• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta (kajian faktor umur dan jenis pekerjaan).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta (kajian faktor umur dan jenis pekerjaan)."

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

INTISARI

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah arteri yang ditandai dengan keadaan kondisi tekanan darah sistolik ≥140mmHg atau tekanan diastolik ≥90mmHg. Prevalensi kasus hipertensi di Indonesia mengalami penurunan dari 31,7% menjadi 25,8% di tahun 2013. Departemen Kesehatan RI tahun 2014 menunjukkan adanya peningkatan hipertensi karena tingginya faktor risiko kesehatan seperti kurangnya diet, merokok, kurangnya olahraga, dan kelebihan berat badan, serta rendahnya faktor sosio-demografi masyarakat seperti pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi perbedaan faktor kajian umur dan jenis pekerjaan terhadap prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah pada responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

Penelitian yang dilakukan merupakan observasional bentuk survei, dengan pendekatan analitik cross-sectional. Pengambilan lokasi penelitian dilakukan secara multistage random sampling, teknik pengambilan sampel (sampling) pada penelitian dilakukan secara cluster random sampling, dan hipotesis diuji dengan uji t tidak berpasangan dan uji proporsi dilakukan dengan uji Chi-Square.

Hasil dari penelitian menunjukkan dari 813 responden, prevalensi responden yang menderita hipertensi 43,9%, responden sadar hipertensi 11,2%, responden melakukan terapi 5,5%, dan responden yang melakukan pengendalian tekanan darah 0,5%. Faktor umur mempengaruhi prevalensi hipertensi dengan OR 2,76 (95% CI: 2,01-3,77), tetapi tidak ada pengaruh antara umur dengan kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah. Faktor jenis pekerjaan mempengaruhi prevalensi dengan OR 0,68 (95% CI: 0,50-0,91), dan kesadaran dengan OR 1,99 (95% CI: 1,21-3,29), tetapi tidak ada pengaruh antara jenis pekerjaan dengan terapi dan pengendalian tekanan darah.

.

(2)

ABSTRACT

Hypertension is an increased of blood pressure marked by the systolic blood pressure ≥140mmHg or the diastolic blood pressure ≥90mmHg. The prevalence of hypertension in Indonesia is decreasing from 31,7% to 25,% in 2013. However, Indonesia Department of Health showed that the number of case was increasing again in 2014 it was because of the high risk of health such as less of diet programs, the habit of smoking, less of exercises and overweight and another factor is related to socio-demography of society such as education, job and income. This research aims to evaluate different factors which are age and job variation toward prevalence, awareness, therapy and blood pressure control to the 40 year-old and above respondents in Kalasan District, Sleman, Yogyakarta.

The research is a survey observation with cross sectional analytic approach. The observation place is chosen by multistage random sampling method, while the sample is taken by cluster random sampling method. The observation result is then analyzed by using independent t-test, and proportion tested by Chi-Square test.

The result shows that respondents’ prevalence suffering from hypertension is 43,9%, respondents’ awareness that they are suffering from hypertension is 11,2%, respondents doing therapy is 5,5% and respondents doing blood pressure control is 0,5%. Age influences the prevalence of hypertension with OR 2,76 (95% Cl: 2,0 – 3,77), but there is no influences of awareness, treatment, and blood pressure control by age. Job variations influences the prevalence with OR 0.68 (95% Cl: 0.50-0.91), awareness with OR 1,99 (95% Cl: 1,21-3,29), but there is no influences of treatment, and blood pressure control by job variation.

(3)

PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN TEKANAN DARAH RESPONDEN 40 TAHUN KE ATAS DI

KECAMATAN KALASAN, SLEMAN, YOGYAKARTA (KAJIAN FAKTOR UMUR DAN JENIS PEKERJAAN)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Edward Kurniawan NIM: 128114027

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN TEKANAN DARAH RESPONDEN 40 TAHUN KE ATAS DI

KECAMATAN KALASAN, SLEMAN, YOGYAKARTA (KAJIAN FAKTOR UMUR DAN JENIS PEKERJAAN)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Edward Kurniawan NIM: 128114027

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)

ii

Persetujuan Pembimbing

PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN TEKANAN DARAH RESPONDEN 40 TAHUN KE ATAS DI

KECAMATAN KALASAN, SLEMAN, YOGYAKARTA (KAJIAN FAKTOR UMUR DAN JENIS PEKERJAAN)

Skripsi yang diajukan oleh: Edward Kurniawan

NIM: 128114027

telah disetujui oleh

Pembimbing Utama

Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. tanggal 15 Januari 2016

Pembimbing Pendamping

(6)

iii

Pengesahan Skripsi Berjudul

PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN TEKANAN DARAH RESPONDEN 40 TAHUN KE ATAS DI

KECAMATAN KALASAN, SLEMAN, YOGYAKARTA (KAJIAN FAKTOR UMUR DAN JENIS PEKERJAAN)

Oleh:

Edward Kurniawan NIM: 128114027

Dipertahankan dihadapan Pantia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi

Universtas Sanata Dharma pada tanggal: 8 Januari 2016

Mengetahui Fakultas Farmasi Universtas Sanata Dharma

Dekan

Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt.

Panitia Penguji : Tanda tangan

(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya kecil ini kepada Yesus Kristus

Almarhum Kakek tercinta Felicianus Kimsong

Ayah, Mama, Adikku dan keluarga besar tercinta

Teman-teman FSM A 2012 dan FKK A 2012

(8)

v PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas penyertaan dan kurnia-Nya penulis dapat menyelesakan skripsi yang berjudul “Prevalensi Kesadaran, Terapi,

dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 tahun ke atas berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur dan Jenis Pekerjaan di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta” sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Keberhasilan dalam menyelesakan penulisan skrpsi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Dekan Fakultas Farmasi Sanata Dharma yang telah mendukung penelitian. 2. Bapak Camat Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta yang telah

memberikan ijin pengambilan data pada masyarakat di Kecamatan Kalasan.

3. Bapak Kepala Desa Tirtomartani dan Bapak Kepala Desa Selomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

4. Masyarakat Kecamatan Kalasan yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian.

(9)

vi

6. Bapak Ipang Djunarko, S.Si., M.Sc., Apt. dan Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan dukungan serta bimbingan hingga terselesaikannya skripsi ini.

7. Bapak, Ibu, Adik serta segenap keluarga besar yang telah memberikan dukungan baik secara moril dan materil.

8. Jessica Ayu Meirna Sitepu yang selalu memberikan dukungan dari awal proses perkuliahan hingga akhir penyusunan naskah skripsi ini.

9. Sahabat-sahabat yang senantiasa mendukung Indra, Ave, Keket, Rina, Petra, Irest, Mike, Resta.

10.Teman-teman seperjuangan Ella, Venny, Sina, Monik, Tata, Tiwi, Tika atas kebersamaan dan kerjasamanya selama ini.

11.Teman-teman FSM A 2012 dan FKK A 2012 yang telah menemani dalam proses perkuliahan selama ini.

12.Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu dalam proses perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari terdapat masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Terima Kasih, Tuhan Yesus Memberkati.

(10)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagan karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah

Apabila dikemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Yogyakarta, 15 Januari 2016 Penulis

(11)

viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Edward Kurniawan

Nomor mahasiswa : 128114027

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN TEKANAN DARAH RESPONDEN 40 TAHUN KE ATAS DI

KECAMATAN KALASAN, SLEMAN, YOGYAKARTA (KAJIAN FAKTOR UMUR DAN JENIS PEKERJAAN)

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengaihkan dalam bentuk media lain, mengolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 15 Januari 2016

Yang menyatakan

(12)

ix INTISARI

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah arteri yang ditandai dengan keadaan kondisi tekanan darah sistolik ≥140mmHg atau tekanan diastolik ≥90mmHg. Prevalensi kasus hipertensi di Indonesia mengalami penurunan dari 31,7% menjadi 25,8% di tahun 2013. Departemen Kesehatan RI tahun 2014 menunjukkan adanya peningkatan hipertensi karena tingginya faktor risiko kesehatan seperti kurangnya diet, merokok, kurangnya olahraga, dan kelebihan berat badan, serta rendahnya faktor sosio-demografi masyarakat seperti pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi perbedaan faktor kajian umur dan jenis pekerjaan terhadap prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah pada responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

Penelitian yang dilakukan merupakan observasional bentuk survei, dengan pendekatan analitik cross-sectional. Pengambilan lokasi penelitian dilakukan secara multistage random sampling, teknik pengambilan sampel (sampling) pada penelitian dilakukan secara cluster random sampling, dan hipotesis diuji dengan uji t tidak berpasangan dan uji proporsi dilakukan dengan uji Chi-Square.

Hasil dari penelitian menunjukkan dari 813 responden, prevalensi responden yang menderita hipertensi 43,9%, responden sadar hipertensi 11,2%, responden melakukan terapi 5,5%, dan responden yang melakukan pengendalian tekanan darah 0,5%. Faktor umur mempengaruhi prevalensi hipertensi dengan OR 2,76 (95% CI: 2,01-3,77), tetapi tidak ada pengaruh antara umur dengan kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah. Faktor jenis pekerjaan mempengaruhi prevalensi dengan OR 0,68 (95% CI: 0,50-0,91), dan kesadaran dengan OR 1,99 (95% CI: 1,21-3,29), tetapi tidak ada pengaruh antara jenis pekerjaan dengan terapi dan pengendalian tekanan darah.

.

(13)

x

ABSTRACT

Hypertension is an increased of blood pressure marked by the systolic blood pressure ≥140mmHg or the diastolic blood pressure ≥90mmHg. The prevalence of hypertension in Indonesia is decreasing from 31,7% to 25,% in 2013. However, Indonesia Department of Health showed that the number of case was increasing again in 2014 it was because of the high risk of health such as less of diet programs, the habit of smoking, less of exercises and overweight and another factor is related to socio-demography of society such as education, job and income. This research aims to evaluate different factors which are age and job variation toward prevalence, awareness, therapy and blood pressure control to the 40 year-old and above respondents in Kalasan District, Sleman, Yogyakarta.

The research is a survey observation with cross sectional analytic approach. The observation place is chosen by multistage random sampling method, while the sample is taken by cluster random sampling method. The observation result is then analyzed by using independent t-test, and proportion tested by Chi-Square test.

The result shows that respondents’ prevalence suffering from hypertension is 43,9%, respondents’ awareness that they are suffering from hypertension is 11,2%, respondents doing therapy is 5,5% and respondents doing blood pressure control is 0,5%. Age influences the prevalence of hypertension with OR 2,76 (95% Cl: 2,0 – 3,77), but there is no influences of awareness, treatment, and blood pressure control by age. Job variations influences the prevalence with OR 0.68 (95% Cl: 0.50-0.91), awareness with OR 1,99 (95% Cl: 1,21-3,29), but there is no influences of treatment, and blood pressure control by job variation.

(14)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PRAKATA ... v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ... viii

INTISARI ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I. PENGANTAR ... .1

A.Latar Belakang ... .1

1. Rumusan masalah ... .3

2. Keaslian penelitian ... .4

3. Manfaat penelitian ... .5

B.Tujuan penelitian ... .5

1. Tujuan umum ... .5

2. Tujuan khusus ... .6

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ... .7

A. Hipertensi... .7

1. Definisi ... .7

2. Patofisiologi ... .7

3. Klasifikasi ... .8

4. Manifestasi klinis ... .9

(15)

xii

C. Terapi ... .10

1. Terapi non farmakologi ... .10

2. Terapi farmakologi ... .10

D. Pengendalian ... .12

E. The Rule of Halves ... .12

F.Faktor penyebab hipertensi ... .13

G.Landasan teori ... .14

H.Hipotesis ... .16

BAB III. METODE PENELITIAN ... .17

A. Jenis dan Rancangan penelitian ... .17

B. Variabel Penelitian ... .18

C. Definisi Operasional ... .18

D. Subjek Penelitian... .21

E. Lokasi dan Waktu Penelitian ... .23

F. Ruang Lingkup Penelitian ... .24

G. Teknik Pengambilan Sampel ... .25

H. Instrumen Penelitian ... .25

I. Tata Cara Penelitian ... .26

J. Analisis Data Penelitian ... .30

K. Pembuktian Hipotesis ... .31

L. Kesulitan Penelitian ... .32

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... .34

A.Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah ... .39

B. Pengaruh Faktor Risiko Umur dan Jenis Pekerjaan terhadap Prevalensi, Kesadaran, Terapi dan Pengendalian Tekanan Darah... 43

BAB V.KESIMPULAN DAN SARAN... 56

A.Kesimpulan ... 56

B.Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57

LAMPIRAN ... 61

(16)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Besaran sampel yang dibutuhkan penelitian prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman,

Yogyakarta ... 22 Gambar 2. Bagan ruang lingkup penelitian prevalensi, kesadaran,

terapi dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman,

Yogyakarta ... 24 Gambar 3. Alur Tata Cara Penelitian ... 26 Gambar 4. Pembuktian Hipotesis ... 32 Gambar 5. Proporsi prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian

tekanan darah responden 40 tahun ke atas di Kecamatan

(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Keaslian Peneltian ... ...4 Tabel II. Klasifikasi Hipertensi menurut ESH/ESC ... ...8 Tabel III. Definisi Operasional ... ...18 Tabel IV. Sebaran Responden Penelitian Prevalensi, Kesadaran,

Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman,

Yogyakarta ... ...23 Tabel V. Profil Responden Penelitian Prevalensi, Kesadaran,

Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman,

Yogyakarta ... ...35 Tabel VI. Normalitas profil umur, BMI, TDD, TDS dan denyut nadi

Penelitian Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 tahun ke atas

di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta ... ...37 Tabel VII. Perbedaan Faktor Umur terhadap profil denyut nadi, BMI,

(18)

xv

Tabel VIII. Perbedaan Faktor Jenis Pekerjaan terhadap Profil Umur, BMI, DN, TDS, TDD responden Penelitian Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta ... ...46 Tabel IX. Pengaruh Faktor Pekerjaan terhadap Umur Penelitian Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta ... ...47 Tabel X. Pengaruh Faktor Pekerjaan terhadap Pendidikan Penelitian Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta ... ...48 Tabel XI. Pengaruh Faktor Pekerjaan terhadap Penghasilan Penelitian Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta .... ...49 Tabel XII. Pengaruh Faktor Umur dan Jenis Pekerjaan terhadap Prevalensi

Penelitian Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman,

Yogyakarta ... ...51 Tabel XIII. Pengaruh Faktor Umur dan Jenis Pekerjaan terhadap Kesadaran

Penelitian Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman,

(19)

xvi

Tabel XIV. Pengaruh Faktor Umur dan Jenis Pekerjaan terhadap Terapi

Penelitian Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman,

Yogyakarta ... ...54 Tabel XV. Pengaruh Faktor Umur dan Jenis Pekerjaan terhadap Pengendalian

Penelitian Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman,

(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ... 61

Lampiran 2. Ethical Clerance ... 62

Lampiran 3. Informed Consent ... 63

Lampiran 4. Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen Penelitian ... 66

Lampiran 5. Validasi Timbangan Berat Badan ... 69

(21)
(22)

1 BAB I PENGANTAR A.Latar Belakang

Hipertensi merupakan keadaan peningkatan tekanan darah arterial yang terjadi secara abnormal serta berlangsung terus-menerus. Dalam prosesnya hipertensi sering sekali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Gejala yang dialami oleh pasien antara lain sakit kepala, pusing dan kaburnya penglihatan, serta beberapa gejala lain yang timbul dan menyebabkan kerusakan organ seperti gagal jantung kongestif, stroke dan gagal ginjal (Mancia et al., 2013).

Sebanyak kurang lebih satu miliar orang di dunia menderita hipertensi. Di Amerika Serikat setidaknya satu dari tiga orang dewasa atau sekitar 73 juta orang mengalami penyakit hipertensi. Hanya dua pertiga pasien penderita hipertensi yang menyadari dan peduli dengan keadaan mereka. Hal ini menggambarkan sebagian besar populasi penderita hipertensi tidak melakukan terapi dan menyadari keadaan hipertensi yang terjadi (Martin, 2008).

(23)

Data profil kesehatan DIY tahun 2012 menunjukkan hipertensi merupakan penyakit yang menduduki peringkat sepuluh besar penyakit dengan angka kejadian tertinggi di DIY. Penyakit hipertensi menempati urutan ketiga dengan angka kejadian sebesar 29.546 kasus (Dinas Kesehatan Yogyakarta, 2013).

Kesadaran masyarakat akan penyakit hipertensi di Indonesia sangat rendah. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 menunjukkan sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Pada pengukuran tekanan darah yang dilakukan terhadap masyarakat berumur 18 tahun ke atas, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7% dan hanya 7,2% penduduk yang menyadari mengalami hipertensi (Riskesdas, 2007).

Penderita hipertensi di Indonesia kurang menyadari pentingnya proses terapi untuk mengatasi penyakit Hipertensi. Tingkat terapi hipertensi di Indonesia menunjukkan hanya 0,4% dari total penderita hipetensi di Indonesia yang sudah melakukan terapi dengan mengkonsumsi obat hipertensi maupun melakukan terapi non farmakolog hipertensi (Riskesdas, 2007).

Pola penyakit rawat jalan di Puskesmas Kabupaten Sleman tahun 2012 menunjukkan bahwa penyakit yang paling banyak ditemukan pada pasien dengan rentang umur antara 45-70 tahun adalah hipertensi primer. Sedangkan pola penyakit pada pasien dengan rentang umur 45-65 tahun, hipertensi menempati urutan teratas kasus penyakit yang paling sering terjadi (Dinas Kesehatan Sleman, 2013).

(24)

banyak dan jenis pekerjaan yang mengharuskan untuk memberikan penilaian atas kinerja bawahannya atau pekerjaan yang menuntut tanggung jawab bagi orang lain. Stres pada pekerjaan berisiko menyebabkan hipertensi (Smet, 1994).

Hipertensi dan komplikasinya dapat dicegah dengan gaya hidup sehat dan dengan mengendalikan faktor risiko. Caranya adalah dengan mempertahankan berat badan agar tetap berada dalam batas normal, mengatur pola makan dengan mengkonsumsi makan rendah garam dan rendah lemak, serta memperbanyak mengkonsumsi sayur dan buah. Selain itu juga dapat melakukan olahraga teratur, menghentikan kebiasaan merokok, mengurangi minuman beralkohol dan memeriksa tekanan darah secara berkala (Departemen Kesehatan RI, 2010).

Kecamatan Kalasan terletak dalam ruang lingkup Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kecamatan Kalasan memiliki luas wilayah sebesar 35,84 km2 dan terbagi dalam empat desa yaitu Desa Purwomartani, Tirtomartani, Tamanmartani dan Selomartani. Jumlah penduduk di Kecamatan Kalasan berjumlah 80.681 jiwa, dengan perbandingan 40.340 berjenis kelamin laki-laki dan 40.341 berjenis kelamin perempuan (Badan Pusat Statistik Sleman, 2014). 1. Rumusan masalah

a. Berapa proporsi prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta?

(25)

2. Keaslian penelitian

Sepanjang penelusuran, penelitian Prevalensi, Kesadaran, Terapi dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta belum pernah diteliti. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dan berhubungan dengan prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi antara lain :

Tabel I. Keaslian Penelitian

No Judul Persamaan Perbedaan

1 Prevalence, Awareness, Treatment and Control of High Blood Pressure: A Population-based Survey in Thai Nguyen, Vietnam (Ha, et al., 2013).

Topik penelitian yaitu mengenai Prevalensi Kesadaran, Terapi dan Pengendalian Tekanan Darah Responden Hipertensi.

Penelitian dilakukan pada 2.368 orang dewasa umur ≥ 25 tahun.

2 Predictors of Hypertension Awareness, treatment, and Control Among Mexican American Women and Men (Bersmin, 2009).

Penelitian

menggunakan metode Cross Sectional Study

Penelitian dilakukan pada 1.359 wanita dan 1.421 pria pada umur 25-84 tahun 3 Prevalence, Awareness,

Medication, Control, and Risk Factors Associated with Hypertension in Bai Ethnic Group in Rural China : The Yunan Minority Eye Study (Zhang, 2013).

Penelitian

menggunakan metode Cross Sectional Study

Lokasi penelitian dilakukan di China.

4 Prevalence, Awareness, Treatment, and Control of Hypertension in China (Gu, Reynolds, Wu, Chen, Duan, Muntner, et al, 2015).

Topik penelitian yaitu mengenai Prevalensi Kesadaran, Terapi dan Pengendalian Tekanan Darah Responden Hipertensi.

Umur sampel yang digunakan dalam penelitian.

5 Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Responden Hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta

(Paulina G, 2014)

Topik penelitian yaitu mengenai Prevalensi Kesadaran, Terapi dan Pengendalian Tekanan Darah Responden Hipertensi.

(26)

3. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk mengetahui pengaruh hubungan faktor umur dan jenis pekerjaan terhadap prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

b. Manfaat praktis

1.) Untuk peneliti, data yang diperoleh diharapkan dapat memberikan informasi bagi peneliti mengenai hubungan antara penyakit hipertensi dengan faktor umur dan jenis pekerjaan.

2.) Untuk pemerintah daerah setempat, diharapkan dari data yang diperoleh, dapat digunakan oleh pemerintah daerah setempat untuk memberikan edukasi kepada masyarakatnya menganai kesadaran dan pelaksanaan terapi dalam menghadapi penyakit hipertensi.

3.) Untuk responden penelitian, responden penelitian dapat mengetahui tekanan darah yang dimilikinya dan dapat melakukan upaya pencegahan dan pengobatan hipertensi.

B.Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

(27)

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui proporsi prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

(28)

7 BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA A.Hipertensi

1. Definisi

Hipertensi merupakan kondisi keadaan tekanan darah sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih. Tekanan darah tersebut sudah diukur secara berulang untuk menentukan kondisi hipertensi pasien (Martin, 2008).

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik yang tingginya dipengaruhi oleh banyak faktor. Tekanan darah berfluktuasi dalam batas-batas tertentu tergantung pada umur dan tingkat stres yang dialami. Hipertensi dengan peningkatan sistolik tanpa disertai peningkatan tekanan diastolik lebih sering terjadi pada lansia. Hipertensi dengan peningkatan diastolik tanpa disertai dengan peningkatan tekanan sistolik lebih sering terjadi pada orang dewasa muda (Gunawan, 2007).

2. Patofisiologi

(29)

Tekanan darah dikontrol oleh saraf simpatis. Suatu perubahan yang terdeteksi akan menyebabkan barroreseptor perifer mengirim pesan ke pusat kardiovaskular di otak bagian medula. Hal ini memacu saraf untuk mengubah tekanan darah. Mekanismenya dengan menstimulasi adrenoreseptor β1 di jantung akan meningkatkan kontraksi jantung dan stimulasi pada adrenoreseptor α1 di arteri mengakibatkan vasokonstriksi (Dipiro et al., 2008).

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh kondisi penyakit lain yang dipengaruhi oleh ginjal melalui sistem renin-angiotensin-aldosteron (RRA). Renin akan mengubah angiotensin menjadi angiotensin I di dalam darah, kemudian diubah menjadi angiotensin II oleh Angiotensin converting enzyme (ACE). Angiotensin II ini merupakan vasokonstriktor potent yang menyebabkan terjadinya vasokonstriksi (Dipiro et al., 2008).

