• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYULUHAN PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI KALANGAN MAHASISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENYULUHAN PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI KALANGAN MAHASISWA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENYULUHAN PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI KALANGAN MAHASISWA

Sri Rahayu, Bambang Subiyantoro, Yulia Monita, Dheny Wahyudhi

Staf Pengajar Fakultas Hukum Universitas Jambi

ABSTRAK

Meningkatnya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika di Indonesia semakin meluas dan hampir tidak bisa dicegah, mengingat setiap orang dapat dengan mudah memperoleh narkotika dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab Oleh karena itu, diperlukan peningkatan pemahaman oleh semua pihak dalam memberantas peradaran Narotika. Di dalam Undang-Undang Narkotika ditekankan peran serta masyarakat untuk ikut aktif dalam memerangi kejahatan narkotika. Dalam hal ini termasuk peran masyarakat kampus yang meliputi Pimpinan, Karyawan, serta Mahasiswa sebagai kelompok intelektual, salah satunya dengan melakukan kegiatan penyuluhan hukum yang berkaitan dengan Narkotika. Mahasiswa diharapkan lebih mudah menstrasfer ilmu pengetahuan yang akan diterima dan menyebarkan pengetahuannya kepada lingkungan dimana mereka berada dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pencegahan penyalahgunaan narkotika. Metode pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pengabdian pada masyarkat kali ini adalah: dalam bentuk penyuluhan terhadap mitra tentang pencegahan penyalahgunaan narkotika dan pendekatan partisipatif artinya para peserta dituntut aktif dalam mengikuti selama kegiatan berlangsung. Kompetensi yang akan dibentuk ditandai dengan indikator peningkatan pengetahuan peserta tentang pencegahan penyalahgunaan narkotika dan perubahan sikap dalam berpartisipasi dalam pencegahan penyalahgunaan narkotika. Lokasi kegiatan penyuluhan pencegahan penyalahgunaan narkotika di kalangan mahasiswa dilaksanakan di Universitas Jambi Kampus Mandalo Muara Jambi. Sarana dan prasarana pendukung yang dimiliki adalah ruang pertemuan, audio visual, SDM, Pimpinan Perguruan Tinggi, Akademi Admosfir. Secara komulatif, dapat disimpulkan bahwa kegiatan penyuluhan pencegahan penyalahgunaan narkotika dikalangan mahasiswa telah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang isi Undang- undang Narkotika khususnya pencegahan penyalahgunaan narkotika dan perubahan sikap berpartisipasi dalam pencegahan penyalahgunaan narkotika,.

Kata kunci: Penyuluhan, Pencegahan, Penyalahgunaan Narkotika, Mahasiswa

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Analisis Situasi

Narkotika merupakan zat atau obat yang sangat bermanfaat dan di perlukan untuk pengobatan penyakit tertentu. Namun jika di salahgunakan atau digunakan tidak sesuai dengan standar pengobatan dapat menimbulkan akibat yang sangat merugikan bagi perorangan atau masyarakat khususnya generasi muda. Hal ini akan lebih merugikan jika disertai dengan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika yang dapat mengakibatkan bahaya yang lebih besar bagi kehidupan dan nilai-nilai budaya bangsa yang pada akhirnya akan dapat melemahkan ketahanan Nasional.

Pemerintah Indonesia telah bertekad bulat, bahwa penyalahgunaan

dan peredaran gelap Narkotika merupakan bahaya yang harus ditangani secara dini dengan melibatkan seluruh potensi yang ada, baik oleh Pemerintah, masyarakat, LSM dan pihak-pihak yang terkait.

Dari data-data dan hasil penelitian Badan Narkotika Nasional (BNN), bahwa penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika terbukti merasuk nyaris ke semua pelosok kota dan desa serta ke setiap lapisan masyarakat. Data BNN menunjukkan kasus-kasus Tindak Pidana Narkotika dari tahun ke tahun selalu meningkat, pada tahun 2001 hanya tercatat 3.617 kasus. Beberapa tahun berikutnya angka itu tidak mengalami penurunan, terlihat pada tahun 2008 data sudah melonjak lebih dari delapan kali lipat menjadi 29.359 kasus. Hingga Juni

(2)

No Tempat Kejadian Perkara Tahun

2009 2010 2011 2012

1. Pemukiman/Kebun/Sekolah 22 35 44 25

2. Tempat/ Jalan Umum/Pakir 54 39 43 41

3. Tempat Hiburan /Diskotik 13 - 1 1

4. Hotel/Tempat Karoeke 3 3 4 1

5. Kantor/Kost/Lapas/Rutan 3 3 5 6

Jumlah 95 80 97 74

2009, tercatat Tindak Pidana Narkotika telah mencapai 33.958 kasus. Hasil Penelitian BNN pada tahun 2008, menunjukkan 1,99 persen penduduk Indonesia telah menyalahgunakan Narkotika (Jurnal BNN, 2010).

