• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ARIASI KUAT ARUS LAS TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN KOMBINASI (CTRANS + LOGAM ) LAS MATERIAL PLAT ST 42

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH ARIASI KUAT ARUS LAS TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN KOMBINASI (CTRANS + LOGAM ) LAS MATERIAL PLAT ST 42"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1769

PENGARUH ARIASI KUAT ARUS LAS TERHADAP

KEKUATAN SAMBUNGAN KOMBINASI (CTRANS + LOGAM )

LAS MATERIAL PLAT ST – 42

1)

Djufri Juma Pabeta,2) Darmulia

1,2)

Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar Jl. Perintis Kemerdekaan KM 9 No 29 Kampus UIM, Telp 0411-588-167

Email :1)jufri@uim-makassar.ac.id,2)darmulia.dty@uim-makassar.ac.id

ABSTRAK

Pengaruh Variasi Kuat Arus Las Terhadap Kekuatan Sambungan Kombinasi (Trans + Long) Las Material Plat ST-42” Tujuan penelitian yang diharapkan adalah untuk mengetahui kekuatan tarik maksimun dalam pengujian kekuatan sambungan las arah longitudinal, transversal dan kombinasi (long + transv) dengan variasi kuat arus (100, 120, 140, 160) Ampere terhadap baja plat ST-42. Tujuan selanjutnya adalah untuk mengetahui pengaruh kuat arus dalam arah pengelasan baik arah transversal, longitudinal, dan kombinasi terhadap kekuatan tarik maksimun masing-masing spesimen uji dengan jumlah spesimen uji 12 buah jenis sambungan. Variasi arah sambungan las mempengaruhi upaya peningkatan kekuatan tarik maksimal (σmax), baik untuk model sambungan

kuat arus 100 ,120 , 140 , dan 160 A. Yakni untuk sambungan kuat arus 100 A arah sambungan transversal maxtransv_100A  255.185 Mpa, arah sambungan longitudinal maxlong_100A 220.556M pa dan arah sambungan kombinasi maxkom_100A 296.667 Mpa, Untuk sambungan kuat arus 120 A

arah sambungan transversal maxtransv_120A  309.815Mpa, arah sambungan longitudinal 

long_120A max

 217.593 Mpa dan arah sambungan kombinasi maxkom_120A  317.963 Mpa. Untuk sambungan kuat arus 140 A arah sambungan transversal maxtransv_140A 265.833 Mpa, arah sambungan longitudinal maxlong_140A  241.481 Mpa dan arah sambungan kombinasi

 kom_140A max

 309.907 Mpa. Serta untuk sambungan kuat arus 160 A arah sambungan transversal 

transv_160A max

 290.000 Mpa, arah sambungan longitudinalmaxlong_160A  239.907 Mpa dan arah sambungan kombinasi maxkom_160A 322.407 Mpa. Semakin besar kuat arus yang gunakan pada suatu sambungan, maka akan mempengaruhi nilai kekuatan tarik. Dimana untuk kuat arus 160 A arah las kombinasi (trans + long) maxkom_160A  322.407 Mpa mempunyai kekuatan tarik tertinggi yang merupakan jenis sambungan terbaik hasil pengujian tensile test.

Kata kunci: Model sambungan Arah Las, Kuat Arus, Kekuatan Tarik.

PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

Pengelasan diketahui bahwa tinggi rendahnya temperatur yang terjadi merupakan salah satu nya ditentukan oleh tinggi rendahnya kuat aruslistrik yang dialirkan. Perubahan struktur mikrologam dampaknya berpengaruh pada sambungan logam baja ST 42. Untuk itu penelitian ini diharapkan dapat mengetahui bagaimana pengaruh perubahan arus yang dialirkan saat proses pengelasan

dengan kuat arus yang bervariasi terhadap penentuan kekuatan sambunganlas kombinasi padabaja ST 42.

