PROFIL KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK SISWA SEBAGAI
REFLEKSI DARI PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN NEGERI 6 GARUT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Elektro
Oleh
ANGGI RIZKI RAMDANI
E.0451.0905842
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PROFIL KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK SISWA SEBAGAI REFLEKSI
DARI PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI SMK NEGERI 6 GARUT
Oleh
Anggi Rizki Ramdani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Anggi Rizki Ramdani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
April 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
Penelitian mengenai profil kemampuan psikomotorik siswa sebagai refleksi dari praktek kerja industri bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan psikomotorik siswa setelah melaksanakan praktek kerja industri. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui efektifitas praktek kerja industri dalam meningkatkan kemampuan psikomotorik siswa pada indikator kompetensi pengukurannya. Dalam pelaksanaanya praktek kerja industri merupakan suatu proses pendidikan keahlian profesi yang memadukan secara sistematik program pendidikan pada sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung pada dunia kerja. Penelitian dilaksanakan berdasarkan ruang sampel pada siswa yang telah melaksanakan praktek kerja industri di SMKN 6 Garut kelas XI TKJ 2 sebanyak 30 responden. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif ex-post facto dengan pendekatan komparatif. Dalam penelitian ini dapat diketahui refleksi praktek kerja industri dalam peningkatan kemampuan psikomotorik siswa. Berdasarkan hipotesis diperoleh peningkatan (gain) kemampuan psikomotorik siswa yang telah melaksanakan praktek kerja industri yang memiliki nilai berkategori tinggi sudah melebihi 75% dari jumlah sampel siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan praktek kerja industri sangat berperan penting dalam peningkatan kemampuan psikomotorik siswa.
Kata kunci : Profil Kemampuan Psikomotorik, Praktek Kerja Industri, Indikator Kompetensi
ABSTRACT
Research on the profile of students psychomotor skills as a reflection of industry practices to determine students psychomotor skills improvement after implemented industry practices. In addition, the research also aims to determine the effectiveness of industry practices in improving students psychomotor skills competency measurement indicators. In its implementation industry practice is an educational process that combines professional skills in a systematic program of education in schools by program skills acquired through direct work activities in the workplace. The research was conducted based on a sample space of students who have been carrying out work industry practices in the class of XI TKJ 2 of SMKN 6 Garut by 30 respondents. this research uses descriptive ex-post facto with a comparative approach. In this research the reflection of the industry practice psychomotor skills enhancement students can be seen. Based on the hypothesis, there is an increasing (gain) psychomotor skills of students who have been carrying out industrial employment practices that have a high value category has exceeded 75% of the total sample of students. It can be concluded that the implementation of the industrial working practices play an important role in improving students' psychomotor skills.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PERNYATAAN ... .i
ABSTRAK ... .ii
KATA PENGANTAR ... .iv
DAFTAR ISI ... .vi
DAFTAR GAMBAR ... .ix
DAFTAR TABEL ... .x
DAFTAR LAMPIRAN ... .xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah... 5
D. Tujuan Penyusunan Makalah ... 5
E. Manfaat Penyusunan Makalah ... 6
F. Hipotesis ... 6
G. Stuktur Organisasi Penulisan ... 7
BAB II KAJIAN TEORI ... 8
A. Pembelajaran ... 8
1. Prinsip Pembelajaran ... 9
B. Profil Kemampuan ... 12
1. Profil Kemampuan ... 12
2. Profil Kemampuan Psikomotor ... 13
C. Kemampuan Psikomotorik dalam Pembelajaran ... 15
2. Pengertian Tes, Pengukuran dan Penilaian Psikomotorik... 16
3. Pengukuran Ranah Psikomotor ... 17
4. Tujuan Pengukuran dan Penilaian ... 18
5. Pengembangan Instrumen Ranah Psikomotor ... 20
6. Hasil Belajar Psikomotorik ... 23
D. Pendidikan Sistem Ganda (PSG) ... 25
1. Pengertian PSG ... 25
2. Tujuan PSG ... 27
3. Pelaksanaan PSG ... 27
E. Praktik Kerja Industri ... 28
1. Pengertian Praktik Kerja Industri ... 28
2. Tujuan Praktik Kerja Industri ... 29
3. Pelaksanaan Praktik Kerja Industri ... 31
4. Manfaat Praktik Kerja Industri... 32
F. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ... 33
1. K3 Dalam Merakit Komputer Personal (PC) ... 34
2. K3 Dalam Instalasi SO dan dalam Konfigurasi Jaringan Komputer ... 39
3. K3 Dalam Pengguanakan Alat Praktikum ... 41
BAB III METODE PENELITIAN ... 42
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 42
B. Metode Penelitian... 42
C. Paradigma Penelitian ... 43
D. Teknik Pengumpulan Data ... 45
1. Metode Angket ... 45
2. Metode Tes ... 45
3. Metode Observasi... 45
E. Definisi Oprasional ... 45
F. Instrumen Penelitian... 46
2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 48
3. Analisis Tingkat Kesukaran ... 49
4. Uji Daya Pembeda... 50
G. Teknik Analisis Data ... 51
1. Uji Normalitas ... 51
2. Uji Gain ... 53
3. Uji Hioptesis ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55
A. Hasil Penelitian ... 55
1. Potensi dan Masalah ... 55
2. Pengumpulan Informasi ... 56
B. Hasil Uji Coba Instrumen... 56
1. Uji Instrumen Angket ... 56
2. Uji Instrumen Tes ... 60
C. Hasil Observasi Unjuk Kerja ... 67
1. Hasil Pengamatan untuk Unjuk Kerja Instalasi Sytem Opration (SO) ... 67
2. Hasil Pengamatan untuk Unjuk Kerja Merakit Personal Computer (PC) ... 68
3. Hasil Pengamatan untuk Unjuk Kerja Konfigurasi Jaringan ... 69
D. Studi Kriteria Kelulusan Indikator Praktik Kerja Industri ... 69
1. Kreteria Kelulusan Praktik Instalasi System Opration (SO) ... 70
2. Kreteria Kelulusan Praktik Merakit Personal Computer (PC) ... 71
3. Kreteria Kelulusan Praktik Konfigurasi Jaringan (Proxy Server) . 72 E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76
A. Kesimpulan ... 76
B. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 78
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Link and match adalah kebijakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia yang dikembangkan untuk meningkatkan relevansi Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) dengan kebutuhan dunia kerja, dunia usaha serta
dunia industri khususnya. Beberapa prinsip yang akan dipakai sebagai strategi
dalam kebijakan Link and Match diantaranya adalah model penyelenggaraan
Pendidikan Sistem Ganda (PSG).
PSG pada dasarnya merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan
keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program
pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui
kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, untuk mencapai suatu tingkat keahlian
profesional tertentu. Pada hakekatnya PSG merupakan suatu strategi yang
mendekatkan peserta didik ke dunia kerja dan ini adalah strategi proaktif yang
menuntut perubahan sikap dan pola pikir serta fungsi pelaku pendidikan di tingkat
SMK, masyarakat dan dunia usaha/industri dalam menyikapi perubahan dinamika
tersebut.
Program pendidikan PSG direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi
bersama secara terpadu antara sekolah kejuruan dengan institusi pasangannya.
Sehingga fungsi operasional dilapangan dilaksanakan bersama antara kepala
sekolah, guru, instruktur dan manager terkait. Untuk itu perlu diciptakan adanya
keterpaduan peran dan fungsi guru serta instruktur sebagai pelaku pendidikan
yang terlibat langsung dalam pelaksanaa PSG dilapangan secara kondusif.
(Sugihartono dalam Dias 2009:12) mengungkapkan “Pendidikan Sistem
Ganda pada dasarnya merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan
keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program
2
kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu”.
“Sistem ganda (dual system) merupakan model penyelenggaraan pendidikan kejuruan dimana perencanaan dan pelaksanaan pendidikan diwujudkan dalam
bentuk kemitraan dunia kerja dengan sekolah, sehingga penyelenggaraan
pendidikan berlangsung sebagian di sekolah dan sebagian lagi di dunia usaha
atau dunia industri”. (Pakpaham dalam Dias, 2011 : 12)
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan sistem ganda
adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian yang dilaksanakan
dalam Sekolah Menengah Kejuruan dengan cara menerapkan keahlian
kejuruan/keahliannya secara langsung di dunia usaha/dunia industri dalam kurun
waktu tertentu untuk mencapai tingkat keahlian tertentu.
Inti dari Pendidikan Sistem Ganda adalah mensinkronkan kurikulum yang
terdapat disekolah dan kompetensi yang diharapkan oleh industri. Sinkronisasi
kurikulum dapat tercapai apabila kerjasama antara pihak industri dengan pihak
sekolah dapat terjalin dengan baik. Konsep pendidikan ini bertujuan supaya siswa
ketika disekolah sudah terbiasa dengan lingkungan yang terdapat di industri,
sehingga ketika siswa melaksanakan praktik kerja industri siswa tidak kaget
dengan situasi yang ada di industri.
Pendidikan sisitem ganda ini juga bertujuan untuk membentuk disiplin,
mental kerja dan sikap kerja siswa yang positif, terbentuknya sikap kerja positif
siswa bermanfaat ketika siswa sudah terjun ke dunia industri sepenuhnya.
Terjalinnya kerjasama antara pihak sekolah dengan pihak industri dapat memberi
tempat bagi siswa lulusan dan industri pasangan tidak khawatir dengan
kompetensi yang dimiliki siswa.
praktik kerja industri adalah bagian dari pendidikan sistem ganda sebagai
program bersama antara SMK dan Industri yang dilaksanakan di dunia usaha
maupun dunia industri. Pengalaman praktik kerja industri memberikan wawasan
dan tambahan ilmu pengetahuan kepada peserta didik untuk siap bekerja setelah ia
lulus dari SMK. Hal ini, karena peserta didik telah melihat dan terbiasa dengan
3
industri peserta didik dapat melatih keterampilan dan mengaplikasikan teori-teori
yang telah didapat di sekolah sehingga menumbuhkan kepercayaan diri untuk siap
bekerja setelah lulus dari SMK.
Pada saat peserta didik melaksanakan praktik kerja industri, peserta didik
dituntut untuk bersungguh-sungguh dalam melakukan suatu pekerjaan agar
mempunyai pengalaman yang dapat bermanfaat di kemudian hari. Jika peserta
didik tersebut tidak bersungguh-sungguh, peserta didik tidak akan terbiasa dengan
keadaan dunia kerja yang sebenarnya dan keterampilan peserta didik menjadi
kurang, sehingga tidak ada kesiapan kerja setelah lulus dari SMK.
Selama tiga tahun kegiatan pembelajaran disekolah, seharusnya setiap siswa
pernah mengalami kegiatan praktik kerja industri. Dalam kegiatan ini siswa
dituntut dapat menggabungkan kemampuan kognitif yang mereka miliki ke dalam
suatu kegiatan yang bersifat psikomotor. “kegiatan pratikum bukan hanya membantu siswa untuk memahami konsep, tetapi dapat mendorong siswa untuk
belajar, membuat siswa mengerjakan sesuatu dan belajar mengerjakan
sesuatu”(Widodo dalam Dias 2011:17).
Setiap siswa memiliki kompetensi psikomotorik yang berbeda-beda.
Dengan meneliti kemampuan dasar siswa, maka kita dapat mengetahui
kompetensi keterampilan masing-masing siswa selama mengikuti praktik kerja
industri yang diselenggarakan sekolah. Kompetensi inilah yang akan dibawa oleh
siswa hingga tempat mereka bekerja atau melanjutkan ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.
Penilaian psikomotorik siswa SMK penting untuk dilaksanakan. Menurut
pasal 25 (4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan menjelaskan bahwa kompetensi kelulusan mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi penilaian psikomotorik itu sendiri
menekankan pada sikap, motivasi dan keterampilan. Ini berarti bahwa penilaian
psikomotorik harus dilakukan untuk mengetahui kemempuan siswa yaitu
keterampilan dalam keahlian sesuai bidangnya di lapangan atau dunia kerja.
Manfaat dari penilaian psikomotorik adalah dapat mengetahui ketercapaian
4
mengetahui perkembangan dan pertumbuhan peserta didik, mendorong peserta
didik belajar dan berlatih, mengetahui keberhasilan satuan pendidikan dan
mendorongnya untuk berkarya lebih terfokus dan terarah.
Dalam praktik kerja industri siswa dituntut agar kreatif, cerdas dan aktif
dalam proses pelaksanaanya. Khususnya sikap dan motivasi dalam melaksanakan
praktik ketja industri mendukung kemampuan psikomotorik siswa untuk dapat
terus berkembang. Karena “Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan
sesuatu yang baru, dalam bentuk suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu
bentuk atau susunan yang baru” (Hurlock, 1978:159). Ditinjau dari aspek pribadi,
kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan lingkungannya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: “untuk mengetahui
profil kemampuan psikomotorik siswa sebagai refleksi dari praktik kerja industri
di SMK Negeri 6 Garut”.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat dijabarkan beberapa
pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh positif pada sikap siswa setelah melaksanakan praktik
kerja industri, yang merupakan dasar dari profil kemampuan psikomotor?
2. Apakah ada pengaruh pada motivasi siswa setelah melaksanakan praktik
kerja industri, yang merupakan dasar dari profil kemampuan psikomotor?
3. Apakah kemampuan psikomotorik siswa dalam indikator kompetensi unjuk
kerja dapat meningkat setelah melaksanakan praktik kerja industri?.
Indikator kompetensi unjuk kerja tersebut, diantaranya adalah sebagai
berikut :
a. Indikator unjuk kerja dalam Instalasi System Opration (SO)?
b. Indikator unjuk kerja dalam Merakit Personal Computer(PC)?
5
C.Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti maka untuk menghindari
penyimpangan tujuan dan penelitian menjadi terarah batasan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan pada siswa SMK Negeri 6 Garut kelas XI TKJ 2
dengan jumlah responden sebanyak 30 siswa, untuk mengetahui
kemampuan psikomotor siswa setelah melaksanakan praktik kerja industri.
2. Penelitian ini dilakukan hanya pada siswa yang telah melaksanakan praktik
kerja industri di perusahaan sesuai bidang keahlian teknik komputer
jaringan seperti toko komputer dan perusahaan telkom.
3. Kegiatan praktik kerja Industri yang dilaksanakan siswa berada dibawah
tanggung jawab sekolah dan tidak melibatkan pihak peneliti.
4. Keterampilan proses yang diamati adalah kompetensi unjuk kerja yang
dilaksanakan dalam pengalaman praktik kerja industri seperti Instalasi
System Opration (SO), Merakit Personal Computer (PC) dan Konfigurasi
Jaringan (Proxy Server).
D. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kemampuan psikomotorik
siswa sebagai refleksi dari praktik kerja industri di SMK Negeri 6 Garut,yaitu:
1. Mengetahui pengaruh positif praktik kerja industri terhadap sikap siswa
yang merupakan dasar dari profil kemampuan psikomotor.
2. Mengetahui pengaruh positif praktik kerja industri terhadap motivasi siswa
yang merupakan dasar dari profil kemampuan psikomotor.
3. Mengetahui peningkatan kemampuan psikomotorik dalam indikator
kompetensi unjuk kerja siswa setelah melaksanakan praktik kerja
industri?. Yaitu diantaranya, adalah sebagai berikut :
a. Indikator unjuk kerja Instalasi System Opration (SO)
b. Indikator unjuk kerja Merakit Personal Computer(PC)
6
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi pihak sekolah akan menambah informasi dalam kegiatan
pembelajaran yang efektif dan dapat diterapkan kepada setiap siswa dalam
mata pelajaran produktif.
2. Bagi guru penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang kemampuan
siswa dalam kesiapan ilmu, sehingga guru secara optimal dapat
melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar sehingga dapat memfasilitasi
kebutuhan siswa selama praktik kerja industri berlangsung.
3. Bagi siswa penelitian ini dapat dijadikan sebagai wadah media untuk
mengetahui kemampuan psikomotoriknya dalam melakukan kegiatan atau
bekerja sesuai bidang keahlianya.
4. Bagi pembaca sebagai informasi mengenai profil kemampuan psikomotik
siswa sebagai refleksi dari praktik kerja industri di SMK Negeri 6 Garut .
5. Bagi peneliti lain penelitian ini dapat memberikan suatu informasi
mengenai profil kemampuan psikomotorik siswa sebagai refleksi dari
Praktik Kerja Industri dan memberikan inspirasi kepada peneliti lainnya,
sehingga penelitian ini dapat mendasari penelitian lain tentang kemampuan
psikomotorik siswa.
F. Hipotesis
“Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan permasalahan” (Sugiono 2008:96). “Hipotesis haya dibuat jika yang
dipermaslahkan menunjukan hubungan antara dua variabel atau lebih. Jawaban
untuk satu variabel yang sifatnya deskriptif, tidak perlu dihipotesiskan”
(Arikunto, S 2010:78). Maknaa rumusan hipotesis dari penelitian ini adalah :
1. Hipotesis Nol (H0)
Tidak ada hubungan antara profil kemampuan psikomotorik siswa dari
7
2. Hipotesis Kerja (Ha)
Ada hubungan yang positif antara kemampuan psikomotorik siswa dari
refleksi dari praktik kerja industri.
G. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi dalam sebuah penelitian berperan sebagai pedoman
penulis agar penulisannya lebih terarah dan sistematis dalam rangka menuju
tujuan akhir yang hendak dicapai.
Struktur organisasi penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN, meliputi latar belakang masalah, perumusan
masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis dan
struktur organisasi skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, berisi tentang teori-teori yang berkaitan
dengan pokok penelitian yang terdiri dari pembelajaran, pendidikan sisten ganda
(PSG), praktik kerja industri, ranah psikomotorik, penilaian kemampuan
psikomotorik serta keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
BAB III METODE PENELITIAN, membahas tentang jenis penelitian, variabel
penelitian, paradigma penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi
oprasional, instrumen penelitian dan teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, menjelaskan hasil
penelitian, hasil uji coba instrumen penelitian, uji coba unjuk kerja, analisis data dan
pembahasan hasil penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, berisi tentang kesimpulan dari hasil
Anggi Rizki R, 2013
Profil Si Kemampuan Psikomotorik Siswa Sebagai Refleksi Dari Praktik Kerja Industri Di Sekolah BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian terbatas dilakukan di SMK Negeri 6 Garut, yang beralamat di Jl.
Raya Limbangan Km.01 Telp.(0262) 438962, Limbangan Garut 44186, Provinsi Jawa
Barat. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMKN 6 Garut yang
telah melaksanakan praktik kerja industri. Karena terlalu banyaknya populasi
maka perlu diadakan teknik pengambilan sampel dengan menggunkan cara
penarikan sampel dari populasi. Cara penarikan sampel dalam penelitian ini
adalah menggunakan cara simple sampling. Menurut (Riduwan 2008: 41)
“simple sampling yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi
dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata dalam anggota populasi
tersebut. Hal ini digunakan jika populasi dianggap homogen atau sejenis”. Maka pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah pada siswa kelas XI TKJ 2
dengan jumlah 30 responden.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu teknis/cara yang digunakan salam sebuah
penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif ex post facto dengan pendekatan komparatif.
Menurut(Mohammad Ali dalam Sugiyono 2012:89) menyebutkan bahwa :
“Metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalah yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Dilakukan
dengan langkah-langkah pengumpulan klasifikasi dan analisis/pengolahan data
serta membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat
penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi
43
Menurut (Sukmadinata, dalam Riduwan 2008:8) menyatakan bahwa :
“Penelitian ekspos fakto (ex post facto research) yaitu untuk meneliti hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti. Selanjutnya dikatakan bahwa penelitian ekspo fakto dilakukan terhadap program, kegiatan yang telah berlangsung atau telah terjadi. Penellitian ekspos fakto tidak ada pengontrolan variabel dan biasanya tidak ada pra tes”.
Sementara penelitian komparatif menurut (Sugiyono 2012:92) yaitu
“penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua
atau sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda”.
Studi kepustakaan melalui penelaahan terhadap berbagai sumber bacaan
yang memenuhi syarat keilmuan juga digunakan dalam penelitian ini. Berguna
untuk mencari informasi mengenai segala sesuatu yang relevan dengan
permasalahan yang akan diteliti.
Dapat disimpulkan bahwa penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode deskriptif dengan pendekatan komparatif, yang ditunjang dengan studi
kepustakaan untuk memperkuat hasil penelitian sesuai dengan tujuan penelitian.
C. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian merupakan pola fikir hubungan antara peubah yang
satu dengan yang lain yang digambarkan dalam bentuk model. Paradigma
penelitian ini dibuat untuk memperjelas langkah, alur dan rancangan penelitian
yang dijelaskan dengan sebuah kerangka penelitian sebagai tahapan aktivitas
penelitaian secara keseluruhan. Adapun paradigma sederhana penelitian yang
44
r X1 Xin
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian
Keterangan :
X1 = Variabel Praktik Kerja Industri (X1)
X1.1 = Indikator Variabel (X1) yaitu Instalasi Sistem Oprasi (SO).
X1.2 = Indikator Variabel (X1) yaitu Merakit Personal Komputer (PC).
X1.3 = Indikator Variabel (X1) yaitu Konfigurasi Jaringan.
Y = Profil Kemampuan Psikomotorik Siswa (Y1)
= Profil kemampuan psikomotorik sebagai reflektif dari praktik
kerja industri yang bekerja secara individu.
= Profil kemampuan psikomotorik profil kemampuan psikomotorik
sebagai reflektif dari praktik kerja industri yang bekerja secara bersamaan.
Praktik Kerja Industri Historical
Pretest
Post Test
Jaringan Perakitan
Instalasi X1
Y1
X.1.1
X1.2
X1.3
RY1 X1
45
Gambar 3.2 Indikator dalam Paradigma Penelitian
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Angket
Metode angket adalah “Sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadi atau hal-hal
yang diketahui” (Arikunto S 2010:268). Metode angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai profil kemampuan
psikomotorik siswa atau variabel Y penelitian.
2. Metode Test
Tes menurut (Arikunto, S 2010:266) adalah
“serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok”.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai tingkat pemahaman
siswa tentang teknis pelaksanaan praktik kerja industri atau variabel X penelitian.
3. Metode Observasi
Metode observasi, (Arikunto, S 2010:272) dipergunakan untuk memperoleh
data tentang perkembangan kemampuan psikomotorik siswa sebagai refleksi dari
praktik kerja industri.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional dari judul skripsi dimaksudkan untuk memperjelas
istilah-istilah dan memberi batasan ruang lingkup penelitian sehingga tidak
menimbulkan penafsiran lain. Adapun penegasan istilah yang perlu dijelaskan
adalah sebagai berikut:
1. Profil kemampuan psikomotorik, adalah gambaran kemampuan siswa
dalam kegiatan pembelajaran yang memerlukan kerja otot sehingga
46
merupakan proses pengetahuan yang lebih banyak didasari dari
pengembangan proses mental melalui aspek-aspek otot dan membentuk
keterampilan siswa.
2. Refleksi, adalah gerakan diluar kemauan (kesadaran) sebagai jawaban
sauatu hal atau kegiatan yang datang dari luar.
3. Praktik kerja industri, adalah kegiatan pembelajaran yang melatih ranah
psikomotorik siswa dalam kegiatannya. praktik kerja industri merupakan
bagian dari pendidikan sistem ganda (PSG).
F. Instrumen Penelitian
Suatu alat ukur dapat dinyatakan sebagai alat ukur yang baik dan mampu
memberikan informasi yang jelas dan akurat apabila telah memenuhi beberapa
kriteria yang telah ditentukan oleh para ahli psikometri, yaitu kriteria valid dan
reliabel. Oleh karena itu agar kesimpulan tidak keliru dan tidak memberikan
gambaran yang jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya diperlukan uji
validitas dan reliabilitas dari alat ukur yang digunakan dalam penelitian.
Instrumen penelitian yang diangkat dalam penyusunan skripsi ini untuk
mendapatkan profil psikomotorik siswa dalam kegiatan praktik kerja industri ada
tiga kompetensi yang di ujikan yaitu kompetensi instalasi sistem oprasi, perakitan
personal komputer dan instalasi jaringan internet. Dimana kompetensi tersebut
telah di ujikan dalam materi soal kuisioner atau angket.
1. Uji Validitas Instrumen
Arikunto (2010) menyatakan bahwa “validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidanatau kesahihan suatu instrumen.”
Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang
hendak diukur, sebuah item (butir soal) dikatakan valid apabila mempunyai
dukungan yang besar terhadap skor total, skor pada item menyebabkan skor total
menjadi tinggi atau rendah.
Uji validitas yang digunakan untuk instrumen yang berupa skor dikotomi
yaitu bernilai 0 dan 1 digunakan korelasi point biserial dengan rumus sebagai
47
√
(Arikunto, 2010:213)
Keterangan :
r
pbi : Koefisien korelasi biserialMp : Rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya
Mt : Rerata skor total
St : Standar deviasi dari skor total
p : Proporsi siswa yang menjawab benar
q : Proporsi siswa yang menjawab salah
Uji validitas ini dikenakan pada setiap butir soal. Selanjutnya untuk
menenntukan validitas dari tiap item dilakukan dengan yaitu:
√
√
(Sugiyono, 2012:257)
Keterangan :
n : Jumlah responden
r : Koefisien korelasi
Kemudian hasil perolehan thitung dibandingkan dengan ttabel pada derajat
kebebasan (dk = n - 2) dan taraf signifikansi 5% (= 0,05). Apabila thitung > ttabel
maka item tes dinyatakan valid. Dan apabila hasil thitung < ttabel maka item tes
48
2. Uji Reliabilitas Instrumen
(Arikunto dalam sugiono,2012:366) menyatakan pengertian reliabilitas
sebagai berikut :
“Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil tes yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes
berhubungan dengan masalah hasil tes atau seandainya hasilnya berubah-ubah,
perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti”.
Dari pengertian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa reliabilitas
alat ukur adalah ketepatan atau keajegan alat ukur tersebut dalam mengukur apa
yang diukur, artinya alat ukur terebut digunakan untuk memberikan hasil ukur
sama. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus
Kuder-Richardson (KR-20) sebagai berikut :
∑
(Sugiyono, 2012:366)
Keterangan :
: Reliabilitas tes secara keseluruhan
: Banyaknya butir tes
: Varians total
: Proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
: Proporsi subyek yang menjawab item dengan salah
Harga varians total ( ) dihitung dengan menggunakan rumus :
∑ ∑
49
Keterangan :
X
: Jumlah skor total
N : Jumlah responden
Kemudian hasil perolehan rhitung dibandingkan dengan rtabel pada derajat
kebebasan (dk = n - 2) dan taraf signifikansi 5%. Adapun penafsiran dari harga
rhitung dan rtabel yaitu jika rhitung > rtabel maka intrumen dinyatakan reliabel, dan jika
rhitung < rtabel maka instrumen tidak reliabel.
3. Analisis Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran yaitu suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal
adalah mudah, sedang, dan sukar. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan
rumus :
S
J B
P
(Arikunto dalam Sudjana, 2011:137)
Keterangan :
P : Indeks kesukaran
B : Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar
: Jumlah seluruh siswa peserta tes
Untuk menentukan apakah soal tersebut dikatakan baik atau tidak baik
sehingga perlu direvisi, digunakan kriteria seperti pada tabel 3.2 sebagai berikut :
Tabel 3.1 Klasifikasi indeks kesukaran
No. Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Klasifikasi
1. 0,70 P 1,00 Mudah
2. 0,30 P < 0,70 Sedang
3. 0,00 P < 0,30 Sukar
50
4. Uji Daya Pembeda
Daya pembeda digunakan untuk mengetahui perbedaan antara jawaban
kelompok atas dan kelompok bawah, sebagai mana dikemukakan oleh Arikunto (2011) “daya pembeda soal adalah suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah)”. Daya pembeda dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
JB : Banyaknya peserta kelompok bawah
BA: Banyaknya peserta kelompok atas menjawab benar
BB: Banyaknya peserta kelompok bawah menjawab benar
PA: Proporsi peserta kelompok atas menjawab benar
PA: Proporsi peserta kelompok bawah menjawab benar
Indeks daya pembeda ideal adalah sebesar mungkin mendekati angka 1.
Sedangkan indeks daya pembeda sekitar 0 menunjukkan bahwa item tersebut
mempunyai daya diskriminasi rendah sedangnkan harga daya pembeda negatif
menunjukkan bahwa item tersebut tidak ada gunanya sama sekali. Berikut
ditunjukkan tabel klasifikasi daya pembeda.
Tabel 3.2 Klasifikasi daya pembeda
No. Rentang Nilai D Klasifikasi
51
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan disesuaikan dengan jenis instrumen yang
dikumpulkan. Analisis data ini mencakup prosedur organisasi data, reduksi, dan
penyajian data baik dengan tabel, diagram, atau grafik. Data akan dianalisis secara
deskriptif maupun dalam bentuk perhitungan statistik. Dalam penyajian hasil
analisis dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual.
Data yang diperoleh melalui angket dan observasi akan diuraikan secara
deskriptif naratif. Analisis ini digunakan untuk mengolah data yang diperoleh
dari angket berupa deskriptif persentase.
Rumus yang digunakan untuk persentase sebagai berikut:
Keterangan : ∑ : Jumlah
n : Jumlah seluruh item angket
Sebagai ketentuan dalam memberikan makna dan pengambilan keputusan,
maka digunakan ketetapan sebagai berikut:
Tabel 3.3 Konversi tingkat pencapaian dengan skala 5
Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan
90% - 100% Sangat Baik Tidak perlu direvisi
75% - 89% Baik Tidak perlu direvisi
65% - 74% Cukup Direvisi
55% - 64% Kurang Direvisi
0 – 54% Sangat Kurang Direvisi
(Sudjana 2011:118)
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data yang diuji itu
berdistribusi normal atau tidak. Teknik pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan Chi Kuadrat (χ2
52
dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data
yang terkumpul dengan kurva normal baku/standar.
Menurut (Sugiyono 2012:256), “kurva normal baku yang luasnya
mendekati 100% dibagi menjadi enam bidang berdasarkan simpangan bakunya,
yaitu tiga bidang di bawah rata-rata dan tiga bidang di atas rata-rata”.
Luas enam bidang dalam kurva normal baku adalah 2,7%, 13,53%, 34,13%,
34,13%, 13,53% dan 2,7% sesuai dengan gambar 3.2 di bawah ini:
Gambar 3.3 Kurva normal baku (Sugiyono, 2012:258)
Adapun langkah-langkah pengujian normalitas data ini adalah sebagai
berikut :
a. Menentukan jumlah kelas interval. Untuk pengujian normalitas dengan Chi
Kuadrat ini, jumlah kelas inteval ditetapkan sebanyak enam kelas sesuai
dengan enam bidang yang ada pada kurva normal baku.
b. Menentukan panjang kelas interval :
c. Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel penolong
untuk menghitung harga Chi Kuadrat hitung sesuai dengan format di bawan
53
Tabel 3.4 Format tabel distribusi frekuensi
No Kelas Interval fo fh fo– fh (fo– fh)2
Keterangan : fo = Frekuensi / jumlah data hasil observasi
fh = Jumlah / frekuensi yang diharapkan
d. Menghitung fh (frekuensi harapan)
Cara menghitung fh didasarkan pada persentase luas tiap bidang kurva normal dikalikan jumlah data observasi / jumlah individu dalam sampel
e. Memasukkan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh , sekaligus menghitung harga-harga pada kolom yang lain. Harga
yang dihasilkan adalah
merupakan harga Chi Kuadrat (χ2) hitung.
f. Membandingkan χ2 hitung dengan χ2tabel dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Taraf signifikansi 5 %
2) Derajat kebebasan (dk = k – 1)
3) Apabila χ2 hitung < χ2tabel , maka dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal.
2. Uji Gain
Perhitungan uji gain dengan menggunakan rumus Hake :
(Savinainen & Scott,2002 dalam sudjana 2005:112)
Kriteria perolehan skor gain ternormalisasi dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 3.5 Kategori Perolehan Skor
Batasan Kategori
g > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah
54
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan
pada penelitian ini diterima atau ditolak. Adapun hipotesis dalam penelitian ini:
Uji pihak kiri dilakukan apabila : H1 berbunyi “lebih besar atau sama dengan” (≥) dan H0Berbunyi “lebih kecil” (<).
Z =
√
(Sudjana, 2005:115)
Keterangan :
Z : Nilai Z hitung n : Jumlah sampel
: Nilai yang dihipotesiskan x : Nilai data yang diperoleh
Kriteria pengujian adalah zhitung ≥ dimana didapat dari
daftar normal baku, maka Ha diterima dan H0 ditolak. Tetapi sebaliknya jika zhitung
≤ maka Ha ditolak dan H0 diterima.
Ha =
Praktik kerja industri dianggap efektif untuk meningkatkan
kemampuan psikomotorik siswa jika 75% dari siswa memperoleh
peningkatan (gain) hasil test psikomotorik.
Ha : π ≥ 75%
Praktik kerja industri dianggap tidak efektif untuk meningkatkan
kemampuan psikomotorik siswa jika 75% dari siswa memperoleh
peningkatan (gain) hasil test psikomotorik.
H0 : π < 75%
Anggi Rizki R, 2013
Profil Si Kemampuan Psikomotorik Siswa Sebagai Refleksi Dari Praktik Kerja Industri Di BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian “Profil
Kemampuan Psikomotorik sebagai Refleksi dari Praktik Kerja Industri di SMK
Negeri 6 Garut”, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dari hasil analisis uji instrumen angket tentang pengaruh positif praktik
kerja industri terhadap sikap siswa, menunjukan harga persentase
kualifikasi 75 % (berkategori sangat baik). Sehingga dapat disimpulkan
pelaksanaan praktik kerja industri mempunyai pengaruh positif terhadap
sikap siswa sebagai dasar dari profil kemampuan psikomotorik.
2. Dari hasil analisis uji instrumen angket tentang pengaruh positif praktik
kerja industri terhadap motivasi siswa, menunjukan harga persentase
kualifikasi 84 % (berkategori sangat baik). Sehingga dapat disimpulkan
pelaksanaan praktik kerja industri mempunyai pengaruh positif terhadap
motivasi siswa sebagai dasar dari profil kemampuan psikomotorik.
3. Dari hasil penelitian unjuk kerja diperoleh peningkatan (gain) indikator
kompetensi unjuk kerja siswa dapat meningkat setelah melaksanakan
praktik kerja industri. Hasil unjuk kerja indikator kompetensi tersebut
dapat dikategorikan baik dengan rata-rata peningkatan gain hasil belajar
siswa berkategori tinggi melebihi 75%, Hasil merinci penelitianya adalah
sebagai berikut :
a. Dari hasil penelitian unjuk kerja diperoleh peningkatan (gain)
kemampuan psikomotorik siswa dalam indikator kompetensi unjuk
kerja Instalasi System Opration (SO), bahwa rata-rata peningkatan
(gain) siswa mencapai nilai rata-rata sebesar 75,40 dan dapat
dikategorikan baik dengan rata-rata peningkatan gain hasil belajar
77
Anggi Rizki R, 2013
b. Dari hasil penelitian unjuk kerja diperoleh peningkatan (gain)
kemampuan psikomotorik siswa dalam indikator kompetensi unjuk
kerja Merakit Personal Computer (PC), bahwa rata-rata peningkatan
(gain) siswa mencapai nilai rata-rata sebesar 77,60 dan dapat
dikategorikan baik dengan rata-rata peningkatan gain hasil belajar
siswa berkategori tinggi melebihi 75% yaitu 80% dari jumlah sampel.
c. Dari hasil penelitian unjuk kerja diperoleh peningkatan (gain)
kemampuan psikomotorik siswa dalam indikator kompetensi unjuk
kerja Konfigurasi Jaringan (Proxy server), bahwa rata-rata peningkatan
(gain) siswa mencapai nilai rata-rata sebesar 75,07 dan dapat
dikategorikan baik dengan rata-rata peningkatan gain hasil belajar
siswa berkategori tinggi melebihi 75% yaitu 77% dari jumlah sampel.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan pada penelitian ini, maka terdapat beberapa saran
untuk siswa maupun semua pihak yang berkepentingan. Sebagai rekomendasi
baik untuk peningkatan profil kemampuan psikomotorik yang lebih positif
maupun untuk penelitian selanjutnya, diantaranya :
1. Siswa disekolah terkait sebaiknya memilih tempat pelaksanaan praktik
kerja industri yang sesuai dengan program keahliannya sehingga profil
kemampuan psikomotor mampu berkembang lebih positif ketika praktik
kerja industri tersebut dilaksanakan maupun telah selesai dilaksanakan.
2. Sekolah terkait sebaiknya mempersiapkan pelaksanaan praktik kerja
industri itu lebih matang lagi baik dalam mempersiapkan soft skill dari
siswa maupun koneksi rekan industri tempat siswa melaksanakan praktik
harus sesuai dengan kompetensi kejuruan yang siswa miliki.
3. Untuk para pembaca alangkah baiknya dilaksanakannya penelitian yang
lebih luas lagi dengan topik yang sama hanya sampel dan indikator
penelitianya lebih merinci. Hal ini bertujuan agar hasil penelitiannya lebih
luas, konkret dan spesifik.
DAFTAR PUSTAKA
Annurahman, (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Asri, C. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, S (2005). SikapManusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Dias, awal. (2011). Hubungan Bimbingan Di Industri Terhadap Sikap Kerja
Siswa Kelas III Jurusan Teknik Kendaraan Ringan Smk N 1 Seyegan.
Skripsi pada Jurusan Teknik Otomotif Fakultas Teknik UNY: Diterbitkan.
Falanzy, Afyu. (2012). Kesehatan dan Keselamatan Kerja dalam Menggunakan
Komputer. Tersedia di:
http://zauha.blogspot.com/2012/11/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3.html. [ 10 Mei 2013]
Hudi, Agung. (2012). Pengaruh Kemampuan Kognitif Terhadap Kemampuan
Psikomotorik Mata Pelajaran Produktif Alat Ukur Siswa Kelas X Jurusan
Teknik Kendaraan Ringan Di Smk Muhammadiyah Prambanan.Skripsi
pada Jurusan Teknik Otomotif Fakultas Teknik UNY: Diterbitkan.
Hurlock Elizabeth.(1978). Perkembangan Anak. Jakarta : PT. Glora Aksara
Pratama
Jamil, Shofal. (2006). Implementasi Penilaian Aspek Psikomotorik Pendidikan
Agama Islam Di Sd Islam Al Azhar 25 Semarang. Skripsi pada Fakultas
79
Prabawati, Emi. (2012). Pengaruh Motivasi Memasuki Dunia Kerja Dan Pengalaman Praktik Kerja Industri Terhadap Kesiapan Kerja Peserta Didik Kelas Xii Program Keahlian Akuntansi Smk Negeri 1 Tempel Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi pada Jurusan Ekonomi Fakultas Ekonomi UNY: Diterbitkan.
Riduwan,(2008). Path analisis. Bandung : Alfabeta
Sudjana, (2005). Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito.
Sudjana, (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Sudrajat, A (2008). Tentang Pendidikan. Tersedia di :
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/konsep_pembelajaran/. html [10 Mei 2013]
Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, N.S. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Susilana, Rudi dkk. (2006). Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. FIP: UPI.
Yulianto, Hari. (2011). Memahami Tes, Pengukuran dan Penilaian untuk
Pengembangan Instrumen Ranah Psikomotor. Skripsi pada Fakultas IKOR
UNY: Diterbitkan.
___.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Kep. Pres.
___.Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan menjelaskan bahwa kompetensi lulusan mencakup
sikap,pengetahuan, dan keterampilan.. Jakarta: Kep. Pres.