• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA : Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI di Salah Satu SMA Swasta di Kota Bandung Tahun Ajaran 2012-2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA : Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI di Salah Satu SMA Swasta di Kota Bandung Tahun Ajaran 2012-2013."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Diah Rosmayanti, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mereduksi Perilaku Agresif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK

MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA

(Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI di Salah Satu SMA Swasta di Kota Bandung Tahun Ajaran 2012-2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh:

DIAH ROSMAYANTI 0705071

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

Diah Rosmayanti, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mereduksi Perilaku Agresif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Program Bimbingan Pribadi Sosial

untuk Mereduksi Perilaku

Agresif Siswa

Oleh Diah Rosmayanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Diah Rosmayanti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Diah Rosmayanti, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mereduksi Perilaku Agresif Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DIAH ROSMAYANTI 0705071

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA

(Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI di Salah Satu SMA Swasta di Kota Bandung Tahun Ajaran 2012-2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I

Dr. Anne Hafina, M.Pd NIP. 19600704 198601 2 001

Pembimbing II

Dra. Chandra Affiandari, M.Pd NIP. 19570611 198609 2 001

Mengetahui / Mengesahkan Ketua Jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

ABSTRAK

Diah Rosmayanti. (2013). Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mereduksi Perilaku Agresif Siswa (Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI di Salah Satu SMA Swasta di Kota Bandung Tahun Ajaran 2012-2013)

Istilah agresif sering diartikan dalam percakapan sehari-hari untuk menerangkan sejumlah besar perilaku kasar atau keras. Di dalam istilah yang digunakan tersebut kebanyakan di dalamnya mengandung akibat ataupun kerugian bagi orang lain. Biasanya remaja yang mengalami perilaku agresif ini adalah remaja yang selalu gagal dalam usahanya, dan kemudian mengekspresikannya dengan marah yang biasanya meledak-ledak dan tidak terkontrol. Bahkan terkadang juga disertai perilaku sadis dan keras yang ditunjukan dengan tindak kekerasan. Penelitian dilaksanakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: (1) bagaimana gambaran umum siswa yang berperilaku agresif; (2) seperti apa program bimbingan pribadi sosial yang secara hipotetik efektif untuk mereduksi perilaku agresif siswa. Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas XI di salah satu SMA swasta di Kota Bandung kelas XI tahun ajaran 2012-2013 yang berjumlah 79 orang siswa, yang dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu gambaran perilaku agresif siswa secara umum dengan rata-rata 45,5, 71 orang siswa berada pada kategori rendah, 8 orang siswa berada pada kategori sedang dan tidak terdapat siswa yang berada pada kategori perilaku agresif tinggi.

(5)

ABSTRACT

Diah Rosmayanti. (2013). Personal Guidance Social Programs to Reduce Aggressive Behavior Students (Descriptive Study on Students in Class XI One High School in Bandung Private School Year 2012-201 )

The term aggressive is often interpreted in everyday conversation to describe the behavior of a large number of rough or hard. In the terms used are mostly in it containing the result or losses for others. Usually adolescents with aggressive behavior are teenagers who always failed in his attempt , and then express it with anger outbursts and usually not controlled . In fact, sometimes also accompanied by harsh and sadistic behavior shown by acts of violence. The research was conducted to answer the following questions: (1) a general description of how the students are behaving aggressively, (2) what kind of personal guidance social programs hypothetically effective for reducing aggressive behavior of students. Research conducted on the students of class XI in one of the private high school in Bandung class XI 2012-2013 school year, amounting to 79 students, which is done by using descriptive and quantitative approaches. The results obtained are an overview of aggressive behavior in general students with an average of 45.5, 71 students were in the low category, 8 students were in the moderate category, and there are students who are in the high category of aggressive behavior.

(6)

DAFTAR ISI

D. Pendekatan dan Metode Penelitian ………. 6

E. Populasi dan Sampel ………...……… 6

BAB II PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MEREDUKSI PERILAKU AGRESIF SISWA A. Perkembangan Perilaku Remaja ………... 1. Karakteristik Perkembangan Remaja ………. 2. Makna dan Identitas Perkembangan Remaja ………. 8 8 10 B. Tugas-Tugas Perkembangan ………. 11

C. Konsep Perilaku Agresif ………..………. 1. Definisi Perilaku Agresif ………...… 2. Bentuk-Bentuk Perilaku Agresif ……… 3. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Agresif ……….. 4. Dampak Perilaku Agresif ………..……. 14 14 16 17 19 D. Teori Belajar Sosial Albert Bandura ………. 20 E. Program Bimbingan Pribadi Sosial ………...

1. Program dan Bimbingan Konseling Perkembangan ……….…….

(7)

2. Definisi Program Bimbingan dan Konseling Perkembangan ………..…….. 3. Karakteristik Program bimbingan dan konseling yang komprehensif …….. 4. Komponen Program Bimbingan dan Konseling ……… 5. Langkah-Langkah Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling ……… 6. Konsep Program Bimbingan Pribadi Sosial .……….. 7. Tujuan Program Bimbingan Pribadi Sosial ………... 8. Intervensi Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Mereduksi Perilaku

Agresif Siswa ……….

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ……….

1. Pendekatan Penelitian ………... C. Definisi Operasional Variabel ………...……….. 35 D. Populasi dan Sampel Penelitian ………...………...

1. Populasi Penelitian ………

2. Sampel Penelitian ………..

36 36 36 E. Pengembangan Instrumen Pengumpul Data ……….………..

1. Jenis Instrumen Penelitian ………...………. 2. Pengembangan Instrumen Penelitian ………..………..

3. Pengembangan Kisi-Kisi Instrumen ……….

4. Uji Kelayakan Instrumen ………..

5. Uji Keterbacaan Instrumen ………...

6. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ………...

38

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ………

1. Verifikasi Data ……….….……

2. Penyekoran Data Hasil Penelitian ……….

3. Teknik Analisis Data ……….

(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian ………..……….……… 1. Profil Perilaku Agresif Siswa Kelas XI di Salah Satu SMA Swasta di Kota

Bandung Tahun Ajaran 2012-2013………

48

48 B. Pembahasan Hasil Penelitian ………..…….………...

1. Hasil Penelitian Mengenai Perilaku Agresif Kelas XI di Salah Satu SMA Swasta di Kota Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 ……….. 2. Analisis Kebutuhan Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mereduksi

Perilaku Agresif Remaja ………...

