PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI PEMINATAN PUBLIC HEALT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
Skripsi, 28 Februari 2012 SUCI RAHMASARI, No.BP. 0810342030
Tingkat Pengetahuan Dokter Gigi Mengenai Rekam Medik Gigi Yang Sesuai Dengan Standar Nasional Kedokteran Gigi di Puskesmas dan Rumah Sakit Kota Padang Tahun 2012
VII+79 Halaman, 7 Tabel, 5 Grafik, 1 Gambar, 10 Lampiran
ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu negara didunia yang rawan terjadinya bencana. Salah satu metode identifikasi korban akibat bencana adalah melalui pencocokan dental record. Dental record yang dapat digunakan dalam proses identifikasi harus sesuai dengan Standar Nasional Rekam Medik Kedokteran Gigi yaitu harus memuat data identitas pasien, keadaan umum pasien, odontogram, data perawatan kedokteran gigi serta nama dan tanda tangan dokter gigi dan yang lebih penting dental record harus diisi secara lengkap.
Desain penelitian ini adalah Deskriptif. Penelitian ini dilakukan di seluruh Puskesmas dan Rumah Sakit Kota Padang pada bulan Januari 2012. Populasi pada penelitian ini adalah semua dokter gigi yang bekerja di Puskesmas dan Rumah Sakit Kota Padang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Total Sampling dengan pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner dan observasi terhadap rekam medik gigi. Data diolah dan dianalisa melalui program komputer.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dokter gigi mengenai pentingnya rekam medik gigi yang sesuai standar nasional sangat rendah. Pengetahuan mengenai aspek medikolegal merupakan pokok bahasan yang tingkat pengetahuannya sangat rendah yaitu hanya mencapai 4,2%.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak disediakannya formulir rekam medik gigi yang sesuai standar dan belum ada kebijakan tegas serta masih kurangnya sosialisasi yang dilakukan pihak terkait menjadi faktor yang menyebabkan rendahnya pengetahuan dokter gigi mengenai pentingnya membuat rekam medik gigi yang sesuai standar nasional. Sehingga perlu dibuat kebijakan oleh pihak yang berwenang untuk menyediakan dan membuat rekam medik gigi yang sesuai standar nasional. Kemudian melakukan sosialisasi serta pelatihan untuk mengisi rekam medik gigi yang sesuai standar nasional bagi semua dokter gigi.
Daftar Pustaka : 25 (1989-2011)
DENTISTRY MEDICAL STUDY PROGRAM SPESIALIZATION PUBLIC HEALT
MEDICAL FACULTY ANDALAS UNIVERSITY
Thesis, 28 February 2012
SUCI RAHMASARI, BP. Number 0810342030
Knowledge Exchange Relation Dentists Dental Medical Record Against the National Standards Compliance Dentistry at the Health Center and Hospital Padang Year 2012
VII +79 Pages, 7 Tables, Graphs 5, 1 Figure, 10 Annexes ABSTRACT
Indonesia is one of country to the disaster-prone country in the world. One method of identification of victims of the disaster is through matching dental records Dental records that can be used in the identification process must comply with National Standard of Dentistry, Medical Record must contain data that identity of the patient, patient's general condition, odontogram, dental care data and the name and signature of the dentist and dental records are more important filled completely.
The design of this study is Descriptive. The research was conducted in all health centers and hospitals in Padang city in January 2012. The populations in this study were all dentists who working in health centers and hospitals of Padang. The sampling technique is Total Sampling. Data collection through questionnaires and observation of dental and medical records are then processed and analyzed through a computer program.
The results showed that the rate of the level of knowledge about the importance of dentall record low according to national standards where knowledge about medikolegal aspects is the subject to a level of knowledge is low, reaching only 4.2%.
From the results we can conclude that the availability of national standard of medical records forms and there is not strong policy the lock of socialization and conducted a related-party factor that causes low rates of knowledge of dentists about the importance of making appropriate medical records dental national standards. So that policies need to be made by the authorities to provide medical records and make the appropriate national standard. Then do the socialization and training to fill medical records according to national standard for all dentists. References :25 (1989-2011)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang mewakili wilayah paling rentan
terhadap berbagai bencana alam karena secara geologis Indonesia terletak di pertemuan
antara 3 lempeng tektonik utama dunia (Eurasia, Indo-Australia, Mediterania). Skala
bencana alam yang biasa terjadi pun sering tergolong bencana besar yang memakan
cukup banyak korban. Seperti diketahui, bencana merupakan kejadian yang mendadak,
tidak terduga dapat terjadi pada siapa saja, dimana saja, kapan saja serta mengakibatkan
kerusakan dan kerugian harta benda, korban manusia yang relatif besar baik mati
maupun hidup (Muhammad Haris, 2009; Standar Nasional Rekam Medik Kedokteran
Gigi, 2007).
Sumatra Barat khususnya kota Padang merupakan salah satu wilayah di
Indonesia yang kondisi geologis dan geografisnya berada pada jalur gempa dan dekat
pantai. Hal ini menyebabkan wilayahnya menjadi daerah yang memiliki potensi
bencana cukup besar. Salah satunya bencana gempa bumi yang terjadi September 2009
lalu, dimana korban yang ditemukan rata-rata mengalami kerusakan berat pada wajah
dan sidik jari karena tertimpa bangunan, sehingga sulit untuk dilakukan identifikasi
korban dengan sidik jari. Cara alternatif yang digunakan adalah identifikasi melalui gigi
geligi dengan melakukan pencocokan dental records. Cara ini dilakukan dengan metode
bahwa metode identifikasi melalui gigi geligi ini terbukti cepat, akurat dan tidak
memakan biaya yang besar terutama pada kasus yang memakan korban banyak dan
keadaan korban yang telah mengalami kerusakan parah pada tubuhnya terutama wajah
dan sidik jari ( Kota Padang, 2007; Ahmad Fauzi, 2010; Muhammad Haris, 2009).
Identifikasi dengan sarana gigi dilakukan dengan cara membandingkan data gigi
yang diperoleh dari pemeriksaan gigi orang/jenazah yang tidak dikenal (data
postmortem) dengan data gigi yang pernah dibuat sebelumnya dari orang yang
diperkirakan (data antemortem). Identifikasi dengan cara membandingkan data ini akan
dapat memberikan hasil identifikasi sampai tingkat individual, yaitu dapat menunjuk
siapa orang yang diidentifikasi. Jadi data gigi berupa rekam medik gigi (dental record)
yang pernah dibuat sebelumnya (data antemortem) merupakan syarat utama yang harus
ada apabila identifikasi dengan cara membandingkan akan diterapkan (Gandro SA,
1999).
Rekam medik menurut Undang-Undang No.29 tahun 2004 adalah berkas yang
berisi catatan dan dokumen tentang identifikasi pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medik gigi
minimal memuat: identitas pasien, pemeriksaan fisik intra oral dan ekstra oral yang
dilengkapi dengan odontogram, diagnosis/masalah, tindakan/pengobatan, pelayanan lain
yang diberikan kepada pasien dan pesetujuan atau informed concern (Ahmad Fauzi,
2010).
Berdasarkan Pedoman Standar Nasional Rekam Medik Kedokteran Gigi Tahun
2007, dalam rekam medik gigi, data-data penting yang perlu dicatat, dirangkum dalam
sehingga tidak terlewatkan adalah : Identitas Pasien, Keadaan Umum Pasien,
Odontogram, Data Perawatan Kedokteran Gigi, Nama Dokter Gigi yang merawat.
Dokter gigi selaku tenaga profesional bidang kesehatan diwajibkan membuat
rekam medik dalam menjalankan praktek kedokteran giginya, dengan cara harus segera
melengkapi rekam medik gigi pasiennya setiap selesai memberikan pelayanan kesehatan
pada pasiennya. Tentunya kelengkapan rekam medik gigi selain ditanda tangani oleh
dokter gigi yang memberikan pelayanan atau tindakan, juga harus mengikuti cara
penulisan (nomenklatur) yang berlaku secara global. Sehingga rekam medik dapat
bermanfaat, berkaitan dengan aspek hukum bagi masyarakat maupun sebagai sarana
identifikasi dalam upaya pemeriksaan forensik. Dimana peran dokter gigi cukup penting
dalam identifikasi korban mati (Standar Nasional Rekam Medik Kedokteran Gigi,
2007).
Namun pada kenyataannya tidak semua dokter gigi membuat rekam medik gigi
secara lengkap bahkan masih ada yang tidak membuatnya. Selain itu belum adanya
keseragaman dalam penulisan gigi (nomenklatur), maupun istilah ataupun catatan yang
digunakan untuk mencatat tindakan medis yang dilakukan, sehingga sering
menimbulkan keraguan saat dental record dibaca oleh sejawat yang lain. Sehingga pada
tahun 2004 disahkanlah Standar Nasional Rekam Medik Kedokteran Gigi oleh
Departemen Kesehatan RI (Standar Nasional Rekam Medik Kedokteran Gigi, 2007).
Hasil Diskusi Kongres Perhimpunan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
Indonesia menyimpulkan bahwa kesulitan yang dialami oleh para petugas maupun
kurang peduli terhadap pengisian rekam medis dan rekam medik gigi. Salah satu faktor
yang mempengaruhi perilaku dokter gigi diantaranya adalah tingkat pengetahuan.
Namun hal tersebut harus diteliti lebih lanjut apakah benar faktor “ketidaktahuan” dokter
dan dokter gigi tentang pengisian rekam medik yang baik dan benar ataukan
faktor-faktor lain yang menyebabkan kelengkapan data pada rekam medik (dental record)
(Salami, 2008).
Pentingnya rekam medik gigi perlu disosialisasikan kepada masyarakat, agar
setiap individu mempuyai catatan/rekam gigi (dental record) sehingga memudahkan bila
diperlukan sebagai salah satu sarana komunikasi antar dokter gigi dalam proses
identifikasi. Dengan demikian adanya rekam medik gigi yang lengkap sesuai Standar
Nasional Rekam Medik Kedokteran Gigi semakin terasa diperlukan (Standar Nasional
Rekam Medik Kedokteran Gigi, 2007).
Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendukung dan
mendorong diselenggarakannya rekam medis yang lengkap. Surat Keputusan Menteri
Kesehatan No. 749a/Menkes/Per/XII/1989 menegaskan bahwa setiap sarana pelayanan
kesehatan wajib membuat rekam medis, dan dilakukan oleh dokter/dokter gigi dan
tenaga kesehatan lainnya yang memberikan pelayanan langsung ke pasien (Salami,
2008).
Kota Padang sebagai ibu kota Propinsi memiliki jenis sarana kesehatan yang
cukup beragam. Di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang terdapat sarana kesehatan
diantaranya berupa Puskesmas dan Rumah Sakit. Dari laporan tahunan DKK Kota
terdapat 43 orang dokter gigi yang bertugas di Puskesmas dan beberapa dokter gigi yang
bertugas di Rumah Sakit (Laporan Tahunan DKK Padang Tahun 2010, 2011).
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan, diperoleh informasi
bahwa diperkirakan hanya sebagian kecil dokter gigi di Puskesmas dan Rumah Sakit di
Kota Padang yang membuat Rekam Medik Gigi sesuai dengan standar nasional
kedokteran gigi. Hanya beberapa dokter gigi di Rumah Sakit tertentu yang telah
menerapkan pengisian Rekam Medik Gigi yang sesuai dengan standar nasional
kedokteran gigi dan mengisinya secara lengkap. Kelengkapan Rekam Medik Gigi dilihat
dari diisinya data-data pada Rekam Medik Gigi secara lengkap yaitu identitas pasien,
data umum pasien, odontogram, data perawatan kedokteran gigi dan tanda tangan dokter
gigi. Selain itu, hasil uji coba kuisioner mengenai pentingnya rekam medik gigi, dapat
disumpulkan bahwa masih banyak dokter gigi terutama pada Puskesmas dan Rumah
Sakit yang kurang mengetahui mengenai pentingnya rekam medik gigi yang sesuai
dengan standar nasional kedokteran gigi yang meliputi manfaat, syarat lengkap, aspek
medikolegal dan item penting yaitu odontogram.
Mengacu pada permasalahan yang telah di uraikan di atas, perlu dilakukan
penelitian untuk melihat bagaimana gambaran tingkat pengetahuan dokter gigi mengenai
rekam medik gigi gigi yang sesuai dengan standar nasional kedokteran gigi di
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan dokter gigi mengenai rekam medik
gigi yang sesuai dengan standar nasional kedokteran gigi di Puskesmas dan Rumah Sakit
Kota Padang Tahun 2012?
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan umum :
Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dokter gigi mengenai rekam medik
gigi yang sesuai dengan standar nasional kedokteran gigi di Puskesmas dan Rumah Sakit
Kota Padang Tahun 2012.
1.3.2 Tujuan khusus :
1. Mengetahui gambaran rekam medik gigi yang sesuai dengan standar nasional
kedokteran gigi di Puskesmas dan Rumah Sakit.
2. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dokter gigi mengenai syarat lengkap
dental record.
3. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dokter gigi mengenai manfaat dental
record.
4. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dokter gigi mengenai aspek
medikolegal dental record.
5. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dokter gigi mengenai item penting
1.4 Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
Kegiatan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan kemampuan
mahasiswa dalam mengenali dan menganlisis permasalahan di lapangan dan
menambah pengetahuan tentang kelengkapan pengisian data pada rekam medik
gigi yang sesuai dengan Standar Nasional Rekam Medik Kedokteran gigi.
Penelitian ini juga digunakan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Kedokteran Gigi.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan acuan di bidang pengetahuan dan penelitian serta dapat digunakan
sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain terutama penelitian tentang
pengetahuan dokter gigi megenai rekam medik gigi yang sesuai dengan standar
nasional kedokteran gigi.
3. Bagi Instansi
Dapat digunakan sebagai masukan bagi pihak terkait yaitu Puskesmas, Rumah
Sakit, Dinas Kesehatan Kota dan PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia)
mengenai pentingnya rekam medik gigi yang sesuai dengan standar nasional
kedokteran gigi. Masukan bagi Dinas Kesehatan Kota dan Persatuan Dokter Gigi
Indonesia Cabang Padang untuk membuat kebijakan dan memberikan sosialisasi
bagi semua dokter gigi di Puskesmas dan Rumah Sakit agar membuat Rekam
memberi informasi kepada institusi terkait (Puskesmas, Rumah Sakit dan PDGI)
dalam mengkaji dan mengevaluasi tentang pengetahuan dokter gigi di Puskesmas
dan Rumah Sakit Kota Padang terhadap rekam medik yang sesuai Standar
Nasional Rekam Medik Kedokteran Gigi.
1.5 Ruang Lingkup
Penelitian ini membahas gambaran tingkat pengetahuan dokter gigi mengenai
rekam medik gigi yang sesuai dengan standar nasional kedokteran gigi di Puskesmas
dan Rumah Sakit tahun 2012. Sampel pada penelitian adalah semua dokter gigi yang
bertugas di Puskesmas dan Rumah Sakit kota Padang. Penelitian akan dilakukan pada
bulan Januari 2012 dengan menggunakan uji kuisioner dan melakukan observasi
terhadap rekam medik gigi yang dibuat oleh setiap dokter dan dokter gigi di Puskesmas
dan Rumah Sakit. Dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi intansi
terkait (DKK, Puskesmas, Rumah Sakit dan PDGI) gambaran pengetahuan dokter gigi
mengenai rekam medik gigi yang sesuai Standar Nasional Rekam Medik Kedokteran
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulisan skripsi yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Dokter Gigi Mengenai Rekam Medik Gigi Yang Sesuai Dengan Standar Nasional Kedokteran Gigi Di Puskesmas Dan Rumah Sakit Kota Padang
Tahun 2012” dapat selsesai. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas.
