Motivasi Kerja Pegawai di Kantor Camat Sumalata
Kabupaten Gorontalo Utara
1Stevi H Mangolo,2Rusdin Djibu,3Widya Kurniati Mohi 1
Program Studi Administrasi Negara,Universitas Muhammadiyah Gorontalo 2,
Program Studi Pendidikan Dasar Universitas Negeri Gorontalo 3
Program Studi Administrasi Negara,Universitas Muhammadiyah Gorontalo
Email : stevi_mangolo@yahoo.com
Abstract
This research is conducted in Sumalata Subdistrict Office, North Gorontalo district. The aim is at investigating and gaining the objective description of working motivation of the employee. It describes less strict attitude of the head of office towards the employee in accomplishing assignments, less incentive giving, less reward giving, and punishment related to the way they accomplish the assignments.This research shows that working motivation of the employee is still lack and has to be improved. It is suggested that the facilities in the office have to be enriched. It is necessary for the head of office to have strict personality and the discipline need to be developed. Moreover, giving incentive and rewards must be taken for granted to improve the employee motivation in working.
Keywords: Working Motivation, Employee.
Abstrak
Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Camat Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh gambaran yang objektif tentang motivasi kerja pegawai di Kantor Camat Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara. Suatu penilitian yang menggabarkan kurang sikap tegas pimpinan kepada pegawai dalam penyelesaian pekerjaan, kurangnya pemberian bonus (Intensif) , Penghargaan (reward) , dan sanksi (punishment) terkait penyelesaian tugas-tugas kantor. Hasil penelitian menunjukan bahwa Motivasi kerja pegawai di Kantor Camat Sumalata masih kurang dan harus lebih ditingkatakan lagi. Peneliti menyarankan perlunya melengkapi sarana dan prasarana kantor, pentingnya sikap tegas dari pimpinan, peningkatan kedisiplinan dari pegawai, serta pemberian bonus dan penghargaan terhadap pegawai sehingga Motivasi Kerja Pegawai di Kantor Camat Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara bisa maksimal.
PENDAHULUAN
Prestasi kerja pegawai tidak terlepas dari motivasi pegawai itu sendiri karena jika pegawai bekerja hanya karena terpaksa dan tidak ada motivasi maka pekerjaan yang dilakukannya tidak akan berhasil dengan baik dan maksimal. Hal ini disebabkan karena hasil yang baik didapat dari pekerjaan yang dijiwai dan didorong oleh rasa senang, serta adanya gairah dan dedikasi kerja pegawai itu sendiri, karena
motivasi merupakan faktor yang
mendorong pegawai untuk bersedia
berbuat atau bertindak dengan cara-cara
tertentu. Motivasi merupakan suatu
dorongan kepada seseorang dalam
melakukan aktifitas pekerjaannya, jadi dengan adanya motivasi berarti ada arahan mengenai apa yang harus dikerjakan dan diperbuat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Motivasi atau dorongan pada setiap pegawai dapat ditimbulkan dari berbagai faktor.
Faktor-faktor tersebut dikarenakan adanya suatu kebutuhan dan keinginan yang ada dalam setiap individu. Faktor ini mempunyai kekuatan yang mempengaruhi pikiran seseorang yang selanjutnya akan
memberikan arahan pada seseorang
tersebut mengenai apa yang mestinya ia lakukan. Beberapa diantara faktor tersebut
adalah pemberian penghargaan dari
pimpinan kepada pegawai yang
berprestasi, pemberian insentif kepada
pegawai, memberikan ruang kepada
pegawai untuk mengaktualisasikan dirinya. Selama ini faktor-faktor di atas belum terealisasi dengan baik. Dalam hal pemberian penghargaan misalnya, pegawai tidak mendapatkan penghargaan yang layak. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
kesadaran dari pimpinan bahwa
penghargaan akan mempengaruhi motivasi kerja pegawai. Penyebab lainnya adalah
iklim kerja yang tidak kompetitif membuat kinerja pegawai cenderung tidak dapat memberikan hasil yang baik. Terbatasnya ruang ekspresi pegawai dalam menemukan wadah yang akan mendorong pegawai untuk menggali potensi pegawai secara lebih baik, merupakan masalah yang kursial dalam motivasi kerja pegawai. Pimpinan yang cenderung birokrat dan prosedural akan berdampak pada kerja yang lebih cenderung mekanistik.
Fungsi pimpinan dalam
menciptakan suasana kerja yang kompetitif ini harus ditunjang oleh pemberian insensif serta membangun kultur atau budaya disiplin pegawai, serta ketegasan pimpinan dalam memberikan sanksi kepada pegawai yang tidak disiplin menjadikan lemahnya motivasi pegawai. Pemberian insentif
mengalami kendala disebabkan oleh
anggaran yang tersedia sangatlah minim. Disamping itu urgensi pimpinan dalam
mencari alternatif solusi, melakukan
terobosan baru untuk menanggulangi kesejahteraan pegawai tidak berjalan dengan semestinya. Terkait dengan budaya disiplin, perlu adanya penataan ulang terhadap sistem. Sistem yang baik dan ditunjang oleh kemampuan pimpinan
didalam menerapkan sistem dalam
kerangka yang lebih operasional dalam hal ini keteladan, akan memberikan dampak positif bagi disiplinnya pegawai. Hasil dari kemampuan menerapkan sistem ini akan
berbanding lurus dengan ketegasan
pimpinan. Pimpinan yang sulit
memberikan contoh akan kehilangan
power dalam hal ketegasan.
Hal inilah yang belum dapat
terealisasi di lingkungan kerja atau instansi pemerintahan yang ada di beberapa
wilayah di Indonesia termasuk di
kabupaten Gorontalo Utara khususnya di
organisasi pemerintahan, motivasi kerja pegawai masih kurang didayagunakan secara optimal dalam rangka mencapai tujuan organisasi pemerintahan, oleh karena itu para pimpinan harus dapat memperhatikan semangat dan kegairahan kerja para pegawainya. Apa yang penulis amati pada Kantor Camat Sumalata juga demikian, dimana para pegawai sebagai abdi Negara dan “Pelayan Masyarakat”
terkesan enggan menunjukkan
performance yang baik dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya, yang
mencerminkan kurangnya motivasi dari para pegawai yang ada. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan fisik, keamanan, sosial, harga diri, dan aktualisasi diri, yang mungkin belum terpenuhi secara baik.
Beberapa hal di atas terjadi karena selama ini minimnya motivasi yang diberikan oleh pimpinan dalam hal
semangat, bonus (insentif , penghargaan
(reward), serta sanksi (punishmant) kepada
para pegawai dalam bekerja. Padahal motivasi kerja sangat menentukan prestasi atau hasil kerja pegawai, oleh karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja pegawai atau hasil kerja pegawai itu sendiri harus mendapat perhatian dari suatu instansi atau organisasi dan selalu
dipantau melalui penilaian kinerja
pegawai.
Terkait dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji lebih mendalam mengenai masalah motivasi kerja ini, melalui suatu penelitian akademik, dengan harapan akan ada informasi dan data yang lebih jelas, akurat dan komprehensif mengenai kondisi yang ada pada Kantor
Kecamatan Sumalata.Adapun judul
Penelitian yang penulis angkat ialah :
“Motivasi Kerja Pegawai di Kantor Camat Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara”.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, fokus masalah dalam penelitian yang akan dilakukan ini adalah: “Bagaimana motivasi kerja pegawai di Kantor Camat Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dan
memperoleh gambaran yang obyektif tentang motivasi kerja pegawai di Kantor Camat Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara.
METODE PENELITIAN
Pendekatan Dan Jenis Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini akan
menggunakan pendekatan kualitatif,
dengan jenis penelitian deskriptif, karena tujuannya adalah untuk mendeskripsikan dan menggambarkan apa adanya mengenai suatu variabel, gejala, keadaan atau fenomena sosial tertentu. Dalam hal ini guna menganalisis data yang diperoleh secara mendalam dan menyeluruh, dengan harapan dapat diketahui mengenai motivasi kerja pegawai di Kantor Camat Kecamatan Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara.
Lokasi penelitian ini dipusatkan di
Kantor Camat Sumalata, Kecamatan
Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara, atas
pertimbangan bahwa, permasalahan
penelitian berada di organisasi tersebut. Lokasinya mudah dijangkau karena berada di Jalan utama yang dapat dilalui oleh berbagai jenis alat transportasi, membantu
kelancaran dalam pengumpulan data
sehingga tidak memberatkan peneliti dari segi waktu, biaya dan tenaga.
Prosedur Pengumpulan dan Analisi Data
Pengumpulan data dilakukan dengan penelitian dilapangan, yaitu peneliti terjun
langsung kelokasi penelitian untuk
yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi, yaitu melakukan
pengamatan langsung dengan melakukan pencatan terhadap gejala-gejala yang dijumpai dilapangan. Menurut Creswell (2010;267), observasi merupakan kegiatan peneliti yang langsung turun kelapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi penelitian. 2. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab langsung dengan pihak yang terkait mengenai permasalahan yang terjadi, guna
untuk melengkapi data informasi.
Informan yang diwawancarai dalam
penelitian ditentukan secara Purposive, dengan melihat kesesuaian antara calon
informan dengan informasi yang
dibutuhkan. Artinya, informan yang akan dipilih adalah mereka yang betul-betul memiliki pengetahuan tentang motivasi kerja pegawai di Kantor Kecamatan Sumalata.
3. Dokumentasi, yaitu cara mengumpulkan data yang dapat diperoleh melalui sumber-sumber data yang di anggap relevan, baik yang melalui majalah, maupun, makalah, buku-buku, surat-surat, surat kabar berita kualitat maupun sumber informasi lainnya seperti arsip, dalil, hukum-hukum, hasil penelitian dan lain sebagainya.(Suharsimi
Arikunto, 2010:234). Adapun teknik
analisis data yang digunakan untuk
memecahkan permasalahan dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif, yaitu proses analisisnya dimulai dengan menelaah dan mengkaji seluruh data yang telah diperoleh dari berbagai sumber yang
terkait, dan diuraikan dalam
bentukkalimat-kalimat yang logis untuk ditarik kesimpulannya. Teknik analisis selama proses pengumpulan data dilakukan dengan cara induksi yang artinya analisis didasarkan pada keadaan yang nyata
dilapangan, dan bukan berdasarkan hanya
pemikiran, pemahaman apalagi
kepentingan objek peneliti. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi
Kantor Kecamatan Sumalata adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
mewilayahi 11 (sebelas) desa di
Kecamatan Sumalata dalam fungsi
penyelenggaraan dan pelayanan
pemerintahan, pembangunan dan sosial kemasyarakatan di tingkat kecamatan. Kecamatan Sumalata merupakan salah satu dari lima kecamatan yang menjadi cikal bakal Kabupaten Gorontalo Utara yang ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2007. Bahkan Kecamatan Sumalata merupakan salah satu dari tiga kecamatan tertua di Gorontalo Utara yakni; Kwandang, Atinggola dan Sumalata.
Kecamatan Sumalata terletak pada 00
52’ Lintang Utara sampai dengan 10 2’
Lintang Utara, dan 1220 14’ Bujur Timur
sampai dengan 1220 28’ Bujur Timur,
dengan kontur muka bumi lebih dari 75% merupakan daerah pegunungan. Adapun batas wilayah administrasi Kecamatan Sumalata adalah sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan langsung dengan Laut Sulawesi;
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sumalata Timur;
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gorontalo; dan
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Biau.
Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Di
kantor camat Sumalata, Kabupaten
Gorontalo Utara pada tanggal 18 Januari- 18 Maret 2016. Data diperoleh melalui wawancara pada pegawai Kantor Camat Sumalata. Selain wawancara penulis juga
mengambil data sekunder seperti struktur organisasi, jumlah pegawai, tugas pokok dan fungsi, dan lain – lain yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil yang bekerja pada Kantor Kecamatan Sumalata, dimana total jumlah keseluruhan pegawai yang menjadi responden adalah sebanyak 9 orang.
Untuk mengetahui motivasi kerja pegawai Kantor Kecamatan Sumalata,
maka penulis memilih 5 hierarki
kebutuhan sebagai sumber motivasi
manusia dalam beraktivitas, yang
dikemukakan oleh Abraham Maslow.
Kebutuhan Fisik
Terkait dengan bagaimana
kebutuhan fisiologis pegawai Kecamatan Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara
dalam meningkatkan motivasi kerja,
menurut bapak Efendi Mobilingo (Camat Sumalata) menyatakan bahwa:
“Sisi penghasilan saya rasa cukup untuk
memebuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan pegawai Kantor Camat, sebab hampir semua pegawai sudah mempunyai rumah. Selain itu rata-rata mereka tinggal di Kecamatan Sumalata, yang biyaya hidupnya relatif murah dibanding tinggal
di wilayah perkotaan, bahkan ada
beberapa pegawai yang telah memiliki mobil. (WW.EM. 20-1 2016)
Senada dengan hasil wawancara sebelumnya bapak Ibrahim Ismail (Sekcam Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara) menyatakan bahwa:
“Dari sisi penghasilan pegawai Kantor Camat Sumalata suda boleh dikata mampu untuk memenuhi hal - hal pokok, bahkan kami disamping mendapat gaji dari PNS,kami juga membuka usaha sampingan,ini sudah saya jalani demi
menjaga motivasi kerja saya di
kantor,jangan sampai karena persoalan
ekonomi yang tidak tuntas justru
menghambat amanah kerja kantor.
(WW.IB.20- 1-2016)
Selaras dengan wawancara
sebelumnya bapak Sutamin K. Usman (
Kasie Sokesra Kecamatan Sumalata
Kebupaten Gorontalo Utara) menyatakan bahwa:
“Gaji pegawai Kecamatan Sumalata sebenarnya sudah memenuhi standar untuk ukuran masyarakat desa, sebab dari biaya kebutuhan hidup di kecamatan Sumalata relatif murah. (WW. SU. 21-2016)
Berdasarkan hasil wawancara
tersebut dapat dilihat bahwa gaji pegawai kantor Camat Sumalata sudah termasuk dalam kategori cukup. Bahkan ada pegawai yang sudah termasuk dalam kategori hidup mapan dengan membuka usaha yang dapat menunjang gaji pegawai. Meskipun waktu penerimaan gaji sering mengalami keterlambatan. Dari hasil observasi pegawai Kantor Camat Sumalata mempunyai motivasi kerja yang kurang
baik dalam pelayanan terhadap
masyarakat, hal ini disebabkan oleh faktor gaji pegawai yang tidak mencukupi. Walaupun rata-rata pegawai mempunyai
kendaraan, rumah, serta mampu
menyekolahkan anaknya sampai
keperguruan tinggi, hal ini disebabkan
karena pegawai mempunyai usaha
sampingan.
Berdasarkan wawancara dan hasil observasi tersebut, dapat diketahui bahwa gaji yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan fisik pegawai, sangat
mempengaruhi kinerja pegawai kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara.
Kebutuhan akan rasa aman
Faktor keamanan merupakan
kebutuhan yang terus diperhatikan dalam dunia kerja, khususnya para pegawai
kantor camat Sumalata Kabupaten
Gorontalo Utara, mulai dari
memperhatikan perlengkapan kerja, hingga pola kominikasi. Terkait dengan kebutuhan keamanan dilingkungan kantor camat
Sumalata. Menurut bapak Efendi
Mobilingo (camat Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara) menyatakan bahwa:
“Saya pribadi selalu menjaga hubungan komunikasi yang baik dengan pegawai, jangan sampai pola komunikasi yang tidak baik justru menimbulkan jurang pemisah antara saya dengan mereka, yang nantinya dampaknya pada aktivitas kerja. (WW.EM .24-1-2016).
Senada dengan hasil wawancara sebelumnya bapak Ibrahim Ismail (Sekcam Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara) menyatakan bahwa:
“Komunikasi itu perlu dijaga, sebab kita harus menyadari bahwa komunikasi yang tidak baik akan mempengaruhi kinerja. (WW.IB 22-1-2016).
Dari hasil observasi, komunikasi yang terjalin diantara sesama pegawai sangat harmonis dan akrab, pegawai merasakan kenyamanan dalam bekerja.
Relasi yang baik sesama pegawai,
berimbas pada prestasi kerja. Disela-sela istirahat kantor, para pegawai sering bercanda sambil tukar fikiran baik itu yang terkait dengan tugas kantor, atau hal-hal lain. Pegawai merasakan kenyamanan
psikologis sebab lingkungan yang
diciptakan dalam kantor sangat baik. Akan tetapi hambatanya ada pada pimpinan yang
tidak memiliki kapasitas dalam
membangun jiwa sosial. Komunikasi yang tertutup ini yang menjadi jurang pemisah yang sangat dalam antara pegawai dan pimpinan.
Berdasarkan wawancara dan hasil
observasi tersebut, faktor keamanan
pegawai di Kantor Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara merupakan instrumen yang perlu diadakan, sebab akan berdampak pada motivasi kerja pegawai. Keamanan ini dikategorikan menjadi dua, yakni keamanan fisik, dan keamanan psikisis.
Kebutuhan Sosial
Kebutuhan akan cinta meliputi cinta
yang memberi dan cinta yang
menerima. Kita harus memahami cinta,
harus mampu mengajarkannya,
menciptakannya dan meramalkannya. Jika
tidak, dunia akan hanyut ke dalam gelombang permusuhan dan kebencian.
Dalam dunia kerja lingkungan yang
tidak menumbuhkan nilai-nilai kasih
sayang didalamnya, hampir bisa dipastikan seluruh pegawainya tidak akan mencapai
prestasi yang maksimal. Dorongan
pegawai dalam bekerja karena suasana kasih sayang, kekompakan dan nilai-nilai humanis lainya bisa tercipta didalamnya.
Untuk mengetahui para pegawai
Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara mengenai seberapa besar pengaruh kebutuhan sosial dapat mempengaruhi motivasi kerja. Menurut bapak Efendi Mobilingo (Camat Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara) menyatakan bahwa:
“Setiap manusia didunia ini
membutuhkan kasih sayang, begitu pula pegawai, kita harus mampu menyentuh mereka dengan cinta kasih, sebelum memberikan mereka tugas. Sehingga hubungan kerja terjalin begitu erat dan akhirnya mereka merasa bahwa pekerjaan ini harus diselesaikan. (WW.EM.28-12016)
Pendapat lain dikemukakan oleh Dewi H. Gobel (Staf Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara) menyatakan bahwa:
“Kami di kantor Kecamatan Sumalata, belum merasakan satu suasana batin yang sama akan visi dan misi dalam bekerja (WW.DG.18 -3-2016).
Sedangkan hasil wawancara dengan
ibu Nur Irzak Koem (Kasubag
Kepegawaian Kecamatan Sumalata
Kabupaten Gorontalo Utara) menyatakan bahwa:
“Kompak salah satu kunci kesuksesan kerja tim. Kami kompak itu kenapa kami berprestasi, pekerjaan menjadi ringan. (WW.NK. 18-3-2016).
Berdasarkan hasil observasi peneliti bahwa, hubungan sesama pegawai sangat
harmonis, fungsi pemimpin sebagai
pemersatu dan perekat untuk mencapai visi dan misi perlu dibangun. Tidak membeda-bedakan pegawai, sehingga semua pegawai merasa sama dimata pemimpin. Kasih sayang diantara sesama pegawai terus dijaga, demi kelangsungan kerja yang efektif.
Berdasarkan wawancara dan hasil observasi kebutuhan sosial adalah daya dorong pegawai Kecamatan Sumalata
Kabupaten Gorontalo Utara, dari
wawancara di atas memberikan gambaran, nilai kasih sayang, serta relasi yang baik sesama pegawai adalah kunci dalam merealisasikan tugas-tugas kantor. Instansi Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara, sebuah sistem yang didalamnya
harus diisi oleh pegawai yang
membudayakan nilai-nilai cinta kasih, kekompakan, serta pola komunikasi yang tidak saling menyakiti.
Kebutuhan akan Penghargaan
Kebutuhan yang tinggi adalah kebutuhan akan harga diri termasuk perasaan, keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian dan kebebasan. Sekali manusia dapat memenuhi kebutuhan
untuk dihargai, mereka sudah siap untuk
memasuki gerbang aktualisasi diri,
kebutuhan tertinggi. Untuk mengetahui
kebutuhan akan penghargaan dapat
mempengaruhi kinerja pegawai kantor Camat Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara.Menurut bapak Efendi Mobilingo (Camat Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara ) menyatakan bahwa:
“Selaku Camat selalu mengapresiasi terhadap pegawai yang berprestasi baik itu berupa meteril atau penghargaan yang bersifat non materil, seperti piagam
penghargaan, piala, yang tentunya
dibutuhkan dalam memenuhi administrasi karir pegawai. (WW.EM.2-3- 2016)
Sedangkan hasil wawancara dengan bapak Ibrahim Ismail (Sekcam Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara) menyatakan bahwa:
“Langkah ini dilakukan agar para pegawai termotivasi dalam melaksanakan tugas-tugas, sehingga ikut membantu terselesainya pekerjaan sesuai waktu yang
ditentukan. Biasanya pegawai ikut
berlomba menjadi pegawai yang ideal hal ini disebabkan oleh apresiasi yang akan
mereka terima. (WW.IB. 2-3-2016).
Berdasarkan observasi peneliti,
pimpinan tidak mengapresiasi semua pegawai yang berperstasi baik itu dengan materi ataupun berupa penghargaan yang bersifat non materi. Setiap pegawai membutuhkan penghargaan baik sifatnya materi maupun non materi. Setiap prestasi perlu diberikan penghargaan agar pegawai
mau bekerja dengan maksimal.
Dilingkungan pegawai Kecamatan
Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara,
pegawainya tidak mendapatkan
penghargaan dari pimpinan. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri.
Kebutuhan aktualisasi diri adalah
kebutuhan yang tidak melibatkan
keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang terus menerus untuk memenuhi
potensi. Kebutuhan ini sebagai hasrat
untuk semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja
menurut kemampuannya. Kebutuhan
untuk aktualisasi diri langsung muncul
setelah kebutuhan untuk dihargai
terpenuhi.
Pengalian potensi pegawai
dilingkungan kecamatan Sumalata
Kabupaten Gorontalo Utara selalu
dilakukan, karena dengan penggalian
potensi pimpinan akan memberikan
gambaran yang utuh mengenai
kemampuan setiap pegawai. Pengetahuan
dasar kemampuan pegawai, akan
membantu pimpinan menempatkan
pegawai pada posisi yang tepat, sehingga membantu terselesainya pekerjaan dengan
baik. Untuk mengetahui kebutuhan
aktulisasi diri sebagai faktor motivasi
pegawai dikantor Camat Sumalata,
menurut bapak Efendi Mobilingo (Camat Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara) menyatakan bahwa:
“Sebagai pimpinan saya tidak hanya melakukan instruksi, tetapi saya harus melakukan pemetaan terhadap
potensi pegawai, dengan cara
mengikutsertakan mereka pada pelatihan yang bertujuan menambah kecakapan kerja mereka. Dan hasilnya saya rasakan betul, ada banyak pekerjaan yang harus dikerjakan secara mendadak bisa selesai. (WW.EM 8-3- 2016)
Sedangkan hasil wawancara dengan ibu Fitriyati Djafar (Staf Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara) menyatakan bahwa:
“Kami jarang mengikuti pelatihan baik
itu yang diadakan oleh pemerintah
kabupaten maupun provinsi, dalam rangka menambah skil dalam bekerja. (WW.FD.8-3- 2016)
Senada dengan hasil wawancara sebelumnya ibu Yuli Lolonto (Staf Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara) menyatakan bahwa:
“Kami tidak pernah
direkomendasikan oleh pimpinan untuk mengikuti berbagai pelatihan sebagai modal dalam menyelesaikan pekerjaan. (WW.YL.8-3-2016)
Berdasarkan obeservasi peneliti, pegawai kantor camat tidak mempunyai kecapakan kerja, karena tidak diikutkan dalam berbagai pelatihan. Pegawai Kantor Camat Sumalata. Pimpinan seharusnya mengikusertakan pegawai dalam pelatihan
untuk menambah kecakapan kerja.
Pengalian potensi pegawai senantiasa terus
diupayakan, agar potensi itu dapat
bermanfaat bagi pekerjaan. Melalui
pelatihan akan membantu memetakan kemampuan dasar pegawai, sehingga
tugas-tugas, akan diserahkan kepada
pegawai yang cocok dibidang tersebut. Pembahasan
Dalam pengukuran motivasi itu sendiri dapat dilihat dari motiv pegawai dalam bekerja yakni, kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial,
kebutuhan harga diri, kebutuhan
aktualisasi diri.
1. Kebutuhan Fisik
Kebutuhan fisik merupakan
kebutuhan pertama yang disebut juga dengan kebutuhan primer, seperti makan dan minum, seks dan sebagainya tidaklah dipelajari manusia akan tetapi merupakan fitrah sejak manusia itu lahir ke dunia. Jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi akan hilang keseimbangan fisiknya. Misalnya
apabila manusia itu merasa lapar, perutnya terasa kosong dan merasa kurang nyaman. Di lingkungan Kantor Camat Sumalata kebutuhan fisik pegawai belum terpenuhi dengan baik. Sebab gaji dan hadiah untuk menunjang makan, minum, atau untuk mendapatkan fasilitas penunjang hidup
belum mencukupi, sehingga kinerja
pegawai belum sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan.
2. Kebutuhan Rasa Aman
Pegawai kantor Camat Sumalata belum memiliki rasa aman dalam bekerja, perasaan aman menjadi suatu keharusan yang harus dipenuhi untuk menunjang atau menjaga motivasi kerja pegawai. Akan tetapi harapan ini belum terwujud di kalangan pegwai kantor Camat Sumalata, hal ini disebabkan oleh kurangnya fasilitas yang membantu kenyamaan dalam bekerja diantaranya tempat parkir yang kendaraan yang sudah rusak, AC untuk memberikan kesegaran dan kenyamanan tubuh tidak memadai, komputer dan print sebagai alat
penunjang yang akan memberikan
kelancaran pelayanan terhadap masyarakat dalam keadaan rusak.
Faktor-faktor di atas yang sering kali kenyamanan pegawai tidak terjaga. Perlu upaya dan keseriusan dalam menjaga kenyamanan pegawai, agar pegawai dapat betah dan mampu menyelesaikan tugas-tugas kantor dengan maksimal. Sebagai ilustrasi “jika seandainya udara begitu panas dalam kantor ditambah dengan tugas kantor yang belum selesai. Tentunya suasana seperti ini tidak memberikan kenyamanan bagi pegawai kantor. Akan tetapi jika AC dalam kantor dalam kondisi baik walaupun pekerjaan kantor banyak, pegawai akan tetap betah di kantor. Ilustrasi diatas adalah gambaran faktor kenyamanan menjadi sesuatu yang paling
urgen dalam menjaga motivasi kerja pegawai.
3. Kebutuhan Sosial
Terlihat jelas bahwa hubungan
pimpinan dan pegawai terdapat sekat dan jurang pemisah. Sikap pimpinan yang
cenderung birokrat dan prosedural
membuat hubungan ini tidak berjalan
dengan baik. Bahkan cenderung
mekanistik. Padahal secara teori bahwa
manusia merupakan makhluk sosial.
Manusia itu saling membutuhkan antar yang satu dengan yang lainnya. Motivasi pegawai dalam bekerja karena adanya keinginan dan kepentingan yang sama. Namun budaya ini tidak terjadi terhadap pegawai di Kantor Camat Sumalata. Kekompakan yang terjadi hanya antar pegawai. Melihat fenomena ini perlu
kiranya membangun sebuah tradisi
reformasi birokrasi, dimana hubungan pimpinan dan pegawai tidak cenderung kaku, akan tetapi lebih kepada hubungan yang sifatnya humanistik.
4. Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan akan penghargaan adalah motivasi tersendiri yang perlu untuk diperhatikan. Pegawai di Kantor Camat Sumalata tidak mendapatkan penghargaan yang sepadan dengan kerja-kerja yang
mereka sudah lakukan. Kurangnya
pimpinan dalam memberikan penghargaan berakibat pada menurunnya motivasi kerja pegawai.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan dasar manusia yang terakhir akan mempengaruhi motivasi kerja pegawai. Khususnya di kantor Camat Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara. Minimnya keinginan pimpinan untuk mengikutsertakan pegawai dalam berbagai pelatihan baik skala kabupaten atau propinsi berdampak pada kwalitas kerja
yang tidak maksimal. Pegawai tidak termotivasi dalam bekerja, disebabkan oleh
minimnya keahlian pegawai dalam
bekerja, sehingga tidak melahirkan minat yang tinggi pada pekerjaan tersebut.
Dari hasil pembahasan di atas menggambarkan rata-rata motivasi kerja pegawai kantor Camat Sumalata masih rendah dan harus ditingkatkan lagi. Namun
walaupun demikian seluruh elemen
instansi memiliki tanggungjawab yang penuh sebagai aparat negara. Hal ini terlihat dari kemajuan kecamatan ditinjau dari segi pendidikan, ekonomi, dan kesehatan, budaya, dan sosial.
PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Kebutuhan Fisik, pegawai kantor
kecamatan Sumalata belum terpenuhi dengan baik disebabkan gaji dan hadiah untuk mendapatkan fasilitas penunjang hidup belum mencukupi sehingga pegawai sering mengalami kendala dan berdampak pada kinerja pegawai yang belum sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan.
2. Kebutuhan Rasa Aman, kinerja
pegawai kecamatan Sumalata
menunjukan hasil yang belum optimal dalam setiap kerja. Pegawai Kantor Camat Sumalata dalam menjalankan tugasnya sering kali belum meraskan kenyamanan yang baik dan terjaga, hal ini disebabkan oleh kurangnya fasilitas yang membantu kenyamanan dalam bekerja seperti tempat parkir kendaraan yang sudah rusak, AC untuk kesegaran dan kenyamanan tubuh tidak memadai serta komputer dan print sebagai alat
penunjang yang akan memberikan
kelancaran pelayanan terhadap
masyarakat dalam keadaan rusak.
3. Kebutuhan Sosial, suasana kerja yang
cenderung bersikap birokrat dan
prosedural dari pimpinan membuat hubungan pimpinan dan pegawai
terdapat sekat dan jurang
pemisah,sehingga hubungan dan
kekompakan sifatnya kaku.
4. Kebutuhan Penghargaan, dapat
dikatakan kurangnya perhatian dari pimpinan pada pegawai mendapatkan
penghargaan berakibat pada
pencapaian prestasi dan motivasi kerja pegawai menurun.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri, minimnya
keinginan pimpinan mengikutsertakan pegawai disetiap pelatihan-pelatihan
dapat dikatakan belum
menggambarkan ke arah kebijakan
yang berpihak kepada pegawai,
akibatnya keahlian, inovasi dan kreasi pegawai dalam bekerja kwalitas dan potensi yang kurang maksimal.
Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, maka ada beberapa hal yang menjadi masukan, antara lain:
1. Motivasi kerja pegawai pada Kantor
Kecamatan Sumalata Kabupaten
Gorontalo Utara masih perlu
ditingkatkan lagi,
2. Perlunya melengkapi sarana penunjang
demi adanya pelayanan yang baik terhadap kebutuhan rasa aman, guna mencapai hasil kerja yang maksimal sesuai dengan tujuan organisasi itu sendiri.
3. Pentingnya terhadap pimpinan sampai
staf dapat memahami keinginan atau
dorongan berangkat dari sebuah
dalam menjalankan tugas kantor dengan baik.
4. Sebagai refleksi begitu pentingnya
menumbuhkembangkan motivasi
dalam kerja. Bentuk penghargaan yang baik akan menghasilkan kerja yang baik. Sebaliknya Penghargaan yang kurang baik akan menghasilkan kerja yang kurang baik.
5. Sebagai bahan evaluasi kiranya perlu
adanaya pemetaan mengembang potensi pegawai berdasarkan keahlian,
kompetensi, pendidikan serta
kecakapan kerja, bukan karena
kepentingan.
DAFTAR PUSTAKA
Dharma, Agus 2001, Personnel
Management. Terjemahan, Jakarta :
Erlangga
Gerry, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi revisi. Jakarta : BFEUI
Handoko, H. T. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi Ke-2. BPFE. Yogyakarta
Hariandja,Marihot Tua Efendi.2002.
Manajemen Sumber Daya Manusia : Pengadaan, Pengembangan,Penkompe nsasian dan Peningkatan Produktifitas pegawai. Jakarta :Grasindo
Hasibuan, Malayu., 2001, Organisasi & Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas, Jakarta : PT. Bumi Aksara
Maleong, Lexy J.2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remadja Resdakarya
Marihot, Anwar Prabu. 2002. Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: Refika Aditama.
Muhadjir, Noeng.,2003, Metodologi Penelitian Kebijakan dan Evaluation Research, Integrasi Penelitian, Kebijakan, dan Perencanaan, Edisi I, Cet.Pertama, Yogyakarta : Rake Sarasin
Nursalam. 2007. Manejemen Organisasi.
Jakarta: Salemba Medika
Sugiyono.2012. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta Suhartini, 2005, “Keadilan Dalam Pemberian
Kompensasi”, Jurnal Siasat Bisnis,
Edisi Khusus, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
Sulistiyani, Ambar dan Rosidah, 2003,
Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Winardi, J., 2001, Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, Cet. I, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada