PELAKSANAAN PELAKSANAAN PELAKSANAAN
PELAKSANAAN PERATURANPERATURANPERATURANPERATURAN DAERAHDAERAHDAERAHDAERAH NO.NO.NO.NO. 15151515 TAHUNTAHUNTAHUNTAHUN 2011201120112011 TENTANGTENTANGTENTANGTENTANG IZIN
IZINIZINIZIN GANGGUANGANGGUANGANGGUANGANGGUAN (HO)(HO)(HO)(HO) TERHADAP
TERHADAPTERHADAP PELAKUTERHADAPPELAKUPELAKUPELAKU USAHAUSAHAUSAHAUSAHA PENCUCIANPENCUCIAN KENDARAANPENCUCIANPENCUCIANKENDARAANKENDARAANKENDARAAN BERMOTORBERMOTORBERMOTORBERMOTOR DI
DI DI
DI KOTAKOTAKOTAKOTA PADANGPADANGPADANGPADANG SKRIPSI SKRIPSI SKRIPSI SKRIPSI Diajukan Diajukan Diajukan
Diajukan GunaGunaGunaGuna MemenuhiMemenuhiMemenuhiMemenuhi SyaratSyaratSyaratSyarat Untuk
UntukUntukUntuk MemperolehMemperolehMemperolehMemperoleh GelarGelarGelarGelar SarjanaSarjanaSarjanaSarjana Hukum.Hukum.Hukum.Hukum.
Oleh Oleh OlehOleh ::::
AULIA
AULIAAULIAAULIA RAMADHANIRAMADHANIRAMADHANIRAMADHANI BP.
BP. BP.
BP. 0810113455081011345508101134550810113455
Program Program Program
Program KekhususanKekhususanKekhususanKekhususan HUKUM
HUKUMHUKUMHUKUM ADMINISTRASIADMINISTRASIADMINISTRASIADMINISTRASI NEGARANEGARANEGARANEGARA
FAKULTAS FAKULTAS
FAKULTASFAKULTAS HUKUMHUKUMHUKUMHUKUM UNIVERSITAS
UNIVERSITAS UNIVERSITAS
UNIVERSITAS ANDALASANDALASANDALASANDALAS PADANGPADANGPADANGPADANG TAHUN
BAB BABBABBAB IIII PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN
A. A. A.
A. LatarLatarLatarLatar BelakangBelakangBelakangBelakang
Ditengah-tengah perkembangan dunia usaha saat ini, tepatnya yang terjadi
awal millennium ke- 21 dimana bisnis di Indonesia tumbuh dengan pesat, para
pelaku bisnis mulai bermain di berbagai macam segmen pasar.1 Fenomena
tersebut tidak hanya memacu semangat pelaku bisnis dalam partai besar namun
juga mempengaruhi pelaku bisnis usaha kecil (UKM). Untuk mendukung
kegiatan tersebut dibutuhkan ketersediaan lahan yang memadai, hal ini
merupakan sesuatu yang wajib mengingat lahan atau area tempat usaha
merupakan bagian dari modal dasar yang akan sangat menentukan operasional
usaha tersebut, oleh sebab itu bagi pelaku usaha area yang strategis sangatlah
penting demi lancarnya kegiatan usaha tersebut.
Berbicara masalah area yang stratergis untuk membangun suatu usaha, maka
para pelaku usaha lebih memilih area-area yang bersinggungan dengan
masyarakat, misalnya lahan-lahan di tepi jalan ataupun lahan-lahan yang dekat
dengan area pemukiman masyarakat2.Area tersebut dipilih karena konsumen yang
akan dituju adalah masyarakat umum yang bermukim di sekitar tempat usaha.
1 Karimah Patriady, dalam www.karimahpatriady.wordpress.com/ , diakses 20 agustus
2013.
2Hasil wawancara dengan, Dedi Indrianto, Leni Purnama Sari, Zulfa Hendri dan Yudi,
Selain itu area tepi jalan dan pemukiman masyarakat juga di anggap sebagai
bagian dari promosi yang akan menunjang kegiatan usaha.
Prinsip mencari lahan tempat membuka usaha yang dipakai oleh pelaku usaha
tersebut secara tidak langsung menghendaki area-area yang dekat dengan
pemukiman-pemukiman masyarakat, oleh karena itu tidak heran jika saat
sekarang ini sudah banyak kita temui baik toko, tempat hiburan dan lokasi-lokasi
bisnis lain yang kita temui di tengah-tengah pemukiman masyarakat, bahkan tidak
jarang sebuah kawasan pemukiman di rubah menjadi bisnis, misalnya saja
pencucian sepeda motor dan mobil yang sekarang ini cukup menjamur di Kota
Padang. Hampir di setiap sudut kota ada saja orang yang membuka usaha ini. Tak
perlu keterampilan khusus untuk buka usaha ini.Asalkan ada lahan yang cukup
luas, mesin kompresor, air dan tempat meletakan kendaraan, usaha sudah bisa
dijalankan. Setiap usaha pencucian sepeda motor dan mobil, baik berukuran besar
maupun kecil harus ada izin usaha maupun izin HO -nya, dengan melengkapi
dokumen - dokumen membuat seseorang merasa nyaman dan tenang dalam
berusaha serta pelaku usaha tak merasa khawatir dari gangguan apa pun,
Untuk mengantisipasi segala permasalahan mengenai gangguan akibat
kegiatan bisnis tersebut maka pemerintah daerah di masing-masing daerah telah
menetapkan aturan hukum yang mengatur mengenai izin terhadap kegiatan yang
berpotensi menimbulkan gangguan ini yaitu Izin Gangguan atau juga disebut izin
Pemerintah Kota Padang telah membentuk Peraturan Daerah Kota Padang No.
15 Tahun 2011 tentang Izin Gangguan3, didalam Pasal 2 Perda tersebut dijelaskan
bahwa izin gangguan dimaksudkan sebagai instrument pengaturan, pembinaan,
pengawasan, dan pengendalian atas kegiatan usaha yang akan dilakukan. Izin
sebagaimana dimaksud diharapkan akan memberikan kepastian dalam
pengurusan dan perolehan tempat usaha, memberikan perlindungan bagi
masyarakat dan mewujudkan tertib usaha baik ditinjau dari segi tata ruang dan
hubungannya dengan kelestarian lingkungan. Berdasarkan ketentuan Pasal 2
Perda izin gangguan tersebut sangat jelas bahwa izin gangguan yang
diselenggarakan lebih difokuskan kepada upaya pencegahan terhadap dampak
negatif berdirinya suatu usaha. Dalam hal pendirian tempat usaha pencucian
kendaraan bermotor ini misalnya disini target yang akan dicapai adalah
kebersihan lingkungan sosial, dengan berdirinya tempat usaha pencucian
kendaraan bermotor tersebut akan sangat mempengaruhi keadaan lingkungan
sekitar bahkan dengan adanya tempat usaha pencucian kendaraan bermotor
disekitar daerah permukiman ditakutkan akan merusak lingkungan akibat limbah
cair dari cucian yang dihasilkan dari cucian kendaraan bermotor mengandung zat
kimia dan tidak terdapat aliran atau parit dalam pembuangan limbah pencucian
kendaraan bermotor tersebut.
Dari uraian diatas maka penulis merasa tertarik untuk membuat suatu tulisan
yang menyangkut tentang prosedur administrasi pemberian izin gangguan (HO)
dengan judul “PelaksanaanPelaksanaanPelaksanaanPelaksanaan PeraturanPeraturanPeraturanPeraturan DaerahDaerahDaerahDaerah NoNoNoNo 15151515 TahunTahunTahunTahun 2011201120112011 tentangtentangtentangtentang IzinIzinIzinIzin Gangguan
Gangguan Gangguan
Gangguan (HO)(HO)(HO)(HO) TerhadapTerhadapTerhadapTerhadap PelakuPelakuPelakuPelaku UsahaUsahaUsaha PencucianUsahaPencucianPencucianPencucian KendaraanKendaraanKendaraanKendaraan BermotorBermotorBermotorBermotor didididi Kota
Kota Kota
Kota PadangPadangPadangPadang.
B. B. B.
B. RumusanRumusanRumusanRumusan MasalahMasalahMasalahMasalah
Dari uraian di atas maka penulis merumuskan beberapa permasalahan yang
akan menjadi pokok pembahasan dalam penulisan ini, yaitu
1. Bagaimana proses pemberian izin gangguan (HO) berdasarkan Peraturan
Daerah Kota Padang Nomor 15 tahun 2001 tentang Izin Gangguan terhadap
usaha pencucian kendaraan bermotor dikota dikota Padang?
2. Apakah kendala dalam pemberian izin gangguan (HO) terhadap usaha
pencucian kendaraan bermotor dikota Padang?
3. Bagaimana tindakan pemerintah kota Padang terhadap pelaku usaha
pencucian kendaraan bermotor yang tidak memiliki izin usaha pendirian
tempat usaha pencucian kendaraan bermotor dikota Padang?
C. C.
C.C. TujuanTujuanTujuanTujuan penelitianpenelitianpenelitianpenelitian
Dalam suatu kegiatan penelitian pasti terdapat suatu tujuan yang jelas hendak
sesuai dengan maksud penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis
dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui proses pemberian izin gangguan (HO) berdasarkan
Peraturan Daerah No 15 tahun 2011 tentang Izin Gangguan terhadap Pelaku
usaha pencucian kendaraan bermotor dikota Padang
2. Untuk mengetahui kendala dalam penerbitan izin gangguan (HO) terhadap
pendirian tempat usaha pencucian kendaraan bermoror dikota Padang
3. Untuk mengetahui tindakan yang dilakukan pemerintah terhadap pelaku usaha
yang tidak memiliki izin gangguan (HO) terhadap pendirian usaha pencucian
kendaraan bermotor di kota Padang.
D. D. D.
D. ManfaatManfaatManfaatManfaat PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian
Penulisan ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan yang memberi
manfaat bagi masyarakat serta memberikan sumbangan dalam pengembangan
ilmu hukum khususnya pada bidang administrasi negara, sedangkan bagi penulis
sendiri manfaat yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Merupakan salah satu sarana bagi penulis untuk mengumpulkan data
mencapai gelar Sarjana dibidang Ilmu Hukum di Fakultas Hukum
Universitas Andalas.
b. Untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan pada umumnya dan ilmu hukum pada khususnya.
c. Untuk mendalami teori-teori yang telah penulis peroleh selama menjalani
kuliah strata satu di Fakultas Hukum Universitas andalas.
2. Manfaat Praktis,
a.Denagan penulisan skripsi imi diharapkan dapat meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan penulis dalam bidang hukum sebagai bekal
untuk terjun kedalam masyarakat nantinya
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak-pihak yang terkait
dengan masalah yang diteliti.
E. E. E.
E. MetMetMetMetodeodeodeode PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian
Untuk memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan judul yang telah
ditetapkan maka diusahakan memperoleh data yang relevan.Penelitian ini
merupakan suatu kegiatan yang bertujuan memperoleh jawaban atau penjelasan
mengenai suatu gejala yang diamati.4Adapun metode penelitian yang akan penulis
lakukan adalah:
1. Metode Pendekatan.
Dalam pembedahan setiap masalah penulis akan menggunakan pendekatan
yuridis sosiologis, yaitu pendekatan penelitian yang melihat dan
menghubungkannya dengan kenyataan yang terjadi dilapangan.5 Selanjutnya
dalam tulisan ini penulis akan meneliti pemberian izin gangguan (HO) terhadap
pendirian tempat usaha pencucian kendaraan bermotor dikota Padang pada Badan
Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T) Kota Padang.
2. Sifat penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif, penelitian yang bertujuan menggambarkan
secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu,
untuk menentukan penyebaran suatu gejala atau untuk menentukan ada tidaknya
hubungan antara suatu gejala gengan gejala lain dalam masyarakat.6 Karena dari
hasil penelitian ini diharapkan diperoleh gambaran yang menyeluruh tentang
pemberian izin gangguan (HO) dikota Padang yang benar.
3. Jenis dan Sumber data
Berikut adalah jenis data yang penulis gunakan dalam penulisan ini :
a. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari lapangan
melalui wawancara yakni dengan menggunakan wawancara semi terstruktur
terhadap instansi terkait seperti Badan Penanaman Modal dan Pelayanan
A iruddi da Zai al Asiki . . Pe ga tar Metode Pe elitia Huku , Jakarta:
Rajagrafi do Persada, hl
Perizinan Terpadu (BPMP2T) kota Padang. Dalam hal ini penulis
menggunakan teknik pengambilan sampel dengan caranon rondomdengan
membentuk purposive sampling,7 oleh karena itu penulis memilih beberapa
orang respoden yaitu:
a) Pejabat yang berasal dari kantor Badan Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T) kota Padang.
b)Beberapa orang masyarakat kota Padang
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diolah dan didapat dalam keadaan siap
terbuat dan dipergunakan segera, baik bentuk dan isi data sekunder telah
dibentuk dan diisi peneliti peneliti terdahulu, sehingga peneliti kemudian
tidak mempunyai pengawasan terhadap pengumpulan, pengolahan, analisa
maupun konstruksi data. Data tersebut bersumber dari bahan hukum primer,
bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Oleh karena itu adapun
bahan hukum yang penulis gunakan adalah:
a) Bahan hukum primer, yaitu :
1) Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
2) Undang-undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.
A iruddi da Zai al Asiki . . Pe ga tar Metode Pe elitia Huku , Jakarta:
3) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 27 Tahun 2009 Tentang
Pedoman Penetapan izin gangguan di Daerah.
4) Perda Kota Padang No. 15 Tahun 2011 Tentang Izin Gangguan.
5) Peraturan Walikota Padang No. 39 Tahun 2011 Tentang Petunjuk
Perda kota Padang No 15 tahun 2011 tentang Izin Gangguan.
b) Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan hukum yang erat
hubungannya dengan bahan hukum primer yang dapat membantu
menganalisa dan memahami bahan hukum primer. Bahan hukum
sekunder ini terdiri dari semua tulisan yang tidak terbentuk perarutan
perudang-undangan, seperti: buku-buku atau literature, hasil penelitian,
jurnal hukum atau jurnal umum, hasil seminar, symposium dan
lokakarya, diktat dan catatan kuliah, majalah yang dapat
dipertanggungjawabkan muatannya dan media masa lainnya baik
elektronik maupun cetak
c) Bahan hukum tertier yaitu bahan hukum yang memberi informasi,
petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan
hukum sekunder seperti kamus hukum data sekunder merupakan
penelitian perpustakaan (library research) yakni berupa penelitian
terhadap bahan hukum terkait, seperti peraturan perundangan,
buku-buku, jurnal dan sebagainya. Data ini diambil dari perpustakaan
1) Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Andalas.
2) Perpustakaan Pusat Universitas Andalas.
3) Buku-buku yang penulis miliki
4. Teknik pengumpulan data.
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah :
a. Wawancara yaitu situasi peran antara pribadi bertatap muka (face–to-face),
ketika seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan- pertanyaan
yang dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan
masalah penelitian kepada seseorang informan8. Metode wawancara yang
digunakan adalah metode semi terstruktur, yaitu suatu metode wawancara
dimana pertanyaan yang akan ditanyakan telah tersusun secara terstruktur,
namun kalau ada opsi yang berkembang dan berguna sekali untuk peneliti
terkait dengan masalah yang diteliti, maka peneliti akan menanyakan
langsung kepada informan ataupun responden tersebut.
b. Studi dokumen, merupakan langkah awal dari setiap penelitian hukum (baik
normatif maupun sosiologis), karena penelitian hukum bertolak dari premis
normatif. Studi dokumen bagi penelitian hukum meliputi studi bahan hukum
yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan
8 Fred N. Kerlinger dalam Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian
hukum tertier. Setiap bahan hukum ini harus diperiksa ulang validitas dan
realiabilitasnya, sebab hal ini sangat menentukan hasil suatu penelitian.9
5. Pengolahan dan analisis data
Pada pengolahan data dilakukan beberapa proses yaitu :
a) Editing yaitu meneliti kembali catatan-catatan data yang diperoleh untuk
memastikan catatan itu sudah cukup baik dan dapat disiapkan untuk proses
berikutnya10 dengan melewati proses editing di harapkan dapat
meningkatkan mutu kehandalan data yang hendak di analisis.
b) Coding, merupakan usaha mengklasifikasi jawaban responden berdasarkan
macamnya. Aktifitas ini sudah memasuki tahap pengorganisasian data,
karena kegiatanya adalah memberikan kode terhadap jawaban Informan
ataupun responden sesuai dengan kategori masing-masing.
Setelah dilakukan pengolahan data maka dilanjutkan dengan proses
analisis data. Dalam hal analisis data, penulis menggunakan metode analisis
kualitatif. Step pertama dalam analisa adalah membagi data atas kelompok atau
kategori-kategori yang sesuai dengan masalah penelitian, sehingga kategori
tersebut dapat mencapai tujuan penelitian dalam memecahkan masalah. Dengan
9Amirudin dan Zainal Asikin, ibid, hlm 68
10Bambang sunggono,Metodologi Penelitian Hukum,Rajawali Pers, Jakarta, tahun 2002,