Parnandes, 2013
Studi Deskriptif Relevansi Antara Kondisi Sarana Dan Prasarana Di SMK Negeri Dengan Standar Sarana Dan Prasarana Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
STUDI DESKRIPTIF RELEVANSI ANTARA KONDISI SARANA DAN PRASARANA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI
DENGAN STANDAR SARANA DAN PRASARANA MENURUT BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
(Studi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri “X” Kabupaten Landak)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
Oleh: PARNANDES E. 0551. 0707328
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Parnandes, 2013
Studi Deskriptif Relevansi Antara Kondisi Sarana Dan Prasarana Di SMK Negeri Dengan Standar Sarana Dan Prasarana Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
STUDI DESKRIPTIF RELEVANSI ANTARA KONDISI
SARANA DAN PRASARANA DI SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN NEGERI
DENGAN STANDAR SARANA DAN PRASARANA MENURUT
BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
(Studi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri “X” Ka
bupaten
Landak)
Oleh
Parnandes
Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Parnandes 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Parnandes, 2013
Studi Deskriptif Relevansi Antara Kondisi Sarana Dan Prasarana Di SMK Negeri Dengan Standar Sarana Dan Prasarana Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PARNANDES E.0551.0707328
STUDI DESKRIPTIF RELEVANSI ANTARA KONDISI SARANA DAN PRASARANA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI DENGAN
STANDAR SARANA DAN PRASARANA MENURUT BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
(Studi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri „X‟ Kabupaten Landak)
Disetujui Dan Disahkan Oleh Pembimbing:
Pembimbing I
Dr.Wahid Munawar,M.Pd. NIP:196305201 198901 1 001
Pembimbing II
Ridwan Adam.M.Noor,S.Pd.,M.Pd. NIP19761116 200501 1 002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI Bandung
ii
Parnandes, 2013
Studi Deskriptif Relevansi Antara Kondisi Sarana Dan Prasarana Di SMK Negeri Dengan Standar Sarana Dan Prasarana Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK
Parnandes E. 0551.0707328 . “Studi Deskriptif Relevansi Antara Kondisi Sarana dan Prasarana di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri dengan Standar Sarana dan Prasarana Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (Studi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri “X” Kabupaten Landak)” (2013). Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Pendidikan dan Teknologi Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia.
Idealnya sarana dan prasarana di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang disusun oleh Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP), namun kenyataanya ada beberapa SMK yang memiliki sarana dan prasarana kurang relevan dengan SNP, misalnya kurangnya luas ruang praktek di SMK, sehingga siswa ketika melakukan praktek mengalami kendala dan kesulitan. Indikator ini terlihat dari hasil observasi dan wawancara peneliti dengan pihak SMK Negeri Kabupaten Landak, kenyataanya luas ruangan praktek tidak relevan dengan SNP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan relevansi sarana dan prasarana di SMK Negeri Kabupaten Landak dengan SNP.
Metode Penelitian ini adalah Deskriptif. Objek pada penelitian ini adalah Ruang Guru, Ruang Kelas, Ruang Praktek Otomotif Jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) dan Pendidik dan kependidikan SMK Negeri Kabupaten Landak. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah pengamatan (observasi), wawancara (interview), dan dokumentasi. Pengolahan data pada penelitian ini adalah menggunakan % (persentase).
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Prasarana ruang kelas 100% relevan dengan SNP; (2) prasarana ruang guru 66% relevan dengan SNP; (3) luas ruang praktek otomotif belum relevan dengan SNP, area kerja memiliki kapasitas minimum 16 peserta didik sudah relevan dengan SNP, luas dan lebar area kerja mesin otomotif belum relevan dengan SNP, area kerja kelistrikan otomotif berdasarkan kapasitas, luas dan lebar belum relevan dengan SNP,
area kerja chasis dan pemindah daya berdasarkan kapasitas, luas dan lebar Belum relevan dengan SNP, ruang instruktur dan penyimpanan belum relevan dengan SNP; (4) sarana ruang kelas 75% memenuhi SNP; (5) sarana ruang guru 90 % relevan dengan SNP (6) sarana area kerja mesin 71% relevan dengan SNP, sarana area kerja kelistrikan 57% relevan dengan SNP, sarana area kerja chasis dan pemindah daya 57% relevan dengan SNP, sarana ruang penyimpanan dan instruktur 100% relevan dengan SNP. Kualifikasi Teknisi otomotif 50 % relevan dengan SNP.
iii
Parnandes, 2013
Studi Deskriptif Relevansi Antara Kondisi Sarana Dan Prasarana Di SMK Negeri Dengan Standar Sarana Dan Prasarana Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRACT
Parnandes E. 0551.0707328 . " Descriptive Study of Relevancy between Condition of Facilities and basic facilities in State Vocational High School (SMK Negeri) with Standard Facilities And Basic Facilities According To National Education Standard Agency ( Study inSekolah Menengah Kejuruan Negeri „X‟ Kabupaten Landak)" ( 2013). Majors Education Of Technical Engineering Faculty Education and Vocational Technology ofIndonesia.University of Education.
Ideally facilities and basic facilities in Vocational High School (SMK) relate to National Standard Education ( SNP) compiled by National Education Standard Agency (BNSP), but actually there are some SMK owning facilities and basic facilities less relevant with SNP, for example lack of room area of the workshop so that students have difficulties and constraint to practice. This indicator can be seen from result of researcher‟s interview and observation of SMK Negeri Kabupaten Landak that its practice workshops are irrelevant to SNP. Intention of this research is to descripe facilities and basic facilities relevancy of SMK Negeri Kabupaten Landak to SNP.
The Research Method is descriptive one.The objects of this research are Teacher Room, Class Room, The Practice Workshop of Automotive Majors Technique Vehicle (Teknik Kendaraan Riangan - TKR) and Educator and Education System of SMK Negeri Kabupaten Landak.The technicof data collecting inthis research are observation, interview, and documentation. Data-Processing in this research is to use % ( percentage method) . Results of the research are that (1) Basic facilities of the class room are 100% relevant to SNP; (2) Basic facilities of the teacher rooms are 66% relevant to SNP; (3)the room area of the automotive practice workshop is not yet relevant to SNP, the working area is to have minimum capacities 16 participants have relevancy to SNP, the working area ofthe automotive machinery is not yet relevant toSNP, the working area of the automotive electricities based on capacity, area and width are not yet relevant to SNP,the working area of the chassis and energy transductor of energy based on capacities, area and width is not yet relevant to SNP, the instructor room and storage are not yet relevant to SNP; ( 4) the class room facilities are medium 75% fulfilling to SNP; ( 5) the teacher roomfacilities are 90 % relevant to SNP ( 6) the working area of machinery are 71% relevant to SNP, the working area of electricity facilities are 57% relevant to SNP, area medium work chassis and transductor of energy 57% relevant with SNP, the storage and instructor rooms are 100% relevant to SNP. Qualification of technicians are 50 % relevant to SNP.
v
Parnandes, 2013
Studi Deskriptif Relevansi Antara Kondisi Sarana Dan Prasarana Di SMK Negeri Dengan Standar Sarana Dan Prasarana Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB. I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Pertanyaan Penelitian ... 3
D. Batasan Penelitian ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 5
G. Sistematika Penulisan ... 6
BAB. II. KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Sekolah Menengah Kejuruan ... 7
A. Sarana dan Prasarana ... 13
B. Sarana dan Prasarana Pendidikan SMK ... 14
BAB. III. METODE PENELITIAN ... 42
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 42
B. Metode Penelitian ... 42
C. Teknik Pengumpulan Data ... 43
D. Analisis Data ... 44
BAB. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48
A. Profil kabupaten Landak ... 48
vi
Parnandes, 2013
Studi Deskriptif Relevansi Antara Kondisi Sarana Dan Prasarana Di SMK Negeri Dengan Standar Sarana Dan Prasarana Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Tinjauan Umum Lokasi Penelitian ... 51
D. Deskripsi Hasil Penelitian ... 52
E. Pembahasan ... 59
BAB. IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 88
A. Kesimpulan ... 88
B. Saran ... 90
DAFTAR PUSTAKA ... 91
1
Parnandes, 2013
Studi Deskriptif Relevansi Antara Kondisi Sarana Dan Prasarana Di SMK Negeri Dengan Standar Sarana Dan Prasarana Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Seiring dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, pendidikan diharapkan mampu membentuk calon-calon penerus pembangunan yang sabar, kompeten, mandiri, kritis, rasional, cerdas, kreatif, dan siap menghadapi tantangan di masa depan. Pemerintah sebagai tonggak utama dalam pelaksanaan pendidikan tentunya tidak tinggal diam dalam mengurusi bidang pendidikan.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk satuan
pendidikan formal yang diselenggarakan oleh Pemerintah pada jenjang
pendidikan menengah, sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No. 20 pasal 18 ayat (1). Sebagaimana
dalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 Sekolah Menengah Kejuruan
adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan
pengembangan kemempuan siswa untuk jenis pekerjaan tertentu. Pengertian
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) juga diungkapkan oleh Evans dalam Yoga
Pramono (2009:36): „Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah sistem
pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu
kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan dari pada bidang pekerjaan
lainnya‟.
