• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL SI KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK SISWA SEBAGAI REFLEKSI DARI PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 6 GARUT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL SI KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK SISWA SEBAGAI REFLEKSI DARI PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 6 GARUT."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK SISWA SEBAGAI

REFLEKSI DARI PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI SEKOLAH

MENENGAH KEJURUAN NEGERI 6 GARUT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Elektro

Oleh

ANGGI RIZKI RAMDANI

E.0451.0905842

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PROFIL KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK SISWA SEBAGAI REFLEKSI

DARI PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI SMK NEGERI 6 GARUT

Oleh

Anggi Rizki Ramdani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Anggi Rizki Ramdani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

ABSTRAK

Penelitian mengenai profil kemampuan psikomotorik siswa sebagai refleksi dari praktek kerja industri bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan psikomotorik siswa setelah melaksanakan praktek kerja industri. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui efektifitas praktek kerja industri dalam meningkatkan kemampuan psikomotorik siswa pada indikator kompetensi pengukurannya. Dalam pelaksanaanya praktek kerja industri merupakan suatu proses pendidikan keahlian profesi yang memadukan secara sistematik program pendidikan pada sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung pada dunia kerja. Penelitian dilaksanakan berdasarkan ruang sampel pada siswa yang telah melaksanakan praktek kerja industri di SMKN 6 Garut kelas XI TKJ 2 sebanyak 30 responden. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif ex-post facto dengan pendekatan komparatif. Dalam penelitian ini dapat diketahui refleksi praktek kerja industri dalam peningkatan kemampuan psikomotorik siswa. Berdasarkan hipotesis diperoleh peningkatan (gain) kemampuan psikomotorik siswa yang telah melaksanakan praktek kerja industri yang memiliki nilai berkategori tinggi sudah melebihi 75% dari jumlah sampel siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan praktek kerja industri sangat berperan penting dalam peningkatan kemampuan psikomotorik siswa.

Kata kunci : Profil Kemampuan Psikomotorik, Praktek Kerja Industri, Indikator Kompetensi

ABSTRACT

Research on the profile of students psychomotor skills as a reflection of industry practices to determine students psychomotor skills improvement after implemented industry practices. In addition, the research also aims to determine the effectiveness of industry practices in improving students psychomotor skills competency measurement indicators. In its implementation industry practice is an educational process that combines professional skills in a systematic program of education in schools by program skills acquired through direct work activities in the workplace. The research was conducted based on a sample space of students who have been carrying out work industry practices in the class of XI TKJ 2 of SMKN 6 Garut by 30 respondents. this research uses descriptive ex-post facto with a comparative approach. In this research the reflection of the industry practice psychomotor skills enhancement students can be seen. Based on the hypothesis, there is an increasing (gain) psychomotor skills of students who have been carrying out industrial employment practices that have a high value category has exceeded 75% of the total sample of students. It can be concluded that the implementation of the industrial working practices play an important role in improving students' psychomotor skills.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PERNYATAAN ... .i

ABSTRAK ... .ii

KATA PENGANTAR ... .iv

DAFTAR ISI ... .vi

DAFTAR GAMBAR ... .ix

DAFTAR TABEL ... .x

DAFTAR LAMPIRAN ... .xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah... 5

D. Tujuan Penyusunan Makalah ... 5

E. Manfaat Penyusunan Makalah ... 6

F. Hipotesis ... 6

G. Stuktur Organisasi Penulisan ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 8

A. Pembelajaran ... 8

1. Prinsip Pembelajaran ... 9

B. Profil Kemampuan ... 12

1. Profil Kemampuan ... 12

2. Profil Kemampuan Psikomotor ... 13

C. Kemampuan Psikomotorik dalam Pembelajaran ... 15

(6)

2. Pengertian Tes, Pengukuran dan Penilaian Psikomotorik... 16

3. Pengukuran Ranah Psikomotor ... 17

4. Tujuan Pengukuran dan Penilaian ... 18

5. Pengembangan Instrumen Ranah Psikomotor ... 20

6. Hasil Belajar Psikomotorik ... 23

D. Pendidikan Sistem Ganda (PSG) ... 25

1. Pengertian PSG ... 25

2. Tujuan PSG ... 27

3. Pelaksanaan PSG ... 27

E. Praktik Kerja Industri ... 28

1. Pengertian Praktik Kerja Industri ... 28

2. Tujuan Praktik Kerja Industri ... 29

3. Pelaksanaan Praktik Kerja Industri ... 31

4. Manfaat Praktik Kerja Industri... 32

F. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ... 33

1. K3 Dalam Merakit Komputer Personal (PC) ... 34

2. K3 Dalam Instalasi SO dan dalam Konfigurasi Jaringan Komputer ... 39

3. K3 Dalam Pengguanakan Alat Praktikum ... 41

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 42

B. Metode Penelitian... 42

C. Paradigma Penelitian ... 43

D. Teknik Pengumpulan Data ... 45

1. Metode Angket ... 45

2. Metode Tes ... 45

3. Metode Observasi... 45

E. Definisi Oprasional ... 45

F. Instrumen Penelitian... 46

(7)

