• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN DIAGRAM SEBAB AKIBAT (ISHIKAWA DIAGRAM).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROSES PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN DIAGRAM SEBAB AKIBAT (ISHIKAWA DIAGRAM)."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap perusahaan yang ingin

memenangkan persaingan dituntut untuk memperhatikan kualitas produk yang

akan dihasilkan. Perhatian penuh pada kualitas produk tentu berdampak pada

perusahaan berupa kepuasan pelanggan. Dalam dunia industri, kualitas barang

yang dihasilkan merupakan faktor yang sangat penting dalam upaya peningkatan

posisi bersaing dan keberhasilan bisnis. Produk yang dihasilkan harus dapat

diterima oleh konsumen. Konsumen semakin menekankan pada kepuasan yang

mereka peroleh pada barang yang mereka bayar. Oleh karena itu, banyak

perusahaan yang mengubah strategi dalam mengoptimalkan kualitas produk agar

dapat mempertahankan posisinya di pasar.

Kualitas didefinisikan sebagai konsistensi atau perbaikan atau penurunan

variasi karakteristik suatu produk yang dihasilkan agar memenuhi persyaratan

layak pakai guna meningkatkan kepuasan pelanggan. Menurut perbendaharaan

istilah ISO 8402 dan Standar Nasional Indonesia (SNI 19-8402-1991) (Ariani,

2003:4), kualitas adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk yang

kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara tegas

maupun tersamar. Kualitas dalam pengendalian proses statistik adalah bagaimana

sebaiknya suatu produk memenuhi spesifikasi dan toleransi yang ditetapkan oleh

(2)

2

dan manajemen dimana dalam aktivitas tersebut diukur ciri-ciri kualitas produk,

membandingkannya dengan spesifikasi dan mengambil tindakan perbaikan yang

sesuai jika ada perbedaan antara penampilan sebenarnya dengan spesifikasinya.

Dalam mengendalikan proses diperlukan tindakan yang cepat bila terjadi

gangguan proses dan segera mengambil tindak lanjut untuk memperbaikinya

sebelum terlalu banyak unit yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Kualitas suatu

produk dapat ditentukan dari tingkat efektifitas dan efisiensi proses yang

mendukungnya. Indikator keberhasilan tersebut tercermin dalam kepuasan

pelanggan. Kontrol terhadap suatu produk dilakukan dengan mengumpulkan data

dan dari data tersebut dapat dijadikan bahan untuk membuat keputusan guna

meningkatkan kualitas produk secara terus menerus.

Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama dari

suatu perusahaan agar tetap diperhitungkan dalam suatu persaingan. Karakteristik

kualitas tidak dapat dengan mudah dinyatakan secara numerik tetapi biasanya

barang yang diperiksa diklasifikasikan ke dalam karakteristik kualitas tersebut.

Dalam menjamin kualitas, diperlukan seperangkat alat atau metoda tertentu untuk

menanggulangi segala kemungkinan ketidaksesuaian hasil produk terhadap

spesifikasi. Penggunaan peralatan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan

merupakan salah satu cara untuk menghasilkan produk yang berkualitas

disamping elemen pendukung yang lain. Pemanfaatan Statistical Process Control

(SPC) menempati posisi penting dalam operasi perusahaan karena elemen penting

dari pembentukan kualitas adalah membuat keputusan berdasarkan fakta bukan

(3)

bentuk penyimpangan atau ketidaksesuaian terhadap standar produk, proses,

maupun sistem. SPC merupakan bagian dari Statistical Quality Control (SQC)

karena secara umum jaminan kualitas suatu produk ditentukan oleh proses yang

berjalan di dalamnya (Ariani, 2003).

Salah satu metode yang digunakan dalam SPC adalah statistik six sigma. Six

sigma menjamin keinginan pelanggan berjalan dalam keseluruhan proses

pengendalian kualitas sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan yang

diharapkan. Masalah-masalah yang timbul dalam proses terkadang sangat

kompleks sehingga perlu dilakukan analisis akar permasalahan dengan

menggunakan suatu alat yang disebut diagram sebab akibat (Ishikawa Diagram).

Diagram ini menggambarkan garis dan simbol yang menunjukkan hubungan antara

faktor akibat dan penyebab suatu masalah. Diagram tersebut dapat digunakan

untuk menganalisis proses atau analisis setiap tahapan proses dengan terlebih

dahulu mencari langkah-langkah pemrosesan. Masing-masing langkah

diindentifikasi penyebab utamanya lalu dijabarkan ke dalam penyebab-penyebab

secara lebih terperinci.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengambil judul tugas akhir

“PROSES PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN

(4)

4

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dikaji berdasarkan uraian latar belakang

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peranan diagram sebab akibat dalam pengendalian kualitas

produk?

