• Tidak ada hasil yang ditemukan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTER! PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTER! PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTER! PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM 15 TAHUN 2021

TENT ANG

TATA CARA PENGANGKATAN, PEMBERHENTIAN, DAN PENGUNDURAN DIRI DEW AN PENG AW AS PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS

DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN YANG MENERAPKAN PENGELOLAAN KEUANGAN

BADAN LAYANAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTER! PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 34 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, mengatur dewan pengawas badan layanan umum di lingkungan pemerintah pusat dibentuk dengan keputusan menteri yang bertanggung jawab atas bidang tugas badan layanan umum yang bersangkutan atas persetujuan Menteri Keuangan;

b. bahwa dalam rangka optimalisasi peran dewan pengawas dalam melaksanakan pembinaan badan layanan um um di lingkungan Kementerian Perhubungan, perlu mengatur kembali ketentuan

(2)

Mengingat

mengenai dewan pengawas badan layanan umum yang sebelumnya telah diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 23 Tahuri 2012 tentang Pedoman Pengangkatan Dewan Pengawas Pada Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Perhubungan yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Perhubungan tentang Tata Cara Pengangkatan, Pemberhentian, dan Pengunduran Diri Dewan Pengawas pada Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kernen terian Perhubungan yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Sadan Layanan Umum;

1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang

Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Sadan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republtk Indonesia Nomor 4502) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Sadan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara

(3)

Menetapkan

- 3 -

5. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);

6. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 ten tang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203);

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 129 /PMK.05/2020 tentang Pedoman Pengelolaan Badan Badan Layanan Umum (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1046);

8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1756);

MEMUTUSKAN:

KEPUTUSAN MENTER! PERHUBUNGAN TENTANG TATA

CARA PENGANGKATAN, PEMBERHENTIAN, DAN

PERT AMA

KEDUA

PENGUNDURAN DIRI DEWAN PENGAWAS PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN YANG MENERAPKAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM.

Menetapkan Tata Cara Pengangkatan, Pemberhentian, dan Pengunduran Diri Dewan Pengawas pada Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kementerian Perhubungan yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.

Dewan Pengawas pada Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kementerian Perhubungan yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Perhubungan setelah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan.

(4)

KETIGA

KEEMPAT

Masa jabatan Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA ditetapkan selama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk paling banyak 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya pada Unit Pelaksana Teknis yang menerapkan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum yang berbeda.

Pimpinan Unit Kerja Eselon I melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Unit Pelaksana Teknis yang menerapkan pengelolaan keuangan badan layanan umum di lingkungan Kementerian Perhubungan yang belum memiliki Dewan Pengawas.

(5)

KELI MA

- 5 -

Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 19 Januari 2021

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

BUDI KARY A SUMADI

SALINAN Keputusan Menteri ini disampaikan kepada: 1. Sekretaris Jenderal;

2. Inspektur Jenderal;

3. Para Direktur Jenderal di lingkungan Kementerian Perhubungan; dan 4. Para Kepala Badan di lingkungan Kementerian Perhubungan.

(6)

LAMPI RAN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR KM 15 TAHUN 2021 TENT ANG

TATA CARA PENGANGKATAN, PEMBERHENTIAN, DAN PENGUNDURAN DIRI DEWAN PENGAWAS PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN YANG

MENERAPKAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

TATA CARA PENGANGKATAN, PEMBERHENTIAN, DAN PENGUNDURAN DIRI DEWAN PENGAWAS PADA UNIT PELAKSANATEKNIS DI LINGKUNGAN

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN YANG MENERAPKAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

A. Pengertian

1. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT adalah Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Perhubungan.

2. Unit Pelaksana Teknis yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum yang selanjutnya disingkat UPT PK-BLU adalah Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Perhubungan yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/ atau jasa yang dijual tan pa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi clan produktivitas.

3. Dewan Pengawas adalah organ pada UPT PK-BLU yang menerapkan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum yang bertugas melakukan pengawasan terhadap pengelolaan UPT PK-BLU.

4. Pejabat Pengelola UPT PK-BLU adalah Pimpinan UPT PK-BLU yang bertanggung jawab terhadap kinerja operasional UPT PK-BLU yang terdiri atas Pemimpin, Pejabat Keuangan, dan Pejabat Teknis.

5. Nilai Aset adalah jumlah aset yang tercantum dalam neraca UPT PK- BLU pada akhir suatu tahun buku tertentu.

(7)

- 7 -

6. Nilai Omzet adalah jumlah seluruh pendapatan operasional yang diterima oleh UPT PK-BLU yang berasal dari jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat, hasil kerja sama UPT PK-BLU dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya dalam satu tahun anggaran. 7. Menteri Perhubungan yang selanjutnya disingkat Menteri adalah

Menteri yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan di bidang transportasi.

8. Kementerian Perhubungan yang selanjutnya disingkat Kementerian adalah Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang transportasi.

9. Pemimpin UPT PK-BLU adalan ketua/Direktur/Kepala UPT PK-BLU. 10. Pimpinan Unit Kerja Eselon I adalah Pejabat Eselon I di lingkungan

Kementerian yang membidangi UPT PK-BLU.