Berdasarkan berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta
didiknya untuk memasuki lapangan kerja. Demi mewujudkan fungsi Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) tersebut,Pemerintah berupaya meningkatkan kualitas
dan kuantitas SMK secara proporsional. Pemerintah sedang melakukan penataan
2
Parnandes, 2013
Studi Deskriptif Relevansi Antara Kondisi Sarana Dan Prasarana Di SMK Negeri Dengan Standar Sarana Dan Prasarana Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menerapkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) agar SMK mampu
menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap bersaing di dunia kerja. Tolak ukur
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia mengacu pada 8 (delapan)
Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang dikembangkan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP), yang pemberlakuannya disahkan oleh Depdiknas
RI melalui Undang-undang Nomor 20 tahun 2003. Standar Nasional Pendidikan
mempunyai kriteria minimum yang semestinya dipenuhi oleh penyelengara
pendidikan. Standar tersebut meliputi: (1) Standar kompetensi lulusan; (2) Standar
isi; (3) Standar Proses; (4) Standar pendidik dan kependidikan; (5) Standar sarana
dan prasarana; (6) Standar pengelolaan; (7) Standar pembiayaan; (8) Standar
penilaian.
Menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 129a/u/2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan
(SPM) untuk SMK pasal 4 ayat 2 (Keputusan Menteri, 2004:5) yang salah satu
menjelaskan bahwa 90% sekolah harus memiliki sarana dan prasarana minimal
sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan secara nasional. Berdasarkan hal itu sekolah ataupun pihak-pihak lain yang berhubungan dengan dunia pendidikan harus bisa atau wajib menyikapi dan menyediakan sarana dan prasarana yang dapat mendukung proses pembelajaran di SMK. Kriteria minimal Standar Sarana dan prasarana itu diantaranya meliputi: (1) Satuan Pendidikan; (2) Lahan; (3) Bangunan; (4) Ruang kelas; (5) Ruang perpustakaan; (6) Ruang Pembelajaran Khusus; (7) Tempat berolah raga/rekereasi; (8) Media pendidikan; (9) Perabot; (10) Perlengkapan lain.
3
Parnandes, 2013
Studi Deskriptif Relevansi Antara Kondisi Sarana Dan Prasarana Di SMK Negeri Dengan Standar Sarana Dan Prasarana Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dipindahkan ke ruang guru. Lokasi sekolah di Kecamatan Jelimpo ini tidak jauh dengan pusat kota kabupaten Landak. (http://kalbariana.net )
Berdasarkan kutipan permasalahan diatas bahwa beberapa SMA di Kabupaten Landak (Kalimantan Barat) belum mampu memenuhi standar sarana dan prasarana yang telah ditetapkan Pemerintah, tidak menutup kemungkinan beberapa SMK Negeri di Kabupaten Landak belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu Standar Nasional Pendidikan (SNP) khususnya untuk ruang lingkup sarana dan prasarana. Berdasarkan beberapa hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan studi dalam bentuk penelitian yang berjudul: “Studi Deskriptif Relevansi Antara Kondisi Sarana dan Prasarana di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri dengan Standar Sarana dan Prasarana Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (Studi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri “X” Kabupaten Landak)”
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah kondisi sarana dan prasarana beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang belum memadai di Kabupaten Landak membuat siswa harus belajar dipondok sehingga proses pembelajaran jadi kurang kondusif dan kurang efektif jika turun hujan. Sarana dan prasarana yang paling tidak memadai dalam pokok permasalahan ini adalah ketersediaan ruang pemebelajaran (ruang kelas).
C. Pertanyaan Penelitian
1. Prasarana:
a. Apakah prasarana ruang kelas SMK Negeri „X‟ sudah relevan dengan SNP ? b. Apakah prasarana ruang guru SMK Negeri „X‟ relevan SNP ?
4
Parnandes, 2013
Studi Deskriptif Relevansi Antara Kondisi Sarana Dan Prasarana Di SMK Negeri Dengan Standar Sarana Dan Prasarana Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
d. Apakah prasarana pendukung ruang praktek otomotif seperti luas pintu, ventilasi, jendela dan penerangan di ruang praktek otomotif Jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) sudah relevan SNP?
e. Apakah prasarana peralatan praktek seperti tata letak General Tools, tata letak Special Service Tools (SST), tata letak alat ukur, tata letak engine stand, unit tranmisi, unit chasis, dan simulator kelistrikan di Jurusan Teknik
Kendaraan Ringan SMK Negeri „X‟ sudah relevan dengan SNP? 2. Sarana:
a. Apakah Jumlah Sarana seperti kursi dan meja (Siswa dan Guru), media pendidikan dan perlengkapan lain di ruang kelas sudah relevan dengan SNP?
