• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENATAAN RUANG UNTUK PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN. Oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENATAAN RUANG UNTUK PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN. Oleh"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

2006 2006

Oleh Oleh

Dr

Dr IrIr SetiaSetia Hadi, MSHadi, MS

PENATAAN RUANG

UNTUK PEMANTAPAN KAWASAN

HUTAN

PENATAAN RUANG

PENATAAN RUANG

UNTUK PEMANTAPAN KAWASAN

UNTUK PEMANTAPAN KAWASAN

HUTAN

HUTAN

(2)

penataan

penataan

ruang

ruang

Ruang

Ruang

adalah

adalah

wadah

wadah

yang

yang

meliputi

meliputi

ruang

ruang

daratan

daratan

,

,

ruang

ruang

lautan

lautan

dan

dan

ruang

ruang

udara

udara

sebagai

sebagai

suatu

suatu

kesatuan

kesatuan

wilayah

wilayah

,

,

tempat

tempat

manusia

manusia

dan

dan

makhluk

makhluk

hidup

hidup

lainnya

lainnya

hidup

hidup

dan

dan

melakukan

melakukan

kegiatan

kegiatan

serta

serta

memelihara

memelihara

kelangsungan

kelangsungan

hidupnya

hidupnya

Ruang

Ruang

adalah

adalah

sumber

sumber

daya

daya

akses

akses

terbuka

terbuka

(open access resources)

(open access resources)

---

---

Jika

Jika

tidak

tidak

diatur

diatur

akan

(3)

Diperlukan

Diperlukan

penataan

penataan

ruang

ruang

----

----

agar

agar

ada

ada

aturan

aturan

main (

main (

rule of the games

rule of the games

)

)

bagi

bagi

parapihak

parapihak

Penataan

Penataan

ruang

ruang

berlangsung

berlangsung

dinamis

dinamis

dan

dan

terus

terus

menerus

menerus

.

.

Tujuannya

Tujuannya

adalah

adalah

perubahan

perubahan

cara

cara

pandang

pandang

dan

dan

pola

pola

tindak

tindak

parapihak

parapihak

dalam

dalam

memanfaatkan

memanfaatkan

ruang

ruang

secara

secara

berkelanjutan

berkelanjutan

Bagi

Bagi

kehutanan

kehutanan

diperlukan

diperlukan

penataan

penataan

ruang

ruang

yang

yang

benar

benar

dan

dan

dalam

dalam

arti

arti

sesungguhnya

sesungguhnya

untuk

(4)

SASARAN PENYELENGGARAAN

PENATAAN RUANG

Terwujudnya Pemanfaatan Ruang yang

NYAMAN

PRODUKTIF

BERKELANJUTAN

(5)

Diperlukan penataan ruang untuk menjadikan ruang yang nyaman, produktif, lestari

(6)

Para

Para

pihak

pihak

penataan

penataan

ruang

ruang

Masyarakat

Masyarakat

(

(

dalam

dalam

arti

arti

luas

luas

)

)

Sektor

Sektor

swasta

swasta

dan

dan

dunia

dunia

usaha

usaha

Pemerintah

Pemerintah

Pusat

Pusat

Pemerintah

Pemerintah

Daerah

Daerah

(

(

Propinsi

Propinsi

,

,

Kabupaten

Kabupaten

dan

dan

Kota)

Kota)

(7)

1) Kondisi Pemanfaatan Ruang masih belum sesuai dengan harapan terwujudnya ruang yang nyaman, produktif dan berkelanjutan.

2) Semakin menurunnya kualitas permukiman di perkotaan yang ditunjukan antara lain

a) kemacetan yang parah di perkotaan b) banyaknya kawasan kumuh

c) bencana banjir yang frekuensi semakin sering dan dampaknya semakin luas,

d) bencana longsor terutama pada kawasan yang berfungsi lindung,

e) semakin hilangnya ruang publik untuk artikulasi dan kesehatan masyarakat

3) Meningkatnya aglomerasi perkotaan

4) Masih tingginya kesenjangan antar dan di dalam wilayah (

kawasan perdesaan – perkotaan, kawasan perbatasan negara, kawasan bagian utara dan selatan Pulau Jawa, dan lain-lain)

(8)

5) Alih fungsi lahan pertanian produktif menjadi lahan non pert

5) Alih fungsi lahan pertanian produktif menjadi lahan non pertaniananian 6) Penurunan luas hutan tropis sebagai kawasan resapan air

6) Penurunan luas hutan tropis sebagai kawasan resapan air

7) Meningkatnya DAS yang kritis

7) Meningkatnya DAS yang kritis

8) Seringnya kejadian bencana alam

8) Seringnya kejadian bencana alam

9) Rencana Tata Ruang Wilayah belum sepenuhnya menjadi acuan

9) Rencana Tata Ruang Wilayah belum sepenuhnya menjadi acuan

dalam pemanfaatan ruang

dalam pemanfaatan ruang

10)

10) KeterlibatanKeterlibatan masyarakatmasyarakat dalamdalam penyelenggaranpenyelenggaran PenataanPenataan RuangRuang masih

masih terbatasterbatas

Penguatan

Penguatan LandasanLandasan PenyelenggaraanPenyelenggaraan PenataanPenataan Ruang

Ruang agar agar lebihlebih efektifefektif dandan operasionaloperasional melaluimelalui Pendekatan

Pendekatan BaruBaru PenataanPenataan RuangRuang Diperlukan

Diperlukan :: 1.

1. PerbaikanPerbaikan KualitasKualitas RencanaRencana TataTata RuangRuang 2.

2. PeningkatanPeningkatan PengendalianPengendalian PemanfaatanPemanfaatan RuangRuang

(9)

Beberapa

Beberapa

permasalahan

permasalahan

penataan

penataan

ruang

ruang

Tujuan yang dirumuskan dalam

Tujuan yang dirumuskan dalam

Mekanisme Penataan Ruang masih terlalu

Mekanisme Penataan Ruang masih terlalu

sangat normatif

sangat normatif

,

,

Kualitas produk perencanaan yang kurang

Kualitas produk perencanaan yang kurang

memadai dan tidak jelas

memadai dan tidak jelas

,

,

Bias wilayah administratif

Bias wilayah administratif

,

,

Bias Sektor,

Bias Sektor,

Asfek pemanfatan ruang yang tidak tepat

Asfek pemanfatan ruang yang tidak tepat

dan pengendalian yang lemah,

dan pengendalian yang lemah,

Bias kontinental

Bias kontinental

;

;

(10)
(11)
(12)

Rekomendasi

Rekomendasi

Mekanisme

Mekanisme

Penataan

Penataan

Ruang

Ruang

Penataan

Penataan

Kawasan

Kawasan

Fungsional

Fungsional

Mekanisme

Mekanisme

Insentif

Insentif

dan

dan

Disinsentif

Disinsentif

Pengaturan hak

Pengaturan hak

-

-

hak komunal lokal

hak komunal lokal

Resolusi

Resolusi

Konflik

Konflik

atas

atas

Undang

Undang

-

-

Undang

Undang

Sektoral

Sektoral

Class Action

Class Action

Sebagai

Sebagai

Bagian

Bagian

Dari

Dari

Fungsi

Fungsi

Pengendalian

Pengendalian

Valuasi ekonomi sumberdaya

Valuasi ekonomi sumberdaya

Partisipasi Masyarakat Komunal Lokal Di Dalam

Partisipasi Masyarakat Komunal Lokal Di Dalam

Penyusunan Tata Ruang

Penyusunan Tata Ruang

Penguatan kapasitas aturan main dan

Penguatan kapasitas aturan main dan

kelembagaan lokal

(13)
(14)

LOCATION

OF FLOOD

DRENCH IN

2002

LOCATION

OF FLOOD

DRENCH IN

2002

(15)

Keterangan : ZEE Kawasan Andalan KAPET Jalan Sungai Batas Propinsi Kaw. Lindung Pertanian Perkebunan Industri Kota Keterang an :Jalan Sungai Batas Propinsi Kaw.Lind ung Pertania nPerkebu nan Industri Perikana n Perumah an T Keteran gan :Jalan Industri Sawah Perumah an Perikanan Laut Perdaga ngan T Terminal

(16)

t0 t1 t2 t3 Hulu Tengah Hilir 2000 m d p l

 Kawasan - kawasan sepanjang sungai Ciliwung (berdasarkan PP 47/1997 tentang RTRWN ) :

1. Daerah hulu : Kawasan Andalan Bopunjur dan Kawasan Tertentu Bopunjur

2. Daerah tengah : Kawasan Andalan Penyangga DKI dan Kawasan Tertentu Jabodetabek

3. Daerah hilir : Kawasan Andalan DKI Jakarta,

JKT DPK BGR S . C il iw u n g

(17)
(18)
(19)

a. Secara ADMINISTRATIF :

• Terdapat perbedaan muatan yang jelas antara RTRW

Nasional, Propinsi, Kabupaten dan Kota (hubungan bersifat komplementer) yang seiring dengan UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah. Ditegaskan pula didalam penataan ruang nasional termasuk pula Rencana Tata Ruang Wilayah Pulau/Kepulauan sebagai operasionalisasi RTRWN.

• Penyusunan RTRWN mempertimbangkan kondisi fisik dengan orientasi sosial budaya, ekonomi maupun lingkungan

(Kerangka Pengembangan Strategis yang pada dasarnya berwawasan pula orientasi kerjasama ekonomi regional dan sub regional, antara lain di Asia Pasifik, ASEAN, maupun sub-ASEAN).

• Pada dasarnya pembagian ini menegaskan pentingnya koordinasi kelembagaan.

• UU 32/2004 telah menegaskan pula bahwa sebelum RTRW diperdakan harus dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Menteri yang membidangi Penataan Ruang

1)

(20)

b. Secara SISTEM : dikelompokan atas Sistem Wilayah dan Sistem Internal Perkotaan untuk membagi secara tegas fungsi pelayanan regional dan fungsi pelayanan internal perkotaan

c. Secara FUNGSI KAWASAN dibedakan atas kawasan lindung dan budidaya untuk membagi secara tegas area-area yang bisa

dimanfaatkan sumber dayanya dan area-area yang harus dijaga kelestariannya, seperti untuk menjaga tata air, stabilitas fisik

lingkungan

d. Secara KEGIATAN KAWASAN dibedakan atas kawasan perkotaan dan perdesaan memperhatikan bahwa banyaknya kawasan

perkotaan yang tidak sesuai dengan batas administrasi yang ada, serta dalam rangka meningkatkan keseimbangan antara

pembangunan perkotaan dan perdesaan. Dalam pengembangan kawasan perdesaaan antara lain dilakukan desentralisasi industri kecil dan jasa keperdesaan melalui antara lain konsep agropolitan. Hal ini sekaligus sebagai embryo kota yang dapat dikembangkan sebagai kota-kota baru secara lebih terencana

e. Secara STRATEGIS KAWASAN: dikelompokan atas kawasan strategis nasional, strategis propinsi, strategis kabupaten dan strategis kota. Hal ini untuk mengakomodasi kebutuhan

pembangunan bagi kawasan-kawasan khusus, misal kawasan

perbatasan sebagai beranda depan dan pintu gerbang internasional dengan orientasi keamanan dan kesejahteraan, kawasan

(21)

Bontang

Pulau Besar Gugus Pulau Samudra Gugus Pulau Pantai Pegunungan Tinggi Kawan, Kapet, Kesr

Poros Pengembangan Startegis Global/Nasional Poros Pengembangan Strategis Sub Regional Poros Pengembangan Strategis Nasional

