• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan Dakwah Lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia dalam Motivasi Shalat Berjamaah di Masjid Al-Hikmah Kabupaten Gowa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kegiatan Dakwah Lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia dalam Motivasi Shalat Berjamaah di Masjid Al-Hikmah Kabupaten Gowa"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Sosial Jurusan Manajemen Dakwah

pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar

Oleh:

DARMAWATI NIM: 50400113025

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN ALAUDDIN MAKASSAR

(2)

ii

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Darmawati

NIM : 50400113025

Tempat/Tgl.Lahir : Pulau Kembang Lemari, 25 Februari 1993 Jurusan : Manajemen Dakwah

Fakultas/Program : Dakwah dan Komunikasi

Alamat : Antang

Judul : Kegiatan Dakwah Lembaga “Persaudaraan Muslim Sedunia” dalam Motivasi Shalat Berjamaah di Masjid Al-Hikmah Kabupaten Gowa.

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi ini dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Samata-Gowa, 30 Agustus 2017 Penyusun,

Darmawati

(3)

iii

Kabupaten Gowa” yang disusun oleh Darmawati, NIM: 50400113025, mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah yang diselenggarakan pada hari Rabu, tanggal 30 Agustus 2017 M, bertepatan 8 Dzulhijjah dengan 1438 H, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi pada Jurusan Manajemen Dakwah.

Samata-Gowa, 30 Agustus 2017 M 8 Dzulhijjah 1438 H

DEWAN PENGUJI

Ketua : Dr. H. Hasaruddin, M.Ag (……….) Sekretaris : Hamriani, S.Sos.I., M.Sos.I (……….) Munaqisy I : Dr. H. Mahmuddin, M.Ag (……….) Munaqisy II : Dra. ST. Nasriah, M.Sos.I (……….) Pembimbing I : Drs. Muh. Anwar, M.Hum (...………...) Pembimbing II : Dr. Irwan Misbach, SE, M.Si (……….)

Diketahui oleh:

Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar

Dr. H. Abd. Rasyid Masri, S.Ag., M.Pd., M.Si., MM NIP. 19690827 199603 1 004

(4)

iv

ْ سِب

م يِحَّرلاِْنَ حَّْرلاِْللهاِْم

ُْةَ حَْرَوْ مُك يَلَعُْمَلاَّسلا

ْ

ُْوُتاَكَرَ بَوِْللها

.

ْْْْْْْ

ْ يَسْ نِمَوْاَنِسُف نَأِْر وُرُشْ نِمِْللهاِبُْذوُعَ نَوْ هُرِف غَ ت سَنَوُْوُن يِعَت سَنَوُْهُدَم َنَِْوَّلِلْ َد مَ لْاَّْنِإ

ْ نَمْ،اَنِلاَم عَأْ ِتاَئ

للهاَّْلاِإَْوَلِإَْلاْ نَأُْدَه شَأْ.ُوَلَْيِداَىَْلاَفْ لِل ضُيْ نَمَوُْوَلَّْلِضُمَْلاَفُْللهاِْهِد هَ ي

ْ

ُْهُد بَعْاًدَّمَُمَُّْنَأُْدَه شَأَو

ْ َلَِإُْهاَدُِبِْىَدَت ىاِْنَمَوِْوِب حَصَوِْوِلآْىَلَعَوٍْدَّمَُمُْىَلَعْ كِراَبَوْ م لَسَوْ لَصَّْمُهَّللَاْ.ُوُل وُسَرَو

ْْ.ِةَماَيِق لاِْم وَ ي

Segala puji hanya milik Allah swt. atas rahmat dan hidayah-Nya yang

senantiasa dicurahkan kepada peneliti dalam menyusun skripsi ini hingga selesai. Salam dan shalawat yang senantiasa peneliti haturkan kepada Rasulullah Muhammad saw.

Dalam kesempatan ini peneliti ingin menghaturkan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada kedua orang tuaku yang tercinta ayahanda Abd. Rasak dan ibunda Rabiah, atas kasih sayangnya, bimbingan, nasehat, pengorbanan dan do’a yang tiada henti, semoga Allah senantiasa menjaga, menyayangi dan memberi petunjukNya kepada kalian.

Peneliti juga menyadari tanpa adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan seperti yang diharapkan. Oleh karena itu peneliti patut menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor UIN Alauddin Makassar Prof. Dr. H. Musafir Pababbari M. Si dan para Wakil Rektor UIN Alauddin Makassar beserta Warek I Prof. H Mardan M. Ag, Warek II Prof. H. Lomba Sultan M.A, Warek III Prof. Hj. St. Aisyah Kara, M.A., Ph.D dan Warek IV Prof. Hamdan Juhannis M.A, Ph.D beserta staf-stafnya.

2. Dr. H. Abd. Rasyid Masri, S.Ag., M.Pd., M.Si., MM selaku Dekan Dakwah dan Komunikasi, Wadek I Dr. H. Misbahuddin, M.Ag, Wadek II Dr. H.

(5)

v

3. Dra. ST. Nasriah, M. Sos.I dan Dr. H. Hasaruddin, M.Ag, sebagai ketua dan sekertaris Jurusan Manajemen Dakwah serta dosen yang telah memberikan bimbingan dan wawasan selama peneliti menempuh pendidikan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar.

4. Drs. Muh. Anwar, M. Hum dan Dr. Irwan Misbach, SE, M. Si, selaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dan memberikan arahan, saran, beserta masukan kepada peneliti selama menempuh pendidikan pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

5. Dr. H. Mahmuddin, M.Ag dan Dra. ST. Nasriah, M.Sos.I Selaku Munaqisy I dan Munaqisy II yang telah memberikan arahan, kritikan dan saran kepada peneliti selama menyusun skripsi ini.

6. Kepala Perpustakaan Dakwah dan Komunikasi universitas besarta stafnya yang selalu setia meminjamkan buku dan selalu memberikan saran-saran terhadap peneliti.

7. Orang tua peneliti, ayahanda tercinta Abd. Rasak dan ibunda tercinta Rabiah yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang, besarta do’a, dukungan dan kesabaran yang tidak perna lelah dalam mendidikan dan memberi cinta yang tulus dan ikhlas kepada peneliti.

8. Bapak Camat Gowa kota Makassar beserta staf, yang telah menyetujui dan memberikan izin penelitian.

(6)

vi

ini, bernilai ibadah di sisi Allah swt. dan mendapat pahala yang setimpal.

Samata-Gowa, 30 Agustus 2017 Peneliti,

Darmawati

(7)

vii

PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR TABEL/ILUSTRASI ... vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ... ix

ABSTRAK ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1-9 A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ... 4

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Kajian Pustaka ... 6

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN TEORETIS ... 10-31 A. Tinjauan Tentang Metode Dakwah ... 10

B. Lembaga “Persaudaraan Muslim Sedunia” ... 20

C. Motivasi ... 22

D. Shalat Berjamaah ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32-40 A. Jenis dan Lokasi Penelitian ... 32

B. Metode Pendekatan Penelitian ... 33

C. Sumber Data ... 33

(8)

viii

E. Instrumen Penelitian ... 36 F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 37 G. Pengujian Keabsahan Data ... 39 BAB IV KEGIATAN DAKWAH LEMBAGA PERSAUDARAAN MUS

LIM SEDUNIA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SHA LAT BERJAMAAH DI MASJID AL-HIKMAH KABUPATEN

GOWA ... 41-60 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 41 B. Aktivitas Dakwah Lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia

dalam Membina Umat Islam di Daerah-daerah ... 48 C. Kendala Dakwah Lembaga Persaudaraan Muslim

Sedunia di Kelurahan Paccinongan Kabupaten Gowa ... 55 BAB V PENUTUP ... 61-62 A. Kesimpulan ... 61 B. Implikasi Penelitian ... 62 DAFTAR PUSTAKA ... 63 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...

(9)

ix Jurusan : Manajemen Dakwah

Judul :Kegiatan Dakwah Lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia Dalam Motivasi Shalat Berjamaah Di Masjid Al-Hikmah Kabupaten Gowa.

Pokok permasalahan penelitian ini adalah bagaimana kegiatan dakwah Lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia dalam moivasi shalat berjamaah di Masjid Al- Hikmah Kabupaten Gowa dan kemudian menyajikan dua subtansi permasalahan yaitu: I) Bagaimana aktivitas dakwah lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia dalam motivasi shalat berjamaah di Masjid Al-Hikmah Kabupaten Gowa?, 2) Bagaimana kendala dakwah Lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia dalam motivasi shalat berjamaah di Masjid Al-Hikmah Kabupaten Gowa?

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan manajemen dakwah. Sumber data penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Selanjutnya metode pengumpulan data yang dilakukan dengan melalui empat tahapan, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa kegiatan-kegiatan Lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia yaitu: Pengajian Majelis Taklim, Pengajian door to door (rumah ke rumah), Pengajian Remaja, Kegiatan Musyawarah Daerah, Pembelajaran Bahasa Arab, lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia melakukan beberapa upaya dalam menanamkan dan membangkitkan keyakinan bersama, dan meningkatkan uhkwah (persaudaraan) dan saling bahu-membahu dalam perjuagan dan pembangunan yang di landasi dengan iman dan ketaqwaan demi terwujudnya manusia yang islami dan diridhoi Allah swt.

Implikasi penelitian ini yaitu 1). Berbagai bentuk kegiatan Lembaga di Kabupaten Gowa agar bisa menjadi sumbangsih bagi masyarakat yang ingin mengetahui tentang adanya tahapan Lembaga Dakwah Persaudaraan Muslim Sedunia di Kabupaten Gowa. Penelitian ini juga menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan Lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia di Kabupaten Gowa, serta aktivitas yang dilakukan sejak dulu sampai sekarang.

(10)

ii

Nama : Darmawati

Nim : 50400113025

Jurusan : Manajemen Dakwah

Judul : Kegiatan Dakwah Lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia

Dalam Meningkatkan Motivasi Shlat Berjamaah Di Masjid

Hikmah Kabupaten Gowa.

Pokok permasalahan penelitian ini adalah Kegiatan Dakwah Lembaga

Persaudaraan Muslim Sedunia Dalam Meningkatkan Motivasi Shlat Berjamaah Di

Masjid Al- Hikmah Kabupaten Gowa. Dan kemudian menyajikan dua subtansi permasalahan yaitu: 1) Bagaimana aktivitas dakwah Lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia dalam motivasi shalat berjamaah di Masjid Al-Hikmah Kabupaten Gowa. 2) Bagaimana kendala dakwah Lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia dalam motivasi shalat berjamaah di Masjid Al-Hikmah Kabupaten Gowa?

Jenis penelitian ini tergolong kualitatif dengan pendekatan penelitian yang di gunakan adalah Manajemen dakwah. Selanjutnya, metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan penelurusan referensi. Lalu teknik pengelolaan dan analisis data yang dilakukan dengan tiga tahap, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tujuan Lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia adalah untuk meningkatkan ukhuwah antar sesama muslim. Lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat keislamiah bercirikan kebudayaan dan persaudaraan, terbuka, bebas, mandiri dan kekeluargaan.

Implikasi penelitian ini yaitu:

1. Lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia hendaknya lebih sering melaksanakan pendidikan dan latihan atau sejenisnya yang berkesimbangan untuk memenuhi kurangnya tenaga penceramah yang profesional.

2. Agar aktivitas penerangan agama Islam berjalan dengan lancar, maka perlu berjuang untuk membentuk generasi yang berakhlatul kharimah yang berwatak jujur, sopan, hormat kepada orang tua dan orang lain. Serta menjadi generasi muda yang tertib, disiplin, terampil dalam bekerja dan bisa mandiri.

3. Pihak lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia hendaknya meningkatkan hubungan dan kerja sama dengan pihak baik sesama pengurus maupun sesama da’i.

4. Lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia hendaknya meningkatkan aktivitas-aktivitas terhadap masyarakat agar bisa lebih baik lagi untuk kedepannya, seperti pengajian, ceramah, hafal al-Qur’an dan pengajian kelompok majelis taklim. Sehingga terwujud suatu kehidupan masyarakat yang berakhlatul karimah.

(11)

1

A.Latar Belakang

Lembaga dakwah Persaudaraan Muslim Sedunia merupakan sebuah organisasi di bawah naungan Ahlu Sunnah Wal Jama’ah berperan aktif dalam dakwah islamiah, mengimplementasikan Sunnah Rasulullah dan pelaksanaan perintah Allah swt. serta pengembangan pendidikan, kerja sama diberbagai sektor, demi terwujudnya masyarakat islami dan bermartabat.

Lembaga Dakwah Persaudaraan Muslim Sedunia yang berpusat di Ibu Kota Negara Republik Indonesia (Jakarta) memiliki peranan untuk menyeruh dan mengajak seluruh umat untuk memeluk agama Islam. Khususnya memotivasi untuk menunaikan shalat berjamaah di Masjid.

Prinsip Lembaga Dakwah Persaudaraan Muslim Sedunia menyampaikan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia merupakan watak agama Islam yang dibawanya semenjak lahir.1 Lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia banyak cara yang bisa ditempuh dalam mengajak orang untuk memeluk agama Islam. Di samping sebagai masyarakat mayoritas, juga cukup banyak peluang dan kesempatan untuk meninggikan syi’ar Islam.2

Sebagai rahmat bagi seluruh alam, Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia,

1

Rasyid A Shaleh, Dakwah Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1997) h. 12.

2

Teuku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Al-Islam 2 (Semarang: PT. Pustaka Rezki Putra, 1998), h. 351.

(12)

bilamana ajaran Islam yang mencakup segenap aspek kehidupan itu dijadikan sebagai pedoman hidup dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.

Demi tercapainya tujuan tersebut maka aktivitas-aktivitas dakwah harus disusun dan direncanakan sedemikian rupa, baik yang berkenaan dengan metode yang digunakan, materi yang disampaikan, subyek dakwah (da’i) maupun obyek dakwah atau sasaran dakwah yang dituju terutama jika aktivitas dakwah tersebut dilakukan oleh kelompok atau organisasi.

Dengan kata lain, bahwa untuk mencapai tujuan dakwah secara efektif dan efisien ibadah merupakan realisasi dari keimanan seseorang dan sebagai bukti bahwa imannya benar. Orang yang mengatakan beriman tidak mengamalkannya disebut fasik, orang berpura-pura beriman, ibadahnya hanya untuk mengelabui mata atau untuk politis belaka, mereka disebut munafik. Agar terbebas dari hal-hal di atas maka pengamalan agama (ibadah) hendaknya dilakukan benar-benar karena disadari atas kesadaran dan keikhlasan karena Allah swt semata.

Allah ‘Azza wa Jalla mensyariatkan shalat lima waktu sehari semalam dan juga shalat berjamaah adalah untuk memaklumatkan syiar-syiar Islam, memenuhi panggilan Allah, membuat marah musuh-musuh Islam, memperkuat hubungan sosial antar sesama umat Islam.3

Shalat fardhu lima waktu yang merupakan salah satu bentuk ibadah utama yang diperintahkan Allah swt kepada umat Islam hendaknya menjadi identitas dan kebiasaan seorang yang mengaku muslim. Shalat ditanamkan oleh Allah untuk membentuk kepribadian seorang muslim yang tangguh. Dalam shalat Allah

3

Mahir Manshur Abdurraziq, Mukjizat Shalat Berjamaah (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2007), h. 70.

(13)

mengajarkan hidup disiplin, hidup sabar, bermasyarakat, mengajarkan hidup sehat, hidup bersih lahir dan batin, menahan dan pengendalian diri, berkomunikasi dengan Khaliknya.

Shalat lima waktu yang dianjurkan Rasulullah saw, dengan cara berjamaah. Namun kenyataannya yang didapati dimasyarakat, shalat secara berjamaah masih sangat minim dilakukan dikalangan umat Islam. Termasuk di kalangan remaja/anak-anak usia SMP/MTS shalat lima waktu berjamaah menurut survei awal hanya dilakukan tidak lebih dari 20% saja kenyataan di atas menunjukkan bahwa pengamalan shalat lima waktu secara berjamaah masih perlu mendapat perhatian untuk ditingkatkan agar terbentuk pribadi-pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt secara mantap.

Kurangnya kesadaran dan pemahaman terhadap besarnya keutamaan melaksanakan shalat berjamaah merupakan penyebab shalat berjamaah sering ditinggalkan. Mengingat masih banyaknya umat Islam yang belum terbiasa melaksanakan shalat berjamaah maka dipandang perlu untuk memberikan motivasi multi aspek agar tumbuh kesadaran dan semangat untuk melaksanakan shalat fardhu lima waktu dengan berjamaah.

Sebagaimana Allah berfirman dalam QS Al-Baqarah/2:43.































Terjemahnya:

(14)

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk”.4

Dalam ayat tersebut menjelaskan bahwa shalat fardhu lima waktu sangat dianjurkan untuk dilaksanakan, di samping itu seorang muslim harus mengelurakan zakat, serta dianjurkan untuk malaksanakan shalat secara berjamaah.

Sebagai seorang muslim hendaknya melaksanakan shalat berjamaah di masjid, karena termasuk amal yang penuh pahala bagi seorang muslim. Bahkan sejak sebelum memulai berjamaah. Karena langkah-langkah orang yang keluar untuk shalat berjamaah suatu amal kebaikan yang ditulis bahkan para malaikat saling berebutan untuk menulisnya. Berjalan kaki untuk shalat berjamaah adalah termasuk amal yang didapatkan oleh seorang hamba dengan karunia Allah jaminan hidup dengan baik dan mati dengan baik.

Namun, sekarang banyak muslim yang melupakan shalat berjamaah, baik di rumah, masjid atau di mushallah, setiap ada panggilan adzan yang hadir hanya beberapa orang. Anak atau generasi muda sedikit sekali yang mendirikan shalat berjamaah. Bertitik tolak dari permasalahan tersebut, peneliti berinisiatif untuk meneliti tentang “Kegiatan Dakwah Lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia dalam Motivasi Shalat Berjamaah di Masjid Al-Hikmah Kabupaten Gowa”.

4

(15)

B.Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

Penelitian ini menfokuskan perhatian pada kegiatan dakwah Lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia dalam meningkatkan motivasi shalat berjamaah di masjid Al-Hikmah Kabupaten Gowa.

1. Kegiatan Dakwah Lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia

Pengertian kegiatan dalam Kamus Besar bahasa Indonesia adalah aktivitas, usaha, pekerjaan atau kekuatan dan ketangkasan serta kegairahan. Dengan demikian dapat diartikan bahwa kegiatan adalah suatu proses aktivitas.

2. Dakwah

Secara etomologi dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu da’a ( اعد) yad’u,

(عدي ) da’watan (ةوعد). Yang diartikan sebagai mengajak/ menyeruh, memanggil, seruan, permohonan dan permintaan.

3. Metode Dakwah

Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “meta” (melalui) dan

hodos” (jalan, cara). Dengan demikian, dapat artikan bahwa metode adalah cara

atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. 4. Lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia

Lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat keislaman bercirikan kebudayaan dan persaudaraan, terbuka, bebas, mandiri dan kekeluargaan.

5. Motivasi Shalat Berjamaah Lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia Motivasi berasal dari motif yang artinya daya penggerak dari luar dan di dalam subjek.

(16)

6. Shalat Berjamaah

Sebagai karunia Allah kepada hamba-hambanya adalah menjadikan pahala yang berlimpah-limpah karena melaksanakan shalat berjamaah.

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan menjadi pokok permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah:

1. Bagaimana aktivitas dakwah lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia dalam motivasi shalat berjamaah di masjid Al-Hikmah Kabupaten Gowa?

2. Bagaimana kendala kegiatan dakwah lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia dalam motivasi shalat berjamaah di masjid Al-Hikmah Kabupaten Gowa?

D.Kajian Pustaka

Berdasarkan pada kajian pustaka yang telah peneliti lakukan, didapatkan beberapa tulisan yang mempunyai hubungan dengan yang dilakukan di antaranya:

Skripsi Syamsul Marlin dengan judul “Kiprah Pengelolaan Masjid Rahman dalam Menggairahkan Semangat Shalat Berjamaah pada Masyarakat Desa Bialo Kecamatan Gangking Kabupaten Bulukumba (Kajian Manajemen Kemasjidan Kontemporer)”, tahun 2001. Hasil penelitian yaitu pengurus masjid rahmah dalam menumbuhkan semangat shalat berjamaah itu telah dilakukan dengan menetapkan spesialisasi peran yakni menentukan seorang imam muadzin, khatib yang secara

(17)

tak langsung akan berpengaruh kepada minat masyarakat untuk selalu datang ke masjid terlebih lagi untuk melakukan shalat berjamaah.

Skripsi Yusrawati dengan judul “Peranan Manajemen Masjid Nurul Iman

dalam Mengembangkan Kualitas Shalat Berjamaah di Desa Tanete Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa”, tahun 2002. Adapun hasil penelitiannya adalah pada dasarnya remaja masjid mempunyai peranan yang sangat penting dimana usahanya dalam mengembangkan kualitas shalat berjamaah adalah menyemarakkan kegiatan majelis taklim, mengadakan kegiatan atau ceramah-ceramah agama, pengkaderan remaja, pengajian dasar (tingkat TPA), dan memperingati hari-hari besar Islam.

Skripsi Muhammad Ukbah “Peranan Lembaga Dakwah Kampus Al-Jami’ dalam Meningkatkan Komunikasi Dakwah Mahasiswa UIN Alauddin Makassar”, tahun 2013. Hasil penelitiannya menunjukkan aktivitas Lembaga Dakwah Kampus Al-Jami’ berpengaruh terhadap peningkatan komunikasi dakwah UIN Alauddin Makassar. Hal dapat dibuktikan dari hasil analisis koefisien determinasi

menunjukkan perolehan presentase sebesar 31,58%. Aktivitas Lembaga Dakwah Kampus Al-Jami’ berpengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan komunikasi dakwah mahasiswa UIN Alauddin Makassar.

Dari beberapa skripsi yang berkaitan dengan penelitian peneliti terdapat persamaan dan perbedaan. Adapun persamaan dan perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

(18)

Tabel 1.1

Persamaan dan Perbedaan

No Nama Persamaan Perbedaan

1. Syamsul Marlin, Kiprah Pengelolaan Masjid Rahman dalam Menggairahkan

Semangat Shalat Berjamaah pada Masyarakat Desa Bialo Kecamatan Gangking Kabupaten Bulukumba, 2001. Membahas Tentang Semangat Shalat Berjamaah Kiprah Pengelolaan Masjid 2. Yusrawati, Peranan Manajemen Masjid Nurul Iman

dalam Mengembangkan Kualitas Sholat Berjamaah di Desa Tanete

Kecamatan

Tompobulu Kabupaten Gowa, 2002. Mengembangkan Kualitas Sholat Berjamaah Peranan Manajemen Masjid 3. Muhammad Ukbah “Peranan Lembaga Dakwah

Kampus Al-Jami’ Dalam Meningkatkan Komunikasi

Dakwah Mahasiswa UIN Alauddin Makassar”, tahun

2013. Penerangan Lembaga Dakwah Kampus Al-Jamu dalam Meningkatka n Komunikasi Dakwah Mahasiswa UIN

Sumber Data diolah oleh: Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, 15 April 2017.

Dari ketiga kajian pustaka telah peneliti uraikan di atas, adapun perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu, telah terangkum dalam Tabel 1.1

(19)

E.Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui aktivitas dakwah lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia dalam motivasi shalat berjamaah di masjid Al-Hikmah Kabupaten Gowa. b. Untuk mengetahui kendala kegiatan dakwah lembaga Persaudaraan Muslim

Sedunia dalam motivasi shalat berjamaah di masjid Al-Hikmah Kabupaten Gowa.

2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan teoritis

1) Diharapkan dengan penelitian ini dapat menjadi bahan informasi bagi pembaca dan dapat dijadikan referensi bagi peneliti yang lain.

2) Penelitian ini diharapkan dapat menambah ragam penelitian dalam ilmu dakwah khususnya meyangkut dakwah kultural.

b. Kegunaan praktis

1) Penelitian ini diharapakan dapat berguna bagi masyarakat setempat maupun masyarakat lainnya tetap mempertahankan nilai-nilai leluhur dan kebudayaan masing-masing salah satunya menyiarkan dakwah Islam.

(20)

10

TINJAUAN TEORETIS

A. Tinjauan Tentang Kegiatan Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu da’a, yad’u

da’watan.1

Yang diartikan sebagai mengajak/ menyeruh, memanggil, seruan, permohonan dan permintaan. Istilah sering diberi arti yang dengan istilah-istilah

tabligh, amar ma’ruf dan nahi mungkar, mau’ idzhah hasanah, tabsyir, inzhar, wahiyah tarbiyah, ta’lim dan khotbah.

Adapun hikmah dari ditegaskannya perintah dan penegasan dakwah dengan menganggap bahwa menyembunyikan sebagian atau seluruh perintah, sekalipun sudah maklum para Rasul adalah terpelihara dari menyembunyikan sesuatu yang diperintahkan Allah untuk menyampaikannya. Kalau tidak, maka bantahlah dengan hikmah risalah karena hilangnya kepercayaan manusia terhadap penyampaian itu. Hikmah dari penegasan tadi, bagi Rasulullah saw. sendiri adalah pemberitahuan untuknya, bahwa tablig itu menjadi kewajiban yang tak bisa ditawar-tawar, dan tidak boleh menyembunyikan apa yang wajib disampaikan dalam keadaan apapun. Umpamanya, dengan menangguhkan sesuatu dari waktunya berdasarkan ijtihad. Sekiranya tidak ada, tentu boleh saja bagi Rasul berijtihad menangguhkan sebagai wahyu, sampai cukup mantap kesiapan manusia untuk menerimanya dan tidak menyebabkan mereka menolak setelah mendengar

(21)

dan menganiaya Rasul karenanya. Sedang bagi manusia yang mendengarkan tablig, hikmahnya supaya mereka mengerti fakta ini dengan adanya nas tersebut. Jadi, tidak ada alasan bagi mereka untuk memperselisihkan fakta ini dengan pendapat atau paham yang berbeda-beda.

Pada tataran taktik dakwah harus mengandung tiga unsur yaitu: penyampaian pesan, informasi yang disampaikan, dan penerima pesan. Namun dakwah mengandung pengertian yang lebih luas dari istilah-istilah tersebut, karena istilah dakwah mengandung makna sebagai aktifitas menyampaikan ajaran Islam, menyuruh berbuat baik dan mencegah perbuatan mungkar serta memberi kabar gembira dan peringatan bagi manusia.

Oleh karena itu, secara terminologis pengertian dakwah dimaknai dari aspek positif ajakan tersebut, yaitu ajakan kepada kebaikan dan keselamatan dunia dan akhirat. Sementara itu, para ulama memberikan definisi yang bervariasi, antara lain:

a. Menurut Syehk Ali Mahfud mendefinisikan dakwah adalah:

ِةَداَعَسِب اخوُزخوُفَ يِل ِرَكخنُمخلا ِنَع ُيخهَّ نلاَو ِفخوُرخعَمخلاِب ُرخمَخلْاَو ىَدُخلْاَو ِخيَْخلْا يَلَع ِساَّنلا ُّثَح

ِل ِجَخلْاَو ِلِجآَعخلا

Artinya:

“Mendorong manusia agar berbuat kebaikan dan mengikuti petunjuk (hidayah), menyeru mereka berbuat kebaikan dan mencegah dari kemungkaran, agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.2 b. Muhammad Khidir Husain mengatakan bahwah dakwah adalah upaya

memotivasi orang agar berbuat baik dan mengikuti jalan petunjuk, dan

2Abdu Azis, “

Pengertian Dakwah Kyai Pengajian” Blog Abdul Azis,

;//abdulaziscuntailmu. Blogspot.co.id/2013/09Pengertian-Dakwah-Kyai- html _11 html (26 Maret 2017).

(22)

melakukan amar ma’ruf nahi mungkar dengan tujuan mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.3

Saya sepakat dengan Muhammad Khidir Husain yang mengatakan bahwa adanya proses motivasi yang mendorong orang untuk mengikuti petunjuk dan melakukan amar ma’ruf nahi mungkar agar bisa mendapat kebahagian dunia dan akhirat.

c. Masdar Helmy mengatakan bahwa dakwah adalah mengajak dan menggerakkan manusia agar menanti ajakan-ajakan Allah (Islam) termasuk

amar ma’ruf nahi mungkar untuk bisa memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Dengan adanya dakwah yang mengajak manusia kejalan yang baik maka umat Islam akan lebih mudah memperolah kebahagiaan di dunia dan di akhirat. a. Unsur-unsur dakwah

Hasaruddin Lathief mendefinisikan bahwa unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat dalam setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah dai (pelaku dakwah), mad’u (mitra dakwah), maddah (materi dakwah) washilah (media dakwah), thariqo (metode), dan asdar (efek dakwah).

Da’i (pelaku dakwah)

1) Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan, tulisan, maupun perbuatan yang dilakukan baik secara invidu, kelompok, atau lewat organisasi/lembaga.

3

Ali Mahfuz, Hidayat al-Mursyidin ila Thuruk al-Wa’zi wa al-khitabah (Beirut: dar al-Ma‟ruf tt.), h. 17.

(23)

2) Mad’u (penerimaan dakwah)

Mad’u yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia penerima dakwah, baik sebagai invidu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain, manusia secara keseluruhan.4

3) Maddah (materi dakwah)

Maddah dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’i kepada mad’u.

4) Washilah (media dakwah)

Washilah (media dakwah) adalah adat yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad’u.

5) Thariqah (metode dakwah)

Metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah Islam.

b. Tujuan dakwah

Tujuan dakwah adalah mengubah pandangan hidup manusia bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara karena yang berkuasa di atas segalahnya adalah Allah swt. berdakwah penting dalam menyebarkan agama Islam bukan hanya umat Islam, tetapi juga kepada mereka yang masih mencari-cari makna yang benar kehidupan ini. Tanpa dakwah, Islam tidak akan berkembang dan yang tinggal hanya Islam keturunan.

4

(24)

Dakwah amalan penting dalam mengembalikan manusia kepada Allah swt. Mengajak manusia kepada kebaikan dan mencegah manusia dari pada melakukan kemungkaran adalah satu perkara wajib dilakukan bagi setiap umat Islam. Tidak timbul soal tiada tauliah ustaz dan ustazah. Mencegah seseorang dari pada memakan sesuatu yang haram itu juga tugas ustaz/ustazah sebaik-baiknya apabila melihat kemungkarang berlaku di depan mata tegurlah dengan cara yang berhemat yang dan bersesuaian. Walaupun ilmu yang sedikit itu disampaikan, tetapi selagi ilmu yang sedikit disampaikan itu akan dapat memberikan manfaat kepada yang lain, maka ilmu yang ada itu tidak akan basi. Apalah guna ilmu yang sedikit itu jika tidak disampaikan. Maka sia-sia dan tidak bergunalah ilmu itu. Islam keturunan kenapa ain mengatakan kemudian, lihat saja apa yang berlaku di depan mata kita. Sijil kelahiran, kad pengenalan saja menunjukkan seseorang itu beragama Islam. Namun, perlakuan, percakapan, pergaulan, penampilan tidak menunjukkan sifat seorang muslim yang sebenarnya melibatkan keimanan kita pada Allah swt. Keterampilan dan kepribadian diri sebagai seorang muslim juga amat penting. Namun, sekiranya tiada kesadaran dalam membetulkan akidah dalam diri sendiri. Maka, pentingnya menjalankan kegiatan berdakwah dalam membentuk akidah sebagai seorang muslim agar tidak terus terjerumus dalam lembah kekufuran.

2. Metode Dakwah a. Pengertian metode dakwah

Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “meta” (melalui) dan

(25)

cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sumber lain menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Jerman methodicay artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani metode berasal dari kata methodos artinya jalan yang dalam bahasa Arab disebut thariqah. Metode berarti cara yang telah diatur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud.5 Ditinjau dari etimologi, kata dakwah berasal dari bahasa Arab da’a – yad’u – da’watan, artinya mengajak, menyeru, memanggil.

Sedangkan dari termonologi, terdapat banyak defenisi yang dikemukakan oleh para ahli diantarannya adalah:

Muhammad Nasir, mengatakan dakwah adalah usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia yang meliputi amar ma’ruf nahi mungkar, dengan berbagai macam media dan cara yang diperbolehkan oleh ahlak, dan membimbing pengalamannya dalam perikehidupan perseorangan, berumah tangga, bermasyarakat, dan bernegara. 6

Syaikh Abdullah Ba‟alawia, memberikan defenisi bahwa dakwah adalah mengajak, membimbing, dan memimpin orang yang belum mengerti atau sesat jalannya dari agama yang benar untuk dialihkan ke jalan ketaatan kepada Allah, menyeruh mereka berbuat baik dan melarang mereka berbuat buruk agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.7

5

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah (Edisi 1, Cet 1; Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h 242.

6

Asep Syamsul M. Ramli, Komunikasi Dakwah, Pendekatan Praktis ( Bandung, Ebook 2013 ), 3 http: www. Romeltea. Com (09 Juni 2013).

7

(26)

Ada beberapa pendapat tentang definisi metode dakwah, antara lain; 1) Al-Bayanuni, mengemukakan definisi metode dakwah (asalib al-da‟wah) sebagai berikut: “yaitu cara-cara yang ditempuh oleh pendakwah dalam berdakwah atau cara menerapkan strategi dakwah”.8

2) Said bin Ali al- Qahthani, membuat defenisi metode dakwah sebagai berikut. “Uslub (metode) dakwah adalah ilmu yang mempelajari tentang cara berkomunikasi secara langsung dan mengatasi kendala-kendalannya”.9

3) „Abd al-Karim zaidan, metode dakwah (slub al-da‟wah) adalah: “Ilmu yang terkait dengan cara melangsungkan penyampaian pesan dakwah dan mengatasi kendala-kendakannya”.10

Metode dakwah merupakan cara-cara sistem yang menjelaskan arah strategi dakwah yang telah diterapkan. Metode dakwah bagian dari strategi dakwah. Karena menjadi bagian dari strategi dakwah yang masih berupa konseptual, metode dakwah bersifat lebih kongkrit dan praktis. Ia harus dapat dilaksanakan dengan mudah. Arah metode dakwah tidak hanya meningkatkan efektivitas dakwah, melaikan pula bisa menghilangkan hambatan-hambatan dakwah, setiap trategi memiliki keunggulan tersebut dan memperkecil kelemahannya.11 metode dakwah yang dipilih harus benar, agar Islam dapat dimengerti dengan benar dan menghasilkan pencitraan Islam yang benar pula.

8

Al-Bayanuni, Asalib al-Da‟wah (1993 ; 4).

9

Said bin Ali al-Qahthani (1994: 101).

10

Abb al-Karim Zaidan, Metode Dakwah; Uslub al-Da’wah; (1993: 411).

11

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah (Edisi 1, Cet 1; Jakarta: Rajawali Pers, 2011 ), h. 9.

(27)

Islam adalah agama dakwah.12 maksudnya agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dalam bentuk penerapan metode dakwah bil-hikmah (perkataan yang tes dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil).

Sebagaimana Allah berfirman dalam QS An-Nahl/16: 125.

















































Termahnya:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-Mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-Mu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.13

Setiap metode memerlukan teknik dalam implementasinya. Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode.14 Teknik berisi langkah-langkah yang diterapkan dalam membuat metode lebih berfungsi. Kegiatan dakwah dapat berjalan secara efektif dan efisien bila menggunakan cara yang tepat dalam menyampaikan ajaran-ajaran Allah swt. kekuasaan bagi para penguasa;

1. Nasihat atau ceramah bagi para ulama, kaum cerdik pandai, juru penerang, bagian penyuluhan, para wakil rakyat, dan lain-lain;

2. Membencinya di dalam hati bagi masyarakat umum

12

A. Hasjmy Dustur, Dakwah Menurut Al-Qur’an (Jakarta: Bulan Bintang, 1994), h. 259.

13

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 281.

14

(28)

Setiap orang memiliki kedudukan dan kekuatan sindiri-sendiri untuk mencegah kemungkaran.

Dengan kata lain, menunjukan bahwa umat Islam harus berusaha melaksanakan amar ma’ruf dan nahi mungkar menurut kemampuannya, sekalipun hanya melalui hati. Hal itu sekaligus menunjukkan bahwa amar ma’ruf dan nahi mungkar sangat penting dalam Islam dan harus dilaksanakan oleh semua umat Islam agar tercipta tatanan hidup yang baik di masyarakat (mad’u).15 Dengan demikian kaitan hadis dan penelitiannya yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk menciptakan tatanan hidup yang baik kepada mad’u atau melalui metode dakwah bil-lisan

B.Lembaga “Persaudaraan Muslim Sedunia”

1. Pengertian Lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat ke Islaman bercirikan kebudayaan dan persaudaraan, terbuka, bebas, mandiri dan kekeluargaan. Dan untuk mencapai tujuan dalam rangka menegakkan kebajikan dan mencegah kemungkaran, menurut pendapat H. Hasan Kamal Said, SE lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut::

a. Berperan aktif dalam pengembangan pendidikan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mencerdaskan kehidupan masyarakat, khususnya Umat Islam.

15

(29)

b. Meningkatkan komunikasi dan kerja sama dengan berbagai kalangan baik perorangan, lembaga, perhimpunan, pemerintah maupun swasta dengan selalu meningkatkan Iman dan Taqwa kepada Allah swt.

c. Menyelenggarakan pendidikan di pesantren.

d. Meningkatkan mutu para anggota dan mengembangkan kegiatan kepakaran melalui koordinasi sistem jaringan informasi dan komunikasi antara sesama anggota, lembaga, kelompok dan organisasi Islam.

e. Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengkajian yang inovatif strategis, intisivasif, dan pemikiran ilmiah yang merupa merumuskan dan memecahkan berbagai masalah baik lokal, regional dan internasional.

f. Menyelenggarakan berbagai kegiatan dibidang sosial ekonomi dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan martabat rakyat kecil dan kaum yang lemah guna mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat pada khususnya dan umat Islam pada umumnya.16

Persaudaraan Islam adalah hakekat Ukhuwah Islamiyah yang mempunyai kepedulian dan komitmen guna mempersatukan Islam dalam suatu wadah yang bisa menjadi jembatan menuju cita-cita abadi untuk kebahagian Duniawi dan Ukhrawi.

Lembaga “Persaudaraan Musim Sedunia” yang disingkat, adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat keagamaan yang mempersatukan Ummat Islam dalam bentuk persaudaraan atas dasar kesamaan cita-cita dan perjuangan.

(30)

Lembaga “Persaudaraan Muslim Sedunia” adalah organisasi yang bersifat keilmuan, persaudaraan yang diwujudkan dalam kegiatan pembagunan umat, masyarakat, antara, Negara-negara yang berpenduduk Islam, khususnya dalam memperjuangkan kaum yang lemah dan menjunjung tinggi harkat dan martabat rakyat kecil.

Lembaga “Persaudaraan Muslim Sedunia” adalah sekelompok orang yang berusaha atau pelanjut dakwah Rasul dalam mengembangkan tata kehidupan masyarakat. Dengan demikian, “Persausdaraan Muslim Sedunia” sebagai organisasi yang gerak perjuangannya dutujukan untuk mengembangkan suatu tata kehidupan masyarakat sebagaimana dikehendaki Islam, yang bertujuan untuk menyebarkan agama Islam, baik melalui pendidikan maupun gerakan sosial. Dengan demikian, tercipta masyarakat Islam yang senar-benarnya

C.Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Berbagai ahli memberikan defenisi motivasi. Motivasi berasa dari motif yang artinya daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek. Motif juga berarti kesiap-siagaan motivasi merupakan proses membangkitan, mempertahankan dan mengontrol minat-minat. Pengertian lain juga dikemukakan oleh Mc. Donald yaitu suatau perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut motivasi diartikan sebagai daya penggerak yang telah terjadi aktif. Pengertian motivasi yang lebih lengkap menurut Sudarwan Danim diartikan sebagai kekuatan,

(31)

dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologi yang mendorong sesorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuatu dengan apa yang dikehendakinya. Motivasi paling tidak memuat tiga unsur esensial, yakni: (1) faktor pendorong atau pembangkitan motif, baik internal maupun eksternal, (2) tujuan yang ingin dicapai, (3) strategi yang diperlukan oleh individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tersebut.17

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan motivasi sebagai dorongan yang muncul dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Motivasi selalu bergayut dengan kebutuhan manusia. Jika kebutuhan ada tingkatan maka motivasi juga memiliki tingkatan. Jika kebutuhan dasar telah terpenuhi maka akan muncul motivasi untuk memenuhi kebutuhan tingkat berikutnya. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan berhasil pula pelajaran itu.

Jika motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha bagi para siswa, perlu ditegaskan, bahwa motivasi berarti dengan suatu tujuan. Seperti seseorang pelajar giat belajar karena bertujuan mendapatkan nilai yang baik juga para pemain sepak bola ingin berlatih tanpa mengenal lelah karena mempunyai tujuan mendapatkan kemenangan dalam setiap pertandingan yang dilakukanya. Motivasi diartikan sebagai kemampuan manajer atau pemimpin dakwah dalam memberikan sebuah kegairahan, kegiatan dan pengertian, sehingga para anggotanya mampu untuk mendukung dan bekerja secara ihklas untuk mencapai tujuan organisasi sesuai tugas yang dibebankan kepadanya. Dengan demikian, motivasi merupakan elemen dakwah yang secara ihklas dapat merasakan, bahwa

17

Mustakim dan Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan (Cet, I: Jakarta: PT, Rineka Cipta, 1991). h. 140.

(32)

pekerjaan itu adalah kewajiban yang harus dilaksanakan. Dengan kata lain, bahwa motivasi adalah memberikan semangat atau dorongan kepada para pekerja untuk mencapai tujuan bersama dengan cara memenuhi kebutuhan dan harapan mereka serta memberikan sebuah penghargaan.

Dengan adanya rasa memiliki rasa tanggung jawab maka akan menumbuhkan rasa kecewa jika gagal dan merasa bahagia jika tujuannya berhasil. Selanjutnya jika perasaan tersebut sudah mengakar, maka fungsi motuvasi sudah berhasil. Motivasi sebagai sesuatu yang dirasakan sangat penting, akan tetapi ia juga sulit dirasakan, karena disebabkan oleh beberapa alasan, yaitu:

a. Motivasi dikatakan penting karena berkaitan dengan peran pemimpin yang berhubungan dengan wahanannya. Setiap pemimpin harus bekerja sama melalui orang lain atau bawahannya, untuk itu diperlukan kemampuan memberikan motivasi kepada bawahananya.

b. Motivasi sebagai sesuatu yang sulit karena motivasi itu sendiri tidak bisa diamati dan diukur secara pasti. Karena untuk mengukurnya, berati harus mengkaji lebih jauh perilaku masing-masing individu. Hal ini juga dipicu dengan teori motivasi yang berbeda-beda.

Untuk lebih jauh memahami pergertian dan hakikat motivasi dalam sebuah organisasi, maka ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya motivasi yaitu:

1) Adanya proses interaksi kerja sama antara pemimpin dan bawahan (orang lain), dengan kolega atau atasan dari pemimpin itu sendiri.

(33)

2) Terjadinya proses interaksi antara bawahan dan orang lain yang memperhatikan, diarahkan, dibina dan dikembangkan, tetapi tidak juga yang dipaksakan agar tindakan dan perilaku bawahan sesuai dengan keinginan yang diharapkan oleh pemimpin.

3) Adanya perilaku yang dilakukan oleh para anggota berjalan sesuai dengan sistem nilai atau aturan ketentuan yang berlaku dalam organisasi yang bersangkutan.

4) Adanya perbedaan perilaku yang ditampilkan oleh para anggota dengan latar belakang dan dorongan yang berbeda-beda.18

Jadi motivasi itu merupakan suatu proses yang mencerminkan interaksi antarsikap, kebutuhan persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang.

D.Shalat Berjamaah

1. Pengertian Shalat Berjamaah

Sebagai karunia Allah kepada hamba-hambanya adalah menjadikan pahala yang berlimpah-limpah karena menggunakan shalat berjamaah. Pahala ini sejak hati tergantung di masjid, lalu berjalan ke masjid untuk menunaikan shalat berjamaah didalamnya sampai seseorang hamba selesai menunaikan shalat. Pahala tersebut tidak terhenti di sini, namun masih terus menerus sampai hamba tersebut sampai kerumahnya.

18

Muhammad Munir, Wahyu Ilahi, Buku Manajemen Dakwah (Cet I; Jakarta: Kencana 2006), h. 21.

(34)

Shalat secara bahasa berarti do‟a yang dipersembahkan untuk mengagungkan Allah swt., sementara pengertian shalat menurut istilah syariat adalah kumpulan ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan tertentu yang diawali dengan takbiratulihram dan diakhiri dengan ucapan salam.19

Shalat berjamaah ialah apabila dua orang atau lebih melakukan shalat bersama-sama dan salah seorang diantara mereka tampil didepan untuk diikuti oleh orang lain. Orang yang diikuti (di depan) dinamakan imam dan yang mengikuti dinamakan makmum.

Di kala shalat berjamaah, makmum berdiri dalam satu barisan atau lebih dengan rapi dan teratur. Dihadapan mereka berdiri seorang imam yang harus diikuti gerak-gerik dan perbuatannya, dalam ajaran Islam shalat berjamaah adalah cara yang terbaik sekali dalam menegerjakan shalat, karena dengan demikian kaum muslimin berkesempatan untuk berkenalan, beramah tamah, tolong menolong, dan berkumpul bersama-sama dalam mendo‟akan, berzhikir dan menundukkan hati kepada Tuhan, pemimpin alam semesta.20

Menurut pendapat ulama‟ yang terbanyak (jumhur ulama‟), mengerjakan shalat fardhu secara berjamaah hukumnya bukan wajib, melainkan sunnat yang sangat dikuatkan (sunnat muakkad).

Dalam melaksanakan shalat berjamaah diperlukan seorang pemimpin yang akan bertugas memimpin shalat berjamaah tersebut. Syarat-syarat menjadi pemimpin shalat berjamaah antara lain:

19

Jefry Noer, Pembinaan Sumber Daya Manusia Berkualitas & Bermoral Melalui Shalat yang Benar (Jakarta: kencana, 2006), h. 137.

20

Syekh Mahmud Syaitut, Akidah dan Syari’ah Islam (Jakarta: Bumi Aksaro, 1990). h 128.

(35)

a. Fasih bacaan Al-Qur‟an, mengenal penyebutan makharijat huruf dengan baik dan benar.

b. Mereka yang mengerti hadis-hadis Nabi hadis yang disampaikan lengkap dengan matan dan danadnya dan prawinya.

c. Yang lebih tua

d. Diutamakan tuan rumah dari pada tamu

e. Imam adalah salah seorang dari mereka yang disenangi dalam kelompok tersebut bukan yang dibenci, tidak disukai atau tidak ditolak.

2. Jumlah Orang dalam Shalat Berjamaah

Pada dasarnya terdapat kesepakatan di kalangan ulama fiqih bahwa jumlah minimal berjamaah ialah dua orang, yaitu satu orang imam dan satu orang makmun, menurut ulama Madzhab Safi‟i, apabila yang menjadi makmun itu anak kecil sekalipun, tetap dapat tersebut sebagai shalat berjamaah.21

Shalat berjamaah dilakukan oleh dua orang yang satu jadi imam dan yang satu lagi menjadi makmun. Jadi banyaknya shalat berjamaah tidak terbatas.

3. Udzur Meninggalkan Shalat Berjamaah

Ulama Fiqih menetapkan bahwa uzur yang dapat dijadikan alasan untuk meninggalkan shalat berjamaah adalah sebagai berikut:

a. Penderita sakit yang sulit baginya untuk berjamaah ke masjid b. Khawatir diri, harta, kehormatan dan keluarganya mendapat madarat

c. Turun hujan, salju, terlalu dingin, panas laur biasa, ada angin ribut dan malam hari yang sangat gelap.

21

Abdul Azis Dahlan, Ensilokpedi Huukum Islam (Cet 1; Jakarta: Ichtiah Baru Van Hoeve, 1996). h. 175.

(36)

d. Dalam keadaan terburu-buru, misalnya ingin buang air besar atau kecil orang yang habis memakan makanan yang meninggalkan bau tidak enak pada mulut, sampai bau makanan tersebut hilang.

e. Ulama madzhab Syafi‟i menambahkan bahwa termasuk udzur meninggalkan jamaah adalah terjadi gempa, keributan di pasar, sedang menyelenggarakan jenazah.

f. Seseorang dalam penjara yang mengalami kesulitan untuk berjamaah.

Di dalam melaksanakan shalat berjamaah diperlukan seorang pimpinan yang akan bertugas memimpin shalat berjamaah tersebut: (imam shalat).

4. Tujuan Shalat Berjamaah

Shalat berjamaah disyariatkan Islam dalam berbagai kesempatan dengan tujuan berkumpulnya umat Islam untuk saling memupuk rasa persaudaraan, persatuan, bertukar pikiran, dan persamaan.

Sedangkan tujuan shalat berjamaah menurut Wahbah az-Zuhaily (ahli Fiqih Mesir) dapat berdampak timbulnya rasa persamaan, mencegah deskriminasi, menciptakan, satu barisan yang kuat, menjadi sarana untuk patuh melaksanakan persoalan-pesoalan yang berkaitan dengan kemaslahatan umum dengan mengikuti seorang pemimpin (imam) dan menimbulkan rasa tolong menolong dalam kebajikan, yang kaut membantu yang lemah, dan yang kaya membantu yang miskin.

(37)

5. Manfaat Shalat Berjamaah

Shalat berjamaah lebih utama pada shalat sendirian. Shalat berjamaah juga memiliki kesitimewaan-keistimewaan lain dan beberapa manfaat yang besar sekali, yang itu semua tidak keluar dari lingkungan rasa kesatuan dan persatuan. Menurut pendapat Ustadz Abu Asma Kholid Syamhudi bahwa manfaat shalat berjamaah antara lain:

a. Berkumpul bersama serta keberadaan kaum muslimin dalam satu barisan di belakang imam yang sama.

b. Seorang muslim yang fakir dapat berdiri di samping seorang muslim yang kaya, tanpa ada perbedaan dan pemisah diantara keduanya.

c. Bahwa diantara ciri shalat berjamaah adalah kaum muslimin dapat berkumpul bersama meski diantara mereka tidak kenal.

d. Shalat jamaah itu melebihi keutamaan shalat sendirian, dengan dua puluh tujuh derajat. 22

Shalat berjamaah memilik manfaat yang sangat besar dalam kehidupan umat Islam. Karena shalat berjamaah melebihi shalat sendirian yaitu 27 derajat. Shalat secara berjamaah manfaatnya dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari dan juga di kelak akhirat nanti.

6. Hukum Orang Shalat Berjamaah

Sebagian ulama mengatakan bahwa hukum shalat berjamaah adalah

fardhu ian, sebagian berpendapat sunnah muakkad (sunnah istimewa). Yang akhir inilah yang lebih layak, kecuali bagi shalat jum‟at. Menurut kaidah

22

(38)

persesuaian beberapa ahli dalam masalah ini, seperti yang telah disebutkan di atas, pengarang Naihul Autar berkata, “pendapat yang seadil-adilnya dan lebih dekat kepada yang lebih betul ialah shalat berjamaah itu sunnah muakkad.

Madzhab Imam Ahmad mengatakan bahwa shalat berjamaah hukumnya

fardhu ‘ain (wajib bagi setiap orang), pelakunya berdosa jika meninggalkannya, dan bukan syarat sahnya shalat.

Bagi laki-laki, shalat waktu berjamaah di masjid lebih baik daripada shalat berjamaah di rumah, kecuali shalat sunnah, maka di rumah lebih baik. Bagi perempuan, shalat di rumah lebih karena itu lebih aman bagi mereka.23

Hukum shalat berjamaah, jika dicermati secara seksama ditarik kesimpulan bahwa shalat berjamaah sebenarnya sangat penting untuk dilaksanakan oleh umat muslim. Oleh krena itu, jika tidak ada udzur sebaliknya melaksanakan shalat secara berjamaah di masjid. Karena shalat berjamaah memiliki faedah yang sangat besar.

Allah akan memberikan kebebasan kepada umat Islam di akhirat kelak yaitu dibebaskan dari api neraka dan nifad/munafiq jika mengerjakan shalat subuh secara berjamaah selama 40 hari. Belum lagi dengan shalat-shalat lainnya seperti shalat dhuhur dan sebagainya.

7. Keutamaan Shalat Berjamaah

Setiap ibadah mempunyai nilai keutamaan bagi umat Islam yang mendirikan, bentuk pahala dan sanjungan dari Allah swt. Menurut AL- Hafizh Ibnu Hajar ada 4 keutamaan Shalat berjamaah antara lain:

23

(39)

a. Mendapat naungan dari Allah swt. pada hari kiamat.

b. Keutamaan berjalan ke masjid untuk menunaikan shalat berjamaah di dalamnya. Orang yang melangkahkan kaki menuju masjid dalam keadaan suci untuk menunaikan shalat berjamaah akan mendapat pahala ibadah haji, berada dalam jaminan Allah, mendapat jamuan dari surga setiap kali ia pergi pada pagi dan petang hari.

c. Keutamaan shaf yang pertama dan sebelah kanan. Shaf pertamaan seperti shaf para malaikat. Shalat Allah dan para malaikan untuk shaf pertama, shalat Nabi pada shaf pertama dan kedua.

d. Mendapat 25 dan 27 derajat dibandingkan shalat sendirian.

e. Melaksanakan shalat secara berjamaah memiliki keutamaan tersendiri.24

Seorang muslim yang mengerjakan shalat berjamaah di masjid dengan ikhlas dan khusyu‟ akan memperoleh pahala 25 dan 27 derajat dibandingkan shalat sendirian. Bukan hanya itu ketika umat muslim keluar dari rumah menuju masjid untuk menunaikan shalat berjamaah dalam kegelapan maka suatu hari kegelapan itu akan menjadi cahaya atau penerang di hari kemudian.

24

(40)

32 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian ini adalah metode kualitatif yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kecil, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis, data dilakukan secara gabungan, analisis data yang bersifat induktif, dan asli penelitian kualitatif lebih menekan makna dari generalisasi.1

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif ialah suatu penelitian kontekstual yang menjadikan manusia sebagai instrumen, dan disesuaikan dengan situasi yang wajar dalam kegiatannya dengan pengumpulan data yang pada umumnya bersifat kualitatif.2

Metode penelitian kualitatif ialah metode yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alami (sebagai lawannya ialah eksprimen) dimana peneliti ialah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data bersifat induktif serta hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari generalisasi.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini bertempat di Jl. Hertasning Madani (perbatasan Pao-pao Bontotangnga) Kelurahan Paccinongan Kabupaten Gowa.

1

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfaberta, 2009), h. 1.

2

(41)

B. Pendekatan Penelitian

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan manajemen dakwah terkait dengan Kegiatan Dakwah Lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia dalam Motivasi Shalat Berjamaah di Masjid Al-Hikmah Kabupaten Gowa.

C. Sumber Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua sumber data, yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang didapatkan atau diperoleh peneliti dengan melakukan pengamatan dan wawancara. Wawancara dilakukan dengan 2 orang anggota lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia dan 2 Orang imam Masjid Al-Hikmah. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber utama adalah lembaga “Persaudaraan Muslim Sedunia” Kabupaten Gowa.

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder ialah beberapa pustaka yang memiliki relevansi, serta dapat menunjang penelitian ini kajian terhadap artikel atau buku-buku yang ditulis para ahli yang ada hubunganyan dengan penelitian ini serta kajian pustaka dari hasil penelitian terdahulu yang ada relevansinya dengan pembahasan penelitian ini, baik yang telah diterbitkan maupun yang belum diterbitkan dalam bentuk buku atau majalah-majalah dan karya ilmiah.

(42)

D. Metode Pengumpulan Data

Sebagai seorang peneliti maka harus melakukan kegiatan pengumpulan data. Kegiatan pengumpulan data merupakan prosedur yang sangat menentukan baik tidaknya suatu penelitian.

1. Observasi

Observasi adalah pengamat dan pencatatan yang sistematis terhadap gejalah-gejalah yang diteliti.3 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik observasi non partisipasi yaitu peneliti tidak terlibat langsung dalam Lembaga Dakwah “Persaudaraan Muslim Sedunia” di Kabupaten Gowa. Dalam meningkatkan kualitas pemahaman agama Islam terhadap jamaah tersebut.

Metode penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang Lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia yang ada di Jl. Hertasning Madani (perbatasan Pao-pao Bontotangnga) Kelurahan Paccinongan Kabupaten Gowa. Selain itu, untuk mengetahui penerapan manajemen pengelolaan Lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia yang ada di Keluarahan Paccinongan Kabupaten Gowa. Dan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat Lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia yang ada di Kelurahan Paccinongan Kabupaten Gowa.

3

Husaini Usman Poernomo, Metodologi Penelitian Sosial ( Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 54.

(43)

2. Wawancara

Wawancara atau kuesionerlisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari wawancara.4 Metode ini merupakan wawancara langsung dengan responden sebagai pihak yang memberikan keterangan. Hj. Nur Herahwati, Abd. Rahman, Sha’ban Hartono, dan Dedi bahwa hambatan yang dihadapi oleh lembaga Persaudaraan Muslim Sedunia.

3.Dokumentasi

Dokumentasi ialah semua jenis rekaman atau catatan sekunder lainnya, seperti surat-surat, nota, pidato-pidato, buku harian, foto-foto, klipping berita koran, hasil-hasil penelitia, agenda kegiatan.5 Metode ini biasa digunakan sebagai sumber data yang berupa laporan atau catatan tertulis, misalnya buku-buku, makalah, catatan, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian agenda kegiatan dan sebagainya.

E. Istrumen Penelitian

Merupakan kualitas sebuah hasil penelitian yang berangkat dari kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data.6

Pengumpulan data pada prinsipnya merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian. Data merupakan perwujudan dari beberapa informasi

4

Suharsimi Arikonto, Perosedur Penelitian ; Suatu Pendekatan Praktik ( Cet. III; Jakarta: Reneka Cipta, 1992), h. 132.

5

Senapiah Faisa, Penelitian Kulitatif Dasar-dasar dan Aflikasi( Malang: IKIP Malang, 1990), h. 81.

6

(44)

yang sengaja dikaji dan dikumpulkan guna mendeskripsikan suatu peristiwa atau kegiatan lainnya. Data yang diperoleh melalui penelitian diolah menjadi suatu informasi yang merujuk pada hasil penelitiannya nanti. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang sesuai dengan penelitian. Oleh karena itu, dalam pengumpulan data dibutuhkan beberapa instrumen sebagai alat untuk mendapatkan data yang valid dan akurat.

Tolok ukur keberhasilan penelitian juga tergantung pada instrumen yang digunakan. Oleh karena itu, penelitian lapangan yang meliputi observasi dan wawancara dengan daftar pertanyaan yang telah disediakan, dibutuhkan kamera, alat perekam dan alat tulis menulis berupa buku catatan dan pulpen.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan

Teknik pengolahan data yang dimaksud adalah data yang diperoleh kemudian dikumpulkan, diolah, dan dikerjakan serta dimanfaatkan sedemikian rupa dengan menggunakan metode deskriptif. Peneliti melakukan pencatatan serta berupaya mengumpulkan informasi mengenai keadaan suatu gejala yang terjadi saat penelitian dilakukan.

2. Analisis Data

Analisis data menurut Moeleong adalah proses, mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat

(45)

ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang dirasakan oleh data.7

Karena dalam penelitian ini tidak menggunakan angka, maka metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Dimana dengan analisis deskriptif berusaha menggambarkan, mempresentasikan serta menafsirkan tentang hasil penelitian secara detail atau menyeluruh sesuai data yang sudah diperoleh dan dikumpulkan dari hasil observasi dan interview serta dokumentasi.

Mendeskripsikan data kualitatif adalah dengan cara menyusun dan mengelompokkan data yang ada, sehingga memberikan gambaran nyata terhadap responden. Metode penelitian kualiatatif tidak mengandalkan bukti berdasarkan logika matematis, perinsip angka, dan metode statistik.8

Dalam hal ini Nasution menyatakan analisi telah dimulai sejak merumusan dan menjelaskan masalah, sebelum terjung ke lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitia. Analisi data menjadi pegangan bagi peneliti selanjutnya. Namun dalam penelitian kualitatif analisi data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersama dengan pengumpulan data. Dalam kenyataannya, analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan darpada telah selesai pengumpulan data.9 Analisi data versi Miles dan Huberman, bahwa ada tiga alur kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan atau verifikasi.

7

Lexy J Moeloeng, Metodologi Penelitian Kulitatif ( Bandung : PT. Remaja Rosda Karya Offes, 2002), h. 3.

8

Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif :Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial (Bandung: Reamaja Rosda Karya, 2001), h. 155.

9

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D

(46)

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan analisis yang menajamkan, menggolongkan data dengan cara sedemikian rupa hingga dapat ditarik kesimpulan final atau akhirnya diverifikasi. Data yang diperoleh dari lapangan langsung ditulis dengan rinci dan sistematis setiap selesai mengumpulkan data. Laporan-laporan itu perlu direduksi, yaitu dengan memilah hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian agar mudah untuk menyimpulkannya. Reduksi data dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam mencari kembali data yang diperoleh biladiperlukan serta membantu dalam memberikan kode kepada aspek-aspek tertentu.10

b. Penyajian Data

Penyajian data adalah mengumpulkan data atau informasi secara tersusun, yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang sudah ada disusun dengan menggunakan teks bersifat naratif.11

Hal tersebut dilakukan dengan alasan supaya peneliti dapat menguasai data dan tidak terpaku pada tumpukan data, serta memudahkan peneliti untuk merencanakan tindakan selanjutnya.

c. Menarik Kesimpulan

Langkah terakhir dalam menganalisis data kualitatif ialah penarikan kesimpulan dan verifikasi setiap kesimpulan awal masih kesimpulan sementara

10

Nasution, Metode Penelitian Naturalistik dan Kualitatif (Bandung: Tarsito, 1988), h. 129.

11

(47)

yang berubah bila diperoleh data baru dalam pengumpulan data berikutnya kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh selama dilapangan diverifikasi selama penelitian berlangsung dengan cara memikirkan kembali dan meninjau ulang catatan lapangan.

G. Pengujian Keabsahan Data

Instrumen utama dalam penelitian kualitatif adalah penelitian, maka validasi dan reabilitasi instrumen ada pada peneliti. Maksudnya disini adalah hasil penelitian tergantung pada kemampuan penelitian dalam menjaga keabsahan data yang mencakup beberapa kreteria.

Dalam uji keabsahan data hasil penelitian kualitatif ini, peneliti melakukan teknik trianggulasi. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Teknik trianggulasi yang digunakan peneliti adalah trianggulasi yaitu membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh mulai alat yang berbeda dengan penelitian kualitatif. Hal ini bisa dilakukan dengan jalan:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. 2. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berbeda

Gambar

Gambar II
Gambar IV

Referensi

Dokumen terkait

Juara I, mendapatkan Piala, Piagam Penghargaan dari Bapak Bupati Madiun, uang pembinaan dan akan DIIKUTSERTAKAN pada LOMBA IMPLEMENTASI BUDAYA BACA MELALUI UJI

PT.Venus yang menjalin kerja sama dengan Mandala Airlines khususnya penjualan tiket pesawat, cara kerjanya masih banyak yang melakukannya dengan cara manual seperti mencatat

Oleh sebab itu, penelitian ini akan menguji pengaruh opini audit tahun lalu terhadap kinerja pemerintah daerah se-Sumatera serta bagaimana pengaruh tingkat korupsi dalam

Dalam penerapan mediasi yang dilakukan di Pengadilan Agama Kudus pelaksanaan mediasi masih belum begitu optimal, fakta belum optimal penerapan mediasi berdasarkan

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui : 1) Saluran pemasaran padi sawah di Desa Sukanagara Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis, 2) Besarnya biaya, keuntungan,

Kinerja berkaitan dengan tujuan organisasi dapat diartikan setiap perusahan memiliki tujuan yang berbeda, sehingga kinerja akan berbeda pada tiap-tiap perusahaan hal ini di

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dapat mempertahankan variabel Authenticity yang digunakan dalam penelitian ini dan menggali lebih dalam lagi keaslian yang

Untuk memperoleh Visa tinggal terbatas saat kedatangan bagi Orang Asing yang akan bergabung untuk bekerja di atas kapal, alat apung, atau instalasi yang beroperasi di wilayah