Sebagai baja konstruksi umum,untuk baja profil rangka bangunan,baja tulangan beton,r angka kendaraan,mur baut,pelat,pipa,dll. Stru kturnya terdiridari ferritdan sedikit perlite, sehingga baja ini kekuatannya relative rendah, lunak namun keuletannya tinggi, mudahdibentuk dan di machining. Baja ini dapat dikeraskan (kecuali dengan pengerasan

(2)

1770 permukaan). Ada juga yang membagi lagi kelompokini, yang kadar karbonnya sangat rendah, kurangdari 0,15% sebagai dead mild steel, yang biasany a digunakan untuk bajalembaran, besibeton,besistrip,dan lain-lain.

Proses pengelasan dengan sambungan kombinasi yang kitajumpai padabengkel, tidak jarang dijumpai proses pengelasan yang tidak tepat, sebagaicontoh beberapahal yang kurang diperhatikan pada proses pengelasan antaralain, mereka tidak mengetahui sifat-sifat mekanik dari bahan tersebut juga dengan jenis sambungan lasapa yang tepat digunakan dan arusberapa, sehingga untuk mendapatkan hasil yang maksimal tentu tidak akan tercapai terutama setelah proses pengelasan. Pada pengelasan baja yang sering dijumpai adalah pada daerah sekitar lasan atau daerah pengaruh panas (HAZ), halini disebabkan karena adanya prespitasi karbida khrom pada batas butir, karena padawaktu proses pengelasan mengalami suatu pemanasan dam pendinginan secaralambat. Akibat terjadinya prespitasi karbida khrom pada batas butir ini tentu akan mengakibat kan perubahan kekuatan suatu sambungan las dari bahan tersebut. Berdasarkan latar belakang diatas Olehnya itu pada penelitianini, kami mengambil sebuah judul”Pengaruh variasi aruslas terhadap kekuatan sambungan kombinasi las besiplat st 42”.

1.2 RumusanMasalah

Seperti diuraikan pada latarbelakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Berapa besar nilai tegangan tarik sambungan transversal, longitudinal, dan kombinasi (transversal + longitudinal) terhadap variasi kuat arus 100 A- 160 A (step 20)

2. Berapa besar pengaruh kuat Arus100 A-160 A (step 20) terhadap tegangan tarik transversal, longitudinal, dan kombinasi

1.3Tujuan penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalampenelitian ini ialah:

1. Menentukan nilai tegangan sambungan transversal, longitudinal, dan kombinasi (transversal + longitudinal) terhadap variasi kuat arus 100 A- 160 A (step 20)

2. Mengetahui besar pengaruh kuat arus variasi kuat arus 100 A- 160 A (step 20) terhadap kekuatan sambungan transversal, longitudinal, dan kombinasi (transversal + longitudinal)

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebaga berikut: 1. Pengembangan Akademis

Dengan penelitian ini dapat diterapkan ilmu dan pengetahuan yang telah dipelajari sehingga dapat mengetahui secara teknis tentang pengaruh variasi arus pada pengelasan sambungan kombinasi terhadap kekuatan tarik pada material baja ST 42 Dalam penelitian dapat memberikan hasil penelitian yang telah dilakukan, yang diharapkan dapat menambah pengetahuan ilmulogam, khususnya tentang pengaruh variasi arus terhadap pengelasan sambungan kombinasi material logambaja ST 42.

2. Pengembangan Industri

Untuk dunia industry akan sangat bermanfaat sebagai acuan atau referensi dalam proses penyambungan plat ST 42.

METODOLOGI PENELITIAN 2.1Waktu Dan Tempat Penelitian

a. Waktu penelitian ini selama tiga bulan dari bulan Mei sampai Juli.

b. Penelitian ini dilaksanakan diLaboratorium Mekanik Balai Latihan KerjaIndustri Makassar (BLKI)Jl. Taman Makam Pahlawan No. 4

Adapun pelaksaannya adalah sebagai berikut: 1. Proses pembuatan specimen pengelasan

dengan sambungan kombinasi dilakukan di Bengkel mekanik LatihanKerja Industri Makassar (BLKI)

2. Proses pengelasan dilakukan di bengkel las Latihan KerjaIndustri Makassar (BLKI) 3. Proses pembuatan bentuk specimen

pengujian kekuatan tarik dilakukan di Bengkel mekanik Balai Latihan Kerja Indonesia (BLKI) Makassar.

4. Pengujian kekuatan tarik, dilakukan di Laboratorium Mekanik Balai Latihan Kerja Indonesia (BLKI) Makassar

5. A,140 A,160 A.

2.2 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah Pengujian kekuatan Tarik Pengelasan dengan

(3)

1771 sambungan kombinasi. Prosedur dan pembacaan hasil data pengujiantarik setelah sebelumnya diketahui penampangnya, panjang awal dan ketebalannya

2.3 Metode Penilitian

Persiapan material dilakukan sebelum membuat sambungan las kombinasi. Dalam persiapan material ini untuk memastikan bahwa material yang di gunakan adalah baja st 42 makaterlebih dahulu dilakukan pengujian tarikuntuk mengetahui kekuatan tarik material tersebut

2.4 MetodeAnalisis Data

Metode analisis yang menggunakan tensiltes yang mana menggunakan pembacaan langsung tegangan dan regangan dengan persamaan sabagai berikut :

1. Rumus persentase pengujian tarik σ = 2. Rumuspersamaanregangan % 100 1 x L L L o o   

ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1. Kekuatan Sambungan Model Kuat Arus 100 A

Hasil pengujian tarik diperoleh nilai tegangan tarik masing – masing, sebagaimana pada table 3 yakni untukmodel sambungan Transversal dengan kekuatan tarik kondisi proporsional 0.926 Mpa, perpanjanganyang terjadi adalah Li =0.8500 mm dan waktu yang digunakan, t = 1.778s, untuk kondisi ultimate dimana Tegangan tarik maksimun, max=

225.185 MPa dengan perpanjangan yang terjadi adalah Li = 23.107 mm dengan waktu, t = 39.741 s sedangkan pada kondisi Break dengan kekuatan 64.200 Mpa dengan perpanjangan yang terjadi adalah Li = 38.843 mm dengan waktu t = 66.715 s.

Pada model longitudinal untuk sambungan untuk kuat arus 100 A,dengan kekuatan tarik kondisi proporsional 0.815 Mpa, perpanjangan yang terjadi adalah Li =0.4170 mm dengan waktuyang di gunakan,t = 0.979s, untuk kondisi ultimate dengan kekuatan Tegangan tarik maksimun, max=

169.44 MPa dengan perpanjangan yang terjadi adalah Li =12.1670 mm dengan waktu

21.059 s sedangkan pada kondisi Break dengan kekuatan 101.574 Mpa dengan perpanjangan yang terjadi adalah Li = 13.2100 mm dengan waktu,t =22.758 s. Model sambungankombinasi (Trans + Long) kondisi proporsional dengan kekuatan 0.185 Mpa serta perpanjangan yang terjadi adalah, Li = 0.2650 mm dan waktu yang di gunakan,t = 1.179, untuk kondisi ultimate dengan kekuatan Tegangan tarik maksimun, max=

296.667 MPa dengan perpanjangan yang terjadi adalah,Li = 19.329 mm dengan waktu,t = 58.024 s sedangkan pada kondisi Break dengan kekuatan 229.907 Mpa dengan perpanjangan yang terjadi adalah,Li = 21.800 mm dengan waktu,t = 65.416 s.

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa model sambungan kombinasi (Transv + Long) mempunyai nilai tegangan tarik maksimun tertbesar dibandingkan dengan model sambungan transversal atau model sambungan longitudinal, yakni; max_Komb

=296.667 MPa,max_Transv = 296.667 MPa, dan

max_long = 169.444 MPa, yang merupakan

model sambungan terbaik hasil pengujian tensile test dengan kuat arus yang diberikan adalah 100 Ampere.