Skripsi ini dapat disusun berkat dorongan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Drg. Haryadi Mangkuto Sp,BM selaku ketua Program Studi Pendidikan
Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
2. Prof. DR. dr. Rizanda Machmud, M.Kes selaku dosen pembimbing 1 yang
telah sabar membimbing saya dan begitu banyak memberi arahan serta
masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Drg. Murniwati, MPPM selaku dosen pembimbing 2 yang telah memberikan
saya tema skripsi ini dan sangat banyak membantu dan memberikan arahan
untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Dra. Kuswardani Susari Putri, M.Psi, Psikolog selaku dosen penguji 1 yang
sangat banyak membantu dan memberikan masukan untuk menyempurnakan
skripsi ini.
5. Drg. Bambang Ristiyono, MMR selaku dosen penguji 2 yang sangat banyak
membantu dan memberikan masukan untuk menyempurnakan skripsi ini.
6. Drg. Dedi Sumantri selaku dosen penguji 3 yang sangat banyak membantu
ii 7. Bapak DR. dr. Hafni Bachtiar, MPH dan Bapak Abdullah yang telah
memberikan ilmu pengetahuannya mengenai analisa data menggunakan
program SPSS 15,0 sehingga sangat membantu penyelesaian skripsi ini.
8. Drg. Sri Ramayanti selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan arahan dan masukan.
9. Drg. Hidayati, MKM selaku ketua koordinator skripsi Program Studi
Pendididkan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
10.Bapak/Ibu Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Dokter Gigi yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan sehingga sangat membantu
penyelesaikan skripsi ini.
11.Bapak/Ibu Staf Sekretariat Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas.
12.Orang tua dan saudara-saudara saya yang tiada hentinya berdoa, memberikan
dukungan material dan moral; dan
13.Sahabat dan teman-teman saya yang telah banyak membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap Allah Yang Maha Kuasa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Padang, 28 Februari 2012
iii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN KOORDINATOR HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
SURAT PERNYATAAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR………. i
DAFTAR ISI………. iii
DAFTAR TABEL……… v
DAFTAR GRAFIK……….. vi
DAFTAR GAMBAR……… vi
LAMPIRAN……….. vii
BAB 1. PENDAHULUAN………... 1
1.1 Latar belakang……….. 1
1.2 Rumusan Masalah………... 6
1.3 Tujuan Penelitian……….. 6
1.3.1 Tujuan Umum……… 6
1.3.2 Tujuan Khusus………... 6
1.4 Manfaat Penelitian……….... 7
1.5 Ruang Lingkup……….. 8
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA……….. 9
2.1 Rekam Medis……….. 9
2.1.1 Pengertian Rekam Medis………... 9
2.1.2 Falsafah Rekam Medis………... 9
2.1.3 Manfaat dan Kegunaan Rekam Medis……… 11
2.1.4. Kepemilikan Rekam Medis………. 12
2.1.5 Aspek Medikolegal Rekam Medis..……… 13
2.1.6 Sanksi Dokter dan Dokter Gigi tidak membuat Rekam Medis 14 2.2 Standar Nasional Rekam Medik Kedokteran Gigi………. 15
2.2.1 Pengertian Rekam Medik Gigi………... 15
2.2.2 Tujuan Rekam Medik Gigi………. 15
2.2.3 Manfaat Rekam Medik Gigi……… 16
2.2.4 Isi Rekam Medik Gigi………. 16
iv
2.2.6 Teknik Penulisan dan Terapi Rekam Medik Gigi………….. 23
2.2.7 Data Gigi Tertulis……… 23
2.2.8 Status Gigi………... 24
2.2.9 Petunjuk Pengisian Rekam Medik Gigi……….. 27
2.2.10 Teknik Pengisian Odontogram……….. 28
2.2.11 Pentingnya dental record sebagai sarana identifikasi……… 29
2.3 Pengetahuan……… 31
2.4 Landasan Teori……….... 36
BAB 3. Kerangka Konsep dan Definisi Operasional……….. 38
3.1 Kerangka Konsep………..….. 38
3.2 Definisi Operasional………... 39
BAB 4. Metodologi Penelitian……… 42
4.1 Desain Penelitian………. 42
4.2 Waktu dan Lokasi Penelitian……….. 42
4.3 Populasi dan Sampel………... 42
4.4 Teknik Pengumpulan Data………. 43
4.4.1 Sumber Data……….... 43
4.4.2 Alat atau Instrumen Penelitian………... 44
4.4.3 Cara Mengumpulkan Data………...… 45
4.4.4 Pengolahan dan Analisis Data………...….. 46
4.5 Etika Penelitian………...……. 48
BAB 5. Hasil Penelitian……….. 50
5.1 Puskesmas………...… 50
5.2 Rumah Sakit………...…. 52
5.3 Gambaran Karakteristik Dokter Gigi……….. 54
5.4 Analisa Variabel……….. 55
5.4.1 Pengetahuan Dokter Gigi………...… 55
BAB 6. Pembahasan………...…… 66
6.1 Keterbatasan Penelitian………..……. 66
6.2 Analisa Variabel………..……….... 67
6.2.1 Pengetahuan Dokter Gigi………..…………. 67
6.3 Analisa Faktor……….... 73
BAB 7. Kesimpulan dan Saran……….…… 76
7.1 Kesimpulan……….………. 76
7.2 Saran……….. 77
v
DAFTAR TABEL
4.1 Tabel Distribusi frekuensi pengetahuan dokter gigi mengenai syarat lengkap
dental recordyang sesuai standar nasional kedokteran gigi………. 47
4.2 Tabel Distribusi frekuensi pengetahuan dokter gigi manfaat
dental recordsesuaidengan standar nasional kedokteran gigi………… .. 47
4.3 Tabel Distribusi frekuensi pengetahuan dokter gigi mengenai aspek