Selanjutnya jumlah penyalahguna (demand) Narkoba di perkirakan 2,9 juta sampai 3,6 juta orang atau setara degan 1,5 % penduduk Indonesia (Hasil Penelitian BNN bekerjasama dengan Puslitkes UI, tahun 2005). Sedangkan hasil penelitian BNN dengan Puslitkes UI pada tahun 2008, jumlah penyalahgunaan Narkoba meningkat menjadi 1,99% yaitu sekitar 3,362 juta orang.

Saat ini penyebaranluasan terhadap peredaran dan penyalahgunaan narkotika semakin meluas dan hampir tidak bisa dicegah. Mengingat setiap

orang dapat dengan mudah memperoleh narkotika dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Hal ini sering didengar dari wacana yang marak beredar di masyarakat bahwa bandar narkotika saat ini tidak hanya senang mencari mangsa didaerah diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan termasuk genk remaja, bahkan telah merambat ke lingkungan sekolah dan kampus. Tentu saja hal ini membuat para orang tua, masyarakat dan pemerintah, pimpinan sekolah maupun perguruan tinggi khawatir akan penyebaran narkotika yang begitu meraja rela. Berikut informasi tentang penyalahgunaan narkotika secara umum yang terjadi di Kota Jambi dari tahun 2009 hingga desember 2012 berdasarkan data dari SatNarkoba Polresta Jambi. Tabel 1

Data KasusTindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika Berdasarkan Tempat Kejadian Perkara di Polresta Jambi Dalam Kurun Waktu Tahun 2009 – 2012

Sumber: SatNarkoba Polresta Jambi.

Walaupun berdasarkan tabel menunjukkan adanya penurunan jumlah kasus yang ditangani Poltabes dari tahun 2009-2012, namun ini tidak dapat dijadikan patokan bahwa telah berhasilnya penanggulangan tindak pidana Narkotika, karena jumlah penyalahgunaan Narkotika yang terjadi dimasyarakat makin tahun

makin mengalami peningkatan. Jadi bukan hanya masalah penegakan hukum perlu dilakukan, namun lebih pada bagaimana agar penyalahgunaan Narkotika bisa ditanggulangi dan dicegah sehingga tidak terus bertambah. Berikut data pelaku penyalahgunaan narkotika berdasarkan usia:

(3)

No. Jenis Kelamin Tahun Jumlah 2009 2010 2011 2012 1 8 – 18 thn 3 6 3 - 12 2 19 – 25 thn 52 34 37 28 151 3 26 – 35 thn 58 68 79 51 256 4 36 – 45 thn 26 15 26 24 91 5 46 thn> - 1 4 3 8 Jumlah 139 124 149 106 518 Tabel 2

Data Pelaku Kasus Tindak Pidana Penyalahgunaan narkotika Berdasarkan Usia Di Polresta Jambi Dalam Kurun Waktu Tahun 2009 – 2012

Sumber: SatNarkoba Polresta Jambi.

Menyimak data diatas

menunjukkan , bahwa batas kelompok usia mahasiswa merupakan urutan ke-2. Hal ini sangat mengkawatirkan dilihat usia tersebut tergolong pemuda generasi penerus bangsa dan calon pemimpin bangsa.

Dengan disahkannya Undang-Undang No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika di Indonesia, Undang-Undang

tersebut diharapkan mampu

menanggulangi masalah narkotika dan prekusor narkotika dari berbagai aspek, sehingga bisa menggurangi reduksi supply dan demand illegal untuk menyelamatkan bangsa Indonesia dari ancaman narkoba, karena muatan UU yang baru lebih kompensif dibandingkan UU yang lama.

Oleh karena itu, dengan latar belakang uraian diatas diperlukan peningkatan pemahaman oleh semua pihak. Dalam UU Narkotika ditekankan peran serta masyarakat untuk ikut aktif dalam memerangi kejahatan narkotika. Dalam hal ini termasuk peran masyarakat kampus yang meliputi Pimpinan, Karyawan, serta Mahasiswa. Dalam Pasal 104 UU Narkotika menyebutkan : Masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta

membantu pencegahan dan

pemberantasan penyalahgunaan narkotika. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dianggap sangat relevan untuk mendukung program pemerintah dalam rangka pemahaman UU Narkotika, karena dengan kegiatan ini banyak dilakukan

sharing dan diskusi dengan para ahli dan mitra sasaran untuk lebih memahami muatan dan isi UU Narkotika, serta menentukan kebijakan serta langkah-langkah strategis dalam usaha antisipasi pencegahan dan penanggulangan narkotika di lingkungan kampus.

1.2. Permasalahan Mitra

Dari data hasil penelitian seperti telah disebutkan diatas, menunjukkan kelompok usia mahasiswa menempati urutan ke-2 dalam penyalahgunaan narkotika. Sebagai generasi penerus dan calon-calon pemimpin bangsa, kepada mahasiswa perlu dilakukan pembinaan terus menerus serta didorong untuk selalu waspada dan peduli terhadap pencegahan penyalahgunaan narkotika dan bersedia berpartisipasi dalam upaya pencegahan dan

penanggulangannya. Sebagai kelompok intelektual, mahasiswa diharapkan lebih mudah menstrasfer ilmu pengetahuan yang akan diterima dan menyebarkan pengetahuannya kepada lingkungan dimana mereka berada.

Selanjutnya permasalahan yang ada dari pengamatan dan evaluasi

beberapa program kegiatan

kemahasiswaan, kegiatan program mahasiswa baik kurikuler maupun non kurikuler yang berkaitan dengan anti narkotika belum kelihatan. Hal tersebut disebabkan tingkat pengetahuan dan pemahaman dalam pencegahan penanggulangan penyalahgunaan

(4)

narkotika juga masih kurang. Sehingga melalui kegiatan kemitraan ini diharapkan, mahasiswa setelah mengikuti pembekalan akan lebih mengetahui, memahami dan terdorong untuk ikut aktif dalam pencegahan dan memerangi penyalahgunaan narkotika. Mahasiswa dapat merancang kegiatan dalam program kerja melalui BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) berkaitan dengan program anti narkotika.maupun dapat merancang program kegiatan penyuluhan kepada masyarakat melalui KUKERTA.serta dalam bentuk kegiatan lainnya.

1.3.Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat:

1. Meningkatkan pengetahuan mitra tentang pencegahan penyalahgunaan narkotika

2. Meningkatkan kreatifitas mitra dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pencegahan penyalahgunaan narkotika

BAB II. METODE KEGIATAN 3.1. Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pengabdian pada masyarkat kali ini adalah: dalam bentuk penyuluhan terhadap mitra tentang pencegahan penyalahgunaan narkotika dan pendekatan partisipatif artinya para peserta dituntut aktif dalam mengikuti selama kegiatan berlangsung. Kompetensi yang akan dibentuk ditandai dengan indikator peningkatan pengetahuan peserta tentang pencegahan penyalahgunaan

narkotika.

3.2. Rencana Kegiatan:

a. Persiapan sasaran mitra

Melakukan penjajakan terhadap kemungkinan pelaksanaan kegiatan penyuluhan hukum ini pada khalayak sasaran atau mitra yang terpilih, yaitu mahasiswa UNJA. Selanjutnya hasil penjajakan dipergunakan untuk penyusunan materi kegiatan dan jadwal kegiatan. Penentuan mitra atau

khalayak sasaran dibatasi untuk tahun I ditujukan kepada:

- Mahasiswa Fakultas Hukum UNJA : 30 orang

- Mahasiswa FKIP UNJA : 30 orang

- Anggota BEM UNJA : 10 orang

b. Materi Kegiatan :

Materi Kegiatan yang akan disampaikan oleh Narasumber dan Instruktur meliputi :

1. Kebijakan Pemerintah tentang Tindak Pidana Narkotika.

2. Perluasan Teknik Penyidikan Dalam Tindak Pidana Narkotika.

3. Perlindungan Bagi Korban Tindak Pidana Narkotika, berkaitan dengan masalah Rehabilitasi bagi pengguna dan pencandu Narkotika. 4. Pemidanaan (Sanksi) Terhadap Pelaku Tindak Pidana Narkotika . 5. Penguatan Lembaga BNN atau

BNP Jambi

6. Program- program Peran Serta Masyarakat Dengan Pihak BNN.

3.3. Lokasi Kegiatan

Lokasi kegiatan penyuluhan pencegahan penyalahgunaan narkotika dilaksanakan di Universitas Jambi Kampus Mandalo Muara Jambi.

(5)

NO Narasumber Asal Instansi Jabatan 1 2 3 4 5 6 Dr. Sahuri Lasmadi, S.H., M.H. Sri Rahayu, S.H., M.H. Drs. Bambang S, M.H. Yulia Monita, S.H., M.H. Dheny Wahyudhi, S.H., M.H. Latifah, S.Sos. F. Hukum Unja F. Hukum Unja F. Hukum Unja F. Hukum Unja F. Hukum Unja BNN Instruktur Instruktur Instruktur Instruktur Instruktur Instruktur 3.4. Narasumber

3.5. Proses Kegiatan Penyuluhan

- Penyampaian informasi dari para narasumber dan instruktur tentang materi pokok yang telah ditentukan dalam bentuk ceramah,pelatihan dan visualisasi.

- Tanya jawab dan diskusi,

merupakan tindak lanjut dari tahap orientasi, sehingga teridentifikasi permasalahan aktual dikalangan mahasiswa serta dapat dicari jalan pemecahannya. Mahasiswa dibagi dalam kelompok kecil untuk membahas materi tertentu terkait dengan program kemahasiswaan, selanjutnya dilakukan kuis untuk mengukur pengetahuan dan pemahaman tentang narkotika. - Konsultasi Teknis/diskusi

berkaitan dengan program-program anti narkotika.

3.6. Strategi Efaluasi

Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan ini dilakukan baik terhadap proses maupun hasil yang didasarkan pada beberapa aspek, yaitu :

- Kehadiran peserta - Keaktifan peserta - Relevansi

- Akseptabilitas - Ketepatgunaan

- Dampak jangka panjang - KUIS

3.7. Indikator Capaian

1. Persentase pengetahuan dan pemahaman mahasiswa tentang UU Narkotika .

2. Persentase sikap dan perilaku mahasiswa dalam mengembangkan hidup sehat dan kreativitas yang memperkuat harga diri.

3. Persentase kemampuan mahasiswa menyusun program kegiatan terkait kampanye anti narkotika melalui

program-program BEM,

KUKERTA maupun bentuk

program-program kemahasiswaan lainnya.

3.8. Taget Luaran

1. Bertambahnya pengetahuan dan pemahaman mahasiswa tentang UU Narkotika.

2. Kepatuhan dan ketaatan terhadap UU Narkotika

3. Menumbuhkan sikap waspada dan berpartisipasi dalam pencegahan penyalahgunaan narkotika dikalangan kampus.

4. Kemampuan menyampaikan ide/gagasan terkait gerakan anti narkotika melalui kegiatan BEM, KUKERTA maupun program kegiatan kemahasiswaan lainnya dalam bentuk seminar,penyuluhan, pentas seni, pertandingan olah raga,penayangan film, pameran dan sebagainya.

5. Pemuatan Laporan Kegiatan Pengabdian pada Jurnal Pengabdian Masyarakat.

(6)

BAB III. HASIL KEGIATAN

PENGABDIAN KEPADA

MASYARAKAT 4.1. Pelaksanaan Penyuluhan a. Lokasi Penyuluhan

Lokasi kegiatan penyuluhan pencegahan penyalahgunaan narkotika dilaksanakan di Universitas Jambi Kampus Mandalo

Muara Jambi. Sarana dan prasarana pendukung yang imiliki adalah ruang pertemuan, audio visual, SDM, Pimpinan Perguruan Tinggi, Akademi Admosfir.

b. Organisasi Pelaksana

Organisasi pelaksana peyuluhan disajikan dalam bagan struktur sebagai

berikut:

Gambar 1 : Struktur organisasi kegiatan penyuluhan pencegahan penyalahgunaan narkotika dikalangan mahasiswa.

Pelindung Dekan Fak. Hukum

Ketua Sri Rahayu, SH., MH Sekretaris Dheny Wahyudhi, SH., MH Staf Administrasi - Drs. Bambang, S., MH - Yulia Monita, SH.MH Instruktur : Dr. Sahuri Lasmadi, SH., MH Sri Rahayu, SH., MH Drs. Bambang, S., MH Yulia Monita, SH.MH Dheny Wahyudhi, SH., MH Latifah, S.Sos

(7)

c. Materi dan Jadwal Penyuluhan

No Hari/Tanggal Kegiatan Narasumber Ket

1 Kamis, 15 November 2013

Evaluasi sebelum kegiatan penyuluhan (Pratest) Tim Penyuluhan dan Instruktur 2 Senin, 18

November 2013

Penyuluhan: Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika Dikalangan Mahasiswa

No Materi Indikator Evaluasi Persen

1 - UU Narkotika - Penegakan Hukum TP Narkotika - Penyidikan - Perlindungan Korban Narkotika - Peran BNN - Peran Serta Masyarakat - Mengetahui dan memahami isi UU Narkotika - Mampu menjelaskan isi UU Narkotika Pengetahuan: - Mengetahui Dan Memahami Isi UU Narkotika - Mampu Menjelaskan Isi UU Narkotika Dan Mengetahui Pencegahan Narkotika 100% Sikap: - Mengajukan Beberapa Pertanyaan Yang Relevan Dengan Materi

- Mengikuti Kegiatan Sampai Dengan Selesai Secara Tertib Dan Disiplin Berpartisipasi Secara Aktif

85%

2 Diskusi dan Konsultasi

Mampu mengajukan

pemikiran atau ide berkaitan dengan kegiatan pencegahan penyalahgunaan Narkotika Peserta Mampu Menyampaikan Ide Kegiatan Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika Dikalangan Kampus Yaitu Dalam Bentuk Seminar, Penyuluhan, Menjadi Kader anti narkoba dan berperan aktif melaporkan adanya tindak pidana narkotika kepada pihak yang berwajib

(8)

a. Hasil Monitoring dan Evaluasi

Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan secara on-going yaitu selama kegiatan penyuluhan, instrumen yang digunakan meliputi observasi langung,

skala sikap dan test/kuis yang diberikan langsung oleh Tim Penyuluhan/Instruktur. Hasil kegiatan monitoring dan evaluasi disajikan pada tabel berikut:

Dari proses evaluasi yang dilakukan melalui test sebelum dan sesudah kegiatan serta pengamatan langsung selama kegiatan diperoleh hasil sebagai berikut: 1. 100% Peserta penyuluhan mengetahui

dan memahami isi Undang-undang Narkotika dan upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika

2. 85% Peserta penyuluhan berpartisipasi secara aktif selama kegiatan berlangsung dengan ditandai banyaknya pertanyaan yang diajukan sesuai dengan materi penyuluhan serta menunjukkan kedisiplinan dan tatatertib selama mengikuti kegiatan. 3. 80% Peserta penyuluhan mampu

menyampaikan ide-ide atau pemikiran berkaitan dengan kegiatan pencegahan penyalahgunaan narkotika dikalangan kampus.

Secara komulatif, dapat disimpulkan bahwa kegiatan penyuluhan pencegahan penyalahgunaan narkotika dikalangan mahasiswa telah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang isi Undang-

undang Narkotika khususnya pencegahan penyalahgunaan narkotika.

4.2. Pembahasan

Bekal pengetahuan yang diperoleh peserta penyuluhan tentang pencegahan penyalahgunaan narkotika dikalangan mahasiswa diharapkan dapat mcnumbuhkan kreativitas peserta dan dapat berpartisipasi secara aktif dalam pencegahan penyalahgunaan narkotika..

Selama kegiatan penyuluhan, para peserta menunjukkan sikap antuitas dengan ditandai banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh para peserta kepada instruktur dan tertib mcngikuti kegiatan sampai selesai.

Beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peserta penyuluhan antara lain:

1. peran pemerintah dan peran BNNdalam penanggulangan penyalahgunaan narkotika.

2. kewenangan penyidikan, apabila terjadi kasus tindak pidana narkotika.

3. kenapa penjatuhan pidana terhadap pelaku yang bukan pecandu diasamakan dengan seorang pecandu. 4. peran pemerintah dalam

penanggulangan peredaran narkotika dengan jaringan internasional.

Jam Materi 08.30 Wib - 09.30 Wib 09.30 Wib - 11.30 Wib 11.00 Wib - 12.00 Wib 12.00 Wib - 13.00 Wib 13.00 Wib - 14.00 Wib 14.00 Wib - 15.00 Wib 15.00 Wib - 16.00 Wib UU Narkotika Penegakan Hukum TP Narkotika Penyidikan Istirahat Perlindungan Korban Narkotika Peran BNN Peran Serta Masyarakat Tim Penyuluhan dan Instruktur 3 Selasa, 19 November 2013 09.00 Wib – 11.00 Wib 11.00 Wib – 12.00 Wib Diskusi dan Konsultasi Evaluasi Tim Penyuluhan dan Instruktur

(9)

5. bentuk peran mahasiswa dikampus dalam pencegahan penyalahgunaan narkotika.

6. proses rehabilitasi bagi pecandu kewenangan siapa dan rehabilitasi pecandu narkotika di Jambi dilakukan dimana.

Kuis yang diisi oleh peserta setelah kegiatan , banyak ide atau pemikiran peserta untuk bisa berperan aktif dalampencegahan penyalah gunaan narkotika, diantaranya peran serta atau partisipasi dapat dilakukan melalui sosialisasi uu narkotika, seminar anti narkotika, menjadi kader BNN, melaporkan kepada pihak yang berwajib apabila mengetahui pcrbuatan yang melanggar uu narkotika, serta melakukati perbuatan-perbuatan positip lainnya yang dapat mendukung pencegahan dilakukannya tindak pidana narkotika. Dalam UU Narkotika ditekankan peran serta masyarakat untuk ikut aktif dalam memerangi kejahatan narkotika, dalamhal ini termasuk peran serta mahasiswa dikampus.

Langkah, kendala dan solusi dalam penegakan hukum tindak pidana narkotika secara

umum dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Cegah Narkoba Dengan Pendidikan Agama

Say no to drug! Ini merupakan slogan yang sangat sederhana namun memiliki implikasi yang kompleks terkait dengan harapan yang harus diwujudkan, usaha berikut kebijakannya yang mesti diimplementasikan.

Say no to drug, bukan hanya sebuah jargon, ini adalah tanggung jawab organisasi berbasis keagamaan, pemerintah, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), lembaga hukum, serta tanggung jawab kita bersama untuk meningkatkan dan memberdayakan masyarakat kita menuju kehidupan yang sehat baik dari aspek mental, jasmani, maupun spiritual. Di seluruh dunia banyak program yang didirikan dengan maksud

mencegah penyalahgunaan Narkoba, atau untuk mengobati mereka yang terkena narkoba melalui kepercayaan dan praktek-praktek agama tertentu. Pendekatan ini banyak dilakukan di Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya. Di barat, agama tidak begitu menonjol dalam mencegah penyalahgunaan narkoba: namun kita percaya bahwa program-program berbasis keagamaan benar- benar memiliki kepedulian kearah sana.

Sebagai pemimpin agama dan pendidikan, kita menyadari banyak tantangan yang dihadapi generasi muda di negara kita saat ini. Penggunaan obat-obat terlarang termasuk penggunaan alkohol dan produk-produk tertentu. Terus merangkak naik dalam masyarakat terutama para remaja, dan di beberapa tempat, obat-obat terlarang tersebut telah menarik pemuda dalam dunia kejahatan dan kecanduan yang mematikan setiap orang, masyarakat, keluarga dan individu-individu serta penanaman nilai-nilai yang kuat, yang berakar dari kepercayaan agama merupakan faktor perlindungan yang efektif guna mencegah dampak pengguna narkoba sebagai tindakan yang beresiko tinggi.

Penyalahgunaan narkoba menyebabkan peningkatan HIV/AIDS

(Human Immunodeficiency

Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome). Kekacauan mental, dan kejahatan yang pada gilirannya merusak sendi-sendi kehidupan sosial. Puluhan bahkan ratusan juta orang telah kecanduan narkoba. Di Indonesia Badan Narkotika Nasional (BNN) menaksir bahwa kira-kira ada 3,2 juta orang yang sudah terjerat ketergantungan Narkotika. Kendati persoalan narkoba muncul, pemerintahan kita memberi harapan bagi setiap orang, keluarga, masyarakat yang terpengaruh oleh penyalahgunaan narkoba serta yang terkait dengan persoalan kesehatan dan sosial. Riset menunjukkan bahwa kaum muda yang terlibat dalam komunitas keagamaan nampaknya tidak begitu rentan terhadap penggunaan Narkoba. Komunitas keagamaan berada di garda depan dalam

(10)

merespon kebutuhan pelayanan sosial yang mendesak bagi setiap individu dan masyarakat. Termasuk ketergantungan narkoba, kita memberikan makanan dan pakaian bagi yang membutuhkan, kita memberi naungan bagi tuna wisma. Kita menawarkan pengobatan narkoba, bingkisan dan membantu kelompok-kelompok anggota yang berjuang menjaga agama. Ketika mencegah penggunaan narkoba, kita juga dapat memainkan peranan penting.

Indonesia bukan hanya negara perdagangan narkoba, namun juga produsen dan pasar jaringan global yang sistematik dalam industri ini, oleh karena itu dibutuhkan kerjasama sinergis antara pemerintah, LSM, organisasi sosial, untuk mengatakan tidak pada narkoba guna menyelamatkan generasi masa depan kita. Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi muslim moderat terbesar dengan anggota lebih dari 50 juta orang, menaruh prihatin dan perlu mengambil peran dalam mengatasi persoalan ini. Pencegahan dan pengobatan akibat penyalahgunaan narkoba merupakan persoalan yang komplek yang masih perlu banyak dipelajari tentang apa yang terbaik dilakukan dan oleh siapa, agama tentunya memiliki peran untuk dimainkan, namun materi ajar an agama yang ada belum mencukupi untuk pencegahan dan pengobatan yang efektif, juga ada rumusan bahwa kegiatan berbasis keagamaan dapat diperbaiki dengan beberapa praktik pencegahan yang baik dalam masyarakat Islam kita. Seperti semua program pencegahan dan pengobatan yang didasarkan pada kebutuhan agama perlu dievaluasi secara hati-hati oleh peneliti yang independen yang menggunakan indikator keberhasilan yang obyektif. Dengan demikian pertukaran pandangan dan pengalaman diantara kita itu penting. Guna memberikan bantuan yang lebih baik bagi mereka yang memiliki persoalan narkoba. Lembaga-lembaga dibawah naungan NU seperti Muslimat NU, Fatayat NU, Ikatan Pelajar Nahdlatul

Ulama (IPNU), Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), dan terutama pesantren juga memberikan peranan yang signifikan dalam persoalan ini. Terlebih pesantren memiliki lebih dari 10 ribu jaringan dengan masyarakat sekitarnya. Karena alasan itulah, pesantren bukan hanya kurikulum berbasis keagamaan, namun juga materi-materi yang memngkatkan kesehatan mental, spiritual, dan jasmani. Dalam waktu yang lama, pesantren akan membangun "bela diri"

masyarakat untuk mencegah

penyalahgunaan narkoba dalam komunitasnya. Lewat kerja sama ini, NU, BNN, Colombo Plan dan Kementrian Negara Amerika Serikat, akan meningkatkan dan memndak lanjuti kerja sama yang lebih baik terkait

persoalan ini. Mengambil bagian sebagai peserta dalam konferensi internasional ini, ulama, para sarjana muslim, para dokter, universitas dan instansi terkait supaya dapat mencari strategi dan solusi yang riil rencana kegiatan untuk menyelamatkan generasi mu( dari narkoba. Akhirnya, sekali lagi say no to drug dan mari kita tingkatkan pengetahuan kil tentang narkoba.

2. Ciri-Ciri Bagi Pengguna Narkotika

Pada pengguna Narkotika yang berlebihan dapat menimbulkan keracunan atau efel sebagai berikut:

1. Efek yang ditimbulkan opium bagi penggunanya:

a. muntah dan mual b. sakit kepala

2. Efek yang ditimbulkan kokain bagi penggunanya:

a. nafsu makan hilang

b. denyut jantung dan tekanan darah meningkat

3. Efek yang ditimbulkannya heroin bagi penggunanya:

a. reaksi panik b. gelisah

4. Efek yang ditimbulkannya putau bagi penggunanya:

a. emosi lepas kontrol b. gangguan pergerakan

(11)

5. Efek yang ditimbulkannya cannabis sativa bagi penggunanya:

a. menyebabkan khayalan

b. tingkah lakunya tidak terkontrol c. melawan kepada orang tua

d. mencemarkan nama baik keluarga

3. Kendala

1) Kurangnya kerja sama antara aparat dengan masyarakat dalam mengungkap sindikat Narkotika 2) Modus yang dijalankan pengedar

Narkotika makin bervariasi dan terorganisir sehingga aparat mengalami hambatan dalam pengungkapannya.

3) Ketidaktegasan sanksi yang diberikan pemerintah kepada pelaku penyalahgunaan Narkotika

4) Ketidaktahuan masyarakat tentang bahaya mengkonsumsi Narkotika jika mereka sudah mengerti tentang bahaya mengkonsumsinya mengapa mereka masih juga memakainya. 5) Banyak berdiri tempat-tempat

hiburan malam ilegal yang diduga menjadi peredaran gelap Narkotika. 6) Peredaran narkotika masih sulit

diberantas karena produk hukum yang ada kurang bisa menjerat bandar bandar narkotika.

7) Kampanye untuk menunjukkan bahaya penggunaan narkotika masih kurang bisa menggapai ke seluruh pelosok Nusantara karena kurangnya dana.

4. Solusi

1) Mengadakan penelitian secara mendalam pada setiap kasus

Narkotika apa yang

melatarbelakanginya.

2) Menutup/menyegel tempat hiburan malam yang telah diduga menjadi sarang peredaran narkotika.

3) Menindak tegas setiap pelaku penyalahgunaan Narkotika dengan hukuman yang berat agar mereka jera.

4) Pemerintah harus memperhatikan betul aparat-aparat penegak hukum seperti polisi, jaksa, hakim dan lain-lain agar tidak mempermainkan kasus narkotika dengan memberi hukuman yang ringan pada bandar-bandar narkotika yang tertangkap. 5) Dana yang dialokasikan untuk

kampanye penanggulangan narkotika agar diperbesar baik dari APBN maupun APBD.

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan sebagaimana telah diuraikan dalam BAB IV, makadapat disampaikan simpulan sebagai berikut: 1. Peserta penyuluhan memiliki

kemampuan dalam menjelaskan dan menguraikan tentang isi Undang-undang Narkotika

2. Peserta penyuluhan memiliki kemampuan untuk menyampaiakan ide dan pemikiran berkaitan dengan kegiatan pencegahan penyalahgunaan Narkotika dikalangan kampus

B. Saran

1. Diharapkan kepada peserta penyuluhan agar menindaklanjuti aspek pengetahuan dan sikap untuk dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan pencegahan narkotika.

2. Kegiatan penyuluhan kepada masyarakat terus ditingkatkan dan dikembangkan untuk materi-materi hukum yang lainnya.

Ucapan Terimakasih:

Tim Pengabdian mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Jambi yang telah menyetujui dana penelitian sehingga pengabdian ini dapat terlaksana dengan baik

2. Dekan Fakultas Hukum yang telah menyetujui dan mengusulakan pengabdian ini ke Universitas

3. Semua pihak yang telah membantu tim pengabdian menyelesaikan laporan

(12)

akhir pengabdian ini tepat pada waktunya.

DAFTAR PUSTAKA

D. Soejono, Narkotika dan Remaja, Alumni, Bandung, 1995.

Gatot Supramono, Hukum Narkoba Indonesia, Jakarta, 2007.

Hari Sasangka, Narkotika dan Psikotropika Dalam Hukum Pidana, Mandar Maju,

Bandung, 2003.

Handbook, Materi Advokasi Pencegahan Narkoba, Badan Narkotika Nasional RI,

Jakarta, 2001.

Jurnal BNN, Edisi Khusus, 2009

Ngusman Fu’ady, Bahaya

Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika Serta

Penanggulangan, Polda Jambi, 2000.

Susanto I.S., Perubahan Kritis Terhadap Sosial Dalam Masalah-Masalah Hukum,

1992.

Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.

Gambar

Gambar 1 : Struktur organisasi kegiatan penyuluhan pencegahan penyalahgunaan              narkotika dikalangan mahasiswa

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengertian yang dijabarkan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa objek penelitian adalah sesuatu yang dapat berbentuk atribut seseorang atau objek, yang mempunyai

• Green Sukuk Tabungan seri ST007 adalah salah satu jenis Surat Berharga Syariah Negara Ritel (SBSN Ritel) yang merupakan tabungan investasi yang dijual kepada individu

Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat kepada karang taruna desa Asinan melalui budidaya jamur merang menggunakan eceng gondok sebagai media tumbuhnya

Kecemasan pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah II Malang menurut data yang diperoleh bahwa tingkat kecemasan pada siswa tingkat tinggi sebesar 66 % sebanyak 33

Atas rahmat Allah SWT, akhirnya penulis bisssssssa menyelesaikan skripsi yang berjudul “HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KEJADIAN LOW BACK PAIN PADA PETANI DI

terjadi di daerah Bandung dan sekitarnya. Salah satu metode yang cukup potensial untuk memulihkan kondisi air tanah di daerah ini adalah peresapan buatan, mengingat daerah

Adapun tujuannya adalah memberikan arahan Adapun tujuannya adalah memberikan arahan tata cara reklamasi dan pengelolaan tata cara reklamasi dan pengelolaan lingkungan

A. AICHR dibentuk dengan enam tujuan utama, yaitu : 1) Mempromosikan serta melindungi HAM dan hak kebebasan bangsa ASEAN. 2) Menjunjung hak bangsa ASEAN untuk hidup secara