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 48

3. Analisis Tingkat Kesukaran ... 49

4. Uji Daya Pembeda... 50

G. Teknik Analisis Data ... 51

1. Uji Normalitas ... 51

2. Uji Gain ... 53

3. Uji Hioptesis ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Hasil Penelitian ... 55

1. Potensi dan Masalah ... 55

2. Pengumpulan Informasi ... 56

B. Hasil Uji Coba Instrumen... 56

1. Uji Instrumen Angket ... 56

2. Uji Instrumen Tes ... 60

C. Hasil Observasi Unjuk Kerja ... 67

1. Hasil Pengamatan untuk Unjuk Kerja Instalasi Sytem Opration (SO) ... 67

2. Hasil Pengamatan untuk Unjuk Kerja Merakit Personal Computer (PC) ... 68

3. Hasil Pengamatan untuk Unjuk Kerja Konfigurasi Jaringan ... 69

D. Studi Kriteria Kelulusan Indikator Praktik Kerja Industri ... 69

1. Kreteria Kelulusan Praktik Instalasi System Opration (SO) ... 70

2. Kreteria Kelulusan Praktik Merakit Personal Computer (PC) ... 71

3. Kreteria Kelulusan Praktik Konfigurasi Jaringan (Proxy Server) . 72 E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Link and match adalah kebijakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia yang dikembangkan untuk meningkatkan relevansi Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) dengan kebutuhan dunia kerja, dunia usaha serta

dunia industri khususnya. Beberapa prinsip yang akan dipakai sebagai strategi

dalam kebijakan Link and Match diantaranya adalah model penyelenggaraan

Pendidikan Sistem Ganda (PSG).

PSG pada dasarnya merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan

keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program

pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui

kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, untuk mencapai suatu tingkat keahlian

profesional tertentu. Pada hakekatnya PSG merupakan suatu strategi yang

mendekatkan peserta didik ke dunia kerja dan ini adalah strategi proaktif yang

menuntut perubahan sikap dan pola pikir serta fungsi pelaku pendidikan di tingkat

SMK, masyarakat dan dunia usaha/industri dalam menyikapi perubahan dinamika

tersebut.

Program pendidikan PSG direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi

bersama secara terpadu antara sekolah kejuruan dengan institusi pasangannya.

Sehingga fungsi operasional dilapangan dilaksanakan bersama antara kepala

sekolah, guru, instruktur dan manager terkait. Untuk itu perlu diciptakan adanya

keterpaduan peran dan fungsi guru serta instruktur sebagai pelaku pendidikan

yang terlibat langsung dalam pelaksanaa PSG dilapangan secara kondusif.

(Sugihartono dalam Dias 2009:12) mengungkapkan “Pendidikan Sistem

Ganda pada dasarnya merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan

keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program

(9)

2

kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu”.

“Sistem ganda (dual system) merupakan model penyelenggaraan pendidikan kejuruan dimana perencanaan dan pelaksanaan pendidikan diwujudkan dalam

bentuk kemitraan dunia kerja dengan sekolah, sehingga penyelenggaraan

pendidikan berlangsung sebagian di sekolah dan sebagian lagi di dunia usaha

atau dunia industri”. (Pakpaham dalam Dias, 2011 : 12)

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan sistem ganda

adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian yang dilaksanakan

dalam Sekolah Menengah Kejuruan dengan cara menerapkan keahlian

kejuruan/keahliannya secara langsung di dunia usaha/dunia industri dalam kurun

waktu tertentu untuk mencapai tingkat keahlian tertentu.

Inti dari Pendidikan Sistem Ganda adalah mensinkronkan kurikulum yang

terdapat disekolah dan kompetensi yang diharapkan oleh industri. Sinkronisasi

kurikulum dapat tercapai apabila kerjasama antara pihak industri dengan pihak

sekolah dapat terjalin dengan baik. Konsep pendidikan ini bertujuan supaya siswa

ketika disekolah sudah terbiasa dengan lingkungan yang terdapat di industri,

sehingga ketika siswa melaksanakan praktik kerja industri siswa tidak kaget

dengan situasi yang ada di industri.

Pendidikan sisitem ganda ini juga bertujuan untuk membentuk disiplin,

mental kerja dan sikap kerja siswa yang positif, terbentuknya sikap kerja positif

siswa bermanfaat ketika siswa sudah terjun ke dunia industri sepenuhnya.

Terjalinnya kerjasama antara pihak sekolah dengan pihak industri dapat memberi

tempat bagi siswa lulusan dan industri pasangan tidak khawatir dengan

kompetensi yang dimiliki siswa.

praktik kerja industri adalah bagian dari pendidikan sistem ganda sebagai

program bersama antara SMK dan Industri yang dilaksanakan di dunia usaha

maupun dunia industri. Pengalaman praktik kerja industri memberikan wawasan

dan tambahan ilmu pengetahuan kepada peserta didik untuk siap bekerja setelah ia

lulus dari SMK. Hal ini, karena peserta didik telah melihat dan terbiasa dengan

(10)

3

industri peserta didik dapat melatih keterampilan dan mengaplikasikan teori-teori

yang telah didapat di sekolah sehingga menumbuhkan kepercayaan diri untuk siap

bekerja setelah lulus dari SMK.

Pada saat peserta didik melaksanakan praktik kerja industri, peserta didik

dituntut untuk bersungguh-sungguh dalam melakukan suatu pekerjaan agar

mempunyai pengalaman yang dapat bermanfaat di kemudian hari. Jika peserta

didik tersebut tidak bersungguh-sungguh, peserta didik tidak akan terbiasa dengan

keadaan dunia kerja yang sebenarnya dan keterampilan peserta didik menjadi

kurang, sehingga tidak ada kesiapan kerja setelah lulus dari SMK.

Selama tiga tahun kegiatan pembelajaran disekolah, seharusnya setiap siswa

pernah mengalami kegiatan praktik kerja industri. Dalam kegiatan ini siswa

dituntut dapat menggabungkan kemampuan kognitif yang mereka miliki ke dalam

suatu kegiatan yang bersifat psikomotor. “kegiatan pratikum bukan hanya membantu siswa untuk memahami konsep, tetapi dapat mendorong siswa untuk

belajar, membuat siswa mengerjakan sesuatu dan belajar mengerjakan

sesuatu”(Widodo dalam Dias 2011:17).

Setiap siswa memiliki kompetensi psikomotorik yang berbeda-beda.

Dengan meneliti kemampuan dasar siswa, maka kita dapat mengetahui

kompetensi keterampilan masing-masing siswa selama mengikuti praktik kerja

industri yang diselenggarakan sekolah. Kompetensi inilah yang akan dibawa oleh

siswa hingga tempat mereka bekerja atau melanjutkan ke jenjang pendidikan yang

lebih tinggi.

Penilaian psikomotorik siswa SMK penting untuk dilaksanakan. Menurut

pasal 25 (4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan menjelaskan bahwa kompetensi kelulusan mencakup sikap,

pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi penilaian psikomotorik itu sendiri

menekankan pada sikap, motivasi dan keterampilan. Ini berarti bahwa penilaian

psikomotorik harus dilakukan untuk mengetahui kemempuan siswa yaitu

keterampilan dalam keahlian sesuai bidangnya di lapangan atau dunia kerja.

Manfaat dari penilaian psikomotorik adalah dapat mengetahui ketercapaian

(11)

4

mengetahui perkembangan dan pertumbuhan peserta didik, mendorong peserta

didik belajar dan berlatih, mengetahui keberhasilan satuan pendidikan dan

mendorongnya untuk berkarya lebih terfokus dan terarah.

Dalam praktik kerja industri siswa dituntut agar kreatif, cerdas dan aktif

dalam proses pelaksanaanya. Khususnya sikap dan motivasi dalam melaksanakan

praktik ketja industri mendukung kemampuan psikomotorik siswa untuk dapat

terus berkembang. Karena “Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan

sesuatu yang baru, dalam bentuk suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu

bentuk atau susunan yang baru” (Hurlock, 1978:159). Ditinjau dari aspek pribadi,

kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan lingkungannya.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: “untuk mengetahui

profil kemampuan psikomotorik siswa sebagai refleksi dari praktik kerja industri

di SMK Negeri 6 Garut”.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat dijabarkan beberapa

pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh positif pada sikap siswa setelah melaksanakan praktik

kerja industri, yang merupakan dasar dari profil kemampuan psikomotor?

2. Apakah ada pengaruh pada motivasi siswa setelah melaksanakan praktik

kerja industri, yang merupakan dasar dari profil kemampuan psikomotor?

3. Apakah kemampuan psikomotorik siswa dalam indikator kompetensi unjuk

kerja dapat meningkat setelah melaksanakan praktik kerja industri?.

Indikator kompetensi unjuk kerja tersebut, diantaranya adalah sebagai

berikut :

a. Indikator unjuk kerja dalam Instalasi System Opration (SO)?

b. Indikator unjuk kerja dalam Merakit Personal Computer(PC)?

(12)

5

C.Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti maka untuk menghindari

penyimpangan tujuan dan penelitian menjadi terarah batasan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan pada siswa SMK Negeri 6 Garut kelas XI TKJ 2

dengan jumlah responden sebanyak 30 siswa, untuk mengetahui

kemampuan psikomotor siswa setelah melaksanakan praktik kerja industri.

2. Penelitian ini dilakukan hanya pada siswa yang telah melaksanakan praktik

kerja industri di perusahaan sesuai bidang keahlian teknik komputer

jaringan seperti toko komputer dan perusahaan telkom.

3. Kegiatan praktik kerja Industri yang dilaksanakan siswa berada dibawah

tanggung jawab sekolah dan tidak melibatkan pihak peneliti.

4. Keterampilan proses yang diamati adalah kompetensi unjuk kerja yang

dilaksanakan dalam pengalaman praktik kerja industri seperti Instalasi

System Opration (SO), Merakit Personal Computer (PC) dan Konfigurasi

Jaringan (Proxy Server).

D. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kemampuan psikomotorik

siswa sebagai refleksi dari praktik kerja industri di SMK Negeri 6 Garut,yaitu:

1. Mengetahui pengaruh positif praktik kerja industri terhadap sikap siswa

yang merupakan dasar dari profil kemampuan psikomotor.

2. Mengetahui pengaruh positif praktik kerja industri terhadap motivasi siswa

yang merupakan dasar dari profil kemampuan psikomotor.

3. Mengetahui peningkatan kemampuan psikomotorik dalam indikator

kompetensi unjuk kerja siswa setelah melaksanakan praktik kerja

industri?. Yaitu diantaranya, adalah sebagai berikut :

a. Indikator unjuk kerja Instalasi System Opration (SO)

b. Indikator unjuk kerja Merakit Personal Computer(PC)

(13)

6

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi pihak sekolah akan menambah informasi dalam kegiatan

pembelajaran yang efektif dan dapat diterapkan kepada setiap siswa dalam

mata pelajaran produktif.

2. Bagi guru penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang kemampuan

siswa dalam kesiapan ilmu, sehingga guru secara optimal dapat

melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar sehingga dapat memfasilitasi

kebutuhan siswa selama praktik kerja industri berlangsung.

3. Bagi siswa penelitian ini dapat dijadikan sebagai wadah media untuk

mengetahui kemampuan psikomotoriknya dalam melakukan kegiatan atau

bekerja sesuai bidang keahlianya.

4. Bagi pembaca sebagai informasi mengenai profil kemampuan psikomotik

siswa sebagai refleksi dari praktik kerja industri di SMK Negeri 6 Garut .

5. Bagi peneliti lain penelitian ini dapat memberikan suatu informasi

mengenai profil kemampuan psikomotorik siswa sebagai refleksi dari

Praktik Kerja Industri dan memberikan inspirasi kepada peneliti lainnya,

sehingga penelitian ini dapat mendasari penelitian lain tentang kemampuan

psikomotorik siswa.

F. Hipotesis

Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan permasalahan” (Sugiono 2008:96). “Hipotesis haya dibuat jika yang

dipermaslahkan menunjukan hubungan antara dua variabel atau lebih. Jawaban

untuk satu variabel yang sifatnya deskriptif, tidak perlu dihipotesiskan

(Arikunto, S 2010:78). Maknaa rumusan hipotesis dari penelitian ini adalah :

1. Hipotesis Nol (H0)

Tidak ada hubungan antara profil kemampuan psikomotorik siswa dari

(14)

7

2. Hipotesis Kerja (Ha)

Ada hubungan yang positif antara kemampuan psikomotorik siswa dari

refleksi dari praktik kerja industri.

G. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi dalam sebuah penelitian berperan sebagai pedoman

penulis agar penulisannya lebih terarah dan sistematis dalam rangka menuju

tujuan akhir yang hendak dicapai.

Struktur organisasi penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, meliputi latar belakang masalah, perumusan

masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis dan

struktur organisasi skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, berisi tentang teori-teori yang berkaitan

dengan pokok penelitian yang terdiri dari pembelajaran, pendidikan sisten ganda

(PSG), praktik kerja industri, ranah psikomotorik, penilaian kemampuan

psikomotorik serta keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

BAB III METODE PENELITIAN, membahas tentang jenis penelitian, variabel

penelitian, paradigma penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi

oprasional, instrumen penelitian dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, menjelaskan hasil

penelitian, hasil uji coba instrumen penelitian, uji coba unjuk kerja, analisis data dan

pembahasan hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, berisi tentang kesimpulan dari hasil

(15)

Anggi Rizki R, 2013

Profil Si Kemampuan Psikomotorik Siswa Sebagai Refleksi Dari Praktik Kerja Industri Di Sekolah BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian terbatas dilakukan di SMK Negeri 6 Garut, yang beralamat di Jl.

Raya Limbangan Km.01 Telp.(0262) 438962, Limbangan Garut 44186, Provinsi Jawa

Barat. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMKN 6 Garut yang

telah melaksanakan praktik kerja industri. Karena terlalu banyaknya populasi

maka perlu diadakan teknik pengambilan sampel dengan menggunkan cara

penarikan sampel dari populasi. Cara penarikan sampel dalam penelitian ini

adalah menggunakan cara simple sampling. Menurut (Riduwan 2008: 41)

“simple sampling yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi

dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata dalam anggota populasi

tersebut. Hal ini digunakan jika populasi dianggap homogen atau sejenis”. Maka pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah pada siswa kelas XI TKJ 2

dengan jumlah 30 responden.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu teknis/cara yang digunakan salam sebuah

penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif ex post facto dengan pendekatan komparatif.

Menurut(Mohammad Ali dalam Sugiyono 2012:89) menyebutkan bahwa :

“Metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalah yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Dilakukan

dengan langkah-langkah pengumpulan klasifikasi dan analisis/pengolahan data

serta membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat

penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi

(16)

43

Menurut (Sukmadinata, dalam Riduwan 2008:8) menyatakan bahwa :

“Penelitian ekspos fakto (ex post facto research) yaitu untuk meneliti hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti. Selanjutnya dikatakan bahwa penelitian ekspo fakto dilakukan terhadap program, kegiatan yang telah berlangsung atau telah terjadi. Penellitian ekspos fakto tidak ada pengontrolan variabel dan biasanya tidak ada pra tes”.

Sementara penelitian komparatif menurut (Sugiyono 2012:92) yaitu

“penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua

atau sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda”.

Studi kepustakaan melalui penelaahan terhadap berbagai sumber bacaan

yang memenuhi syarat keilmuan juga digunakan dalam penelitian ini. Berguna

untuk mencari informasi mengenai segala sesuatu yang relevan dengan

permasalahan yang akan diteliti.

Dapat disimpulkan bahwa penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

metode deskriptif dengan pendekatan komparatif, yang ditunjang dengan studi

kepustakaan untuk memperkuat hasil penelitian sesuai dengan tujuan penelitian.

C. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian merupakan pola fikir hubungan antara peubah yang

satu dengan yang lain yang digambarkan dalam bentuk model. Paradigma

penelitian ini dibuat untuk memperjelas langkah, alur dan rancangan penelitian

yang dijelaskan dengan sebuah kerangka penelitian sebagai tahapan aktivitas

penelitaian secara keseluruhan. Adapun paradigma sederhana penelitian yang

(17)

44

r X1 Xin

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian

Keterangan :

X1 = Variabel Praktik Kerja Industri (X1)

X1.1 = Indikator Variabel (X1) yaitu Instalasi Sistem Oprasi (SO).

X1.2 = Indikator Variabel (X1) yaitu Merakit Personal Komputer (PC).

X1.3 = Indikator Variabel (X1) yaitu Konfigurasi Jaringan.

Y = Profil Kemampuan Psikomotorik Siswa (Y1)

= Profil kemampuan psikomotorik sebagai reflektif dari praktik

kerja industri yang bekerja secara individu.

= Profil kemampuan psikomotorik profil kemampuan psikomotorik

sebagai reflektif dari praktik kerja industri yang bekerja secara bersamaan.

Praktik Kerja Industri Historical

Pretest

Post Test

Jaringan Perakitan

Instalasi X1

Y1

X.1.1

X1.2

X1.3

RY1 X1

(18)

45

Gambar 3.2 Indikator dalam Paradigma Penelitian

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Angket

Metode angket adalah “Sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadi atau hal-hal

yang diketahui” (Arikunto S 2010:268). Metode angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai profil kemampuan

psikomotorik siswa atau variabel Y penelitian.

2. Metode Test

Tes menurut (Arikunto, S 2010:266) adalah

“serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok”.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai tingkat pemahaman

siswa tentang teknis pelaksanaan praktik kerja industri atau variabel X penelitian.

3. Metode Observasi

Metode observasi, (Arikunto, S 2010:272) dipergunakan untuk memperoleh

data tentang perkembangan kemampuan psikomotorik siswa sebagai refleksi dari

praktik kerja industri.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional dari judul skripsi dimaksudkan untuk memperjelas

istilah-istilah dan memberi batasan ruang lingkup penelitian sehingga tidak

menimbulkan penafsiran lain. Adapun penegasan istilah yang perlu dijelaskan

adalah sebagai berikut:

1. Profil kemampuan psikomotorik, adalah gambaran kemampuan siswa

dalam kegiatan pembelajaran yang memerlukan kerja otot sehingga

(19)

46

merupakan proses pengetahuan yang lebih banyak didasari dari

pengembangan proses mental melalui aspek-aspek otot dan membentuk

keterampilan siswa.

2. Refleksi, adalah gerakan diluar kemauan (kesadaran) sebagai jawaban

sauatu hal atau kegiatan yang datang dari luar.

3. Praktik kerja industri, adalah kegiatan pembelajaran yang melatih ranah

psikomotorik siswa dalam kegiatannya. praktik kerja industri merupakan

bagian dari pendidikan sistem ganda (PSG).

F. Instrumen Penelitian

Suatu alat ukur dapat dinyatakan sebagai alat ukur yang baik dan mampu

memberikan informasi yang jelas dan akurat apabila telah memenuhi beberapa

kriteria yang telah ditentukan oleh para ahli psikometri, yaitu kriteria valid dan

reliabel. Oleh karena itu agar kesimpulan tidak keliru dan tidak memberikan

gambaran yang jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya diperlukan uji

validitas dan reliabilitas dari alat ukur yang digunakan dalam penelitian.

Instrumen penelitian yang diangkat dalam penyusunan skripsi ini untuk

mendapatkan profil psikomotorik siswa dalam kegiatan praktik kerja industri ada

tiga kompetensi yang di ujikan yaitu kompetensi instalasi sistem oprasi, perakitan

personal komputer dan instalasi jaringan internet. Dimana kompetensi tersebut

telah di ujikan dalam materi soal kuisioner atau angket.

1. Uji Validitas Instrumen

Arikunto (2010) menyatakan bahwa “validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidanatau kesahihan suatu instrumen.”

Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang

hendak diukur, sebuah item (butir soal) dikatakan valid apabila mempunyai

dukungan yang besar terhadap skor total, skor pada item menyebabkan skor total

menjadi tinggi atau rendah.

Uji validitas yang digunakan untuk instrumen yang berupa skor dikotomi

yaitu bernilai 0 dan 1 digunakan korelasi point biserial dengan rumus sebagai

(20)

47

(Arikunto, 2010:213)

Keterangan :

r

pbi : Koefisien korelasi biserial

Mp : Rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item yang dicari

validitasnya

Mt : Rerata skor total

St : Standar deviasi dari skor total

p : Proporsi siswa yang menjawab benar

q : Proporsi siswa yang menjawab salah

Uji validitas ini dikenakan pada setiap butir soal. Selanjutnya untuk

menenntukan validitas dari tiap item dilakukan dengan yaitu:

(Sugiyono, 2012:257)

Keterangan :

n : Jumlah responden

r : Koefisien korelasi

Kemudian hasil perolehan thitung dibandingkan dengan ttabel pada derajat

kebebasan (dk = n - 2) dan taraf signifikansi 5% (= 0,05). Apabila thitung > ttabel

maka item tes dinyatakan valid. Dan apabila hasil thitung < ttabel maka item tes

(21)

48

2. Uji Reliabilitas Instrumen

(Arikunto dalam sugiono,2012:366) menyatakan pengertian reliabilitas

sebagai berikut :

“Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil tes yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes

berhubungan dengan masalah hasil tes atau seandainya hasilnya berubah-ubah,

perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti”.

Dari pengertian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa reliabilitas

alat ukur adalah ketepatan atau keajegan alat ukur tersebut dalam mengukur apa

yang diukur, artinya alat ukur terebut digunakan untuk memberikan hasil ukur

sama. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus

Kuder-Richardson (KR-20) sebagai berikut :

(Sugiyono, 2012:366)

Keterangan :

: Reliabilitas tes secara keseluruhan

: Banyaknya butir tes

: Varians total

: Proporsi subyek yang menjawab item dengan benar

: Proporsi subyek yang menjawab item dengan salah

Harga varians total ( ) dihitung dengan menggunakan rumus :

∑ ∑

(22)

49

Keterangan :

X

: Jumlah skor total

N : Jumlah responden

Kemudian hasil perolehan rhitung dibandingkan dengan rtabel pada derajat

kebebasan (dk = n - 2) dan taraf signifikansi 5%. Adapun penafsiran dari harga

rhitung dan rtabel yaitu jika rhitung > rtabel maka intrumen dinyatakan reliabel, dan jika

rhitung < rtabel maka instrumen tidak reliabel.

3. Analisis Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran yaitu suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal

adalah mudah, sedang, dan sukar. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan

rumus :

S

J B

P

(Arikunto dalam Sudjana, 2011:137)

Keterangan :

P : Indeks kesukaran

B : Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar

: Jumlah seluruh siswa peserta tes

Untuk menentukan apakah soal tersebut dikatakan baik atau tidak baik

sehingga perlu direvisi, digunakan kriteria seperti pada tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.1 Klasifikasi indeks kesukaran

No. Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Klasifikasi

1. 0,70  P  1,00 Mudah

2. 0,30  P < 0,70 Sedang

3. 0,00  P < 0,30 Sukar

(23)

50

4. Uji Daya Pembeda

Daya pembeda digunakan untuk mengetahui perbedaan antara jawaban

kelompok atas dan kelompok bawah, sebagai mana dikemukakan oleh Arikunto (2011) “daya pembeda soal adalah suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah)”. Daya pembeda dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

JB : Banyaknya peserta kelompok bawah

BA: Banyaknya peserta kelompok atas menjawab benar

BB: Banyaknya peserta kelompok bawah menjawab benar

PA: Proporsi peserta kelompok atas menjawab benar

PA: Proporsi peserta kelompok bawah menjawab benar

Indeks daya pembeda ideal adalah sebesar mungkin mendekati angka 1.

Sedangkan indeks daya pembeda sekitar 0 menunjukkan bahwa item tersebut

mempunyai daya diskriminasi rendah sedangnkan harga daya pembeda negatif

menunjukkan bahwa item tersebut tidak ada gunanya sama sekali. Berikut

ditunjukkan tabel klasifikasi daya pembeda.

Tabel 3.2 Klasifikasi daya pembeda

No. Rentang Nilai D Klasifikasi

(24)

51

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan disesuaikan dengan jenis instrumen yang

dikumpulkan. Analisis data ini mencakup prosedur organisasi data, reduksi, dan

penyajian data baik dengan tabel, diagram, atau grafik. Data akan dianalisis secara

deskriptif maupun dalam bentuk perhitungan statistik. Dalam penyajian hasil

analisis dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual.

Data yang diperoleh melalui angket dan observasi akan diuraikan secara

deskriptif naratif. Analisis ini digunakan untuk mengolah data yang diperoleh

dari angket berupa deskriptif persentase.

Rumus yang digunakan untuk persentase sebagai berikut:

Keterangan : ∑ : Jumlah

n : Jumlah seluruh item angket

Sebagai ketentuan dalam memberikan makna dan pengambilan keputusan,

maka digunakan ketetapan sebagai berikut:

Tabel 3.3 Konversi tingkat pencapaian dengan skala 5

Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan

90% - 100% Sangat Baik Tidak perlu direvisi

75% - 89% Baik Tidak perlu direvisi

65% - 74% Cukup Direvisi

55% - 64% Kurang Direvisi

0 – 54% Sangat Kurang Direvisi

(Sudjana 2011:118)

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data yang diuji itu

berdistribusi normal atau tidak. Teknik pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan Chi Kuadrat (χ2

(25)

52

dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data

yang terkumpul dengan kurva normal baku/standar.

Menurut (Sugiyono 2012:256), “kurva normal baku yang luasnya

mendekati 100% dibagi menjadi enam bidang berdasarkan simpangan bakunya,

yaitu tiga bidang di bawah rata-rata dan tiga bidang di atas rata-rata”.

Luas enam bidang dalam kurva normal baku adalah 2,7%, 13,53%, 34,13%,

34,13%, 13,53% dan 2,7% sesuai dengan gambar 3.2 di bawah ini:

Gambar 3.3 Kurva normal baku (Sugiyono, 2012:258)

Adapun langkah-langkah pengujian normalitas data ini adalah sebagai

berikut :

a. Menentukan jumlah kelas interval. Untuk pengujian normalitas dengan Chi

Kuadrat ini, jumlah kelas inteval ditetapkan sebanyak enam kelas sesuai

dengan enam bidang yang ada pada kurva normal baku.

b. Menentukan panjang kelas interval :

c. Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel penolong

untuk menghitung harga Chi Kuadrat hitung sesuai dengan format di bawan

(26)

53

Tabel 3.4 Format tabel distribusi frekuensi

No Kelas Interval fo fh fo fh (fo fh)2

Keterangan : fo = Frekuensi / jumlah data hasil observasi

fh = Jumlah / frekuensi yang diharapkan

d. Menghitung fh (frekuensi harapan)

Cara menghitung fh didasarkan pada persentase luas tiap bidang kurva normal dikalikan jumlah data observasi / jumlah individu dalam sampel

e. Memasukkan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh , sekaligus menghitung harga-harga pada kolom yang lain. Harga

yang dihasilkan adalah

merupakan harga Chi Kuadrat (χ2) hitung.

f. Membandingkan χ2 hitung dengan χ2tabel dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Taraf signifikansi 5 %

2) Derajat kebebasan (dk = k – 1)

3) Apabila χ2 hitung < χ2tabel , maka dapat disimpulkan bahwa data

berdistribusi normal.

2. Uji Gain

Perhitungan uji gain dengan menggunakan rumus Hake :

(Savinainen & Scott,2002 dalam sudjana 2005:112)

Kriteria perolehan skor gain ternormalisasi dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 3.5 Kategori Perolehan Skor

Batasan Kategori

g > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

(27)

54

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan

pada penelitian ini diterima atau ditolak. Adapun hipotesis dalam penelitian ini:

Uji pihak kiri dilakukan apabila : H1 berbunyi “lebih besar atau sama dengan” (≥) dan H0Berbunyi “lebih kecil” (<).

Z =

(Sudjana, 2005:115)

Keterangan :

Z : Nilai Z hitung n : Jumlah sampel

: Nilai yang dihipotesiskan x : Nilai data yang diperoleh

Kriteria pengujian adalah zhitung ≥ dimana didapat dari

daftar normal baku, maka Ha diterima dan H0 ditolak. Tetapi sebaliknya jika zhitung

≤ maka Ha ditolak dan H0 diterima.

Ha =

Praktik kerja industri dianggap efektif untuk meningkatkan

kemampuan psikomotorik siswa jika 75% dari siswa memperoleh

peningkatan (gain) hasil test psikomotorik.

Ha : π ≥ 75%

Praktik kerja industri dianggap tidak efektif untuk meningkatkan

kemampuan psikomotorik siswa jika 75% dari siswa memperoleh

peningkatan (gain) hasil test psikomotorik.

H0 : π < 75%

(28)

Anggi Rizki R, 2013

Profil Si Kemampuan Psikomotorik Siswa Sebagai Refleksi Dari Praktik Kerja Industri Di BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian “Profil

Kemampuan Psikomotorik sebagai Refleksi dari Praktik Kerja Industri di SMK

Negeri 6 Garut”, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dari hasil analisis uji instrumen angket tentang pengaruh positif praktik

kerja industri terhadap sikap siswa, menunjukan harga persentase

kualifikasi 75 % (berkategori sangat baik). Sehingga dapat disimpulkan

pelaksanaan praktik kerja industri mempunyai pengaruh positif terhadap

sikap siswa sebagai dasar dari profil kemampuan psikomotorik.

2. Dari hasil analisis uji instrumen angket tentang pengaruh positif praktik

kerja industri terhadap motivasi siswa, menunjukan harga persentase

kualifikasi 84 % (berkategori sangat baik). Sehingga dapat disimpulkan

pelaksanaan praktik kerja industri mempunyai pengaruh positif terhadap

motivasi siswa sebagai dasar dari profil kemampuan psikomotorik.

3. Dari hasil penelitian unjuk kerja diperoleh peningkatan (gain) indikator

kompetensi unjuk kerja siswa dapat meningkat setelah melaksanakan

praktik kerja industri. Hasil unjuk kerja indikator kompetensi tersebut

dapat dikategorikan baik dengan rata-rata peningkatan gain hasil belajar

siswa berkategori tinggi melebihi 75%, Hasil merinci penelitianya adalah

sebagai berikut :

a. Dari hasil penelitian unjuk kerja diperoleh peningkatan (gain)

kemampuan psikomotorik siswa dalam indikator kompetensi unjuk

kerja Instalasi System Opration (SO), bahwa rata-rata peningkatan

(gain) siswa mencapai nilai rata-rata sebesar 75,40 dan dapat

dikategorikan baik dengan rata-rata peningkatan gain hasil belajar

(29)

77

Anggi Rizki R, 2013

b. Dari hasil penelitian unjuk kerja diperoleh peningkatan (gain)

kemampuan psikomotorik siswa dalam indikator kompetensi unjuk

kerja Merakit Personal Computer (PC), bahwa rata-rata peningkatan

(gain) siswa mencapai nilai rata-rata sebesar 77,60 dan dapat

dikategorikan baik dengan rata-rata peningkatan gain hasil belajar

siswa berkategori tinggi melebihi 75% yaitu 80% dari jumlah sampel.

c. Dari hasil penelitian unjuk kerja diperoleh peningkatan (gain)

kemampuan psikomotorik siswa dalam indikator kompetensi unjuk

kerja Konfigurasi Jaringan (Proxy server), bahwa rata-rata peningkatan

(gain) siswa mencapai nilai rata-rata sebesar 75,07 dan dapat

dikategorikan baik dengan rata-rata peningkatan gain hasil belajar

siswa berkategori tinggi melebihi 75% yaitu 77% dari jumlah sampel.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan pada penelitian ini, maka terdapat beberapa saran

untuk siswa maupun semua pihak yang berkepentingan. Sebagai rekomendasi

baik untuk peningkatan profil kemampuan psikomotorik yang lebih positif

maupun untuk penelitian selanjutnya, diantaranya :

1. Siswa disekolah terkait sebaiknya memilih tempat pelaksanaan praktik

kerja industri yang sesuai dengan program keahliannya sehingga profil

kemampuan psikomotor mampu berkembang lebih positif ketika praktik

kerja industri tersebut dilaksanakan maupun telah selesai dilaksanakan.

2. Sekolah terkait sebaiknya mempersiapkan pelaksanaan praktik kerja

industri itu lebih matang lagi baik dalam mempersiapkan soft skill dari

siswa maupun koneksi rekan industri tempat siswa melaksanakan praktik

harus sesuai dengan kompetensi kejuruan yang siswa miliki.

3. Untuk para pembaca alangkah baiknya dilaksanakannya penelitian yang

lebih luas lagi dengan topik yang sama hanya sampel dan indikator

penelitianya lebih merinci. Hal ini bertujuan agar hasil penelitiannya lebih

luas, konkret dan spesifik.

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Annurahman, (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asri, C. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S (2005). SikapManusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Dias, awal. (2011). Hubungan Bimbingan Di Industri Terhadap Sikap Kerja

Siswa Kelas III Jurusan Teknik Kendaraan Ringan Smk N 1 Seyegan.

Skripsi pada Jurusan Teknik Otomotif Fakultas Teknik UNY: Diterbitkan.

Falanzy, Afyu. (2012). Kesehatan dan Keselamatan Kerja dalam Menggunakan

Komputer. Tersedia di:

http://zauha.blogspot.com/2012/11/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3.html. [ 10 Mei 2013]

Hudi, Agung. (2012). Pengaruh Kemampuan Kognitif Terhadap Kemampuan

Psikomotorik Mata Pelajaran Produktif Alat Ukur Siswa Kelas X Jurusan

Teknik Kendaraan Ringan Di Smk Muhammadiyah Prambanan.Skripsi

pada Jurusan Teknik Otomotif Fakultas Teknik UNY: Diterbitkan.

Hurlock Elizabeth.(1978). Perkembangan Anak. Jakarta : PT. Glora Aksara

Pratama

Jamil, Shofal. (2006). Implementasi Penilaian Aspek Psikomotorik Pendidikan

Agama Islam Di Sd Islam Al Azhar 25 Semarang. Skripsi pada Fakultas

(31)

79

Prabawati, Emi. (2012). Pengaruh Motivasi Memasuki Dunia Kerja Dan Pengalaman Praktik Kerja Industri Terhadap Kesiapan Kerja Peserta Didik Kelas Xii Program Keahlian Akuntansi Smk Negeri 1 Tempel Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi pada Jurusan Ekonomi Fakultas Ekonomi UNY: Diterbitkan.

Riduwan,(2008). Path analisis. Bandung : Alfabeta

Sudjana, (2005). Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito.

Sudjana, (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sudrajat, A (2008). Tentang Pendidikan. Tersedia di :

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/konsep_pembelajaran/. html [10 Mei 2013]

Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N.S. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Susilana, Rudi dkk. (2006). Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. FIP: UPI.

Yulianto, Hari. (2011). Memahami Tes, Pengukuran dan Penilaian untuk

Pengembangan Instrumen Ranah Psikomotor. Skripsi pada Fakultas IKOR

UNY: Diterbitkan.

___.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Jakarta: Kep. Pres.

___.Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan menjelaskan bahwa kompetensi lulusan mencakup

sikap,pengetahuan, dan keterampilan.. Jakarta: Kep. Pres.

Gambar

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian
Gambar 3.2 Indikator dalam Paradigma Penelitian
Tabel 3.1 Klasifikasi indeks kesukaran
Tabel 3.2 Klasifikasi daya pembeda
+4

Referensi

Dokumen terkait

kepada Rekanan yang berkeberatan abs pengumuman ini diberikan kesempabn untuk mengEjukan sanggahan secara tertulis selambat -lambatnya dalam waktu 3 (Tiga) hari kerja

bermain pada hakikatnya adalah aktivitas jasmani yang dilakukan dengan.. sungguh- sungguh, sukarela, untuk

Segala penjuru sudah mengetahui tentang keberadaan Kadipaten Penyarang dan Adipati Ranggasena, tentang penduduknya yang telah mendapat tempat tinggal yang layak dan hidup

Tradisi penghargaan terhadap padi sebagai bagian dari religi inilah yang diangkat oleh &#34;Komunitas Padi&#34; untuk ditampilkan dalam kegiatan pameran Jak Art

Pembuatan DTM dan potongan dimaksudkan untuk melihat kenampakan daerah survey atau area pekerjaan dilihat dari sudut vertikal dengan skala tertentu

KESATU : Membentuk Tim Pengendali Gratifikasi Lingkup Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, yang selanjutnya disebut Tim Pengendali

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas adalah yang diwakili oleh variabel struktur audit (X1), konflik peran (X2), dan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan bungkil inti sawit yang difermentasi dengan cairan rumen kerbau dan saccharomyces cereviceae