Batas Teritorial Batas ZEE

Jalur Patahan dan Sesar Alur Pelayaran Internasional Kota PKN

Samudera Hindia (Afrika, Australia) Teluk Benggala,

Mediteran, Samudera Hindia (Timur Tengah,

Eropa) Laut Cina Selatan

(Hongkong, Cina, Taiwan)

Laut Cina Selatan (Jepang, Korea, Filipina)

Samudera Pasifik (Jepang, Korea, Amerika,

Kanada)

Samudera Pasifik (Amerika, Kanada,

Amerika Latin)

Samudera Hindia (Australia, Selandia Baru)

KUALA LUMPUR BANDAR SRI BEGAWAN

SINGAPORE DILLI Banda Aceh Medan Pekanbaru Padang Jambi Bengkulu Palembang Lampung JAKARTA Bandung Semarang Yogyakarta Surabaya Denpasar Mataram Kupang Pontianak Palangkaraya Banjarmasin Samarinda Manado Palu Makasar Kendari Ambon Jayapura Batam Pangkal Pinang Serang Mamuju Gorontalo Ternate Sorong Entikong Malang Pangkalan Bun Balikpapan Biak Merauke

KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS

KERANGKA PENGEMBANGAN STRATEGIS

BERORIENTASI EKONOMI (INVESTASI)

(22)

2) Penegasan klasifikasi rencana tata ruang yakni rencana yang bersifat umum dan rencana yang bersifat detail

3) Perbaikan dimensi jangka waktu perencanaan tata ruang menjadi 20 tahun yang sesuai dengan Undang-Undang

Perencanaan ; agar masing-masing tingkatan pemerintahan memiliki visi jangka panjang dengan dimensi yang sama sekaligus untuk mempertegas komplementaritas antar tingkatan rencana tata ruang.

4) Pada hakekatnya, meskipun perencanaan tata ruang sifatnya

regulatory, namun masih dimungkinkan penerapan aspek discrestionary seperti usulan yang sifatnya innovatif dan

kreatif. Hal ini dapat dilakukan melalui mekanisme revisi rencana tata ruang yang dapat dilakukan

sekurang-kurangnya sekali dalam 5 tahun

5) Penegasan penajaman pada aspek perencanaan tersebut untuk mendukung peraturan perundangan yang

mensyaratkan pembebasan tanah hanya dapat dilakukan

apabila rencana pembangunan sudah tertuang dalam RTRW (Perpres 36/2005, maupun Undang-Undang Jalan No.38/2004)

(23)

5) Penerapan regulasi zona (zoning regulation) sebagai produk yang diturunkan dari RDTR sebagai piranti perijinan yang disertai insentif, dan disinsentif. Legal aspek regulasi zona ditetapkan dengan Peraturan Presiden untuk sistem nasional dan Peraturan Daerah untuk sistem propinsi, kabupaten dan kota. Tujuan regulasi zona lebih dimaksudkan agar

pembangunan sesuai dengan rencana tata ruang

6) Penegasan adanya sanksi bagi yang melakukan pelanggaran RTRW, baik pelanggar maupun pemberi ijin

7) Agar pengendalian efektif, maka ditegaskan pula kejelasan

peran masyarakat agar masyarakat berpatisipasi dalam proses pengendalian pemanfaatan ruang

(24)

8) Undang-Undang lebih berorientasi pada manusia/masyarakat, baik kesejahteraan, kesehatan, artikulasi diri, kenyamanan dan

keamanan lingkungan. Untuk itu diatur kebutuhan minimal

tersedianya ruang publik, ruang terbuka hijau, tempat olahraga publik, ruang untuk interaksi masyarakat, ruang untuk usaha bagi sektor informal. Penyediaan berbagai fasilitas ini sesuai dengan hirarki dan struktur ruang wilayah nasional, propinsi,kabupaten dan kota, antara lain pada tingkat nasional dikembangkan taman-taman nasional, pada tingkat propinsi dikembangkan taman-taman

