• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perusahaan berdomisili dan pabriknya berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Jl. Garuda 153/74, Bandung, Jawa Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perusahaan berdomisili dan pabriknya berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Jl. Garuda 153/74, Bandung, Jawa Barat."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)

DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2013

(Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012) Disajikan dalam Rupiah

7 1. UMUM

a. Pendirian dan informasi lainnya

PT Panasia Indo Resources (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Panasia Indosyntec berdasarkan akta No. 13 tanggal 6 April 1973 dari Imas Fatimah, S.H., notaris di Bandung. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. Y.A.5/174/23 tanggal 11 Maret 1981 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 16 tanggal 24 Pebruari 1987, Tambahan No. 171. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 19 tanggal 7 Oktober 2011 dari R. Tendy Suwarman, SH, notaris di Bandung, nama PT Panasia Indosyntec berubah menjadi PT Panasia Indo Resources dan sekaligus mengubah anggaran dasar Perusahaan. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan nomor AHU-47137.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 5 September 2012. Akta perubahan terakhir tentang perubahan susunan pengurus dicatat pada akta no. 95 tanggal 21 Juni 2013 dari R. Tendy Suwarman, SH, notaris di Bandung.

Perusahaan berdomisili dan pabriknya berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Jl. Garuda 153/74, Bandung, Jawa Barat.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi usaha dalam bidang proses bahan baku serat (polimerisasi), twisting, pemintalan, pertenunan, industri tekstil, pertambangan, energi dan perdagangan umum. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial dalam industri tekstil pada tahun 1974 dan kegiatan pemrosesan bahan baku serat (polimerisasi) dimulai pada tahun 1990. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan luar negeri termasuk ke benua Eropa, Asia, Amerika, Australia dan Afrika.

b. Dewan komisaris, direksi dan karyawan

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:

2013 2012

Komisaris utama : Awong Hidjaja Awong Hidjaja

Komisaris independen : Koeswardojo Koeswardojo

Komisaris : Agnes Novella Hidjaja Dian Nathalia

Evelyne Meilyna Hidjaja

Direktur utama : Joshua Seng Bouw Lim Joshua Seng Bouw Lim

Direktur : Soebianto Bambang Soegiarto Suwadi Bing Andi

Enrico Haryono Soebianto Bambang Soegiarto

Agnes Novella Hidjaja

Jumlah gaji dan remunerasi dewan komisaris dan direksi Perusahaan adalah sebesar Rp 689.627.000 pada tanggal 30 Juni 2013 dan Rp 721.705.000 pada 30 Juni 2012.

(2)

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)

DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 30 JUNI 2013

(Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012) Disajikan dalam Rupiah

8 1. UMUM (Lanjutan)

b. Dewan komisaris, direksi dan karyawan (Lanjutan)

Perusahaan memiliki karyawan masing-masing sebanyak 3.407 orang pada tanggal 30 Juni 2013 dan 1.268 orang pada tanggal 30 Juni 2012 (tidak diaudit).

c. Penawaran umum saham Perusahaan

Pada tanggal 22 Maret 1990, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan suratnya No. SI-091/SHM/MK.10/1990 untuk melakukan penawaran umum atas 7.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 6 Juni 1990, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.

Pada tanggal 22 Maret 1992, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. S-1949/PM/1992 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas sebesar 95.000.000 saham kepada para pemegang saham. Pada tanggal 6 April 1993, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.

Sebanyak 1.000.571.000 saham merupakan saham hasil konversi utang yang dilakukan antara tahun 2004 sampai dengan tahun 2006.

Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 1.532.571.000 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

d. Entitas Anak

Perusahaan memiliki, baik langsung maupun tidak langsung, lebih dari 50% saham entitas anak sebagai berikut:

Domisili Bidang usaha

2013 2012 JUNI 2013 DESEMBER 2012 PT Sarana Logam Unggul (SLU) Sulawesi Tenggara Pertambangan kromit Belum beroperasi secara komersial 55% 55% 25.526.057.341 25.756.123.912 PT Sinar Tambang Arthalestari (STA) Jawa Tengah Pertambangan semen Belum beroperasi secara komersial 51% 51% 852.545.296.365 137.685.631.123

Tahun operasi komersial

Persentase kepemilikan

Jumlah aset

Entitas anak sebelum eliminasi

e. Ijin usaha pertambangan

Pada tanggal 18 Agustus 2010 SLU memperoleh Izin Usaha Pertambangan (IUP) operasi produksi sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Konawe Utara No. 591 tahun 2010 dengan Kode Wilayah KW 10 AGT OP 001, dengan luas area 2.487 hektar di Kecamatan Molawe, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara yang berlaku selama 20 tahun dan dapat diperpanjang 2 kali.

Pada tanggal 15 Maret 2011 STA memperoleh Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi dengan Surat Keputusan Bupati Banyumas No. 545/231/2011, dengan luas area 766,3 hektar di Kecamatan Ajibarang dan Gumelar, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah yang berlaku selama 5 tahun.

(3)

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)

DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 30 JUNI 2013

(Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012) Disajikan dalam Rupiah

9 1. UMUM (Lanjutan)

e. Ijin usaha pertambangan (Lanjutan)

Pada tanggal 16 November 2011 STA memperoleh Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi dengan Surat Keputusan Bupati Banyumas No. 545/903/2011 dengan kode wilayah 32 3302 4 40 2011 001, dengan luas area 1.192 hektar di Desa Darmakradenan, Karangbawang, Pancasan, Sawangan, Kracak, dan Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah yang berlaku selama 5 tahun.

Pada tanggal 15 Maret 2011 STA memperoleh Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi dengan Surat Keputusan Bupati Banyumas No. 545/232/2011, dengan luas area 1.703 hektar di Kecamatan Ajibarang, Wangon dan Gumelar, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah yang berlaku selama 5 tahun.

Pada tanggal 22 Maret 2012 STA memperoleh persetujuan penciutan wilayah Ijin Usaha

Pertambangan (IUP) eksplorasi dengan Surat Keputusan Bupati Banyumas

No. 184 tahun 2012 dengan kode wilayah 32 3302 4 39 2012 014, dengan luas area 932 hektar yang sebelumnya 1.703 hektar di Kecamatan Ajibarang dan Gumelar, Kabupaten

Banyumas, Jawa Tengah yang berlaku sesuai dengan SK Bupati Banyumas No. 545/232/2011 yang direvisi.

f. Area eksplorasi

Nama Tanggal Tanggal kepemilikan Perkiraan

pemilik perolehan jatuh sesuai ijin Jenis cadangan per

Nama lokasi ijin lokasi ijin ekploitasi tempo lokasi cadangan 30 JUNI 2013

32 3302 4 40 2011 001 STA 16 November 2011 16 November 2016 100% Batu kapur 488.623.661 32 3302 4 39 2012 014 STA 15 Maret 2011 15 Maret 2016 100% Tanah liat 417.747.578

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN a. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia. Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait berikut di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011.

Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak disusun sesuai dengan PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”.

(4)

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)

DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 30 JUNI 2013

(Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012) Disajikan dalam Rupiah

10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) a. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian (Lanjutan)

PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan konsolidasian, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan konsolidasian, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan, dan pernyataan kepatuhan.

Penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2009) tersebut memberikan pengaruh yang signifikan bagi pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian.

Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep akrual kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian, dan menggunakan konsep biaya historis, kecuali seperti yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan.

Laporan arus kas konsolidasian disajikan dengan menggunakan metode langsung, yang menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

b. Prinsip konsolidasian

Efektif 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan secara retrospektif PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, kecuali beberapa hal berikut yang diterapkan secara prospektif: (i) rugi entitas anak yang menyebabkan saldo defisit bagi kepentingan nonpengendali (“KNP”); (ii) kehilangan pengendalian pada entitas anak; (iii) perubahan kepemilikan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; (iv) hak suara potensial dalam menilai keberadaan pengendalian; dan (v) konsolidasian atas entitas anak yang memiliki pembatasan jangka panjang.

PSAK No. 4 (Revisi 2009) mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi untuk investasi pada entitas-entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan. Seperti diuraikan pada bagian ini, penerapan PSAK No. 4 (Revisi 2009) tersebut memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap pelaporan keuangan, termasuk pengungkapan terkait, dalam laporan keuangan konsolidasian.

Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan entitas anak dimana Perusahaan, baik secara langsung atau tidak langsung, memiliki lebih dari 50% kepemilikan saham.

Semua akun dan transaksi antar Grup yang material, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, jika ada, dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil operasi Grup sebagai satu kesatuan usaha.

(5)

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)

DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 30 JUNI 2013

(Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012) Disajikan dalam Rupiah

11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan) b. Prinsip konsolidasian (Lanjutan)

Entitas-entitas anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas-entitas anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas. Rugi Entitas Anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP bahkan jika hal ini

mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit.

Jika kehilangan pengendalian atas suatu Entitas Anak, maka Perusahaan:

- menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas Entitas Anak;

- menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;

- menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila

ada;

- mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;

- mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;

- mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam

laporan laba rugi komprehensif; dan

- mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai

pendapatan komprehensif ke laporan laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba.

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas-entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

Akuisisi atas KNP dicatat dengan menggunakan metode ekstensi induk-entitas anak, perbedaan antara biaya perolehan investasi dan jumlah tercatat aset neto Entitas Anak yang diakuisisi atau dilepaskan diakui sebagai goodwill untuk “selisih positif” dan ke laporan laba rugi untuk “selisih negatif”.

c. Mata uang pelaporan, transaksi, dan saldo dalam mata uang asing

Pembukuan Grup diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama periode berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laba rugi.

Keuntungan atau kerugian selisih kurs atas aset dan liabilitas moneter merupakan selisih antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun yang disesuaikan dengan bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dengan biaya perolehan diamortisasi dalam mata uang asing yang dijabarkan ke dalam Rupiah menggunakan kurs yang berlaku pada akhir tahun.

(6)

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)

DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 30 JUNI 2013

(Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012) Disajikan dalam Rupiah

12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

c. Mata uang pelaporan, transaksi, dan saldo dalam mata uang asing (Lanjutan)

Pada tanggal 30 Juni 2013,31 Desember 2012 dan 30 Juni 2012, kurs mata uang asing yang digunakan adalah sebagai berikut:

30 JUNI 2013 31 DESEMBER 2012 30 JUNI 2012

Euro Eropa EUR 12.977,22 12.809,86 11.801,19

Franc Swiss CHF 10.525,83 10.596,70 9.826,39

Dolar Amerika Serikat USD 9.929,00 9.670,00 9.480,00

Dolar Singapura SGD 7.841,28 7.907,12 7.415,24

Yuan China CNY 1.606,97 1.537,46 1.498,84

Yen Jepang JPY 100,35 111,97 119,63

Mata uang

d. Transaksi dengan pihak-pihak yang berelasi

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Grup menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual. Tidak terdapat dampak signifikan dari penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan Perusahaan.

Suatu pihak dianggap berelasi dengan Grup jika:

i) langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i)

mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama dengan Grup; (ii) memiliki kepentingan dalam Grup yang memberikan pengaruh signifikan atas Grup; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Grup;

ii) suatu pihak yang berelasi dengan Grup;

iii) suatu pihak adalah ventura bersama dimana Grup sebagai venturer;

iv) suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Grup;

v) suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir i)

atau iv);

vi) suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi

signifikan oleh atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir iv) atau v); atau

vii) suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Grup atau entitas yang terkait dengan Grup.

Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan.

(7)

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)

DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 30 JUNI 2013

(Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012) Disajikan dalam Rupiah

13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Aset Keuangan

Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang awalnya diukur sebesar nilai wajar.

Aset keuangan Grup diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Pinjaman yang diberikan dan piutang

Piutang pelanggan dan piutang lain-lain dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasi sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang”, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material.

Metode suku bunga efektif

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.

Penurunan nilai aset keuangan

Aset keuangan dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang, bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:

• kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau

• pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau

• terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan.