2. Bagaimana penerapan diagram sebab akibat pada kasus pengendalian kualitas

produk komponen pesawat terbang di PT Dirgantara Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penulisan tugas akhir ini adalah:

1. Mengetahui peranan diagram sebab akibat dalam pengendalian kualitas

produk.

2. Mengetahui penerapan diagram sebab akibat pada kasus pengendalian produk

komponen pesawat terbang di PT Dirgantara Indonesia.

1.4 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Di dalam kajian pustaka dibahas teori-teori yang menjadi pedoman

penulisan yang diharapkan dapat menjadi dasar dalam penyusunan

(5)

BAB III DIAGRAM SEBAB AKIBAT (ISHIKAWA DIAGRAM)

Dalam bab ini menguraikan tentang diagram sebab akibat.

BAB IV STUDI KASUS

Membahas penerapan diagram sebab akibat pada kasus

pengendalian produk komponen pesawat terbang di PT Dirgantara

Indonesia.

BAB V PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran.

(6)

34 BAB III

DIAGRAM SEBAB AKKIBAT (ISHIKAWA DIAGRAM)

Diagram sebab akibat dikembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa pada tahun

1943 sehingga sering disebut diagram Ishikawa. Diagram sebab akibat

menggambarkan garis dan simbol-simbol yang menunjukkan hubungan antara

akibat dan penyebab suatu masalah. Diagram ini digunakan untuk mengetahui

akibat dari suatu masalah untuk selanjutnya diambil tindakan perbaikan. Dari

akibat tersebut kemudian dicari beberapa kemungkinan penyebabnya. Penyebab

masalah ini pun dapat berasal dari berbagai sumber utama, misalnya metode kerja,

alat dan bahan, pengukuran, karyawan, lingkungan, dan sebagainya. Selanjutnya

dari sumber-sumber utama diturunkan menjadi beberapa sumber yang lebih kecil

dan mendetail. Untuk mencari berbagai penyebab tersebut dapat digunakan teknik

brainstorming dari seluruh elemen karyawan yang terlibat dalam proses yang

sedang dianalisis. Hasil brainstorming masalah dikelompokkan ke dalam

beberapa tema sebab utama. Diagram sebab akibat merupakan pendekatan secara

khusus dalam metode six sigma yang berguna untuk menentukan faktor yang

berakibat pada kualitas.

Diagram sebab akibat adalah suatu tools yang membantu tim untuk

menggabungkan ide-ide mengenai penyebab potensial dari suatu masalah.

Diagram ini juga biasa disebut dengan diagram fishbone karena bentuknya yang

seperti tulang ikan. Masalah yang terjadi dianggap sebagai kepala ikan sedangkan

(7)

menuju kepala ikan. Tulang paling kecil adalah penyebab yang paling spesifik

yang membangun penyebab yang lebih besar (tulang yang lebih besar).

Ada empat kategori sebab utama yang umumnya terjadi, yaitu mesin,

pengukuran, material dan operator. Penggunaan diagram affinity atau diagram tree

sangat membantu dalam mengelompokkan sebab-sebab tersebut.

Diagram-diagram tersebut disajikan pada gambar berikut:

Tabel 3 Diagram Affinity

Akibat

Gambar 3.1 Diagram Tree

Mesin Pengukuran Material Operator

Sebab Sebab Sebab Sebab

Mesin

Sebab 1

Sebab 2

Pengukuran

Sebab 1 Sebab 2

Sebab 1

Sebab 2 Sebab 1

Sebab 2

(8)

36

Beberapa manfaat dari diagram sebab akibat:

1. Dapat menggunakan kondisi yang sesungguhnya untuk tujuan perbaikan

kualitas produk atau jasa, lebih efisien dalam penggunaan sumber daya dan

dapat mengurangi biaya.

2. Dapat mengurangi dan menghilangkan kondisi yang menyebabkan

ketidaksesuaian produk dan jasa dengan permintaan pelanggan.

3. Dapat membuat suatu standarisasi operasi yang ada maupun yang

direncanakan.

4. Dapat memberi pendidikan dan pelatihan bagi karyawan dalam kegiatan

pembuatan keputusan dan melakukan tindakan perbaikan.

