Gandjar, I., Robert A. S., Karin, T. V., Ariyanti, O., dan Iman, S., (1999), Pengenalan Kapang Tropik Umum, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Geisman., (1969), Organic Chemistry Of Secondary Plant Metabolism. Freeman, Cooper, and Company, San Fransisco.

Goveas, S. W., Royston, M., Shashi, K. N., dan Leo D’Souza., (2011), Isolation of Endophytic Fungi from Coscinium fenestratum- A Red Listed Endangered Medicinal Plant, EurAsia Journal of BioSciences 5 (1) : 48 - 53.

Gunawan., (2011), Aktifitas Antioksidan dan Toksisitas Ekstrak Kulit Kayu Raru (Cotylelobium sp), Jurnal Penelitian Hasil Hutan 29 (4) : 322 - 330.

Guo, B., J. Dai., S. N.g., Y. Huang., C. Leong., W.Ong., dan B.K. Carte., (2000), Cytonic Acid A & B : Novel Tridepside Inhibitors Of hCMV Protease From The Endophytic Fungus Cytonaema Species, J. Nat. Prod. 63 : 602 - 604.

Harborne, J.B., (1987), Metode fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan Edisi ke - 2, Penerjemah Padmawinata K, ITB, Bandung.

Herbert., (1995), Biosintesis Metabolit Sekunder, IKIP, Semarang Press.

Heyne, K., (1987), Tumbuhan Berguna Indonesia 3, Badan Litbang Kehutanan, Jakarta.

(15)

Holler, U., (1999), Isolation, biological activity and secondary metabolite investigations of marine derived fungi and selected host sponges, Wihelmina, Carolo University, www.opus.tu_bs.de/opus/volltexte/1999/40

Horn, W.S., Simmonds, M.S.J., Schwartz, R.E., dan Blaney, W.M., (1995), Phomopsichalasin, A Novel Antimicrobial Agent From An Endophytic Phomopsis sp, Tetrahedron 14 : 3969 - 3978.

Jang, J-S, R., Sun, C-T., dan Mizutani, E., (1997), Neuro Fuzzy and Soft Computing A Computational Approach To Learning and Machine Intelligence , Prentice Hall, Inc., Simon., & Schuster/A Viacom Company, Upper Saddle River, NJ 07458.

Johnson, I.T., (2001), Antioxidant and Antitumour Properties, CRC Press Cambridge, England.

Julianingsih, D., (2012), Sterilisasi dan Media Mikroba, [terhubung berkala] http://tekpan.unimus.ac.id/index.php?option=com_content&view=article& id=105:sterilisasi-dan-media-mikrobolehdewijulianingsih&catid=34:tugas mahasiswa &Itemid=55 [4 Juni 2012].

Khunaifi, M., (2010), Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Dan

Pseudomonas aeruginosa Terdapat pada

http://lib.uin-malang.ac.id/fullchapter/03520025.pdf. Diakses pada tanggal 13 Maret 2011.

Kumala, S., (2005), Isolasi dan Penapisan Mikroba Endofit Tanaman Brucea javanica (L) Merr Serta Uji Sitotoksik Metabolit Sekunder Terhadap Beberapa Sel Kanker Secara In Vitro, Disertasi Program Pasca sarjana Universitas Indonesia, Jakarta.

Lee, J., Lobkovsky, E., Pliam, N.B., Strobel, G.A., dan Clardy, J., (1995), Subglutinols A and B; immunosuppressive Compounds From The En-dophytic Fungus Fusarium subglutinans, J Org Chem 60 : 7076 - 7077.

Li , J., Strobel, G.A., Sidhu, R., Hess, W.M., dan Ford, E.J., (1996), Endophytic Taxol Producing Fungi From Bald Cypress, Taxodium distichum, Microbiology 142 : 2223 - 2226.

Lu, H., Zou, W.X., Meng, J.C., Hu, J., dan Tan, R.X., (2000), New Bioactive Metabolites Produced By Colletotrium sp., An Endophytic Fungus In Artemisia annua, Plant Sci 151 : 76 - 73.

(16)

Malloch, D., (2000), Moulds: Their Isolation, Cultivation, and Identification, University of Toronto Press, Toronto.

Markham., (1988), Cara Mengidentifikasi Flavonoid, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Melliawati, R., Sukiman, H.I., Widyaningrum, D.N., dan Djohan, A.C., (2006), Pengkajian Bakteri Endofit Penghasil Senyawa Bioaktif Untuk Proteksi Tanaman, Biodiversitas 7 (3) : 221 - 224.

Melliawati, R., dan Harni., (2009), Senyawa Antibakteri Escherichia coli ATCC 35218 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923 Dari Kapang Endofit Taman Nasional Gunung Halimun, Jurnal Natur Indonesia 12 (1) : 21 - 27.

Meskin, M.S., Bidlack, W.R., Davies, A.J., dan Omaye, S.T., (2002), Phytochemicals in Nutrition and Health, CRC Press, London - New York.

Mirzoeva, O.K., Grishanin, R.N., dan Calder, P.C., (1997), Antimicrobial action of propolis and some of its components: the effects on growth, membrane potential, and motility of bacteria, Microbiol 46 : 152 - 239.

Mukhopadhyay, M., (2000), Natural Extract Using Supercritical Carbon Dioxide, CRC Press, London - New York.

Morrisey, J.P., dan Ousbon, A.E., (1999), Fungal Resistence To Plant Antibiotic As A Mechanism Of Phatogenesis, Mikrobiologi and Molecular Biologi, Review 63 : 708 - 729.

Natori, S., Ikekawa, N., dan Suzuki, M., (1981), Advances In Natural Products Chemistry, John, Wiley., and Sons, Toronto.

Neneng, L., (2000), Karakterisasi Senyawa Antibiotik Yang Resisten Terhadap Beta - laktamase Tipe TEM - 1 dari Isolat ICBB 1171 Asal Ekosistem Air

Hitam Kalimantan Tengah,

Http://www.icbb.org/indonesia/penelitian/penelitian01.html.

Nirjanta, Nameirakpam., (2012), Antimicrobial Properties Of Endophytic Fungi Isolated From Medicinal Plant Camellia Sinesis, International Journal Of Pharma and Bio Science 3 (3) : 420 - 427.

(17)

Padmawinata, K., dan Soediro, I., (1985), Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi, Penerbit ITB, Bandung. Terjemahan : Drugs Analisis By Chromatography and Microscopy, Stahl, E., Michigan.

Padmawinata, K., (1991), Pengantar Kromatografi Edisi Ke 2, ITB Press, Bandung. Terjemahan : Introduction To Chromatography, Gritter, R.J.J., Bobbit, M., dan Schwarting, A.E., (1985), Holden Day Inc, USA.

Petrini, O.T.N., Sieber, L.T., dan Viret, O., (1992), Ecology Metabolite Production and Substrate Utilization In Endophytic Fungi, Nat Toxin 1 : 189 - 196.

Praptiwi., Jamal, Y., Fathoni, A., dan Agusta, A., (2010), Antimicrobial Metabolite From The Culture of Endophytic Fungus AFK - 8 Isolated From Kayu Kuning (Archangelisia flava (L.) Merr. Di dalam: Biotechnology for Enhancement The Tropical Biodiversity. International Seminar Biotechnology for Enhancement The Tropical Biodiversity; (2010), Universitas Pajajaran, Bandung, 35 - 43.

Pratiwi, Rarastoeti., (2011), Biokimia Analitik, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Prihatiningtias, W., (2005), Senyawa Bioaktif Fungi Endofit Akar kuning (Fibraurea chloroleuca Miers) Sebagai Senyawa Antimikroba, Tesis, Sekolah Pascasarjana UGM.

Prihatiningtias, W., dan Wahyuningsih, M.S.H., (2011), Http:// mot. farmasi. ugm.ac.id/artikel-55-prospek-mikroba-endofit-sebagai-sumber-senyawa-bioaktif.html (di akses 19 Juni 2011).

Radu, S., dan Kqueen, C.Y., (2002), Preliminary Screening of Endophytic Fungi From Medicinal Plants In Malaysia For Antimicrobial and Antitumor Activity. Malaysian, Journal of Medical Sciences; 9 (2) : 23 - 33.

Redell, P., dan Gordon, V., (2000), Lesson From Nature : Can Ecology Provide New Leads In The Search For Novel Bioactive Chemicals From Rain Forest? p. 205-212. In S.K. Wrigley., M.A. hayes., R. Thomas., E.J.T. Chrystal., and N. Nicholson (ed)., Biodiversity: New Leads For Pharmaceuticaland Agrochemical Industries. The Royal Society of Chemistry, Chambridge, UK, pp. 205 - 212.

Robinson., (1991), Satellite Oceanography : An Introduction For Oceanographers and Remote Sensing Scientist Ellis Horwood Limited , England. 455 p.

(18)

Sabir, A., (2008), In Vitro Antibacterial Activity Of Flavonoids Trigona Sp Propolis Against Streptococcus Mutans, Terdapat pada http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-3-08.pdf. Diakses pada tanggal 16 Maret 2011.

Sastrohamidjojo., (1996), Sintesis Bahan Alam, Gajah Mada university Press, Yogyakarta.

Sastrohamidjojo, H., (2005), Kromatografi, Liberty, Yogyakarta.

Scheuer, J.P., (1978) Marine Natural Products, Diterjemahkan oleh Koensuemerdiyah., (1995), IKIP, Semarang Press.

Simanjuntak, P., Parwati, T., Bustanussalam, T.K., Prana, S., Wibowo, H., dan Shibuya (2002), Isolasi dan Kultivasi Mikroba Endofit Penghasil Senyawa Alkaloid Kinkona Dari Chincona spp, J. Mikrobiol indon 7 (2) : 27 - 30.

Simanjuntak, P., (2011), Indonesia Gudang Mikroba Antikanker dan Antidiabetes, [terhubungberkala]http://www.biotek.lipi.go.id/index.php/news/biotek/755

indonesiagudangmikrobaantikankerdanantidiabetes?PHPSESSID=275d90

261df7e82c864cb9992fb7a347 [4 Juni 2012].

Sotheeswaran, S., dan Pasuphaty, V., (1993), Distribution Of Resveratrol Oligomers In Plants, Phytochemistry 32 : 1083 - 1092.

Still, Clark., Kahn, M., dan Mitra, A., (1978), Rapid Chromatographic Technique For Preparatives Separations With Moderate Resolution, Journal Of Organic Chemistry, 43 (14).

Strobel, G.A., Hess, W.M., Ford, E., Sidhu, R.S., dan Yang, X., (1996), Taxol From Fungal Endophytes and The Issue Of Biodiversity, J Indust Microbiol 17 : 417 - 425.

Strobel, G.A., Millar, R.V., Martinez - Miller, C., Condron, M.M., Teplow, D.B., dan Hess, W.M., (1999), Microbiol, 145 : 1919 - 1926.

Strobel, G.A., Dirkse, E., Sears, J., dan Markworth, C., (2001), Volatile Antimicrobilas From Muscudor albus A Novel Endophytic Fungus, Journal Microbiology 147 : 2943 - 2950.

Strobel, G.A., Ford, E., Woapong, J., Harper, J.K., Arif, A.M., Grant, D.M., Fung, P.C.W., dan Chan, K., (2002), Isopestacin, An Isobenzopuranone From Pestalotiopsis Microspora, Prossesing Antifungal and Antioxidant Activities, Phytochemistry 60 : 179 - 183.

(19)

Sutjaritvorakul, T., Whalley, A.J.S., Sihanonth, P. dan Roengsumran, S., (2010), Antimicrobial activity from endophytic fungi isolated from plant leaves in Dipterocarpous forest at Viengsa district Nan province, Thailand, Journal of Agricultural Technology 6 (2) : 309 - 315.

Tan, R.X., dan Zou, W.X., (2001), Endophytes : A Rich Source Of Functional Metabolites, Nat Prod Rep 18 : 488 - 459.

Tjay, T.H., dan Raharja, K., (2002), Obat - Obat Penting, Khasiat, Penggunaan, dan Efek Sampingnya, Jakarta, PT. Exel Media Komputindo.

Wagner, H., dan Bland, S., (1996), Plant Drug Analysis; A Thin Layer Chromatography Atlas 2nd Edition, Berlin Heidelberg, Springer.

Yoshiki, Y., Kudo., dan Okobo, K., (1998), Relationship Between Chemical Structure and Biological Activities Of Triterpenoid Saponin From Soybean (Review) Biosience Biotechnology and Biochemistry. 62 : 2291 - 2292.

Zhang, B., Salituro, G., Szalkowski, D., Li, Z., Zhang, Y., Royo, I., Vilella, D., Dez, M., Pelaes, F., dan Ruby, C., (1999), Discovery Of Small Molecule Insulin Mimetic With Antidiabetic Activity In Mice, Science 284 : 974 -981.

Gambar

Tabel 4.1. Diameter Zona Hambat Pertumbuhan Bakteri Yang

Referensi

Dokumen terkait

Diameter zona hambatan dari ekstrak jamur endofit yang paling kecil terhadap bakteri Escherichia coli ATCC 35218 adalah 13,5 mm dan yang paling besar adalah 17,3 mm..

Pada penelitian ini telah dilakukan isolasi senyawa metabolit sekunder dari fraksi non polar kulit batang tumbuhan kenangkan (Artocarpus rigida) yang diperoleh dari Desa

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak n-heksan daun tumbuhan maja (A. marmelos Linn) yang berasal dari

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan struktur molekul senyawa metabolit sekunder dari ekstrak n-heksana daun tumbuhan majapahit (Crescentia cujete).. Isolasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesamaan antara senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh bakteri endofit pada daun Moringa oleifera L (kelor) dengan senyawa

Isolasi, Identifikasi Dan Profil KLT Metabolit Jamur Endofit Dari Agave amaniensis..

Identifikasi senyawa metabolit sekunder adalah proses mengidentifikasi senyawa yang terkandung dalam daun tebu, meliputi uji golongan senyawa metabolit secara

i Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Terpenoid dari Jamur Endofit BS pada Bunga Tumbuhan Sambiloto Andrographis paniculata Firda Febria ABSTRAK Jamur endofit merupakan