3.2. Kekuatan Sambungan Model Kuat Arus 120 A

Hasil pengujian tarik diperoleh nilai tegangan tarik masing – masing, sebagaimana pada tabel 4 yakni untukmodel sambungan Transversal dengan kekuatan tarik kondisi proporsional 1.019 Mpa dengan perpanjangan yang terjadi adalah, Li =0.6020 mm dan waktu yang di gunakan adalah,t =1.278 s, untuk kondisi ultimate Tegangan tarik maksimun, max= 302.037 MPa dengan

perpanjangan yang terjadi adalah, Li = 15.2550 mm dengan waktu, t = 26.354 s sedangkan pada kondisi Break dengan kekuatan = 293.704 Mpa dengan perpanjangan yang terjadi adalah,Li = 15.4960mm dengan waktu, t = 26.754 s.

Pada model longitudinal untuk sambungan untuk kuat arus 120 A , pada kondisi proporsional dengan kekuatan 0.093 Mpa,perpanjangan yang terjadi adalah Li =0.4090mm dengan waktu yang di gunakan t = 0.98 s, untuk kondisi ultimate dengan

(4)

1772 kekuatan Tegangan tarik maksimun, max=

208.889 MPa dengan perpanjangan yang terjadi adalah , Li = 12.8970 mm dengan waktu,t =22.259 s sedangkan pada kondisi Break dengan kekuatan 107.407 Mpa dengan perpanjangan yang terjadi adalah , Li = 14.4050 mm dengan waktu, t = 24.756 s.

Model sambungankombinasi (Trans + Long) kondisi proporsional dengan kekuatan 0.741 Mpa serta perpanjangan yang terjadi adalah, Li =0.4810 mm dan waktu, t = 1.879 s, untuk kondisi ultimate dengan kekuatan Tegangan tarik maksimun, max = 317.963

MPa dengan perpanjangan yang terjadi adalah, Li = 27.294 mm dengan waktu, t = 82.1 , sedangkan pada kondisi Break dengan nilai kekuatan 209.630Mpa dengan perpanjangan yang terjadi adalah, Li = 38.771 mm dengan waktu, t = 116.067s.

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa model sambungan kombinasi (Transv + Long) mempunyai nilai tegangan tarik maksimun tertbesar dibandingkan dengan model sambungan transversal atau model sambungan longitudinal, yakni; max_Komb =

317.963 MPa, max_Transv = 309.815MPa, dan

max_long = 208.889 MPa, yang merupakan

model sambungan terbaik hasil pengujian tensile test dengan kuat arus yang diberikan adalah 120 Ampere

3.3. Kekuatan Sambungan Model Kuat Arus 140 A

Hasil pengujian tarik diperoleh nilai tegangan tarik masing – masing, sebagaimana pada tabel 5 yakni untukmodel sambungan Transversal dengan kekuatan kondisi proporsional 0.185 Mpa dengan perpanjangan yang terjadi adalah,Li =0.5940 mm dan waktu yang di gunakan, t = 1.279 s, untuk kondisi ultimate Tegangan tarik maksimun, max=

280.741 MPa dengan perpanjangan yang terjadi adalah, Li =16.2900 mm dengan waktu, t =28.152 s sedangkan pada kondisi Break dengan kekuatan 170.833 Mpa dengan perpanjangan yang terjadi adalah, Li =16.7710 mm dengan waktu 29.051 s.

Pada model longitudinal untuk sambungan untuk kuat arus 140 A, pada kondisi proporsional dengan kekuatan 0.185 Mpa, perpanjangan yang terjadi adalah, Li

=0.5610mm dan waktu yang di gunakan 1.179 s, untuk kondisi ultimate dengan kekuatan Tegangan tarik maksimun, max=

246.111 MPa, dengan perpanjangan yang terjadi adalah,Li = 14.320 mm dengan waktu, t = 24.456 s sedangkan pada kondisi Break dengan kekuatan 164.537 Mpa dengan perpanjangan yang terjadi adalah,Li = 164.637 mm dengan waktu, t = 27.053 s.

Model kombinasi (Trans + Long) kondisi proporsional dengan kekuatan 0.463 Mpa, perpanjangan yang terjadi adalah, Li =0.8100 mm dan waktu yang di gunakan adalah, t = 1.779 s, untuk kondisi ultimate dengan kekuatan Tegangan tarik maksimun, max =

332.222 MPa dengan perpanjangan yang terjadi adalah, Li = 20.4280 mm dengan waktu, t = 35.245 s sedangkan pada kondisi Break dengan nilai kekuatan 179.815 Mpa dengan perpanjangan yang terjadi adalah,Li = 24.7510 mm dengan waktu, t = 42.639s.

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa model sambungan kombinasi (Transv + Long) mempunyai nilai tegangan tarik maksimun tertbesar dibandingkan dengan model sambungan transversal atau model sambungan longitudinal, yakni; max_Komb =

332.222 MPa, max_Transv =280.741MPa, dan

max_long = 246.111MPa, yang merupakan

model sambungan terbaik hasil pengujian tensile test dengan kuat arus yang diberikan adalah 140 Ampere.

3.4. Kekuatan Sambungan Model Kuat Arus 160 A

Hasil pengujian tarik diperoleh nilai tegangan tarik masing – masing, sebagaimana pada table 6 yakni untuk model sambungan Transversal dengan kekuatan kondisi proporsional 86.296 Mpa, perpanjangan yang terjadi adalah, Li = 0.2970 mm dan waktu yang di gunakan, t =8.172 s, untuk kondisi ultimate Tegangan tarik maksimun, max=

290.000 MPa, dengan perpanjangan yang terjadi adalah, Li = 12.7850 mm dengan waktu, t =29.252 s sedangkan pada kondisi Break dengan kekuatan 39.352 Mpa dengan perpanjangan yang terjadi adalah, Li = 76.2110 mm dengan waktu, t = 137.046 s.

(5)

1773 225.185 302.037 280.741 290.000 169.444 208.889 246.111 220.926 296.667 317.870 309.907 322.407 0 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000 350.000 100 A 120 140 160 TE G AN G AN KUAT ARUS Tra ns

Pada model longitudinal untuk sambungan untuk kuat arus 160 A, pada kondisi proporsional dengan kekuatan 0.279 Mpa, perpanjangan yang terjadi adalah, Li =0.6820mm dan waktu yang di gunakan, t = 1.578 s, untuk kondisi ultimate dengan kekuatan Tegangan tarik maksimun, max=

220.926 MPa, dengan perpanjangan yang terjadi adalah, Li =11.5500 mm dengan waktu, t =20.06 s sedangkan pada kondisi Break dengan kekuatan 108.056 Mpa, dengan perpanjangan yang terjadi adalah, Li =12.9450 mm dengan waktu, t =22.258 s.

Model kombinasi kondisi proporsional dengan kekuatan 3.333 Mpa, perpanjangan yang terjadi adalah, Li =7.4510 mm dan waktu yang di gunakan adalah, t =0.779 s, untuk kondisi ultimate dengan kekuatan Tegangan tarik maksimun, max = 332.593

MPa,dengan perpanjangan yang terjadi adalah, Li = 21.9850 mm dengan waktu, t =25.854 s sedangkan pada kondisi Break dengan nilai kekuatan172.963 Mpa dengan perpanjangan yang terjadi adalah, Li 24.9680 mm dengan waktu, t = 30.95s. Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa model sambungan kombinasi (Transv + Long) mempunyai nilai tegangan tarik maksimun tertbesar dibandingkan dengan model sambungan transversal atau model sambungan longitudinal, yakni; max_Komb =

332.593 MPa, max_Transv = 290.000 MPa,dan

max_long = 220.926 MPa, yang merupakan

model sambungan terbaik hasil pengujian tensile test dengan kuat arus yang diberikan adalah 160 Ampere.

Dari hasil pembahasan dan analisis pengaruh variasi kuat arus las (100, 120, 140, dan 160) Ampere terhadap kekuatan model sambungan (transversal, longitudinal dan kombinasi) baja plat ST 42, menunjukkan bahwa sambungan model kombinasi (Transversal + Longitudinal) dengan kuat arus 160 Ampere mempunyai nilai kekuatan tarik tertinggi yakni max_Komb-160A =

332.593MPa dibandingkan dengan kekuatan sambungan kombinasi, max_Komb_100 A, =

296.667 MPa, max_Komb_120 A, 317.870 MPa,

max_Komb_140 A, = 332.222MPa, max_Komb_160 A, = 332.593MPa.Kuat arus 100 model

dengan kuat arus 100,120,140,160 A dengan model sambungan transversal, longitudinal dan kombinasidiatas terlihat bahwa,sambungan kombinasi dengan kuat arus 160 A merupakan sambungan terbaik bajacarbon St 42 .dengan nilai kekuatan tegangan tarik maksimun, max332.593,nilai

regangan maksimun max = 43.970 %., ini

sesuai dengan semakin tingginya kuat arus yang di berikan, maka semakin kuat pula kekuatan sambunganya.

Tabel 1. Kekuatan Sambungan

Grafik 1. Hubungan Antara Kuat arus dan Tegangan Ultimate Terhadap Model Arah Sambungan Las

K ua t Ar us Model Wa ktu (s) Beb an (K N) Perpan jangan (mm) Perub ahan (mm) Tega ngan Mak s (Mpa ) Rega ngan (%) 10 0 Transv ersal 24. 356 121. 600 23.1070 23.10 7 225.1 85 46.21 4 Longit udinal 21. 059 91.5 00 12.1670 12.16 7 169.4 44 24.33 4 Kombi nasi 58. 024 160. 200 19.3290 19.32 9 296.6 67 38.65 8 12 0 Transv ersal 26. 354 163. 100 15.2550 15.25 5 302.0 37 30.51 0 Longit udinal 22. 259 112. 800 12.8970 12.89 7 208.8 89 25.79 4 Kombi nasi 82. 1 171. 700 27.2940 27.29 4 317.9 63 54.58 8 14 0 Transv ersal 28. 152 151. 600 16.2900 16.29 0 280.7 41 32.58 0 Longit udinal 24. 456 132. 900 14.1320 14.13 2 246.1 11 28.26 4 Kombi nasi 35. 245 179. 400 20.4280 20.42 8 332.2 22 40.85 6 16 0 Transv ersal 29. 252 156. 600 12.785 17.07 6 290.0 00 25.57 0 Longit udinal 20. 06 119. 300 11.5500 11.55 0 220.9 26 23.10 0 Kombi nasi 25. 854 179. 600 21.9850 21.96 8 332.5 93 43.97 0

(6)

1774 46.214 30.510 32.580 25.570 24.334 25.794 28.264 23.100 38.658 54.588 40.856 43.970 0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 100 A 120 140 160 RE G AN G AN KUAT ARUS Trans

Grafik 2. Hubungan Antara Kuat arus dan Regangan Ultimate Terhadap Model Arah Sambungan las

PENUTUP 4.1 Kesimpulan

1. Semakin besar kuat arus yang diberikan dapat meningkatkan kekuatan tarik maksimun, dimana menunjukkan bahwa kuat arus 160 Ampere yang diberikan pada sambungan kombinasi (Transv + Long) mempunyai nilai tegangan tarik terbesar, max_Kom_160 A = 332.593 MPa,

dibandingkan dengan kekuatan tarik sambungan kombinasi dengan kuat arus (100, 120 dan 140) Ampere, max_Komb_100 A = 296.667 MPa, max_Komb_120 A =

317.870 MPa, dan max_Komb_140 A =

332.222 Mpa

2. Porsentase (%) perbandingan kekuatan model sambungan kombinasi las arah (Transv + Long) dengan kuat arus (100, 120, 140 dan 160) Ampere adalah (24,783 : 26,554 : 25,889 : 26,933), dimana model sambungan las kombinasi (transv + Long) dengan kuat arus 160 Ampere merupakan sambungan las terbaik hasil pengujian tensile test.