(8)

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)

DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 30 JUNI 2013

(Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012) Disajikan dalam Rupiah

14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Aset Keuangan (Lanjutan)

Penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)

Piutang yang dinilai tidak akan diturunkan secara individual akan dinilai penurunan nilainya secara kolektif. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan dan entitas anak atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang.

Jumlah kerugian penurunan nilai atas pinjaman yang diberikan dan piutang merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.

Nilai tercatat aset keuangan dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi.

Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laporan laba rugi.

Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke pendapatan komprehensif lainnya.

Penghentian pengakuan aset keuangan

Perusahaan dan entitas anak menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan dan entitas anak mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.

(9)

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)

DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 30 JUNI 2013

(Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012) Disajikan dalam Rupiah

15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) f. Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas

Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas

Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas.

Instrumen ekuitas

Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.

Liabilitas keuangan

Utang usaha dan utang lain-lain serta pinjaman lainnya pada awalnya diukur pada nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dengan beban bunga diakui berdasarkan metode suku bunga efektif.

Selisih antara hasil emisi (setelah dikurangi biaya transaksi) dan penyelesaian atau pelunasan pinjaman diakui selama jangka waktu pinjaman.

Penghentian pengakuan liabilitas keuangan

Perusahaan dan entitas anak menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.

g. Saling hapus antar aset keuangan dan liabilitas keuangan

Aset dan liabilitas keuangan Grup saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika dan hanya jika:

• saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan

• berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

h. Kas dan setara kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank, investasi jangka pendek dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang dan pinjaman rekening koran. Pinjaman rekening koran akan tercatat sebagai pinjaman pada liabilitas jangka pendek dalam laporan posisi keuangan.

(10)

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)

DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 30 JUNI 2013

(Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012) Disajikan dalam Rupiah

16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) i. Investasi pada entitas asosiasi

Entitas asosiasi adalah suatu perusahaan dimana Perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan, namun tidak mempunyai pengendalian atau pengendalian bersama, melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan atas kebijakan finansial dan operasional investee. Penghasilan dan aset dan liabilitas dari entitas asosiasi digabungkan dalam laporan keuangan

dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, kecuali ketika investasi diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, sesuai dengan PSAK 58 (revisi) 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan. Investasi pada entitas asosiasi dicatat di laporan posisi keuangan sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan dan entitas anak atas aset bersih entitas asosiasi yang terjadi setelah perolehan, dikurangi dengan penurunan nilai yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu. Bagian Perusahaan atas kerugian entitas asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari investasi (yang mencakup semua kepentingan jangka panjang, secara substansi, merupakan bagian dari Perusahaan dan nilai investasi bersih entitas anak dalam entitas asosiasi) diakui hanya sebatas bahwa Perusahaan telah mempunyai liabilitas hukum atau liabilitas konstruktif atau melakukan pembayaran atas liabilitas entitas asosiasi.

Ketika Perusahaan melakukan transaksi dengan entitas asosiasi, keuntungan dan kerugian dieliminasi sebesar kepentingan mereka dalam entitas asosiasi.

j. Persediaan

Grup menerapkan PSAK No. 14 (Revisi 2008), “Persediaan”, dimana persediaan diakui sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih. Harga perolehan produk dalam proses dan produk jadi terdiri dari semua biaya yang terjadi dan alokasi biaya tak langsung. Harga perolehan bahan pembantu dan suku cadang terdiri dari harga pembelian ditambah dengan biaya angkut dan asuransi. Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan biaya penjualan.

Grup menetapkan penyisihan untuk keusangan dan/atau penurunan nilai persediaan berdasarkan hasil penelaahan berkala atas kondisi fisik dan nilai realisasi bersih persediaan. k. Biaya dibayar dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

l. Aset tetap

Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.

(11)

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)

DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 30 JUNI 2013

(Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012) Disajikan dalam Rupiah

17

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) l. Aset tetap (Lanjutan)

Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan dan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis sebagai berikut:

Tahun

Bangunan dan prasarana 20

Mesin dan peralatan 10-20

Kendaraan 4-8

Perlengkapan kantor dan pabrik 4-8

Tanah dinyatakan pada harga perolehan dan tidak disusutkan.

Aset sewa pembiayaan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset yang dimiliki atau disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaatnya.

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laba rugi pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laba rugi.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.

m. Penurunan nilai aset non-keuangan

Pada tanggal pelaporan, Grup menelaah nilai tercatat aset nonkeuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Grup mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.

Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurang biaya untuk menjual atau nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi.

(12)

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)

DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 30 JUNI 2013

(Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012) Disajikan dalam Rupiah

18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) m. Penurunan nilai aset non-keuangan (Lanjutan)

Kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan dijelaskan dalam Catatan 3d. n. Biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan

Biaya yang terjadi selama masa pengembangan ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomik.

o. Provisi

Provisi diakui ketika Grup memiliki liabilitas kini (baik bersifat hukum maupun konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, kemungkinan besar Grup menyelesaikan liabilitas dan estimasi andal mengenai jumlah liabilitas tersebut dapat dibuat.

Jumlah yang diakui sebagai provisi merupakan estimasi terbaik dari pertimbangan yang diperlukan untuk menyelesaikan liabilitas kini pada akhir periode pelaporan, dengan mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian yang meliputi liabilitasnya. Apabila suatu provisi diukur menggunakan arus kas yang diperkirakan untuk menyelesaikan liabilitas kini, maka nilai tercatatnya adalah nilai kini dari arus kas.

Ketika beberapa atau seluruh manfaat ekonomi untuk penyelesaian provisi yang diharapkan dapat dipulihkan dari pihak ketiga, piutang diakui sebagai aset apabila terdapat kepastian bahwa penggantian akan diterima dan jumlah piutang dapat diukur secara andal.

p. Imbalan kerja

Grup menghitung imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Grup sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.

Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.

(13)

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)

DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 30 JUNI 2013

(Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012) Disajikan dalam Rupiah

19

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) p. Imbalan kerja (Lanjutan)

Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.

q. Pengakuan pendapatan dan beban

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Grup menerapkan PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”. PSAK revisi ini mengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan. Tidak terdapat dampak signifikan dari standar akuntansi yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan.

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Grup dan jumlahnya dapat diukur secara handal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”).

Beban diakui pada saat terjadinya dengan menggunakan dasar akrual. r. Perpajakan

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas serta akumulasi rugi fiskal. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan serta akumulasi rugi fiskal yang dapat dikompensasikan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan berlaku dalam periode ketika liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan.

Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Grup ekspektasikan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tecatat aset dan liabilitasnya.

Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah tercatatnya jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut.

(14)

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)

DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 30 JUNI 2013

(Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012) Disajikan dalam Rupiah

20

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) r. Perpajakan (Lanjutan)

Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika entitas memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan ketika aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama serta Grup dan entitas anak yang berbeda yang bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto.

Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba atau rugi, kecuali sepanjang pajak penghasilan yang berasal dari transaksi atau kejadian yang diakui, diluar laba atau rugi (baik dalam pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas), dalam hal tersebut pajak juga diakui di luar laba atau rugi.

s. Laba per saham

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

t. Informasi segmen

Aset dan liabilitas yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.

u. Penggunaan estimasi

Manajemen membuat estimasi dan asumsi dalam penyusunan laporan keuangan yang mempengaruhi jumlah-jumlah yang dilaporkan atas aset, liabilitas, pendapatan dan beban. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam periode yang sama pada saat terjadinya revisi estimasi atau pada periode masa depan yang terkena dampak.

3. STANDAR AKUNTANSI BARU

Dalam tahun berjalan, Perusahaan telah menerapkan semua standar baru dan revisi serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011. Penerapan standar baru dan revisi serta interpretasi telah berdampak terhadap perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan yang mempengaruhi penyajian dan pengungkapan laporan keuangan untuk tahun berjalan atau tahun

(15)

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)

DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 30 JUNI 2013

(Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012) Disajikan dalam Rupiah

21 3. STANDAR AKUNTANSI BARU (Lanjutan)

Efektif berlaku pada tahun 2011

PSAK No. 1 Penyajian Laporan Keuangan

PSAK No. 2 Laporan Arus Kas

PSAK No. 3 Laporan Keuangan Interim

PSAK No. 4 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri

PSAK No. 5 Segmen Operasi

PSAK No. 7 Pengungkapan Pihak Berelasi

PSAK No. 8 Peristiwa Setelah Periode Laporan

PSAK No. 12 Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama

PSAK No. 15 Investasi Pada Entitas Asosiasi

PSAK No. 19 Aset Tak Berwujud

PSAK No. 22 Kombinasi Bisnis

PSAK No. 23 Pendapatan

PSAK No. 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan

PSAK No. 48 Penurunan Nilai Aset

PSAK No. 57 Provisi, Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi

PSAK No. 58 Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan

ISAK No. 7 Konsolidasian Entitas Bertujuan Khusus (EBK)

ISAK No. 9 Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi dan Liabilitas Serupa

ISAK No. 10 Program Loyalitas Pelanggan

ISAK No. 11 Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik

ISAK No. 12 Pengendalian Bersama Entitas (PBE): Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer

ISAK No. 14 Aset Tak Berwujud - Biaya Situs Web

ISAK No. 17 Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai

Efektif berlaku pada tahun 2012

PSAK No. 10 Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing

PSAK No. 13 Properti Investasi

PSAK No. 16 Aset Tetap

PSAK No. 18 Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya

PSAK No. 24 Imbalan Kerja

PSAK No. 26 Biaya Pinjaman

PSAK No. 28 Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian

PSAK No. 30 Sewa

PSAK No. 33 Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada

Pertambangan Umum

PSAK No. 34 Kontrak Konstruksi

PSAK No. 36 Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa

PSAK No. 45 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba

PSAK No. 46 Akuntansi Pajak Penghasilan

PSAK No. 50 Instrumen Keuangan: Penyajian

PSAK No. 53 Pembayaran Berbasis Saham

PSAK No. 55 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

(16)

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)

DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 30 JUNI 2013

(Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012) Disajikan dalam Rupiah

22 3. STANDAR AKUNTANSI BARU (Lanjutan)

Efektif berlaku pada tahun 2012 (Lanjutan)

PSAK No. 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan

PSAK No. 61 Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah

PSAK No. 62 Kontrak Asuransi

PSAK No. 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinfkasi

PSAK No. 64 Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral

ISAK No. 13 Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri

ISAK No. 15 PSAK 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum

dan Interaksinya

ISAK No. 16 Perjanjian Jasa Konsesi

ISAK No. 18 Bantuan Pemerintah - Tidak Berelasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi

ISAK No. 19 Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK 63: Pelaporan Keuangan

dalam Ekonomi

ISAK No. 20 Pajak Penghasilan - Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang

ISAK No. 22 Perjanjian Konsensi Jasa: Pungungkapan

ISAK No. 23 Sewa Operasi - Insentif

ISAK No. 24 Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa

ISAK No. 25 Hak Atas Tanah

ISAK No. 26 Penilaian Ulang Derivatif Melekat

Efektif berlaku pada tahun 2013

PSAK No. 38 Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali

ISAK No. 21 Perjanjian Kontrak Real Estate

Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari standar akuntansi yang direvisi tersebut dan belum

menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan.

4. KAS DAN SETARA KAS Kas dan setara kas terdiri dari:

JUNI 2013 DESEMBER 2012

Kas 187.669.922 407.146.600

Bank

PT Bank Mayapada International Tbk 18.601.431.134 1.016.194.254

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 12.802.558.140

-PT Bank Central Asia Tbk 8.556.508.252 1.515.852.561

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 2.399.012.684 2.463.560.376

Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited 327.291.003 1.143.255.497

Standard Chartered Bank 236.319.413 312.803.121

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 46.676.355 1.690.917.691

(17)

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)

DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 30 JUNI 2013

(Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012) Disajikan dalam Rupiah

23 4. KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan)

JUNI 2013 DESEMBER 2012

Deposito berjangka

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 9.000.000.000

-PT Bank Chinatrust Indonesia - 1.217.932.632

Jumlah 52.186.727.487 9.846.675.239

Tingkat bunga per tahun deposito berjangka 4,50% 1,00%

Berdasarkan mata uang

JUNI 2013 DESEMBER 2012

Dolar Amerika Serikat 21.373.734.035 7.110.755.979

Rupiah 30.799.717.237 2.722.789.282

Euro Eropa 13.276.215 13.129.978

Jumlah 52.186.727.487 9.846.675.239

Tidak terdapat penempatan dana Grup pada bank milik pihak berelasi.

Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, tidak terdapat dana milik Grup yang digunakan sebagai jaminan.

5. PIUTANG USAHA Piutang usaha terdiri dari:

Catatan JUNI 2013 DESEMBER 2012

Pihak berelasi 22 2.765.637.964 3.363.233.077

Pihak ketiga

Pelanggan dalam negeri 233.025.799.048 155.376.300.500

Pelanggan luar negeri 17.459.180.361 12.506.514.445

Jumlah 250.484.979.409 167.882.814.945

Penyisihan piutang ragu-ragu (2.748.814.690) (2.747.924.690)

Neto 247.736.164.719 165.134.890.255

(18)

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)

DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 30 JUNI 2013

(Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012) Disajikan dalam Rupiah

24 5. PIUTANG USAHA (Lanjutan)

Berdasarkan mata uang

JUNI 2013 DESEMBER 2012

Dolar Amerika Serikat 104.160.678.201 89.360.753.234

Rupiah 149.089.939.172 81.885.294.788

Jumlah 253.250.617.373 171.246.048.022

Penyisihan piutang ragu-ragu (2.748.814.690) (2.747.924.690)

Neto 250.501.802.683 168.498.123.332

Berdasarkan umur

JUNI 2013 DESEMBER 2012

Belum jatuh tempo 126.534.757.793 129.889.433.995

Jatuh tempo 1-30 hari 80.946.609.504 12.756.831.702

Jatuh tempo 31-60 hari 42.938.802.836 1.502.121.748

Jatuh tempo >60 hari 2.830.447.240 27.097.660.577

Jumlah 253.250.617.373 171.246.048.022

Penyisihan piutang ragu-ragu (2.748.814.690) (2.747.924.690)

Neto 250.501.802.683 168.498.123.332

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:

JUNI 2013 DESEMBER 2012 Saldo awal 2.747.924.690 2.415.267.552 Penambahan 890.000 332.657.138 Penghapusan - -Saldo akhir 2.748.814.690 2.747.924.690

Berdasarkan penelaahan terhadap status piutang usaha masing-masing pelanggan atas pihak ketiga pada akhir periode, manajemen berkeyakinan bahwa nilai penyisihan penurunan nilai telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha kepada pihak ketiga. Sedangkan terhadap pihak berelasi tidak diadakan penyisihan piutang ragu-ragu karena manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga. Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, piutang usaha milik Perusahaan digunakan

(19)

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)

DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 30 JUNI 2013

(Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012) Disajikan dalam Rupiah

25 6. PERSEDIAAN

Persediaan terdiri dari:

JUNI 2013 DESEMBER 2012

Barang jadi 100.989.151.644 99.475.671.320

Barang dalam proses 47.870.620.455 39.369.254.631

Bahan baku 30.687.192.544 20.897.071.311

Bahan pembantu 12.416.230.558 13.368.419.462

Suku cadang 14.195.227.062 13.578.038.700

Lainnya 11.825.708.352 10.704.375.550

Jumlah 217.984.130.615 197.392.830.974

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap persediaan, manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat persediaan yang usang sehingga tidak diperlukan penyisihan atas persediaan.

Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, seluruh persediaan tidak diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya.

Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, sebagian persediaan milik Perusahaan digunakan sebagai jaminan pinjaman bank jangka panjang berupa fidusia sebesar Rp 75 miliar (Catatan 12).

7. BIAYA DIBAYAR DIMUKA DAN UANG MUKA BIAYA DIBAYAR DIMUKA

JUNI 2013 DESEMBER 2012

Uang muka tagihan listrik (UMTL) 2.292.801.023 2.292.801.023

Tambah daya PLN 6.517.500.000 5.431.250.000

Biaya Perjalanan dinas 73.505.375 346.325.425

Sewa 108.492.000 104.492.000

Biaya impor 1.121.141.000

-Biaya keperluan kantor 335.645.300

-Perijinan - 1.636.762.800

Asuransi 98.205.502

-Lainnya 603.338.943 188.276.192

Jumlah 11.150.629.143 9.999.907.440

(20)

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)

DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 30 JUNI 2013

(Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012) Disajikan dalam Rupiah

26

7. BIAYA DIBAYAR DIMUKA DAN UANG MUKA (Lanjutan) UANG MUKA

JUNI 2013 DESEMBER 2012

Pembelian Sparepart 1.174.417.425 746.954.900

Pembelian Bahan Baku 1.513.306.400 404.848.355

Pembelian Inventaris 6.975.692.641 1.048.230.963

Pembelian Kimia 2.391.874.613 1.888.166.110

Pembelian Bahan Bakar 368.367.335

-Keperluan Bangunan pabrik 2.424.137.767

-Cut and Fill 2.624.400.000

-Eksplorasi dan analisa Proyek - 1.462.876.048

Penyusunan amdal dan FS - 1.300.000.000

Financial advisory dll - 261.766.500

Lainnya 682.275.809

-Jumlah 18.154.471.990 7.112.842.876

Jumlah Biaya dibayar dimuka dan uang muka 29.305.101.133 17.112.750.316

8. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI

Grup memiliki investasi saham jangka panjang dengan rincian sebagai berikut:

Tempat

kedudukan 2013 2012 JUNI 2013 DESEMBER 2012

Metode biaya:

PT Panasia Filament Inti Tbk Bandung 2,40% 2,40% 6.758.259.792 6.758.259.792

PT Sarana Jabar Ventura Bandung 2,23% 2,23% 277.349.500 277.349.500

Jumlah 7.035.609.292 7.035.609.292

Persentase kepemilikan

Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, tidak terdapat investasi saham milik Grup yang digunakan sebagai jaminan.

(21)

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)

DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 30 JUNI 2013

(Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012) Disajikan dalam Rupiah

27 9. ASET TETAP

Aset tetap terdiri dari:

1 Ja nu a ri R ek la sifik as i/ 3 0 Ju n i

2 01 3 P en am ba h an P en g u ran g an K o rek si 2 01 3 H a rg a p e ro leh a n :

T a na h 10 5.1 22 .13 0.98 1 2 .0 00 .00 0 2.3 30 .12 8.00 0 - 10 2.794 .0 02 .98 1 B an gu nan d an pras a rana 10 4.6 10 .74 1.53 4 - 4.9 35 .31 5.70 6 - 9 9.675 .4 25 .82 8 M e s in da n pera la ta n 1 .03 4.6 29 .48 7.49 9 248 .9 59 .20 0 - 13 1.2 33 .30 6.216 1 .16 6.111 .7 52 .91 5 K en da ra an 1 4.9 14 .10 4.34 4 3.1 48 .1 08 .18 2 1.1 89 .84 7.70 0 - 1 6.872 .3 64 .82 6 P erlen gk ap an k an to r d an pa brik 3 0.3 28 .32 4.71 2 637 .8 56 .87 8 - - 3 0.966 .1 81 .59 0 A s et d ala m p en yeles a ian

P ras ara na pa brik - - - - -Ins ta las i pa brik 1 7.1 63 .44 5.02 1 6.7 78 .8 83 .33 3 - - 2 3.942 .3 28 .35 4 B an gu na n 9 37 .27 8.60 6 367 .8 98 .94 5 - - 1.30 5.1 77 .55 1 M e s in d an pe ra lata n 13 2.5 65 .03 6.51 1 3.6 25 .2 06 .66 0 - (13 1.2 33 .30 6.216 ) 4.95 6.9 36 .95 5 J u m lah 1 .44 0.2 70 .54 9.20 8 1 4.808 .9 13 .19 8 8.4 55 .29 1.40 6 - 1 .44 6.624 .1 71 .00 0

Aku m u la si p e n yus u ta n :

B an gu nan d an pras a rana 3 9.4 72 .62 0.75 0 1.7 12 .2 17 .53 6 2.9 39 .59 7.99 4 - 3 8.245 .2 40 .29 2 M e s in da n pera la ta n 68 4.2 95 .21 7.62 9 2 1.573 .5 21 .28 3 - - 70 5.868 .7 38 .91 2 K en da ra an 8.0 11 .72 3.84 5 633 .4 94 .54 3 8 18 .51 4.95 0 - 7.82 6.7 03 .43 8 P erlen gk ap an k an to r d an pa brik 2 4.1 91 .74 9.07 7 874 .4 80 .48 0 - - 2 5.066 .2 29 .55 8

J u m lah 75 5.9 71 .31 1.30 1 2 4.793 .7 13 .84 2 3.7 58 .11 2.94 4 - 77 7.006 .9 12 .20 0

N ilai b u k u ne to 68 4.2 99 .23 7.90 7 66 9.617 .2 58 .80 0

1 Ja nu a ri R e klas ifika si/ 3 1 D e se m be r 2 012 P en am ba h an P e n g u ran g an K o re ksi 2 01 2 H a rg a p e ro leh a n :

T a na h 4 7.9 93 .83 1.78 1 5 7.1 28 .2 99.20 0 - - 10 5.12 2.1 30 .98 1 B an gu nan d an pras a rana 10 3.8 64 .20 3.09 8 1.2 53 .6 03 .75 0 3 47 .75 6.75 0 (1 59 .30 8.5 64 ) 10 4.61 0.7 41 .53 4 M e s in da n pera la ta n 1 .02 4.9 11 .11 7.23 2 2.6 97 .6 39 .32 7 5 3.7 94 .90 0.68 2 6 0.8 15 .63 1.6 22 1 .03 4.629 .4 87 .49 9 K en da ra an 1 2.8 81 .97 4.36 0 2.4 45 .2 25 .87 4 4 13 .09 5.89 0 - 1 4.914 .1 04 .34 4 P erlen gk ap an k an to r d an pa brik 2 7.0 43 .85 1.95 1 1.4 72 .7 17 .32 2 3.3 89 .18 3.96 4 5.2 00 .93 9.4 03 3 0.328 .3 24 .71 2 A s et d ala m p en yeles a ian

P ras ara na pa brik 1 63 .92 8.125 - - (1 63 .92 8.1 25 ) -Ins ta las i pa brik 6 00 .22 3.188 1 6.9 99 .5 16.89 6 - (4 36 .29 5.0 63 ) 1 7.163 .4 45 .02 1 B an gu na n 9 67 .26 2.461 9 37 .2 78.60 6 - (9 67 .26 2.4 61 ) 937 .2 78 .60 6 M e s in d an pe ra lata n - 13 1.964 .8 13 .32 3 - 6 00 .22 3.1 88 13 2.56 5.0 36 .51 1 J u m lah 1 .21 8.4 26 .39 2.19 6 21 4.899 .0 94 .29 8 5 7.9 44 .93 7.28 6 6 4.8 90 .00 0.0 00 1 .44 0.270 .5 49 .20 8

Aku m u la si p e n yus u ta n :

B an gu nan d an pras a rana 3 6.4 03 .12 9.86 1 3.5 34 .2 24 .51 0 3 33 .88 8.29 2 (1 30 .84 5.3 29 ) 3 9.472 .6 20 .75 0 M e s in da n pera la ta n 64 6.6 75 .76 0.93 5 3 9.7 98 .0 31.27 4 4 0.2 67 .45 4.94 8 3 8.0 88 .88 0.3 68 68 4.29 5.2 17 .62 9 K en da ra an 7.3 76 .37 8.17 1 9 78 .7 74.89 8 3 43 .42 9.22 3 - 8.01 1.7 23 .84 6 P erlen gk ap an k an to r d an pa brik 2 5.8 78 .93 4.77 0 1.8 26 .7 84 .13 2 3.3 56 .47 6.49 4 (1 57 .49 3.3 30 ) 2 4.191 .7 49 .07 8

