• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEJARAH KEJERUAN BESITANG PADA MASA KESULTANAN LANGKAT TAHUN 1830-1946.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SEJARAH KEJERUAN BESITANG PADA MASA KESULTANAN LANGKAT TAHUN 1830-1946."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

Jl. Willem IskandarPsr V KotakPos NO. 1589 Medan 20221 Telp. (061) 6629573,63365 (Ext 65) 627549 Fax (061)6614002 - 6613319

LampiranBeritaAcara :

LEMBAR PERBAIKAN UJIAN MEMPERTAHANKAN SKRIPSI

Nama : Reni Anggreini Lajira

NIM : 3103121066

Jurusan/Program Studi : Sejarah/PendidikanSejarah

JudulPenelitian : Sejarah Kejeruan Besitang Pada Masa Kesultanan Langkat Tahun 1830-1946

No NamaDosen Hlmn Kesalahan/Kekurangan Saran/Perbaikan Tanda

Tangan

1 Dra. Flores Tanjung, MA - Memperbaiki

penulisan point menjadi

2 Dra. Hafnita SD Lubis - Memperbaiki kutipan

(4)
(5)

ABSTRAK

RENI ANGGREINI LAJIRA, NIM 3103121066. Sejarah Kejeruan Besitang

Pada Masa Kesultanan Langkat Tahun 1830-1946.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sejarah Kejeruan

Besitang pada masa Kesultanan Langkat tahun 1830-1946.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Heuristik. Maka

dengan ini peneliti menggunakan penelitian Studi Kepustakaan(Library research)

dan Studi lapangan(Field research), yaitu dengan mengumpulkan data-data yang

berhubungan dengan judul. Kemudian diambil materi yang berhubungan dari

berbagai perpustakaan yang sifatnya kualitatif, yaitu dengan melihat hubungan

yang terjadi antara variable-variabel yang diteliti, selain itu juga pengumpulan

data dapat diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada narasumber serta

koresponden. Dan pengolahan datanya dengan cara induktif dan deduktif dalam

menarik kesimpulan.

Besitang pertama kali berada dibawah pengaruh kekuasaan Kesultanan

Langkat dengan sebutan Kejeruan Negeri Besitang yaitu pada tahun 1830.

Dimana pada awalnya Besitang adalah pusat kerajaan Aru yang telah hancur

dikarenakan peperangan yang terus-menerus dengan kerajaan Aceh. Besitang

adalah suatu wilayah kekuasaan yang didirikan oleh keturunan kerajaan Aru yang

masih hidup dan melarikan diri. Sebelum kejeruan Besitang berada dibawah

pengaruh kesultanan Langkat kejeruan Besitang berada dibawah pengaruh

Kerajaan Aceh. Pimpinan kejeruan disebut Kedatukan yang memimpin Besitang

secara turun-menurun hingga pada saat munculnya Revolusi Sosial kekuasaan

kerajaan-kerajaan di Sumatera Timur dihapuskan dan secara otomatis kejeruan

Besitangyang berada dibawah kekuasaan kesultanan Langkat pun mengakhiri

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb,

Pertama-tama saya sampaikan rasa syukur ke hadirat Allah S.W.T yang

Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang atas segala rahmat dan karunia–Nya

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu

persyaratan bagi setiap mahasiswa yang akan menyelesaikan studinya di

Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Medan. Sehubungan dengan itu, disusun

skripsi yang berjudulkan “SEJARAH KEJERUAN BESITANG PADA MASA

KESULTANAN LANGKAT TAHUN 1830-1946”.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis menemui hambatan dan rintangan

dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri, meskipun penulis skripsi

masih memiliki kekurangan dan kelemahan, baik sistematia maupun penggunaan

bahasa nya. Namun berkat bimbingan, saran, dan kritik Dosen Pembimbing

Skripsi, bapak Dr. Phil Ichwan Azhari, M.S yang telah membibing, memberikan

masukan kepada penulis, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih perlu rasanya penulis ucapkan kepada semua pihak

yang terlibat dan memberikan bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini,

khususnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas

(7)

2. Bapak Dr. Restu, MS sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta seluruh

staf dan pegawai Fakultas Ilmu Sosial yang telah bekerja sama dan

membantu sehingga terselesaikannya skripsi ini

3. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum sebagai Ketua Jurusan Pendidikan

Sejarah, kepada Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Pd sebagai

Sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah.

