Masing-masing teknik tersebut mempunyai kegunaan yang dapat berdiri sendiri maupun saling membantu antar satu teknik dengan teknik yang lain.
Diagram Pareto diagram pencar (scatter diagram)
box plots
histogram run chart peta multivariabel lembar pengecekan
(check sheet)
diagram grier peta pengendali (control chart)
analisis matriks time series analisis kemampuan proses diagram sebab
akibat
stem-and-leaf plots
Manajemen Kualitas seringkali disebut sebagai the problem solving, sehingga manajemen kualitas dapat menggunakan metodologi dalam problem solving tersebut untuk meengadakan perbaikan (Ridman dan Zachary, 1993). Ada berbagai teknik perbaikan kualitas yang dapat digunakan dalam organisasi, antara lain:
Tujuh Tools Kualitas
(The Seven Tools of Quality)
1. Diagram Pareto 2. Diagram Histogram
3. Lembar Pemeriksaan (Check Sheets)
4. Sebab & Akibat (Cause-and-Effect Diagram)
5. Diagram Pencar (Scatter Diagram)
6. Bagan Aliran (Flow Chart)
1. DIAGRAM PARETO
• Diagram Pareto diperkenalkan oleh seorang ahli yaitu Alfredo Pareto.
• Diagram Pareto ini merupakan suatu gambar yang
mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat membantu menemukan permasalahan yang terpenting untuk segera diselesaikan (ranking tertinggi) sampai dengan yang tidak harus segera diselesaikan (ranking terendah).
• Selain itu, Diagram Pareto juga dapat
digunakan untuk membandingkan kondisi
proses, misalnya ketidaksesuaian proses,
sebelum dan setelah diambil tindakan
Penyusunan Diagram Pareto
Penyusunan Diagram Pareto meliputi enam langkah, yaitu:
1. Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, misalnya berdasarkan masalah, penyebab jenis
ketidaksesuaian, dan sebagainya.
2. Menentukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan karakteristik- karakteristik tersebut, misalnya rupiah, frekuensi, unit, dan sebagainya.
3. Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan.
4. Merangkum data dan membuat rangking kategori data tersebut dari yaang terbesar hingga yang terkecil.
5. Menghitung frekuensi kumulatif atau persentase kumulatif yang digunakan.
6. Menggambar diagram batang, menunjukkan tingkat
kepentingan relatif masing- masing masalah. Mengidentifikasi beberapa hal yang penting untuk mendapat perhatian.
Prinsip Pareto
• Vilfredo Pareto (1848-1923), ahli ekonomi
Italia:
– 20% dari population memiliki 80% dari total
kekayaan
• Juran mengistilahkan “vital few, trivial
many”:
– 20% dari masalah kualitas menyebabkan kerugian
sebesar 80%
.
Contoh Diagram Pareto
7 Quality Tools % C o m p la in ts 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2Roundness Weight Size Shape Number
F re q u e n c y Source Pareto Frequency Cum. Freq.
Pe rce n t fro m e a ch ca u se
Causes of poor quality 0 10 20 30 40 50 60 70 (64) (13) (10) (6) (3) (2) (2)
Contoh
Diagram
Pareto
Prosedur Diagram Pareto
• Tetapkan klasifikasi data
• Tentukan kerangka waktu
• Kumpulkan data
• Rangking penyebab-penyebab (
causes
)
• Bangun Tabel
Contoh Diagram Pareto
“Billing Errors”
Penyebab
Frekuensi Komulatif
Kesalahan Ketik
81
81
Kesalahan Hitung
27
108
Rekening Keliru
22
130
Alamat Keliru
13
143
Contoh Diagram Pareto
“Billing Errors”
0 20 40 60 80 1002. Histogram
• Histogram menjelaskan variasi proses,
namun belum mengurutkan rangking dari
variasi terbesar sampai dengan yang
terkecil.
• Histogram juga menunjukkan kemampuan
proses, dan apabila memungkinkan,
histogram dapat menunjukkan hubungan
dengan spesifikasi proses dan angka-angka
nominal, misalnya rata-rata.
• Dalam histogram, garis vertikal menunjukkan
banyaknya observasi tiap-tiap kelas.
Langkah-langkah
penyusunan histogram
Menurut Mitra (1993), langkah penyusunan histogram adalah:
1. Menentukan batas-batas observasi: perbedaan antara nilai terbesar dan terkecil.
2. Memilih kelas-kelas atau sel-sel.
Pedoman: banyaknya kelas = n, dengan n = banyaknya data, 3. Menentukan lebar kelas-kelas tersebut.
Biasanya, semua kelas mempunyai lebar yang sama. Lebar kelas = range / banyak kelas.
4. Menentukan batas-batas kelas.
Kelas-kelas tersebut tidak saling tumpang tindih.
Histogram
Histogram
0 5 10 15 20 25 30 35 40 1 2 6 13 10 16 19 17 12 16 20 17 13 5 6 2 1Contoh Histogram
3. Lembar Pengecekan
(check sheets)
• Tujuan pembuatan lembar pengecekan adalah
menjamin bahwa data dikumpulkan secara teliti
dan akurat oleh karyawan operasional untuk
diadakan pengendalian proses dan
penyelesaian masalah.
• Data dalam lembar pengecekan tersebut
nantinya akan digunakan dan dianalisis secara
cepat dan mudah. Lembar pengecekan ini
Contoh Lembar Pengecekan
Kesalahan jumlah kesalahan dalam satu semester Total
Cara mengajar IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII 30
Pelayanan administrasi IIIII IIIII IIIII IIIII 20
Pelayanan perpust. IIIII IIIII IIIII 15
Buku teks kuno IIIII IIIII III 13
Tidak ada dukungan IIIII IIIII IIIII IIIII II 22
Sumber : Goetsch dan Davis (I995)
Lembar pemeriksaan kerusakan secara
bertingkat
N o . b a g ia n X -1 0 11 N o . b a g ia n X -2 0 11 N o . b a g ia n X -3 0 11 N o . b a g ia n X -4 0 11 N o . b a g ia n X -5 0 11Contoh 1000 samb. solder
Patri dingin
||||
||||
Tanpa patri di lubang
||||
||
||
Patri berbutir-butir||||
|
|||
Lubang tidak berlapis||||
|||
Penutup tidak terpasangdengan benar
||||
||||
||||
Shifts D ef ec t T y pe 7 Quality Tools
4. Cause-and-Effect Diagrams
(Diagram sebab-akibat)
• Menunjukkan hubungan antara suatu
masalah dan kemungkinan penyebabnya
• Dikembangkan oleh Kaoru Ishikawa
(1953)
• Disebut juga
– Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram)
– Diagram Ishikawa
Diagram sebab-akibat
• Keunggulan
– Dengan menbuat diagram ini kita telah mempelajari sistem
– Diagram ini menunjukkan pemahaman tentang tim pemecahan masalah
– Diagram ini menghasilkan penemuan secara aktif tentang penyebab masalah
– Diagram ini bisa memberi petunjuk untuk pengumpulan datanya
• Tujuan: mendapatkan hubungan antara suatu akibat dengan penyebabnya
• Sangat baik hasilnya jika dibangun oleh suatu Tim
• Alat ideal untuk Brainstorming (urun pendapat)
Penyusunan Diagram sebab-akibat
Untuk menyusun kerangkanya harus diingat:
• Untuk industri barang - 4 M
man, method, machine, material
• Untuk industri jasa:
Cause and Effect “Skeleton”
Problem Kualitas Material Mesin Manusia ProsedurDiagram Tulang Ikan
Problem Kualitas Mesin Pengukuran Manusia Proses Lingkungan MaterialKesalahan Pengujian alat Spesifikasi tidak teliti
Metode tidak sesuai
Pengawasan jelek Kurang konsentrasi
Pelatihan tidak cukup
Pemasangan salah Peralatan salah Keausan/tua
Kerusakan bahan baku Tidak ada spesifikasi
Masalah
penangan-an material Ketakcukupan rancangan Produk Manajemen kualitas Tak efektif Rancangan proses jelek Pengendalian suhu tidak tepat Kotor dan berdebu
Contoh Diagram sebab-akibat
Keterlambatan datangnya penumpang Keterlambatan awak Keterlambatan prosedur check in Pengumuman kedatangan buruk Pesawat lambat Kegagalan mekanik Keterlambatan bahan bakar Keterlambatan bagasi cuacaLain-lain Alat/mesin Orang
bahan Prosedur
Keterlambatan penerbangan
Pemaduan Diagram Sebab Akibat
dan Pareto
• Diagram Pareto membantu dalam
menentukan akibat yang menjadi fokus
• Diagram Sebab & Akibat memperagakan
semua kemungkinan penyebab
• Kedua diagram ini digunakan secara
bersama-sama, sehingga merupakan
instrumen untuk mendokumentasikan &
mengkomunikasikan perbaikan kualitas
5. Diagram Penyebaran (scatter diagram)
• Scatter diagram merupakan cara yang paling sederhana untuk menentukan hubungan antara sebab dan akibat dari dua variabel.
