KARAKTERISASI BAKTERI ENDOFIT PELARUT FOSFAT DARI KULIT BATANG TUMBUHAN
RARU(Cotylelobium melanoxylon)
Oleh:
Nurul Fitri Fadhilah NIM 4113220025 Program Studi Biologi
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sanjana Sain
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
Karakterisasi Bakteri Endofit Pelarut Fosfat Dari Kulit Batang Tumbuhan Raru (Cotylelobium melanoxylon)
NURUL FITRI FADHILAH (4113220025) ABSTRAK
iv
Characterization Bacteria Endofit a Solvent Phosphate from Bark of The Raru (Cotylelobium melanoxylon)
NURUL FITRI FADHILAH (4113220025) ABSTRACT
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan berkatNya yang memberikan kesehatan dan hikmah kepada penulis sehingga penelitian dan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Judul skripsi yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2014 ini ialah “Karakterisasi Bakteri Endofit Pelarut Fosfat Dari Kulit Batang Tumbuhan Raru (Cotylelobium melanoxylon)”.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Dra. Uswatun Hasanah, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi dan Bapak Idramsa, S.Pd, M.Si yang telah banyak membantu menyelesaikan skripsi ini,
mulai dari pengajuan proposal sampai penyusunan skripsi ini, Pembimbing akademik Bapak Drs. Hudson Sidabutar, M.Si, serta Bapak Drs. Tri Harsono, M.Si, Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd dan Ibu Dra. Melva Silitonga, MS Selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran. Teristimewa buat keluarga yang penulis sayangi yaitu ayahanda Armon Suarsono dan ibunda Sriweni Utari, SE yang setiap saat memberikan kasih sayang, dukungan moril, materil dan doa kepada penulis. Dan terima kasih kepada adik penulis Muhammad Fadel Elghifari dan seluruh keluarga yang selalu memberikan semangat.
Terima kasih juga kepada teman terspesial penulis Akbar Hardita yang selalu menemani, menyemangati dan sabar mendengar semua keluh kesah penulis selama proses penelitian dan penyusunan skripsi. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Suci, Ade, Yahya, Kak Nova, dan terima kasih juga untuk seluruh teman-teman Biologi Nondik 2011.
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Medan, Maret 2015
vi
2.1. Tumbuhan Cotylelobium melanoxylon 5
2.2. Bakteri 6
2.3. Karakter Bakteri 6
2.3.1. Karakter Morfologi 6
2.3.2. Karakter Fisiologi 7
2.3.3. Karakter Biokimia 8
2.4. Bakteri Endofit 10
2.5. Fosfat 12
2.6. Bakteri Pelarut Fosfat 13
2.7. Karakter Bakteri Endofit Pelarut Fosfat 13
2.8. Mekanisme Pelarutan Fosfat 14
BAB III. METODE PENELITIAN 16
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 16
3.2. Alat dan Bahan 16
3.2.1. Alat 16
3.2.2. Bahan 16
3.3. Pembuatan Media Pikovskaya 16
3.4. Prosedur 17
3.4.1. Peremajaan Isolat 17
3.4.2. Uji Pelarut Fosfat 18
3.5. Identifikasi Karakteristik Bakteri 18
3.5.1. Karakteristik Morfologi Koloni 18
vii
3.5.2. Karakteristik Fisiologi dan Biokimia 19
3.5.2.1. Uji pH Optimal 20
3.5.2.2. Uji Suhu Optimal 20
3.5.2.3. Uji Hidrolisis Gelatin 20
3.5.2.4. Uji Methyl Red 20
3.5.2.5. Uji Sitrat 21
3.5.2.6. Uji Urea 21
3.5.2.7. Uji Reaksi Litmus Milk 21
3.5.2.8. Uji Katalase 21
3.5.2.9. Uji Triple Sugar Iron Agar 22
3.5.2.10. Uji Fermentasi Karbohidrat 22
3.6. Analisis Data 22
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 23
4.1. Hasil Penelitian 23
4.1.1. Uji Pelarut Fosfat Bakteri Endofit Tumbuhan Raru 23 4.1.2. Karakter Morfologi Bakteri Endofit Tumbuhan Raru Pelaut Fosfat 24 4.1.3. Karakter Fisiologi Bakteri Endofit Tumbuhan Raru Pelaut Fosfat 27
4.1.3.1. Uji pH Optimum 27
4.1.3.2. Uji Suhu Optimum 29
4.1.4. Karakter Biokimia Bakteri Endofit Tumbuhan Raru Pelaut Fosfat 30 4.1.4.1. Uji TSIA (Triple Sugar Iron Agar) 31
4.1.4.2. Uji Litmus Milk 32
4.1.4.3. Uji Methyl Red 33
4.1.4.4. Uji Hidrolisis Gelatin 34
4.1.4.5. Uji Katalase 35
4.1.4.6. Uji Citrat 35
4.1.4.7. Uji Urea 36
4.1.4.8. Uji Fermentasi Karbohidrat 37
4.2. Pembahasan 40
4.2.1.Pelarut Fosfat oleh Bakteri Endofit Tumbuhan Raru 40
4.2.2. Karakter Morfologi 41
4.2.3. pH Optimum Pertumbuhan 42
4.2.4. Suhu Optimum Pertumbuhan 43
4.2.5. Uji Triple Sugar Iron Agar 43
4.2.6. Uji Litmus Milk 44
4.2.12. Uji Fermentasi Karbohidrat 48
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 50
5.1. Kesimpulan 50
5.2. Saran 50
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Aktivitas Bakteri Endofit 12
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Bentuk Permukaan, Elevasi Dan Tepi Koloni Bakteri 7
Gambar 2.2. Grafik Kisaran Suhu Bakteri 8
Gambar 2.3. Letak Bakteri Endofit di Dalam Jaringan Tanaman 11
Gambar 4.1. Zona Bening Pada ER12 24
Gambar 4.2 Zona Bening Pada ER23 24
Gambar 4.3. (a) Morfologi Pada ER12 25
(b) Morfologi Pada ER23 25
Gambar 4.4. Morfologi Pada ER12 dan ER23 26
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran1. Skema Prosedur Kerja Penelitian 56
1
melanoxylon) merupakan tumbuhan tingkat tinggi dari famili Dipterocarpace.
Raru tersebar di Indonesia yaitu meliputi Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Timur. Raru merupakan tanaman yang termasuk dalam
kategori hampir punah. Selain itu tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon)
adalah tumbuhan endemik yang ada di Kabupaten Tapanuli dan hidup liar
didalam hutan dengan berbagai tumbuhan lain di sekitarnya. Raru merupakan
sebutan untuk jenis kulit kayu yang ditambahkan pada nira aren yang bertujuan
untuk meningkatkan cita rasa, kadar alkohol dan mengawetkan minuman
tradisional tuak (Pasaribu, 2011). Tumbuhan ini telah banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat setempat sebagai obat herbal tradisional. Berdasarkan kajian ilmiah
kulit kayu ini mengandung tannin yang cukup tinggi, yang cocok digunakan
sebagai bahan pengawet alami makanan dan dapat menurunkan kadar gula darah
(Pasaribu, dkk., 2011).
Dari sekitar 300.000 jenis tanaman yang tersebar di muka bumi ini,
masing-masing tanaman mengandung satu atau lebih mikroba endofit termasuk
juga tanaman raru (Strobel, dkk., 2003). Mikroba endofit merupakan
mikroorganisme yang tumbuh dalam jaringan tumbuhan dan dapat dijumpai pada
bagian akar, daun serta batang tumbuhan (Silitonga, dkk., 2012). Mikroba endofit
dapat menghasilkan senyawa-senyawa bioaktif yang dapat digunakan dalam dunia
pertanian dan industri (Prihatiningtias, dk., 2009). Mikroba endofit dapat berupa
bakteri endofit atau jamur endofit (Silitonga, dkk., 2012). Bakteri endofit
merupakan mikroorganisme menguntungkan yang berinteraksi dengan tumbuhan
tanpa menyebabkan gangguan atau kerusakan pada tubuh inangnya (Desriani,
2 Bakteri endofit memiliki kemampuan sebagai penambat nitrogen, pelarut
fosfat, penghasil fitohormon (hormon IAA, hormon giberelin dan hormon
sitokinin) juga sebagai antimikroba. Bakteri endofit pelarut fosfat (BPF) yang
berperan dalam melarutkan fosfat organik dan anorganik menjadi fosfat terlarut
sehingga dapat digunakan/diserap oleh akar tumbuhan (Pawana, 2011). Miliute,
dkk., (2011) membuktikan bahwa dari 18 isolat bekteri endofit yang diisolasi dari
tunas Apel (Malus domestica) terdapat 10 isolat yang mampu melarutkan fosfat.
Ji, dkk., (2013) melaporkan bahwa dari 12 isolat yang diisolasi dari daun, batang
dan akar padi (Oryza sativa) terdapat 4 isolat yang mampu melarutkan fosfat.
Milca, dkk., (2014) membuktikan bahwa dari 31 bakteri endofit yang diisolasi dari
tumbuhan jambu mete (Anacardium occidentale) terdapat 4 isolat yang mampu
melarutkan fosfat. Amrutha, dkk., (2014) juga membuktikan dari 11 bakteri
endofit yang diisolasi dari tumbuhan Cabai Kathur (Capsicum frutescence)
terdapat 2 isolat yang mampu melarutkan fosfat. Tan, dkk., (2014) telah
membuktikan bahwa dari 107 bakteri endofit yang diisolasi dari akar padi (Oryza
sativa), kedelai (Glycine max) dan putri malu (Mimosa pudica) terdapat 52 isolat
yang mampu melarutkan fosfat.
Mikroorganisme pelarut fosfat merupakan penentu dinamika ketersediaan
fosfat bagi tanaman (Sutiknowati, 2010). Mikroorganisme pelarut fosfat berperan
dalam penyuburan tanah karena bakteri tipe ini mampu melakukan mekanisme
pelarutan fosfat dengan mengsekskresikan sejumlah asam organik berbobot
molekul rendah seperti oksalat, suksinat, fumarat, malat (Pawana, 2011).
Asam-asam organik ini dapat membentuk khelat (kompleks stabil) dengan kation Al, Fe
atau Ca yang mengikat P, sehingga ion H2PO4 menjadi bebas dari ikatannya dan
tersedia bagi tanaman untuk diserap (Sutiknowati, 2010). Fosfat yang diserap
oleh akar tumbuhan berperan dalam membantu merangsang pertumbuhan akar,
batang dan bunga tumbuhan (Pawana, 2011). Premono, (1996) membuktikan
bahwa mikroorganisme pelarut fosfat yang diinokulasikan ke tanaman tebu dapat
meningkatkan pertumbuhan awal tanaman tebu, yakni meningkatkan bobot
kering 13-38%. Fitriatin, (2004) membuktikan perlakuan penanaman padi gogo
3 kering pada tanaman padi gogo. Suliasih, dkk., (2010) melaporkan bahwa
pemberian inokulan mikroorganisme pelarut fosfat pada tanaman tomat
menghasilkan perbedaan tinnggi tanaman dan jumlah buah, tinggi tanaman tomat
tertinggi yang diberi perlakuan (108,3 cm) sementara kontrol (72,3 cm), dan
meningkatkan hasil buah sebanyak 88,2% dibandingkan dengan kontrol.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin menyeleksi dan
mengkarakterisasi isolat bakteri endofit penghasil pelarut fosfat dari tumbuhan
raru (Cotylelobium melanoxylon) berdasarkan morfologi, biokimia dan
fisiologinya. Sehingga diharapkan isolat bakteri endofit yang diperoleh nantinya
memiliki kemampuan melarutkan fosfat yang dapat digunakan dalam bidang
pertanian khususnya pemupukan yang bisa digunakan sebagai pupuk organik
yang lebih aman untuk lingkungan dan lebih ekonomis, serta dapat dimanfaatkan
untuk kesejahteraan masyarakat.
1.2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini yaitu menyeleksi isolat bakteri endofit yang
berasal dari kulit batang tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon) yang mampu
melarutkan fosfat dan mengkarakterisasi berdasarkan morfologi, biokimia dan
fisiologinya.
1.3Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi hanya menyeleksi isolat bakteri endofit yang berasal
dari kulit batang tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon) yang mampu
melarutkan fosfat dan mengkarakterisasi berdasarkan morfologi, biokimia dan
fisiologinya.
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
a. Apakah isolat bakteri endofit yang berasal dari kulit batang tumbuhan raru
4 b. Bagaimana karakterisasi bakteri endofit pelarut fosfat dari kulit batang raru
(Cotylelobium melanoxylon) berdasarkan morfologi, biokimia dan
fisiologinya?
1.5Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam penelitian ini yaitu:
a. Mendapatkan isolat bakteri endofit yang mampu melarutkan fosfat dari kulit
batang tumbuhan raru (Cotylelobium melanoxylon).
b. Mengetahui karakter bakteri endofit pelarut fosfat dari kulit batang raru
(Cotylelobium melanoxylon) berdasarkan morfologi, biokimia dan
fisiologinya.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dari penelitian ini adalah:
a. Sebagai informasi bagi masyarakat.
b. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk
pembuatan pupuk organik dengan menggunakan bakteri endofit yang mampu
melarutkan fosfat.
50 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat dibuat kesimpulan yaitu:
1. Isolat bakteri endofit dari kulit batang raru (Cotylelobium melanoxylon) ada yang mampu melarutkan fosfat, yaitu dari ke 24 isolat yang telah diuji kemampuannya dalam melarutkan fosfat didapatkan 2 isolat yaitu ER12 dan ER23.
2. Kedua isolat yang positif melarutkan fosfat tersebut memiliki karakter sebagai berikut: ER12 memiliki bentuk bulat dengan tepi koloni rata, warna koloni putih bening, dengan permukaan licin dan elevasi yang rata, ER23 memilki bentuk bulat dengan tepi koloni berombak, warna koloni putih dengan permukaan licin dan elevasi yang rata, ER12 dan ER23 termasuk bakteri Gram positif yang mampu memfermentasi glukosa, laktosa, dekstrosa dan sukrosa. Mampu menghasilkan enzim katalase dan enzim gelatinase namun tidak mampu menghasilkan enzim urease. Tidak mampu menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon. Suhu optimum untuk pertumbuhan isolat bakteri ER 12 dan ER 23 adalah 350C dan pH optimum untuk pertumbuhan isolat bakteri ER 12 adalah 7,2 dan 8,9 sementara ER 23 dapat tumbuh optimum pada rentang pH lebih luas yaitu 6,5 sampai 8,9.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan agar :
51
DAFTAR PUSTAKA
Amrutha, V, A,. Sudhir, A,. Chowdappa, P, (2014), Plant growth promoting potential of a novel endophytic curtobacterium ceg: isolation, evaluation and formulation. Annals of Biological Research, 5 (5):15-21
Anggara, S., Yuliani., Lisana, L., (2010) Isolasi Dan Karakterisasi Bakteri Endofit Penghasil Hormon Indole Acetic Acid Dari Akar Tanaman Ubi Jalar. Issn: 2252-3979.
Annonim (2012) Http://www.Puji.Peje.Blogspot.Com/../Uji_Hidrolisi_Gelatin. (Diakses Pada Tanggal 3 November 2014.
Annonim (2013) www.Iucnredlist.Org/Cotylelobium%Melanoxylon_Files/Re dlist_Lo go_Gif (Diakses Pada Tanggal 25 Oktober 2014)
Annonim (2013) http://pemburumikroba.blogspot.com/2010/11/morfologi-ko loni.html (Diakses Pada Tanggal 19 Oktober 2014)
Annonim (2013) http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/11/pertumbuhan-mikroba-kurva-laju-lag-eksponensial-stasioner-bakteri-pengaruhkecepatan .html (Diakses Pada Tanggal 25 Oktober 2014)
Arora. S., Patel, P., Vanza, M dan Rao, G,G., (2013), Isolation and Characterization of mendophytic bacteria colonizing halophyte and other salt tolerant plant species from coastal Gujarat. African Journal of Microbiology Research 8 (17) :1779-1788
Balraj, J., Pannerselvam, K., Jayaraman, A, (2014), Isolation of pigmented marine bacteria Exiguobacterium sp from peninsular region of India and a study on biological activity of purified pigmen. Annals of Biological Research, 9 (5):35-42
Bhatt, S., Vyas, R.V., Shelat, H.N dan Mistry, S., (2013), Isolation and identification of root nodule bacteria of Mung bean (Vigna radiata L.) for biofertilizer production. International Jornal of Research in Pure and Applied Micribiology 3(4) : 127-133
Cappuccino, J. G dan Sherman, N, (2001), Microbiology a laboratory Manual. San Francisco. Benjamin Cummings
52
Elfiati, D, (2005). Peranan Mikroba Pelarut Fosfat Terhadap Pertumbuhan Tanaman. Medan. USU e-Repository.
Fitriatin, B.E, (2004). Peranan bakteri pelarut fosfat penghasil fitohormon dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi gogo. Bandung Universitas Padjajaran
Hadioetomo R.S, (1993). Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. Jakarta: Gramedia.
Hasanah, U, (2013), Mikrobiologi. Medan. Fmipa Unimed
Inyoman, P.,Aryantha, Dian, P., Lestari dan Nurni, P., (2004), Potensi isolat bakteri endofit penghasil iaa dalam peningkatan pertumbuhan kecambah kacang hijau pada kondisi hidrotopik. Bandung 9(2) :43-47
Ishwari PP, 2006. Produksi Hormon Asam Indol-3-Asetat Oleh Bakteri Diazotrof Endofitik dan Aplikasinya Pada Tanaman Kentang.. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Jasim (2014) Isolation And Characterization Of Plant Growth Promoting Endophytic Bacteria From The Rhizome Of Zingiber Officinale. 3 Biotech (2014) 4:197–204 Doi 10.1007/S13205-013-0143-3
Ji, S.H,. Gururani, M.A,. Chun, S.E., (2013), Isolation and characterization of plant growth promoting endophyticdiazotrophic bacteria from Korean rice cultivars. Microbiological Research 16(5):39-46
Knob, A & Carmona, E.C. (2008). Xylanase production by Penicillium sclerotiorum and its characterization.World Applied Sciences Journal 4(2): 277-283.
Kusnadi, P,. Syulasmi, A,. Purwianingsih, W., Rochitaniawati, D., (2003),Common Mikrobiology, Textbook Edisi Revisi. Universitas Pendidikan Indonesia
Lay, B., dan Hastowo, S, (1994) Analisis Mikroba Dilaboratorium Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Jakarta : Pt. Grafindo Persada.
Long, H, H., Schmidt DD., dan Baldwin (2008) Native bacterial enndophytes promote Host Growth in a species – specific Manner; phytohormone manipulation do not result in common growth response. Journal plos one 3(7) : 2702
53
promoting potential of endophytic bacteria isolated from cashew leaves. African Journal of Biotechnology 13(33): 27-35
Miliūtė, I., Buzaitė, O., (2011), IAA production and other plant growth promoting traits of endophytic bacteria from apple tree. Biologija 57(2) : 98–102
Parman, S (2007), Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair terhadap Tertumbuhan dan Produksi Kentang (Solanum tuberosum L.). Buletin Anatomi dan Fisiologi 15(2):9-15
Pasaribu, G (2011), Aktivitas inhibisi alfa glukosidase pada beberapa jenis kulit kayu raru. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 29(1) : 10-19
Pasaribu,G dan Setyawati, T. , (2011), Aktivitas antioksidan dan toksisitas ekstrak kulit kayu raru (sp). Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 29(4) : 322-330
Pawana, G (2011), Pelarutan fosfat dari trikalsium fosfat oleh pseudomonas pendarflour isolate pemekasan pada media nutriem broth. Seminar nasional. universitas trunojoyo Madura
Prasad, M.P, dan Dagar, Sunayana., (2014), Identification and characterization of Endophytic bacteria from like Avocado and Black grapes. International jurnal of current microbiology and applied sciences, 3(8): 937-947
Premono, M.E., Anas, I., Soepardi, G., dan Hadioetomo, R.S., (1996), Peranan jasad renik pelarut fosfat dalam meningkatkan keefisienan pupuk p dan pertumbuhan tebu. Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi. LIPI
Prihartini, T. A., Kentjanasari dan Subowo., (1996), Pemanfaatan biofertilizer untuk peningkatan produktivitas lahan pertanian. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian 15: 22-26.
Prihatiningtias, W dan Wahyuningsih, S., (2009), Prospek mikroba endofit sebagai sumber senyawa bioaktif. Yogyakarta . Universitas Gadjah madan
Radji, M (2005), Peranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbal. Maj. Ilmu Kefarmasian Indonesia. 2(3) 113 – 126
Retnowati,Y,. Wirnangsi, D,. Uno., Putri, E., Humairah, S., (2013). Potensi penghasilan hormon iaa oleh mikroba endofit akar tanaman jagung (Zea mays). Jurusan Biologi. Gorontalo. Universitas Negeri Gorontalo
54
Setiawati, M. R., A. D. Soejono, T. S. Hasan dan D. Harief., (1996), Pengaruh dosis pupuk fosfat alam dan jenis bakteri pelarut fosfat terhadap peningkatan P tersedia tanah, serapan P, bobot kering akar dan hasil jagung (Zea mays) pada Ultisol Kentrong. Jurnal Agrikultura 7: 24-27
Silitonga, D., (2012), Isolasi dan uji potensi isolat bakteri pelarut fosfat dan bakteri penghasil hormone iaa (indole acetic acid) terhadap pertumbuhan kedelai (Glycine max L.) Pada Tanah Kuning, Medan : USU
Singh, D,. Sharma, A,. dan Gurvinde, K., (2013), Biochemical and molecular characterization of the bacterial endophytes from native sugarcane varieties of Himalayan region. Biotech, 3: 205-212
Stevenson, F. J., (2005), Cycles of Soil: Carbon, Nitrogen, Phosphorus, Sulfur, Micronutrients. John Wiley and Sons, New York.
Strobel, G,A., and Daisy, B., (2003), Bioprospecting for microbial endophytes and their natural products. Microbiol. and Mol. Biology Rev 67(4):491-502.
Subba Rao, N.S., 1993, Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman, Edisi ke 2. New Dehli
Sugijanto,N.E., Putra, H,. Pritayuni, H. F,. Albathaty, N,. dan Noor, C.Z., (2009), Daya anti mikroba ekstrak lecythophora sp, endofit yang diisolasi dari Alyxia reinwardtii, Berk. Panel Hayati 15: 37-44
Suliasih,. Widawati, S,. Muharam, A., (2010), Aplikasi pupuk organik dan bakteri pelarut fosfat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat dan aktivitas mikroba tanah. J.Hort. 20(3) : 241-246.
Suliasih dan Rahmad., (2007), Aktivitas fosfatase dan pelarutan kalsium fosfat oleh beberapa bakteri pelarut fosfat. Biodiversitas 8(1): 23-26
Suriadikarta, R.D.M dan Simanungkalit, D.A., (2006), Pupuk organik dan pupuk hayati. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor
Sutiknowati, L., (2010), Kelimpahan bakteri fosfat di padang lamun teluk banten. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia 36(1): 21-35
55
Thiruneekalandan, G., Vidya, S., Jenifer, V., Babu, V., Shanti. V dan Kathiresan, K., (2014), Identification of Lactobacilli isolated from Mangrove Biotopes of Easr Coast of India. Global Educational Education Research Journal. 2(2):132-138
Umul, A,. Bambang, S,. dan Didiet, H.S., (2010), Eksplorasi mikrobia rhizosfer tumbuhan pantai potensial sebagai pemacu pertumbuhan tanaman. Program Studi Agroteknologi Fakultas Agroindustri UMBY. Yogyakarta
Widawati, S dan Suliasih., (2005), Populasi bakteri pelarut fosfat (bpf) di Cikaniki, Gunung Botol, dan Ciptarasa, serta kemampuannya melarutkan p terikat di media pikovskaya padat. Biodiversitas . 7 (2) : 109-113
Widawati, S,. Nurkanto, A,. dan Sudiana, M., (2008), Aktivitas pelarutan fosfat oleh aktinomisetes yang diisolas dari Waigeo, Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat. Biodiversitas 9(2): 87-90