• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. merah (Alternanthera amoena Voss). Kandungan nutrisi yang tingggi membuat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "II. TINJAUAN PUSTAKA. merah (Alternanthera amoena Voss). Kandungan nutrisi yang tingggi membuat"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Bayam Merah

Bayam merupakan jenis sayuran yang tergabung dalam famili Amarantaceae, salah satu jenis bayam yang banyak digemari adakah bayam merah (Alternanthera amoena Voss). Kandungan nutrisi yang tingggi membuat bayam merah banyak disukai oleh masyarakat disemua lapisan, diantara beberapa kandungan gizinya adalah vitamin A, B dan C serta zat besi yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Kandungan pewarna alami pada daun bayam merah dapat digunakan untuk pewarna makanan sebagai pengganti pewarna sintetis, selain itu akar bayam merah bisa digunakan sebagai ramuan obat-obatan tradisional. (Rukmana, 2008).

Daun bayam merah berbentuk bulat seperti telur pada bagian ujung daun agak meruncing, dengan bewarna agak kemerahan pada bagian tengan dan tepi daun. Batang bayam merah banyak mengandung air dan berdaging serta arah pertumbuhan yang tegak yang tumbuh di atas permukaan tanah. Bayam merah memiliki bunga dengan malai yang tegak dengan bunga yang tersusun yang keluar dari ujung tanaman dan pada ketiak daun, perakaran bayam merah berjenis tunggang yang menyabar dangkal di dalam tanah antara 20 - 40 cm (Bandini dan Azis, 2004).

Bayam dapat tumbuh sepanjang tahun dengan ketinggian 5 – 2.000 m dpl, kelembapan 40 – 60%, bertekstur tanah gembur dan tanah ber-pH 6-7. Kebutuhan air yang cukup banyak pada bayam, sehingga baik ditanam pada awal musim hujan. (Supriati dan Herlina, 2010). Menebar benih pada wadah plastik ceper yang berisi media tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 adalah hal yang

(2)

bisa dilakukan dalam menanam bayam merah (Supriati dan Herlina, 2010). Benih bayam disebarkan secara merata sebanyak 1 gram/m2. Bayam akan tumbuh setelah 3 – 5 hari setelah ditebar.

Organisme pengganggu tanaman yang menyerang tanaman bayam menyebabkan produksi bayam menurun. Hama-hama yang menyerang tanaman bayam tersebut antara lain ulat daun, kutu daun, tungau, dan lalat. Sedangkan penyakit yang sering dijumpai adalah kekurangan mangan (Mn), noda daun, Downy Mildew, dan Spinach Blight. Pemberian biopestisida secara rutin dengan dosis dalam kemasan dan daun yang berpenyakit atau busuk agar tanaman bayam terlindungi dari serangan hama dan penyakit (Supriati dan Herlina, 2010).

Produktivitas bayam yang terbaik yaitu tanaman dengan tiga bibit per lubang tanam (Wachjar dan Anggayuhlin, 2013). Cara penanaman bayam dilakukan penyemaian terlebih dahulu, benih disemai di tempat yang teduh. Bibit dipindahkan ke bedengan setelah tingginya mencapai 20 cm, dengan jarak tanam ideal 20 x 40 cm. Bayam dapat dipanen setelah 20 – 25 hari. Jarak tanam berhubungan dengan kepadatan optimum saat mencapai luas daun optimum. Nilai indeks luas daun optimum dipengaruhi oleh waktu penyinaran yang efektif, temperatur udara, kelembapan tanah, dan karakteristik genetik tanaman. Luas daun mencerminkan luas bagian yang melakukan fotosintesis. ILD mencerminkan besarnya intersepsi cahaya oleh tanaman, meskipun bagian batang juga ikut mengintersepsi cahaya, tetapi lebih efektif terjadi pada daun. Pertumbuhan vegetatif tanaman akan berpengaruh terhadap berat kering total tanaman yang terbentuk. Bayam merah sendiri ada 2 jenis, yaitu bayam merah yang seluruh

(3)

daun dan batangnya berwarna merah (blitum rubum) dan yang berdaun merah namun batang berwarna hijau (blitum album).

Berikut ini klasifikasi tanaman Bayam Merah: Kingdom : Plantae, Divisio : Megnoliopsida, Kelas : Megnoliopsida, Ordo : Caryophyllales, Famili : Amaranthaceae, Genus : Alternantera,

Spesies : Alternantera amoena Voss

Berbagai jenis masakan sayuran bisa dibuat dengan memanfaatkan daun bayam merah diantaranya sayur bening, lodeh, lalapan, rebusan, dan camperan pecel. (Supriati, 2014). Bayam merah saat ini masih kalah populer dibandingkan dengan bayam hijau yang sangat mudah ditemukan di pasar tradisional dan moderen, padahal dari kandungan nutrisi, manfaat dan rasa tidak kalah dengan bayam hijau (Astawan, 2008). Beberapa manfaat bayam merah diantaranya adalah menurunkan risiko serangan kanker, menurunkan kadar kolesterol, melancarkan sistem pencernaan karena kaya kandungan serat, dan menurunkan kadar gula darah. Penyakit yang dapat dicegah dengan mengkonsumsi bayam merah adalah penyakit kuning, alergi cat, osteoporosis, anemia, dan alergi akibat ulat bulu. Manfaat batang dan akar bayam merah dapat mengobati luka bakar, menjaga kesehat kulit, mengurangi sakit kepala, dan pusing (Astawan, 2008).

(4)

2.1.1 Varietas

Gambar 1. (A) Bayam merah verietas BA 132 (B) Bayam merah varietas BA 124

Varietas adalah peringkat taksonomi sekunder yang berada di bawah spesies dengan menunjukkan penampilan yang berbeda dengan vaietas lainnya, seperti warna daun, bentuk bunga, ukuran biji, dan bentuk buah, dari segi kandungungan kimia varietas juga memiliki peran di dalamnya, semisal kandungan nutrisi, aroma, dan warna daging. Hal ini tidak lepas karena adanya genotip yang ada di dalam kromosom tanaman yang bertangung jawab dalam pembentukan protein dalam tahap pertumbuhan. Sama halnya dengan bayam merah yang memiliki beberapa varietas seperti pada gambar 1 yang memiliki perbedaan warna daun dan bentuk batang.

Sayuran bayam merah (Alternantera amoena Voss) merupakan anggota dari keluarga Amaranthaceae. Komoditas sayuran bayam merah merupakan tanaman yang berasal dari Amerika. Morfologi bayam merah ini diantaranya yaitu tanamannya tinggi tanaman ± 11/

2 meter berbentuk perdu, berdaun tunggal dengan

ujung daun meruncing, bertekstur lunak, dan lebar, berbetang lunak dengan warna putih kemerah-merahan, ukuran bunga bayam merah kecil yang muncul dari

(5)

ketiak daun dan puncak tanaman di area tandan. Di dalam bunga terdapat banyak biji dengan ukuran yang sangat kecil, bulat, dan mudah pecah (Sunarjono, 2014). Peranyakan atau reproduksi tanaman bayam secara generatif yaitu dari biji yang sudah matang yang terdapat pada setiap tandan bunga. Bayam merah dapat di penen ketika sudah mencapai tinggi 20 cm yang umumnya terjadi pada usia 40 hst. Cara pemanenan bayam dilakukan dengan cara mencabut tanaman hingga keperakaran dan dijual dalam satuan ikat.

Dikutip dari blog rawa tani, tanaman ini memiliki beberapa varietas diantaranya yaitu bayam merah varietas BA 132 dan bayam merah varietas BA 124.

A. Bayam Merah Varietas BA 132

Varietas ini beradaptasi dengan baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Umur panen varietas BA 132 ini antara 20-30 hari setelah tanam. Benih ini akan menghasilkan daun bayam bermotif batik yakni perpaduan warna merah-hijau. Daya simpan bayam varietas ini pada suhu 25-30 °C antara 1-2 hari setelah panen.

Varietas ini memiliki tipe tumbuh tanamannya yang tegak serta tinggi tanaman berkisar antara 20 – 23 cm. Sealain itu, memiliki warna batang hijau dan bentuk daun oval memanjang. Pencirian utama bayam merah varietas ini yaitu warna merah pada daun sangat dominan.

B. Bayam Merah Varietas BA 124

Tanaman bayam merah varietas BA 124 memiliki warna yang merah hati. Selain itu, memiliki bentuk batang tunggal serta bentuk daun yang bulat seperti hati. Tipe tumbuh pada varietas ini yaitu tegak, dengan kisaran tinggi tanaman

(6)

yaitu 19-21,9 cm dan memiliki warna batang merah tua. Pertumbuhannya antara 20-30 hari setelah tanam.

Di Indonesia, varietas bayam merah belum banyak digunakan sebagai sayuran komersial sehingga bayam jenis ini masih sulit ditemukan di supermarket dan pasar tradisional. Di Kabupaten Batu, dan malang terdapat beberapa varietas tanaman bayam merah yang biasa dibudidayakan, yakni Bayam Merah Varietas BA 132 dan Bayam Merah Varietas BA 124 yang dapat di tanam sebagai sumber makanan yang potensial.

2.2 Syarat Tumbuh

Bayam merah dapat tumbuh subur di dataran rendah dan tinggi serta tidak terikat musim sehingga dapat ditanam sepanjang tahun. Selain bayam juga dapat tumbuk baik di berbagai jenis tanah, baik di pekarang rumah dan kebun, namun untuk budidaya secara ekonomi bayam di tanam pada tegalan. Awal musim hujan dan awal kemarau adalah waktu yang paling baik untuk membudidayakan bayam merah karena air di dalam melimpah sehingga tidak terlalu merpotkan untuk melakukan penyiraman. Kadar keasaman tanah (pH) yang cocok untuk pertumbuhan bayam adalah 6-7 (pH tanah netral), apabila pH tanah kurang dari 6 atau lebih dari 7 pertumbuhan bayam merah akan terganggu seperti warna tanaman yang menjadi putih ke kuningan dan mengalami klorosis (Saparinto, 2013).

Temperatur udara yang baik untuk budidya bayam merah dikisaran 20-32

0C. Bayam membutuhkan banyak air, sehingga awal musim hujan merupakan

waktu yang paling tepat untuk menanam bayam merah. Pada awal musim kemarau bayam merah dapat tumbuh baik apabila ditanam pada tanah yang

(7)

gembur dan subur serta diberikan pupuk kandang yang cukup. Penanaman bayam merah skala industri dilahan yang luas, irigasi dilakukan dengan dengan mengalirkan air lewat parit yang ada di antara bendengan (Saparinto, 2013). 2.2.1 Fase Pertumbuhan Tanaman

Pada fase awal pertumbuhan setelah proses penanaman, bayam merah memerlukan pengairan agar tanah terjaga kelembabannya. Jarak tanam antar tanaman dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan pada fase awal, sehingga perlu diperhatikan daun tanaman bayam dapat menerima sinar matahari dengan cukup hal ini bertujuan agar pertumbuhan tanaman dapat maksimal. Manejmen jumlah populasi per satuan luas lahan juga menjadi salah satu faktor penting dalam upaya meningkatkan hasil produksi. Umumnya hasil produksi akan meningkat apabila populasi tanaman semakin banyak pada satuan luas lahan, namun juga perlu diperhatikan batas maksimal populasi agar tidak terjadi persaingan sumberdaya di dalam tanah. Jumlah populasi yang terlalu banyak justru akan menurunkan hasil, akibat individu tanaman tidak tumbuh dengan baik seperti tanaman menjadi kerdil. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman diantaranya kandungan hara tanah, cuaca, kadar air tanah, varietas, dan teknis di dalam budidayanya.

2.3 Pupuk Bokashi

Bokashi merupakan salah satu jenis pupuk organik yang banyak digunakan oleh petani yang dapat memperbaiki unsur hara tanah, Pupuk organik ini terbuat dari campuran pupuk kandang dan bahan organik yang difermentasi menggunakan EM4 (Efektif Mikroorganisme) sehingga amoniaknya hilang dan tersisa bahan organik yang kaya unsurhara makro dan mikro. Umumnya kita menjumpai

(8)

bokashi dalam bentuk tanah yang gembur dan berwarna gelap hitam. Bokashi sangat bagus digunakan sebagai pupuk dasar dan media tanam karena mengandung mikroorganisme yang baik untuk memperbaiki struktur tanah. Saat ini banyak berbagai jenis pupuk organik, namun bokashi belum tentu sama kandungannya dengan jenis pupuk yang lain karena berbeda formula, keunggulan bokashi dibandingkan pupuk organik lain adalah kadungan hara di dalamnya sangat tinggi.

Bokashi mengandung bahan organik yang tinggi, bahan organik ini menjadi makanan untuk organisme baik dalam tanah sehingga organisme ini membantu tanaman untuk memperoleh nutrisi dalam tanah karena menghasilkan senyawa yang dibutuhkan tanaman, selain itu juga dapat melindungi tanaman dari hama dan penyakit di dalam tanah seperti mikoriza dan lain-lain. (Sutanto 2002). Pemberian pupuk bokashi sebagai pupuk dasar sebanyak 30 ton per/ha dapat memberikan produktifitas rumput gajah paling tinggi dibandingkan dengan pupuk organik lainnya (Septi dkk., 2016). Menurut Achmad Djunaedy (2009) pemberian pupuk bokashi pada tanaman menghasilkan berat total buah paling tinggi dibandingkan perlakukan lain dan kontrol dalam penilitiannya. Kotoran ternah paling baik digunakan untuk pembuatan bokashi adalah kotoran kuda dan ayam.

Tanah yang memiliki kandungan organik tinggi memiliki pori-pori tanah yang banyak, dibandingkan tanah yang minim bahan organik, pori-pori ini berfungsi untuk menyimpan air, unsurhara tanah dan oksigen yang cukup untuk organisme tanah, tanah yang tandus perlu dikoservasi dengan menambah bahan organik kedalamnya, salah satunya adalah dengan memberikan pupuk bokashi (Sedjati, 2006). Sumber bahan organik diantaranya pupuk hijau, pupuk kandang,

(9)

dan jerami, bahan organik ini dapat meningkatkan pH tanah. Berdasarkan penelitian Salam (2008) bokashi merupakan pupuk dasar yang bagus diaplikasikan pada lahan sebelum ditanami tanaman budidaya, dengan takaran bokashi yang dianjurkan 2 Ton/ha yang disebarkan secara merata ke area lahan setelah dilakukan pembajakan, sama halnya dengan hasil penelitian yang dilakukan Muzayyanah (2010) pemberian pupuk bokashi sebagai pupuk dasar tanaman sawi paling efektif 5 hari sebelum sawi di tanam.

Pemberian bokashi pada lahan yang akan ditanami bayam merah juga sangat dianjurkan karena dapat memperbaiki tata udara dan kadar air tanah sehingga kebutuhan nutrisi dan hara tanaman bayam dapat terpenuhi. Hal tersebut berkaitan dengan kemampuan bahan organik dalam memperbaiki sifat (tekstur dan struktur) tanah dan biologi tanah sehingga tercipta lingkungan yang lebih baik bagi perakaran tanaman (Pangaribuan dkk 2008).

Menurut Jumin (2002) kadar N (nitrogen) yang tinggi pada tanah dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif terutama jumlah daun. N merupakan unsur hara yang banyak dibutuhkan dalam fase pertumbuhan awal tanaman, apabila unsur hara ini tersedia dalam jumlah yang cukup dan seimbang maka proses pertumbuhan tanaman akan sangat cepat, karena proses pembelahan sel, reaksi fotosintesis, dan pemanjangan sel akan berlangsung cepat yang akibatnya beberapa organ tanaman tumbuh secara cepat. Agar tanaman dapat tumbuh dengan optimal perlu adanya unsur hara makro yaitu Nitrogen (N) Posfor (P) dan Kalium (K) serta unsurhara mikro seperti Zinc, Boron, Besi (Fe), Natrium (Na) dan lain sebagainya.

(10)

Apabila tanaman P dan K maka akan terjadi pertumbuhan tanaman yang kerdil, bentuk batang dan perakaran menjadi lemah karena terhambatnya perkembangan sel. Reaksi fotosintesis serta fotosintat berfungsi dalam proses pembentukan organ utama dalam tanaman yaitu daun. Menurut Latarang dan Syakur (2006) bahwa jumlah dan ukuran sel menentukan pembentukan jumlah daun, serta dipengaruhi banyaknya nutrisi yang diserap akar sebagai bahan makanan. Nutrisi yang terkandung di dalam bokashi bisa dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Komponen Nutrisi Tanaman yang terkandung dalam Pupuk Bokashi

Kandungan yang terdapat dalam bokashi mampu mengefektifkan dampak positif pupuk kimia yang digunakan petani, dan juga memperbaiki kesuburan tanah. Beberapa mikroorganisme seperti bakteri asam laktat, ragi, dan bakteri fotosintetik yang difermentasikan dengan bahan organik dapat memperbaiki kualitas dan juga kesehatan tanah.

Media tanam memiliki fungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Apabila ketersediaan air dan unsur hara dalam media tanam terpenuhi maka pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan baik sedangkan tanaman yang kandungan unsur haranya kurang serta irigasinya terbatas biasanya yang ditanam dalam wadah (Dole dan Wilkins, 2005).

(11)

Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lokal serta meminimalkan kerusakan lingkungan dilakukan sebagai pemanfaatan limbah pertanian. Arang sekam dan kotoran sapi merupakan media tanam yang dapat digunakan sebagai media tanam organik.

Apabila bahan bokashi terfermentaasi dengan baik maka pembuatan pupuk bokashi berhasil. Apabila dalam proses pembuatan bokashi berhasil akan ditumbuhi jamur yang berwarna putih dan beraroma sedap.Ada beberapa ciri yaitu bokashi akan ditumbuhi oleh jamur yang berwarna putih dan beraroma sedap.

Gambar

Gambar 1. (A) Bayam merah verietas  BA 132 (B) Bayam merah varietas BA 124
Tabel 1. Komponen Nutrisi Tanaman yang terkandung dalam Pupuk Bokashi

Referensi

Dokumen terkait

Kandungan Hara dalam Tiga Jenis Pupuk Organik ( Centrosema pubescens , Pupuk Kandang Ayam, dan Tithonia diversifolia .... Sumbangan Unsur Hara Tiga Jenis Pupuk Organik per

Media yang digunakan pada penelitian ini, selain cacing tanah juga pupuk organik berupa pupuk kandang/ kotoran sapi, yang diketahui juga mengan- dung unsur-unsur hara yang

Pupuk organik merupakan pupuk yang terbuat dari sisa-sisa tanaman, hewan atau manusia baik yang berbentuk cair maupun padat, pupuk organik mengandung unsur hara

Menurut Sutejo (1995), penggunaan pupuk organik biasanya ditujukan untuk memperbaiki sifat fisik, dan biologi tanah.Walaupun kandungan unsur hara dalam pupuk

Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki kesuburan tanah karena dapat meningkatkan aktifitas mikroorganisme dalam menyediakan unsur hara di dalam tanah sehingga

Hasil analisis tanah pada Tabel 5 menunjukkan bahwa pemberian arang tempurung kelapa dan bokashi pupuk kandang meningkatkan unsur hara tanaman yaitu C Organik, N, P,

Pupuk kandang sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman, dapat meningkatkan kesuburan tanah, menambah unsur hara dan bahan organik ke dalam tanah, serta

Pupuk organik merupakan hasil dekomposisi bahan-bahan organik yang dapat meningkatkan kehidupan mikroba tanah, hasil akhirnya dapat menyediakan unsur hara yang