• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ABU DAUN PINUS (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) DAN ABU BATA MERAH SEBAGAI BAHAN PENAMBAH SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR (Kajian terhadap Penggunaan 2,5% Abu Daun Pinus)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH ABU DAUN PINUS (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) DAN ABU BATA MERAH SEBAGAI BAHAN PENAMBAH SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR (Kajian terhadap Penggunaan 2,5% Abu Daun Pinus)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ABU DAUN PINUS (

PINUS MERKUSII

JUNGH ET DE VRIESE

)

DAN ABU BATA MERAH SEBAGAI BAHAN PENAMBAH SEMEN

TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR

(Kajian terhadap Penggunaan 2,5% Abu Daun Pinus)

Ajeng Ardini1), Ade Sri Wahyuni2), Elhusna3)

1),2),3)Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik UNIB, Jl. W.R. Supratman,

Kandang Limun, Kota Bengkulu 38371, Telp. (0736)344087

e-mail: ajengardini@gmail.com, elhusna@unib.ac.id, ade.sw@unib.ac.id Abstrak

Abu daun pinus adalah abu yang didapatkan dari pembakaran daun pinus yang telah dicuci dan direndam selama 24 jam dengan campuran kapur 5% dari air perendaman. Abu daun pinus mengandung zat kapur (Cao), alumina dan senyawa silika. Bata merah memiliki kandungan silika (SiO2) sebesar 56,26%. Kandungan kimia yang terdapat pada abu daun pinus dan abu bata

merah merupakan salah satu dari senyawa kimia yang ada pada semen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan mortar pada penambahan 2,5% abu daun pinus dengan variasi campuran abu bata merah 0%, 2,5%, 5,0%, 7,5% dan 10% sebagai bahan penambah semen. Kuat tekan mortar dipengaruhi oleh faktor kepadatan, umur mortar, jenis semen dan sifat agregat (SNI 03-6825-2002). Benda uji yang digunakan berbentuk kubus mortar dengan ukuran 50 mm x 50 mm x 50 mm. Benda uji mortar terdiri dari 5 variasi dengan jumlah 40 buah. Masing-masing variasi memiliki 8 benda uji untuk kuat tekan mortar. Rentang initial flow yang digunakan yaitu 105%-115%. Benda uji mortar direndam selama 26 hari dan pengujian kuat tekan mortar dilakukan pada umur 28 hari. Hasil pengujian menunjukan nilai kuat mortar terbesar pada penambahan 2,5% abu daun pinus dengan campuran variasi 7,5% abu bata merah dengan nilai 12,65 MPa dengan persentase peningkatan sebesar 28,00%.

Kata kunci: mortar, abu daun pinus, abu bata merah, kuat tekan, absorpsi

Abstract

Pine leaf ash is ash obtained from the burning of pine leaves that have been washed and leaned for 24 hours with a lime mixture of 5% from soaking water. pine ashes contain lime (Cao), alumina and silica compounds. Red brick has silica (SiO2) content of 56.26%. The chemical content found in the ashes of pine leaves and red brick ash is one of the chemical compounds present in cement. This research was aimed to know compressive strength of the mortar which use 2,5% pine leaf ash with variation of red brick ash 0%, 2,5%, 5,0%, 7,5% and 10% as addition of cement. The mortar compressive strength affected by factors such as density, age of mortartype of cement and properties of the aggregate (SNI 03-6825-2002). Mortar cube specimen with dimension of 50 mm x 50 mm x 50 mm. The total of mortar is 5 variations with 40 pieces. Each variations has 8 mortar cubes for compressive strength. The range of initial flow values used are 105%-115%. Mortar cubes soaked for 26 days and test of mortar conducted at was 28 days. Test results showed the higgest value of mortar compressive strength occurred in addition 2,5% pine leaf ash with variation 7,5% red brick ash of 12,65 MPa with increased percentage 28,00%.

(2)

PENDAHULUAN

Mortar adalah campuran antara agregat halus, air, dan bahan perekat (semen portland) dengan komposisi tertentu. Mortar sebagai perekat untuk konstruksi struktural misalnya mortar pasangan batu pecah untuk pondasi, sedangkan konstruksi non-struktural digunakan pada pasangan bata untuk pengisi dinding. Kuat tekan mortar dipengaruhi oleh kepadatan, jenis semen, umur mortar, dan sifat agregat (SNI 03-6825-2002).

Semen portland terdiri atas kalsium silika yang bersifat hidrolisis dan digiling bersama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat. Daun pinus memiliki kandungan kadar silika, kadar abu, selulosa dan mengandung lignin (Wiyono dan Lukman, 1989). Material konstruksi yang berasal dari limbah organik seperti pada limbah tumbuh-tumbuhan memerlukan pengolahan sebelum digunakan. Proses mineralisasi pada limbah organik dilakukan agar dapat mengurangi kandungan zat ekstraktif yang terdapat pada limbah organik seperti selulosa, tanin, dan asam-asam organik agar tidak mengganggu daya lekat dan pengerasan semen (Nurmawati, 2006). Daun pinus yang direndam dengan larutan kapur 5% selama lebih kurang 24 jam akan membentuk kalsium karbonat sebagai zat perekat (tobermorite) yang akan merekatkan butir agregat jika bereaksi dengan semen (Nurmawati, 2006). Kapur yang dibakar dengan suhu merata dapat menghasilkan kalsium karbonat, yang merupakan bahan baku pembuatan semen (Andesta, 2018).

Bata merah adalah bahan bangunan sejenis batako yang terbuat dari tanah liat dan dibakar pada suhu > 700º C (Wikana dan Gulo, 2012). Abu bata merah adalah hasil dari penggilingan bata merah sehingga didapatkan butiran halus. Alumina dan silika merupakan unsur utama pada semen merah dimana didapatkan dari hasil perpaduan antara tanah liat dan pasir yang merupakan bahan utama pembuatan bata merah (Nurlina, dkk 2014). Bahan dasar pembuatan bata merah terdiri dari lempung (tanah liat) 50% - 60%, pasir 35% - 50% dan air secukupnya (Suseno, 2010 dalam Nurlina, dkk 2014).

Penelitian ini membahas tentang pengaruh penambahan abu daun pinus sebesar 2,5% dengan campuran variasi abu bata merah sebesar 0%, 2,5%, 5%, 7,5% dan 10% sebagai bahan penambah semen terhadap kuat tekan dan absorbsi pada mortar. Perbandingan semen dan pasir yang digunakan pada penelitian ini adalah 1:3.

Agregat halus

Agregat halus (Gambar 1) yang digunakan adalah pasir selolong yang berasal dari Lais, Kabupaten Bengkulu Utara. Agregat halus yang digunakan adalah agregat halus kering oven. Pemeriksaan uji fisis agregat halus yang dilakukan sebagai berikut :

1. Pemeriksaan gradasi agregat halus mengacu pada SNI-03-1968-1990. 2. Pemeriksaan kadar air agregat halus mengacu pada SNI-03-1971-1990. 3. Pengujian berat isi agregat halus mengacu pada SNI-03-4804-1998. 4. Pengujian berat jenis agregat halus mengacu pada SNI-03-1970-2008. 5. Pengujian kadar lumpur agregat halus mengacu pada SNI-03-4142-1996. 6. Pengujian kadar organik agregat halus mengacu pada SNI 03-2816-1992.

(3)

Gambar 1. Agregat Halus Abu daun pinus

Abu daun pinus (Gambar 2) yang digunakan adalah daun dari jenis pohon pinus (Pinus merkusii Jung et de Vriese) yang berasal dari Pantai Panjang, Kota Bengkulu. Sebelum dibakar dan menjadi abu, daun pinus terlebih dahulu dicuci dan selanjutnya direndam dengan kapur sebanyak 5% dari jumlah air perendaman.

Gambar 2. Abu Daun Pinus Abu bata merah

Abu bata merah (Gambar 3) yang digunakan adalah bata merah yang berasal dari Jalan Pariwisata, RT.2, Kelurahan Padang Nangka, Kecamatan Singaran Pati, Kota Bengkulu. Abu bata merah didapatkan melalui proses penumbukan bata merah sampai menjadi butiran yang halus.

(4)

Semen

Semen (Gambar 4) yang digunakan adalah semen PCC mengacu SNI-15-7064-2004. Pengujian dilakukan secara visual, kemasan semen harus dalam keadaan baik, tertutup dan segel kemasan tidak mengalami kerusakan.

Gambar 4. Semen Air

Air (Gambar 6) yang digunakan untuk membuat adukan telah memenuhi syarat-syarat yaitu air yang bersih, tidak mengandung lumpur, tidak mengandung minyak, tidak mengandung kotoran sampah, dan tidak berbau.

Gambar 6. Air METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kuat tekan mortar yang menggunakan abu daun pinus dan abu bata merah pada penambahan sebagian semen. Variasi campuran abu bata merah yang digunakan 0%, 2,5%, 5%, 7,5% dan 10% pada penambahan abu daun pinus 2,5%. Jumlah sampel pada pengujian kuat tekan mortar dibuat 8 sampel pada setiap variasinya. Variasi yang dibuat sebanyak 5 variasi, jumlah semua benda uji mortar sebanyak 40 sampel. Benda uji yang dibuat berbentuk kubus yang berukuran 50 x 50 x 50 mm.

Tahapan persiapan penelitian

Tahapan persiapan penelitian yang dilakukan adalah tahap persiapan alat dan bahan. Persiapan alat dan bahan serta pengujian dilakukan di Laboratorium Konstruksi dan Teknologi Beton Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bengkulu.

(5)

Pembuatan benda uji mortar

Pembuatan kubus mortar dimulai dari penimbangan bahan sesuai mix design. Perhitungan bahan campuran adukan mortar dihitung dengan perbandingan berat volume semen. Jumlah sampel 40 benda uji dengan 5 variasi, setiap variasi terdiri dari 8 sampel. Proses pencampuran bahan dan pengadukan bahan menggunakan mixer mortar. Pengecekan initial flow dengan rentang nilai 105%-115% sesuai dengan (SNI 03-6822-2002). Cetakan kubus mortar berukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm, dibuka setelah 24 jam, kemudian dilakukan perendaman dalam bak yang berisi air. Perawatan benda uji mortar

Benda uji direndam dalam air selama 26 hari. Hari ke 27 benda uji dikeluarkan dari perendaman, selanjutnya sisi permukaan benda uji mortar dikeringkan dengan menggunakan lap dan dibiarkan selama 24 jam. Mortar yang telah berumur 28 hari diuji kuat tekan mortar. Pengujian kuat tekan mortar

Pengujian kuat tekan mortar sesuai dengan (SNI-03-6825-2002) dilakukan saat umur mortar 28 hari. Pengukuran dimensi benda uji mortar dan penimbangan berat benda uji mortar dilakukan terlebih dahulu. Alat yang digunakan pada pengujian mortar adalah cement compression machine dengan kontrol berupa tuas yang dapat digerakkan maju mundur dan diputar untuk menyesuaikan kecepatan. Kecepatan yang digerakkan secara manual harus dihitung dan disesuaikan pengontrolnya. Pembebanan dilakukan sampai benda uji mortar hancur dan mendapatkan nilai maksimum. Kapasitas alat kuat tekan yang digunakan adalah 250 kN dan ketelitian 0,5 kN.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari persiapan bahan campuran, uji fisis (agregat halus), uji kadar air dan berat isi bahan campuran mortar yaitu abu daun pinus dan abu bata merah. Tahapan selanjutnya yaitu pembuatan benda uji, perawatan dan pengujian kuat tekan dan absorpsi mortar, selanjutnya menganalisa data.

Hasil pemeriksaan material penyusun mortar

Pemeriksaan material untuk campuran mortar ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari bahan yang digunakan seperti, abu daun pinus, abu bata merah, agregat halus, semen dan air. Pemeriksaan material ini untuk mengetahui modulus halus butir, kadar air, kadar organik, kadar lumpur, berat isi dan berat jenis dari material yang digunakan. Data yang diperoleh digunakan sebagai acuan dalam perhitungan campuran mortar. Hasil pemeriksaan uji sifat fisis agregat halus dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Uji Sifat Fisis Agregat Halus

No Nama

Pemeriksaan

Hasil

Pemeriksaan Standar Syarat Keterangan

1 MHB (%) 1,54 SNI 03-1968-1990 1,5-3,8 Memenuhi

2 Kadar Air (%) 4,09 SNI 03-1971-1990 - -

3 Berat Jenis 2,64 SNI 03-1970-1990 2,5-2,7 Memenuhi

(6)

5 Berat Volume (gr/cm3) 1,42 SNI 03-4804-1998 >1,2 Memenuhi

6 Kadar Lumpur (%) 0,52 SNI 03-4142-1996 Maks 5% Memenuhi

7 Kadar Organik No.5 SNI 03-2816-1992 Maks No.11 Memenuhi

Pemeriksaan terhadap air dilakukan secara visual. Air yang digunakan yaitu air jernih dan tidak berbau. Pemeriksaan uji sifat fisis abu daun pinus dan abu bata merah meliputi pemeriksaan kadar air dan berat volume (Tabel 2), sedangkan semen hanya pemeriksaan berat volume (Tabel 2).

Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Uji Sifat Fisis Abu Daun Pinus, Abu Bata Merah, dan Semen

No Nama Pemeriksaan Abu Daun Pinus Abu Bata Merah Semen

1 Kadar Air (%) 0,73 2,83 -

2 Berat Volume (gr/cm3) 0,42 0,84 1,08

Initial flow pada adukan mortar

Pengujian intial flow dilakukan berdasarkan SNI 03-6882-2002 dengan nilai yang disyaratkan sebesar 105%-115%. Initial flow bertujuan untuk mengetahui nilai kelecakan pada adukan mortar yang dapat mengganggu kekuatan dari mortar. Hasil pengujian pada initial flow dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pengujian Initial Flow

No Abu Daun Pinus (%) Abu Bata Merah (%)

Jumlah Air Nilai

Initial Flow (%) Terpakai (gr) Tambah Sisa (gr) (%) (gr) (%) 1 0 0 846,34 0 0 0 0 108,13 2 2,5 0 855,34 9 1,06 0 0 108,13 3 2,5 855,34 9 1,06 0 0 114,38 4 5,0 855,34 9 1,06 0 0 113,75 5 7,5 855,34 9 1,06 0 0 113,13 6 10 855,34 9 1,06 0 0 112,50

Kuat tekan mortar

Hasil pengujian mortar pada penambahan abu daun pinus 2,5% dan 7,5% dapat dilihat pada Gambar 7.

(7)

Grafik (Gambar 7) Kuat tekan terbesar pada penambahan abu daun pinus 2,5% didapatkan pada campuran 7,5% abu bata merah dengan nilai kuat tekan sebesar 12,65 MPa. Penambahan abu daun pinus 2,5% terjadi penurunan pada variasi campuran 10% abu bata merah dengan nilai kuat tekan sebesar 11,26 MPa. Persentase rasio kuat tekan rata-rata mortar dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Grafik Rasio Kuat Tekan Mortar Variasi 2,5% Abu Daun Pinus terhadap Mortar Normal

Grafik (Gambar 8) menunjukan nilai kuat tekan mortar tertinggi pada penambahan 2,5% abu daun pinus pada campuran variasi 7,5% abu bata merah dengan persentase 28,00% dari mortar normal. Nilai kuat tekan terkecil pada penambahan 2,5% abu daun pinus pada campuran variasi 0% abu bata merah dengan persentase 0,64%, kuat tekan mortar pada penambahan abu daun pinus 2,5% dengan variasi abu bata merah 0%, 2,5%, 5,0%, 7,5% dan 10% naik dari mortar normal.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian dan pengujian yang telah dilakukan :

1. Nilai kuat tekan mortar pada penambahan abu daun pinus 2,5% dengan abu bata merah variasi campuran 0%, 2,5%, 5,0%, 7,5% dan 10% yaitu 9,95 MPa, 10,57 MPa, 12,54 MPa, 12,65 MPa dan 11,26 MPa.

2. Pengaruh penambahan abu daun pinus 2,5% dengan abu bata merah variasi campuran 0%, 2,5%, 5,0%, 7,5% dan 10% pada penambahan sebagian semen meningkatkan kuat tekan mortar. Kuat tekan mortar optimum pada variasi 7,5% abu bata merah sebesar 28,0% dari mortar normal. Penurunan kuat tekan mortar pada penambahan 2,5% abu daun pinus dengan campuran abu bata berah pada variasi 0%, 2,5%, 5,0%, 7,5% dan 10% terjadi pada variasi 10% abu bata merah sebesar 13,83%.

DAFTARPUSTAKA

Andesta, D., Continues Process Improvement Dengan Six Sigma Pada Proses Produksi Cao, Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Gresik. Nurlina, S., Hidayat, T., Suseno, H., Kharisma, E. M., 2014, Pengaruh Penggunaan Limbah

Batu Bata Sebagai Semen Merah Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Mortar, Jurnal Rekayasa Sipil, Vol.8, No.2. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya.

(8)

Nurmawati, I., 2006, Pemanfaatan Limbah Industri Penggergajian Kayu sebagai Bahan Subtitusi Pembuatan Paving Block, Skripsi, Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Negeri Semarang.

SNI 03-1968-1990, Metode Pengujian Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar, Departemen Pekerjaan Umum Yayasan Badan Penerbit PU.

SNI 03-1970-1990, Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus, Departemen Pekerjaan Umum Yayasan Badan Penerbit PU.

SNI 03-1971-1990, Metode Pengujian Kadar Air Agregat, Departemen Pekerjaan Umum Yayasan Badan Penerbit PU.

SNI 03-2816-1992, Metode Pengujian Kotoran Organik dalam Pasir untuk Campuran Mortar dan Beton, Departemen Pekerjaan Umum Yayasan Badan Penerbit PU.

SNI 03-2834-2000, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal, Departemen Pekerjaan Umum Yayasan Badan Penerbit PU.

SNI 03-4142-1996, Metode Pengujian Jumlah Bahan dalam Agregat yang Lolos Saringan No.200 (0,075 mm), Departemen Pekerjaan Umum Yayasan Badan Penerbit PU.

SNI 03-4804-1998, Metode Pengujian Bobot Isi dan Rongga Udara dalam Agregat, Departemen Pekerjaan Umum Yayasan Badan Penerbit PU.

SNI 03-6825-2002: Metode Pengujian Kuat Tekan Mortar Semen Portland untuk Pekerjaan Sipil. Depertemen Pekerjaan Umum.

Wikana, I., dan Gulo., 2012, Pengaruh Penambahan Tumbukan Bata Merah dan Pengurangan Semen terhadap Kuat Tekan Serta Keausan Paving Block, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Immanuel Yogyakarta.

Wiyano, B., dan Lukman, A, H., 1989, Analisis Kimia Daun Pinus dan Pemanfaatannya, Jurnal Penelitian Hasil Hutan, Vol.6, No.2.

Gambar

Gambar 1. Agregat Halus  Abu daun pinus
Gambar 6. Air  METODE PENELITIAN
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Uji Sifat Fisis Agregat Halus
Tabel 3. Hasil Pengujian Initial Flow
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan hasil sebesar ini mortar campuran abu sampah dan limbah karbit masih memungkinkan digunakan sebagai mortar untuk pasangan bata merah pada bangunan RS dan RSS

Mortar adalah bahan yang terbuat dari campuran agregat halus dan semen yang bereaksi dengan air sebagai perekat, berfungsi untuk merekatkan pasangan.. batu bata,

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai sifat fisik mortar PCC dengan campuran abu sawit pada suhu tinggi dengan melakukan pengujian kuat

Penelitian ini digunakan abu terbang (fly ash) dan Damdex sebagai bahan tambah untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kuat tekan mortar dan serapan air mortar

Kuat mortar dengan menggunakan abu ampas tebu akan meningkat dari kuat tekan normal yaitu pada variasi campuran berkisar 2% dan 8% dari jumlah semen.. Pencampuran

Mengetahui pengaruh penambahan kadar Cebex 112 dari terhadap kemudahan penger- jaan campuran mortar bata, terhadap kuat tekan, berat jenis dan serapan air mortar pada umur mortar

Grafik pengaruh campuran ijuk aren yang bervariasi komposisinya terhadap nilai kuat tekan batu bata Sumber:penelitian di laboratorium Unsiq Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil

Pengaruh penggunaan abu sekam padi terhadap kuat tekan batu bata campuran tanah diatomae 70 melalui tahapan pembakaran dengan suhu tinggi agar tidak pecah saat terendam air Muhardi,