J u m lah 71 6.3 34 .20 3.73 7 4 6.1 37 .8 14.81 4 4 4.3 01 .24 8.95 7 3 7.8 00 .54 1.7 09 75 5.97 1.3 11 .30 3

(22)

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)

DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 30 JUNI 2013

(Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012) Disajikan dalam Rupiah

28 9. ASET TETAP (Lanjutan)

Beban penyusutan aset tetap dialokasikan sebagai berikut:

Catatan JUNI 2013 DESEM BER 2012

Beban pabrikasi 17 24.113.708.545 45.272.381.937

Beban umum dan administrasi 19 680.005.297 865.432.877

Jumlah 24.793.713.842 46.137.814.814

Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Bandung dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan (HGB) yang berjangka waktu antara 20 sampai 30 tahun dan akan jatuh tempo antara tahun 2016 sampai dengan tahun 2036. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung oleh bukti pemilikan yang memadai.

Aset yang tidak digunakan dalam operasi terdiri dari:

1 Januari Reklasifikasi/ 30 Juni

2013 Penambahan Pengurangan Koreksi 2013

Nilai perolehan 257.047.738.254 - 33.583.295.862 - 223.464.442.392 Akumulasi penyusutan 95.245.158.051 - 5.904.881.165 - 89.340.276.886 Nilai buku neto 161.802.580.203 - 27.678.414.697 - 134.124.165.506

Rincian aset dalam penyelesaian pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:

Estimasi Persentase Jumlah biaya Persentase Jumlah biaya

penyelesaian penyelesaian perolehan penyelesaian perolehan

Mesin dan peralatan Tahun 2013 98% 3.625.206.660 95% 132.565.036.511

Instalasi pabrik Tahun 2013 98% 6.778.883.333 95% 17.163.445.021

Bangunan Tahun 2013 95% 367.898.945 75% 937.278.606

JUNI 2013 DESEMBER 2012

Perhitungan keuntungan atas perjualan aset tetap adalah sebagai berikut:

JUNI 2013 DESEMBER 2012

Harga perolehan 42.038.587.268 61.707.187.286

Akumulasi penyusutan 9.662.994.109 44.955.776.036

Nilai buku bersih 32.375.593.159 16.751.411.250

Penerimaan dari penjualan aset tetap 62.888.363.637 45.377.521.335

(23)

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)

DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 30 JUNI 2013

(Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012) Disajikan dalam Rupiah

29

9. ASET TETAP (Lanjutan)

Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, aset tetap bangunan dan mesin yang ada di unit pembangkit listrik kecuali tanah telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Central Asia dan PT Asuransi Astra Buana dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 178.500.000.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.

Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas aset tetap yang dimiliki oleh Grup.

Tanah dan bangunan sesuai sertifikat HGB No. 35, 274, 275 dan 296 telah dipasang hak tanggungan sebesar Rp 112.549.290.000 serta mesin dan peralatan power plant (PLTU) sebesar Rp 115.000.000.000 digunakan sebagai jaminan pinjaman bank jangka panjang (Catatan 12). Pada tanggal 30 Juni 2013, terdapat Uang Muka Pembelian Aset Tetap sejumlah Rp. 727.667.685.809, yang merupakan uang muka pembelian mesin dan peralatan serta uang muka pembelian lahan milik anak perusahaan (STA).

10. UTANG USAHA Utang usaha terdiri dari

Catatan JUNI 2013 DESEMBER 2012

Pihak berelasi 22 421.038.510 395.182.993

Pihak ketiga

Pemasok dalam negeri 157.407.840.873 169.812.854.525

Pemasok luar negeri 7.768.958.684 37.336.428.971

Jumlah 165.176.799.557 207.149.283.496

Jumlah utang usaha 165.597.838.067 207.544.466.489

Berdasarkan umur utang

JUNI 2013 DESEMBER 2012

Dolar Amerika Serikat 102.539.022.387 121.562.503.314

Rupiah 30.922.428.014 52.686.357.806 Euro Eropa 32.129.976.514 32.998.207.046 Yen Jepang - 295.561.499 Franc Swiss 4.312.433 -Dolar Singapura 2.098.719 1.836.824 Jumlah 165.597.838.067 207.544.466.489

(24)

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)

DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 30 JUNI 2013

(Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012) Disajikan dalam Rupiah

30 10. UTANG USAHA (Lanjutan)

Berdasarkan umur utang

JUNI 2013 DESEMBER 2012

Belum jatuh tempo 148.471.203.492 174.290.335.224

Jatuh tempo 1-30 hari 4.638.547.503 8.078.053.187 Jatuh tempo 31-60 hari 2.552.277.310 1.533.149.777 Jatuh tempo >60 hari 9.935.809.762 23.642.928.301

Jumlah 165.597.838.067 207.544.466.489

11. UTANG LAIN-LAIN Utang lain-lain terdiri dari:

Catatan JUNI 2013 DESEMBER 2012

Pihak berelasi 22 146.212.050.759 97.470.625.100

Pihak ketiga

Lexus Overseas Trading Limited 64.548.000.000 64.548.000.000 Gold Gazelle Profits Corp. 269.870.220.000

-Lain-lain 16.993.015.980 12.320.763.697

Jumlah 351.411.235.980 76.868.763.697

Jumlah utang lain-lain 497.623.286.739 174.339.388.797

Pada tanggal 7 April 2011, Perusahaan memperoleh pinjaman dari Lexus Overseas Trading Limited

dengan jumlah maksimum sebesar Rp 70.000.000.000. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 7 April 2014. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga dan tanpa jadual pengembalian yang pasti. Pinjaman kepada Gold Gazelle Profits Corp. merupakan pinjaman modal kerja.

12. PINJAMAN BANK JANGKA PANJANG Pinjaman bank jangka panjang terdiri dari

JUNI 2013 DESEMBER 2012

Bank Rakyat Indonesia

Kredit Investasi, USD 6.995.999 pada tanggal 30 Juni 2013 dan 8.395.999 pada tanggal

31 Desember 2012 69.463.274.071 81.189.310.330

Kredit Modal Kerja, USD 2.899.900 pada tanggal 30 Juni 2013 dan 3.485.000 pada tanggal

31 Desember 2012 28.793.107.100 33.699.950.000

(25)

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)

DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 30 JUNI 2013

(Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012) Disajikan dalam Rupiah

31 12. PINJAMAN BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan)

JUNI 2013 DESEMBER 2012

Jumlah pindahan 98.256.381.171 114.889.260.330

Credit Suisse AG

Fasilitas CLC, USD 39.750.000 pada tanggal 30 Juni 2013 dan USD 19.150.000

31 Desember 2012 394.677.750.000 185.180.500.000

Jumlah 492.934.131.171 300.069.760.330

Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun (39.948.338.600) (38.391.834.000)

Pinjaman bank jangka panjang, bersih 452.985.792.571 261.677.926.330

Tingkat suku bunga per tahun 6,00% 6,00%

Bank Rakyat Indonesia Kredit Investasi

Pada tanggal 3 September 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Investasi refinancing sebesar USD 16.500.000. Fasilitas ini dicicil secara triwulan dengan skedul sebagai berikut:

- Juni 2008 sampai dengan Maret 2009 masing-masing sebesar USD 412.500.

- Juni 2009 sampai dengan Maret 2010 masing-masing sebesar USD 618.750.

- Juni 2010 sampai dengan Maret 2013 masing-masing sebesar USD 1.031.250.

Fasilitas ini digunakan untuk refinancing pembangunan PLTU batubara milik Perusahaan dan untuk melunasi pinjaman kepada Credit Suisse Indonesia sebesar USD 8.740.000 serta sisanya sebesar USD 7.760.000 untuk keperluan restrukturisasi usaha.

Berdasarkan akta No. 20 tanggal 27 Mei 2010 dari Dewi Tenty Septi Artiany, SH, M.kn., notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh persetujuan untuk merestrukturisasi fasilitas yang ada dan diiringi dengan penurunan pagu Kredit Investasi sebesar USD 2.644.207 (dari semula maksimum sebesar USD 16.500.000 menjadi USD 13.855.793). Fasilitas ini dicicil secara triwulan dengan skedul sebagai berikut:

- Triwulan IV tahun 2010 sebesar USD 255.793.

- Tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 masing-masing sebesar USD 650.500.

- Tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 masing-masing sebesar USD 700.000.

- Triwulan I sampai dengan triwulan III tahun 2015 masing-masing sebesar USD 700.000.

(26)

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)

DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan) 30 JUNI 2013

(Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012) Disajikan dalam Rupiah

32 12. PINJAMAN BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan)

Bank Rakyat Indonesia (Lanjutan) Kredit Modal Kerja

Pada tanggal 22 September 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja dengan jumlah maksimum sebesar USD 5.000.000 yang digunakan untuk pelunasan pinjaman modal kerja

dari Bank Mayapada dan tambahan modal kerja untuk operasional Perusahaan. Pada tanggal 3 September 2007, Perusahaan memperoleh perpanjangan dan suplesi Kredit Modal Kerja sebesar

USD 3.000.000 (dari semula maksimum sebesar USD 5.000.000 menjadi USD 8.000.000). Fasilitas ini dicicil secara triwulan dengan skedul sebagai berikut:

- Tahun 2008 masing-masing sebesar USD 262.500.

- Tahun 2009 masing-masing sebesar USD 362.500.

- Triwulan I dan II tahun 2010 masing-masing sebesar USD 437.500.

- Triwulan III tahun 2010 sebesar USD 4.625.000.

Berdasarkan akta No. 19 tanggal 27 Mei 2010 dari Dewi Tenty Septi Artiany, SH, M.kn., notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh perpanjangan periode kredit yang diiringi dengan penurunan pagu Kredit Modal Kerja sebesar USD 2.364.468 (dari semula maksimum sebesar USD 8.000.000 menjadi USD 5.635.532).

Fasilitas ini dicicil secara triwulan dengan skedul sebagai berikut:

- Triwulan I tahun 2011 sebesar USD 235.532.

- Triwulan II sampai dengan IV tahun 2011 masing-masing sebesar USD 266.000.

- Tahun 2012 masing-masing sebesar USD 279.250.

- Tahun 2013 masing-masing sebesar USD 292.550.

- Tahun 2014 masing-masing sebesar USD 319.150.

- Triwulan I sampai dengan triwulan III tahun 2015 masing-masing sebesar USD 251.975.

- Triwulan IV tahun 2015 sebesar USD 282.275.

Setiap fasilitas pinjaman di atas dibayarkan secara bulanan dan dapat ditelaah setiap saat oleh Bank Rakyat Indonesia.

Berdasarkan surat dari Bank Rakyat Indonesia No. B 1980/KC-VI/ADK/07/2011 tanggal 20 Juli 2011, Bank Rakyat Indonesia menyetujui penurunan suku bunga pinjaman bank yang sebelumnya 7% per tahun menjadi 6% per tahun. Ketentuan ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Juli 2011.

Berdasarkan akta No. 183 tanggal 16 Nopember 2011 dari Dr. Ranti Fauza Mayana, S.H., notaris di Bandung, jaminan atas fasilitas pinjaman diatas adalah sebagai berikut:

a. Tanah dan bangunan dengan sertifikat HGB No. 274, 275 dan 296 seluas 84.552 m2 atas nama PT Panasia Indosyntec Tbk, sertifikat HGB No. 847 seluas 20.796 m2 atas nama PT Novawool, pihak berelasi.

b. Fidusia sebagai mesin dan peralatan pabrik atas nama PT Novawool, pihak berelasi.

c. Fidusia mesin dan peralatan power plant atas nama PT Panasia Indosyntec Tbk serta mesin-mesin yang direstrukturisasi sebesar Rp 115.000.000.000.

Referensi

Dokumen terkait

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung pada Perusahaan,

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan,

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas-entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas-entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Entitas

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas-entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung pada entitas

Kepentingan non-pengendali (“KNP”) mencerminkan bagian atas laba rugi dan aset neto dari Entitas Anak yang dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas-entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh