PERBEDAAN HAS MENGGUNAK
TIPE NHT DI KE
P
Diajukan
FAKULTAS MA
SIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Y KAN MODEL PEMBELAJAR AN KOO T DAN TIPE TAI PADA MATERI STATIS
ELAS XI SMA N 13 MEDAN T.A 2015/201
Oleh :
Ridha Novira Nasution NIM 4113111063
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
an Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Ge Sarjana Pendidikan
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHU UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2016
YANG DIAJAR OPERATIF ISTIKA 016
Gelar
iii
PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE NHT DAN TIPE TAI PADA MATERI STATISTIKA DI KELAS XI SMA N 13 MEDAN T.A 2015/2016
Ridha Novira Nasution (NIM : 4113111063) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together ( NHT ) dan tipe Team Assisted Individualization ( TAI ) pada materi Statistika di kelas XI SMA N 13 Medan Tahun Ajaran 2015/2016.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA N 13 Medan yang terdiri dari 6 kelas, sedangkan yang dijadikan sampel terdiri dari dua kelas yang diambil dengan melakukan tes terhadap semua kelas XI IPA yaitu XI IPA 1sebagai kelas eksperimen 1 dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT dan XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen 2 dengan pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan masing-masing jumlah sampel 45 orang dalam setiap kelas. Instrumen tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes pilihan berganda yang telah valid dengan jumlah soal sebanyak 10 butir soal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar (posttes) siswa di kelas eksperimen I sebesar 72,22222, dan nilai rata-rata hasil belajar (posttes) siswa di kelas eksperimen II sebesar 64,6667. Hasil perhitungan uji normalitas nilai posttes siswa di kelas eksperimen 1 diperoleh Dmax= 0,1345 dan Dtabel= 0,198, karena Dmax < Dtabel yaitu 0,1345 < 0,198 maka sebaran data di kelas eksperimen 1 berdistribusi normal. Sedangkan di kelas eksperimen 2 diperoleh Dmax = 0,12627 dan Dtabel = 0,198. karena Dmax < Dtabelyaitu 0,12627 < 0,198 maka sebaran data di kelas eksperimen 2 berdistribusi normal. Dari hasil perhitungan uji homogenitas diperoleh Fhitung = 1,382 dan Ftabel = 1,648. Diperoleh bahwaFhitung<Ftabel yakni 1,382 < 1,648 maka kedua kelas homogen. Selanjutnya berdasarkan perhitungan uji statistik-t diperoleh nilai thitung= 2,5128 dan ttabel = 1,2953, thitung tidak berada dalam interval 1,2953thitung 1,2953 yang berarti bahwa H0 ditolak dan Haditerima.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together ( NHT ) dan tipe Team Assisted Individualization ( TAI ) pada materi statistika di kelas XI SMA N 13 Medan Tahun Ajaran 2015/2016.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan, kesempatan, dan kemudahan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada
waktunya.
Skripsi ini berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa yang
Diajar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dan Tipe TAI
Pada Materi Statistika di Kelas XI SMA N 13 Medan T.A 2015/2016”, disusun
untuk melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran yang membangun kepada penulis
sejak penyusunan proposal, penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi
ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr.Asrin Lubis, M.Pd, Bapak Mulyono, S.Si, M.Si dan Bapak Abil Mansyur, S.Si, M.Si selaku Dosen
Penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang membangun mulai
dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Japandi Ambarita yang pernah
menjadi Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan
saran-saran perkuliahan dan juga terima kasih kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku penerus Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan
dan saran-saran perkuliahan, Bapak Prof.Syawal Gutom, selaku Rektor UNIMED,
Bapak Dr.Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy
Surya, M.Si dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku ketua jurusan dan sekertaris jurusan Matematika FMIPA UNIMED serta Bapak Drs. Zul Amry,
M.Si, Ph.D selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika dan seluruh Bapak, Ibu
v
Purba,S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 13 Medan, Ibu Lisda Juliati, S.Pd, selaku guru bidang studi matematika SMA Negeri 13 Medan, Ibu
Wijayawati,S.Pd, guru, staf, pegawai, dan siswa-siswi SMA Negeri 13 Medan
khususnya siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 SMA N 13 Medan terima kasih
atas segala arahan bantuan dan kerjasama yang diberikan kepada penulis.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ibunda tercinta
Rahmawati Silitonga dan Ayahanda tersayang Ridwan Abdi Nasution serta untuk
kakak dan adik-adikku Rina Devira Nasution, Riska Choiriyah Nasution dan Rahma Nurhayani Nasution yang telah banyak memberi kasih sayang, semangat,
nasehat, doa, dan materi sehingga perkuliahan dan penyusunan skripsi ini dapat
terlaksana dengan baik. Terimakasih untuk seluruh keluarga besar MM DIK B
2011 serta abangda, kakanda, dan adinda Jurusan Matematika FMIPA UNIMED. Teman-teman PPLT SMA Negeri 1 Sipispis 2014. Dan semua sahabat-sahabat
yang tidak bisa penulis cantumkan namanya satu persatu namun senantiasa
memberikan semangat dan motivasi kepada penulis dan tak lupa penulis juga ucapkan terima kasih kepada ibu Elfitra ,S.Pd, M.Si yang telah banyak membantu
saya dalam menyususn skiripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Desember 2015 Penulis,
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi v
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 7
1.3. Batasan Masalah 8
1.4. Rumusan Masalah 8
1.5. Tujuan Penelitian 8
1.6 Manfaat Penelitian 9
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1. Kerangka Teoritis 10
2.1.1. Pengertian Belajar 10
2.1.2. Hasil Belajar 10
2.1.3. Belajar Mengajar Matematika 12
2.1.4. Model Pembelajaran 14
2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif 15
2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
NHT (Numbered Head Together) 17
2.1.7. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
(Individualization) 19
vii
2.2.1. Beberapa Pengertian Dasar dalam Statistika 20 2.2.2. Ukuran Pemusatan dan Letak Data Tunggal 26
2.3. Pembelajaran Statistika dengan NHT 29
2.4. Pembelajaran Statistika dengan TAI 30
2.5. Kerangka Konseptual 30
2.6. Penelitian Yang Relevan 31
2.7. Hipotesis Penelitian 32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 33
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 33
3.2.1. Populasi Penelitian 33
3.2.2. Sampel Penelitian 33
3.3. Variabel dan Definisi Operasional 34
3.3.1. Variabel Penelitian 34
3.3.2. Definisi Operasional 34
3.4. Jenis Penelitian 35
3.5. Instrumen Pengumpulan Data 36
3.5.1. Instrumen Perlakuan 36
3.5.2. Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika 36
3.5.2.1. Validitas Tes 37
3.5.2.2. Reabilitas Tes 38
3.5.2.3. Tingkat Kesukaran 39
3.5.2.4. Daya Pembeda Soal 39
3.6. Teknik Pengumpulan Data 41
3.7. Teknik Analisis data 41
3.7.1. Uji Normalitas 41
3.7.2. Uji Homogenitas 44
3.7.3. Uji Hipotesis 45
BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
viii
4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian 48
4.1.1.1 Penilaian Hasil Belajar Matematika
Kelas Eksperimen 1 dan 2 48
4.1.2. Analisis Hasil Penelitian 49
4.1.2.1. Uji Hipotesis 49
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 49
BAB V KESIMPULAN dan SARAN
5.1. Kesimpulan 53
5.2. Saran 53
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4 – 1 Diagram Batang Tegak dan Mendatar 22
Gambar 4 – 2 Contoh dari Diagram Garis 23
Gambar 4 – 3 Contoh dari Diagram Lingkaran 24
Gambar 2.2.2.2.1. Letak Data Kuartil 26
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Langkah utama atau tahapan dalam pembelajaran kooperatif 15
Tabel 4-2 Contoh dari diagram garis 23