• Langkahlangkah penyusunan:
Data dikumpulkan dalam bentuk pasangan titik (x, y). Dari titik-titik tersebut dapat diketahui hubungan antara variabel x dan variabel y, apakah terjadi hubungan positif atau negatif.
Scatter Diagram
• Mengidentifikasi hubungan antar dua
variabel
• Memperagakan secara graphis dua
kumpulan data
• Menyatakan derajat hubungan, tetapi
Contoh Diagram Pencar
• Kesalahan ketik yang dipengaruhi oleh
penundaan
• Tingkat kecelakaan kerja dan waktu lembur
• Kerusakan mesin dan frekuensi perawatan
X Y
Prosedur Membuat Diagram Pencar
• Hipotesiskan hubungan yang akan
dipelajari
• Tentukan ukuran sampel yang tepat
• Penyebab diperagakan sebagai X dan
hasil sebagai Y
• Tentukan nilai Max dan Min tiap sumbu
• Plot data pada bagan
Petunjuk Penggunaan Diagram Pencar
• Diagram pencar menampilkan pola berbeda yang harus
ditafsirkan
Korelasi kuat Korelasi sedang Tanpa Korelasi
6. Flowcharts (Diagram Alir)
• Perbaikan terhadap “proses” merupakan bagian
penting dalam terjaminnya kualitas
• Pertama-tama pahamilah proses itu
•
Flow chart
adalah cara terbaik untuk memahami
proses
• Tidak ada cara yang khas untuk menggambarkan
flow chart
• Kita membuat
flow chart
agar dapat memahami
proses
• Partisipasi kelompok amat mendukung
• Diperlukan cukup waktu untuk membuat diagram ini
• Banyak pertanyaan yang harus dijawab
• Data seharusnya menggambarkan keadaan yang
menyeluruh
Manfaat Flowcharts
• Untuk memahami proses
• Mengidentifikasi perbaikan yang mungkin
dapat dilakukan
• Membantu pekerja untuk mengetahui,
dimana posisi mereka di dalam proses
• Membangkitkan dukungan melalui
Flow Diagrams
" Draw a flowchart for whatever you
do. Until you do, you do not know
what you are doing,
you just have a job.”
Flow
Chart
Pelayanan
Drive-in
suatu Bank
Nassabah datang Pencet tombol Menerima kontainer silendris Deposit Kirim ke teller Teller menerima Identifikasi pelayanan yang diminta Kredit rekening nasabahLetakkan slip deposit ke dalam kontainer
Kembalikan kontainer ke nasabah
Entri deposit ke pembukuan
Process Chart Symbols
Operations
Inspection
Transportation
Delay
Storage
Process Chart (Diagram Proses)
S te p O p e ra ti o n T ra n s p o rt In s p e c t D e la y S to ra g e D is ta n c e (f e e t) T im e (m in ) Description of process 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11Unload apples from truck Move to inspection station Weigh, inspect, sort
Move to storage Wait until needed Move to peeler
Apples peeled and cored Soak in water until needed Place in conveyor
Move to mixing area Weigh, inspect, sort Total Page 1 0f 3 480 30 5 20 15 360 30 20 190 ft 20 ft 20 ft 50 ft 100 ft Date: 9-30-00 Analyst: TLR
Location: Graves Mountain Process: Apple Sauce
7. Bagan Kendali Proses
(Process Control
Chart)
• Dikembangkan pertama kali oleh Shewhart
• Menyediakan suatu deteksi dini terhadap
ketaknormalan proses
• Membedakan suatu kondisi pengecualian
dari kondisi rutin
• Memperlihatkan keragaman tak normal vs.
keragaman acak
• Membantu operator dalam menentukan
kapan suatu perbaikan/koreksi (
adjustment
)
diperlukan
Process Control
Chart
Xbar Control Chart
70 80 90 100 110 120 1 6 11 16 21 Subgroup Number S u b g ro u p A v e ra g e s UCLxbar Averages Xbarbar LCLxbar
Jenis-jenis Bagan Kendali
• Variabel
– X bar – R – S – Delta• Atribut
– p – np – c – USemua bagan kendali tersebut akan dibahas lebih lanjut kemudian
Penggunaan suatu Jenis Bagan Kendali
• Untuk mengendalikan proporsi cacat (p-chart) • Untuk mengendalikan jumlah cacat (np-chart) • Untuk mengendalikan banyaknya cacat (c-chart)
• Untuk mengendalikan banyaknya cacat per unit (u-chart) • Untuk mengendalikan suatu ukuran (X dan R atau S
chart)
• Untuk data pengukuran yang bersifat “short run” (Delta)