4. Bapak Dr. Phil Ichwan Azhari, M.S selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang telah memberikan saran, arahan, bimbingan, dan kritik dalam

penulisan skripsi, dan kepada Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku

Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan dan saran

dalam penyelesaian studi.

5. Ibu Dra. Flores Tanjung, MA dan Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Pd

selaku Dosen Penguji Skripsi yang memberikan masukan dalam

penyelesaian skripsi.

6. Bapak/ibu dosen serta seluruh staf dan pegawai Fakultas Ilmu Sosial,

Universitas Negeri Medan atas kerja sama dan bantuan yang diberikan

kepada peneliti.

7. Seluruh keluarga besar Datuk Besitang yang telah bersedia memberikan

bantuan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Teristimewa kepada kedua orang tua penulis ayahanda tercinta Sahrul dan

ibunda tersayang Rahmaini L, ungkapan kasih sayang yang tak terbatas

karena sudah melahirkan, membesarkan, mendidik, serta pendukung biaya

(8)

dicurahkan akan selalu disanjung dan dihargai untuk selamanya. Terima

kasih atas kasih sayang, dukungan, motivasi, serta doa yang telah

diberikan sehingga ananda dapat menyelesaikan studi di Universitas

Negeri Medan dengan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

9. Kepada kedua abanghanda dan kedua adinda tercinta penulis Abdul Azis,

Muhammad Hasan Hanas S. Kom, Erni Mainisa dan Idayani Sahrini yang

memberi bantuan, dukungan dan menjadi penyemangat bagi penulis dan

semua anggota keluarga besar yang telah banyak memberikan bantuan

baik moril maupun materil sehingga penulis bisa menyelesaikan studinya

di Universitas Negeri Medan dengan meraih gelar Sarjana Pendidikan.

10.Buat sahabat-sahabat terkasihku Agure, Agus Salim, S.Pd, Rahmi Sri

Hanida, S.Pd, Ihsan Batubara, Citra Laoli, S.Pd, Yusfa Santi, S.Pd,

Aisyah, Rasyid Habibi, Mukrizal Lubis, Dekati Zega, Lastina S.D. Siregar,

S.Pd, Ramces F. Sihombing yang telah menemani hari-hari penulis selama

duduk di bangku perkuliahan dan seluruh rekan-rekan mahasiswa jurusan

Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan khususnya kelas B Reguler

stambuk 2010 yang telah membantu penulis baik moril maupun materil

sehingga terselesaikannya skripsi ini.

11.Kepada Kepala Camat Kecamatan Besitang, Bpk. Nuriadi S.Sos beserta

staf.

12.Untuk sahabat penulis yang berada di Besitang turut membantu penulis

(9)

13.Kepada Bapak O. K. Sofyan dan Bapak Yusuf Chalid selaku narasumber

keturunan Datuk Besitang.

14.Kepada Penulis buku Bapak Sulaiman Zuhdi di Stabat yang telah banyak

memberikan informasi kepada Penulis

15.Kepada Saudara Penulis yang ikut membantu penyelesaian Uncu Rahmat

Karyadi dan Om Syahril.

Semoga bantuan dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis

mendapat balasan dari Allah S.W.T. Penulis telah berupaya dengan semaksimal

mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak

kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengaharap

saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurna nya

skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi kita semuanya khususnya dalam

memperkaya khasanah ilmu pendidikan sejarah. Semoga Allah Tuhan Yang Maha

Esa senantiasa melimpahkan hidayah-Nya bagi kita semua. Amin.

Medan, September 2014

Penulis,

Reni Anggreini Lajira

(10)

DAFTAR ISI

Abstrak……….i

Kata Pengantar……….………ii

Daftar Isi……….………..vi

BAB I PENDAHULUAN………..1

A. Latar Belakang Masalah ………1

B. Identifikasi Masalah…..……….6

C. Pembatasan Masalah…..………6

D. Rumusan Masalah……..………7

E. Tujuan Penelitian………7

F. Manfaat Penelitian……….………….8

BAB II KAJIAN PUSTAKA……….…………9

A. Kajian Pustaka……….……….………..9

B. Kerangka Konseptual………..……….10

1. Negara………....10

2. Pemerintahan Tradisional………..…….11

3. Timbulnya Konflik………..……...14

C. Kerangka Berfikir……….…………16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………17

(11)