Tabel 5-1 Distribusi Frekuensi Tunggal 25
Tabel 3.1 Postest Two Group Design 35
Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen 1 ( NHT ) dan
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : RPP I (Kelas Eksperimen 1) 57
Lampiran 2 : RPP II (Kelas Eksperimen 1) 68
Lampiran 3 : RPP I (Kelas Eksperimen 2) 76
Lampiran 4 : RPP II (Kelas Eksperimen 2) 87
Lampiran 5 : Lembar Kerja Siswa I (LKS I) 95
Lampiran 6 : Lembar Kerja Siswa II (LKS II) 100 Lampiran 7 : Penyelesaian Lembar Kerja Siswa I 105
Lampiran 8 : Penyelesaian Lembar Kerja Siswa II 110
Lampiran 9 : Kisi-Kisi Postes 115
Lampiran 10 : Soal Pretes dan Soal Postes 116
Lampiran 11 : Jawaban Pretes dan Jawaban Postes 124
Lampiran 12 : Lembar Validasi Soal Postes 125
Lampiran 13 : Tabel Persiapan Validitas 127
Lampiran 14 : Perhitungan Realibilitas 130
Lampiran 15 : Tabel Persiapan Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda 132
Lampiran 16 : Prosedur Uji Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda 134 Lampiran 17 : Data Nilai Pretes Kelas XI IPA-1 dan Kelas XI IPA-2
Serta Posttes Kelas Ekperimen 1 dan Eksperimen 2 136
Lampiran 18 : Perhitungan Rata-rata, Varians dan Simpangan Baku 141
Lampiran 19 : Perhitungan Uji Normalitas 143
Lampiran 20 : Perhitungan Uji Homogenitas 156
Lampiran 21 : Perhitungan Uji Hipotesis 159
Lampiran 22 : Tabel Harga Kritis dari r product moment 154
Lampiran 23 : Tabel Distribusi Nilai F 166
Lampiran 24 : Tabel Distribusi Nilai t 167
Lampiran 25 : Tabel Nilai Kritis Uji Kolmogorov-Smirnov 168
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Veithzal dan Sylviana (2010:1) mengatakan bahwa:“Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membangun dan meningkatkan mutu SDM menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan sehingga disadari bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang sangat fundamental bagi setiap individu. Oleh karena itu, kegiatan pendidikan tidak dapat diabaikan begitu saja, terutama dalam memasuki era persaingan yang semakin ketat, tajam, berat pada abad millennium ini” .
Kemajuan SDM Indonesia di masa depan sangat bergantung kepada dunia
pendidikan kita hari ini mempersiapkan anak-anak didik. Pendidikan tidak boleh
statis dan tetap, tetapi pendidikan harus dinamis sehingga menuntut adanya
perubahan atau perbaikan secara terus menerus. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu
mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu
menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki
kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu
menerapkan apa yang dipelajari disekolah untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang.
Pendidikan yang dikelola dengan tertib, teratur, efektif dan efisien (berdaya guna
dan berhasil guna) akan mampu mempercepat jalannya proses pembudayaan
bangsa yang berdasarkan pada penciptaan kesejahteraan umum dan pencerdasan kehidupan bangsa.
2
Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Dalam proses
pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir.
Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk
menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk
menghubungkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting untuk dipelajari oleh setiap peserta didik yang berguna dalam kehidupan sehari-hari dan
kemajuan teknologi. Kemampuan siswa dalam matematika merupakan landasan
dan wahana pokok yang menjadi syarat mutlak yang harus dikuasai untuk melatih
siswa untuk berfikir dengan jelas, logis, teratur, sistematis, bertanggung jawab dan memiliki kepribadian yang baik serta keterampilan untuk menyelesaikan
persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu didukung oleh pernyataan Cokrof
(dalam Abdurrahman, 2012 : 204) yang menyatakan bahwa :
“matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan ketrampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informassi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang”.
Namun pada kenyataannya fakta dilapangan menunjukkan bahwa hasil
pembelajaran matematika masih sangat rendah. Salah satu bukti rendahnya
prestasi matematika siswa Indonesia terlihat dari hasil Ujian Nasional (UN) beberapa tahun terakhir. Pada 2010, sebanyak 35.567 atau 6,66 persen siswa SMP
dan MTs di Jawa Timur dan 1.600 atau 20 persen siswa di Balikpapan tidak lulus
dalam UN. Penyebab ketidaklulusan itu terletak pada nilai Matematika yang
kurang dari empat..( http://news.okezone.com )
Harian kompas (12 desember 2012) menyebutkan bahwa Pencapaian
3
Indonesia masih dominan dalam level rendah, atau lebih pada kemampuan menghafal dalam pembelajaran sains dan matematika. Demikian hasil Trends in
Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti siswa kelas VIII Indonesia
tahun 2011. Penilaian yang dilakukan International Association for the Evaluation
of Educational Achievement Study Center Boston College tersebut, diikuti 600.000 siswa dari 63 negara. Untuk bidang Matematika, Indonesia berada di
urutan ke-38 dengan skor 386 dari 42 negara yang siswanya dites. Skor Indonesia
ini turun 11 poin dari penilaian tahun 2007. (http://edukasi.kompas.com)
Berbicara mengenai hasil belajar pada pelajaran matematika hingga
sekarang tetap menjadi bahan pembicaraan karena adanya anggapan bahwa mata
pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit, membingungkan dan
bahkan sangat ditakuti oleh sebagian besar siswa sehingga banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran matematika yang akhirnya berdampak pada rendahnya
hasil belajar matematika. Hal ini sesuai dengan pernyataan beberapa ahli seperti
Abdurrahman (2012:252) menyatakan bahwa: “ dari berbagai bidang studi yang dipelajari di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling
sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih lagi bagi
siswa yang berkesulitan belajar”. Hal ini lebih diperkuat lagi oleh Sapnoto (http://www.indomedia.com) yang mangatakan : “siswa menganggap matematika
sebagai pelajaran yang sulit. Terlebih lagi bila mereka mendapat nilai di bawah
rata-rata. Yang punya niat tekun mempelajari, akan kembali hilang semangatnya”.
Rendahnya hasil pembelajaran matematika disebabkan oleh berbagai
macam sebab meliputi bahan pelajaran yang dianggap sulit, penyampaian guru
yang kurang baik, rendahnya minat siswa dalam pelajaran matematika, selain itu,
model pembelajaran, strategi atau metode mengajar yang kurang bervariasi. sampai saat ini dalam pembelajaran matematika, guru masih sering menggunakan
model pembelajaran lama dalam arti komunikasi dalam pembelajaran matematika
cenderung berlangsung satu arah umumnya dari guru ke siswa, guru lebih mendominasi pembelajaran maka pembelajaran cenderung monoton sehingga
4
antara banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar pada siswa salah satu diantaranya adalah kurang sesuainya model atau strategi pembelajaran yang
dipilih oleh guru dalam skenario pembelajaran yang telah dirumuskan, yang
bermuara pada kurang efektifnya proses pembelajaran yang dikembangkan
dikelas. Ketidaktepatan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran menjadi salah satu faktor penyebab prestasi belajar matematika siswa rendah.
Menurut Abdurrahman (2012 : 20 ) bahwa :
“ yang menjadi faktor penyebab rendahnya atau kurangnya pemahaman peserta didik terhadap konsep matematika, salah satu diantaranya adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh pengajar, misalnya dalam pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan tradisional yang menempatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar sebagai pendengar “.
Slameto (2010:65) juga menyatakan bahwa :
“ metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode belajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa dan atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.”
Selanjutnya Trianto (2007:1) menyatakan bahwa:
“Berdasarkan hasil penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut disebabkan oleh proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderungteacher-centredsehingga siswa menjadi pasif”.
Statistika adalah salah satu materi pelajaran matematika di SMA.
Penerapan statistika banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dalam bisnis dalam industri serta keseluruhan bidang dlam perekonomian.
Contohnya untuk mengatur beberapa berapa jumlah pengeluaran kita yang
disesuaikan dengan pendapatan yang kita peroleh, lalu memilih barang yang mana
5
akan kita ambil. Begitu pula dengan bidang yang lainnya, membantu memutuskan keputusan yang harus diambil secara tepat.
(http://sindysaputri20.blogspot.c0m/2014/01/penggunaan-statistika-dalam
kehidupan.html?m=1)
Dari hasil observasi peneliti pada PPL yang telah dilakukan selama 3 bulan masih ada beberapa guru yang menggunakan metode pembelajaran
konvensional. Siswa hanya sekedar mengikuti pelajaran matematika yang
diajarkan guru di dalam kelas, yaitu hanya dengan mendengarkan penjelasan materi dan mengerjakan soal yang diberikan guru, jarang ada respon, kritik, atau
pertanyaan dari siswa kepada guru dikarenakan kurangnya keberanian mereka
untuk berbicara sehingga siswa kurang aktif (pasif) dalam proses pembelajaran.
Salah satu SMA yang ada di Medan adalah SMA NEGERI 13 MEDAN.
Berdasarkan wawancara dengan Ibu Lisda Juliaty ( 02 Februari 2015) yang
merupakan salah seorang guru matematika di sekolah SMA NEGERI 13
MEDAN, beliau mengatakan bahwa di sekolah tersebut belum pernah dilakukan penelitian dengan model pembelajaran NHT dan TAI pada materi sukubanyak
kemudian beliau juga mengatakan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal-soal matematika yang menggunakan rumus-rumus, para siswa sudah tertanam dipikirannya bahwa matematika sulit dan menakutkan, hal ini
kemudian berdampak buruk pada hasil belajar mereka. Banyak dari mereka yang
kurang memahami konsep matematika itu sendiri, sehingga banyak dari mereka yang tidak tuntas saat ujian matematika. Siswa kurang merespon pelajaran yang
diajarkan dan semakin semakin lama minat belajarnya semakin menurun. Dan
salah satu penyebabnya adalah ketidaktepatan guru menggunakan metode
pelajaran saat proses KBM berlangsung.
Agar siswa dapat aktif dan dapat mengikuti pembelajaran secara efektif
maka peneliti ingin menggunakan pembelajaran kooperatif dalam kegiatan belajar
6
“pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya
terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen”.
Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif siswa memungkinkan
dapat meraih kecemerlangan dalam belajar, di samping itu juga dapat melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan berpikir (thinking skill)
maupun keterampilan sosial (social skill). Bentuk keterampilan dimaksud seperti
keterampilan untuk mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain, bekerjasama, dan rasa setia kawan. Pembelajaran kooperatif ini
memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan
keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis.
Siswa bukan lagi sebagai objek pembelajaran namun bisa juga berperan sebagai tutor bagi rekan sebayanya.
Seperti yang diungkapkan Artzt dan Newman ( dalam Trianto, 2011:56 ):
“dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap
anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan
kelompoknya”. Johnson ( dalam Trianto, 2011:57 ) menyatakan bahwa : “tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan
prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun
kelompok”.Adanya kompetensi antar kelompok belajar juga dapat menumbuhkan motivasi belajar para siswa, yang nantinya akan berpengaruh terhadap hasil
belajar dalam kelompoknya dan timbul keberanian siswa untuk bertanya.
Pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa tipe pembelajaran
diantaranya yaitu tipe NHT ( Numbered Heads Together)dan TAI (Team Assisted Individualization).
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe
7
meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) “dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang
tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi
pelajaran tersebut”.
Pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah strategi yang mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini
dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Tipe
pembelajaran kooperatif ini menerapkan bimbingan antar teman yaitu siswa yang pandai membantu siswa yang lemah. Siswa yang pandai dapat mengembangkan
kemampuan dan keterampilannya, sedangkan siswa yang lemah dapat terbantu
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Jadi dalam tipe ini sangat dituntut kerja sama yang kuat antar anggota kelompok, sehingga pada akhirnya semua
anggota kelompok harus bisa memahami konsep dari materi ajar. (Slavin,
2005:189).
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis berkeinginan untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dan Tipe TAI pada Materi Statistika di Kelas XI SMA N 13 Medan T.A 2015/2016”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka diidentifikasikan
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar matematika siswa masih rendah
2. Siswa di SMAN 13 menganggap matematika mata pelajaran yang sulit dan
menakutkan sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal matematika.
3. Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dan tipe
8
1.3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, masalah
penelitian dibatasi pada hasil belajar matematika siswa di SMAN 13 yang masih
rendah karena model pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga peneliti ingin
mengetahui “Perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran tipe NHT dan tipe TAI pada materi statistika di kelas XI
SMA N 13 Medan T.A 2015/2016”.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : Apakah ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan
tipe TAI pada materi statistika di kelas XI SMA N 13 Medan Tahun Pelajaran
2015/2016 ?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan
pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi statistika di kelas XI SMA N 13 Medan Tahun Pelajaran 2015/2016.
2. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan
pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe TAI pada materi statistika di kelas XI SMA N 13 Medan Tahun Pelajaran 2015/2016.
3. Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan pada hasil belajar
matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran pembelajaran
9
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi guru
Sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat mempertimbangkan metode
pembelajaran yang lebih baik dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi statistika
2. Bagi siswa
Sebagai alternatif usaha meningkatkan kemampuan siswa dan mengaktifkan siswa dalam pembelajaran matematika khususnya pada
materi statistika
3. Bagi pihak sekolah
Sebagai bahan masukan bagi sekolah sebagai lembaga dalam usaha
meningkatkan mutu pendidikan.
4. Bagi peneliti lain
53 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka dapat ditarik kesimpulan yaitu rata-rata hasil belajar kelas NHT adalah 72,2222 dan rata-rata
hasil belajar kelas TAI adalah 64,6667. thitung = 2,5128 tidak berada di antara interval yaitu 1,2953 thitung 1,2953 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima yaitu terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan tipe TAI pada materi statistika di kelas XI SMA N 13 MEDAN T.A 2015/2016.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat peneliti berikan adalah:
1. Kepada guru khususnya guru matematika agar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang masih rendah sehingga siswa lebih terlatih untuk bekerja sama
dalam menyelesaikan soal-soal matematika dan tidak menganggap bahwa
mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang sulit.
2. Kepada guru khususnya guru matematika agar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI sebagai suatu upaya agar memotivasi
dan meningkatkan keaktifan siswa atau lebih melatih siswa untuk lebih
aktif bertanya jika kurang memahami pelajaran dengan berani mengeluarkan pendapat selama dalam diskusi kelompok dan
pembelajaran sedang berlangsung.
3. Bagi guru-guru matematika atau calon guru yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif untuk lebih memperhatikan kelebihan dan
kelemahan model pembelajaran yang digunakan selain untuk dapat
54
mengganggu siswa yang lain pada saat diskusi kelompok berlangsung yang dapat mengakibatkan suasana diskusi pada saat pembelajaran
menjadi tidak kondusif serta mempertimbangkan atau menyediakan
alokasi wakti yang lebih sehingga pembelajaran yang akan dilakukan
dapat berjalan lebih baik.
4. Diharapkan kepada peneliti lainnya untuk melanjutkan bentuk penelitian
ini dengan meteri dan tingkat kelas yang berbeda sehingga hasil penelitian
55
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2009). Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Ambarita, J. (2005). Strategi Belajar Mengajar Matematika. Medan : FMIPA UNIMED
Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta : rineka Cipta.
Daryanto dan Muljo Rahardjo. (2012). Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta :
Gava Media
Ibrahim, dkk. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya-University Press.
Istarani. (2012). 58 Model Pembelajaran Inovatif: Referensi Guru Dalam Menentukan Model Pembelajaran. Medan : Media Persada
Jaya, Indra. (2010).Statistik Penelitian Untuk Pendidikan, Bandung : Citapustaka Media Perintis
Kanginan, Marthen. (2007). Matematika untuk Kelas XI Semester 1 Sekolah Menengah Atas Program Ilmu Penngetahuan Alam. Bandung: Grafindo Media Pratama
Puspitarini, Margaret. (2014)
.http://news.okezone.com/read/2014/09/09/373/1036506/ini-penyebab-nilai matematika-indonesia-rendah (diakses pada 23/04/2015 pukul 09:15)
Purba, Edward. (2013).Filsafat Pendidikan.Medan: Penerbit Unimed Press
Purwanto. (2009).Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Syahrum dan Salim. (2007). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Bandung:
Citapustaka Media
Sanjaya, W. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktek Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Jakarta : Kencana
Sudjana, Nana. (2009). Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya
56
TIMMS.2012.http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434/Prestasi.Sai ns.dan.Matematika.Indonesia.Menurun (diakses pada 23/04/2015 pukul 09:30)
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : kencana
Veithzal Rivai dan Sylviana Murni. (2010). Education Management. Jakarta :
Raja Grafindo Persada
Wirodikromo, Sartono. ( 2007 ). Matematika untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga
(http://sindysaputri20.blogspot.c0m/2014/01/penggunaan-statistika-dalam
kehidupan.html?m=1) ( diakses pada 24/05/2015 pukul 17.00)