• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN, MORTALITAS, DAN KEBIASAAN MAKAN IKAN TAWES (Barbodes gonionotus) DI WADUK WONOG|RI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN, MORTALITAS, DAN KEBIASAAN MAKAN IKAN TAWES (Barbodes gonionotus) DI WADUK WONOG|RI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

JPPI Edisi Sumber Daya dan Penangkapan Vo!.11 No.2 Tahun 2@s

PERTUMBUHAN,

MORTALITAS,

DAN

KEBIASAAN MAKAN IKAN

TAWES

(Barbodes

gon onotus)

Dt

WADUK

WONOG|RI

Kunto

Pumomo') dan Endi

Sefladi Kartamihardja")

ABSTRAK

- - -Total produksi perikanan tangkap Waduk Wonogiriyang memiliki luas sekitar 6.480 ha antara tahun 199& 2000 berkisar antara 3.300,&3.510 ton per lahun. iran tawes (Bafuodes gonionotus) adalah salah satu dari ti1g.jenl1^i1a1 ekonomjs penting di waduk tersebut, produksinya paoa tahiun 2ooo mencapai i.390 ton atau sekita.40% dari total produksi tangkapan ikan. Penelitian tentang pertumbuhan, mortalitas, dan makanan ikan tawes yang dllakukan di Waduk wonogiri dari bulan Januari sampai Desember tahun 2000 bertujuan untuk mendapatkan informasi

untuk

pengeloraan

ikan

rersebut

di

waduk wonogiri.

Estimasi parameter pertumbuhan dati von Bedalanlty dan mortalitas ikan taw€s dihitung memakai pakei program FlSAi. Analisis

asi perul ikan tawes dihitung dengan menggunakan indeks preponderan. Hasil penelitian-menunjukkan bahwa

kisaran panjang (total) ikan tawes di waduk wonogiri berkisar antara 11,0-39,0 cm dengan berat antara 20'0-1100,0

gram

Pertumbuhan panjang-berat ikan tawes jantan maupun betina bersifat isometrik. Rasio

anlara ikan tawes iantan dan betina adalah 1:2. Nilai parameter pertumbuhan von Bettatanffy ikan tawes

FJg:Yfif

data kelamin gabungan (jantan dan betina) adatah sebagai berikut: L_=47,3 cm, k=0,42 per ranun oan rndeks pertormansi pertumbuhan sebesar 2,973. Laju mortalitas alami (M) adalah sebesar o,gg per tahun dan.mortalitas perangkapan (F) sebesar 0,17 per tahu; sehingga mortaritas iotar (Z) sebEsar t,oo

ber tahun (berkisar antara 0,93-1,19). Laju eksploitasi (E) stok ikan

tawi!

diperkirakan sebesar 0,16. Maka;an ikan. taw€s

di

Waduk Wonogiri iatah tumbuhan airlmakrofita (73,4_A7,3%), detritus (g,4_16,2%) dan fitoplankton (3'8-12,5olo), sehingga digolongkan ke dalam ikan herbivora. Walaupun tingkat eksploitasi iian ini masih tergolong rendah namun pengelola perikanan harus tetap mendorong nelayan-agar mempunyai rasa langgung jawab yang b6sar terhadap ketestarian sumbe, daya ikan, khususnya itari tawel.

ABSTRACT:

9.?wt\

Aoftat,ty

and

f.edtng habtb

of

Java

barb

(Baftodos

gonionotus)

ln

the

Wonogtrl Reseryolr. By: Kunto pumomo and Endt Scr'/taet

Kanamih;dja

The.total fish catch

ol

wonogii reseNoir (6.480 ha)

in

lgg1-2ooo ranga from 33oo.a

to

g51o.o ton per

f!r:

\!e

J?va baP- (Parbod?s.

q?lionotus)

being

o;e of

the frve major iommercialy important speciei in

ne reseNotr, constitutes about 1.390 ton or 40% of the total catch. studi on the growth, motlatity, and leeding

habits of Java barb was conducted in Wonogii reseruoir from January to Decem'er 2000. The 6ijective of thie study is to ptovide information, relevant to the management of Java-bah in the reservoir. The

wn

Bedalanfty growth parameterc and modality rate were estimated from length frequency data using FISAT program. The groMh pefiomance index (@') wds computed from the eguation of pauty

i

Munro's

algu).

inaiysis of the stomach contents was canied out to evaluate their feeding preferences. Resu/ls show lhat the tol;l length of individuals of java barb ranged from 11.!-to 39.0 cn, and the weight from 20.0 to 11oo.o

g.

rne bngtn-;eignt

regless,on both

tor

mates (b=2.938t0.084) and females (b=3.oo8ro.a1) indicated is6metric

g,;fin.

fn"

owrall sex ratio was 1:2 in favour of females.. The von Bedalanffy growth parameters for the sexes combined were: L-=47.3 cm totat tength: k=O 42

yeai,;

and the

o

(phi_pi;d

estimatrcn was

2.gt3.

Naturdt monatitv r?te' M'

-was 0.89

year'"

fishing moftatity (F) was 0.17 year't and the totat modality

nte (z)

was 1.06 year:, (range

frcm

093-1.19) and rhe exproitation rate

@

was 0.16. The diets

of'Java

bira

conpos6a or macrophytes (80.41x1.27%),

det

tus (12.17t0.95%) and phytoplankton (7.4311.01%).

lt

indicates that the J-ava

baft

is hetbivorous species. Although the Jave barb sioci

*as

exiloited below the optimum

tewl

the

fisheies manager should recommend

the

fisher

to

take greater resionsibility

for the

sustainabitity and conseryation of lhe lishenes resources.

KEYWORDS:

growth, modality, dlets, Java barb, Wonogiri Rese,voir

PENOAHULUAN

Waduk Wonogiri secara administratif

termasuk Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah. perairan

waduk yang luasnya sekitar 6.480

ha,

kedalaman maksimum 28 m (rata-rata

I

m) dan tergolong sangat

subur

(Purnomo,

2000;

purnomo

el. at.

2OO3)

tersebut terletak pada ketinggian

.tOO-140

m

d.p.t.

(dari permukaan laut) dan posisi geografisnya antara 110 51'36"-1

l0 58'12"

BT

dan 7"47,24"-g'01'12,, LS.

I

Penatieada Loka Risel Pemacuan stok lkan, Jatituhur

'

Penelitipada Pusat Riset Perikanan Tangkap, Jakarta

Potensi produksi ikan ditaksir sekitar 5.520.5

ton

oer

tahun

(Purnomo,

2000).

Penangkapan

ikan

merupakan kegjatan perikanan

yang

dominan

di

waduk tersebut, antara tahun 1998-2000 produksinya berkisar antara 3.300,8 sampai 3.510.0 ton per tahun.

Berarti potensi

sumber

daya

ikannya

sudah

dimanfaatkan

sekitar

60-640/0,

yaitu suatu

tingkatan

yang sudah

memerlukan perhatian

yang serius

dari

pihak pengetola perikanan setempat

terhldap

aspek-aspek daya dukung dan kelestarian sumber dava.
(2)

Kunto Punomo dan Endi Setiadi kadamihardia

Secara

taksonomi

ikan

tawes

(Barbodes

gonionotus) termasuk

ke

dalam

famili

Cyprinidae.

Sebelum

Waduk Wonogiri dibendung,

ikan

tawes

adalah

ikan

asli

(indigenous

specles)

Sungai

Bengawan

Solo tetapi

setelah

Waduk

Wonogiri terbentuk ikan ini mampu beradaptasa dengan kondisi

lingkungannya

yang baru yaitu

perairan

yang

menggenang

(/enllc)

sehingga

jenis ikan

ini

masih

tetap

ada

sampai

sekarang. Kontribusi

hasil tangkapan ikan tawes pada tahun 2000 sekitar '1.390

ton

atau 40% dari

total

hasil tangkapan.

Produksi

tangkapan

lersebut adalah yang tertinggi

dibanding

jenis-jenis

ikan

lainnya

yang juga

sering tertangkap

seperti

ikan nila

(Oreochromis

niloticus),

garingan/ketlng

(Mystus

nigriceps),

bader

(Earbodes

balleroidesl,

lukas

(Labiobarbus festlyus),

palung

(Hampala macrolepidota), patin (Pangas,lrs sp.), dan sogo (Mystus nemurus).

lkan tawes adalah salah satu

jenis

ikan ekonomis

dan

disukai

oleh

masyarakat setempat,

di

tingkat

pengecer

ikan

ini

dijual dengan harga antara

Rp.

6.000,--Rp.

7.000,-

per

kilogram.

Daerah

pemasarannya

tidak saja

di

sekitar Kota

Wonogiri

tetapi sudah merambah hingga

ke

daerah Wonosari,

Tulung Agung, Muntilan, Yogyakarta,

dan

Kudus.

Diduga permintaan

pasar yang cukup baik

tersebut

secara

langsung

atau tidak

langsung

telah

menyebabkan

intensitas penangkapan

meningkat tajam. Akibatnya pada akhir-akhir ini hasil tangkapan

ikan menurun, terutama ikan

tawes.

Menanggapi hal

ini,

Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri

telah

melakukan

upaya

peningkatan

stok

(slock enhancement\

yaitu dengan

menebarkan sejumlah

benih

ikan tawes

yang

dilakukan sejak

tahun

1981.

Upaya

ini

tidak

pernah dimonitor

dan

dievaluasi

keberhasilan/kegagalannya,

perencanaan

awalnya

pun kurang

mempertimbangkan

hasil

karian secara

ilmiah,

terutama

dari

hasil-hasil penelitian

yang

pernah dilakukan

di

waduk

tersebut.

Fenomena semacam ini sebenarnya tidak hanya ter.ladi di Waduk

Wonogiri,

tetapi

sudah menjadi

ciri

perikanan

di

negara

yang sedang

berkembang (Welcome, '1996; Welcomme & Bartley, '1998; Cowx, 1999; Lorenzen et.

at.,2001).

Bertolak

dari

permasalahan

tersebut

di

atas

dilakukan penelitian

dengan

tujuan

untuk

mendapatkan

data

dan

informasi tentang

aspek

pertumbuhan, mortalitas,

dan

makanan

ikan

tawes.

Hasil penelitian

ini

dlharapkan

bisa

dimanfaatkan

sebagai bahan masukan dalam penyusunan rencana pengelolaan sumber daya ikan, khususnya ikan tawes di Waduk Wonogiri.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilakukan

di Waduk

Wonogiri Propinsi

Jawa Tengah,

dari bulan

Januari sampai Desember 2000. Data ukuran morfometri ikan, yaitu panjang total

(diukur hingga skala terkecil yaitu 0,'1 cm) dan berat

(ditimbang

hingga ketelitian 5,0 gram) tiap

individu

ikan tawes diperoleh dengan cara

memonitor hasil

tangkapan nelayan yang dilakukan setiap bulan

di

Tempat Pendaratan

lkan

(TPl)

Desa

Wuryantoro, Kecamatan Wuryantoro dan

TPI

Desa Kedungombo,

Kecamatan Baturetno.

Adapun dasar

pertimbangan pemilihan kedua TPI tersebut ialah karena kedua TPI

tersebut

tergolong besar dan banyak

nelayan yang

mendaratkan

hasil

tangkapan

di

TPl.

Dengan

demikian bisa diasumsikan bahwa hasil tangkapan di

kedua

TPI

tersebut

bisa

mencerminkan

hasil

tangkapan

ikan

di

Waduk

Wonogiri.

Data

hasil pengukuran panjang dan berat ikan tersebut dianalisis

untuk mengetahui

sifat

pertumbuhan

ikan,

apakah

isometrik (b=3) atau alometrik

(bf3),

yaitu

dihitung

dari

hubungan

antara

panjang

dan

berat

ikan memaKal rumus:

W=a'

Lb

ol mana:

W

= berat ikan (gram)

g

= panjang totat (cm)

adanb=konstanta.

Nilai konstanta "b" yang diperoleh dari persamaan

tersebut

di

atas

selanjutnya

diuji

ketepatannya

terhadap

nilai b=3

menggunakan

'uji t".

Pendugaan

parameter pertumbuhan

dari

Von Beftalanffy

yaitu

panjang

total

asimtotik

(L-)

dan

koefisien

pertumbuhan (k) dihitung memakai ELEFAN

|

(1987)

sepedi

yang

terdapat

di

dalam paket

program

komputer

FISAT (Gayanillo

et.

a/.,

1995).

Indeks

performansi pertumbuhan ((D', phi-prime)

dihitung

menggunakan persamaan Pauly

&

Munro

(1984) sebagai berikut:

o'=log1o k+2 loglo

L- ...(2)

Laju mortalitas

alami

(i/)

diduga memakai model empiris dari Pauly (1980) sebagai berikut:

In M=-0.0152-0,279' ln L-+0.6543' In k+0,4634' ln T ... .. .. . 131

ol mana:

T

=

rataan

suhu

lingtungan perairan

Waduk Wonogiri, yaitu

28

C

Koefisien mortalitas

total (Z)

diperoleh

dari

kurva

hasil

tangkapan

berdasarkan

panjang

(length-converted

catch

curve) (Pauly, 1983)

yang

penghitungannya dilakukan

secara

komputerisasi

memakai paket program FiSAT (Gayanilo

et.

al., 1995). KoeUsien mortalitas penangkapan (F) dihitung

dari persamaan

F=Z-M.

La.iu eksploitasi

(E)

dihitung menggunakan persamaan E=F/Z (Pauly, 1980).

Sampel

ikan yang

diperlukan

untuk

analisis

preferensi makanan

selain

diDeroleh

dari

hasil

tangkapan nelayan,

juga

dari

hasil

percobaan

penangkapan

ikan

memakai eksperimental

gi:lnet

berukuran mata

jaring

25,0;37,5:50,0;

75,0;

87,5;

100,0; 112,5'

dan

125 mm (strefch rneshed). Sampel (1)
(3)

JPPI Edts Sumbet Daya dan Penangkapan Vol.11 No.2 Tahun 2005

diamati

gonadnya

secara

makroskopik

untuk

mengetahui

ienis

kelamin dan tingkat

kematangan

gonadnya, kemudian diawetkan

denqan

larutan

formalin

1O%

untuk

dianalisis lebih-

laniut

di

laboraturium. Kebiasaan makan ikan tawes diietahui dengan

.

cara

menganalisis

isi

lambung

dihitung memakai

metode indeks

preponderan (Natarajan &

Jhingran dalam Effendie, '1979), yaitu:

t,=(v.

o)/E(vi

or).

1 00%

...

(4)

ot mana:

li

= indeks prepoderan jenis makanan ke-i

V

= persentase volume pakan ke-i

Oi

= persentase kejadian pakan ke-l

180

'160

140

120

100

80

60

40

20

0

HASIL DAN BAHASAN

Hasil

monitoring

terhadap tangkapan

nelayan di Waduk Wonogiri dari bulan Januari hingga Desember

tahun 2000 diperoleh

2.152

ekor ikan tawes (Gambar 1), panjangnya berkisar antara

8,0-45,0

cm (rata-rata 28,310,1 cm) dan beratnya antara 20,0-1.100,0 gram

(rata-rata 384,616,0

9).

Hasit

analisis

hubungan antara panjang-berat ikan tawes menunjukkan bahwa perlumbuhan^ikan tawes jantan mengikuti persamaan

W=0,016

L'""

(SEo=g.gta

N=268; R?=0,946), betina

mengikuti persamaan W=0,014

110@ (SEo=g,94.,.

N=1884;

R'=0,917)

(Gambar

2)

dan

gabungan ikan

iantan-betina

mengikuti_

persamaan

W=0,0.12 L36e

(SEr=q,g3a N=2. 1 52; R'=0,936),

\

e

I{

a

c

o

lz

o

LL Gambar 1. Figure 1. Gambar 2. Figure 2.

Panjang totallTotal

length (cm)

Oistribusi frekuensi panjang total ikan tawes (Barbodes gonionofus) di Waduk Wonogiri.

Total

length frequency

distribution

of

Java barb (Barbodes gonionotus,

in

tha

Wonogin resetvotr.

Hubungan panjang-berat ikan tdMes (Barbodes gonionotus)

iantan (a) dan betina (b). Length-weight relationship of mates (a) and femates (b) Java barb

(B;rbodes goiionbtusl.

(4)

Kunto Pumomo dan Endi Setiadi kadanihardia

Berdasarkan

nilai

konstanta

b

pada ikan

jantan maupun betina menunjukkan bahwa pertumbuhannya

bersifat

isometrik,

artinya

pertambahan

panjang badan sebanding dengan beratnya. Apabila data ikan

jantan dan

betina digabungkan maka diperoleh nilai

konstanta

b

(gabungan)

sebesar

3,0310,03, arlinya

bahwa secara umum

pertumbuhan

ikan

di

waduk

adalah bersifat isometrik. Sifat pertumbuhan ini tidak sama dengan

yang

diperoleh

dari hasil

penelitian di

Waduk

Kedungombo,

yaitu b=3,184

(Katramihardja,

a ooE\

Menurut Duldid

et.

a/., (2003), nilai

konstanta b

dipengaruhi

oleh tingkat

perkembangan ontogenetik

seperti perbedaan umur,

tingkat

kematangan gonad'

dan

jenis

kelamin. Lebih lanjut Bagenal

&

Tesch

(1978) menambahkan

bahwa nilai

konstanta

b

juga

dipengaruhi

oleh letak

geografis, kondisi lingkungan

seperti musim, tingkat kepenuhan lambung, penyakit'

dan

parasit.

Kemiripan

kedua

nilai

konstanta

b

tersebut

juga

tercermin

dari

nilai indeks performansi

pertumbuhan

(@',

phi-prime)

ikan tawes

di

Waduk

Wonogiri

dan

Kedungombo

yaitu

masing-maslng sebesar 2,973 dan 2,977 (Tabel '1).

Berdasarkan

hasil

penelitian

yang

dilakukan oleh

Purnomo (1997)

di

Waduk Jatiluhur,

menunjukkan

bahwa hubungan antara lingkar badan

maksimum

(G^, maximum

gidh,

dalam cm) dan panjang total (L,

Tabel 1 .

Table L

dalam cm) ikan tawes mengikuti

persamaan:

G.=-1,19+0,80L,

dan

hubungan

antara

lingkar

badan

maksimum

dan ukuran mata jaring (M,

rnesh s1'2e,

diukur strefcred

mesh, dalam

cm)

mengikuti

persamaan: Gln=1,23+2,24

M.

Peraturan

daerah

(Perda) Kabupaten Wonogiri menetapkan

bahwa

ukuran mata.iaring minimal (paling kecil) yang boleh

dipakai untuk penangkapan ikan ialah ukuran 5,1 cm

(2

inci). Bila data pada Gambar

1

dianalisis

lebih

lanjut

memakai

kedua

persamaan

di

atas

menunjukkan

bahwa hanya 7,8%

ikan

yang

tertangkap memakai gillnet berukuran

mata

jaring

kurang

dari

5,'l

cm

(2

inci),

ikan-ikan

tersebut panjangnya antara

8-17

cm dan beratnya antara

20-100

gram.

Fenomena

tersebut

menunjukkan bahwa

nelayan

di waduk ini

masih

taat

terhadap peraturan

yang ditetapkan oleh

Pemerintah

Daerah

setempat

dalam rangka

pengelolaan sumber

daya ikan,

yaitu tentang larangan penggunaan mata jaring kurang dari 2 inci (5,'l cm).

Hasil

analisis

panjang

total

ikan

tawes

dari

tangkapan nelayan

setiap

bulan

di

Waduk Wonogiri

(Lampiran 1). diperoleh

nilai L.=47,3 cm

dan k=0,42

per

tahun

(Gambar

3).

Artinya bahwa

ikan

diperkirakan

mampu

tumbuh hingga

mencapai

panjang

total 47,3

cm

dengan

laju

pertumbuhan

sebesar 0,42

per

tahun. Ukuran panjang

tersebut sedikit lebih panjang dibanding yang pernah diperoleh Beberapa parameter populasi ikan tawes (Earbodes gonionotus) dari beberapa perairan Population parameters of Java barb (Barboctes

gonionotus)

trom different study areas

Waduk/ Rese,'yoir

(r\'r

o'

MF

(vi'l

(vi'l

rJir

z

lvf'l

E

Sumber/Source Wonogiri Kedungombo Jatiluhur

0,42

2.973

0,54

2.977

0,92

3.406 47 ,3 41,9 52,6

1,06

0,89

0,17

1,5't 1,1

0,41

2,94

1

,5

1,44

0,'16

Studi saal inilPresent study

0,27

Kartamihardja, 1995

0,49

Kartamihardja, 1988 40

5

5 '€

c

30 20 10

Jan

Feb

Mar

Apr May Jun Jul

Aug S6p Oct Nov

D€c

Bulan/M

ortrts

2000

Gambar

3.

Distribusi frekuensi panlang

dan

kurva pertumbuhan ikan

tawes

(Barbodes gonionotusl

di

Waduk Wonogiri.

Figure

3,

Length frequency dbtribution and grorvth cuNes estimated for the Java barb

(Baftodes

gonionotus)

in the Wonogiri reseNoir.

(5)

JPPI Edisi Sumber Daya dan Penangkapan Vol.11 No.2 Tahun 2O0S

di

Waduk

Kedungombo

(L-=

41,9 cm) tetapi

tebih pendek bila dibanding dengan yang pernah ditangkap di Waduk Jatiluhur (L-=52,6 cm) (Tabet .t). Dari Tabel 1, terlihat pula bahwa laju pertumbuhan ikan tawes di

Waduk Wonogiri lebih lambat dibanding kedua waduk

lainnya.

Berdasarkan

nilai

mortalitas

alami.

M=0.99

per tahun dan

mortalitas penangkapan, F=0,17 per

tahun maka diperoleh nilai laju

eksploitasi, E=0,16

fiabel

1).

Nilai E tersebut

mengindikasikan

bahwa saal

ini

eksploitasi ikan tawes di Waduk Wonogiri masih bisa

ditingkatkan

hingga

batas

optimum

tanpa

mengganggu ketestariannya.

Dalam

hal

ini

diasumsikan bahwa rekruitmen

di alam

berlangsung

secara

normal

atau dibantu dengan

resfocking dan

ada

upaya

pengaturan

alat

tangkap.

Upayl

ini

sebaiknya dilakukan

dengan

mengembangkan pola pengelolaan secara bersama (co-managemen\, yailu

kerja sama antara pemerintah dan kelompok

neliyan

atau

stakeholders

lainnya.

Tujuannya

adalah

membangkitkan

partisipasi masyarakat

sehingga

timbul rasa memiliki dan

tanggung

jawab terhadip

kelestarian

sumber daya ikan. Untuk

meningkatkan

stok ikan

tawes

yaitu

dengan

menambah

rekruitmennya

bisa

dilakukan

melalui

Delaksanaan

program

restockrng

(penebaran kembali).

program tersebut perlu melibatkan nelayan setempat sehingga

masalah

penyediaan

benih

dan

pengelolaan perikanannya dapat berjalan dengan baik. Benih ikan tawes dapat diperoleh dari Balai Benih tkan

(68l)

atau

Unit Perbenihan Rakyat

(UPR)

karena

jenis ikan

ini sudah banyak dibudidayakan.

Berdasarkan

data distribusi ukuran

panjang total ikan tawes sela!'na setahun penelitian maka diketahui rkan tawes mempunyai dua puncak rekruitmen dalam

setahun (Gambar

4). Hal ini

mengindikasikan bahwa ikan tawes di Waduk Wonogiri memijah beberapa kali

dalam setahun. Oiperkirakan pemijahan

berkaitan dengan pergerakan tinggi muka air waduk, yaitu pada

bulan-bulan

ketika tinggi muka air waduk

bergerak

naik

dan

ketika tinggi

muka air

bergerak turun. lkan

tawes

di waduk

memijah

pada bulan ketiga

(Maret)

dan bulan kedelapan (Agustus). Rasio antara

ikan

tawes

iantan

dan

betina

adalah

1:2-

Di

waduk

Kedungombo,

ikan

tawes betina mulai

matano kelamin pada ukuran panjang 20 cm dan berat 175 gl

fekunditasnya

antara

25.980-86.9't6

butir (Kartamihardja, 1 996).

6

10

11

Gambar 4. Figure 4.

Pola rekruitmen ikan tawes (Barbodes gonionotus) di Waduk Wonogiri.

Recruitment paftern of Java barb

(Barbo&s

gonionohrs) in the Wonogiri rcsevoh.

Hasil analisis

isi

perut 10 ekor ikan tawes dengan panjang antara 13,6-39,0

cm dan

berat antara

40,G-1.100,0

gram

(Tabel

2)

mempedihatkan

bahwa makanan yang banyak dikonsumsi berturut-turut adalah

berupa

tumbuhan

air

(8O,41t1,27%),

detritus

(12,17t0,95o/o)

dan

fitoplankton

(7,43x1,01ok\.

Berdasarkan

komposisi makanan

yang

dikonsumsi

tersebut menunjukkan

bahwa

ikan

tawes

bersifat herbivora atau pemakan tumbuhan. Dari Tabel 2 juga

lerlihat

kecenderungan

bahwa

dengan

bertambah

besamya

ukuran ikan maka

makanan

yang

berupa

tumbuhan air dikonsumsi semakin banyak. Sebaliknya

persentase detritus

dan

fitoplankton

yang

dikonsumsi semakin sedikit. Menurut Haroon & pittman

(i997),

taju pengosongan

peM

ikan tawes adalah antara 1-5 jam

pada suhu

27.5-34

C.

lvlenurut pumomo

(2OOO),

tumbuhan

yang

dimanfaatkan

adalah

berupa

rerumputan

yang

tumbuh

di

tepi

perairan

waduk maupun gulma

air

seperti enceng gondok (Ebhhomia crass,pes), kayambang

(Satvinia

motesb), ganggang (Hydri

a

vedicillata), Ceratophyllum

demersum,

dai

kiapu (P,:sfla sfratbfes). Fitoplankton yang dimanfaatkan

kebanyakan

genus

dan

famili

Cyanophyceae,
(6)

Kunto Pumomo dan Endi Setiadi kattanihardia

Tabel 2. Komposisi makanan ikan tawes (Batuodes gonimotus) diWaduk Wonogiri

Table 2. Diet composition of Java barb

(Baftodes gonionotusl

in the Wonogiri

resaNoir

Ukuran ikan/Fr:gt srze lndex of pteponderance (olol

PanlanglLength (cm)

BerauWeight

(s) Tumbu han/A guaticprants Oetritus

PhytoplanKon

13,6 16,3 19,8 23,0 27 ,2 31,0 JJ,O 35,0 38,0 cv,v 40 OU '100 160 280 380 630 680 'r.100 800 73,43 74,75 79,'16 80,1 0 80,48 E0,74 82,29 82,58 83,29 87 ,25 16,20 15, 16 o,Jo 16,08 9,39 11,30 13,52 11,19 12,07

q?o

't0,37 10,09 12,48 3,82 10,13 4, 19 o,zJ 4,64 4,36 KESIMPULAN

1.

Pertumbuhan ikan tawes (Earbodes gonionotus) di

Waduk Wonogiri

bersifat

isometrik,

ariinya

pertambahan

panjang badan sebanding

dengan

pertambahan

berat.

lkan

tawes

dapat

tumbuh

hingga

mencapai

paniang 47,3

cm

dengan

laju pertumbuhan 0,42 per tahun. Laju eksploitasi stok

ikan tawes sebesar

0,16

mengindikasikan bahwa

upaya

penangkapan

ikan

ini

masih

bisa dikembangkan lebih lanjut.

2.

lkan tawes bersifat herbivora, makanan utamanya

ialah tumbuhan airlmakrofita

(73,4-87,3"/0) dan makanan pelengkapnya ialah detritus (8,4-16,2%)

dan fi toplankton (7,4-12,5o/o).

SARAN

1.

Untuk lebih

meningkatkan

hasil tangkapan

ikan

tawes

di

Waduk

Wonogiri

maka

pengelola

perikanan setempat

perlu

meningkatkan rekruitmen melalui penebaran ikan (restockng).

2.

Sebaiknya pengelola perikanan setempat

sejak

sekarang sudah mulai melakukan monitoring dan

evaluasi (monev) terhadap

penggunaan

alat tangkap, terutama jaring insang (gillnet).

DAFTAR PUSTAKA

Cowx, L

G.

1999.

An

appraisal

of

stocking strategies

in the

light

of

developing country

constraints_ Fisheries Management and Ecology (6):21-34_ Bagenal, T. B. & F. W. Tesch. 1978, Age and groMh.

/r:

methods

for

assessment

of fish

production in

freshwaters.

IBP

Handbook Unwin

Bros.

Ltd.. Survey 3. 365pp.

o

Duleio,

J.,

A.

Pallaoro,

P.

Cetini6,

M.

Kraljevic, A.

Soldo,

&

l.

Jardas.

2003.

Age,

growth,

and

mortality

of

picarel, Splcara smarls

L.

(Pices:

Centracanthidae),

from

the

eastern

Adriatic

(Croatian coast).

J.

Appl. Ichthyot. 19 (2003), 10-14.

Effendie,

iil.l.

1979.

Metoda biologi

perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. 112p.

Gayanilo

Jr

F.C., P.

Sparre

&

D. Pauly.

1995. The

FAO-ICLARM

stock

assessment

tools

(FISAT)

User

's

guide. FAO

computerized

information

series:

fisheries,

ICLARM Contribution 1048.'126

oD.

Haroon,

A. K. Y.

&

K.A. Pittman. 1997. Diel feeding

patlern

and

ration

of

two

sizes

of

silver

barb,

Puntius gonionotus Bleeker,

in

nursery pond and ticefield. Aquaculture Research 28 (1 1), 847-858.

Kartamihardja,

E.

S.

1988.

Analisis

cohort

dan

pengelolaan

stok ikan tawes,

Puntrus gonionotus

di

Waduk Juanda,

Jawa Barcl.

Buletin Penelitian Perikanan Darat. Vol. 7 No. 1. Hal. 14-21.

Kartamihardja,

E.

S.

1995. Population dynamics

of

three

species

of

Cyprinids

in

Kedungombo (ese:Voir. IFR Journal 1(1\: 42-57.

Kartamihardja,

E. S.

1996.

Structure

of

fish

communily

and

reproductive

biology

of

three

indigenous

species

of

Cyprinids

in

Kedungombo Reservoir. I F R Jou rnal 2(1):10- I 8.

Lorenzen, K., Amarasinghe, U. S., Bartley, D. M., Bell,

J.

D., Bilio, M., de Silva, S. S.,

Garaway,

C.

J.,

Hartmann,

W.

O.,

Kapetsky,

J.

M.,

Laleye,

P.,

Moreau,

J.,

Sugunan,

V. V.

&

Swar,

D. B.2001.

Strategic

review

of

enhancements

and

(7)

culture-JPPI Edisi Sumber Daya dan Penangkapan VoL11 No.2 Tahun 2OOs

based

fisheries. /n: R.P.

Subasinghe,

p.

Bueno,

M.J. Phillips,

C.

Hough,

S.E.

Mcctaddery

&

J.R.

Arthur,

eds.

Aquaculture

in the Third

Millennium.

Technlcal Proceedings

of

the

Conference

on

Aquaculture

in the

Third

Millennium,

Bangkok,

Thailand,

20-25

February

2000.

pp.

221-237. NACA, Bangkok and FAO, Rome.

Pauly, D. 1980.

A

selection of simple methods for the assessment of tropical fish stocks. FAO Fish. Circ. 729, 54 pp.

Pauly,

O.

1983.

Length-converted

catch curves:

a

powerful

tool

fo[

fisheries research

in the

troDics (Parr l). ICLARM Fishbyte

2,9-13.

Pauly,

D.,

19E4.

Some

simpte methods

for

the

assessment

of

tropical

fish

stocks.

FAO

Fish. Tech. Pap. (234): 52 p.

Pauly,

D.

&

[ilunro,

J. L.

(1984) Once more

on

the

comparison

of

growth

in

fish and

invertebrates. ICLARM Fishbyte 2, 21.

Purnomo,

K.

1997.

Length-girth relationships

of

Barbodes gonionotus and Hampala macrolepidota

in

the

Jatiluhur

Reservoir, Indonesia.

Naga,

ICURM

O. 20

(1):4647.

Purnomo, K. 2000. Kompetisi dan pembagian sumber

daya pakan

komunitas

ikan

di

Waduk Wonogiri.

Jurnal Penelitian

Peikanan

lndonesia. Vol.

6,

No. 3-4:'16-23.

Purnomo,

K, E. S.

Kartamihardja,

&

S.

Koeshendrajana.

2003.

Pertumbuhan, mortalitas,

dan kebiasaan makan ikan patin siam (Pangasius

hypophthalmus\ introduksi

di

Waduk

Wonogiri.

Jurnal Penelitian Perikanan lndonesia. Vol.

9,

No. 3: '13-26.

Welcome,

R.

L.

1996.

Stocking

as

a

technique for

enhancement

of

fisheries.

FAO

Aquaculture Newsletter (FAN), '14:8- 1 1 .

Welcomme, R. L. & D. M. Bartley. 1999. An evaluation

of

present techniques

for the

enhancement of tisheries,

p.

1-36.

ln: T.

petr (ed).

Intand fishery

enhancements.

Papers

presented

at

the

FAO/DFIO.

Expert

consultation

on

inland fishery

enhancement.

Dhaka,

Bangladesh,

7-11

April 1997. FAO Fish. Tech. PaD.

No.374.

Rome.
(8)

Kunto Pumomo dan Endi Setiadi kadamihdrdja

Lampiran

1.

Distribusi fekwensi panjang total ikan tawes, Baftodes gonkmolus di waduk Wonogiri

Appendix

1.

Length frequency

distibution

of Java barb, Barbode.s

gonionotus

in Wonogiri reseNoir

Jan

Pob

Mei Jun

Jul

2 4 A 1

111

21127

21265

12345

2

2

5

3

15

4

2

18

4

13

7

11 't2 10

15

20 13

4

2

I

31

7

8

57

502232813

36 32 31 10

14

12921

32

6

14

4

21 28 34

5

51331

232

7

8

2042

50 10

10

34%3396

216482493

115

137

2

3

3

27 2322

1

81725292

85432821

5

215't1

5

1621

202

3

5

10

6

E

11 29

15

4

8

23

15

1920

11

843

10

4

I

31

4 2

14

85

21

11

20

13

11

7

't2

2

42

53

46

2

151

10

4

2

13

7

4

13

10

8

2662

2514

211

26

51454

613E1

1934

32025

233

21

12

1

15

47

t

? 8 9 10 '11 12 1a 14

t5

16 17 18 19 20 21 23 24 4C zo 27 28 29 30

?l

5a 33 34 5C 36

J(

J6

to

40 41 42 43 44 45

Gambar

Gambar  4. Figure  4.
Tabel  2. Komposisi makanan  ikan  tawes (Batuodes  gonimotus) diWaduk  Wonogiri

Referensi

Dokumen terkait

Pengetahuan tentang pengukuran yang dimaksud adalah pengetahuan teknik untuk melakukan pengukuran atas bagian-bagian dan suatu benda hasil produksi, baik mengukur dimensi ataupun

Pada kegiatan pelatihan yang dilakukan oleh PT.Sucaco.Tbk, dalam hal ini pelatihan yang terakhir dilakukan adalah pada bagian produksi, perusahaan melakukan evaluasi pelatihan

Proses evolutionary programming diimplementasikan untuk menempatkan Node B untuk mencapai coverage yang luas dan dapat melayani demand trafik yang tinggi dalam pemetaan

1. Upaya yang ditempuh perusahaan rental mobil untuk menyelesaikan wanprestasi berupa kerusakan yang diakibatkan oleh penyewa pada perjanjian sewa menyewa mobil

Berdasarkan keseluruhan pembahasan hasil penelitian, 56% mahasiswa Program Penelusuran Pengembangan Potensi Putra/Putri (P5) Kabupaten Jayapura progdi PTIK untuk

Hipotesis tindakan dalam penelitian adalah implementasi pembelajaran matematika menggunakan modul model learning cycle dapat meningkatkan kreativitas matematis siswa

Pengetahuan tentang hipertensi mempunyai hubungan yang positif dengan kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Bulu Sukoharjo.. Kata

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kebisingan di Jalan Raya Ciomas serta menentukan jenis pagar vegetasi dan dinding tembok yang paling efektif sebagai