medikolegal dental record yang sesuai dengan standar nasional
kedokteran gigi……….. 48
4.4 Tabel Distribusi frekuensi pengetahuan dokter gigi mengenai item penting
dental recordyang sesuai dengan standar nasional kedokteran gigi…… 48
5.1 Tabel Distribusi frekuensi jumlah dokter gigi di Puskesmas Kota Padang
tahun 2012……….. 51
5.2 Tabel Distribusi frekuensi jumlah dokter gigi di Rumah Sakit Kota Padang
tahun 2012……….. 53
5.3 Tabel Distribusi frekuensi karakteristik dokter gigi di Puskesmas dan Rumah
vi
DAFTAR GRAFIK
5.1 Grafik Distribusi Frekuensi Pengetahuan Dokter Gigi Mengenai Dental
Record di Puskesmas dan Rumah Sakit Kota Padang Tahun 2012……… 56
5.2 Grafik Distribusi Frekuensi Pengetahuan Dokter Gigi Mengenai Syarat
Lengkap Dental Record di Puskesmas dan Rumah Sakit Kota Padang
Tahun 2012……….. 57
5.3 Grafik Distribusi Frekuensi Pengetahuan Dokter Gigi Mengenai Manfaat
Dental Record di Puskesmas dan Rumah Sakit Kota Padang Tahun 2012… 59
5.4 Grafik Distribusi Frekuensi Pengetahuan Mengenai Aspek Medikolegal
Dental Record di Puskesmas dan Rumah Sakit Kota Padang Tahun 2012… 61
5.5 Grafik Distribusi Frekuensi Pengetahuan Dokter Gigi Tentang Item Penting
Dental Record di Puskesmas dan Rumah Sakit Kota Padang Tahun 2012… 63
DAFTAR GAMBAR
2.1 Gambar Contoh Rekam Medik Gigi yang sesuai dengan Standar Nasional
Rekam Medik Kedokteran gigi……….. 17
vii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Gambar Dokumentasi Penelitian………
2. Kuisioner Penelitian………
3. Surat Izin Penelitian………
4. Surat permohonan pengisian kuisioner………
5. Informed consent……….
6. Surat Rekomendasi Penelitian……….
7. Lembar observasi……….
8. Master tabel………..
9. Hasil SPSS………
1 Tingkat Pengetahuan Dokter Gigi Mengenai Rekam Medik Gigi yang Sesuai Dengan
Standar Nasional Kedokteran Gigi di Puskesmas dan Rumah Sakit Kota Padang Tahun 2012
Knowledge Exchange Relation Dentists Dental Medical Record Against the National Standards Compliance Dentistry at the Health Center and Hospital
Padang Year 2012
Suci Rahmasari
UNAND 2012 Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dokter gigi mengenai rekam medik gigi yang sesuai dengan standar nasional kedokteran gigi. Populasi pada penelitian ini adalah semua dokter gigi yang bertugas di Puskesmas dan Rumah Sakit Kota Padang Tahun 2012 dengan mengambil total sampling yang berjumlah 48 dokter gigi. Pengumpulan data primer didapat dengan cara melakukan observasi langsung dan melalui kuisioner. Data sekunder didapat dengan cara melakukan penelitian pendahuan dibeberapa Puskesmas dan Rumah Sakit. Data dianalisis menggunakan program komputer dengan mengelompokkan masing-masing variabelnya. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa tingkat pengetahuan dokter gigi mengenai rekam medik gigi yang sesuai dengan standar nasional kedokteran gigi masih rendah. Dari keempat pokok bahasan yang diujikan, aspek medikolegal dental record merupakan pokok bahasan yang tingkat pengetahuan dokter gigi paling rendah yaitu hanya mencapai 4,2%. Sehingga perlu dibuat kebijakan oleh pihak yang berwenang untuk menyediakan dan membuat rekam medik gigi yang sesuai standar nasional. Kemudian melakukan sosialisasi serta pelatihan untuk mengisi rekam medik gigi yang sesuai standar nasional bagi semua dokter gigi.
Kata kunci : Dental Record, Pengetahuan, Standar Nasional Rekam Medik Kedokteran Gigi
Abstract
This study aims to determine the level of knowledge about the dentist's dental medical records in accordance with national standards of dentistry. The population in this study were all dentists who served in health centers and hospitals Padang Year 2012 by taking the total sampling of 48 dentists. The collection of primary data obtained by direct observation and through questionnaires. Secondary data was obtained by carrying out research pendahuan several health centers and hospitals. Data were analyzed using a computer program to classify each of the variables. From the results obtained the result that the level of knowledge about the dentist's dental medical records in accordance with national standards of dentistry is low. Of the four subjects tested, medikolegal aspects of dental records is the subject of a dentist's level of knowledge that only the lowest at 4.2%. So that policies need to be made by the authorities to provide medical records and make the appropriate national standard. Then do the socialization and training to fill medical records according to national standard for all dentists.
2 I. PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu negara di
dunia yang mewakili wilayah paling rentan
terhadap berbagai bencana alam karena
secara geologis Indonesia terletak di
pertemuan antara 3 lempeng tektonik utama
dunia (Eurasia, Indo-Australia, Mediterania).
Sumatra Barat khususnya kota Padang
merupakan salah satu wilayah di Indonesia
yang wilayahnya menjadi daerah yang
memiliki potensi bencana cukup besar.
Salah satunya bencana gempa bumi yang
terjadi September 2009 lalu, dimana korban
yang ditemukan rata-rata mengalami
kerusakan berat pada wajah dan sidik jari.
Sehingga sulit untuk dilakukan identifikasi
korban dengan sidik jari. Cara alternatif yang
digunakan adalah identifikasi melalui gigi
geligi dengan melakukan pencocokan dental records.
Identifikasi dengan sarana gigi dilakukan
dengan cara membandingkan data gigi yang
diperoleh dari pemeriksaan gigi
orang/jenazah yang tidak dikenal (data
postmortem) dengan data gigi yang pernah dibuat sebelumnya dari orang yang
diperkirakan (data antemortem). Beberapa jurnal telah mengatakan bahwa metode
identifikasi melalui gigi geligi ini terbukti
cepat, akurat dan tidak memakan biaya yang
besar terutama pada kasus yang memakan
korban banyak dan keadaan korban yang
telah mengalami kerusakan parah pada
tubuhnya terutama wajah dan sidik jari.
Berdasarkan Pedoman Standar Nasional
Rekam Medik Kedokteran Gigi Tahun 2007,
dalam rekam medik gigi, data-data penting
yang perlu dicatat, dirangkum dalam blangko
rekam medik sehingga berfungsi sebagai
check list agar selalu dapat diperiksa sehingga tidak terlewatkan adalah : Identitas
Pasien, Keadaan Umum Pasien,
Odontogram, Data Perawatan Kedokteran
Gigi, Nama Dokter Gigi yang merawat.
Dokter gigi selaku tenaga profesional
bidang kesehatan diwajibkan membuat
rekam medik dalam menjalankan praktek
kedokteran giginya. Tentunya kelengkapan
rekam medik gigi selain ditanda tangani oleh
dokter gigi yang memberikan pelayanan atau
tindakan, juga harus mengikuti cara
penulisan (nomenklatur) yang berlaku secara
global. Sehingga rekam medik dapat
bermanfaat, berkaitan dengan aspek hukum
bagi masyarakat maupun sebagai sarana
identifikasi dalam upaya pemeriksaan
forensik. Dimana peran dokter gigi cukup
penting dalam identifikasi korban mati.
Namun pada kenyataannya tidak semua
dokter gigi membuat rekam medik gigi
secara lengkap bahkan masih ada yang tidak
membuatnya. Salah satu faktor yang
mempengaruhi perilaku dokter gigi
diantaranya adalah tingkat pengetahuan.
Mengacu pada permasalahan yang telah
di uraikan di atas, perlu dilakukan penelitian
untuk melihat bagaimana gambaran tingkat
3 medik gigi gigi yang sesuai dengan standar
nasional kedokteran gigi di Puskesmas dan
Rumah Sakit Kota Padang Tahun 2012.
II. MATERI DAN METODE 2.1 Materi
Kajian dalam penelitian ini adalah
pengetahuan dokter gigi mengenai rekam medik
gigi yang sesuai dengan standar nasional
kedokteran gigi yang merupakan salah satu
penyebab rendahnya angka rekam medik yang
sesuai dengan standar nasional kedokteran gigi di
Puskesmas dan Rumah Sakit Kota Padang Tahun
2012.
2.2 Metode
Kajian dilakukan dengan metode Deskriptif. Dimana pada penelitian ini difokuskan untuk
melihat bagaimana gambaran dari tingkat
pengetahuan dokter gigi mengenai rekam
medik gigi yang sesuai dengan standar
nasional kedokteran gigi.
Pengambilan sampel dilakukan dengan
metode total sampling. Penentuan jumlah sampel dengan cara non random dengan
mengambil semua jumlah populasi yaitu
semua dokter gigi yang bertugas Puskesmas
dan Rumah Sakit Kota Padang
Analisa variabel dilakukan untuk
melihat distribusi frekuensi dari pengetahuan
dokter gigi mengenai rekam medik gigi yang
sesuai dengan standar nasional kedokteran
gigi.
Analisa dilakukan dengan
mengkategorikan hasil analisa mengenai
pengetahuan dokter gigi:
3.1 Gambaran Karakteristik Dokter Gigi
4 3.2Pengetahuan Dokter Gigi
Keterangan:
1 = Pengetahuan mengenai syarat lengkap
dental record.
2 = Pengetahuan mengenai item penting
dental record.
3 = Pengetahuan mengenai manfaat dental record.
4 = Pengetahuan mengenai aspek
medikolegal dental record.
IV. PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan diperoleh hasil bahwa,
pengetahuan dokter gigi di Puskesmas dan
Rumah Sakit Kota Padang Tahun 2012
mengenai pentingnya dental record secara garis besar dapat digolongkan rendah.
Dimana dari 4 pokok bahasan yaitu
mengenai syarat lengkap, manfaat, aspek
medikolegal dan item penting dental record, pokok bahasan yang diujikan masih banyak
dokter gigi yang memiliki pengetahuan
rendah.
Aspek medikolegal merupakan pokok
bahasan yang dimana hampir semua dokter
gigi digolongkan ke dalam tingkat
pengetahuan yang rendah, yaitu sebanyak 46
dokter gigi atau 95,8%.
Pengetahuan dokter gigi mengenai
pentingnya dental record yang sesuai dengan standar nasional kedokteran gigi akan
mempengaruhi perilaku dokter gigi. Dari
hasil penelitian yang dilakukan, berdasarkan
domain kognitif pengetahuan menurut
Notoatmodjo maka dapat disimpulkan bahwa
dokter gigi sudah mengetahui mengenai
dental record dan sebagian dokter gigi mampu memahami apa itu dental record, tetapi dokter gigi belum mampu
mengaplikasikan dan menganalisis
pengetahuannya itu kedalam keadaan dimana
telah disediakan rekam medik gigi yang
sesuai dengan standar nasional. Sehingga
dokter gigi tidak mampu memenuhi domain
kognitif pengetahuan yang selanjutnya.
Karena belum memenuhi 6 tingkat
domain kognitif yang harus dimiliki agar
bisa dikatakan memiliki pengetahuan yang
tinggi, maka tingkat pengetahuan dokter gigi
di Puskesmas dan Rumah Sakit masih
digolongkan rendah. Kurangnya sosialisasi
akan pentingnya data pada rekam medik gigi
merupakan faktor penting yang membuat
pengetahuan dokter gigi rendah.
Upaya yang dapat dilakukan dalam
mengatasi rendahnya pengetahuan dokter
5 adalah dengan mengadakan seminar-seminar
yang diikuti dengan pelatihan khusus tentang
bagaimana cara mengisi dental record terutama odontogram yang sesuai dengan
standar nasional yang ditetapkan. Peranan
DKK (Dinas Kesehatan Kota) dan PDGI
(Persatuan Dokter Gigi Indonesia) sangat
diperlukan untuk upaya sosialisasi ini.
Kegiatan sosialisasi yang didukung dengan
pelatihan dapat diselenggarakan dengan
melakukan kerja sama dengan pihak
Puskesmas dan Rumah Sakit untuk
mendukung tujuan sosialisasi yang telah
dilakukan.
Dengan upaya yang dilakukan
tersebut diharapkan semua pihak yang terkait
saling bekerja sama agar meningkatkan
pengetahuan dokter gigi mengenai
pentingnya dental record. Sehingga akan memepengaruhi perilaku dokter gigi untuk
lebih meningkatkan kinerjanya sebagai
tenaga profesional bidang kesehatan dengan
membuat rekam medik gigi yang secara
lengkap dan sesuai dengan standar nasional
yang telah ditetapkan.
Dengan bertambahnya informasi dan
tingginya tingkat pengetahuan dokter gigi
akan mendorong perilaku dokter gigi untuk
membuat rekam medik yang lengkap sesuai
dengan standar nasional kedokteran gigi
untuk setiap pasiennya. Rekam medik gigi
yang sesuai dengan standar nasional
kedokteran gigi yang telah ditetapkan akan
memiliki banyak manfaat bagi kita semua,
terutama dapat digunakan sebagai data
pembanding pada proses identifikasi jika
suatu saat benar-benar dibutuhkan. Selain
itu, dengan membuat rekam medik gigi yang
lengkap juga dapat meningkatkan kualitas
pelayanan pada institusi kesehatan termasuk
Puskesmas dan Rumah Sakit. Rekam medik
yang dibuat secara lengkap juga digunakan
sebagai bukti resmi/legal oleh dokter gigi
atas semua perawatan dan pengobatan yang
telah diberikan kepada setiap pasiennya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, diketahui bahwa:
1. Sebagian besar formulir rekam
medik gigi di Puskesmas dan Rumah
Sakit Kota Padang tidak sesuai
dengan Standar Nasional Rekam
Medik Kedokteran Gigi.
2. Masih banyak dokter gigi di
Puskesmas dan Rumah Sakit Kota
Padang memiliki pengetahuan yang
rendah mengenai dental record yang
sesuai dengan standar nasional
kedokteran gigi.
3. Ada tiga faktor utama yang
menyebabkan rendahnya tingkat
pengetahuan dokter gigi mengenai
rekam medik gigi yang sesuai dengan
standar nasional kedokteran gigi di
Puskesmas dan Rumah Sakit Kota
6 pertama tidak disediakannnya rekam
medik gigi yang sesuai dengan
standar nasional di Puskesmas dan
Rumah Sakit Kota Padang. Kedua,
tidak adanya kebijakan untuk dokter
gigi agar dapat membuat rekam
medik gigi yang sesuai dengan
standar nasional. Ketiga, masih
kurangnya sosialisasi yang dilakukan
mengenai pentingnya data pada
rekam medik gigi yang sesuai dengan
standar nasional kedokteran gigi.
5.2Saran
DKK (Dinas Kesehatan Kota) sebagai
institusi kesehatan tertinggi di Kota Padang
diharapkan dapat membuat kebijakan untuk
menyediakan formulir rekam medik gigi
yang lengkap sesuai dengan Standar
Nasional Rekam Medik Gigi dan membuat
kebijakan yang mewajibkan semua dokter
gigi di Puskesmas dan Rumah Sakit Kota
Padang untuk mengisi rekam medik gigi
secara lengkap berdasarkan formulir rekam
medik gigi yang sesuai dengan standar
nasional kedokteran gigi. Kemudian,
memberi sanksi tegas bagi dokter gigi yang
tidak mematuhi kebijakan tersebut.
Untuk mendukung kebijakan tersebut,
diharapkan DKK untuk dapat bekerjasama
dengan PDGI (Persatuan Dokter Gigi
Indonesia) Kota Padang sebagai organisasi
profesi dokter gigi di Kota Padang agar dapat
membantu untuk melakukan sosialisasi
kepada dokter gigi mengenai pentingnya
rekam medik gigi yang sesuai dengan
standar nasional kedokteran gigi. Selain itu
PDGI juga diharapkan dapat membantu
memberikan pelatihan kepada semua dokter
gigi di Puskesmas dan Rumah Sakit Kota
Padang mengenai cara pengisian rekam
medik gigi khususnya odontogram sesuai
dengan standar nasional yang telah
ditetapkan. Dengan upaya sosialisasi dan
pelatihan yang telah dilakukan, diharapkan
dapat menambah informasi dan wawasan
baru bagi dokter gigi sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan dokter gigi
mengenai rekam medik gigi yang sesuai
dengan standar nasional kedokteran gigi.
Demi mewujudkan harapan tersebut,
pihak Puskesmas dan Rumah Sakit
diharapkan mendukung kebijakan demi
mencapai tujuan dari sosialisai dan pelatihan
yang telah dilakukan. Manajemen Puskesmas
dan Rumah sakit dapat melakukan
pemantauan terhadap kinerja dokter gigi
yang salah satu indikatornya adalah apakah
dokter gigi mengisi rekam medik gigi secara
lengkap sesuai dengan standar nasional atau
tidak. Selain itu pihak Puskesmas dan
Rumah Sakit juga diharapkan selalu
melakukan pendataan terhadap kelengkapan
rekam medik gigi yang telah dibuat oleh
dokter gigi selama satu bulan sekali.
Dengan demikian diharapkan kerjasama
dari berbagai pihak terkait agar rekam medik
7 Padang sesuai dengan standar nasional yang
telah ditetapkan dan diisi secara lengkap.
Sehingga data rekam medik gigi tersebut
benar-benar mempunyai nilai dan manfaat
penting jika suatu saat dibutuhkan.
DAFTAR RUJUKAN
1. Arikunto, S. 2003. Manajemen Penelitian.
Rineka Cipta. Jakarta.
2. Charangowda. 2010. Dental Recors : An Overview. Journal of Forensic Dental Sciences/January-June 2010/ Vol 2/ Issue.
3. Dinas Kesehatan Kota.2011. Laporan Tahunan tahun 2010 Edisi 2011. Dinas
Undang-Undang Republik Indonesia No. 29 Tahun2004 tentang Praktek Kedokteran. Jakarta.
6. Departemen Kesehatan RI. 2008.
Peraturan Mentri Kesehatan RI No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis. Jakarta, Depkes RI.
7. Departemen Kesehatan RI. 1989.
Peraturan Menteri Kesehatan
No.749a/Men.Kes/Per/XIII/1989 Tentang Rekam Medis/Medical Record. Jakarta. 8. Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan RI. 2007.
StandarNasional Rekam Medik
Kedokteran Gigi.Departemen Kesehatan RI Cetakan II.Jakata.
9. Fauzi, A. 2010. Pentingnya Dental record. Seminar Nasional PDGI Cabang Padang.Padang.
10.Hari, M. 2009. Perangkat Lunak Untuk Proses Identfikasi. FASILKOM UI. 11.Kepolisian Negara Republik Indonesia
Markas Besar. 2011. Penyampaian FormulirOdontogram. Jakarta.
12.Konsil Kedokteran Indonesia. 2006.
Manual Rekam Medis. Kodokteran
2008. Maintaining Proper Dental records.American Dental Assistants Association.
15.Nita, A. 2009. Analisis Pengetahuan Tenaga Kesehatan dengan Ketidaklengkapan Isian Resume Medis di RS. Hospital Cinere 2009. Program Studi
Sarjana Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia. Depok.
16.Pirngandi. 2008. Penatalaksanaan korban mati akibat bencana massal.
Majalah Kedokteran Nusantara Volume
41 No 4 Desember 2008.
8 Rumah Sakit Umum Sigli. Sekolah
Pascasarjana Universita Sumatra Utara.
Medan.
18.Sara,A. 1999. Peran Odontologi Forensik Sebagai Salah Satu Sarana Pemeriksaan Identifikasi Jenazah Tak Dikenal. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakulkas Kedokteran
Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
19.Satyo, A. 2006. Identifikasi Korban Post Mortem yang Dipatikan oleh Laporan Antemortem. Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39.
20.Singh, S. 2008. Instansi/SMF Kedokteran Forensik dan Medikolegal Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan. Majalah Kedokteran Nusantara Volume
41.
21.Soekidjo, N. 2004. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta 22.Soekidjo, N. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-Prinsip Dasar). Rineka Cipta. Jakarta.
23.Soekidjo, N. 2003.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta. 24.Sugiyanto, Z. 2005. Analisis Perilaku
Dokter Dalam Mengisi Kelengkapan Data Rekam Medis Lembar Resume Rawat
Inap Di Rumah Sakit Ungaran Tahun 2005. Program Pasca Sarjana Universita Dipenogoro. Semarang.
25.Vita, R. 2010. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Dokter Dalam Kelengkapan Pengisian Resume Rekam
Medis Rawat Inap di RSU RA Kartini Jepara Tahun 2010. Program Pascasarjana Program Magister Ilmu
Kesehatan Masyarakat Kosentrasi
Admisnistrasi Rumah Sakit Universitas