• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUZZY EXPERT SYSTEM PENYAKIT PADA ABDOMEN DENGAN CERTAIN FACTOR BERBASIS WEB.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FUZZY EXPERT SYSTEM PENYAKIT PADA ABDOMEN DENGAN CERTAIN FACTOR BERBASIS WEB."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

FUZZY EXPERT SYSTEM

PENYAKIT PADA ABDOMEN

DENGAN

CERTAIN FACTOR

BERBASIS WEB

TUGAS AKHIR

Diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan

dalam rangka menyelesaikan Pendidikan Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Teknologi Informasi

I Gusti Ayu Nyoman Agung Intan Maya Prawita NIM. 1204505024

JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS TEKNIK

(2)

ii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Proposal Tugas Akhir ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara

tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Jimbaran, Juni 2016

(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/

Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Asung Kerta Wara Nugraha-nya, Penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini. Tugas Akhir yang berjudul “Fuzzy Expert System

Penyakit pada Abdomen dengan Certain Factor Berbasis Web” ini disusun sebagai

syarat untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Program Sarjana Strata 1 pada

Jurusan Teknologi Informasi Universitas Udayana

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, Penulis mendapatkan petunjuk dan

bimbingan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih Penulis sampaikan kepada

1. Bapak Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Udayana.

2. Bapak Dr. Eng. I Putu Agung Bayupati, selaku Ketua Jurusan Teknologi

Informasi Universitas Udayana.

3. Bapak Prof. Dr. I Ketut Gede Darma Putra, S.Kom, M.T. selaku Dosen

Pembimbing I sekaligus Pembimbing Akademik yang telah meluangkan

waktu dan memberikan petunjuk serta bimbingan selama pembuatan dan

penyusunan Tugas Akhir ini.

4. Bapak I Made Sukarsa, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk serta bimbingan selama

pembuatan dan penyusunan Tugas Akhir ini.

5. Seluruh Dosen Pengajar beserta Staff di Jurusan Teknologi Informasi Fakultas

Teknik Universitas Udayana.

6. Ajik Drs. I Gusti Nengah Darma Diatmika, S.E, M.M., Ibu Ir. Anak Agung

(6)

iv

7. I Gde Arya Aristha yang telah banyak membantu memberikan bantuan,

motivasi, doa dan dukungan yang sangat berarti bagi penulis.

8. Rekan seperjuangan Sinria Franza, Stephanie Lahallo, Sri Lestari, Dyah

Komala, Hariwindaty Purwa, Gung Diah, Nuria, Tiwi, Mauren, Utami, Indah,

Yunita dan rekan-rekan jurusan Teknologi Informasi serta semua pihak yang

telah memberikan motivasi, bantuan, dorongan, kritik dan saran dalam

pembuatan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna,

maka dari itu penulis berharap kritik dan saran yang membangun. Akhir kata penulis

memohon maaf apabila terdapat kesalahan yang bersifat sengaja maupun tidak

sengaja dalam penulisan tugas akhir ini.

(7)

ABSTRAK

Penyakit Abdomen dianggap sebagai suatu hal tidak penting namun hal ini dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas dari suatu populasi. Semakin cepat mendiagnosis maka makin kecil tingkat kesakitan yang dirasakan oleh pasien, sehingga dibuatlah sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit Abdomen pada manusia. Metode yang digunakan dalam pembuatan sistem pakar ini adalah hasil pengkombinasian 2 metode, yaitu metode Certain Factor (CF) dan Fuzzy Logic. Sistem ini dikembangkan dengan menggunakan 57 gejala untuk menentukan 18 penyakit pada Abdomen. Hasil tertinggi dari perhitungan dapat menunjukkan penyakit yang diderita oleh pasien. Uji coba pada penelitian ini dilakukan oleh pasien penyakit Abdomen. Setiap pasien menjawab pertanyaan yang diajukan oleh sistem pakar. Hasil akhir dari penelitian ini kemudian diberikan bobot oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang menghasilkan tingkat kemiripan sistem pakar yang telah dibuat memiliki tingkat keakuratan dan ketepatan dari diagnosa yang telah dilakukan oleh pakar sebesar 90,88 %.

(8)

vi ABSTRACT

Abdomen disease is regarded as a trivial matter; however it can increase morbidity and mortality of the population. As soon as to diagnose, the smaller amount of pain experienced by the patient, which was made of expert system for diagnosing diseases in humans abdomen. The method used in the manufacture of this expert system is the result of combining two methods, the methods of Certain Factor (CF) and Fuzzy Logic. This system was developed using 57 symptoms to determine the 18 diseases of the abdomen. The trial of this study was conducted by abdomen disease patients. Each patient answered the questions posed by the expert system. The end result of this study was later given weight by Internal Medicine Specialist Doctors who produce the degree of similarity of expert systems that have been made have high levels of accuracy and precision of the diagnosis made by experts of 90,88%.

(9)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN...ii

KATA PENGANTAR...iii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR TABEL ...xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan... 3

1.4 Manfaat... 3

1.5 Batasan Masalah ... 3

1.6 Sistematika Penulisan... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5

2.1 State of the Art ... 5

2.2 Sistem Pakar ... 7

2.2.1 Konsep Dasar Sistem Pakar ... 10

2.2.2 Tujuan Sistem Pakar ... 11

2.2.3 Ciri dan Karakteristik Sistem Pakar ... 11

2.2.4 Bidang-bidang Pengembangan Sistem Pakar ... 12

(10)

viii

2.6 Abdomen ... 23

2.6.1 Penyakit Pada Abdomen ... 24

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN SISTEM ... 32

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

3.2 Data ... 32

3.2.1 Sumber Data... 32

3.2.2 Metode Pengumpulan Data ... 33

3.3 Alat Penelitian ... 33

3.4 Alur Analisis... 33

3.5 Perancangan Sistem... 34

3.5.1 Indentifikasi Permasalahan ... 34

3.5.2 Gambaran Umum Sistem ... 44

3.5.3 Diagram Konteks (Context Diagram)... 45

3.5.4 Bagan Berjenjang (Hierarchy Chart)... 46

3.5.5 DFD Level 0 Sistem Pakar... 48

3.5.6 DFD Level 1 ProsesLogin... 49

3.5.7 DFD Level 1 Proses Manajemen Data... 49

3.5.8 DFD Level 1 Proses Identifikasi Penyakit ... 50

3.5.9 DFD Level 2 Proses Data Penyakit... 52

3.5.10 DFD Level 2 Proses Data Gejala ... 53

3.5.11 DFD Level 2 Proses Data Pasien ... 54

3.6 Struktur Data ... 55

3.6.1 StrukturDatabase... 55

3.6.2 Struktur Data ... 55

3.7 Perancangan Data ... 60

3.7.1 Data Penyakit dan Gejala Penyakit ... 60

3.8 Pemodelan Gejala Penyakit Abdomen ... 76

3.8.1 Gejala Penyakit Abdomen Bersifat Pasti ... 76

3.8.2 Pemodelan Gejala Penyakit Abdomen Bersifat Fuzzy ... 77

(11)

4.1 Hasil Implementasi Sistem ... 82

4.1.1 Tampilan Menu SebelumLogin... 82

4.1.2 Tampilan Menu SetelahLogin... 84

4.2 Pengujian Sistem ... 90

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 108

5.1 Simpulan... 108

5.2 Saran ... 109

(12)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1Sistem PenalaranFuzzy... 15

Gambar 2.2Representasi Linier Naik ... 17

Gambar 2.3Representasi Linier Turun ... 17

Gambar 2.4Representasi Kurva Segitiga... 18

Gambar 2.5Representasi Kurva Trapezium... 19

Gambar 3.1Gambaran Umum Sistem... 44

Gambar 3.2Diagram Konteks ... 45

Gambar 3.3Hierarchy Chart ... 47

Gambar 3.4DFD Level 0 ... 48

Gambar 3.5DFD Level 1 Proses Login ... 49

Gambar 3.6DFD Level 1 Proses Manajemen Data ... 50

Gambar 3.7DFD Level 1 Proses Identifikasi Penyakit ... 51

Gambar 3.8DFD Level 2 Proses Data Penyakit ... 52

Gambar 3.9DFD Level 2 Proses Data Gejala... 53

Gambar 3.10DFD Level 2 Proses Data Pasien... 54

Gambar 3.11Struktur Database... 55

Gambar 3.12Kurva Keanggotaan Suhu Tubuh... 78

Gambar 3.13Kurva Keanggotaan Denyut Nadi... 79

Gambar 3.14Kurva Keanggotaan Tekanan Darah... 80

Gambar 4.1Tampilan Form Registrasi ... 83

Gambar 4.2Tampilan Login ... 84

Gambar 4.3Tampilan Daftar Pasien ... 85

Gambar 4.4Tampilan Edit Pasien... 86

Gambar 4.5Tampilan Daftar Penyakit... 87

Gambar 4.6Tampilan Tambah Penyakit ... 87

Gambar 4.7Tampilan Tambah Gejala Penyakit ... 88

Gambar 4.8Tampilan Daftar Gejala Penyakit ... 88

Gambar 4.9Tambah Gejala Penyakit... 89

Gambar 4.10Tampilan Tambah Mb dan Md Gejala Penyakit... 89

Gambar 4.11Tampilan Pilihan Nyeri... 90

Gambar 4.12Tampilan Konsultasi Pertanyaan Gejala... 91

Gambar 4.13Tampilan Konsultasi Pertanyaan Gejala Hilang Napsu Makan ... 91

Gambar 4.14Tampilan Konsultasi Pertanyaan Gejala Demam ... 92

Gambar 4.15Tampilan Konsultasi Pertanyaan Gejala Nyeri Perut Kanan Bagian Bawah... 92

Gambar 4.16Tampilan Konsultasi Pertanyaan Gejala... 93

(13)
(14)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1Gejala Penyakit ... 36

Tabel 3.2Tabel User ... 56

Tabel 3.3Tabel Penyakit... 56

Tabel 3.4Tabel Konsultasi... 57

Tabel 3.5Tabel Detail Konsultasi ... 57

Tabel 3.6Tabel Kemungkinan ... 58

Tabel 3.7Tabel History Jawaban ... 58

Tabel 3.8Tabel Gejala ... 58

Tabel 3.9Tabel Detail Gejala... 59

Tabel 3.10Tabel Detail Gejala... 59

Tabel 3.11Daftar Pertanyaan Gejala... 68

Tabel 3.12Bobot Kepercayaan Penyakit Apendicitis ... 71

Tabel 3.13Rentang Nilai Suhu Tubuh ... 77

Tabel 3.14Rentang Denyut Nadi ... 79

Tabel 3.15Rentang Tekanan Darah ... 80

Tabel 4.1Presentase Hasil Diagnosa Penyakit Appendicitis ... 105

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

Bab pendahuluan ini diuraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah

yang dibahas, batasan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta

sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan laporan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi sudah sangat pesat, tidak hanya pada bidang

informasi, industri, pendidikan, tetapi juga pada bidang kedokteran dimana para ahli

terus mengembangkan perkembangan teknologi yang ada. Keberadaan teknologi

tersebut membuat para ahli merasa terbantu dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Perkembangan teknologi ini juga dapat mempermudah komunikasi antara dokter dan

pasien dalam meningkatkan layanan yang sesuai dengan prosedur.

Sistem pakar merupakan sistem yang mampu menirukan penalaran seorang

pakar agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang dilakukan oleh para

ahli. Sistem pakar biasanya digunakan untuk konsultasi, analisis, diagnosis dan

membantu mengambil keputusan. Sistem pakar mampu memberikan solusi terhadap

permasalahan yang mengandung unsur ketidakpastian seperti adanya kemiripan

gejala antara satu penyakit dengan penyakit lainnya.

Penyakit Abdomen biasa dianggap sebagai suatu hal remeh namun hal ini

dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas dari suatu populasi. Semakin cepat

mendiagnosis maka makin kecil tingkat sakit yang dialami oleh pasien, sehingga

dibuatlah sebuah sistem yang dapat mendiagnosis penyakit pada regio Abdomen dari

(16)

2

Aplikasi ini digunakan untuk mendiagnosa berbagai Penyakit Abdomen pada

manusia dengan memilih beberapa gejala yang ada. Metode yang digunakan untuk

menentukan hasil kesimpulan dari keluaran sistem yaitu menggunakan Metode

Certain Factor dan Fuzzy Logic.

Penelitian yang dilakukan oleh Alfian Angga Pradika (2012) dalam artikelnya

yang berjudul Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Gangguan Jiwa Skiofrenia

menggunakan Metode Fuzzy Expert System membahas mengenai aplikasi sistem

pakar untuk mendiagnosis jenis gangguan mental dari Sindrom Skizofrenia. Sistem

ini menggunakan Metode Sistem Pakar Fuzzy Logic, metode ini melacak setiap

gejala yang dialami oleh pasien Sindrom Skizofrenia dan mencocokkan gejala dengan

aturan yang ada untuk menghasilkan diagnosis. Penelitian tersebut dikembangkan

dengan menggunakan satu metode saja untuk menangani ketidakpastian dalam

permasalahan yang dialami oleh pengguna.

Hingga saat ini belum terdapat penelitian yang menggunakan kombinasi

Metode Certain Factor dan Fuzzy Logic dalam mendiagnosa Penyakit Abdomen.

Kenyataannya gejala dalam pengembangan sistem pakar diagnosa Penyakit Abdomen

yang dialami oleh pasien bersifat tidak pasti terhadap suatu penyakit tertentu,

sehingga memerlukan proses diagnosa yang mampu menentukan hubungan antara

gejala dengan penyakit tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dapat diperoleh rumusan masalah yaitu

bagaimana merancang sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit Abdomen berbasis

web yang dapat memberikan informasi penyakit serta pengaruh Metode Certain

(17)

3

1.3 Tujuan

Tujuan dari perancangan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Abdomen

menggunakan Metode Certain Factor dan Fuzzy Logic adalah membangun sistem

pakar berbasis pengetahuan kedokteran dalam mendiagnosa Penyakit Abdomen yang

ditampilkan dalam bentukwebsite.

1.4 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dalam pembuatan aplikasi sistem pakar diagnosa

Penyakit Abdomen ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi pihak pelayanan kesehatan, sistem dapat digunakan sebagai diagnosa

banding terhadap hasil diagnosa yang telah dilakukan.

2. Manfaat bagi bidang ilmu, sebagai bahan referensi bagi pengembang sistem

pakar yang ingin menginplementasikan metode Certain Factor dan Fuzzy

Logic.

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam pembuatan aplikasi sistem pakar diagnosa Penyakit

Abdomen ini adalah sebagai berikut.

1. Sistem hanya dapat digunakan untuk mendiagnosa suatu Penyakit Abdomen.

2. Representasi pengetahuan dilakukan dengan menggunakan Metode Certain

Factor dan Fuzzy Logic.

3. Sistem hanya dapat memberikan diagnosa untuk 18 penyakit yaitu PID,

Appendisitis, Peritoitis, Gastritis, Pancreatitis, Kolelitiasis, kolesistitis,

Sistitis, Sirosis, GERD, Hepatitis, Nephrolitiasis, Ca Buli, Ca Gaster,

(18)

4

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai

berikut:

Bab I : Pendahuluan

Berisikan latar belakang mengenai masalah, rumusan masalah, tujuan,

manfaat, dan batasan masalah, serta sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Berisikan tentang teori-teori penunjang yang mendasari dalam membahas

permasalahan sistem pakar mendiagnosa Penyakit Abdomen pada

manusia, meliputi teori dasar penyakit pada abdomen dan Metode Certain

Factor dan Fuzzy Logic yang digunakan untuk mendiagnosa.

Bab III : Metodologi dan Perancangan Sistem

Berisikan tentang rancangan aplikasi, gambaran umum, sumber data,

metode analisis, dan bahasa pemrograman dalam pembuatan aplikasi

sistem pakar mendiagnosa Penyakit Abdomen pada manusia

Bab IV : Pembahasan dan Hasil Analisis

Berisikan tentang pembahasan hasil pengujian tampilan dan analisa

terhadap hasil diagnosa Penyakit Abdomen pada manusia.

Bab V : Penutup

Berisikan tentang simpulan yang menjawab permasalahan yang telah

dirumuskan dan berisikan saran-saran untuk pengembangan penelitian

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang teori-teori penunjang yang mendasari dalam

membahas permasalahan, yaitu mengenai Sistem Pakar, Forward Chaining, Logika

Fuzzy, Fuzzy Inference System, Metode Penalaran Fuzzy Sugeno, dan faktor

kepastian penyakit pada bagian Abdomen dengan gejala-gejalanya.

2.1 State of the Art

Penelitian yang berkaitan dengan sistem pakar pada bidang kedokteran telah

dilakukan dengan menggunakan salah satu metode yaitu metode Faktor Kepastian

atau LogikaFuzzy, dan beberapa objek penelitian sebagai berikut.

Penelitian yang berjudul Sistem Pakar Mendiagnosis Gangguan Jiwa

Skiofrenia menggunakan Metode Fuzzy Expert System yang dilakukan oleh Alfian

Angga Pradika(2012) membahas mengenai sistem pakar mendiagnosa jenis gangguan

mental dari Sindrom Skizofrenia. Sistem ini menggunakan Metode Fuzzy Logic.

Metode ini melacak setiap gejala yang dialami oleh pasien Sindrom Skizofrenia dan

mencocokkan gejala dengan aturan yang ada untuk menghasilkan diagnosa. Hasil

pengujian diagnosa dengan basis pengetahuan menunjukkan bahwa sistem ini mampu

mendeteksi jenis gangguan mental pada Sindrom Skizofrenia dengan akurasi 87,5%.

Sistem ini juga memberikan pengobatan berdasarkan jenis Skizofrenia yang dialami

oleh pasien.

Penelitian yang berjudul Sistem Pakar Penyakit Kulit pada Manusia

Menggunakan Metode Certain Factor Berbasis Web oleh Sri Yastita (2012)

membahas mengenai diagnosa Penyakit Kulit. Aplikasi ini menggunakan Metode

(20)
(21)

6

dipilih. Berdasarkan hasil analisa menggunakan teknik sampling menunjukkan hasil

73,15% sama dengan hasil yang diberikan dokter ahli.

Penelitian yang dilakukan oleh Fazel Zarandi (2010) dengan artikel yang

berjudul A Fuzzy Rule-Based Expert System for Diagnosing Asthma membahas

mengenai pengembangan sistem pakar untuk diagnosa Penyakit Asma dengan

menggunakan Metode Fuzzy Logic. Representasi pengetahuan dilakukan dengan

aturan produksi. Metode Inferensi Fuzzy yang digunakan adalah Metode Mamdani

dan Metode Defuzifikasi yang digunakan adalah Metode Centroid. Metode pengujian

yang digunakan adalah metode verifikasi dan validasi. Hasil pengujian terhadap 53

pasien asma dan 53 pasien non asma dari Imam Khomeini Hospital dan Masih

Daneshvari di Tehran, Iran, dengan nilai cut-off 0,7 menunjukkan tingkat ketepatan

sebesar 100% dan tingkat respon 94%.

Penelitian yang dilakukan oleh Putu Manik Prihatini (2012) dengan artikel

yang berjudul Fuzzy Expert System for Tropical Infectious Disease by Certain Factor

membahas mengenai Penyakit Tropical Infectious. Sistem pakar menggunakan

Metode Fuzzy Logic untuk menangani kesamaran gejala yang dirasakan pasien dan

Metode Certain Factor untuk menangani hubungan antara gejala dengan penyakit.

Metode Fuzzy Logic diawali dengan akuisisi pengetahuan untuk menghasilkan fakta

dan aturan, proses implikasi, komposisi, dan defuzifikasi. Hasil defuzifikasi

digunakan dalam perhitungan faktor kepastian sekuensial dan gabungan yang

menyatakan prosentase kepercayaan dari diagnosa penyakit yang diderita pasien.

Hasil diagnosis antara pakar dengan sistem pakar terhadap kasus yang diberikan

menunjukkan sistem memiliki kesamaan diagnosa dengan pakar sebesar 93.99%.

Penelitian yang dilakukan oleh Rupinder Kaur (2014) dengan artikel yang

(22)

7

dirancang berdasarkan pengamatan klinis maupun diagnosis medis pada M.G.M

Hospital, Jamshedpur. Hasil pengujian dari sistem yang dikembangkan menunjukkan

bahwa sistem bekerja dengan baik dalam melakukan diagnosa dan memberikan

informasi kepada pengguna sistem tersebut mengenai tingkat kepastian seorang

pasien menderita penyakit hipertensi

Penelitian di atas merupakan beberapa jurnal internasional maupun nasional

yang membahas mengenai sistem pakar, sehingga penulis dapat menyimpulkan

bahwa kedua metode tersebut dapat digunakan dan menyelesaikan masalah yang

terjadi baik dengan menggunakan Metode Fuzzy Logic maupun dengan

menggunakan Metode Certain Factor. Keduanya dapat membantu menyelesaikan

permasalahan yang terkait dengan sistem pakar.

2.2 Sistem Pakar

Sistem pakar atau expert System menurut Kusumadewi (2003) adalah suatu

aplikasi komputer yang ditujukan untuk membantu pengambilan keputusan atau

pemecahan persoalan dalam bidang yang spesifik. Sistem ini bekerja dengan

menggunakan pengetahuan(knowledge) dan metode analisis yang telah didefinisikan

terlebih dahulu oleh pakar yang sesuai dengan bidang keahliannya. Sistem ini disebut

sistem pakar karena fungsi dan perannya sama seperti seorang ahli yang harus

memiliki pengetahuan, pengalaman dalam memecahkan suatu persoalan. Sistem

biasanya berfungsi sebagai kunci penting yang membantu suatu sistem pendukung

keputusan atau sistem pendukung eksekutif.

Sistem pakar terdiri dari dua komponen utama yaitu: basis pengetahuan

(knowledge base) dan alat pengambilan kesimpulan(inference engine) biasanya

pengetahuan didapat dari akumulasi pengetahuan pakar pada bidang tertentu.

Pengetahuan disini didefinisikan sebagai kumpulan data dan himpunan aturan untuk

memanipulasi atau mengolah data untuk menjadi pengetahuan baru. Basis

pengetahuan merupakan komponen penting dari suatu sistem pakar. Besar kecilnya

(23)

8

pengetahuannya, sedangkan mesin pengambil keputusan adalah aplikasi yang

membantu dan memandu pengguna sistem pakar dalam memanipulasi data dan

memilih pengetahuan yang sesuai untuk mendapatkan kesimpulan.

Menurut Iswanti (2008) aplikasi sistem pakar yang baik diperlukan beberapa

komponen, antara lain:

1. Antar Muka Pengguna(User Interface)

Sistem pakar menggantikan seorang pakar dalam situasi tertentu, maka sistem

harus menyediakan pendukung yang diperlukan oleh pemakai yang tidak

memahami masalah teknis. Sistem pakar juga menyediakan komunikasi antar

sistem dan pemakainya yang disebut sebagai antar muka. Antar muka yang

efektif dan ramah penggunaan penting sekali terutama bagi pemakai yang

tidak ahli dalam bidang yang diterapkan pada sistem pakar.

2. Basis Pengetahuan(Knowledge Base)

Basis pengetahuan merupakan kumpulan pengetahuan bidang tertentu pada

tingkatan pakar dalam format tertentu. Pengetahuan ini diperoleh dari

akumulasi pengetahuan pakar dan sumber-sumber pengetahuan lainnya.

Sistem pakar ini basis pengetahuan terpisah dengan mesin inferensi.

Pemisahan ini bermanfaat untuk pengembangan sistem pakar secara leluasa

disesuaikan dengan perkembangan pengetahuan.

3. Mekanisme Inferensi(Inference Machine)

Mesin inferensi sesungguhnya adalah program komputer yang menyediakan

metodologi untuk melakukan penalaran tentang informasi pada basis

pengetahuan dan memori kerja serta untuk merumuskan

kesimpulan-kesimpulan. Komponen ini menyajikan arahan-arahan tentang bagaimana

(24)

9

Metodeinferencedibagi menjadi dua macam, yaitu :

a. Forward Chaining

Forward Chaining menggunakan himpunan aturan kondisi-aksi. Data

digunakan untuk menentukan aturan mana yang dijalankan, kemudian aturan tersebut

dijalankan. Proses diulang sampai ditemukan suatu hasil. Strategi dari sistem ini

adalah dimulai dari input-an beberapa fakta kemudian menurunkan beberapa fakta

dari aturan-aturan yang cocok pada knowledge base dan melanjutkan prosesnya

sampai jawaban sesuai. Forward chaining dapat dikatakan sebagai penelusuran

deduktif.

b. Backward Chaining

Backward Chaining (pelacakan ke belakang) merupakan pendekatan yang

dimotori tujuan(goal-driven). Pencocokan fakta dimulai dari bagian sebelah kanan

(THEN). Pelacakan dimulai dari tujuan, selanjutnya mencari aturan yang sesuai

dengan tujuan tersebut untuk kesimpulan. Pelacakan menggunakan premis untuk

aturan tersebut sebagai tujuan baru dan mencari aturan lain dengan tujuan baru

sebagai kesimpulan. Proses berlanjut sampai semua kemungkinan ditemukan. Strategi

penarikan keputusan yang didasarkan dari hipotesa atau dugaan yang didapat dari

informasi yang ada.Memperoleh fakta biasanya diajukan dalam bentuk ya atau tidak,

proses ini berdampak dengan diterima atau tidaknya hipotesis.

4. Memori Kerja(Working Memory)

Memori kerja merupakan bagian sistem pakar yang menyimpan fakta-fakta

yang diperoleh saat dilakukan proses konsultasi. Fakta-fakta inilah yang

nantinya diolah oleh mesin inferensi berdasarkan pengetahuan untuk

menentukan suatu keputusan pemecahan masalah. Fasilitas penjelasan dapat

memberikan informasi kepada pemakai mengenai jalannya penalaran

sehingga dihasilkan suatu keputusan. Tujuan adanya fasilitas penjelasan

dalam sistem pakar antara lain membuat sistem menjadi lebih cerdas,

menunjukkan adanya proses analisa dan yang tidak kalah pentingnya adalah

(25)

10

pengumpulan, perpindahan, dan transformasi dari keahlian/kepakaran

pemecahan masalah yang berasal dari beberapa sumber pengetahuan ke dalam

bentuk yang dimengerti oleh komputer. Seorang pakar dengan mudah

menambahkan pengetahuan ataupun kaidah baru pada sistem pakar.

Menjamin bahwa pengetahuan pada sistem pakar up to date dan valid, maka

fasilitas akuisisi pengetahuan hanya dapat diakses oleh pakar. Pengguna

awam tidak berhak memakai fasilitas akusisi pengetahuan.

2.2.1 Konsep Dasar Sistem Pakar

Konsep dasar dari sistem pakar yaitu meliputi keahlian(expertise), ahli

(experts), pemindahan keahlian(transfering expertise), inferensi(inferencing),

aturan(rules) dan kemampuan memberikan penjelasan(explanation capability).

Kusumadewi (2003)

Keahlian(expertise) adalah pengetahuan yang mendalam tentang suatu

masalah tertentu, dimana keahlian bisa diperoleh dari pelatihan/pendidikan, membaca

dan pengalaman dunia nyata. Terdapat dua macam pengetahuan yaitu pengetahuan

dari sumber yang ahli dan pengetahuan dari sumber yang tidak ahli. Pengetahuan dari

sumber yang ahli dapat digunakan untuk mengambil keputusan dengan cepat dan

tepat.

Ahli(experts) adalah seorang yang memiliki keahlian tentang suatu hal dalam

tingkatan tertentu, ahli dapat menggunakan suatu permasalahan yang ditetapkan

dengan beberapa cara yang berubah-ubah dan merubahnya ke dalam bentuk yang

dapat dipergunakan oleh dirinya sendiri dengan cepat dan cara pemecahan yang

mengesankan. Kemampuan pemecahan masalah adalah penting, tetapi tidak cukup

(26)

11

2.2.2 Tujuan Sistem Pakar

Menurut Iswanti (2008) tujuan dari sistem pakar adalah untuk memindahkan

kemampuan (transferring expertise) dari seorang ahli atau sumber keahlian yang lain

ke dalam komputer dan kemudian memindahkannya dari komputer kepada pemakai

yang tidak ahli(bukan pakar). Proses ini meliputi empat aktivitas, yaitu:

1. Akuisi pengetahuan(knowledge acquisition) yaitu kegiatan mencari dan

mengumpulkan pengetahuan dari para ahli atau sumber keahlian yang lain.

2. Representasi pengetahuan(knowledge representation) adalah kegiatan

menyimpan dan mengatur penyimpanan pengetahuan yang diperoleh dalam

komputer. Pengetahuan berupa fakta dan aturan disimpan dalam komputer

sebagai sebuah komponen yang disebut basis pengetahuan.

3. Inferensi pengetahuan(knowledge inferencing) adalah kegiatan melakukan

inferensi berdasarkan pengetahuan yang telah disimpan di dalam komputer.

4. Pemindahan pengetahuan(knowledge transfer) adalah kegiatan pemindahan

pengetahuan dari komputer ke pemakai yang tidak ahli.

2.2.3 Ciri dan Karakteristik Sistem Pakar

Ciri dan karakteristik menjadi pedoman utama dalam pengembangan sistem

pakar. Ciri dan karakteristik yang dimaksud antara lain:

1. Pengetahuan dalam sistem pakar merupakan suatu konsep, bukan berbentuk

numeris, hal ini dikarenakan komputer melakukan proses pengolahan data

secara numerik sedangkan keahlian dari seorang pakar adalah fakta dan

aturan-aturan, bukan numerik.

2. Informasi dalam sistem pakar tidak selalu lengkap, subjektif, tidak konsisten,

subjek terus berubah dan tergantung pada kondisi lingkungan sehingga

keputusan yang diambil bersifat tidak pasti dan tidak mutlak ya atau tidak,

tetapi menurut ukuran kebenaran tertentu.

3. Kemungkinan solusi sistem pakar terdapat suatu permasalahan adalah

(27)

12

semua faktor yang ditelusuri memiliki ruang masalah yang luas dan tidak pasti

diperlukan fleksibilitas sistem dalam menangani kemungkinan solusi dari

berbagai permasalahan.

4. Perubahan atau pengembangan pengetahuan dalam sistem pakar dapat terjadi

sepanjang waktu sehingga diperlukan kemudahan dalam modifikasi sistem

untuk menampung jumlah pengetahuan yang semakin besar dan semakin

bervariasi.

5. Pandangan dan pendapat setiap pakar tidaklah selalu sama, oleh karena itu

tidak ada jaminan bahwa solusi sistem pakar merupakan jawaban yang pasti

benar. Pakar dapat memberikan pertimbangan-pertimbangan berdasarkan

faktor subyektif.

6. Keputusan merupakan bagian terpenting dari sistem pakar. Sistem pakar harus

memberikan solusi yang akurat berdasarkan masukan pengetahuan meskipun

solusinya sulit sehingga fasilitas informasi sistem harus selalu diperlukan.

2.2.4 Bidang-bidang Pengembangan Sistem Pakar

Banyak bidang area atau wilayah Artificial Intelligence(AI) yaitu jaringan

saraf, sistem persepsi, robotic, bahasa ilmiah, sistem pendukung keputusan, sistem

informasi berbasis manajemen dan sistem pakar.

Tiap daerah kerja AI memiliki potensi dalam memecahkan masalah, tetapi

keunggulan utama ada dalam bentuk pengetahuan dari pakar manusia secaraheuristic

dalam sistem pakar. Heuristik sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu Eureka yang

berarti menemukan. Heuristik dalam sistem pakar tidak menjamin hasil semutlak

sistem kecerdasan buatan lainnya, tetapi menawarkan hasil yang spesifik untuk

(28)

13

Kategori pengembangan sistem pakar dibagi menjadi beberapa bagian, antara

lain :

1. Kontrol

Contoh pengembangan banyak ditemukan dalam kasus pasien di rumah sakit,

dimana dengan kemampuan sistem pakar dapat dilakukan kontrol terhadap cara

pengobatan dan perawatan melalui sensor data dan memberikan solusi terapi

pengobatan yang tepat bagi pasien yang sakit.

2. Desain

Contoh desain yaitu sistem pakar untuk membantu mendesain komputer

dengan komponen-komponennya.

3. Diagnosa

Diagnosa adalah penentuan jenis penyakit dengan meneliti(memeriksa)

gejala-gajalanya. Segi medis, diagnosa adalah proses penentuan jenis penyakit

berdasarkan tanda dan gejala dengan menggunakan cara dan alat seperti laboratorium,

foto dan klinik. Contoh sistem pakar ini adalah diagnosis penyakit, kerusakan mesin

kendaraan bermotor, kerusakan komponen komputer dan lain-lain.

4. Instruksi

Instruksi merupakan pengembangan sistem pakar yang sangat berguna dalam

bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan, dimana sistem pakar dapat memberikan

instruksi dan pengajaran tertentu.

5. Interpretasi

Sistem pakar yang dikembangkan dalam bidang interpretasi melakukan proses

pemahaman sesuatu situasi dari beberapa informasi yang direkam. Contoh sistem

yang dikembangkan dewasa ini adalah sistem untuk melakukan sensor gambar dan

suara kemudian dianalisa dan dibuat suatu rekomendasi berdasarkan rekaman

tersebut.

6. Monitor

Sistem pakar ini biasanya digunakan pada kemiliteran, yaitu menggunakan

(29)

14

7. Perencanaan

Perencanaan banyak digunakan dalam bidang bisnis dan keuangan suatu

proyek, dimana sistem pakar yang melakukan perencanaan suatu pekerjaan

berdasarkan jumlah tenaga kerja dan biaya.

8. Prediksi

Sistem memberikan simulasi kejadian masa mendatang, misalnya

memprediksi tingkat kerusakan tanaman apabila diserang hama.

9. Seleksi

Sistem pakar dengan seleksi mengidentifikasi pilihan terbaik dari beberapa

pilihan kemungkinan solusi.

10. Simulasi

Contoh adalah program PLANT yang menggabungkan antara prediksi dan

simulasi, dimana program tersebut mampu menganalisis hama dengan berbagai

kondisi suhu dan cuaca.

2.3 Logika Fuzzy

Logika Fuzzy pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Lotfi Zadeh seorang

kebangsaan Iran yang menjadi guru besar di University of California at Berkeley

pada Tahun 1965 dalam papernya yang monumental.

Fuzzy Logic merupakan salah satu cabang dari sistem kecerdasan

buatan(Artificial Intelegent) yang mengemulasi kemampuan manusia dalam berpikir

ke dalam bentuk algoritma yang dijalankan oleh mesin. Algoritma ini digunakan

dalam berbagai aplikasi pemrosesan data yang tidak dapat direpresentasikan dalam

(30)

15

grup yang mewakili suatu kondisi atau keadaan tertentu dalam suatu variabel

Fuzzy.Variabel Fuzzy merupakan variabel yang hendak dibahas dalam suatu sistem

Fuzzy, misalnya umur, temperatur dan lain-lain.

2.3.1 Fuzzy Inference System

Menurut Sivanandam dkk (2007), sistem penalaran Fuzzy atau Fuzzy

Inference System (FIS) dikenal juga sebagai sistem Fuzzy berbasis aturan, model

Fuzzy, sistem pakar Fuzzy, dan Fuzzy Associative Memory. FIS merupakan unit

utama pada sistem Logika Fuzzy dengan bagian yang paling penting adalah unit

pembuat keputusan. FIS memformulasikan aturan-aturan yang sesuai dan keputusan

dibuat berdasarkan aturan-aturan tersebut. FIS menggunakan pernyataan

“IF…THEN…” dan sebagai penghubung antar aturan menggunakan operator OR

atau AND.Inputuntuk FIS dapat berupa himpunan tegas atau himpunan Fuzzy, tetapi

outputdari FIS hampir selalu berupa himpunan Fuzzy.

Sistem penalaran Fuzzy terdiri dari antarmuka fuzifikasi, basis aturan, basis

data, unit pembuat keputusan dan antarmuka defuzifikasi seperti yang terlihat pada

Gambar 2.1

Gambar 2.1Sistem PenalaranFuzzy

(Sumber:Kusumadewi,Sri, Artifical Intelligence,2003)

Fungsi dari setiap blok pada Gambar 2.13 adalah:

1. Rule base, berisi sejumlah aturan Fuzzy IF-THEN.

2. Database, digunakan untuk menyimpan fungsi keanggotaan dari himpunan

(31)

16

3. Decision-making unit, digunakan untuk membentuk operasi penalaran

terhadap aturan.

4. Fuzzification interface digunakan untuk mentransformasi input tegas menjadi

nilai derajat yang sesuai dengan variabel linguistik.

5. Defuzzification interface digunakan untuk mentransformasi hasil penalaran

Fuzzy menjadioutputtegas.

Cara kerja FIS adalah input tegas dikonversi ke Fuzzy dengan menggunakan

metode fuzifikasi, setelah proses fuzifikasi dilakukan proses pembentukan basis

aturan. Basis aturan dan basis data menjadi basis pengetahuan. Proses defuzifikasi

digunakan untuk mengkonversi nilai Fuzzy menjadi nilai sesungguhnya sebagai

output. Langkah-langkah penalaran Fuzzy yang dibentuk oleh FIS adalah:

1. Membandingkan variabel input dengan fungsi keanggotaan pada bagian

antecedent untuk memperoleh nilai keanggotaan untuk setiap label linguistik

(langkah ini disebut denganfuzzification).

2. Menggabungkan nilai keanggotaan pada bagian premis untuk memperoleh

bobot terbaik(firing strength) dari setiap aturan.

3. Membangkitkan konsekuen yang memenuhi syarat atau setiap aturan

berdasarkan bobot terbaik.

4. Menggabungkan(aggregate) konsekuen yang memenuhi syarat untuk

menghasilkanoutputtegas(langkah ini disebut dengandefuzzification).

2.3.2 Fungsi Keanggotaan

Fungsi keanggotaan merupakan sebuah kurva yang dapat menunjukkan

pemetaan dari titik input ke dalam nilai keanggotaan yang memiliki interval nilai dari

(32)

17

1. Representasi linier

Representasi linier merupakan pemetaan input kederajat keanggotaan yang

digambarkan dengan garis lurus. Terdapat 2 keadaan himpunan Fuzzy linier:

a. Representasi Linier Naik

Kenaikan himpunan dapat dimulai dengan nilai domain yang memiliki

derajat keanggotaan nol(0) yang bergerak ke kanan menuju nilai domain

yang memiliki derajat keanggotaan yang lebih tinggi.

Gambar 2.2Representasi Linier Naik (Sumber:Kusumadewi dan Purnomo, 2010)

Fungsi Keanggotaan :

[ ]

0;

( )

; 1;

………..……….(2.1)

b. Representasi Linier Turun

Representasi linier turun, garis lurus dimulai dari nilai domain dengan

derajat keanggotaan tertinggi pada sisi sebelah kiri yang bergerak

menurun ke nilai dominan yang memiliki nilai derajat keanggotaan yang

lebih rendah

(33)

18

Fungsi Keanggotaan:

……….……….…….(2.2)

c. Representasi Kurva Segitiga

Kurva segitiga merupakan gabungan dari 2 garis(linier) antara linier naik

dan linier turun.

Gambar 2.4Representasi Kurva Segitiga (Sumber:Kusumadewi dan Purnomo, 2010)

Fungsi Keanggotaan:

[ ] 0;

( ) ( ); ( ) ( );

……….……….…………..(2.3)

d. Representasi Kurva Trapezium

Kurva trapezium pada dasarnya memiliki bentuk yang mirip dengan

segitiga, hanya saja pada rentang tertentu terdapat beberapa titik yang

(34)

19

Himpunan Fuzzy satu dengan himpunan Fuzzy lainnya dapat dikombinasikan

dengan menggunakan operator. Nilai keanggotaan yang merupakan hasil dari operasi

dua himpunan disebut dengan fire strength atau predikat. Terdapat tiga operator

yang biasa digunakan, yaitu:

1. Operator AND

Operator AND berbubungan dengan operasi interseksi dalam himpunan.

predikat yang merupakan hasil operasi dengan operator AND diperoleh dari

mengambil nilai keanggotaan terkecil diantara elemen nilai keanggotaan himpunan

yang berkaitan

= min( ( ), ( ))………..…(2.5)

2. Operator OR

Operator OR berhubungan dengan operasi union dalam himpunan. predikat

merupakan hasil operasi dengan operator OR yang diperoleh dari mengambil nilai

keanggotaan terbesar diantara elemen nilai keanggotaan himpunan yang berkaitan.

(35)

20

3. Operator NOT

Operator NOT berhubungan dengan operasi komplemen dalam himpunan.

predikat merupakan hasil dari operasi dengan operator NOT yang diperoleh dari

mengurangkan nilai keanggotaan elemen pada himpunan yang bersangkutan dari 1.

= 1 ( )………..………...…….…(2.7)

2.4 Metode Penalaran Fuzzy Sugeno

Metode ini diperkenalkan oleh Takagi-Sugeno Kang pada tahun 1985. Fuzzy

Metode Sugeno merupakan Metode Inferensi Fuzzy untuk aturan yang

direpresentasikan dalam bentuk IF – THEN, dimanaoutput(konsekuen) sistem tidak

berupa himpunan Fuzzy, melainkan berupa konstanta atau persamaan linier.

Sugeno mengusulkan penggunaan singleton sebagai fungsi keanggotaan dari

konsekuen. Singleton adalah sebuah himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan

yang pada titik tertentu mempunyai sebuah nilai dan 0 di luar titik tersebut. Ada 2

model fuzzy metode Sugeno yaitu sebagai berikut:

1. Model Fuzzy Sugeno Orde-Nol

Secara umum bentuk model fuzzy Sugeno Orde Nol adalah sebagai berikut:

IF (x1is A1) o (x2is A2) o (x3is A3) o… o (xNis AN) THEN z=k………... (2.8)

Dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke-i sebagai antesenden, dan k merupakan

suatu konstanta sebagai konsekuen.

2. Model Fuzzy Sugeno Orde-Satu

Secara umum bentuk model fuzzy Sugeno OrdeSatu adalah:

IF (x1is A1) o… o (xNis AN) THEN z = p1*x1+… + pN*xN+q………...…(2.9)

Dimana:

Ai adalah himpunan fuzzy ke-i sebagai antesenden

(36)

21

Komposisi aturan menggunakan metode Sugeno maka deffuzifikasi dilakukan

dengan cara mencari nilai rata-ratanya (Weight Average), adapun persamaannya dapat

dilihat di bawah ini.

Weight Average= ...(2.10)

Dimana :

Weight Average= Nilai rata-rata

wi = nilai predikat aturan ke-i

zi = indeks nilai output (konstanta) ke-i

2.5 Faktor Kepastian

Faktor kepastian (Certain Factor) diperkenalkan oleh Shortliffe Buchanan

dalam pembuatan MYCIN. Faktor kepastian merupakan nilai parameter klinis yang

diberikan MYCIN untuk menunjukkan besarnya kepercayaan.

Menurut Kusrini (2008), ada dua macam faktor kepastian yang dapat

digunakan, yaitu faktor kepastian yang diisikan oleh pakar bersama aturan dan faktor

kepastian yang diberikan oleh pengguna. Faktor kepastian yang diisikan oleh pakar

menggambarkan kepercayaan pakar terhadap hubungan antara antecedent dan

consequent pada aturan kaidah produksi. Faktor kepastian dari pengguna

menunjukkan besarnya kepercayaan terhadap keberadaan masing-masing elemen

dalamantecedent.

Faktor kepastian didefinisikan sebagai berikut.

CF (H, E)=MB (H,E)MD(H,E)...(2.11)

dimana:

CF(H,E) = faktor kepastian dari hipotesis H yang dipengaruhi oleh premis

(evidence) E.

MB(H,E) = ukuran kepercayaan terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh

premis (evidence) E

MD(H,E) = ukuran ketidakpercayaan terhadap hipotesis H yang dipengaruhi

(37)

22

Pengguna memberikan faktor kepastian terhadap setiap premis yang ada

dalam aturan, untuk menentukan faktor kepastian dari suatu aturan yang di dalamnya

terdapat beberapa premis dengan faktor kepastiannya masing-masing, maka perlu

dilakukan perhitungan CF paralel.

CF paralel merupakan CF yang diperoleh dari beberapa premis pada sebuah

aturan. Besarnya CF paralel dipengaruhi oleh CF pengguna untuk masing-masing

premis dan operator dari premis. Rumus untuk masing-masing operator diberikan

sebagai berikut.

CF (x and y)=Min (CF(x), CF(y))... (2.12)

CF (x or y)=Max (CF(x), CF(y))... (2.13)

CF (not x)=-CF(x)... (2.14)

Suatu aturan memiliki nilai faktor kepastian dari seorang pakar, sementara

aturan tersebut juga memiliki faktor kepastian yang diperoleh dari premis-premis

yang ada didalamnya(CF paralel), sehingga perlu dilakukan perhitungan nilai faktor

kepastian untuk suatu aturan berdasarkan CF paralel dan CF yang diberikan oleh

pengguna yang disebut dengan CF sekuensial.

CF sekuensial diperoleh dari hasil perhitungan CF paralel dari semua premis

dalam satu aturan dengan CF aturan yang diberikan oleh pakar. Rumus untuk

menghitung CF sekuensial adalah sebagai berikut.

CF (x,y)=CF (x) * CF (y)... (215)

Dimana:

CF(x,y)= CF sekuensial

CF(x)= CF paralel

CF(y)= CF pakar

(38)

23

CF gabungan merupakan CF akhir dari sebuah calon kesimpulan. CF ini

dipengaruhi oleh semua CF sekuensial dari aturan yang menghasilkan kesimpulan

tersebut. Rumus untuk melakukan perhitungan CF gabungan adalah sebagai berikut.

Jika CF(x)> 0 dan CF(y) >0, maka:

CF(x,y) = CF(x) + CF(y) – (CF(x) * CF(Y))... (2.16)

Jika salah satu, CF(x) atau CF(y) < 0 maka:

CF(x,y)= ( ) ( )

( ( (| ( )|,| ( )|)))... (2.17)

Jika CF(x) < 0 dan CF (y) < 0, maka :

CF(x,y)=CF(x) + CF(y) * (1 + CF(X))...(2.18)

2.6 Abdomen

Menurut Aru w (2009) Abdomen merupakan istilah yang biasa digunakan

untuk menyebut bagian dari tubuh yang berada di antara thorax dan pelvis. Dalam

Bahasa Indonesia disebut juga dengan perut. Abdomen adalah rongga terbesar dalam

tubuh manusia yang berbentuk lonjong yang menyerupai rongga tempat beberapa

organ-organ penting tubuh. Abdomen merupakan lokasi dari beberapa sistem yang

dimiliki oleh tubuh seperti sistem pencernaan, sistem perkemihan sistem endokrin

serta sistem reproduksi. Rongga Abdomen dibagi menjadi 2 bagian yaitu rongga

sebelah atas yang ukurannya lebih besar dan rongga sebelah bawah yang ukurannya

lebih kecil. Batas-batas Abdomen meliputi diafragma atas dan di bagian bawah

adalah pintu masuk panggul besar di bagian depan dan dikedua sisi samping adalah

otot-otot abdominal, tulang iliaka dan iga-iga sebelah bawah dibelakang tulang

punggung dan otot psoas serta quardratus lumbarun. Rongga yang berada dalam

Abdomen dibagi beberapa bagian, yaitu lambung, usus halus, usus 12 jari, ileum,

(39)

24

2.6.1 Penyakit Pada Abdomen

Penyakit-penyakit yang terdapat pada Abdomen adalah Pelvic Inflammatory

Disease(PID), Appendisitis, Peritoitis, Gastritis, Pancreatitis, Kolelitiasis,

Kolesistitis, Sistitis, Sirosis, GERD, Hepatitis, Nephrolitiasis, Ca Buli, Ca Gaster,

Leptospirosis, Ruptur Lien, Ruptur Renal, dan Ruptur Buli. Menurut Aru w (2009),

pendefinisian dari masing-masing penyakit tersebut adalah sebagai berikut.

1. Pelvic Inflammatory Disease(PID)

Radang panggul ataupelvic inflammatory disease(PID) adalah suatu infeksi

yang menjangkiti tuba fallopi, rahim, ovarium, leher rahim atau panggul

perempuan. Penyakit ini merupakan penyebab utama infertilitas yang dapat

dicegah. Kasus radang panggul sebagian besar ditemukan pada perempuan

berusia 15-24 tahun yang aktif secara seksual. Penyakit radang panggul yang

tidak segera ditangani dapat menyebabkan nyeri panggul kronis, dan

kehamilan ektopik.

2. Appendisitis

Penyakit usus buntu merupakan penyakit yang disebabkan karena terjadinya

peradangan pada usus buntu manusia berupa penyumbatan karena adanya

benda keras pada tinja atau infeksi yang ada di usus buntu. Peradangan

tersebut membuat cabang getah bening menjadi bengkak, apabila usus buntu

mengalami peradangan dan tidak segera dilakukan penanganangan khusus

dikhawatirkan usus buntu dapat pecah yang mengakibatkan peradangan terjadi

di luar usus dan juga mengeluarkan nanah. Masalah selanjutnya bila terjadi,

maka benda yang berasal dari usus buntu tersebut memasuki daerah rongga

perut sehingga terjadi peritonitis atau peradangan yang cukup serius.

(40)

25

4. Gastritis

Gastritis adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan peradangan pada

lapisan lambung. Penyebab gastritis yang paling umum adalah infeksi

Helicobacter pylori(H. Pylori), yang disebabkan oleh bakteri yang

menginfeksi lapisan lambung. Bakteri-bakteri ini terutama ditularkan dari

orang ke orang dan juga melalui makananan atau air yang terkontaminasi.

5. Pancreatitis

Pankreas adalah suatu kelenjar yang terletak di belakang lambung. Pankreas

memproduksi enzim-enzim yang berfungsi mencerna karbohidrat, lemak dan

protein dari makanan yang telah dimakan. Pankreatitis merupakan kondisi

medis yang ditandai dengan peradangan pankreas yang menyebabkan

kerusakan kelenjar yang menetap. Pankreatitis terjadi sebagai hasil dari

kebocoran enzim pencernaan ke dalam pankreas. Enzim pencernaan

membantu memecahkan makromolekul menjadi molekul-molekul kecil untuk

memfasilitasi penyerapan makanan oleh tubuh. Ketika terjadi kebocoran

enzim menyebabkan pankreas memakan dirinya sendiri bukan membantu

pencernaan makanan, sehingga menyebabkan peradangan pancreas. Apabila

kondisi ini berlangsung lama, pankreas gagal menghasilkan cukup enzim

pencernaan untuk pencernaan makanan.

6. Kolelitiasis

Kolelitiasis sering disebut dengan batu empedu. Kolelitiasis adalah

pembentukan batu empedu di dalam kandung empedu. Batu kandung empedu

merupakan gabungan suatu material mirip batu(unsur-unsur padat) yang

terbentuk di dalam kandung empedu. Batu empedu memiliki ukuran, bentuk

dan komposisi yang sangat bervariasi. Batu empedu tidak lazim dijumpai pada

anak-anak dan dewasa muda tetapi insidennya semakin sering pada individu

(41)

26

7. Kolesistitis

Kolesistitis adalah istilah medis yang menunjukkan adanya peradangan pada

kandung empedu. Kandung empedu berfungsi menampung cairan empedu

yang diproduksi hati(liver) kemudian memompanya ke dalam usus halus saat

ada makanan masuk. Fungsi cairan empedu adalah membantu mencerna

lemak. Secara fisik, kandung empedu berbentuk seperti buah pir, tetapi

ukurannya lebih kecil.

Penyebab kolesistitis yaitu penyumbatan muara kandung empedu atau saluran

empedu oleh batu. Jenis batu dalam saluran empedu ada dua, yaitu batu

kolesterol dan batu pigmen empedu. Akibat penyumbatan oleh batu, cairan

empedu menumpuk yang menyebabkan iritasi, pembengkakan dan

peradangan pada kandung empedu. Penyumbatan juga dapat terjadi karena

penekanan tumor pada saluran empedu. Penyebab lain kolesistitis adalah

cedera perut, komplikasi operasi, dan infeksi oleh bakteri.

8. Sistitis

Sistitis merupakan inflamasi atau peradangan pada kandung kemih. Penyakit

ini termasuk infeksi saluran kemih yang paling umum terjadi terutama pada

wanita. Sistitis disebabkan oleh ukuran uretra (saluran utama untuk

pembuangan urine ke luar tubuh) pada wanita yang lebih pendek

dibandingkan dengan pria dan letaknya lebih dekat dengan anus sehingga

bakteri dari anus lebih mudah berpindah dan masuk ke dalam saluran kemih.

Bakteri merupakan penyebab utama pada sebagian besar pengidap sistitis.

Infeksi saluran kemih umumnya disebabkan oleh masuknya bakteri ke dalam

saluran kemih melalui uretra yang kemudian berkembang biak. Proses ini bisa

(42)

27

9. Sirosis

Sirosis adalah kerusakan hati jangka panjang atau kronis yang menyebabkan

luka pada hati. Perkembangan penyakit yang perlahan-lahan mengakibatkan

jaringan sehat digantikan oleh jaringan rusak sehingga hati tidak menjalankan

fungsinya dengan baik. Jaringan yang rusak menghambat aliran darah yang

melewati hati. Fungsi hati dalam memproses nutrisi, hormon, obat dan racun

yang diproduksi tubuh melambat. Produksi protein dan unsur lain yang terjadi

di dalam hati juga terhambat.

Kerusakan pada hati yang disebabkan oleh sirosis tidak bisa diperbaiki dan

bisa menyebar lebih luas hingga akhirnya hati tidak bisa berfungsi dengan

benar. Kondisi inilah yang sering disebut dengan istilah gagal hati. Sebelum

sirosis menyebabkan gagal hati, perkembangannya berlangsung

bertahun-tahun. Penanganan yang dilakukan hanya untuk memperlambat perkembangan

penyakitnya.

10. Gastroesophageal Reflux Disease(GERD)

Penyakit asam lambung atau Gastroesophageal Reflux Disease(GERD)

adalah masalah yang cukup umum terjadi di masyarakat. GERD terjadi ketika

asam lambung naik kembali ke kerongkongan sehingga menyebabkan

ketidaknyamanan. Kondisi ini disebabkan oleh naiknya asam lambung menuju

esofagus dan menimbulkan nyeri pada ulu hati atau sensasi terbakar di dada.

Esofagus yang dikenal sebagai kerongkongan adalah bagian dari saluran

pencernaan yang menghubungkan mulut dan lambung.

Penyakit asam lambung atau GERD pada umumnya disebabkan oleh tidak

berfungsinya lower esophageal sphincter(LES). LES adalah lingkaran otot

pada bagian bawah dari esofagus. LES berfungsi sebagai pintu otomatis yang

terbuka ketika makanan atau minuman turun ke perut. LES menutup ketika

makanan masuk untuk mencegah asam dan makanan yang ada di perut agar

(43)

28

GERD disebabkan karena otot-otot esophageal sphincter bagian bawah tidak

berfungsi normal. Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh asupan dan kebiasaan

makan seseorang. Makan-makanan pedas, gorengan, makan berat di malam

hari, merokok, konsumsi alkohol, obesitas juga disebut sebagai penyebab

utama kondisi ini.

11. Hepatitis

Penyakit Hepatitis merupakan penyakit cikal bakal dari kanker hati. Hepatitis

dapat merusak fungsi organ hati dan kerja hati sebagai penetral racun dan

sistem pencernaan makanan dalam tubuh yang mengurai sari-sari makanan

untuk kemudian disebarkan ke seluruh organ tubuh yang sangat penting bagi

manusia.

Hepatitis merupakan penyakit peradangan hati karena berbagai sebab.

Penyebabnya adalah beberapa jenis virus yang menyerang dan menyebabkan

peradangan dan kerusakan pada sel-sel dan fungsi organ hati. Hepatitis

memiliki hubungan yang sangat erat dengan penyakit gangguan fungsi hati.

Banyak hal yang menyebabkan hepatitis itu dapat terjadi yang tidak hanya

dikarenakan adanya infeksi virus dari suatu sumber tertentu. Penyebab

hepatitis juga dapat berasal dari jenis obat-obatan tertentu, jenis makanan

tertentu atau bahkan pada hubungan seksual yang salah satu dari pasangan

memiliki penyakit hepatitis.

Penyakit hepatitis dapat menyerang siapa saja tak pandang usia. Hepatitis

dapat terjadi pada bayi, anak-anak, orang dewasa dan orang tua. Hepatitis

yang juga banyak terjadi pada bayi dari usia 0-12 bulan. Pada anak-anak

diperkirakan terjadi dari mulai usia 2-15 tahun, orang dewasa 15-20 tahun dan

(44)

29

saja dari saluran kencing, tetapi biasanya terbentuk pada dua bagian terbanyak

pada ginjal, yaitu di pelvis dan kalik renal. Batu dapat terbentuk dari kalsium,

fosfat, atau kombinasi asam urat yang biasanya larut di dalam urine.

Batu ginjal dijumpai pada 1 dari 1.000 orang, biasanya lebih banyak dijumpai

pada pria (berumur 30-50 tahun) daripada wanita. Penyebab pasti dari batu

ginjal belum diketahui secara pasti, kemungkinannya adalah bila urine

menjadi terlalu pekat dan zat-zat yang ada di dalam urine membentuk kristal

batu. Penyebab lain adalah infeksi, adanya obstruksi, kelebihan sekresi

hormon paratiroid, asidosis pada tubulus ginjal, peningkatan kadar asam

urat(biasanya bersamaan dengan radang persendian), kerusakan metabolisme

dari beberapa jenis bahan di dalam tubuh, terlalu banyak mempergunakan

vitamin D atau terlalu banyak memakan kalsium.

13. Ca Buli

Kanker(karsinoma) kandung kemih(buli-buli/vesika urinaria) adalah suatu

kondisi medis yang ditandai dengan pertumbuhan abnormal sel kanker atau

tumor pada kandung kemih. Kanker buli-buli adalah kanker yang mengenai

organ buli-buli (kandung kemih). Buli-buli adalah organ yang berfungsi untuk

menampung air kemih yang berasal dari ginjal.

14. Ca Gaster

Kanker lambung adalah jenis kanker yang menggerogoti lambung, yaitu organ

di dalam rongga perut manusia yang menjadi salah satu bagian dari sistem

pencernaan. Penyakit ini dapat diidap oleh orang-orang pada segala usia,

meski sebagian besar penderitanya berusia 55 tahun ke atas.

15. Leptospirosis

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang bernama

leptospira. Bakteri ini terdapat pada kotoran dan kencing hewan tertentu, salah

satunya adalah tikus. Penyakit ini sangat memungkinkan sekali terjadi ketika

(45)

30

bakteri leptospira pun juga ikut tersebar. Masyarakat yang terkena pun

beresiko terjangkit penyakit tersebut di atas.

Bakteri leptospira yang bisa menyebabkan penyakit leptospirosis ini dapat

masuk ke tubuh manusia melalui luka yang terbuka dan juga makanan yang

terkena bakteri tersebut. Berhati-hatilah apabila mempunyai luka di sekitar

kaki atau daerah tubuh yang mudah terkena air banjir, karena ada

kemungkinan air banjir tersebut sudah tercampur kotoran tikus yang

tercampur bakteri leptospira. Bahaya dari Bakteri leptospira jangan dianggap

remeh, karena jika bakteri tersebut sampai menginfeksi otak manusia,

leptospirosis bisa menyebabkan kematian.

16. Ruptur Lien

Lien merupakan organ yang paling sering cedera pada saat terjadi trauma

tumpul abdomen pada bagian kiri bawah. Ruptur lien merupakan kondisi yang

membahayakan jiwa karena terjadi pendarahan yang hebat. Lien terletak tepat

di bawah rangka thoraks kiri yang rentan mengalami benturan. Lien

membantu dalam melawan infeksi yang ada dalam tubuh dan menyaring

semua material yang tidak dibutuhkan dalam tubuh seperti sel tubuh yang

sudah rusak. Lien juga memproduksi sel darah merah dan berbagai jenis sel

darah putih. Angka kejadian tertinggi pada umur 15-35 tahun.

Robeknya lien menyebabkan banyaknya darah yang ada di rongga abdomen.

Ruptur pada lien biasanya disebabkan oleh hantaman pada abdomen bagian

kiri. Kejadian yang paling sering menyebabkan ruptur lien adalah kecelakaan

pada saat olahraga, perkelahian dan kecelakaan mobil.

17. Ruptur Renal

(46)

31

luka tembak. Trauma ginjal adalah cedera pada ginjal yang disebabkan oleh

rudapaksa baik tumpul maupun tajam. Trauma saluran kemih sering tak

terdiagnosa atau terlambat terdiagnosa karena perhatian penolong sering

tersita di tubuh dan anggota gerak saja, kelambatan ini dapat menimbulkan

komplikasi yang berat seperti perdarahan hebat.

18. Ruptur Buli

Ruptur buli disebut juga trauma buli-buli atau trauma vesika urinaria

merupakan keadaan darurat bedah yang memerlukan penatalaksanaan segera,

bila tidak ditanggulangi dengan segera dapat menimbulkan komplikasi seperti

perdarahan hebat, peritonitis dan sepsis. Secara anatomi buli-buli terletak di

dalam rongga pelvis terlindung oleh tulang pelvis sehingga jarang mengalami

cedera. Rudapaksa kandung kemih terbanyak karena kecelakan lalu lintas atau

kecelakaan kerja yang menyebabkan fragmen patah tulang pelvis mencederai

Gambar

Gambar 2.1Gambar 2.1 Sistem PenalaranFuzzy
Gambar 2.3 Representasi Linier Turun(Sumber:Kusumadewi dan Purnomo, 2010)
Gambar 2.4 Representasi Kurva Segitiga(Sumber:Kusumadewi dan Purnomo, 2010)
Gambar 2.5 Representasi Kurva Trapezium(Sumber:Kusumadewi dan Purnomo, 2010)

Referensi

Dokumen terkait

Kalau sudah terkumpul baru nanti disesuaikan dengan panduan yang ada, artinya di dalam panduan BOS kan ada pos pendanaan yang boleh dan yang tidak boleh, lha nanti jika ada

Akan tetapi secara infor- mal, saya telah melakukan pengamatan perayaan Imlek publik dalam festival Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) sejak pertama kali

Zona potensi likuifaksi lintasan UBH ini terdapat pada kedalaman kurang dari 15 meter, karena lintasan ini terletak pada tepi pantai sehingga terjadi intrusi air laut kedaratan

dalam menggunakan alat cetak tersebut, diantaranya: pinggang dan punggung yang sakit karena terlalu sering membungkuk, panas yang yang langsung memapar produsen kue

Dalam membuat penjadwalan ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian misalnya dosen, kelas, ruang belajar dan waktu perkuliahan [2]. Semua hal yang disebutkan

Berdasarkan hasil penelusuran peneliti melalui dokumen LAKIP Tahun 2015 dari beberapa Bappeda di wilayah provinsi Jawa Timur, yaitu Bappeda Kabupaten Banyuwangi,

Kota guyub (gemeinschaft city) timbul disebabkan dua konsep besar yakni Tonnies (1886) dengan faktor – faktor dominasi nilai – nilai kekerarabatan dibandingkan dengan

Oleh sebab itu, dibutuhkan perancangan kampanye sosial pendidikan seks dari orang tua kepada anak usia dini untuk mempermudah dan meyakinkan orang tua dalam memberikan