11. Menteri adalah pejabat yang bertanggung jawab atas bidang tugas UPT PK-BLU yang bersangkutan.

B. Keanggotaan Dewan Pengawas

1. Jumlah anggota Dewan Pengawas ditetapkan sebanyak 3 (tiga) orang atau 5 (lima) orang disesuaikan dengan Nilai Omzet dan/ atau Nilai A set;

2. Salah seorang di antara anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu) ditetapkan sebagai Ketua Dewan Pengawas;

3. Jumlah anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu) ditetapkan sebanyak 3 (tiga) orang untuk UPT PK-BLU yang memiliki:

a. nilai Omzet tahunan menurut laporan realisasi anggaran tahun terakhir, sebesar Rp30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar rupiah) sampai dengan Rp60.000.000.000,00 (enam puluh miliar rupiah); dan

b. nilai Aset menurut neraca tahun terakhir, sebesar Rp75.000.000.000,00 (tujuh puluh lima miliar rupiah)sampai dengan Rp200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah).

4. Jumlah anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu) ditetapkan sebanyak 5 (lima) orang bagi UPT PK-BLU yang memiliki:

(8)

a. nilai Omzet tahunan menurut laporan realisasi anggaran tahun terakhir, lebih besar dari Rp60.000.000.000,00 (enam puluh miliar rupiah); dan/ atau

b. nilai Aset menurut neraca tahun terakhir, lebih besar dari Rp200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah.

5. Dalam hal berdasarkan hasil monitoring realisasi Nilai Omzet tahunan UPT PK-BLU menurut laporan realisasi anggaran dan Nilai Aset UPT PK-BLU menurut neraca selama 2 (dua) tahun berturut-turut lebih rendah dari ketentuan pembentukan Dewan Pengawas UPT PK-BLU: a. pembentukan Dewan Pengawas UPT PK-BLU dikaji kembali;

b. pembentukan Dewan Pengawas UPT PK-BLU sebagaimana dimaksud dalam angka 4 (empat) huruf b disesuaikan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam angka 3 (tiga) huruf b. 6. Dalam hal berdasarkan hasil monitoring diperoleh hasil Nilai Omzet

tahunan UPT PK-BLU menurut laporan realisasi anggaran dan Nilai Aset UPT PK-BLU menurut neraca selama 2 (dua) tahun berturut- turut lebih tinggi dari persyaratan sebagaimana dimaksud dalam angka 3 (tiga) huruf b, pembentukan Dewan Pengawas UPT PK-BLU sebagaimana dimaksud dalam angka 3 (tiga) huruf b dapat diusulkan untuk disesuaikan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam angka 4 (empat) huruf b.

C. Komposisi Keanggotaan Dewan Pengawas

Komposisi keanggotaan Dewan Pengawas terdiri dari unsur-unsur pejabat dari Kernen terian dan Kernen terian Keuangan, serta tenaga ahli yang sesuai dengan layanan UPT PK-BLU.

1. Komposisi keanggotaan Dewan Pengawas UPT PK-BLU yang berjumlah 3 (tiga) orang, terdiri atas:

a. 1 (satu) orang berasal dari unsur pejabat Kementerian;

b.

1 (satu) orang berasal dari unsur pejabat Kementerian Keuangan; dan

c.

1 (satu) orang berasal dari unsur tenaga ahli.

2. Komposisi keanggotaan Dewan Pengawas UPT PK-BLU yang berjumlah 5 (tiga) orang, terdiri atas:

(9)

- 9 -

b.

2 (dua) orang berasal dari unsur pejabat Kementerian Keuangan; dan

c. 1 (satu) orang berasal dari unsur tenaga ahli.

D. Persyara tan

1. Anggota Dewan Pengawas diangkat dari orang perseorangan yang memenuhi persyaratan umum dan persyaratan khusus.

2. Persyaratan umum sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu) meliputi:

a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. memiliki integritas, dedikasi, itikad baik, dan rasa tanggung jawab;

c. dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya;

d. bukan anggota atau pengurus partai politik;

e. bukan calon anggota legislatif, dan/ atau anggota legislatif;

f. bukan calon kepala/wakil kepala daerah atau kepala/wakil kepala daerah;

g. bukan pegawai UPT PK-BLU bersangkutan atau tidak sedang menjabat sebagai pejabat pengelola pada UPT PK-BLU;

h. tidak sedang menjadi tersangka atau terdakwa dalam proses peradilan;

1. tidak sedang menjadi terpidana sesuai dengan keputusan

pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap; J. cakap melakukan perbuatan hukum dan tidak pernah

dinyatakan pailit atau menjadi anggota direksi/komisaris/Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah sehingga menyebabkan suatu badan usaha pailit atau dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara;

k. tidak pernah terlibat perbuatan rekayasa dan praktek - praktek menyimpang pada tempat yang bersangkutan bekerja sebelum pencalonan;

1. tidak pernah terlibat dalam perbuatan cidera janji yang dapat dikategorikan tidak memenuhi komitmen yang telah disepakati pada tempat yang bersangkutan bekerja sebelum pencalonan;

(10)

m. tidak pernah terlibat dalam perbuatan yang dikategorikan memberikan keuntungan secara melawan hukum kepada yang bersangkutan dan/atau pihak lain sebelum pencalonan;

n. tidak pernah terlibat dalam perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap ketentuan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip Pengelolaan UPT PK-BLU yang sehat; dan

o. tidak memiliki hubungan keluarga sedarah sampai dengan derajat ketiga baik menurut garis lurus maupun garis ke samping termasuk hubungan yang timbul karena perkawinan dengan Pejabat Pengelola UPT PK-BLU maupun dengan anggota Dewan Pengawas lainnya.

3. Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu) meliputi:

a. sehat jasmani dan rohani (tidak sedang menderita suatu penyakit yang dapat menghambat pelaksanaan tugas sebagai Dewan Pengawas);

b. memiliki pengetahuan dan/ atau kompetensi di bidang yang berkaitan dengan kegiatan UPT PK-BLU;

c. memiliki kemauan yang kuat (antusias) untuk memajukan dan mengembangkan UPT PK-BLU dimana yang bersangkutan dicalonkan; dan

d. tidak sedang menjabat sebagai Dewan Komisaris BUMN / anak perusahaan.

4. Ketua Dewan Pengawas paling rendah merupakan Pejabat Eselon II dan sedang aktif menjabat.

5. Calon anggota Dewan Pengawas yang berasal dari unsur tenaga ahli yang memahami bisnis UPT PK-BLU dengan pengangkatan pertama usia paling tinggi 63 (enam puluh tiga) tahun.

6. Pemenuhan persyaratan umum sebagaimana dimaksud pada angka 2 (dua) dibuktikan dengan surat pernyataan yang ditandatangani oleh calon anggota Dewan Pengawas.

7. Pemenuhan persyaratan khusus sebagaimana dimaksud pada angka 3 (tiga) dibuktikan dengan dokumen yang sah dan relevan dengan persyaratan khusus berkenaan.

8. Surat pernyataan calon anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada angka 4 (empat) disusun sesuai format A

(11)

- 11 -

sebagaimana tercantum dalam Sub Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.

E. Pengusulan

1. Calon anggota Dewan Pengawas dari unsur Kementerian dan unsur tenaga ahli diusulkan oleh Menteri kepada Menteri Keuangan.

2. Calon anggota Dewan Pengawas dari unsur Kementerian Keuangan disampaikan oleh Menteri Keuangan kepada Menteri.

F. Seleksi dan Penetapan

1. Sekretaris Jenderal membentuk Tim Evaluator yang terdiri dari Kepala Biro Kepegawaian dan Organisasi, Kepala Biro Keuangan, Kepala Biro Hukum, dan Sekretaris Inspektorat Jenderal.

2. Tim Evaluator sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu) bertugas:

a. melakukan telaah, mengkaji, dan meneliti dokumen persyaratan calon Dewan Pengawas; dan

b. secara tertutup melakukan seleksi terhadap calon Dewan Pengawas.

3. Dalam hal Tim Evaluator melakukan seleksi secara tertutup terhadap calon Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada angka 2 (dua) huruf b, Tim Evaluator menyusun dan menetapkan kriteria penilaian terhadap calon Dewan Pengawas.

4. Pengusulan anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud dalam romawi II angka 1 (satu) dilakukan sebagai berikut:

a. Pemimpin Unit Kerja Eselon I yang membidangi UPT PK-BLU mengusulkan calon Dewan Pengawas UPT PK-BLU kepada Sekretaris Jenderal paling lama 1 (satu) bulan setelah UPT ditetapkan sebagai UPT PK-BLU dan/atau masa jabatan Anggota Dewan Pengawas berakhir;

b. setelah menerima usulan, Sekretaris Jenderal c.q. Tim Evaluator sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu) melakukan telaah, mengkaji, dan meneliti dokumen persyaratan calon Dewan Pengawas yang diusulkan dan melakukan seleksi terhadap calon Dewan Pengawas sesuai dengan persyaratan umum dan khusus Dewan Pengawas serta

(12)

kriteria penilaian yang ditetapkan Tim Evaluator sebagaimana dimaksud pada angka 3 ( tiga);

c. setelah dilakukan seleksi terhadap calon Dewan Pengawas, Sekretaris Jenderal mengusulkan kepada Menteri untuk memohon penetapan pengusulan calon Anggota Dewan Pengawas setelah persyaratan administrasi dan teknis terpenuhi;

d. Jumlah Calon Anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada huruf a paling sedikit 2 (dua) orang untuk masing-rnasing jabatan Dewan Pengawas;

e. selanjutnya Calon Anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada huruf d diusulkan kepada Menteri Keuangan untuk memohon persetujuan; dan

f. Menteri membentuk dan menetapkan Anggota Dewan Pengawas sesuai dengan persetujuan Menteri Keuangan.

G. Tugas

1. Dewan Pengawas bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Pejabat Pengelola UPT PK-BLU mengenai pengelolaan UPT PK-BLU, baik dari aspek layanan maupun aspek pengelolaan keuangan.

2. Pelaksanaan tugas Dewan Pengawas se bagaimana dimaksud pada angka 1 (satu), antara lain dilaksanakan dengan:

a. menghadiri rapat Dewan Pengawas;

b. memberikan pertimbangan kepada Pejabat Pengelola UPT PK- BLU dalam kepatuhan terhadap peraturan perundang- undangan;

c. memberi pendapat dan saran kepada pejabat pengelola UPT PK-BLU mengenai perbaikan tata kelola UPT PK-BLU;

d. mengawasi dan memberikan pendapat dan/ atau saran kepada Pejabat Pengelola UPT PK-BLU atas pelaksanaan rencana strategis bisnis dan rencana bisnis dan anggaran; e. memberikan pendapat dan/atau saran atas laporan berkala

UPT PK-BLU antara lain laporan keuangan dan laporan kinerja, termasuk laporan hasil audit satuan pemeriksaan intern;

(13)

- 13 -

f. menyusun program kerja tahunan pengawasan UPT PK-BLU dan menyampaikannya kepada Menteri dan Menteri Keuangan;dan

g. melaksanakan tugas lainnya berdasarkan penugasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