52

52

61 C. Rumusan Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Mereduksi Perilaku Agresif

Siswa ……….………..……… 61

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan ………... 63

B. Rekomendasi ………. 64

DAFTAR PUSTAKA ………... 66

(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Fenomena di masyarakat khususnya bagi warga yang tinggal di perkotaan, aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal mungkin sudah merupakan berita harian. Bahkan ada beberapa stasiun televisi yang menyiarkan program-program yang mempertontonkan kekerasan seperti contohnya UFC (Ultimate Fighter Championship), World Boxing Championship, Women’s World Boxing Championship,

MMA Fight dan sebagainya. Aksi-aksi kekerasan dapat terjadi di mana saja, seperti di jalan-jalan, di sekolah, di kompleks-kompleks perumahan bahkan di dalam rumah sendiri. Aksi tersebut dapat berupa kekerasan verbal (mencaci maki) maupun kekerasan fisik (memukul, meninju, dan sebagainya). Pada kalangan remaja aksi yang biasa dikenal sebagai tawuran pelajar/masal merupakan hal yang sudah terlalu sering disaksikan, bahkan cenderung dianggap biasa. Hal yang terjadi pada saat tawuran sebenarnya adalah perilaku agresif dari seorang individu atau kelompok (Ma’ruf, 2009).

Selain itu, fenomena yang terjadi menunjukan perilaku agresif semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia dan jenjang pendidikan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, sekitar 5-10% anak usia menengah menunjukan perilaku agresif. Secara umum, remaja laki-laki lebih banyak menunjukan perilaku agresif dibandingkan remaja perempuan. Menurut penelitian, perbandingannya 5 berbanding 1, artinya jumlah remaja laki-laki yang melakukan perilaku agresif 5 lebih banyak dibandingkan remaja perempuan yang melakukan perilaku agresif (Ma’ruf, 2009).

Berdasarkan data dari Bimmas Polri Metro Jaya 2004 berbagai kenakalan remaja sebagai bentuk dari tindakan agresif dari tahun 1998-2003 yang tercatat adalah perkelahian antar pelajar (sebanyak 157 kasus), kasus menewaskan 38 pelajar, 2 anggota masyarakat dan 2 anggota Polri (sebanyak 607 kasus), dan tahun 2004 meningkat hingga 230 kasus yang menewaskan 37 korban (Mutadin, 2010).

(10)

di mana sebagian besar penghuninya adalah orang dewasa yang sudah bekerja. Kurangnya pengawasan dari orang tua serta lingkungan tempat tinggal yang cenderung kurang kondusif menjadi salah satu faktor yang menjadi penyebab siswa berperilaku agresif.

Bentuk-bentuk perilaku agresif yang banyak ditunjukan oleh siswa di salah satu SMA swasta di kota Bandung, ini antara lain adalah sikap yang kurang disiplin, kurang menghormati orang yang lebih tua, sering datang terlambat ke sekolah, absensi atau kehadiran cenderung kurang, sering keluar masuk pada saat jam mata pelajaran, cenderung menggunakan kata-kata yang kasar baik itu kepada teman seusia maupun kepada yang lebih tua, terlibat dalam kasus perkelahian baik itu dengan teman di kelas/sekolah maupun dengan teman dari sekolah lain dan sebagainya.

Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya dengan kualitas kinerja dan mental yang lebih baik. Terlebih dalam menghadapi era global saat ini, kesiapan remaja sebagai bagian dari sumber daya manusia yang berpotensi sangatlah diharapkan peranannya untuk turut serta membangun bangsa agar dapat bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Remaja dalam peranannya sebagai generasi penerus bangsa diharapkan mempunyai kualitas kinerja dan mental yang baik, sebagai modal yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin bangsa. Dalam menghadapi era global seperti sekarang ini, seorang remaja harus dapat melewati banyak tantangan seperti misalnya mudahnya akses internet, kemajuan yang pesat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, pengaruh budaya asing akan makin kuat dan menantang pola-pola hidup remaja masa kini, persaingan di dalam kehidupan sekolah atau persaingan secara akademik, tuntutan dari keluarga maupun dari masyarakat dan sebagainya.

(11)

Jika dilihat dari jenjang usia, maka siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk ke dalam kategori remaja. Masa remaja dipandang sebagai periode perubahan, baik dalam hal fisik, minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Menurut Hurlock, remaja sebagian besar mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada pola perilaku baru dan harapan sosial baru (Hurlock, 1980: 213).

Hal tersebut seringkali membawa dampak psikologis terutama yang berkaitan dengan adanya gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga mudah menyimpang dari aturan-aturan dan norma-norma sosial yang berlaku. Ketegangan-ketegangan yang dialami remaja kadang-kadang tidak terselesaikan dengan baik yang kemudian menjadi konflik berkepanjangan. Ketidakmampuan remaja dalam mengantisipasi konflik akan menyebabkan perasaan gagal yang mengarah pada frustrasi (Hurlock, 1980: 213).

Murray mendefinisikan agresif sebagai suatu cara untuk melawan dengan sangat kuat, berkelahi, melukai, menyerang, membunuh, atau menghukum orang lain. Secara singkatnya agresif adalah tindakan yang dimaksudkan untuk melukai orang lain atau merusak milik orang lain. Perilaku agresif muncul dikarenakan kegagalan dalam usahanya yang diekspresikan dengan kemarahan dan luapan emosi yang meledak-ledak, kadang disertai perilaku kegilaan, bertindak sadis serta usaha untuk merugikan orang lain (Mutadin, 2010).

Tidak dapat dipungkiri, bahwa pada saat ini anak-anak dan remaja banyak belajar menyaksikan adegan kekerasan melalui Televisi dan juga games atau pun mainan yang bertema kekerasan. Acara-acara yang menampilan adegan kekerasan hampir setiap saat dapat ditemui dalam tontonan yang disajikan di televisi mulai dari film kartun, sinetron, sampai film laga. Walaupun pembawa acara berulang kali mengingatkan penonton untuk tidak mencontoh apa yang mereka saksikan namun diyakini bahwa tontonan tersebut akan berpengaruh terhadap perkembangan jiwa penontonnya. Pendapat ini sesuai dengan yang diutarakan Davindoff (1991: 204) yang mengatakan bahwa menyaksikan perkelahian dan pembunuhan meskipun sedikit pasti akan menimbulkan rangsangan dan memungkinkan untuk meniru model kekerasan tersebut. Dengan menyaksikan adegan kekerasan tersebut, terjadi proses belajar peran model kekerasan dan hal ini menjadi sangat efektif untuk terciptanya perilaku agresif.

(12)

kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah terbiasa menyaksikan peristiwa perkelahian antar orang tua di lingkungan rumah, ayah dan ibu yang sering bertengkar dan peristiwa sejenisnya, semua itu dapat memperkuat perilaku agresif yang ternyata sangat efektif bagi dirinya.

Hal ini sesuai dengan teori belajar sosial yang dikemukakan oleh Albert Bandura yang mengatakan bahwa perilaku agresif didapat dari hasil proses belajar dimana individu belajar dari peran penguatan dan meniru. Bandura mneyatakan bahwa, mekanisme khusus yang menyebabkan diperolehnya berbagai skrip dan perilaku agresif telah diteliti dengan mengacu pada dua prinsip umum belajar yaitu, instrumental conditioning (pengkondisian instrumental) dan modelling (meniru). Para ahli teori

belajar menekankan bahwa sampai tingkat yang cukup jauh perilaku agresif dihasilkan oleh pola asuh orang tua (nurture), yaitu diperoleh melalui proses-proses belajar seperti bentuk perilaku sosial lainnya (Krahe, 2005: 66).

Baik pengkondisian instrumental, yaitu belajar melalui hadiah dan hukuman, maupun meniru, yaitu belajar melalui observasi terhadap tokoh panutan, merupakan mekanisme yang kuat bagi perolehan dan performa perilaku agresif. Sejauh mana inidividu diberi hadiah untuk perilaku agresifnya, maka sejauh itu pulalah kemungkinan perilaku yang sama atau serupa akan diperlihatkan lagi di masa yang akan datang (Krahe, 2005: 67).

Layanan bimbingan dan konseling merupakan layanan yang di peruntukkan bagi semua individu yang sedang berkembang. Pada dasarnya layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk mengenal, memahami dirinya dan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya sehingga pada akhirnya siswa tersebut akan mampu mengaktualisasikan dirinya secara utuh.

Guru BK bersama guru mata pelajaran diharapkan dapat memfasilitasi siswa untuk dapat menujukan dirinya dan membuktikan dirinya dapat menjadi siswa yang baik dan mempunyai prestasi di sekolah, baik itu dalam bidang akademik maupun dalam bidang yang lain (olahraga, seni, organisasi dan sebagainya).

(13)

Berdasarakan fenomena yang terjadi di salah satu SMA swasta di Kota Bandung, maka dirasa penting untuk mengadakan penelitian mengenai profil perilaku agresif siswa yang kemudian akan dituangkan dalam pembuatan program bimbingan pribadi sosial untuk mereduksi perilaku agresif siswa di sekolah.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran perilaku agresif siswa kelas XI di salah satu SMA swasta di Kota Bandung?

2. Bagaimana rumusan program bimbingan untuk mereduksi perilaku agresif siswa kelas XI di salah satu SMA swasta di Kota Bandung?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk:

a. Memahami gambaran umum perilaku agresif pada siswa kelas XI di salah satu SMA swasta di Kota Bandung.

b. Bagaimana program hipotetik bimbingan pribadi sosial yang efektif untuk mereduksi perilaku agresif siswa kelas XI di salah satu SMA swasta di Kota Bandung.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan awal untuk penelitian lanjutan yang lebih mendalam, sehingga dapat menumbuhkan minat penelitian untuk melakukan kajian teoritis terkait perilaku agresif.

b. Manfaat Praktis

(14)

Bagi jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan Bimbingan dan Konseling khususnya bimbingan pribadi sosial. Bagi sekolah di Kota Bandung, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai rekomendasi bagi pembuatan program bimbingan pribadi sosial bagi seluruh siswa.

D. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan penganalisisan data hasil penelitian perilkau agresif dengan mengguakan perhitungan statistik. Dalam penelitan ini banyak menggunakan bentuk angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2010: 27). Pendekatan ini digunakan dalam penelitian dengan cara mengukur indikator-indikator variabel perilaku agresif sehingga diperoleh gambaran mengenai tingkat perilaku agresif siswa. 2. Metode penelitian

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki suatu keadaan, kondisi atau lain-lain yang sudah disebutkan, dan hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2010: 3). Metode ini dipilih dengan maksud untuk memperoleh gambaran empiris mengenai perilaku agresif siswa kelas XI di salah satu SMA swasta di Kota Bandung, sehingga dapat dirancang program yang tepat dan dapat membantu siswa untuk dapat mereduksi perilaku agresifnya.

E. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di salah satu SMA swasta di Kota Bandung. Pemilihan sampel merupakan suatu proses pemilihan dan penentuan jenis sampel serta perhitungan besarnya sampel yang akan menjadi objek penelitian. Sampel yang secara nyata akan diteliti harus representatif, dalam arti mewakili populasi, baik dalam karakteristik maupun jumlahnya (Sukmadinata, 2007: 252).

(15)

134) penentuan penelitian sampel dilakukan apabila ukuran populasi sebanyak kurang atau sama dengan 100, pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 1000, ukuran sampel diharapkan sekurang-kurangnya 15% dari ukuran populasi.

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif mengutamakan objektifitas penelitian dengan menggunakan rujukan angka-angka dan pengolahan statistik. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif karena diperlukan data yang bersifat objektif berupa angka mengenai perilaku agresif siswa SMA. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengungkap perilaku agresif siswa. Data yang diperoleh akan diolah, dianalisis, dan diproses dengan menggunakan analisis deskriptif (Sukmadinata, 2007: 53).

2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sukmadinata (2007: 53), metode penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok, manusia, objek, suatu set kondisi, suatu set pemikiran, atau pun pemikiran pada masa sekarang. Penelitian metode deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya. Metode penelitian deskriptif tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap objek penelitian.

Tujuan penelitian adalah membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dimaksudkan untuk memperoleh gambaran profil perilaku agresif siswa SMA yang dilakukan secara aktual, melalui proses pengumpulan, pengolahan, analisis, penafsiran dan penyimpulan data hasil penelitian (Sukmadinata, 2007: 54). Deskripsi data yang diperoleh akan dijadikan rujukan bagi pembuatan program bimbingan pribadi sosial untuk mereduksi perilaku agresif siswa di sekolah.

B. Langkah-Langkah Penelitian

Pelaksanaan metode deskriptif tidak hanya terbatas pada pengumpulan data dan penyusunan data, tetapi juga meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data tersebut. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

(17)

Bagan 3.1

Tahapan Penelitian Kuantitatif Deskriptif Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mereduksi Perilaku Agresif Siswa Kelas XI

di Salah Satu SMA Swasta di Kota Bandung

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menyusun proposal penelitian dan mengkonsultasikannya dengan tim dosen mata kuliah Metode Riset;

2. Melaksanakan seminar proposal penelitian pada mata kuliah Metode Riset.

3. Merevisi proposal penelitian sesuai dengan saran dan masukan dosen pada saat penyelenggaraan seminar proposal skripsi;

4. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada tingkat fakultas;

5. Mengajukan permohonan izin penelitian dari Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk melanjutkan ke tingkat fakultas dan rektorat UPI. Surat penelitian yang sudah disahkan oleh rektor UPI kemudian disampaikan ke pihak salah satu SMA swasta di Kota Bandung;

Identifikasi rumusan masalah

Penyusunan rancangan program bimbingan pribadi sosial untuk mereduksi perilaku agresif siswa

(18)

6. Pengurusan perizinan penelitian kepada pihak pimpinan SMA swasta di Kota Bandung;

7. Membuat instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Selanjutnya instrumen yang telah disusun ditimbang oleh dosen ahli;

8. Menguji cobakan keterbacaan instrumen penelitian kepada siswa kelas XI di salah satu SMA swasta di Kota Bandung yang bukan merupakan sampel penelitian; 9. Merevisi instrumen sesuai dengan hasil pertimbangan para ahli dan hasil

keterbacaan siswa;

10. Melakukan uji coba angket pada 25 orang siswa kelas XI;

11. Menghitung validitas dan reliabilitas instrumen yang telah diujicobakan; 12. Melakukan pengambilan data;

13. Menghitung data hasil penelitian; 14. Mendeskripsikan data;

15. Merancang program bimbingan pribadi sosial untuk mereduksi perilaku agresif siswa SMA;

16. Program yang sudah dirancang, ditimbang kepada dosen ahli; 17. Merevisi program.

C. Definisi Operasional Variabel

Perilaku agresif adalah bentuk perilaku yang dapat menyakiti orang lain. Perilaku agresif itu sendiri berasal dari proses kognitif yang terganggu.

Stewart (Desniwati, 2008: 25) mengklasifikasikan perilaku agresif ke dalam empat kelompok, diantaranya adalah:

1. Aggressiveness, yaitu perilaku yang memiliki sifat keagresifan yang tampak dalam bentuk perkelahian dengan teman sebaya, secara fisik menyerang orang lain, berlaku kasar terhadap orang tua, guru, dan orang dewasa lainnya, serta memiliki daya saing yang ekstrim.

(19)

3. Destructiveness, yaitu perilaku yang bertujuan merusak, perilaku seperti ini akan tampak dalam bentuk membuat keonaran, merusak barang-barang yang ada di rumah, dan merusak barang milik orang lain.

4. Hostility, yaitu perilaku yang menunjukan permusuhan, yang tampak dalam bentuk suka bertengkar (perilaku agresif secara verbal), baik dengan teman sebaya maupun orang lain, berlaku kejam terhadap orang lain, dan menaruh rasa dendam.

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Sukmadinata (2007: 250) menyebutkan bahwa orang-orang, lembaga, organisasi, benda-benda yang menjadi sasaran penelitian merupakan anggota populasi. Anggota populasi yang terdiri atas orang-orang biasa disebut subyek penelitian, tetapi jika bukan orang disebut obyek penelitian. Penelitian tentang suatu obyek mungkin diteliti langsung terhadap obyeknya, tetapi mungkin juga hanya dinyatakan kepada orang yang mengetahui atau bertanggung jawab terhadap obyek tersebut. Orang yang diminta menjelaskan obyek yang diteliti disebut responden.

Lokasi penelitian adalah salah satu SMA swasta yang ada di Kota Bandung. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas XI di salah satu SMA swasta di Kota Bandung tahun ajaran 2012/2013. Anggota populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI salah satu SMA swasta di Kota Bandung yang berjumlah sebanyak 164 orang.

2. Sampel

Menurut Sukmadinata (2007: 252), pengambilan sampel merupakan suatu proses pemilihan dan penentuan jenis sampel dan perhitungan besarnya sampel yang akan menjadi subjek atau objek penelitian. Sampel yang secara nyata akan diteliti harus representatif, dalam arti mewakili populasi baik dalam karakteristik maupun jumlahnya.

(20)

Keterangan:

S = jumlah sampel yang diambil n = jumlah anggota populasi

(Riduwan, 2009: 67) Dari rumus tersebut dapat ditetapkan:

S = 15% + 1000 – n (50% - 15%) 1000 – 100

S = 15% + 1000 – 164 (50% - 15%) 1000 – 100

S = 15% + 836 (35%) 900

S = 15% + 0, 93 (35%) S = 15% + 32, 5% S = 47, 5%

Jadi jumlah sampel yang diambil adalah 47, 5% dari jumlah anggota populasi. Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian adalah 47, 5% dari 164 siswa, yaitu 78,72, dibulatkan menjadi 79 orang siswa.

Tabel 3.1

Anggota Populasi dan Sampel Penelitian

No. Kelas Anggota Populasi Anggota Sampel

1. XI IPA 1 37 20

2. XI IPA 2 37 19

3. XI IPS 1 45 20

4. XI IPS 2 45 20

(21)

E. Pengembangan Instrumen Pengumpulan Data 1. Jenis instrumen penelitian

Penelitian ini akan menggunakan alat ukur berupa kuesioner/angket yang digunakan sebagai alat pengumpul data sekaligus alat ukur untuk mencapai tujuan penelitian. Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah alat ukur perilaku agresif.

2. Pengembangan instrumen penelitian

Penelitian membahas tentang perilaku agresif siswa kelas XI di salah satu SMA swasta di Kota Bandung. Data yang diperlukan adalah data mengenai perilaku agresif siswa.

Adapun instrumen yang digunakan untuk memperoleh data mengenai perilaku agresif siswa kelas XI salah satu SMA swasta di Kota Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 menggunakan bentuk force choice yaitu pilihan jawaban Ya dan Tidak. Secara jelas penilaian setiap item dapat dilihat pada tabel 3.2:

Tabel 3.2

Skor Penilaian Instrumen Perilaku Agresif Siswa

Pilihan

Skor

+ -

Ya 1 0

Tidak 0 1

3. Pengembangan kisi-kisi instrumen

Instrumen yang digunakan terdiri atas instrumen untuk mengungkap perilaku agresif siswa yang berupa angket (kuesioner). Kisi-kisi instrumen perilaku agresif siswa dikembangakan dari definisi operasional variabel penelitian yang di dalamnya terkandung aspek dan indikator untuk kemudian dijabarkan dalam bentuk pernyataan skala.

(22)

3.3 dan kisi-kisi instrumen perilaku agresif siswa di sekolah (setelah validasi) dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mereduksi Perilaku Agresif Siswa

(23)

rumah

Sebelum digunakan pada sampel yang telah ditetapkan, terlebih dahulu instrumen ini ditimbang oleh dua orang dosen ahli. Uji kelayakan instrumen dilakukan oleh satu dosen dari jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, dan satu orang dosen dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Selanjutnya masukan dari kedua dosen ahli ini dijadikan landasan dalam penyempurnaan alat pengumpul data yang telah dibuat.

(24)

Tabel 3.4

Hasil Judgemen Instrumen Perilaku Agresif

Kesimpulan No. item Jumlah

Hasil penimbangan menunjukan terdapat 44 item yang layak digunakan, 12 item yang perlu direvisi, dan 4 item yang harus dibuang karena tidak memadai. Dengan demikian jumlah pernyataan yang digunakan untuk uji coba instrumen adalah sebanyak 56 item. Adapun kisi-kisi instrumen setelah judgemen dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mereduksi Perilaku Agresif Siswa

(25)
(26)

disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan dapat digunakan dan bisa dipahami oleh responden.

6. Uji validitas dan reliabilitas a. Uji validitas butir item

Menurut Arikunto (2010: 211), uji validitas dilakukan untuk mengetahui kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Pengujian validitas butir item yang dilakukan dalam penelitian yaitu seluruh item yang terdapat dalam angket pengungkap perilaku agresif siswa. Semakin tinggi nilai validasi soal, menunjukan semakin valid instrumen yang digunakan. Uji validitas dilakukan dengan menguji cobakan angket yang telah dinilai oleh kelompok penilai. Angket yang telah disusun kemudian diuji cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen secara empiris.

Uji coba angket dilakukan pada siswa kelas XI di salah satu SMA swasta di Kota Bandung Tahun Ajaran 2012-2013. Angket diberikan kepada siswa yang tidak termasuk sampel penelitian sebanyak 25 orang siswa. Sebelum siswa mengisi angket, terlebih dahulu diberikan penjelasan mengenai cara-cara mengisi angket. Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya yaitu menguji validitas butir item. Pengujian validitas instrumen dalam penelitian menggunakan program Microsoft Office Excel 2007 dengan menggunakan prosedur pengujian Point Biserial. Adapun rumus Point Biserial adalah sebagai berikut:

Keterangan:

: Rata-rata dari subjek yang menjawab benar bagi item yang diuji validitasnya

: Rata-rata skor total

: Standar deviasi

: Proporsi responden menjawab benar

: Proporsi responden menjawab salah ( )

(27)

Berdasarkan pengolahan data, hasil uji validitas menunjukan bahwa dari 56 butir item pernyataan yang ada dalam angket perilaku agresif siswa diperoleh 34 item pernyataan yang dinyatakan valid. Sedangkan 22 item lainnya dinyatakan tidak valid dan tidak dapat digunakan. Item pernyataan yang dianggap valid dan tidak valid, dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Instrumen Perilaku Agresif Siswa

Kesimpulan Item Jumlah

Valid 1,3,4,7,8,,13,15,18,20,21,22,23,25,26,27, 29,30,31,32,36,37,38,39,40,42,43,46,47, 49,50,52,53,54,56

34

Tidak valid 2,5,6,9,10,11,12,14,16,17,19,24,28,33,34, 35,41,44,45,48,51,55

22

Jumlah 56

b. Uji reliabilitas

Reabilitas suatu instrumen penelitian menunjukan bahwa instrumen penelitian dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010: 221). Pengujian reliabilitas instrumen bertujuan untuk melihat tingkat keterandalan atau kemantapan sebuah instrumen (level of consistency) penelitian atau dengan kata lain sejauh mana instrumen mampu menghasilkan skor-skor secara konsistensi (Rakhmat & Solehudin, 2006: 70).

Pengujian relia instrumen dalam penelitian menggunakan program software Microsoft Office Excel 2007 dengan menggunakan metode Kuder-Richardson (KR-20).

Adapun rumus yang digunakan dengan metode Kuder-Richardson (KR-20) adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Reliabilitas instrumen

Banyaknya butir pertanyaan

(28)

Banyaknya skor subjek yang skornya 1:N

Proporsi subjek yang mendapat skor 0 (q = 1 – p)

(Arikunto, 2010: 231) Untuk mengetahui kriteria penilaian reliabilitas digunakan pedoman klasifikasi dari Rakhmat dan Solehuddin (2006: 74) yang dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut.

Tabel 3.7

Klasifikasi Penilaian Relibilitas 0, 91 - 1, 00 Hubungan sangat tinggi 0, 70 - 0, 90 Hubungan tinggi 0, 40 - 0, 70 Hubungan cukup 0, 20 - 0,40 Hubungan rendah

<20 Hubungan dapat dikatakan tidak ada

Hasil pengolahan data dengan menggunakan program software Microsoft Office Excel 2007 dengan metode Kuder-Richardson (KR-20) untuk mencari reliabilitas

angket perilaku agresif siswa, diperoleh harga reliabilitas sebesar 0,81 yang artinya bahwa derajat keterandalan instrumen tinggi dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. Adapun lembar pengolahan data untuk uji reliabilitas instrument terlampir.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan setelah data penelitian terkumpul secara lengkap. Berikut ini tahapan pengolahan data yang dilakukan.

1. Verifikasi data

Verifikasi data adalah suatu langkah pemeriksaan terhadap data yang diperoleh dalam rangka pengumpulan data, sehingga verifikasi data bertujuan untuk menyeleksi atau memilih data yang memadai untuk diolah. Dari hasil verifikasi, diperoleh data yang diisi responden menunjukan kelengkapan dan cara pengisian yang sesuai dengan petunjuk, atau jumlah data sesuai dengan subjek dan keseluruhan data memenuhi persyaratan untuk diolah. Tahapan verifikasi yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Melakukan pengecekan jumlah angket. Angket yang telah terkumpul harus sama

(29)

b. Memberikan nomor urut pada setiap angket untuk menghindari kesalahan pada saat melakukan rekapitulasi data.

c. Melakukan tabulasi data, yaitu merekap data yang diperoleh dari responden dengan melakukan tahapan penyekoran yang telah ditetapkan.

2. Penyekoran data hasil penelitian

Data yang ditetapkan untuk diolah kemudian diberi skor untuk setiap jawaban sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan. Instrumen pengumpul data menggunakan bentuk force choice yaitu pilihan Ya dan Tidak. Secara sederhana, tiap opsi alternatif respon mengandung arti dan nilai skor seperti yang terdapat pada tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8

Pedoman Penyekoran Instrumen Perilaku Agresif

Pilihan

Skor

+ -

Ya 1 0

Tidak 0 1

Pada alat ukur, setiap item diasumsikan memiliki nilai 0 – 1 dengan bobot tertentu. Bobotnya ialah:

a. Untuk pilihan jawaban Ya, memiliki skor 1 pada pernyataan positif, dan skor 0 pada pernyataan negatif.

b. Untuk pilihan jawaban Tidak, memiliki skor 0 pada pernyataan positif dan skor 1 pada pernyataan negatif.

3. Teknik analisis data

(30)

Pengelompokan skor dilakukan untuk menentukan kategori perilaku agresif siswa berdasarkan kategori tinggi, sedang dan rendah, dengan menggunakan distribusi frekuensi. Secara spesifik, penetuan skor dari data responden diperoleh Xmaks dan Xmin, data skor tertinggi reponden (Xmaks) dikurangi skor terendah responden (Xmin), dan untuk memperoleh interval pada tabel konversi skor menurut Furqon (2004: 24), yaitu:

Rentang = ( ) Banyak kelas = kategori konversi skor = 3

Panjang kelas =

Setiap kategori interval diasumsikan mengandung pengertian yang dapat dilihat pada tabel 3.9. Setelah menghitung skor pada setiap sampel yang memenuhi kriteria pada setiap kategori, kemudian dibuat dalam bentuk persentase dengan dibagi oleh seluruh sampel (79) dikali 100%.

Tabel 3.9

Kategori Interval Skor Gambaran Umum Perilaku Agresif Siswa

Rentang Skor Kualifikasi

38 – 56 Siswa pada kategori ini memiliki tingkat perilaku agresif yang rendah

19 – 37 Siswa pada kategori ini memiliki tingkat perilaku agresif yang sedang

(31)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN

Penelitian mengenai program bimbingan pribadi sosial untuk mereduksi perilaku agresif siswa kelas XI di salah satu SMA di Kota Bandung tahun ajaran 2012/2013 menghasilkan temuan dan kesimpulan sebagai berikut:

1. Kecenderungan perilaku agresif yang diperlihatkan oleh siswa kelas XI di salah satu SMA swasta di Kota Bandung tahun ajaran 2012-2013 berada pada kategori perilaku agresif rendah, dengan rata-rata perilaku agresif sebesar 45,5. Jumlah siswa sebesar 71 orang yang termasuk ke dalam kategori perilaku agresif rendah, 8 orang termasuk ke dalam perilaku agresif sedang, dan tidak terdapat siswa yang termasuk ke dalam kategori perilaku agresif tinggi. Siswa yang berada pada kategori rendah diasumsikan sudah memiliki self control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup seperti yang disampaikan oleh Kay (Yusuf, 2006: 72). Hal ini juga dapat diartikan bahwa siswa masih cenderung dapat mengontrol diri mereka untuk tidak melakukan tindakan yang memiliki sifat keagresifan, dapat mengontrol perilaku yang menunjukan adanya keinginan untuk menentang atau tidak mengikuti aturan, dapat mengontrol dirinya untuk tidak melakukan tindakan yang bertujuan merusak, atau pun menampilkan perilaku bermusuhan dengan orang lain. Terdapat empat indikator perilaku agresif siswa diantaranya adalah aspek aggressiveness (keagresifan), Non Compliance (melawan perintah), Destructiveness (merusak), Hostility (permusuhan).

2. Program bimbingan pribadi sosial disusun untuk mereduksi perilaku agresif siswa sebagai hasil akhir dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, yang dibuat berdasarkan aspek dan indikator tertinggi perilaku agresif siswa. Secara keseluruhan, setiap aspek dan indikator perilaku agresif dijadikan landasan dalam pengembangan program yang diberikan melalui layanan responsif yang telah disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan siswa kelas XI di salah satu SMA swasta di Kota Bandung tahun ajaran 2012/2013 yang memiliki perilaku agresif.

(32)

B. REKOMENDASI

Rekomendasi merupakan upaya tindak lanjut dan usaha membantu pihak-pihak yang dipandang berkepentingan dengan hasil penelitian. Berikut adalah rekomendasi penulis berdasarkan hasil temuan dari penelitian perilaku agresif siswa:

1. Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Pperilaku agresif siswa kelas XI di salah satu SMA swasta di Kota Bandung berada pada kategori sedang. Hal ini menunjukan bahwa siswa sudah cukup mampu mengontrol dirinya untuk tidak melakukan tindakan agresif, namun masih harus mendapatkan arahan dan bimbingan dari orang dewasa agar perilaku agresif yang dilakukannya tidak semakin bertambah tinggi. Permasalahan perilaku agresif membutuhkan penanganan yang tepat, baik itu dari pelaksana pemberi layanan maupun layanan yang diberikan sebagai upaya pemberian bantuan. Pentingnya pemberian layanan bantuan yang tepat guna dengan ditunjang oleh tim pemberi layanan yang berkompeten menjadi masukan tersendiri bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Universitas Pendidikan Indonesia sebagai lembaga formal yang menyiapkan guru Bimbingn dan Konseling.

Kontribusi yang dapat dilakukan dalam rangka mempersiapkan output guru bimbingan dan konseling yang berkompeten salah satunya dapat dilakukan dengan menyusun kurikulum yang berdasarkan pada kebutuhan di lapangan saat ini, terutama mata kuliah Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial. Penyusunan kurikulum yang berbasis kebutuhan lapangan ini dapat difokuskan untuk membantu melatih mahasiswa mengenai teknik identifikasi masalah pribadi-sosial, menganalisis faktor penyebab masalah secara mendalam dan merumuskan layanan yang tepat untuk proses pemberian bantuan. Kontribusi lain yang dapat diberikan oleh Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan adalah mengembangkan instrumen perilaku agresif siswa yang dapat digunakan secara umum atau dapat dimanfaatkan dalam penelitian berbagai jenjang pendidikan.

2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

(33)

a. Hasil penelitian perilaku agresif siswa dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk pembuatan program tahun ajaran selanjutnya.

b. Layanan bimbingan pribadi-sosial untuk mereduksi perilaku agresif siswa sebagai hasil akhir penelitian dapat dimanfaatkan guru bimbingan dan konseling di sekolah sebagai upaya pemberian bantuan kepada siswa.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitin mengenai perilaku agresif siswa, dapat berangkat dari keterbatasan penelitian ini atau fokus permasalahan lain yang berkaitan. Berikut adalah rekomendasi bagi peneliti selanjutnya:

a. Populasi pada penelitian ini masih terbatas pada satu jenjang, yaitu kelas XI dan hanya pada jenjang SMA. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian pada jenjang sekolah lain, sehingga bila ditemukan permasalahan yang sama dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk pemberian bantuan layanan pada siswa di jenjang tersebut.

b. Melakukan penyempurnaan instrumen penelitian perilaku agresif siswa berdasarkan aspek dan indikator khususnya item-item pernyatan sehingga menghasilkan instrumen yang lebih valid dan reliabel.

c. Melakukan uji efektifitas layanan pribadi sosial untuk mereduksi perilaku agresif siswa.

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Adnyani, Md., A., Dantes dan Mudjijono. (2013). “Penerapan Konseling Behavioral dengan Teknik Pengondisian Operan untuk Menurunkan Perilaku Agresif Siswa Kelas VIII B3 SMP Negeri 2 Sawan Tahun Pelajaran 2012/2013”. Jurrnal Ilmiah Konselor. [Online] Tersedia: http://ejournal.undiksha.a .id index.php BK arti le download 02 2 [Desember 2013].

Ajrina, S. (2011). Teori Kognitif Belajar Sosial-Bandura. [Online] Tersedia: http://sheilajrina.wordpress.com/2011/03/29/teori-kognitif-belajar-sosial-bandura/

[Oktober 2011].

Atkinson, L. R. (1983). Pengantar Psikologi II. Jakarta: Erlangga. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Berkowitz, L. (2003). Emosional Behavior: Mengenali Perilaku dan Tindakan Kekerasan di Lingkungan Sekitar Kita dan Cara Penanggulangannya. Penerjemah: Hartatni Woro Susiatni. Jakarta: CV. Teruna Grafica.

Davindoff. (1991). Psikologi Suatu Pengantar. Penerjemah: Linda L. Jakarta: Erlangga.

Desniwati, R. (2008). Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan Tingkah Laku Agresi Pada Remaja Madya. Skripsi pada BK FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Furqon. (2004). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Edisi Revisi V. Bandung: Alfabeta.

Hidayat, Hafidz, Yusri, dan Ilyas. (2013). “Profil Siswa Agresif dan Peranan Guru BK”. Jurnal Ilmiah Konselor. [Online] Tersedia: http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor [Agustus 2013].

Hurlock, E. (1990). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Julianti, I. K. (2001). Kecenderungan Perilaku Agresif Ditelaah Dari Perlakuan Orang Tua yang Dirasakan Siswa. Skripsi pada BK FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Imaduddin, A. (2008). Program Bimbingan dan Konseling Untuk Meningkatkan Komitmen Belajar Siswa Menengah Atas. Skripsi pada BK FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Kartono, K. (1998). Patologi Sosial II: Kenakalan Remaja. Jakarta: PT. Grafindo Persada. Koeswara, E. (1998). Agresi Manusia. Bandung: PT Erasco.

(35)

Kursin. (2005). Keefektifan Layanan Konseling Kelompok dalam Mengurangi Perilaku Agresif Siswa Panti Pamardi Putra Mandiri Semarang Tahun 2004/2005. Skripsi pada BK FIP UNNES: tidak diterbitkan.

Ma'ruf, H. (2009). Intervensi Perilaku Agresif (Aggressive Behavior) Siswa Melalui Pembelajaran Keterampilan Sosial dan Emosional. [Online]. Tersedia:

http://hidayah-ilayya.blogspot.com/2009/08/intervensi-perilaku-agresif-aggressive_31.html [Maret 2011].

Munawaroh, E. (2011). Program Bimbingan Belajar Untuk Mengembangkan Resiliensi Akademik Siswa Boarding School. Skripsi pada BK FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Mutadin, Z. (2010). Faktor Penyebab Perilaku Agresif. [Online]. Tersedia: http://www.e-psikologi.com/epsi/individual.asp [Maret 2011].

Nurihsan, A. J. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: PT Refika Aditama.

Pelvin, A. L., Cervone, D. dan John, P. O. (2010). Psikologi Kepribadian: Teori dan Penelitian. Edisi Kesembilan. Jakarta: Kencana.

Persson. (2005). “Developmental Perspe tives on Proso ial and Aggressive Motives in

Pres hoolers’ Peer Intera tions. International ournal of Behavioral Development. 2 (1),

80- 1”. SAGE Journals Online and Highwire Press Platforms. [Online]. Tersedia: http://jbd.sagepub.com/cgi/reprint/29/1/80 [Mei 2011].

Praditya, L. D., Wimbarti, S., dan Helmi, A., F. (1999). “Pengaruh Tayangan Adegan Kekerasan yang Nyata Terhadap Agresivitas”. Jurnal Psikologi [Online], Vol 1 (1), 12 halaman. Tersedia: http://jurnal.psikologi.ugm.ac.id [Desember 2013].

Prastyo, A. (2011). Teori Sosial Learning Albert Bandura. [Online]. Tersedia: http://adhieckhaprastyo.wordpress.com/2011/03/23/teori-sosial-learning-albert-bandura/ [September 2011].

Rakhmat, C., dan Solehuddin, M. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Andira.

Restu, Y. (2013). “Studi Tentang Perilaku Agresif Siswa di Sekolah”. Jurnal Ilmiah Konseling.

[Online], Vol 2 (1), 6 halaman. Tersedia: http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor

[September 2013].

Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rosyid, M. (2010). Penelitian Ilmiah. [Online]. Tersedia:

(36)

Santrock, J. W. (2003). Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Saefi, M. (2010). Pengertian Perilaku Agresif. [Online]. Tersedia: http://belajarpsikologi.com/pengertian-perilaku-agresif/ [April 2011].

Saripah, I. (2006). Program Bimbingan untuk Mengembangkan Perilaku Sosial Anak. Tesis Program Pasca Sarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Setiono, L. H. (2011). Beberapa Permasalahan Remaja. [Online]. Tersedia: http://www.e-psikologi.com/epsi/individual.asp [Maret 2011].

Siddiqah, L, (2010). “Pencegahan dan Penanganan Perilaku Agresif Remaja Melalui Pengelolaan Amarah (Anger Management)”. Jurnal Psikologi. [Online], Vol 37 (1) 14 halaman. Tersedia: jurnal.psikologi.ugm.a .id index.php fpsi arti le view 3 2 [Desember 2013]. Sudarsono, S.H. (1997). Kamus Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana. (2000). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2004). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukardi, D. K. (2008). Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Sukmadinata, N. S. (2007). Bimbingan dan Konseling Dalam Praktek. Bandung: Maestro. Supriatna, M. (2011). Bimbingaan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta: Rajagrafinda

Persada.

Surya. (1992). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: Ilmu Persada.

Tambunan, R. (2011). Perkelahian Pelajar. [Online]. Tersedia: http://www.e-psikologi.com/epsi/individual.asp [Maret 2011].

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: tidak diterbitkan.

Ubaydillah, A. N. (2011). Konflik dan Agresi. [Online]. Tersedia: http://www.e-psikologi.com/epsi/individual.asp [Maret 2011].

Willis, S. (1994). Problema Remaja Dan Pemecahannya. Bandung: Angkasa.

Yanti, D. (2005). Keterampilan Sosial Pada Anak Menengah Akhir yang Mengalami Gangguan Perilaku. [Online]. Tersedia: e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara http://library.usu.ac.id/download/fk/psikologi-desvi%20 yanti.pdf [Maret 2011].

Yusuf L. N. S., dan Nurihsan, A., J. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(37)

Yusuf L. N. S. (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Morgan, king, weisz, and schopler (1998: 268). Materi Agresi. Tersedia: kenes.staff.gunadarma.ac.id

http://risaditomy.blogspot.com/2013/06/makalah-pribadi-sosial-agresi-siswa.html

Gambar

Tabel 3.1 Anggota Populasi dan Sampel Penelitian
Tabel 3.2 Skor Penilaian Instrumen Perilaku Agresif Siswa
Tabel 3.3
Tabel 3.4
+5

Referensi

Dokumen terkait

Subbagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 huruf b mempunyai tugas melakukan urusan perencanaan, keuangan, akademik, kemahasiswaan, kepegawaian,

Perancang menggunakan pendekatan arsitektur tropis sebagai dasar rancangannya, yang akan membuat bangunan yang nyaman bagi penggunanya pada kondisi iklim tropis di Kota Medan..

Untuk mempermudah kita dalam memahami cara kerja dari pemantau ruangan dan sistem keamanan ruangan penyimpanan barang-barang berharga dengan menggunakan mikrokontroler

(3) Anggota Senat yang berasal dari wakil dosen dari setiap fakultas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a terdiri atas 3 (tiga) orang wakil dosen yang profesor

Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan model spiral yang terdiri dari 4 tahap meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi dan

Untuk menjawab permasalahan pertama dalam menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kredit sektor konstruksi perbankan konvensional, penelitian ini menggunakan

Penentuan shio dalam program sederhana ini dilakukan dengan pertama kali dengan menginput tanggal, bulan dan tahun kelahiran kemudian dilakuakn perhitungan dengan cara

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penerapan media interaktif tipe tutorial dalam pemahaman konsep dan sikap kepedulian lingkungan siswa, dan