3. Klasifikasi

Batas tekanan darah menentukan seseorang tergolong dalam kategori tekanan darah tertentu. Klasifikasi hipertensi menurut ESH/ESC guidelines sebagai berikut:

Tabel II. Klasifikasi Hipertensi menurut ESH/ESC

Kategori Sistolik (mmHg) Dastolik (mmHg)

Optimal < 120 < 80

Normal 120-129 80–84

Hipertensi 130-139 85-89

Hipertensi Grade 1 140–159 90-99

Hipertensi Grade 2 160-179 100-109

Hipertensi Grade 3 ≥ 180 ≥ 110

(30)

4. Manifestasi klinis

Sebagian besar kasus hipertensi tidak menunjukkan gejala apapun, sehingga sulit mengetahui seseorang mengalami hipertensi atau tidak. Gejala seperti sakit kepala, pusing ataupun mimisan bukan merupakan gejala dari penyakit hipertensi, namun gejala tersebut dapat muncul menyertai hipertensi yang parah. Beberapa gejala dari hipertensi seperti keringat berlebihan, peningkatan frekuensi berkemih dan peningkatan denyut jantung secara cepat dan tidak teratur merupakan gejala yang ditimbulkan akibat terjadinya kerusakan ginjal pada hipertensi yang parah (Porth and Matfin, 2009).

B. Kesadaran

Salah satu penyebab meningkatnya jumlah penderita hipertensi yaitu kurangnya kesadaran masyarakat terhadap risiko penyakit hipertensi. Masyarakat belum menyadari pentingnya melakukan kontrol tekanan darah di pusat kesehatan terdekat seperti puskesmas, praktik dokter, dan lain-lain. Hal ini disebabkan oleh peningkatan tekanan darah yang tidak menunjukkan gejala-gejala spesifik, serta kurangnya pengetahuan tentang faktor risiko meningkatnya tekanan darah tersebut. Tekanan darah tinggi tidak menyebabkan kematian secara langsung, tetapi membunuh manusia melalui komplikasi penyakit jantung, ginjal dan stroke. Banyak orang yang meninggal dikarenakan tidak sadar sehingga terlambat

(31)

Sementara hipertensi yang diobati dengan baik hanya 12,5%. Sebagian kasus hipertensi di Indonesia belum terdiagnosis (Departemen Kesehatan RI, 2009).

C. Terapi 1. Terapi non farmakologi

Terapi yang digunakan untuk menunjang terapi farmakologi yang diberikan, diantaranya:

a. Mengurangi makanan yang mengandung lemak atau bergajih. b. Mengurangi penggunaan penambah rasa buatan, garam dan MSG. c. Mengurangi mengkonsumsi makanan-makanan cepat saji.

d. Menghilangkan kebiasaan merokok dan minum alkohol. e. Membiasakan diri untuk berolahraga rutin setiap hari.

f. Membiasakan mengkonsumsi makanan yang sehat (buah-buahan dan sayur-sayuran).

g. Melakukan pengecekan tekanan darah secara rutin setiap minggunya (Sacks, 2010).

2. Terapi farmakologi

(32)

a. Diuretik merupakan golongan obat antihipertensi yang bekerja dengan mengurangi reabsorpsi natrium dan meningkatkan ekskresi garam dan air, salah satu jenis obat dari golongan ini adalah thiazide (Porth and Matfin, 2009).

b. Penghambat β-adrenergik (β-adrenergic blockers) merupakan golongan obat yang bekerja pada reseptor β-adrenergik jantung dan mengakibatkan penurunan denyut jantung dan kardiak output (Porth and Matfin, 2009). c. ACE inhibitor merupakan golongan obat antihipertensi yang bekerja dengan

menghambat proses pengubahan angiotensin I menjadi angiotensin II, dimana penurunan angiotensin II juga mengakibatkan penurunan vasokonstriksi, jumlah aldosteron, kecepatan aliran darah dalam ginjal, dan kecepatan filtrasi glomerulus (Porth and Matfin, 2009).

d. Calcium Channel Blocker merupakan golongan obat antihipertensi yang bekerja dengan secara langsung menurunkan kardiak output dan detak jantung, mengurangi kardiak output dengan mengurangi aliran balik pembuluh vena dan menghambat kalsium transport melewati membran sel atau respon vaskuler terhadap angiotensin (Porth and Matfin, 2009).

e. Antagonis α1-adrenoreseptor merupakan golongan obat antihipertensi yang bekerja dengan memberi umpan balik negatif untuk mengurangi aliran simpatik dari neuron presinaptik simpatik di sistem saraf pusat (Porth and Matfin, 2009).

(33)

vaskuler dengan merelaksasi otot halus vaskuler yaitu pada arteriola (Porth and Matfin, 2009).

D. Pengendalian

Pengendalian darah merupakan kondisi di mana seseorang yang menderita hipertensi dan melakukan terapi dapat menurunkan tekanan darahnya sampai dibawah dari 140/90 mmHg. Pengendalian tekanan darah merupakan hal yang sangat penting bagi penderita hipertensi. Pengendalian tekanan darah dapat dilakukukan dengan melakukan beberapa hal, antara lain mulai menjalani pola hidup sehat serta melakukan pengecekan tekanan darah secara rutin dan berkala di tempat layanan kesehatan dan di rumah (Kartikasari, 2012).

E. The Rule of Halves

Secara tradisional, kesadaran, terapi dan kontrol hipertensi dapat ditunjukkan dengan “The Rule of Halves”. Teori ini menggambarkan setengah dari responden mengalami hipertensi, setengah dari responden yang mengalami hipertensi mendapatkan terapi, dan setengah dari responden yang mengalami hipertensi dan mendapatkan terapi merupakan responden hipertensi yang terkontrol (Danon-Hersch, 2009).

(34)

F. Faktor Penyebab Hipertensi

Faktor risiko yang dapat mengakibatkan hipertensi diantaranya adalah faktor yang tidak dapat dikontrol yaitu umur, jenis kelamin, riwayat keluarga serta etnis, serta ada faktor yang dapat di kontrol seperti konsumsi garam, konsumsi lemak, merokok, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik (Black dan Hawks, 2005). Faktor jenis kelamin menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kejadian hipertensi. Laki-laki berisiko lebih besar menderita hipertensi dibandingkan dengan perempuan pada umur di bawah 55 tahun (Black dan Hawks, 2005).

Tekanan darah akan meningkat seiring bertambahnya umur, sehingga kemungkinan seseorang menderita hipertensi juga semakin besar. Pada umumnya penderita hipertensi adalah orang-orang yang berumur 40 tahun ke atas, namun tidak menutup kemungkinan orang yang berumur lebih muda juga dapat menderita hipertensi (Beevers et al., 2002).

Beban kerja juga dapat menjadi penyebab terjadinya hipertensi. Jam kerja yang diharuskan adalah 6-8 jam setiap harinya. Dalam satu minggu seseorang dapat bekerja dengan baik selama 40-50 jam. Lebih dari itu akan muncul kecenderungan yang negatif seperti kelelahan kerja, stress dan tubuh menjadi tidak fit dan sakit. Stres dapat meningkatkan tekanan darah dalam waktu yang singkat (Beevers et al., 2002).

(35)

berhubungan dengan mengambil keputusan akan memiliki tekanan darah yang lebih tinggi (Muhammadun, 2010).

Kepekaan terhadap hipertensi akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur seseorang. Individu yang berumur diatas 60 tahun, 50-60% mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal itu merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah umur (Wulandari, 2011).

Rendahnya status sosio-ekonomi seperti pendidikan, penghasilan, dan lingkungan sosial juga berkaitan dengan tekanan darah tinggi. Kesadaran terhadap pencegahan, pengendalian, aksesibilitas, dan kepatuhan terhadap pengobatan hipertensi lebih baik di antara kelompok-kelompok status sosial ekonomi yang lebih tinggi (Grotto, 2008).

G. Landasan Teori

Hipertensi merupakan suatu kondisi tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan diastolik ≥90 mmHg (Martin,2008). Hipertensi dapat dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, lifestyle, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan tingkat penghasilan. Secara garis besar, “Rule of Halves” menggambarkan suatu keadaanm dalam sebuah sampel populasi, setengah dari responden mengalami hipertensi, setengah dari responden yang mengalami hipertensi mendapatkan terapi, dan setengah dari responden yang mengalami hipertensi dan mendapatkan terapi merupakan responden hipertensi yang terkontrol (Danon-Hersch, 2009).

(36)

muda juga dapat menderita hipertensi (Beevers et al., 2002). Kepekaan terhadap hipertensi akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur seseorang. Individu yang berumur diatas 60 tahun, 50-60% mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg (Wulandari, 2011).

Beban kerja juga dapat menjadi penyebab terjadinya hipertensi. Jam kerja yang diharuskan adalah 6-8 jam setiap harinya. Dalam satu minggu seseorang dapat bekerja dengan baik selama 40-50 jam. Lebih dari itu akan muncul kecenderungan yang negatif seperti kelelahan kerja, stress dan tubuh menjadi tidak fit dan sakit. Stres dapat meningkatkan tekanan darah dalam waktu yang singkat (Beevers et al., 2002).

(37)

dapat menurunkan prevalensi hipertensi dan meningkatkan kesadaran dan terapi terhadap hipertensi.

Dalam penelitian ini, hal yang ingin dievaluasi adalah pengaruh faktor umur dan jenis pekerjaan terhadap prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Setelah melaksanakan penelitian ini diharapkan data penelitian menunjukkan pengaruh faktor risiko umur (40-75 tahun) serta jenis pekerjaan yang banyak melakukan aktivitas fisik atau jenis pekerjaan yang kurang melakukan aktivitas fisik dapat memberikan perbedaan bermakna terhadap proporsi prevalensi hipetensi dan kondisi peningkatan tekanan darah di Kecamatan Kalasan.

H. Hipotesis

(38)

17 BAB III

METODE PENELITIAN A.Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian dengan judul “Prevalensi, Kesadaran, Terapi dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 Tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta” ini merupakan jenis penelitian observasional dengan rancangan cross-sectional (potong lintang). Penelitian ini berjenis observasional karena dalam melakukan penelitian ini tidak ada intervensi yang dilakukan oleh peneliti terhadap variabel penelitian, peneliti hanya melakukan observasi dan pengamatan secara langsung terhadap responden penelitian (Subali, 2010). Rancangan penelitian secara cross-sectional karena pengamatan atau observasi dilakukan secara serentak pada responden penelitian dalam satu periode waktu dan tidak mencari adanya hubungan sebab akibat, dan tidak dipengaruhi oleh rentang waktu (Santoso, 2014).

(39)

B.Variabel Penelitian 1. Variabel bebas

a. Umur

b. Jenis pekerjaan 2. Variabel tergantung

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah pada responden 40 tahun keatas.

3. Variabel pengacau

Jumah batang rokok yang dikonsumsi setiap harinya, pola hidup sehari-hari, dan penyakit penyerta.

[image:39.595.99.520.114.748.2]

C. Definisi Operasional

Tabel III. Definisi Operasional Penelitian

Variabel Definisi Operasional Kategori Skala

Umur Responden penelitian di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta yang memiliki rentang umur 40-75 tahun. Pengelompokan umur dilakukan berdasarkan Nwankwo (2013).

1. 60-75 tahun 2. 40-59 tahun

Kategorikal

Jenis pekerjaan

Kegiatan utama yang sehari-hari dilakukan oleh responden untuk mendapatkan

penghasilan. Pekerjaan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok jenis pekerjaan yang banyak melakukan aktivitas fisik (petani, buruh) dan kelompok jenis pekerjaan yang kurang melakukan aktivitas fisik (pengangguran, pekerja

1.Jenis pekerjaan yang kurang melakukan aktivitas fisik. 2.Jenis pekerjaan

yang banyak melakukan aktivitas fisik.

(40)

kantoran). Pengelompokan jenis pekerjaan dilakukan berdasarkan Muhammadun (2010).

Jenis kelamin

Responden penelitian adalah penduduk laki-laki dan perempuan. Pengelompokan jenis kelamin dilakukan

berdasarkan Thawomchaisit, et al (2013).

1. Laki-laki 2. Perempuan Kategorikal Pengaturan aktivitas fisik

Melakukan aktifitas (olahraga) secara rutin. Dikatakan rutin apabila melakukan olahraga (jalan kaki, jogging, atau berlari) minimal 1 kali setiap minggu. Dikatakan tidak rutin apabila < 1x seminggu

melakukan olahraga.

Pengelompokan pengaturan aktivitas fisik dilakukan berdasarkan AHA (2014).

1. Rutin 2. Tidak Rutin

Kategorikal

Merokok Setiap hari merokok dan dahulu pernah merokok, berhenti merokok ≤ 2 tahun, serta keluarga atau orang ditempat kerja ada yang merokok (perokok pasif). Pengelompokan merokok dilakukan berdasarkan CDC (2015).

1. Merokok 2. Tidak

Merokok

Kategorikal

BMI BMI dihitung dengan rumus : BMI =

berat badan (kg) tinggi badan (m2)

Pengelompokan BMI dilakukan berdasarkan WHO (2004).

1. ≥23 kg/m2 2. < 23 kg/m2

Kategorikal

Pendidikan Pendidikan terakhir yang diselesaikan responden. Pengelompokan pendidikan dilakukan berdasarkan Zhang, et al (2013).

1. ≤ SMP 2. > SMP

Kategorikal

Penghasilan Penghasilan utama keluarga yang diperoleh responden selama satu bulan kerja. Batas UMR adalah Rp.1.200.000,00. Untuk responden yang sudah

1. ≤ UMR 2. > UMR

(41)

berkeluarga maka batas UMR adalah Rp.2.400.000,00. Pengelompokan penghasilan dilakukan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Yogyakarta (2015). Pengaturan

Diet

Pengukuran mengatur diet: Responden setiap harinya mengatur konsumsi garam saat memasak sehingga tidak terlalu asin, jarang mengkonsumsi jeroan, daging bergajih, lemak, santan, mie instan, kecap, saus, gorengan, dan sering

mengkonsumsi bauh, sayur, dan susu rendah lemak setiap hari. Pengelompokan

pengaturan diet dilakukan berdasarkan U.S Departement of Health and Human Services (2006). 1. Responden yang tidak mengatur diet. 2. Responden yang mengatur diet. Kategorikal

Prevalensi Persentase responden hipertensi dan tidak hipertensi. Standar pengukuran tekanan darah penelitian ini adalah berdasarkan klasifikasi menurut ESH dan ESC Guidelines 2013.

1. Responden hipertensi (Tekanan darah ≥140/90 mmHg) 2. Responden tidak hipertensi (Tekanan darah <140/90 mmHg). Kategorikal

Kesadaran Kesadaran masyarakat akan

hipertensi dapat dilihat dari hasil wawancara terstruktur apakah responden pernah melakukan pengukuran tekanan darah sebelumnya, jika pernah dan hasil pengukuran tekanan darah termasuk hipertensi maka responden termasuk sadar terhadap hipertensi. 1. Responden yang memiliki kesadaran mengalami hipertensi. 2. Responden yang tidak memiliki kesadaran mengalami hipertensi. Kategorikal

Terapi Responden yang mengalami

hipertensi dan sadar menderita hipertensi serta melakukan terapi hipertensi baik terapi

farmakologi dan terapi non-farmakologi.

1. Respoden yang melakukan terapi farmakologi dan terapi non- farmakologi

(42)

hipertensi. 2. Responden

yang tidak melakukan terapi farmakologi dan terapi non- farmakologi hipertensi. Pengendalian Responden hipertensi yang sadar

mengalami hipertensi dan melakukan terapi sehingga memiliki nilai tekanan darah <140/90 mmHg sesuai target ESC/ ESH.

1. Responden yang tekanan darahnya terkendali. 2. Responden

yang tekanan darahnya tidak terkendali.

Kategorikal

D.Subjek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini meliputi penduduk dewasa yang memiliki rentang umur 40-75 tahun yang bertempat tinggal di di Padukuhan Jetis, Padukuhan Pundung, Padukuhan Grumbulgede, Padukuhan Surokerten, Padukuhan Sambirejo, dan Padukuhan Dhuri, Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Kriteria inklusi adalah semua penduduk dewasa yang berumur 40-75 tahun. Kriteria eksklusi adalah responden yang tidak bersedia mengisi inform-consent, dan responden yang tidak dapat diukur tekanan darahnya. Subjek penelitian dalam penelitian ini berjumlah sebanyak 813 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan terdapat 3 responden yang masuk kriteria eksklusi dalam penelitian ini karena tidak dapat diukur tekanan darahnya. Untuk menentukan jumlah sampel minimal pada penelitian ini menggunakan rumus :

(43)

Oleh karena peneliti tidak mengetahui data proposi penelitian terdahulu maka ditetapkan nilai P sebesar 50%. Nilai 50% dipilih karena nilai P x Q akan maksimal jika nilai P = 50%. Peneliti juga menetapkan nilai sehingga nilai dari = 1,96 dengan nilai presisi (d) 10%. Dengan demikian besar sampel yang diperlukan adalah:

Besaran sampel sebanyak 97 ini sudah cukup sebagai syarat besar sampel untuk penelitian deskriptif kategorik (Dahlan, 2014).

Dalam penelitian ini besar sampel 97 dibulatkan kembali menjadi 100 untuk memudahkan perhitungan. Jumlah 100 sampel diharapkan terdapat pada responden yang melakukan terapi hipertensi, sehingga jika diruntut kebelakang secara “the rule of halves” maka jumlah sampel minimal yang dibutuhkan

sebanyak 800 sampel seperti yang terdapat pada Gambar. 1.

(44)

Gambar 1. Besaran sampel yang dibutuhkan penelitian prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun ke atas di Kecamtan

Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

[image:44.595.100.510.233.570.2]

Kategori pengendalian tekanan darah tidak menjadi patokan untuk menentukan besar sampel dala penelitian ini. Hal ini dikarenakan jumlah responden yang melakukan pengendalian tekanan darah sangat sedikit, sehingga perhitungan untuk menentukan besar sampel dilakukan dari kategori terapi hipertensi. Subjek penelitian yang berjumlah 813 tersebar didalam 6 padukuhan yang terdapat di Kecamatan Kalasanm Sleman, Yogyakarta, sebaran responden penelitian dapat dilihat pada Tabel. VI.

Tabel IV. Sebaran responden penelitian prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun keatas di Kecamatan

Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

Padukuhan Jumlah Responden Presentase (%)

Grumbul Gedhe 160 19,7

Surokerten 153 18,8

Pundung 117 14,4

Jetis 193 23,7

Sambirejo 89 10,9

Dhuri 101 12,4

Jumlah Responden 813 100,0

E.Lokasi dan Waktu Penelitian

(45)

cadangan. Pengambilan data dalam pelitian ini berlangsung pada bulan Mei-Juni 2015.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian payung Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul “Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan berkelompok dengan jumlah anggota sebanyak 8 orang. Setiap padukuhan diteliti oleh delapan orang sesuai dengan faktor yang diteliti seperti umur, BMI, jenis kelamin, diet, olahraga, merokok, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

[image:45.595.99.508.249.671.2]

*padukuhan cadangan

Gambar 2. Bagan ruang lingkup penelitian prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun ke atas di Kecamtan Kalasan,

Sleman, Yogyakarta. Kabupaten Sleman

Kecamatan Kalasan

Kelurahan Tirtomartani Kelurahan Selomartani

Padukuhan Jetis Padukuhan Pundung

Padukuhan Dhuri*

Padukuhan Surokerten Padukuhan Grumbulgede

Padukuhan Sambirejo*

(46)

G.Teknik Pengambilan Sampel

Peneliti melakukan beberapa langkah untuk mendapatkan responden penelitian. Langkah pertama dilakukan dengan memilih lokasi penelitian. Teknik pengambilan lokasi Kecamatan dan Padukuhan Penelitian dilakukan secara multistage random sampling, sedangkan teknik pengambilan sampel (sampling)

pada penelitian dilakukan secara cluster random sampling. Cluster random sampling adalah teknik pengambilan sampel secara berkelompok.

H.Instrumen Penelitian

(47)
[image:47.595.105.512.111.581.2]

I. Tata Cara Penelitian

Gambar 3. Alur Tata Cara Penelitian

1. Observasi awal

Pada tahap ini penelitian dimulai dengan melakukan pencarian dukuh yang tepat dan memungkinkan untuk dilakukan penelitian terhadap prevalensi kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah penderita hipertensi. Pencarian dukuh sebagai tempat penelitian dilakukan dengan pengundian secara acak dengan menggunakan metode simple random sampling.

2. Permohonan ijin dan kerjasama

Pengurusan perizinan untuk melakukan penelitian kepada pihak-pihak yang terkait. Permohonan ijin ditujukan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk memperoleh ethical clearance. Permohonan ijin dilakukan untuk memenuhi etika penelitian menggunakan tekanan darah manusia dan hasil

Observasi awal penentuan lokasi

penelitian

Permohonan Izin Kerjasama

Pembuatan pamduan wawancara, kuisoner, dan informed consent

Penetapan dan seleksi calon responden Pengujian validitas

dan realibilitas instrumen Pengukuran tekanan

darah, berat badan, tinggi badan, dan

denyut nadi responden.

Penjelasan hasil pemeriksaan kepada

responden

(48)

penelitian dapat dipublikasikan. Selanjutnya permohonan ijin ditujukan kepada Kantor Kesatuan Bangsa Kabupaten Sleman serta Bapeda Kabupaten Sleman. Permohonan ijin juga ditujukan kepada Kepala Desa Tirtomartani dan Selomartani yang selanjutnya diteruskan kepada Kepala Dukuh.

3. Pembuatan informed consent dan leaflet

Informed consent yang dibuat harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Responden diminta untuk mengisi nama, alamat, umur dan menandatanganinya. Leaflet berupa selembaran kertas berukuran A4 yang berisi informasi mengenai penjelasan tentang penelitian. 4. Penetapan dan seleksi calon responden

Pencarian subjek penelitian dilakukan setelah mendapat ijin kepala dukuh Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Peneliti akan memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian kepada calon responden. Responden diminta untuk mengisi nama, alamat, umur dan menandatanganinya tanpa ada keterpaksaan dan keterikatan sehingga subjek memiliki kebebasan untuk menolak. 5. Validitas dan reliabilitas instrument penelitian

(49)

yang memiliki realibilitas yang baik dinyatakan dengan nilai CV (Coefficient of Variant) ≤ 5% (Depkes RI, 2011). Untuk validitas timbangan berat badan dilakukan oleh badan kalibrasi UGM.

6. Pengukuran tekanan darah, denyut nadi, berat badan, dan tinggi badan. Pengukuran tekanan darah dilakukan terhadap responden yang telah menandatangani informed consent, pengukuran dilakukan pada bagian lengan kiri atas dan posisi duduk tegak. Pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer digital dan dilakukan sebanyak dua kali berturut-turut dengan jeda waktu sekitar lima menit antara pengukuran pertama dengan pengukuran kedua.

Dilakukan pengukuran ketiga jika didapatkan hasil antara pengukuran tekanan darah pertama dan kedua memiliki perbedaan 10 mmHg. Kemudian dipilih dua dari tiga hasil pengukuran tekanan darah yang memiliki perbedaan kurang dari 10 mmHg dan hasilnya dirata-rata dan ditetapkan sebagai nilai tekanan darah dari responden penelitian. Selain itu juga dilakukan pengukuran terhadap tinggi badan dan berat badan untuk mengukur Body Mass Index (BMI).

7. Penjelasan hasil pemeriksaan dan wawancara responden

(50)

8. Pengelompokan data

Data yang sudah diperoleh dari hasil penelitian merupakan data primer yang didapatkan dari hasil wawancara yang dilakukan dengan responden dan dicatat dalam lembar CRF. Data tekanan darah didapatkan dari hasil pengukuran darah menggunakan alat sphygmomanometer digital sesuai dengan SOP. Selanjutnya data dikelompokkan secara statistik dengan dipindahkan pada file Microsoft Excel dan akan dianalisis lebih lanjut untuk memperoleh hasil akhir

yang diinginkan.

Pengolahan data dimulai dari proses editing untuk memeriksa kebenaran dan kelengkapan data yang diperlukan dan dilakukan cleaning data untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam memasukkan data penelitian. Selanjutnya dilakukan proses coding, yaitu data diklasifikasikan menurut kategori masing-masing dan diberi kode pada data dengan mengubah kata-kata menjadi angka.

(51)

Kemudian masing-masing variabel yang sudah dikelompokkan dibagi menjadi dua kategori dan dibei kode dengan angka (1 dan 2) serta dilakukan analisis data dengan program komputer.

J. Analisis Data Penelitian

Data yang ada disortir berdasarkan kriteria inklusi penelitian dan data yang tidak termasuk dalam kriteria inklusi akan dieliminasi dan masuk golongan data eksklusi yang akan dihilangkan dari hasil penelitian. Data penelitian yang sudah disortir selanjutnya akan dilakukan analisis dengan uji univariant, uji normalitas, uji t-independent dan uji Chi-Square.

Uji univariant dilakukan untuk menganalisis tiap variabel dari data penelitian umtuk meringkas data penelitian menjadi informasi yang berguna. Uji normalitas dilakukan untuk melihat data penelitian yang didapatkan terdistribusi normal atau tidak terdistribusi normal. Uji normalitas yang dilakukan merupakan uji Kolmogorov-Smirnov karena jumlah sampel penelitian yang ≥ 50 responden. Uji t-independent dilakukan jika data sudah memenuhi syarat sebagai suatud ata yang terdistribusi secara normal.

(52)

Uji Chi-Square dilakukan untuk melihat proporsi apakah terdapat pengaruh antara kelompok responden yang dalam pekerjaan kurang melakukan aktivitas fisik terhadap prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah. Uji Chi-Square juga dilakukan untuk melihat pengaruh kelompok responden yang berumur 60-75 tahun terhadap prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah.

Proporsi prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi dihitung dengan mengunakan metode analisis deskriptif. Proporsi prevalensi dihitung berdasarkan jumlah responden yang memiliki tekanan darah > 140/90 mmHg. Proporsi kesadaran dihitung dari jumlah responden yang mengalami hipertensi dan menyadari mengalami hipertensi, sedangkan proporsi terapi dihitung berdasarkan jumlah responden yang mengalami hipertensi, sadar mengalami hipertensi serta melakukan proses terapi hipertensi. Responden yang melakukan pengendalian tekanan darah dihitung berdasarkan jumlah responden yang mengalami hipertensi, sadar mengalami hipertensi dan melakukan terapi hipertensi serta melakukan proses pengendalian tekanan darah.

K. Pembuktian Hipotesis

(53)
[image:53.595.98.495.194.507.2]

Chi Square, Ho ditolak jika p ≤ α (0,05) yang menunjukkan ada pengaruh bermakna antara variabel bebas terhadap variabel tergantung. Ho diterima apabila p > α (0,05) yang menunjukkan tidak ada pengaruh bermakna antara variabel bebas terhadap variabel tergantung.

Gambar 4. Pembuktian hipotesis

Ho : P1 = P2

H1,2,3,4 : P1 ≠ P2 ; α < 0,05

P1 = proporsi prevalensi (H1), kesadaran (H2), terapi (H3), dan pengendalian tekanan darah (H4) pada responden berumur 60-75 tahun atau resonden yang dalam pekerjaan kurang melakukan aktivitas fisik.

P2 = proporsi prevalensi (H1), kesadaran (H2), terapi (H3), dan pengendalian tekanan darah (H4) pada responden berumur 40-59 tahun atau responden yang dalam pekerjaan banyak melakukan aktivitas fisik.

L. Kesulitan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian terdapat beberapa kendala yang sedikit banyak menjadi penghambat selama proses pengambilan data. Kesulitan yang pertama terletak pada kendala bahasa. Sebagian besar repsonden penelitian

Faktor umur

Faktor jenis pekerjaan

Prevalensi (H1)

Kesadaran (H2)

Terapi (H3)

(54)

menggunakan bahasa Jawa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Hal tersebut memungkinkan terjadinya perbedaan pandangan akan jawaban yang diberikan oleh responden dengan jawaban yang dimengerti oleh peneliti. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti berusaha untuk mempelajari bahasa Jawa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari, serta menggunakan bahasa tubuh untuk meyakinkan bahwa antara maksud dari jawaban yang diberikan oleh responden penelitian sesuai dengan apa yang ditangkap oleh peneliti. Peneliti juga meminta bantuan keapda masyarakat sekitar yang dapat menggunakan bahasa Indonesia jika dalam mengambil data responden hanya dapat menggunakan sbahasa Jawa dan sama sekali tidak bisa berkomunikasi dengan bahasa Indonesia.

(55)

34 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian “Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan

Darah Responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta”

merupakan penelitian yang mengacu pada “The Rule of Halves”. Hasil penelitian

akan disajikan secara runtut sesuai dengan tujuan penelitian untuk mengevaluasi perbedaan faktor kajian umur dan jenis pekerjaan terhadap prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

Penelitian dilakukan di empat padukuhan yang tersebar di Kecamatan Kalasan, meliputi Padukuhan Grumbul Gede, Padukuhan Surokaten, Padukuhan Tirtomartani dan Padukuhan Jetis. Data yang diperoleh pada keempat padukuhan tersebut belum mencukupi data yang dibutuhkan dalam penelitan ini sehinnga penelitian juga dilakukan di dua padukuhan cadangan, yaitu Padukuhan Sambirejo dan Padukuhan Dhuri. Masyarakat di Kecamatan Kalasan memiliki latar belakang status yang berbeda-beda. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 813 responden.

(56)
[image:56.595.104.495.286.756.2]

Responden penelitian telah mengisi informed consent sebagai bentuk persetujuan responden penelitian untuk mengikuti penelitian dari awal hingga akhir tanpa ada unsur paksaan. Responden penelitian yang digunakan juga telah memenuhi syarat inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini. Uji univariant dilakukan untuk meringkas data hasil penelitian menjadi informasi yang berguna yang disajikan dalam Tabel V.

Tabel V. Profil responden penelitian prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun ke atas di Kecamatan

Kalasan, Sleman, Yogyakarta

Variabel Responden

n 100%

Umur (Tahun)

40–59 581 71,5

60–75 232 28,5

Jenis kelamin

Laki-laki 335 41,2

perempuan 478 58,8

Body Mass Index (BMI)

< 23 kg/m2 371 47,4

≥ 23 kg/m2 442 52,6

Merokok

Ya 429 52,8

Tidak 384 47,2

Mengatur Diet

Tidak 632 77,7

Ya 181 22,3

Mengatur Aktivitas Fisik

Tidak 315 38,7

Ya 498 61,3

Pendidikan

≤ SMP 506 62,2

> SMP 307 37,8

Pekerjaan

Kurang melakukan aktivitas fisik

279 34,3

Banyak melakukan aktivitas fisik

534 65,7

Penghasilan

UMR 610 75,0

(57)

Berdasarkan hasil penelitian, presentase responden terbanyak memiliki rentang umur 40-59 tahun sebanyak 581 jiwa atau 71,5%. Median dalam penelitian ini adalah 52 tahun.

Dalam penelitian ini karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dikategorikan menjadi dua, yaitu kelompok responden yang pekerjaannya banyak melakukan aktivitas fisik dan kelompok responden yang pekerjaannya yang kurang melakukan aktivitas fisik. Sebagian besar responden pekerjaannya banyak melakukan aktivitas fisik, hal ini berkaitan dengan banyak responden yang tinggal di daerah pedesaan sehingga pekerjaan utama mereka sebagai petani dan buruh. Sedangkan untuk kelompok responden yang pekerjaannya kurang melakukan aktivitas fisik sebagian besar bekerja sebagai PNS dan Wiraswasta.

Penelitian ini menggunakan batas normal BMI untuk orang Asia yaitu sebesar < 23,00 kg/m2. Berbeda dengan batas normal BMI yang digunakan untuk orang Amerika dan Eropa sebesar ≤25,00 kg/m2

. Sebagian besar responden memiliki nilai BMI ≥ 23,00 kg/m2 dengan persentase sebesar 52,6%. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden penelitian kurang memperhatikan berat badannya untuk tetap dalam batas normal.

(58)

Rp.1.200.000,00. Penyebabnya karena sebagian besar responden penelitian bekerja sebagai petani dan buruh dengan pendapatan yang tidak menentu dari ke hari. Tingkat pendidikan responden penelitian juga rendah. Banyak responden penelitian yang memiliki tingkat pendidikan ≤SMP bahkan tidak sekolah dan buta

huruf dengan jumlah sebesar 62,2%.

[image:58.595.98.521.184.576.2]

Uji normalitas dilakukan untuk melihat data hasil penelitian yang didapatkan terdistribusi normal atau tidak terdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov karena jumlah sampel besar dan lebih dari 50 sampel (Dahlan, 2014). Untuk melihat data terdistribusi normal atau tidak dilihat nilai p yang diperoleh. Nilai p < 0,05 menunjukkan data tidak terdistribusi dengan normal.

Tabel VI. Normalitas profil umur, BMI, TDD, TDS dan denyut nadi penelitian prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah

responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta

Karakteristik Mean ± SD Median Nilai p

Umur 53,9 ± 10,1 52,0 0,01

Tekanan Darah Sistolik mm/Hg) 139,9 ± 23,5 135,0 0,01

Tekanan Darah Diastolik (mm/Hg) 81,4± 13,2 80,0 0,01

Denyut nadi (x/menit) 80,1± 12.7 79,0 0,01

Body Mass Index (kg/m2) 23,6 ± 4,1 23,5 0,01

*nilai p < 0,05 menunjukkan data tidak terdistribusi normal.

(59)

terdistribusi normal, dalam penelitian ini digunakan “teorema limit pusat” yang menyatakan untuk ukuran sampel ≥ 30 menyatakan bahwa kurva distribusi sampling akan berpusat pada nilai parameter populasi dan akan memiliki sifat-sifat distribusi normal (Gujarati, 2006). Untuk selanjutnya data penelitian akan dianalisis dengan menggunakan uji t tidak berpasangan.

Kondisi tekanan darah sistolik responden penelitian sudah berada pada titik kritis karena hampir mencapai posisi 140 mmHg sehingga diperlukan penanganan lebih jauh serta kesadaran yang lebih tinggi dari masyarakat akan bahaya penyakit hipertensi yang dapat terjadi. Data tekanan darah diastolik responden masih dalam batas normal karena belum mencapai atau mendekati posisi 90 mmHg.

Dari data pada tabel terlihat bahwa denyut nadi responden penelitian sedikit tinggi. Karena normalnya tekanan darah untuk pria tidak lebih dari 75 denyut

/menit dan wanita tidak lebih dari 80 denyut/menit. Banyak faktor yang dapat menyebabkan munculnya hal ini, misalnya adanya ketegangan yang muncul ketika responden akan diukur tekanan darahnya sehingga menyebabkan denyut nadinya ikut bertambah cepat.

(60)

A. Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta

Penelitian dilakukan di 8 padukuhan yang terletak di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta dengan total populasi yang terlibat sebanyak 813 responden penelitian. Definisi hipertensi dalam penelitian ini merupakan kondisi keadaan tekanan darah sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih (Martin,2008).

[image:60.595.102.517.239.669.2]

Profil data penelitian dianalisis dengan menggunakan “The Rule of Halves”. Teori ini menggambarkan setengah dari responden penelitian mengalami hipertensi, setengah dari responden hipertensi sadar mengalami hipertensi, dan setengah dari responden sadar hipertensi mendapatkan terapi hipertensi (Danon-Hersch, 2009).

Gambar 5. Proporsi prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden 40 tahun ke atas di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta

(61)

Gambar. 5 menunjukkan proporsi prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden penelitian berdasarkan “The Rule of Halves”. Terdapat dua jenis hasil presentase yang berbeda dalam gambar tersebut,

hasil tersebut diperoleh dengan menggunakan dua cara perhitungan. Perhitungan pertama dilakukan dengan menghitung proporsi prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden penelitian berdasarkan jumlah dari seluruh populasi yang mengikuti penelitian ini. Perhitungan kedua dilakukukan dengan menghitung proporsi prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden penelitian berdasarkan jumlah dari responden yang mengalami hipertensi. Penerapan dua metode yang berbeda ini dilakukan untuk melihat proporsi dengan lebih jelas. Menggunakan metode perhitungan berdasarkan jumlah responden maka didapatkan nilai prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden penelitian secara berturut-turut 43,9%; 25,5%, 12,6%, dan 1,1%.

Prevalensi hipertensi merupakan responden yang memiliki tekanan darah ≥ 140/90 mmHg saat dilakukan pemgambilan data penelitian. Berdasarkan hasil

[image:61.595.100.518.255.530.2]
(62)

yang diperoleh tidak sesuai dengan “The Rule of Halves”. Jumlah responden yang mengalami hipertensi tidak mencapai angka 50% dari total seluruh responden penelitian. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Greta ditahun 2014, dalam penelitian yang dilakukan di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta menunjukkan hasil penelitian yang diperoleh untuk kateogri prevalensi sesuai dengan “The Rule of Halves”.

Salah satu penyebab meningkatnya jumlah penderita hipertensi yaitu kurangnya kesadaran masyarakat terhadap risiko penyakit hipertensi. Penelitian ini juga menampilkan data tentang kesadaran masyarakat yang mengalami hipertensi di Kecamatan Kalasan. Data yang diperoleh menunjukkan sebagian besar responden tidak menyadari kondisi hipertensi yang dialami. Jumlah responden yang tidak sadar apabila mengalami hipertensi yaitu sebesar 32,3% atau 266 responden. Hal ini relatif lebih besar apabila dibandingkan dengan responden yang sadar mengalami hipertensi yang hanya sebesar 11,2% atau 91 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan ketidaksesuaian dengan “The Rule of Halves” karena dari seluruh responden yang memiliki tekanan darah diatas 140/90 mmHg yang menyadari memiliki tekanan darah diatas 140/90 mmHg tidak lebih dari setengahnya.

(63)

dengan melakukan diet dan mengurangi mengkonsumsi minuman beralkohol dan merokok (Sacks, 2010).

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh, jumlah penderita hipertensi yang sadar mengalami hipertensi dan melakukan terapi berbeda tipis dengan yang tidak melakukan terapi. Responden yang tidak melakukan terapi sebanyak 46 responden sedikit lebih banyak daripada jumlah responden yang melakukan terapi sebanyak 45 responden. Hal ini menunjukkan penderita hipertensi yang melakukan terapi jumlahnya relatif banyak, dan hasil yang diperoleh telah sesuai dengan “The Rule of Halves” karena terdapat setengah dari responden yang sadar mengalami hipertensi dan melakukan terapi hipertensi.

(64)

B. Pengaruh Faktor Risiko Umur dan Jenis Pekerjaan Terhadap Prev

Gambar

Gambar 2.   Bagan ruang lingkup penelitian prevalensi, kesadaran,
Tabel I.        Keaslian Peneltian ....................................................................
Tabel XIII.  Pengaruh Faktor Umur dan  Jenis Pekerjaan terhadap Kesadaran
Tabel XV.  Pengaruh Faktor Umur dan  Jenis Pekerjaan terhadap Pengendalian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Peraturan Rektor Universitas Negeri Semarang Nomor 14 Tahun 2012 Tentang Pedoman Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) bagi Mahasiswa Program Kependidikan

Spesifik dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis, yaitu menganalisis Pasal 18 Ayat (1), (2), dan (3) Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto

nr rltdi kDdN eii,3riiL,rn3!. \rniorl!hhaDsqe,L

THE EFFECT OF FISCAL POLICY ON ECONOMIC GROWTH CASE STUDY IN

rsdnun dhhLlri Fdr r Ge)

Sebuah laporan untuk manajemen yang menunjukkan harga pokok barang yang dibuat selama periode tersebut; persediaa awal barang dalam proses ditambah biaya pembuatan

satu minggu. Modul-modul itu adalah modul kelainan kongenital, infeksi, trauma, inflamasi, kelaianan metabolik endokrin, neoplasma dan penyakit degeneratif dengan

Sistem hukum merupakan kaidah hukum yang berciri hierarkhis dari asas hukum sampai kaidah perilaku, dengan memiliki struktur dan aktualisasi hukum dari aparat penegak hukum