b. Apakah jumlah sarana kursi dan meja guru, lemari, kursi tamu, papan statistik dan pengumuman, dan perlengkapan lain sudah relevan dengan SNP?
c. Apakah jumlah ketersediaan sarana seperti meja kerja, kursi kerja, lemari simpan alat, peralatan kerja, papan tulis kontak kontak dan tempat sampah pada ruang praktek otomotif untuk area kerja mesin, area kerja kelistrikan, area kerja chasis dan pemindah tenaga serta ruang penyimpanan dan instruktur sudah relevan SNP?
d. Apakah jumlah ketersediaan peralatan praktek otomotif untuk General Tools, Special Service Tools (SST), alat ukur, alat pengujian di ruang praktek
otomotif Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri „X‟ sudah relevan dengan SNP ?
3. Apakah jumlah dan kualifikasi Teknisi di ruang praktek otomotif SMK Negeri „X‟ untuk mengelola sarana dan prasarana ruang praktek relevan dengan SNP?
D. Batasan Masalah
5
Parnandes, 2013
Studi Deskriptif Relevansi Antara Kondisi Sarana Dan Prasarana Di SMK Negeri Dengan Standar Sarana Dan Prasarana Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Penelitian dilakukan hanya untuk mengeksplorisasi, mendeskripsikan dan menganalisis sarana dan prasarana yang ada di SMK Negeri “X” Kabupaten Landak.
2. Deskripsi dan analisis terbatas pada kondisi ruangan (ruang pembelajaran umum, ruang guru dan ruang pembelajaran khusus) di SMK Negeri „X‟ Kabupaten Landak berdasarkan pada Standar Nasional Pendidikan (SNP). 3. Penelitian kondisi ruang pembelajaran khusus terbatas pada Jurusan Teknik
Kendaraan Ringan (TKR) SMK Negeri „X‟ Kabupaten Landak.
4. Penelitian terbatas pada Teknisi yang mengelola ruang praktek otomotif Jurusan TKR SMK Negeri „X‟ Kabupaten Landak.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis indikator keberhasilan Standar Nasional Pendidikan (SNP) dari aspek satuan kelengkapan sarana dan prasarana SMK lebih sfesifik tentang standar sarana dan prasarana ruang praktek otomotif di Jurusan Teknik Kendaraan Ringan di SMK Negeri „X‟ Kabupaten Landak.
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari deskripsi dan analisis data penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi:
1. Guru SMK Negeri „X‟ Kabupaten Landak tentang pentingnya pemanfaatan ruangan dan kelengkapan sarana prasarana pendukung yang terstandar dalam proses pembelajaran dapat berjalan secara maksimal.
2. Kepala SMK Negeri „X‟ Kabupaten Landak tentang pengembangan program sekolah untuk merealisasikan pengembangan sekolah dari berbagai bidang sarana dan prasarana yang terstandar dan merekrut calon guru-guru dan tenaga pendidik yang sesuai Standar Nasional Pendidikan (SNP). 3. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Landak tentang pentingnya kebijakan
6
Parnandes, 2013
Studi Deskriptif Relevansi Antara Kondisi Sarana Dan Prasarana Di SMK Negeri Dengan Standar Sarana Dan Prasarana Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang berstandar nasional serta dapat menyediakan guru-guru yang memiliki kualifikasi SNP.
4. Penulis mampu memaparkan data secara dekriptif data dan dilakukan analisis pada setiap jenis kategori data yang di dapat pada saat melakukan penelitian.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan. Bab berisi latar belakang, identifikasi masalah, pertanyaan penelitian, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka merupakan bab yang berisikan tinjauan pustaka mengenai pendidikan kejuruan, sekolah menengah kejuruan, sarana dan prasarana pendidikan kejuruan, dan mengenai ruang praktek otomotif.
Bab III Metodologi Penelitian. Bab ini mengemukakan penelitian yang digunakan untuk mendukung pengolahan data yang dikumpulkan selama penelitian
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini berisi lokasi penelitian dan hasil penelitian, yaitu Deskripsi data disertai pembahasannya, yang merupakan jawaban dari masalah yang timbul dalam penelitian.
42
Parnandes, 2013
Studi Deskriptif Relevansi Antara Kondisi Sarana Dan Prasarana Di SMK Negeri Dengan Standar Sarana Dan Prasarana Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Mendapatkan data dalam penelitian ini lokasi penggambilan data dilakukan disatu tempat, hal ini untuk mendapatkan data yang akurat. Lokasi penggambilan data dilaksanakan di SMK Negeri “X” Kabupaten Landak (Kalimantan Barat).