4.2 Saran

1. Untuk mendapat hasil pengujian tarik yang maksimal, perlu diperhatikan proses pencekaman /penjepitan benda uji saat pengujian pada mesin tensile test yang harus presisi.

2. Untuk memperoleh hasil yang optimal kekuatan tarik sambungan pengelasan, maka perlu ditingkatkan kuat arus pada setiap pengelasan.

3. Sebagai upaya untuk memperoleh hasil yang optimal kekuatan tarik sambungan setiap model sambungan las, maka dapat dilakukan dengan memvariasikan model sambungan.

DAFTAR PUSTAKA

Amanto, Hari. 1999. Ilmu Bahan. Bumi Aksara: Jakarta

Amstead, bh. 1997. Teknologi Mekanik jilid 1. Erlangga: Jakarta

Ardiansyah, Redy. 2009. Elektroda, (Online), http//laslistrik.blogspot.com/2009/03/elek troda-filler-atau-bahan-atau-isi.html, diakses 15 juni 2014

Aslim.2007. Perbandingan kekuatan Sambungsn Las dengan Eletroda yang berbeda pada beban tarik. Skripsi : FT UNM: Makassar

Allah, Hamba Artikel Muslim, Kajian Al-Quran on, June, 14, 2013

Koswara, Engkos. 1999. Bandung. Humaniora Utaa Press Poerwaderminta, 1994, Jakarta, Balai Pustaka: Kamus Besar Bahasa Indonesia

Sukrisno, Umar. 1983. Dasar-Dasar Pengelasan. Jakarta Erlangga

Schonmets, A. & Gruber K. 1994. Pengetahuan bahan dan pengerjaan logam. Cetakan sepuluh. Bandung: Angkasa

Soedjono. 1994. Seri Pertukangan Las listrik. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya

Supardi, Edih. 1999. Pengujian Logam. Angkasa: Bandung

Sayuti, arsyad.2012, Job sheet, politeknik negeri ujung pandang, makassar,

Suratman, maman. 2001, teknik mengels asitelin, brazing dan las busur listrik Zaidun,Ahmad. 1999 Elemen Mesin !. Bandung: Refika Aditama

Gambar

tabel  6  menunjukkan  bahwa  model
Grafik  2.  Hubungan  Antara  Kuat  arus  dan  Regangan  Ultimate  Terhadap  Model  Arah Sambungan las

Referensi

Dokumen terkait

UJI KEKUATAN LASAN SPOT WELDING DENGAN METODE KOMBINASI KETEBALAN PLAT SAMBUNGAN (STUDI KASUS PADA MATERIAL STAINLESS STEEL

Untuk mengetahui apakah variabel variasi jenis elektroda dan kuat arus mempunyai pengaruh terhadap kekuatan tarik terhadap baja ST 41 setelah dilakukan analisa variasi

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini yang berjudul PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN SHIELD METAL ARC WELDING (SMAW) TERHADAP KEKUATAN TARIK HASIL SAMBUNGAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan variasi kuat arus pengelasan memberikan pengaruh terhadap kekuatan tarik sambungan las pada baja

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi kuat arus pada proses pengelasan SMAW terhadap kekuatan impak, kekerasan dan struktur mikro pada sambungan pegas

Adapun judul skripsi yang saya ajukan adalah “ANALISA KEKUATAN TARIK SAMBUNGAN LAS LISTRIK SMAW PADA MATERIAL BAJA KARBON SEDANG AISI 4340 DENGAN VARIASI ARUS

Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kuat arus pengelasan terhadap kekuatan geser dengan parameter kuat arus sebesar 65A,115A,165 A pada sambungan las maka

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kekuatan tarik sambungan las SMAW dipengaruhi oleh sudut saat melakukan pengelasan, jenis elektroda