H. Kewajiban

Dalam menjalankan tugas, Dewan Pengawas berkewajiban untuk: 1. memberikan pendapat dan saran kepada Menteri dan Menteri

Keuangan mengenai Rencana Strategis Bisnis dan Rencana Bisnis dan Anggaran yang disusun Pejabat Pengelola UPT PK-BLU;

2. melaporkan kepada Menteri dan Menteri Keuangan apabila terjadi gejala penurunan kinerja UPT PK-BLU dan/atau penyimpangan atas ketentuan peraturan perundang-undangan;

3. mengikuti perkembangan kegiatan UPT PK-BLU, memberikan pendapat dan saran kepada Menteri dan Menteri Keuangan mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi pengelolaan UPT PK-BLU;

4. memberikan nasehat kepada Pejabat Pengelola UPT PK-BLU dalam melaksanakan pengelolaan UPT PK-BLU; dan

5. memberikan masukan, saran, atau tanggapan atas laporan keuangan dan laporan kinerja UPT PK-BLU kepada Pejabat Pengelola UPT PK-BLU.

6. menyampaikan laporan pelaksanaan tugas Dewan Pengawas yang telah dilakukan kepada Menteri dan Menteri Keuangan paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun; dan

7. menetapkan setiap keputusan Dewan Pengawas melalui rapat Dewan Pengawas yang diputuskan secara musyawarah untuk mufakat dan bersifat kolektif dan kolegial.

I.Wewenang

Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban, Dewan Pengawas berwenang untuk:

1. mendapatkan laporan berkala atas pengelolaan UPT PK-BLU antara lain laporan keuangan dan laporan kinerja;

2. mendapatkan laporan hasil pengawasan/pemeriksaan yang dilakukan oleh satuan pemeriksaan intern UPT PK-BLU dan Badan Pemeriksa Keuangan;

(14)

3. mengetahui kebijakan dan tindakan yang dijalankan oleh Pejabat Pengelola UPT PK-BLU dalam pelaksanaan kegiatan UPT PK-BLU; 4. mendapatkan penjelasan dan/atau data dari Pejabat Pengelola

UPT PK-BLU dan/ atau pegawai UPT PK-BLU mengenai kebijakan dan pelaksanaan kegiatan UPT PK-BLU;

5. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Sekretaris Dewan Pengawas;

6. meminta Pejabat Pengelola UPT PK-BLU untuk menghadirkan tenaga profesional dalam rapat Dewan Pengawas;

7. memberikan pandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan dalam rapat Pejabat Pengelola UPT PK-BLU;

8. meminta audit secara khusus oleh aparat pengawasan intern pemerintah kepada Menteri dan/atau Menteri Keuangan; dan 9. melaksanakan kewenangan lainnya berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

J. Rapat Dewan Pengawas

1. Dewan Pengawas mengadakan rapat paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) triwulan dan sewaktu-waktu dalam hal diperlukan;

2. Rapat Dewan Pengawas diadakan di tempat kedudukan UPT PK- BLU, tempat kegiatan usaha UPT PK-BLU, atau tempat lain di wilayah Negara Republik Indonesia atas persetujuan Pemimpin UPT PK-BLU;

3. Hal-hal yang dibicarakan dan/ atau diputuskan dalam rapat Dewan Pengawas dituangkan dalam risalah rapat yang dilampiri dengan daftar hadir Dewan Pengawas.

K. Kontrak Kinerja dan Laporan Pertanggungjawaban

1. Dalam rangka pengawasan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Dewan Pengawas menyusun program kerja kontrak Kinerja dan membuat laporan.

2. Kontrak kerja Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu) merupakan hasil kesepakatan antara Dewan Pengawas dengan Menteri.

(15)

- 15 -

3. Dalam hal penandatanganan Kontrak Kinerja (KPI) dewan pengawas sebagaimana dimaksud pada angka 2 (dua) Menteri dapat menugaskan pimpinan Unit Eselon I Pembina UfYI' PK-BLU bersangku tan.

4. Kontrak kerja Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu) sesuai dengan format B sebagaimana tercantum dalam Sub Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.

5. Laporan Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu) terdiri atas:

a. laporan periodik; b. laporan khusus; dan

c. laporan akhir Dewan Pengawas.

6. Laporan periodik sebagaimana dimaksud pada angka 5 (lima) huruf a, merupakan laporan yang dibuat secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali.

7. Laporan khusus sebagaimana dimaksud pada angka 5 (lima) huruf b, merupakan laporan yang dibuat sewaktu-waktu dalam hal terjadi gejala penurunan kinerja UfYI' PK-BLU dan/ atau penyimpangan terhadap ketentuan peraturan perundang- undangan.

8. Laporan akhir Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada angka 5 (lima) huruf c, merupakan laporan yang dibuat pada akhir periode jabatan Dewan Pengawas.

9. Laporan Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada angka 5 (lima) disampaikan kepada:

a. Menteri;

b. Menteri Keuangan; dan

c. Direktur Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan. 10. Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu), paling

sedikit memuat:

a. penilaian terhadap Rencana Strategis Bisnis, Rencana Bisnis dan Anggaran, dan pelaksanaannya;

b. penilaian terhadap kinerja pelayanan, keuangan, dan operasional;

c. penilaian ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan; dan

(16)

d. permasalahan pengelolaan UPT PK-BLU dan solusinya.

11. Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 10 (sepuluh), dengan menggunakan Contoh format C sebagaimana tercantum dalam Sub Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.

L. Evaluasi

1. Dalam rangka menilai kinerja Dewan Pengawas, Menteri dan Menteri Keuangan c.q. Tim Evaluator melakukan evaluasi terhadap Dewan Pengawas.

2. Evaluasi terhadap Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu) dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:

a. periodik, yaitu evaluasi yang dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun; dan

b. insidentil, yaitu evaluasi yang dilakukan sewaktu-waktu dan/ atau apabila terdapat dugaan,sangkaan, dan laporan bahwa dewan pengawas melakukan pelanggaran aturan perundang-undangan.

3. Evaluasi terhadap Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu) paling sedikit dilakukan dengan mengkaji atau meneliti capaian kontrak kerja Dewan Pengawas, laporan Dewan Pengawas dan kepatuhan Dewan Pengawas terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan,

4. Hasil evaluasi terhadap Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada angka 3 (tiga) dapat menjadi pertimbangan bagi Menteri dan Menteri Keuangan untuk melakukan penggantian atau pemberhentian anggota Dewan Pengawas.

M. Larangan Dewan Pengawas

Anggota Dewan Pengawas dilarang:

1. memanfaatkan posisi sebagai Dewan Pengawas, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk kepentingan pribadi, keluarga, maupun golongan tertentu;

2. menduduki jabatan lain yang berakibat pada terjadinya benturan kepentingan dalam pengawasan UPT PK-BLU atau munculnya halangan yang mengganggu kemampuan untuk bertindak secara bebas dalam pengawasan UPT PK-BLU;

(17)

- 17 -

3. mengintervensi pelaksanaan kegiatan operasional UPT PK-BLU yang dilaksanakan oleh Pejabat Pengelola UPT PK-BLU melebihi kewenangan Dewan Pengawas; dan

4. merangkap jabatan sebagai Dewan komisaris Badan Usaha Milik Negara/ anak perusahaan.

N. Pemberhentian dari Jabatan

1. Menteri dan Menteri Keuangan berwenang memberhentikan anggota Dewan Pengawas dari jabatannya;

2. Pemberhentian anggota Dewan jabatannya sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu) dilakukan dalam hal:

a. masa jabatan berakhir; b. meninggal dunia;

c. mengundurkan diri dan pengunduran dirinya disetujui;

d. diganti sebelum masa jabatan berakhir berdasarkan hasil evaluasi kontrak kinerja Dewan Pengawas (KPI) yang telah ditetapkan; atau

e. berusia lebih dari 65 (enam puluh lima) tahun.

3. Dalam hal pemberhentian anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu) diikuti dengan penggantian anggota Dewan Pengawas, masa jabatan anggota Dewan Pengawas pengganti ditetapkan selama sisa masa jabatan anggota Dewan Pengawas yang digantikan.

0. Penggan tian

1. Menteri berwenang mengganti anggota Dewan Pengawas dari unsur pejabat Kementerian dan unsur tenaga ahli.

2. Menteri mengajukan usulan penggantian anggota Dewan Pengawas dari unsur pejabat Kementerian dan unsur tenaga ahli, kepada Menteri Keuangan untuk mendapat persetujuan.

3. berdasarkan persetujuan Menteri Keuangan terhadap usulan penggantian anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada angka 2 (dua), Menteri menetapkan keputusan mengenai penggantian anggota Dewan Pengawas;

4. Persyaratan, pengusulan, dan penetapan penggantian anggota Dewan Pengawas mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam BAB VI angka romawi I, angka romawi II, dan angka romawi III

(18)

mengenai persyaratan, pengusulan, seleksi, dan penetapan anggota Dewan Pengawas.

5. Menteri Keuangan berwenang mengganti anggota Dewan Pengawas yang berasal dari unsur pejabat Kementerian Keuangan.

6. Menteri Keuangan menyampaikan penggantian anggota Dewan Pengawas yang berasal dari unsur pejabat Kementerian Keuangan kepada Menteri untuk mendapat penetapan.

7. Persyaratan dan pengusulan penggantian anggota Dewan Pengawas mengikuti tata cara mengenai persyaratan, pengusulan, seleksi, dan penetapan anggota Dewan Pengawas.

8. Keputusan penggantian anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada angka 3 (tiga) dan angka 6 (enam) antara lain memuat penetapan:

a. anggota Dewan Pengawas yang diganti atau diberhentikan; dan b. anggota Dewan Pengawas yang menggantikan.

9. Salinan keputusan sebagaimana dimaksud pada angka 8 (delapan) antara lain disampaikan kepada:

a. Menteri Keuangan atau Menteri; dan

b. Direktur Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan. 10. Penggantian anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud

pada angka 8 (delapan), berlaku efektif sejak:

a. tanggal surat persetujuan Menteri Keuangan mengenai penggantian anggota Dewan Pengawas dari unsur pejabat Kementerian dan unsur tenaga ahli; atau

b. tanggal surat penyampaian penggantian anggota Dewan Pengawas dari unsur pejabat Kementerian Keuangan.

P. Pengunduran Diri

1. Anggota Dewan Pengawas dari unsur pejabat Kementerian dan unsur tenaga ahli dapat mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis kepada Menteri;

2. Anggota Dewan Pengawas dari unsur pejabat Kementerian Keuangan dapat mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis kepada Menteri Keuangan;

3. Dalam hal permohonan pengunduran diri sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu) dan angka 2 (dua) disetujui, Menteri atau

(19)

- 19 -

Menteri Keuangan melakukan penggantian anggota Dewan Pengawas;

4. Dalam hal Menteri atau Menteri Keuangan tidak melakukan penggantian anggota Dewan Pengawas, permohonan pengunduran diri anggota Dewan Pengawas dianggap tidak disetujui.

