DIVERSIFIKASI MATA PENCAHARIAN PETANI BAWANG MENJADI PENANGKAP IKAN PORA-PORA DI DESA
SIMANINDO KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH :
ENY LESMANA MANURUNG NIM. 3103122013
PRODI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
i ABSTRAK
ENY LESMANA MANURUNG. NIM : 3103122013. DIVERSIFIKASI MATA PENCAHARIAN PETANI BAWANG MENJADI PENANGKAP IKAN PORA-PORA DI DESA SIMANINDO KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR.PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI , FAKULTAS ILMU SOSIAL, UNIVERSITAS NEGERI MEDAN, 2014.
Penelitian ini mengenai mata pencaharian yang merupakan ciri dari sistem ekonomi pedesaan dengan mengambil daerah penelitian di Desa Simanindo Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk memahami dan mendeskripsikan bagaimana pola mata pencaharian masyarakat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara kepada masyarakat pesisir Danau Toba yang mengalami diversifikasi mata pencaharian..
Hasil penelitian menunjukkan bagaimana strategi dalam memenuhi kebutuhan saat menghadapai kendala yang terjadi pada salah satu komoditi tanaman pada sektor pertanian yaitu, tanaman Bawang yang menjadi andalan pertanian di Desa Simanindo.Seiring dengan hal tersebut maka tingkat pendapatan petani juga menurun.Hal ini dibuktikan dengan adanya usaha mayarakat petani yang menggeluti usaha non sektor pertanian sebagai mata pencaharian sambilan (part time) atau dapat dikatakan sebagai mata pencaharian tambahan. Berbagai masalah yang sering dialami oleh petani tersebut pada umumnya disebabkan oleh kondisi tanah dan cuaca yang tidak cocok untuk pertanian komoditi Bawang.
Dari hasil penelitian menyimpulkan masyarakat memecahkan masalah kehidupan ekonomi melalui kegiatan perekonomian melalui diversifikasi mata pencaharian untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan tetap bekerja keras di lahan sendiri dengan mengganti jenis tanaman menjadi jagung,cabe maupun tomat.Bentuk dari pekerjaannya yang sifatnya kondisional, dimana jenis pekerjaan dilakukan berdasarkan kondisi nyata yang sedang dihadapi sesuai potensi alam yang tersedia,selain pemanfaatan sumber alam juga sumber daya manusia yang harus dilakukan terus-menerus sampai pada titik kesejahteraan.
ii KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan penyertaanNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Diversifikasi Mata Pencaharian Petani Bawang menjadi Penangkap
Ikan Pora-pora di Desa Simanindo, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir”.
Penulis juga tidak lupa menyampaikan rasa terimakasih bagi pihak-pihak
yang telah memberikan motivasi maupun kontribusi bagi penulis, sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini . Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si.
2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Dr. Restu MS beserta jajarannya yang telah
memberikan segala kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Antropologi sekaligus Dosen Pembimbing
Akademik penulis, Ibu Dra. Puspitawati, M,Si yang telah memberikan
masukan, fasilitas dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Noviy Hasanah M.Hum selaku pembimbing penulis yang telah
membimbing dan memberikan banyak masukan, arahan dan nasihat kepada
penulis ,memberi motivasi yang luar biasa selama proses penyelesaian
skripsi ini.
5. Ibu Supsiloani,M.Si dan Ibu Rosramadhana Nasution, M.Si selaku dosen
penguji yang telah memberikan banyak masukan berharga dalam perbaikan
penyelesaian skripsi ini.
6. Ayanda T. Manurung dan Ibunda D. Br. Sibagariang yang telah
iii tidak terhitung baik secara materi dan nonmateri serta selalu mendoakan,
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi
7. Bapak R. Sidauruk Selaku Kepala Desa Simanindo yang telah memberikan
izin penelitian dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Keluarga dari sahabat saya Wirma Sidauruk, Tulang P.Sidauruk dan
R.Samosir memberikan tempat menginap selama melakukan penelitian serta
membantu penulis dalam melakukan pendekatan dengan informan.
9. Saudara saya, Kakak Vina Yanti Manurung, Sabri Manurung dan Yaena
Manurung ,Exaudy Manurung yang selalu mendoakan saya ,memberi
semangat dalam pengerjaan skripsi ini
10. Teman-teman sependeritaan terbaik Motu CS, Ketua kami Devita Masni
Munthe,Yunisa Sitorus,Wirma Yuni Sidauruk,Devi Rianti Sinaga ,Sonya
Indri Sebayang ,Hizkia Bangun,Boby Rajawali dan Toga Samosir.Terlebih
buat teman-teman Pendidikan Antropologi stambuk 2010 yang tidak dapat
saya sebutkan satu persatu. Antropologi is the best dengan slogan “Satu
Sama Bersaudara” dan teman satu bimbingan,Toga Samosir dan
Silkirisvivo Sinurat terimakasih atas kebersamaan kalian yang selalu
memberi dukungan yang terbaik.
11. Abang Stanbuk Antropologi 2009 yang turut membantu saya memberikan
pengalaman kepada penulis bagaimana menulis proposal penelitian hingga
skripsi yaitu, Haposan Viktor Situmorang,Alex Panjaitan dan Andi Sinaga
yang turut membantu saya dalam penelitian.
12. Semua teman kost Gg Lestari yang pernah menjadi teman di mana saya
iv Medan, di antaranya Fransiska Simanungkalit dan Eben Pakpahan,Putri
Silitonga , Amangboru Kost R.Sinabang dan Namboru B. Situmorang Gg
Lestari yang selalu memberikan nasehat, semangat serta menanyakan kapan
wisuda sehingga penulis semakin termotivasi untuk segera menyelesaikan
skripsi ini.
13. Serta semua teman yang tidak saya sebutkan satu persatu, karena kasih dan
dorongan dari teman-temanlah saya bisa menjadi pribadi yang percaya diri
dan perjuangan saya sampai menulis skripsi ini.
Kepada pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian serta diberikan berkat dan rahmatNya.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun untuk
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi semua
pihak.
Medan, 9 Juni 2014
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK……… i
KATA PENGANTAR………. ii
DAFTAR ISI……… v
DAFTAR GAMBAR……… ix
DAFTAR TABEL……… x
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……… 1
BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka……….. 8
2.2 Kerangka Konsep……….. 10
2.2.1. Diversifikasi Mata Pencaharian ………... 10
2.2.2 Sistem Mata Pencaharian……….………... 10
2.2.3 Petani ………... 12
2.2.4 Bawang Merah………. 12
2.2.5 Ikan Pora-pora……….………... 13
2.2.6 Penangkap Ikan ………... 14
vi
2.2.8 Awal Keberadaan Ikan Pora-pora di Samosir…………... 15
2.3 Landasan Teori……….. 16
2.3.1 Teori Budaya Ekonomi Rasional ………... 16
2.3.2 Teori Pertukaran Nilai….………. …… 17
2.3.3 Teori Perubahan ……….…………... 18
2.4 Kerangka Berifikir……….………. 20
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian………... 20
3.2 Subjek dan Objek Penelitian……….. 20
3.2.1 Subjek Penelitian………..………. 20
3.2.2 Objek Penelitian……….... 21
3.2.2.1Tempat(Place)……… 21
3.2.2.2 Pelaku (Actors)……….. 21
3.2.2.3 Aktivitas……… 22
3.3 Teknik Pengumpulan Data……… 22
3.3.1 Observasi... 22
3.3.2 Wawancara... 23
3.3.3 Dokumentasi... 23
3.4 Teknik Analisis Data……….………. 24
3.4.1 Reduksi Data……… 24
3.4.2 Penyajian Data……….. 24
vii
BAB IV. PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian………. 26
4.1.1 Keadaan Geografis……….. 26
4.1.2 Keadaan Demografis lokasi peneltian……….. 28
4.1.3 Keadaan Penduduk……….. 29
4.1.3.1 Jumlah Penduduk………. 29
4.1.3.2 Suku Bangsa………. 30
4.1.3.3 Bahasa……….. 30
4.1.3.4 Mata Pencaharian………. 30
4.1.3.5 Pendidikan……… 31
4.1.3.6 Sarana dan prasarana……… 31
4.1.3.7 Agama………... 32
4.1.3.7 Sistem Sosial………. 32
4.2 Hasil Penelitian………... 35
4.2.1 Latar Belakang Melakukan Diversifikasi ……...……….. 36
4.2.1.1 Bertani Sebagai Mata Pencaharian... 36
4.2.1.2 Bertani Bawang Merah... 38
4.2.1.3 Kerambah Jaring Apung... 40
4.2.1.4 Berdagang/Martikkar... 41
4.2.2 Strategi Bertahan Hidup Petani Bawang... 43
4.2.3 Etos Kerja Masyarakat... 45
4.3 Usaha Penangkapan Ikan Pora-pora………... 46
viii
4.5 Hambatan dalam Kehidupan Ekonomi Penangkap Ikan ……... 54
4.6 Makna atas Status dalam Struktur Sosial Masyarakat…...…….. 57
4.7 Pembahasan... 62
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan……… . 64
5.2 Saran……… . 67
ix DAFTAR GAMBAR
1. Ikan Pora-pora ………. 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem mata pencaharian hidup adalah salah satu dari ketujuh unsur
kebudayaan. Berbicara tentang sistem mata pencaharian adalah lebih menekankan
bagaimana cara manusia untuk mempertahankan hidupnya. Semua mahkluk hidup
(organisma) menghadapi masalah pokok yang sama, yaitu bagaimana mereka
mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya, tak terkecuali manusia
(Haviland, 1988). Dengan kata lain, bagaimana ia mampu memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dasarnya.Upaya manusia, dalam rangka mempertahankan
kelangsungan hidupnya,baik kelangsungan hidup secara pribadi maupun kolektif
juga menuntut pengembangan pola-pola perilaku yang membantunya untuk dapat
memanfaatkan lingkungannya (lingkungan a-biotik, biotik maupun sosial)
Manusia ,budaya ,fungsi dan peran kebudayaan berkaitan dengan pola pikir
dan pola kehidupan manusia dalam mempertahankan kehidupannya. Dapat kita
lihat pada masyarakat suku Batak Toba di Samosir, tepatnya Desa Simanindo
Kecamatan Simanindo ,Kabupaten Samosir.Mayoritas Masyarakat Batak Toba
terkenal dengan kegigihannya dalam bekerja untuk menentukan kualitas
hidupnya. Dalam kultur masyarakat Batak salah satu falsafah atau orientasinya
yaitu Hamoraon (memiliki banyak harta) yang melatar belakangi masyarakat
ingin meningkatkan kualitas hidupnya, memperbaiki status sosial dan ekonomi di
samping harus menghadapi perubahan yang mempengaruhi kebutuhan semakin
2
Keadaan alam Samosir mendukung sektor pertanian dan perikanan sebagai
sistem mata pencaharian masyarakat Samosir, memiliki tanah yang luas,subur
yang belum banyak mengalami pembangunan,seperti di Desa Simanindo
,Kecamatan Simanindo Samosir. Tanah pertanian ditanami Bawang Merah, oleh
karena itu dulu masyarakatnya terkenal sebagai masyarakat penanam
bawang.Gambaran alam di Samosir juga dapat disimak pada lagu yang berjudul
Pulo Samosir,alunan nada-nada indah yang menggambarkan bahwa penduduk
Samosir sebagian besar “hidup” dari hasil pertanian : Gok disi hassang, nang eme,
nang bawang, rarak do pinahan di dolok i (Disana-di Samosir-berlimpah kacang,
padi, bawang, bahkan ternak juga berserak) .Kejayaan Pulau Samosir dikatakan
sebagai penghasil Bawang Merah atau disebut “Bawang Samosir”.
Lahan warga bagian darat ditanami bawang, dan persawahannya (sekali
setahun) ditanami padi. Hanya sekali setahun karena tadah hujan. Setengah tahun
sisanya ada yang dikosongkan dan ada juga yang ditanami palawija ketika iklim
masih bisa diprediksi. Beberapa tahun belakangan malah sama sekali tak
menentu.Serangan hama membuat petani mengeluh karena cuaca yang tidak
menentu. September yang diharapkan sudah basah, di Bonapasogit itu hingga
akhir Oktober ternyata masih kerontang. Bawang misalnya, pada dasarnya tidak
baik dalam tanah yang terlalu basah, ataupun terlalu kering. Hal ini membuat
masyarakat memiliki pola pikir membuat usaha tambahan dalam memenuhi
kebutuhan hidup,oleh karena itu menjadi kenyataan bahwa dalam sebagian
3
pencaharian atau melakukan lebih dari satu mata pencaharian apalagi wilayahnya
didukung dengan ketersediaan sumber daya alam.
Kabupaten Samosir terkenal dengan Danau Toba yang dimanfaatkan juga
sebagai lahan bermata pencaharian yaitu perikanan. Masyarakat yang tinggal di
pesisir Danau Toba memanfaatkan Danau Toba sebagai tempat penangkapan ikan,
Danau Toba merupakan ekosistem yang memiliki sumber daya akuatik yang
memiliki sumberdaya alam yang bermanfaat bagi manusia. Sumber daya alam
akuatik adalah sumber daya alam yang ada hubungan dengan air, misalnya air
tanah, danau, sungai, air hujan dan air laut.Di antara komponen biotik , ikan
merupakan salah satu organisme akuatik yang dicari masyarakat Simanindo
sebagai peluang usaha.Salah satu organisme yang sangat berlimpah di perairan
Danau Toba adalah Ikan Pora-pora .
Secara historis keberadaan ikan Pora-pora di Danau Toba diawali oleh
Megawati Soekarnoputri yang saat itu menjabat Presiden RI melakukan
penaburan benih ikan di Danau Toba terkait dengan suatu kunjungan perhelatan di
Parapat pada 6 Juni 2004 lalu(Batak Pos Online.Com).Penaburan benih tersebut
ternyata membawa dampak yang sangat luar biasa bagi masyarakat di pesisir
Danau Toba khususnya Desa Simanindo, Kecamatan Simanindo Kabupaten
Samosir. Menangkap ikan Pora-pora bagi masyarakat merupakan salah satu usaha
keanekaragaman mata pencaharian di desa Simanindo. Pemanfaatan Ikan
Pora-Pora lebih banyak dibandingkan jenis ikan lainnya di Danau Toba ,selain karena
ikan Pora-pora sangat pesat berkembang di perairan Danau Toba juga karena
4
Kembali ke masa atau zaman purba masyarakat yang hidup dipinggir
sungai atau danau memanfaatkan sumber daya alam yang ada disekitar mereka.
Pada fase manusia mengenal bercocok tanam,maka menangkap ikan sering
dilakukan sebagai mata pencaharian tambahan.Sebaliknya masyarakat nelayan
yang menangkap ikan sebagai mata pencaharian hidupnya yang utama, mereka
juga. Dari fenomena diversifikasi mata pencaharian tersebut peneliti tertarik
untuk mengkaji bagaimana masyarakat petani memaknai setiap jenis mata
pencaharian yang digeluti dalam konteks hubungannya dengan mata pencaharian
yang lain.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari pemaparan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Sistem mata pencaharian utama masyarakat Desa Simanindo
2. Keanekaragaman mata pencaharian di desa Simanindo
3. Penaburan Ikan Pora-pora mempengaruhi sistem sosial dan ekonomi masyarakat
Desa Simanindo
4. Keuntungan dari Usaha menangkap Ikan Pora-pora di Danau Toba
5. Hubungan sesama Penangkap Ikan Pora-pora di Desa Simanindo dalam
memanfaatkan sumber daya alam diperairan Danau Toba
6. Diversifikasi mata pencaharian dari bertani bawang menjadi penangkap ikan
Pora-pora di Desa Simanindo
5 1.3 Pembatasan Masalah
Danau Toba sebagai perairan yang cukup luas dimanfaatkan untuk
berbagai aktivitas seperti pertanian,perikanan,perhubungan dan pariwisata.Salah
satu jenis ikan yang berlimpah di Danau Toba adalah Ikan Pora-pora ,sehingga di
perairan Danau Toba memberi peluang usaha bagi masyarakat sekitar khususnya
masyarakat Desa Simanindo Kecamatan Simanindo,Kabupaten Samosir .Di mana
sistem mata pencaharian sekelompok masyarakat menjadikan penangkapan ikan
Pora-pora menjadi salah satu sistem mata pencahariannya.Pada penelitian ini
berfokus pada masyarakat Desa Simanindo mengalami diversifikasi mata
pencaharian dari bertani bawang menjadi penangkap ikan Pora-pora.
1.4 Rumusan Masalah
Permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Apa yang melatarbelakangi masyarakat melakukan diversifikasi mata
pencaharian di desa Simanindo?
2. Apa keuntungan masyarakat Desa Simanindo mencari ikan Pora-pora?
3. Bagaimana pola pembagian waktu diterapkan masyarakat pada mata pencaharian
yang mereka lakukan?
4. Bagaimana diversifikasi mata pencaharian dari bertani bawang menjadi
penangkap Ikan Pora-pora mempengaruhi status sosial dan ekonomi masyarakat?
1.5 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui hal-hal yang melatarbelakangi masyarakat melakukan diversifikasi
6
2. Mengetahui pengaruh ikan Pora-pora yang merupakan salah satu organisme yang
berlimpah di perairan Danau Toba terhadap sistem mata pencaharian bagi
masyarakat Desa Simanindo Kecamatan Simanindo,Kabupaten Samosir
3. Untuk mengetahui bagaimana masyarakat menyikapi dan menjalankan kedua
aktivitas tersebut
4. Untuk mengetahui diversifikasi mata pencaharian mempengaruhi status sosial
ekonomi masyarakat.
1.6 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, penulis berharap bahwa
penelitian ini dapat memberikan manfaat, antara lain:
1. Menjadi bahan masukan bagi pemerintah daerah baik mereka yang terlibat
langsung dalam rangka pembangunan ekonomi desa
2. Dapat berguna bagi semua pihak bagi pemerintah yang terkait untuk
mengembangkan sistem diversifikasi mata pencaharian yang ada di daerah
pedesaan
3. Dapat menjadi bahan informasi bagi masyarakat umum dan juga menjadi
sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya ilmu Antropologi, Fakultas Ilmu
64 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari uraian atau analisis terhadap studi makna terhadap diversifikasi mata
pencaharian, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada umumnya penduduk di Desa Simanindo melakukan beberapa
pekerjaan seperti: Sektor pertanian, Menangkap ikan dan usaha kerambah
dan sebagian masyarakat melakukan Martikkar atau Berdagang.
2. Petani dan masyarakat desa merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan
,karena pertanian merupakan mata pencaharian bagi masyarakat .Tanaman
Bawang Merah yang menjadi tanaman andalan masyarakat merupakan
komoditas yang sangat penting di era masa kejayaan Bawang Samosir
mengalami kerusakan, menuntut masyarakat melakukan diversifikasi
tanaman juga seperti tanaman palawija lainnya yaitu Jagung,Cabe ,Tomat
dan tanaman keras seperti Kopi dan Coklat.
3. Bukti kejayaan Bawang Samosir adalah adalanya Labuhan Bokkung di
Simanindo yang dulunya mengantar hasil pertanian ke Haranggaol sebagai
sentra produksi Bawang Sumatera Utara, dan kondisi tanah yang
berbukit-bukit juga menjadi salah satu bukti semua lahan di Simanindo dulunya di
tanami tanaman Bawang Merah.
4. Lahan merupakan asset produktif yang sangat penting bagi petani ,karena
65
pencahariannya.Lahan yang dimiliki masyarakat Simanindo merupakan
hasil pewarisan dari orang tua. Pola pikir masyarakat mengolah tanah
sendiri dan berusaha bekerja keras di tanahnya sendiri terbukti ketika
masyarakat harus menghadapi krisis Bawang Merah di Samosir
5. Salah satu diversifikasi mata pencaharian yang dilakukan masyarakat
Samosir yaitu membuat usaha salah satu jenis ikan fenomenal di Danau
Toba yang awalnya di tabur pada tahun 2004, ikan yang mengalami
perkembangbiakan cukup pesat,dan kategori mudah di tangkap yaitu Ikan
Pora-pora.Usaha penangkapan Ikan Pora-pora dengan cara menggunakan
Doton (Jaring ) dan Sulangat, kerambah Jaring yang menggunakan lampu
karena Ikan Pora-pora adalah salah satu jenis ikan yang menyukai cahaya.
6. Diversifikasi Pekerjaan menangkap Ikan, atau usaha kerambah yang
dilakukan sebagai strategi pemecahan masalah-masalah dalam kehidupan
ekonomi antara lain, untuk menanggulangi hambatan-hamabatan dalam
rangka mengembangkan pertanian, dan untuk mengarahkan dan
meningkatkan pendapatan masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan
komsumsi, dan membuat suatu program perbaikan dan pengembangan
66
7. Pekerjaan yang dilakukan masyarakat untuk mengisi waktu luang dan
dapat dinilai sebagai pemecahan masalah-masalah dalam kehidupan
ekonominya. Disamping odal turut mempengaruhi dalam menentukan atau
memilih pekerjaan, di dukung pula dengan keterampilan-keterampilan
yang mereka miliki. Juga karna adanya hubungan kekerabatan, hubungan
kepentingan dan perasaan sebagai saudara untuk mengikut sertakan
bekerja pada setiap kegiatan yang ada.
8. Dengan beberapa pekerjaan yang dilakukan dapat meningkatkatkan
kesejahteraan secara relatif dicapai sebagaimana yang telah diperoleh pada
masyarakat di Desa Simanindo, dapat mempertahankan pendapatan untuk
67 5.2 Saran
Adanya permasalahan-permasalahan yang dihadapi masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan hingga sekarang ini tetap mewarnai kehidupan mereka.
Sehingga dengan melalui suatu pendekatan studi yang menyoroti
masalah-masalah ekonomi pedesaan dan bagaimna usahanya untuk menanggapi secara
efektif atau pemecahan masalah yang digunakan perlu dikembangkan. Memilih
atau melakukan beberapa pekerjaan diusahakan agar masyarakat mampu
mengupayakan pengembangan yang harus disesuaikan dengan kemampuan yang
dimiliki dan potensi alam yang tersedia.
1. Sebaiknya masyarakat di motivasi diberi penyuluhan dari pemerintah
untuk melakukan wirausaha pengolahan ikan Pora-pora baik sejenis ikan
basah atau kering, supaya pemasaran lebih mudah.
2. Sebaiknya pemerintah mengendalikan penangkapan berlebih (over fishing)
telah terjadi di berbagai wilayah perikanan tangkap dunia, termasuk di
perairan Danau Toba. Untuk menjaga kelestarian sumberdaya perikanan
tangkap, mengendalikan perikanan tangkap dan mengembangkan
perikanan budidaya.
3. Bagi dunia pendidikan, khususnya perguruan tinggi diharapkan dapat
merubah pola pikir mahasiswanya dengan lebih meningkatkan jiwa
kewirausahaan, dengan menambah mata kuliah kewirausahaan.
Menciptakan dunia usaha baru, yang tentunya dapat menciptakan lapangan