Penelitian Studi Deskriptif Relevansi Antara Kondisi Sarana dan Prasarana di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri dengan Standar Sarana dan Prasarana Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (Studi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri “X” Kabupaten Landak) dilaksanakan mulai akhir Januari 2013 sampai dengan pertengahan bulan Februari 2013, tepatnya dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 2013 sampai dengan 8 Februari 2013.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan terkait dengan judul ini yaitu metode penelitian deskriptif, sebuah metode yang efektif untuk tujuan mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiyah maupun fenomena hasil rekayasa.
Menurut Sukmadinata (2005: 74)
Penelitian deskriptif dalam bidang pendidikan dan kurikulum pengajaran merupakan hal yang cukup penting, mendeskripsikan fenomena-fenomena kegiatan pendidikan, pembelajaran,implementasi kurikulum pada berbagai jenis, jenjang dan satuan pendidikan.
43
Parnandes, 2013
Studi Deskriptif Relevansi Antara Kondisi Sarana Dan Prasarana Di SMK Negeri Dengan Standar Sarana Dan Prasarana Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
hal. Dalam penelitian ini, peneliti hendak mendeskripsikan sarana dan prasarana di SMK Negeri „X‟ Kabupaten Landak dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP).
C. Teknik Pengumpulan Data
Terdapat beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data yang menunjang penelitian ini, diantaranya adalah penelitian lapangan (field research), yang berguna untuk memperoleh data-data lapangan langsung. Cara mendatangi langsung sekolah atau objek yang akan diteliti, sedangkan penelitian kepustakaan (library research), yang dilakukan dengan mengumpulkan, membaca dan menganalisa buku yang ada relevandengan masalah yang dibahas. Terdapat dua teknik pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya yaitu:
1. Metode Observasi
Observasi menurut Surtrisni dalam Sugiyono (2011: 203) merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis dan dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Penelitian ini melakukan metode observasi:
a. Non participant observation, yaitu peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen (Sugiyono, 2011: 204). Dilakukan untuk memperoleh data hasil pengamatan secara langsung mengenai sarana dan prasarana serta SMK Negeri „X‟ Kabupaten Landak.
b. Observasi terstruktur, seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2011: 205) bahwa observasi terstruktur merupakan observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan di mana tempatnya dan dilakukan karena peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati.
44
Parnandes, 2013
Studi Deskriptif Relevansi Antara Kondisi Sarana Dan Prasarana Di SMK Negeri Dengan Standar Sarana Dan Prasarana Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi menurut Mohamad Ali (1984: 42) adalah cara untuk memperoleh data dari sumber informasi yang berhubungandengan dokumen, baik resmi maupun tidak resmi dalam bentuk laporan, statistik, surat-surat resmi buku harian dan semacamnya baik yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan. Terdapat dua metode dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh data pada penelitian ini, diantaranya yaitu:
a. Dokumentasi berbentuk gambar mengenai kondisi fasilitas laboratorium otomotif.
b. Dokumentasi tertulis untuk memperoleh data yang digunakan sebagai bahan kajian pustaka, yang terdiri dari data sekunder internal yang berasal dari institusi dimana penelitian dilakukan, yaitu data inventarisasi sarana dan prasarana serta sumber daya manusia SMK Negeri Kabupaten Landak dan data sekunder eksternal yang berasal dari institusi lain yang dapat mendukung proses pengumpulan data, yaitu data yang diperoleh melalui media internet mengenai Lampiran Permendiknas No. 40 Tahun 2008 mengenai Standar Sarana dan Prasarana SMK/MAK serta Permendiknas mengenai Standar pendidik dan kependidikan.
3. Metode Wawancara
Metode wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan wawancara tidak terstruktur. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011:197), dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
D. Analisis Data
45
Parnandes, 2013
Studi Deskriptif Relevansi Antara Kondisi Sarana Dan Prasarana Di SMK Negeri Dengan Standar Sarana Dan Prasarana Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
“Statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi atau tidak menarik kesimpulan hanya memberikan gambaran secara deskriptif. Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana data itu diambil”
Sehingga dapat disimpulkan dalam penelitian statistik deskriptif ini tidak terdapat uji signifikansi dan taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud untuk membuat generalisasi, sehingga tidak ada kesalahan generalisasi. Statistik deskriptif dalam penelitian ini penyusunan dan penyajian data penelitian melalui bentuk tulisan, tabel, dan dalam bentuk grafik/diagram/gambar. Penyajian data yang telah diperoleh dari pengumpulan data secara pengamatan data primer masih bersifat kasar dan mentah. Data yang telah diolah sesuai dengan yang diinginkan, kemudian harus disajikan dalam bentuk penyajian data yang mudah dimengerti maknanya dan juga mudah diinterpretasikan. Penyajian data dalam penilitian ini dimaksudkan untuk menjelaskan data yang disajikan dari hasil penelitian mengenai kelengkapan fasilitas laboratorium komputer sehingga informasi yang disampaikan mudah dimengerti. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis statistik deskriptif adalah sebagai berikut :
1. Persiapan, kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain :
a. Mengecek kelengkapan instrumen penelitian berupa pedoman observasi b. Melakukan observasi pada objek yang diteliti
c. Mengecek macam-macam isian data
Hal-hal yang dilakukan dalam persiapan ini adalah memilih atau menyortir data sedemikian rupa sehingga hanya data yang terpakai saja yang tinggal dan data yang tidak dipakai akan dibuang atau diganti.
2. Tabulasi, kegiatan yang dilakukan adalah : a. Memberi skor pada tiap item jawaban pernyataan
b. Menjumlahkan skor yang didapat dari setiap item jawaban
46
Parnandes, 2013
Studi Deskriptif Relevansi Antara Kondisi Sarana Dan Prasarana Di SMK Negeri Dengan Standar Sarana Dan Prasarana Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu sebagai berikut:
a. Memeriksa jumlah butir jawaban pedoman observasi yang telah diteliti dan memeriksa jawabannya, serta kebenaran pengisian.
b. Memberi kode atau tanda sudah memeriksa lembar pedoman observasi. c. Memberi skor pada hasil jawaban pernyataan yang ada pada pedoman
observasi.
d. Menganalisis data dengan alaisis statistik deskriptif, meliputi :
1) Tabel distribusi frekuensi biasa Distribusi frekuensi adalah susunan data menurut besarnya (kuantitas) atau menurut kategori (kualitas). Tabel ini biasanya terdiri dari dua kolom, yaitu kolom kategori dan jumlah frekuensinya.
2) Deskripsi data diagram
Penyajian bentuk diagram dimaksudkan untuk memberikan suatu kesan penglihatan dan situasi umum mengenai bahan yang disajikan tanpa harus mempelajari secara terperinci data yang ada. Diagram dalam penetian ini digunakan untuk melihat kecenderungan data berdasarkan prosentase atau frekuensi relatif. Jenis diagram yang digunakan adalah diagram batang tunggal (single bar) dan pie atau diagram lingkaran. Perhitungan luas sektor dengan cara mengalikan proporsi data dengan besaran sudut 360º. Dasar pembuatan tabel distribusi frekuensi relatif yang ditransfer dalam bentuk lingkaran dan cocok untuk menyajikan objek pada satu variabel yang dirinci. 3) Kegiatan menginterpretasi data.
Interpretasi data ialah memberikan penjelasan yang terinci tentang arti yang sebenarnya dari data yang disajikan. Jenis interpretasi dilakukan secara terbatas berupa membaca informasi yang erat dengan tujuan penelitian dengan cara memberikan penafsiran terhadap data dalam tabel dan diagram. 4. Menjawab rumusan masalah deskriptif Karena dalam penelitian ini, analisis
47
Parnandes, 2013
Studi Deskriptif Relevansi Antara Kondisi Sarana Dan Prasarana Di SMK Negeri Dengan Standar Sarana Dan Prasarana Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mendeskripsikan sarana dan prasarana serta SMK Negeri „X‟ Kabupaten Landak. Perhitungan yang digunakan adalah persentase pencapaian melalui tabel frekuensi distribusi relatif yang diperoleh dari menentukan skor ideal/kriterium (skor ideal adalah skor yang ditetapkan dengan asumsi bahwa setiap pernyataan mendapatkan jawaban skor tertinggi) dan membaginya dengan jumlah skor hasil penelitian (rill). (Mohamad Ali, 2011:246). Persamaan persentase pencapaian dapat dilihat melalui Persamaan:
%=n
N ×100 % (Mohamad Ali: 2011:246) Dimana : n = Jumlah skor rill
N = Jumlah skor jawaban ideal/kritenum
% = Tingkat persentase ketercapaian
Tabel 3.1
Tingkat Pencapaian Pedoman Observasi Alternatif Jawaban Kriteria Pencapaian
Sangat Memenuhi 76 % - 100 %
Memenuhi 51 % - 75 %
88
Parnandes, 2013
Studi Deskriptif Relevansi Antara Kondisi Sarana Dan Prasarana Di SMK Negeri Dengan Standar Sarana Dan Prasarana Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Sesuai dengan hasil eksplorasi, deskripsi dan analisis data yang sudah
dilakukan, maka hasil penelitian ini dapat dirumuskan dalam beberapa
kesimpulan.