Pengawas, rapat dan termasuk mengkoordinasi kehadiran peserta

menyiapkan daftar hadir serta bahan-bahan rapat;

e. mengumpulkan data atau informasi yang relevan dengan d.

Q. Sekretaris Dewan Pengawas

1. Dalam rangka mendukung penyelenggaraan tugas Dewan Pengawas, dapat diangkat seorang Sekretaris Dewan Pengawas. 2. Sekretaris Dewan Pengawas memiliki tugas membantu Dewan

Pengawas untuk:

a. menyelenggarakan tugas kesekretariatan Dewan Pengawas; b. membuat dan mendokumentasikan risalah rapat Dewan

Pengawas, termasuk mencatat setiap keputusan yang dihasilkan dalam forum-forum pengambilan keputusan;

c. membantu menyusun program kerja, laporan, pendapat, kajian, dan saran Dewan Pengawas;

menyiapkan penyelenggaraan rapat Dewan

pelaksanaan tugas Dewan Pengawas; dan

f. melaksanakan kegiatan-kegiatan lain yang mendukung pelaksanaan tugas Dewan Pengawas.

3. Sekretaris Dewan Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Pemimpin UPT PK-BLU dengan persetujuan Dewan Pengawas; 4. Pengangkatan Sekretaris Dewan Pengawas harus

mempertimbangkan kemampuan keuangan UPT PK-BLU dan beban tugas Dewan Pengawas;

5. Sekretaris Dewan Pengawas berasal dari internal UPT PK-BLU terse but yang tidak menjabat jabatan struktural pada UPT PK-BLU tersebut atau pejabat yang ditunjuk dari unit kerja selain UPT PK- BLU yang bersangkutan;

6. Masa jabatan Sekretaris Dewan Pengawas ditetapkan oleh Pemimpin UPT PK-BLU dengan persetujuan Dewan Pengawas; 7. Sekretaris Dewan Pengawas diangkat dari orang perseorangan,

(20)

a. tidak sedang menjabat sebagai anggota Dewan Pengawas UPT PK-BLU;

b. tidak sedang menjabat sebagai pejabat struktural pada UPT PK-BLU bersangkutan;

c. memiliki integritas, dedikasi, itikad baik, dan rasa tanggung jawab;

d. berpendidikan paling rendah setingkat strata 1 (satu) atau yang sederajat;

e. dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya;

f. memiliki tempat kerja dekat dengan UPT PK-BLU berkenaan; dan

g. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara.

(21)

- 21 -

R. Biaya dan Honorarium

1. Biaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas Dewan Pengawas dan Sekretaris Dewan Pengawas dibebankan kepada anggaran UPT PK-BLU, dan dimuat dalam Rencana Bisnis dan Anggaran UPT PK-BLU yang bersangkutan.

2. Honorarium Ketua Dewan Pengawas, Anggota Dewan Pengawas, dan Sekretaris Dewan Pengawas diberikan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. honorarium Ketua Dewan Pengawas adalah 40% (empat puluh persen) dari gaji Pemimpin sebagai Pemimpin UPT PK-BLU; b. honorarium Anggota Dewan Pengawas adalah 36% (tiga puluh

enam persen) dari gaji Pemimpin sebagai Pemimpin UPT PK- BLU;

c. honorarium Sekretaris Dewan Pengawas adalah 15% (lima belas persen) dari gaji Pemimpin sebagai Pemimpin UPT PK- BLU; dan

d. Dewan Pengawas dan Sekretaris Dewan Pengawas dapat diberikan remunerasi yang besarannya mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai remunerasi BLU.

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

BUDI KARYA SUMADI

(22)

SUB LAMPIRAN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR KM 15 TAHUN 2021 TENTANG

TATA CARA PENGANGKATAN, PEMBERHENTIAN, DAN PENGUNDURAN DIRI DEWAN PENGAWAS PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

MENERAPKAN

PERHUBUNGAN YANG

PENGELOLAAN KEUANGAN

BADAN LAYANAN UMUM

A. Format Surat Pernyataan Calon Anggota Dewan Pengawas 1. Surat Pernyataan

SURAT PERNYATAAN

Kami yang bertanda tangan dibawah ini: Nama

Jabatan

: (diisi nama calon) : (diisi jabatan sekarang)

Dalam rangka pengusulan serta pemenuhan persyaratan sebagai anggota Dewan Pengawas UPT PK-BLU ... (diisi nama UPT PK-BLU), dengan ini kami menyatakan dengan sebenarnya, bahwa:

1. Kami cakap melakukan perbuatan hukum dan tidak pernah: a. dinyatakan pailit;

b. menjadi anggota Direksi atau Komisaris atau Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah sehingga menyebabkan suatu badan usaha pailit dan/atau

c. dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan Keuangan Negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan antara lain lembaga keuangan bank dan nonbank, pasar modal, dan sektor lain yang berkaitan dengan penghimpunan dan pengelolaan dana masyarakat; 2. kami bersedia menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas

(23)

- 23 -

3. kami tidak sedang menjadi tersangka atau terdakwa dalam proses peradilan;

4. kami tidak sedang menjadi terpidana sesuai dengan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap;

5. kami bersedia dicalonkan menjadi anggota Dewan Pengawas;

6. kami bukan pengurus partai politik, dan/ a tau calon anggota legislatif, dan/ atau anggota legislatif;

7. kami bukan calon kepala/wakil kepala daerah atau kepala/wakil kepala daerah;

8. kami tidak sedang menduduki jabatan yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dilarang untuk dirangkap dengan jabatan Dewan Pengawas;

9. kami bukan merupakan pegawai UPT PK-BLU bersangkutan atau tidak sedang menjabat sebagai pejabat pengelola pada UPT PK-BLU;

10. tidak memiliki hubungan keluarga sedarah sampai dengan derajat ketiga baik menurut garis lurus maupun garis ke samping, termasuk hubungan yang timbul karena perkawinan, dengan Pejabat Pengeloa UPT PK-BLU maupun dengan anggota Dewan Pengawas lainnya.

Demikian pemyataan ini dibuat dan disampaikan dengan sebenar-benarnya tan.pa menyembunyikan fakta dan hal material apapun, dan kami akan bertanggungjawab sepenuhnya atas kebenaran dan hal-hal yang kami nyatakan disini.

Demikian pemyataan ini kami buat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

(tern pat), (tanggal) (bulan) (tahun) Materai 6000

(24)

2. Surat Pernyataan tidak diusulkan dan/atau menjabat sebagai komisaris badan usaha milik negara;

SURAT PERNYATAAN

Kami yang bertanda tangan dibawah ini: Nama

Jabatan

: .... (diisi nama calon) : .... (diisi jabatan sekarang)

Dalam rangka pengusulan serta pemenuhan persyaratan sebagai ketua Dewan Pengawas UPT PK-BLU (diisi nama UPT PK-BLU), dengan ini kami menyatakan dengan sebenarnya bahwa tidak menjadi/tidak sedang diusulkan anggota Direksi atau Komisaris dilingkungan BUMN / anak perusahaan dan diluar Kementerian Perhu bungan.

Apabila dikemudian hari menduduki jabatan sebagai Komisaris dilingkungan BUMN / anak perusahaan maka bersedia memilih salah satu dari jabatan.

Demikian pernyataan ini dibuat dan disampaikan dengan sebenar-benarnya tanpa menyembunyikan fakta dan hal material apapun, dan kami akan bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran dari hal-hal yang dinyatakan disini, demikian pula bersedia bertanggung jawab baik secara perdata maupun pidana apabila laporan dan pemyataan ini tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya.

Demikian pemyataan ini kami buat untuk digunakan sebagaimana mestinya. (tempat), (tanggal) (bulan) (tahun)

Materai 6000

(25)

- 25 -

B. Contoh Format Kontrak: Kerja Dewan Pengawas BLU

KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) DEWAN PENGAWAS BADAN LAYANAN UMUM SATKER BLU •••••••

TAHUN 2020

Sesuai dengan Program Kerja Dewan Pengawas Tahun 2020, maka Dewan Pengawas Satker Sadan Layanan Umum akan mengupayakan pencapaian target-target Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Pengawas Tahun 2020 dengan parameter kinerja, bobot dan rencana output sebagai berikut :

NO. ASPEt< DAN PARAMIETER PERIODE SATUAN BOBOT RENCANA OUTPUT OUTPUT (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (I)

KPI 1 : T..----,. Pel..-111• GCG oleh O.W...

...

I. Aspek Pel"efteanaan

Menyusun dan Menyampaikan Rencana Kerja

1. dan Anggaran serta Kontrak Kmerja Dewan 4

Pengawas 2021

a) Ookumen RKA dan Kontrak Kinerja Dewas 2021 Tahunan Ookumen 3 2Dokumen

b) Ketepatan Waktu Penyampaian Tahunan 1 1 (Tepat Waktu)

II. Aspek Pelaporan clan Asessment GCG Dewan Pe-.awas

Menyusun dan l\<tenyampaian Laporan Dewan

1. Pengawas serta Laporan Capaian Kontrak Kinerja 6

Dewan Pengawas 2021

a) Laporan Dewan Pengawas Semesteran Ookumen 3 2 Laporan

b) Laporan reahsasi pelaksanaan KPI Dewan Triwulanan Laporan 2 4 Laporan

Pennawas

c) Ketepatan Waktu Penyampaian Triwulanan 1 1 (Tepat Waktu)

2. Hasu Assessment GCG Dewan Pengawas (self Tahunan Skor 10 80 (Skor)

assessment)

(26)

KPI 2; T•W. ....,. Pel .. ••• mn

... u

I. Aspek Penpwnan dan Rekomendasl

1. Memberikan tanggapanfrekomendasi kepada Manajemen 5

a) Tanggapan dan Rekomendasi Tertiadap Dokumen

Renstra Bisnis dan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) Tahunan Surat 1 1 Surat BLU

b) Tanggapan dan Rekomendasi Tertiadap Laporan Tahunan Surat 1 1 Surat Tahu nan

c) Tanggapan dan Rekomendasi Ternadap Analisis Triwulanan Surat 3 3 Surat Kineria Triwulanan

2. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Saran dan Rekomendasi Pengawasan Sebelumnya Tahunan Oo 5 100°0

3. Rapat Intern Dewan Pengawas: 15

a) Jumlah Rapat Bulanan Kali 7 6Kali

b) Kehadiran Rapat Bulanan % 4 100%

c) Penyelesaian Risalah Rapat Bulanan Risalah 4 6 Risalah

4. Rapat Dewan Pengawas dengan Manajemen (BOC-BOD): 15

a) Jumlah Rapat Bulanan Kali 7 6Kali

b) Kehadiran Rapat Bulanan o/o 4 100% c) Penvelesaian Risalah Rapat Bulanan Risalah 4 6 Risalah

5. Studi banding Dewan Pengawas Tahunan Kunjungan 5 1 Kunjungan

6. Realisasi rencana keria Dewan Penqawas Tahunan 00 5 100°0

Sub Tot.I Aapek Pengaw ... n dan Rekomendaal 60

II. Aapek Dln•mla

1. Pengusulan ekstemal auditor (KAP) kepada Tahunan Surat 3 I Surat Manajemen dan Pembina Keuangan

Peningkatan kompetensi melalui diklat, seminar.

2. workshop, kuliah umum baik sebagai peserta Tahunan Kali 4 2 kali maupun narasumber

3. Tanggapan terhadap tindak lanjut temuan Auditor Tahunan Surat 3 I Surat (Ekstern dan Intern) oleh SPI

Sub Total Aapek Dlnemla 10

---- ... 1

-

(27)

- 27 -

KPI I: T•a111..,. KIMlta "- ... dM UWMMI

BLU

1. Pemantauan Kinerja dan Capaian Kinerja BLU 20

Capaian Kinerja Keuangan BLU Tahunan % KPI BLU 5 100% Capaian Kinerja Layanan BLU Tahunan % KPIBLU 5 100% Memberi Saran dan Rekomendasi kepada Manajemen

Tahunan Surat/Risalah 10 6 Surat/ Risalah (BOD) terkait kinerja {layanan dan keuangan) BLU

--.--

...

-

TOTAL (KPI 1 + KPI 2 + KPI 3) 100

Program-program kerja tersebut akan dilaksanakan pada tahun 2020. dan setiap saat akan dlevaluasi dan disempurnakan. Dalam implementasinya bisa saja dllakukan penyesuaian-penyesuaian seperlunya dengan memperhatikan setiap perkembangan yang terjadi.

Jakarta. Januarl 2020

Ketua Dewan Pengawas Anggota Dewan

Pengawas

An. Menteri Perhubungan Dirjen/Kepala Sadan

(28)

C. Format Laporan Dewan Pengawas BLU

FORMAT

LAPORAN DEWAN PENGAWAS SADAN LAYANAN UMUM [NAMA SATKER SADAN LAYANAN UMUMJ

SEMESTER ... T AHUN ... LEMBAR PERSETUJUAN

I. RINGKASAN EKSEKUTIF

II. URAIAN POKOK LAPORAN HASIL PENGAWASAN

1. Revlu RSB dan RSAj

Berlsl tentang penilalan RSS dan RSA, implementasl Renstra dan RBA. kendala dalam pelaksanaan antara RSB dan RSA

2. Reviu Klnelja Layanan dan Keuangan

Berlsl tentang penilaian terhadap perkembangan capaian klnerja layanan dan keuangan selama perlode pengawasan.

Tata Kelola dan Al<untansl

Berlsl tentang penjelasan dan revlu alas pelal<sanaan tata keola sesual dengan bldang tugas dan keahllannya (terkail layanan, remunerasi, tarlf, tata kelola kas, dll.), pengl!fldalian Intern, serta perbail<an proses bisnis.

4. Lain-lain

Berlsl tentang perrnasatanan lainnya yang penu disampaikan. Contoh: temuan apparat penegak hukum dan reviu alas temuan Sislem Pengendallan Intern (SPI) yang mempengaruhl klnerja BLU.

5. Tindal< LanJut atas Hasil Pengawasan Sebetumnya

Menguralkan mengenai tindak taruut yang telah dan/atau seharusnya <IUakukan oten Pejabat Pengelota BLU atas nasenat, rnasukan saran, atau tanggapan yang disampail<an Dewan Pengawas pada perlode sebelumya. Diinformasikan pula mengenal lindak lanjut alas pen<lapal dan saran telah clisampik:an kepada Menteri/Pimplnan Lembaga.

Ill. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Serislk:an l<eslmpulan dari hasll pengav',asan yang dilakukan Dewan Pengawas serta saran dan rekomendasl l<epada Menterl/Pimpinan t.ernoacs <Ian Manieri Keuangan alas hasil pengawasan terha<lap l<inerJa Pejabat Pengelola BLU secara keseluruhan dengan dlsertai pencantuman batas waktu untuk ditindaklanjuli oleh SLU.

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd OKV"11t.AN HUl'tUI'"' l:2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian tentang Pemetaan Bahasa Jawa dialek Mataraman di Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri Jawa Timur dibatasi pada perubahan atau variasi fonem (vokal

Pengujian mengenali perubahan derajat sistem pengenalan pergerakan lengan menggunakan exponential moving average filter, dengan nilai bobot yang sudah optimal untuk

Masih banyak suku lai yang harus kita hormati, sebab Tuhan Yesus juga mengasihi semua anak-anak dan Tuhan ga pernah pilih-pilih dalam mengasihi kita sebagai manusia

Sistem struktur gedung tinggi atau super-tinggi umumnya tidak hanya mengandalkan kepada konstruksi shear-wall dan rangka, tetapi sudah harus menggunakan sistem yang lebih

bahwa sehubungan dengan pertimbangan tersebut diatas dan sebagai pelaksanaan lebih lanjut Pasal 22 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982, dianggap perlu menetapkan