Penerapan diagram sebab akibat misalnya dalam menghitung banyaknya

penyebab kesalahan yang mengakibatkan terjadinya suatu masalah, menganalisis

penyebaran pada masing-masing penyebab masalah dan menganalisis proses.

Untuk menghitung penyebab kesalahan dilakukan dengan mencari akibat terbesar

dari suatu masalah kemudian dijabarkan ke dalam beberapa penyebab utama.

Untuk melihat faktor utama yang mengakibatkan terjadinya masalah dapat

diselesaikan dengan menggunakan diagram pareto.

Penggunaan diagram pareto pertama kali oleh Joseph Juran dalam

manajemen kualitas menyatakan aturan vital vew and trivial many artinya 20%

sesuatu bertanggungjawab atas 80% hasilnya atau 20% dari masalah kualitas

menyebabkan kerugian 80%. Diagram ini menunjukkan seberapa besar frekuensi

berbagai macam tipe permasalahan yang terjadi dengan daftar masalah pada

(9)

diidentifikasikan sebagai masalah utama dan masalah yang tidak penting. Aturan

80 % masalah (ketidaksesuaian atau cacat) disebabkan oleh 20 % penyebab

disebut sebagai prinsip Pareto. Prinsip Pareto ini sangat penting karena

mengidentifikasi kontribusi terbesar dari variasi proses yang menyebabkan produk

yang jelek seperti cacat.

Diagram pareto merupakan suatu gambaran yang mengurutkan data dari

yang tertinggi sampai yang terendah. Hal ini dapat membantu menemukan

masalah yang paling penting untuk segera diselesaikan (pada urutan tertinggi)

sampai dengan yang tidak harus diselesaikan (pada urutan terendah). Selanjutnya

akar utama permasalahan tersebut dapat dianalisis menggunakan diagram sebab

akibat.

Beberapa analisis lanjutan hubungan sebab akibat dapat dilakukan, seperti

uji regresi untuk mengetahui hubungan sebab akibat, uji hipotesis rata-rata dan uji

ANOVA untuk mengetahui pengaruh variabel faktor terhadap variabel respons.

3. 1 Analisis Regresi

Analisis regresi dapat digunakan untuk menguji lebih lanjut tentang

hubungan sebab akibat. Secara matematis hubungan antara variabel independent

dengan variabel dependent dapat dianalisis dengan regresi.

1. Regresi Linear Sederhana

Regresi linier sederhana merupakan hubungan antara peubah terikat Y dan

satu peubah bebas X. Bentuk umum regresi linier sederhana :

(10)

38

dengan :

= Konstanta (intercept)

= Koefisien regresi untuk X

N = Banyak observasi.

= Error

2. Regresi Linear Ganda

Regresi linier ganda adalah hubungan antara peubah terikat Y dengan dua

atau lebih peubah bebas X1, X2, ..., Xn. Bentuk umum regresi linier ganda :

dimana 1, 2, 3, … , !

dengan :

= intercept

= koefisien regresi untuk X1

= koefisien regresi untuk X2

= koefisien regresi untuk Xk

= koefisien pengganggu (error)

3. 2 Uji Hipotesis Rata-Rata

Umumnya uji hipotesis rata-rata digunakan untuk penetapan faktor kausatif

dengan cara mengkonfirmasikan sumber-sumber variasi. Selain itu juga untuk

menunjukkan perbedaan yang signifikan antara data baseline dengan data setelah

perbaikan dilakukan. Secara sederhana penolakan dan penerimaan hipotesis

(11)

Uji hipotesis 2-Sample t

2-sample t adalah uji hipotesis rata-rata pada dua populasi dengan standar deviasi

populasi tidak diketahui. Nilai rata-rata kedua populasi dibandingkan untuk

mengetahui apakah memiliki perbedaan yang signifikan dengan langkah-langkah

pengujian sebagai berikut:

a. Hipotesis:

H0 : perbedaan rata-rata kedua popuasi tidak signifikan

H1 : perbedaan rata-rata kedua populasi signifikan

b. Statistik uji yang digunakan untuk menguji hipotesis di atas adalah :

" #$ % #$ ! &'( 1 1

di mana:

t = nilai t hitung

#$ = nilai rata-rata sampel populasi 1

#$ = nilai rata-rata sampel populasi 2

&' = nilai standar deviasi gabungan

= jumlah sampel populasi 1

= jumlah sampel populasi 2

Cara mencari standar deviasi gabungan adalah sebagai berikut:

&' ) % 1!% 1! % 1!% 1!

di mana:

(12)

40

= nilai standar deviasi sampel populasi 2

Kriteria pengujian untuk hipotesis di atas adalah :

H0 diterima jika thitung < ttabel artinya perbedaan rata-rata kedua populasi tidak

signifikan.

H0 ditolak jika thitung > ttabel artinya perbedaan rata-rata populasi signifikan.

3. 3 Uji ANOVA

Uji ANOVA merupakan hasil uji hipotesis untuk melihat signifikansi model

secara keseluruhan. Adapun bentuk hipotesisnya dapat didefinisikan sebagai

berikut:

* + , - 0

* + / 0 1 " 2 2 3 - 4 0

Uji hipotesis ini juga sering disebut uji-F karena pengujiannya menggunakan

distribusi F. Statistik uji yang diberikan untuk menguji hipotesis di atas adalah :

5 ∑ 7: % ! / % 1!9 ∑ ∑ ;: =-:> -% < / ∑: % 1!

Kriteria pengujian untuk hipotesis di atas adalah :

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel.

(13)

55 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan analisis diagram sebab akibat pada proses

pengendalian kualitas produk dapat diketahui faktor-faktor yang

mempengaruhi kualitas dengan menjabarkan sebab-sebab dan

menganalisisnya sehingga dapat dilakukan perbaikan pada proses selanjutnya.

2. Dari hasil pembahasan diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi ketebalan

cat pada proses pengecatan komponen pesawat di PT Dirgantra Indonesia

adalah alat pengukurannya (52,16 %), sedangkan viskositas, suhu dan jarak

menembak tidak berpengaruh terhadap ketebalan cat.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini berdasarkan hasil yang telah

diperoleh adalah :

1. Kualitas suatu produk dipengaruhi oleh proses yang berjalan di dalamnya

sehingga perlu dilakukan analisis sebab akibat agar variasi dapat

dikendalikan.

2. Untuk penelitian lebih lanjut datanya lebih diperbanyak serta peubah

(14)

56

suhu pada proses pengeringan dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi

(15)

57

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, Dorothea W. 2003. Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan

Kuantitatif Dalam Manajemen Kualitas). Penerbit Andi.

Yogyakarta.

Besterfield, D. H (1998). Quality Control. 5th Ed. Prentice-Hall, Inc. Singapore.

Feigenbaum, A. V. 1986. Total Quality Control. 3nd Ed. McGraw-Hill. Singapore.

Feigenbaum, A. V. 1992. Kendali Mutu Terpadu. Penerbit Erlangga.

Gaspersz, V. 1997. Manajemen Kualitas Dalam Industri Jasa. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Grant, E. L dan Leavenworth, R. S. 1991. Pengendalian Mutu Statistis. Penerbit Erlangga.

Hendradi, C. Tri. 2006. Statistik Six Sigma Dengan Minitab. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Lind, D. A, Marchal, W. G dan Wathen, S. A. 2008. Teknik-teknik Statistika

Dalam Bisnis dan Ekonomi. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Nachrowi, D. N, dan Usman, Hardius. 2005. Penggunaan Teknik

Ekonometrika. Edisi Revisi. Rajawali Press. Jakarta.

Sarwoko. 2007. Statistik Inferensi Untuk Ekonomi dan Bisnis. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Gambar

Tabel 3 Diagram Affinity

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan karuanianya penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum dengan judul “Pelaksanaan

memperlihatkan pengaruh dimensi komponen rakit dan grup tiang maupun kombinasi di antara keduanya terhadap perbedaan penurunan yang terjadi pada sistem pondasi tiang-rakit

· (6) Mekan:isme penyelesaian pagu minus sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b dalam wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berbeda, huruf

Menyiapkan pembinaan dan rekayasa lalu lintas di jalan kota di jalan Propinsi dan Nasional yang berada di dalam wilayah kota serta bimbingan keselamatan dan

BAGI JEMAAT YANG INGIN MENUNJANG PEMBANGUNAN GEDUNG GEREJA BAJEM CISEENG, DAPAT MENYALURKANNYA MELALUI : BANK MANDIRI KCP BOGOR ATC PARUNG NO.REK 133-00-1522029-6 A/N

• Ikan cakalang yang ditangkap oleh nelayan di perairan sekitar Manokwari merupakan kelompok ikan berukuran kecil (berukuran kurang dari 30 cm) yang mampu

atau pelarut lain yang sesuai ke dalam labu titrasi dan titrasi dengan. pereaksi sampai titik akhir secara elektrometrik atau visual

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana penguasaan siswa terhadap kosa kata bahasa Inggris pada instruksi-instruksi komputer di SMK Muhammadiyah 3