1. Prasarana :
a. Prasarana ruang kelas SMK Negeri ‘X’ sudah 100% sangat relevan dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP).
b. Prasarana ruang Guru (kantor) SMK Negeri ‘X’ 67 % relevan dengan SNP. c. Luas ruangan praktek otomotif SMK Negeri ‘X’ 195 m² berarti belum
relevan dengan SNP.
1) Luas Area kerja mesin ruang praktek otomotif 32 m² dengan lebar 6 m belum relevan dengan SNP.
2) Luas Area kerja kelistrikan ruang praktek otomotif 28 m² dan lebar 4 m belum relevan dengan SNP.
3) Luas Area kerja chasis dan pemindah tenaga 36 m² dan lebar 6 m belum relevan dengan SNP.
4) Luas ruangan penyimpanan barang dan intruktur 18 m² lebar 3 m belum relevan engan SNP.
d. Prasarana pendukung ruang praktek otomotif SMK Negeri ‘X” :
1) Pintu ruang praktek otomotif 270 cm berarti sudah relevan dengan SNP. 2) Ventilasi ruang praktek otomotif 9 ventilasi mekanik dan jendela termasuk
ventilasi berarti relevan dengan SNP.
3) Jendela ruang praktek otomotif 15 % dari luas dinding berarti belum relevan dengan SNP dan penerangan 100% menghadap kebawah berarti sangat relevan dengan SNP.
e. Prasarana Peralatan di Bengkel Otomotif SMK Negeri ‘X’.
89
Parnandes, 2013
Studi Deskriptif Relevansi Antara Kondisi Sarana Dan Prasarana Di SMK Negeri Dengan Standar Sarana Dan Prasarana Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2) Tata letak Special Sevice Tool (SST) belum relevan dengan SNP.
3) Tata letak alat ukur sudah teratur penempatannya berarti sudah relevan dengan SNP.
4) Tata letak Engine Stand Unit Tranmisi, Unit Chasis dan Simulator Kelistrikan belum tertata dengan rapi dan sesuai area kerja berarti belum relevan dengan SNP.
2. Sarana
a. Sarana ruang kelas SMK Negeri ‘X’ 75 % sudah relevan dengan SNP.
b. Sarana ruang guru (kantor) SMK Negeri ‘X’ 90 % sangat relevan dengan
SNP.
c. Sarana ruang praktek otomotif SMK negeri ‘X’
1) Sarana area kerja mesin ruang praktek otomotif 71% sudah relevan
dengan SNP.
2) Sarana area kerja kelistrikan ruang praktek otomotif 57% sudah relevan
dengan SNP.
3) Sarana area kerja chasis dan pemindah tenaga 57 % sudah relevan
dengan SNP.
4) Ruang Penyimpanan dan Instruktur ruang praktek otomotif 100 % sudah relevan dengan SNP.
d. Ketersediaan Peralatan Praktek Otomotif di Ruang Praktek otomotif SMK Negeri ‘X’
1) Jumlah General Tools yang dimiliki ruang praktek otomotif 100 % sudah relevan dengan SNP.
2) Jumlah alat ukur yang dimiliki ruang praktek otomotif 85 % sudah relevan dengan SNP.
90
Parnandes, 2013
Studi Deskriptif Relevansi Antara Kondisi Sarana Dan Prasarana Di SMK Negeri Dengan Standar Sarana Dan Prasarana Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4) Jumlah alat pengujian yang dimiliki ruang praktek otomotif 44 % memenuhi SNP.
3. Kualifikasi teknisi diruang praktek otomotif SMK Negeri Kab. Landak ‘X’ 50 % sudah relevan dengan SNP.
B. Saran
1. Guru SMK Negeri Kabupaten Landak hendaknya mampu memanfaatkan
ruangan dan kelengkapan sarana prasarana pendukung yang terstandar
sehingga pada pembelajaran dapat berjalan secara maksimal.
2. Kepala SMK Negeri kabupaten Landak hendaknya menambah jumlah dari
berbagai kategori sarana dan prasarana yang terstandar dan merekrut
calon guru-guru dan teknisi yang sesuai Standar Nasional Pendidikan
(SNP).
3. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Landak mengambil kebijakan
tentang pengadaan prasarana dan sarana serta melakukan pengayaan
kondisi sekolah yang berstandar nasional serta dapat menyediakan
guru-guru yang memiliki kualifikasi standar nasional pendidikan.
4. Penulis mampu mendapatkan dan memaparkan data secara dekriftif data
dan dilakukan analisis pada setiap jenis kategori data yang di dapat pada
91
Parnandes, 2013
Studi Deskriptif Relevansi Antara Kondisi Sarana Dan Prasarana Di SMK Negeri Dengan Standar Sarana Dan Prasarana Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Ali, M. (1985). Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa: Bandung.
Arikunto, S. (1988). Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa: Bandung
Daryanto, H.M.(2006). Administrasi Pendidikan. PT. Rineka Cipta: Jakarta.
Gunawan, A.H. (1999). Administrasi Sekolah (Admistrasi Pendidikan Mikro). Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0490/u/1990 Tentang Pendidikan Menengah Kejuruan [online]. (Tersedia : http://ebookbrowse.com/kepmendiknas-0490-u-1990-pendidikan-menengah kejuruan-pdf. Diakses 21 Januari 2013)
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 129 a/u/2004 Tentang Pendidikan Nasional [online]. (Tersedia : http://ebookbrowse.com/kepmendiknas-129a-u-2004-standar-pelayanan-minimum-pdf-d88327014. Di akses 21 Januari 2013 )
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Sarana dan Prasarana SMK [online]. (Tersedia : http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2010/02/lamp-permen-no-40-tahun-2008-smk.pdf. diakses 22 Januari 2013.)
Muhibbin, Syah. (2008). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. E. (2006). Manejemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Moenir, H. A. S. (1992). Manejemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah [online]. (Tersedia : http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/04/permendiknas-no-22-tahun-2006.pdf. diunduh 21 Januari 2013)
http://www.paudni.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2012/08/PP-92
Parnandes, 2013
Studi Deskriptif Relevansi Antara Kondisi Sarana Dan Prasarana Di SMK Negeri Dengan Standar Sarana Dan Prasarana Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
no-19-th-2005-ttg-standar-nasional-pendidikan.pdf. Diunduh 30 Januari 2013)
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1999 Tentang Pendidikan Menengah
Kejuruan [online]. (Tersedia :
http://datahukum.pnri.go.id/index.php?option=com. Diunduh 21 Januari 2013)
Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 1990 Tentang Pendidikan Menengah
Kejuruan [online]. (Tersedia :
http://www.hukumonline.com/pusatdata/download/lt4d11a27987b7f/par ent/lt4d11a23e46474. Diunduh 21 Januari 2013)
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2009 [online]. (Tersedia : http://www.pendidikan-diy.go.id/file/mendiknas/permen7809.pdf. Diunduh 30 Januari 2013).
Prabowo, F. (2011). Pengaruh Penggunaan Sarana dan Prasarana Terhadap Prestasi Siswa SMK RSBI Di Eks-Karasidenan Surakarta Tahun Ajaran 2009-2010. UNY. Yogyakarta. [Online] (Tersedia : http://eprints.uny.2011/artikel/upload-prabowo. Diunduh 21 Januari 2013)
Pramono. Y. (2009). Kajian Kebutuhan dan Penyediaan Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Rembang. Tesis Universitas Diponegoro
Semarang: [Online] (Tersedia :
http://www.scribd.com/doc/73908919/Yoga-Pramono. Diunduh 30 Januari 2013)
Sahaludin (2002) “Efektifitas Pengelolaan Workshop Dalam Pelaksanaan
pembelajaran Mata Diklat Praktik Kejuruan Pada Sekolah menengah
Kelompok Teknologi dan Industry” Tesis PPS UPI. Tidak Diterbitkan
Sukmadinata, N. S. (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Subroto, S.S. (1998). Administrasi Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Bima Aksara
Sugiyono. (2008) Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D: Bandung: Alfabeta
93
Parnandes, 2013
Studi Deskriptif Relevansi Antara Kondisi Sarana Dan Prasarana Di SMK Negeri Dengan Standar Sarana Dan Prasarana Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional [online]. (Tersedia : http://archive.web.dikti.go.id/2009/UUno20th2003-Sisdiknas.html. Diunduh 21 januari 2013)
.(2011). Koran Equator. Potret suram pendidikan di Kabupaten Landak. [online] (Tersedia : http://www.kalbariana.net/potret-suram-pendidikan-kalbar-siswa-sma-negeri-1-jelimpo-kabupaten-landak-belajar-di pondok. Diunduh 1 Februari 2013)
.(2012). Kalimantan Barat dalam Angka 2011. [online] (Tersedia: http://kalbar.bps.go.id/index.php?opinion=com_content&view=erticle& id=449:kalimantan-barat-dalam-angka-2011.pdf. Diunduh 1 Februari 2013) :http://qtussama.files.wordpress.com/2012/01/kunci busi1.jpg Diunduh 21 Januari 2013)
94
Parnandes, 2013
Studi Deskriptif Relevansi Antara Kondisi Sarana Dan Prasarana Di SMK Negeri Dengan Standar Sarana Dan Prasarana Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
.(2012). Dongkrak [online] ( Tersedia :http://qtussama.files.wordpress.com/2012/01/dongkrak1.jpg Diunduh 21 Januari 2013)