B. Lokasi Penelitian ...18

C. Sumber Data………...…………...18

D. Teknik Pengumpulan Data ………..19

E. Teknik Analisis Data...20

BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Kabupaten Langkat………..……20

1.1.Jumlah Penduduk Langkat……….20

1.2.Jumlah Penduduk Dilihat Dari Segi Suku Dan Agama.….21 2. Kecamatan Besitang………..22

2.1.Jumlah Penduduk Besitang………...…..…….24

2.2.Jumlah Penduduk Dilihat Dari Segi Suku………..…..25

B. Gambaran Umum Kesultanan Langkat 1. Berdirinya Kesultanan Langkat Dan Perkembangannya...…26

2. Pembagian Wilayah Kesultanan Langkat………,..32

C. Sejarah Berdiri Dan Berkembangnya Kejeruan Besitang 1. Awal Mula Berdiri Kejeruan Besitang………..34

2. Perkembangan Kejeruan Besitang Pada Masa Kedatukan Datuk H.O.K. A. Khalid (1910-1962)………,…..39

3. Perlawanan Terhadap Jepang………...……41

3.1. Sekilas Masa Pendudukan Jepang (1942-1945)…...……41

(12)

D. Hubungan Kejeruan Besitang Dengan Kesultanan Langkat…..…....44

E. Runtuhnya Kejeruan Besitang………..51

1. Faktor-Faktor Penyebab Runtuhnya Kejeruan Besitang..…..52

1.1.Faktor Internal……….…....52

1.2.Faktor Eksternal………..…...53

2. Dampak Dari Runtuhnya Kejeruan Besitang…………...…...57

F. Sisa-Sisa Peninggalan Kejeruan Besitang Dalam Upaya Pelestarian Secara Lokal……….…58

1. Bangunan Peninggalan Kejeruan Besitang………..…..58

1.1.Lokasi Peninggalan Kejeruan Besitang………58

1.2.Deskripsi Peninggalan Kejeruan Besitang…………..…...61

2. Upaya Pelestarian Peninggalan Kejeruan Besitang………….65

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……….72

B. Saran-Saran……….73

Bagan Awal Mula Kejeruan Besitang………..i

Bagan Silsilah Datuk Di Kedatukan Besitang………..ii

Surat Keputusan Pengukuhan Pengetua Masyarakat Adat Kedatukan Besitang………iii

(13)

Peta Besitang………vi

Pedoman Wawancara………..………...……vii

Hasil Wawancara………...……….viii

Dokumentasi………xii

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Subuh Kelabu Di Bukit Kubu. Kantor Pariwisata Dan Seni Budaya

Kabupaten

Langkat, 2002.

Arsip Keturunan Dan Keluarga Datuk Besitang. Lembaga Adat Datuk Aru Besitang,

2010.

Badudu, J. S. & Zain, M. Sutan. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka

Sinar

Harapan, 1996.

Basarshah, T. Luckman Sinar. Bangun Dan Runtuhnya Kerajaan Melayu di Sumatera

Timur.

Budiarjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

2009.

Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.

Husin, Djohar Arifin. Sejarah Kesultanan Langkat. Yayasan Bangun Langkat Sejahtera,

2013.

J. Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda, 2010.

Kabupaten Langkat Dalam Angka 2012. Stabat: Badan Pusat Statistik Kabupaten

Langkat,

(15)

Kecamatan Besitang Dalam Angka 2012. Stabat: Badan Pusat Statistik Kabupaten

Langkat,

2012.

Mahmuddin, O.K. Kumpulan Arsip Sejarah Besitang.

Sekretariat Jenderal MPR RI. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945. Jakarta.

Sjamsuddin, Helius. Metodologi Sejarah. Ombak, 2012.

Zuhdi, Sulaiman. Langkat Dalam Kilatan Selintas Jejak Sejarah Dan Peradaban. 2013.

Sumber Internet :

http//:www.kud-bumibertuah.com, 2014.

http//:www.Sistem+Pemerintahan+tradisional+di+Jepang.go.id, 2009.

http//:www.indonesia-tourism.com/north-sumatera/map.html

Imaduddin, Iim, 2009, Peninggalan Sejarah dan Kesadaran Sejarah, Makalah disampaikan dalam Sinkronisasi dan Program Kebudayaan yang diselenggarakan Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPNST) Bandung pada tanggal 18 April 2009, Bandung : Balai Pelestrian Sejarah dan Nilai Tradisional (diakses via internet http:bpnst-bandung.blogspot.com/2010/01/peninggalan sejarag-pelestarian-dan.html

Wirawan, Kadek, 2009, Pelstarian Peninggalan Sejarah dan Purbakala, Artikel dalam Blog Balai Pelestarian Peninggalan Purba Bali, via

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Langkat adalah salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera

Utara. Letaknya di barat provinsi Sumatera Utara, berbatasan dengan provinsi

Aceh. Sebelah Utara berbatas dengan selat Malaka dan provinsi Nangroe Aceh

Darussalam, sebelah Selatan berbatas dengan Dati II Karo, sebelah timur berbatas

dengan Dati II Deli Serdang dan sebelah barat berbatas dengan Provinsi Nangroe

Aceh Darussalam1. Kesultanan Langkat merupakan kerajaan yang pernah ada dan

memerintah di wilayah Kabupaten Langkat, Sumatera Utara sekarang. Kesultanan

Langkat menjadi makmur karena dibukanya perkebunan karet dan ditemukannya

cadangan minyak di Pangkalan Brandan. Teromba Kesultanan Langkat

menyatakan bahwa nama leluhur dinasti Langkat yang paling awal adalah Dewa

Syahdan. Diperkirakan masa kekuasaannya tahun 1500 sampai 1580. Menurut

teromba Langkat, Dewa Syahdan datang dari arah pantai yang berbatas dengan

kerajaan Aceh. Ia menjadi anak beru dari Sibayak Kota Buluh di Tanah Karo.

Kemudian ia dikenal dengan gelar Sibayak Si Pintar Ukum oleh orang-orang

Karo, menurut pihak Karo ia marga Perangin-angin Kuta Buluh2. Ia mempunyai

regalia rantai emas buatan Aceh dan kain buatan Minangkabau. Tiada berapa lama

kemudian, ia turun ke Deli Tua lalu ia pindah ke Guri atau Buluh Cina sekarang.

1

“Sejarah Kesultanan Langkat”, hal 2 oleh Djohar Arifin Husin.

2

(17)

Wilayah Langkat merupakan wilayah kesultanan. Pada masa pemerintahan

Belanda, Kabupaten Langkat masih berstatus keresidenan dan kesultanan

(kerajaan) dengan pimpinan pemerintahan yang disebut Residen dan

berkedudukan di Binjai dengan Residennya Morry Agesten. Residen mempunyai

wewenang mendampingi Sultan Langkat di bidang orang-orang asing saja

sedangkan bagi orang-orang asli (pribumi) berada di tangan pemerintahan

kesultanan Langkat3. Kemudian Kerajaan Langkat diperbaharui dan dinyatakan

juga bahwa Langkat didirikan oleh Raja Kahar dan berpusat di Kota Dalam, yang

terletak antara Stabat dengan Kp. Inai kira-kira pertengahan abad ke-184. Sistem

pemerintahannya bersifat tradisional.

Besitang yang posisinya berada di ujung provinsi Sumatera Utara ini,

ternyata memiliki kisah sejarah yang menarik. Besitang dahulu adalah wilayah

yang ketika terjadi perebutan kekuasaan antara Kesultanan Langkat dan

kesultanan Aceh sebagai tempat batas wilayah antara keduanya. Wilayah ini lebih

dikenal dengan Langkat Tamiang dan berbatasan langsung dengan Aceh Tamiang

yang masyarakatnya masih kental dengan adat Melayu nya, mayoritas agama

beragama Islam.

Kawasan Besitang juga menjadi kejeruan yang berada dalam lingkup

kerajaan Langkat. Besitang yang dipimpin oleh datuk ini juga kerap sekali terjadi

3 Lihat di “Kabupaten Langkat Dalam Angka 2012” dalam “Sejarah Ringkas Pemer

intahan

Kabupaten Langkat”, Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat.

4 “LangkatDalam Kilatan Selintas Jejak Sejarah Dan Peradaban”, hal 42 oleh Sulaiman Zuhdi.

(18)

konflik antar datuk maupun pemimpin-peminpin yang ada didalam satu luhak.

Kejeruan ini memiliki kawasan sampai ke Salahaji, desa di kecamatan Pematang

Jaya kini (Kabupaten Langkat). Besitang kemudian dikenal sangat setia pada

kerajaan Langkat.5 Ia sering menjadi palang pintu bagi pihak lain yang ingin

melakukan penyerbuan kepada kerajaan Langkat, seperti serangan dari Gayo dan

Alas.

Pada masa kesultanan Langkat, Besitang adalah salah satu kejeruan

dibawah pimpinan Sultan Langkat yang sebeumnya telah melepaskan diri dari

kesultanan Aceh. Ada tiga bagian pemerintahan Kesultanan Langkat yaitu Luhak

Langkat Hulu (T. Pangeran Adil), Luhak Langkat Hilir (T. Pangeran

Ahmad),Luhak Teluk Haru (Pangeran Tumenggung)6. Sebelum Besitang menjadi

sebuah kecamatan di Kabupaten Langkat, Besitang adalah salah satu kejeruan

dibawah kesultanan Langkat dibawah pimpinan Sultan Haji Musa

Almahadamsyah (1865-1892) dan yang kedua Sultan Tengku Abdul Aziz Abdul

Jalik Rakhmatsyah (1893-1927) hingga Sultan Mahud (1927-1945)7.

Pada masa pemerintahan Raja Ahmad (Raja Langkat ke-5 1818-1840),

daerah Besitang adalah suatu daerah yang terus menerus menjadi ajang

pertempuran antara Aceh dan Aru/Langkat sehingga daerah ini banyak didiami

oleh orang-orang Gayo, Alas, Melayu dari Sumatera Timur dan Johor dan tercatat

5

Lihat di “Subuh Kelabu di Bukit Kubu”, hal 7-8 oleh Zainal Arifin AKA.

6 “Kabupaten Langkat Dalam Angka 2012” dalam “Sejarah Ringkas Pemerintahan Kabupaten

Langkat” oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat. Lihat juga di “Sejarah Kesultanan Langkat”, hal 5-6 oleh Djohar Arifin Husin.

7

(19)

Besitang adalah termasuk yang membantu Langkat dalam pertempurannya

terhadap Stabat.

Pada tahun 1854-1865, Langkat berada dibawah kedaulatan kerajaan

Aceh. Di tahun 1865-1942 Langkat dibawah tekanan dan bayang-bayang kolonial

Belanda yang mana pada masa kerajaan Aru, Besitang merupakan pentas politik

dalam dunia pertempuran dan perebutan kekuasaan dari Kerajaan Aceh.

Sepeninggalan Raja Aru, oleh turunannya yang masih tinggal di Besitang

mendirikan sebuah kerajaan kecil yang bernama Kedatuan Besitang dibawah

naungan Kesultanan Langkat8. Menurut terombo Besitang, dari mulai kerajaan

Aru di Besitang sampai kepada Datuk Besitang diawali dari Sultan Hood, hingga

Besitang menjadi Kejeruan Nirih Pasye dipimpin oleh Datuk Ibrahim9. Pada

awalnya Kecamatan Besitang berada di Sekundur Hulu sungai Besitang yang

merupakan pusat Kerajaan Aru yang dipimpin seorang Sultan yang bernama

Abdullah Hood. Kemudian sekitar 1680 M, Kesultanan Aru dihapuskan oleh

Kesultanan Aceh yang bernama Sultan Muhammad Rughayatsyaah, menjadi

Kesultanan Besitang. Pada 1750 kesultanan dihapuskan menjadi kedatukan

(kejeruan) yang tunduk pada Kerajaan Aceh sampai tahun 1830. Dari tahun 1830

sampai 1946, melepaskan diri dari Aceh dan tunduk pada Kesultanan Langkat.10.

Dalam catatan sejarah, mengisahkan bahwa kesetiaan Besitang yang bertuankan

Kerajaan Langkat ini dibuktikan dengan berbagai kejadian diantaranya ketika

8“Lihat Arifin (2002 : 5)

.

9 Arifin (2002 : 6).

(20)

kerajaan Langkat mendapat serangan dari Gayo dan Alas maka peranan Besitang

sebagai penentu dan perisai disebabkan Besitang merupakan daerah perbatasan11

dan masih banyak lagi kesetiaan Besitang terhadap Kerajaan Langkat.

Kemudian pada tahun 1946 terjadi Revolusi Sosial di Sumatera Timur,

sehingga mengakibatkan berakhirnya kekuasaan kerajaan-kerajaan yang ada di

Sumatera Timur termasuk Kejeruan Besitang yang pada saat itu dibawah

pemerintahan H. OK. M. Khalid yang merupakan kerajaan kecil dibawah

kekuasaan Kesultanan Langkat. Masih ada beberapa peninggalan dari kejeruan ini

walaupun sudah kebanyakan dihancurkan. Salah satu peninggalan sejarahnya

adalah salah satu kelurahan yang bernama Kampung Lama bersemayam makam

seorang Datuk yang menjadi saksi sejarah seorang pejuang kemerdekaan yang

menentang penjajahan Belanda. Penelitian ini berada didaerah Kabupaten Langkat

tepatnya di daerah Kelurahan Kampung Lama, Kecamatan Besitang.

Berdasarkan uraian singkat diatas, peneliti akan mengadakan penelitian

untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Kejeruan Besitang terhadap Kesultanan

Langkat dan mendeskripsikan Kejeruan Besitang itu sendiri dengan judul

penelitian : “Sejarah Kejeruan Besitang Pada Masa Kesultanan Langkat Tahun

1830 sampai 1946.”

11

(21)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, beberapa masalah yang dapat di

identifikasi diantaranya adalah :

1. Sejarah berdiri dan berkembangnya Kejeruan Besitang.

2. Untuk mengetahui hubungan antara Kejeruan Besitang dengan

Kesultanan Langkat.

3. Faktor-faktor yang menyebabkan runtuhnya Kejeruan Besitang.

4. Peninggalan-peninggalan Kejeruan Besitang yang masih ada hingga

saat ini.

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah yang ada dimana banyak sekali faktor yang

berhubungan dengan masalah yang dikaji, dan terbatasnya waktu, biaya dan

tenaga peneliti serta analisis yang dikuasai maka peneliti membatasi permasalahan

dalam penelitian ini agar lebih terarah dan terfokus.

Oleh karena itu penelitian dibatasi berdasarkan identifikasi masalah yaitu

“Sejarah Besitang Pada Masa Kesultanan Langkat Tahun 1830-1946.”

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana latar belakang berdiri dan berkembangnya Kejeruan

(22)

2. Apakah hubungan antara Kejeruan Besitang dengan Kesultanan

Langkat?

3. Apa saja faktor yang menyebabkan runtuhnya Kejeruan Besitang?

4. Apa saja bukti-bukti peninggalan Kejeruan Langkat yang masih ada

hingga kini?

E. Tujuan Penelitian

Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui latar belakang berdiri dan berkembangnya Kejeruan

Besitang.

2. Untuk mengetahui hubungan antara Kejeruan Besitang dengan

Kesultanan Langkat.

3. Mengetah ui faktor penyebab runtuhnya Kejeruan Besitang.

4. Mengetahui bukti-bukti peninggalan Kejeruan Besitang yang masih

ada hingga kini.

F. Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menambah dan memperluas wawasan bagi peneliti dan

(23)

2. Menambah sumber kajian mahasiswa Pendidikan Sejarah tentang

Sejarah Lokal.

3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang bermaksud

mengadakan penelitian lebih lanjut tentang sejarah Besitang dalam

bidang lainnya.

4. Sebagai sumber belajar sejarah dan bahan informasi kepada

masyarakat Besitang.

5. Memberikan wawasan kepada peneliti tentang penulisan sebuah karya

(24)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Sejak tahun 1830 Kejeruan Besitang berada pada pengaruh kekuasaan

Kesultanan Langkat. Pada pemerintahan Datuk O. K. M. Chalid

banyak peperangan yang terjadi kembali antara Kerajaan Langkat dan

Kerajaan Aceh. Datuk-datuk yang pernah memimpin Kejeruan

Besitang selalu setia membantu Kesultanan Langkat

2. Alasan peperangan dari pihak Kerajaan Langkat yang tergabung dalam

pengaruh Belanda yaitu Belanda ingin melebarkan pengaruhnya

sampai ke Aceh namun tidak terlaksana. Wakil Kepala Negeri

Kejeruan Besitang yaitu Datuk O. K. Muhammad Nurdin dikenal

karena memerangi Jepang setelah Belanda sudah bertekuk lutut

terhadap Jepang.

3. Penyebab runtuhnya Kejeruan Besitang dikarenakan faktor eksternal

yaitu Revolusi Sosial. Revolusi sosial muncul dan kerajaan-kerajaan di

Sumatera Timur dihapuskan termasuk Kejeruan Besitang yang berada

dibawah pengaruh kekuasaan Kesultanan Langkat.

4. Bukti-bukti peninggalan tanah lokasi istana (istananya sudah tidak

ada), tanah TNGL (sekarang milik pemerintah) makam-makam datuk,

masjid, gobah datuk, markas jepang (loket stasiun KA) serta tanah

wakaf yang sudah dijadikan sekolah-sekolah oleh para keturunan.

(25)

keturunan maupun pemerintahan setempat walaupun sekarang ini

sudah banyak usaha-usaha dari para keturunannya untuk memperbaiki

dan merawat peninggalan tersebut.

B. Saran-Saran

Kecamatan Besitang yang merupakan bagian dari Kabupaten Langkat

adalah bagian dari bumi melayu sangat menjunjung tinggi budaya melayunya,

akan tetapi bukan hanya orang-orang suku melayu yang menempati wilayah ini

walaupun mayoritas melayu. Oleh karena itu, untuk membangun pengetahuan

mengenai sejarah tempat yang ditinggali masyarakat saat ini baik suku melayu,

jawa, batak toba, batak karo, dan semua suku yang menempati wilayah ini

hendaknya menjaga, memelihara, melestarikan serta suatu saat khususnya di

Besitang yang bertempat di Kelurahan kampung Lama ini bisa menjadi obyek

wisata sejarah bagi semua kalangan, penulis menghimbau :

1. Kepada masyarakat Melayu dan seluruh keluarga besar Datuk

Besitang, kepedulian terhadap sejarah Besitang ini serta

peninggalan-peninggalannya faktanya kurang diminati. Jika semakin lama hal ini

dibiarkan maka semakin hilang pengetahuan anak cucu dari keturunan

Datuk Besitang itu sendiri.hendaklah memperkuat silaturahmi dan

mulai mencari pengetahuan untuk mengembangkan obyek sejarah di

Besitang mengenai sejarah pendahulunya yang pernah memimpin

Kejeruan Besitang pada masanya saat itu, dengan menjaga,

(26)

sejarah bagi perkembangan kecamatan Besitang untuk semua kalangan

sehingga keturunan-keturunannya dapat menngingatnya dan dikenang

sampai kapanpun.

2. Kepada seluruh masyarakat Besitang selain suku melayu dan bukan

keturunan Datuk Besitang, harus bisa lebih menghargai sejarah

Besitang dan peninggalan-peninggalannya juga dengan membantu

memelihara dan ikut berpartisipasi dalam perkembangan sejarah

tempat yang mereka tinggali dengan perbedaan suku yang ada tidak

menghalangi para masyarakat Besitang untuk menyalurkan idenya bagi

Referensi

Dokumen terkait

Tahapan kegiatan yang selanjutnya adalah pembelajaran mandiri. Pada pembelajaran mandiri mahasiswa melakukan praktik mengajar dengan ketentuan mengajar satu hari

Berdasarkan hal tersebut, maka pada penelitian ini akan dilakukan pengujian minuman gambir dan minuman gambir kombucha lokal Bali secara in vivo pada mencit yang

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara big five personality dan dukungan sosial suami dengan body image pada perempuan dalam periode

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memiliki beberapa saran, yaitu (1) peneliti menyarankan agar prodi PBSID dapat menambah satu mata kuliah lagi tentang ejaan, yaitu Mata Kuliah

Hal ini dikarenakan dalam pertumbuhan tanaman gandum ketika pembentukan ukuran panjang malai maksimal maka secara langsung jumlah spikelet akan bertambah karena malai

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh persepsi dari dalam yaitu proses belajar, motivasi dan kepribadian terhadap keberhasilan

Mengadakan perlawanan terhadap Belanda meskipun suaminya (Teuku Umar) telah gugur dalam pertempuran