propinsi, pada tingkat kabupaten/kota dikembangkan taman

pelayanan kota, taman pelayanan metropolitan, taman pelayanan lingkungan

9) Penegasan hak, kewajiban, dan tata cara Peran Masyarakat. Diberikan penegasan bahwa proses penataan melibatkan

masyarakat dan hasil perencanaan tata ruang yang sudah

berkekuatan hukum wajib disebarluaskan kepada masyarakat, misalnya pengumuman di tiap kelurahan, kecamatan (di dalam website penataan ruang sudah tertuang beberapa produk RTRW)

(25)

10)Integrasi pengaturan pengelolaan ruang laut, ruang darat dan ruang udara dalam satu kesatuan. Pengaturan antara lain

dengan alur laut, keseimbangan antara daratan dan lautan seperti antara sungai dengan laut, pemanfaatan sumber daya kelautan untuk pariwisata, perikanan, pertambangan dsb;

reklamasi pantai. Pengaturan ruang udara antara lain pengaturan ruang frekeunsi, jalur penerbangan dsb.

11)Penegasan adanya standar pelayanan minimal yang harus

dipenuhi di dalam penyelenggaraan penataan ruang, antara lain frekuensi dialog dengan masyarakat dalam penyusunan

rencana tata ruang, standar pelayanan minimal ruang terbuka hijau, standar pelayanan minimal simpangan/devisiasi antara rencana dan implementasi rencana (mulai tahun ini akan

diberikan penghargaan kepada pemerintah daerah yang kinerja penyelanggaraan penataan ruangnya baik)

(26)

12)Penegasan dalam manajemen penyelenggaraan penataan ruang, mulai tahapan pengaturan, pembinaan, pelaksanaan penataan

ruang, pengawasan pada setiap tingkatan hirarki penyelenggaraan penataan ruang.

PENGATURAN pada hakekatnya menyiapkan dan menetapkan NSPM.

PEMBINAAN pada hakekatnya mensosialisasikan NSPM, memberdayakan dan memberi pelatihan pemangku

kepentingan, dll.

PELAKSANAAN pada hakekatnya proses menyusun rencana, pemanfaatan ruang maupun pelaksanaan pengendalian.

PENGAWASAN pada hakekatnya mengawasi pelaksanaan NSPM, pemenuhan standar pelayanan minimal, dan

pengawasan fungsi dan manfaat (outcome) dari hasil-hasil penataan ruang, termasuk pengawasan terhadap kualitas proses baik di dalam pengaturan, pengawasan terhadap pembinaan, pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang baik dalam tahap perencanaan, pemanfaatan maupun pengendalian pemanfaatan ruang.

(27)

PEMANFAATAN

PEMANFAATAN

PEMANFAATAN

PEMANFAATAN

RUANG

RUANG

RUANG

RUANG

PERENCANAAN

TATA RUANG

PEMANFAATAN

RUANG

PENGENDALIAN

PEMANFAATAN

RUANG

(28)

Kelestarian Hutan TERANCAM Laju Degradasi 1,6 jt ha/thn (85-97)

Kelestarian

Kelestarian HutanHutan TERANCAMTERANCAM Laju

Laju DegradasiDegradasi 1,6 1,6 jtjt ha/ha/thnthn (85(85--97)97) Alokasi Ruang : Kehutanan VS Sektor lain berbasis lahan Alokasi

Alokasi RuangRuang :: Kehutanan

Kehutanan

VS

VS

Sektor

Sektor lainlain berbasis

berbasis lahanlahan

Penataan Ruang

Kawasan Hutan Optimal Penataan

Penataan RuangRuang Kawasan

Kawasan HutanHutan OptimalOptimal

Benturan antar Sektor Benturan antar Sektor Kebakaran Kebakaran Kebakaran

Kebakaran HutanHutanHutan, Hutan, , , IlegalIlegalIlegalIlegal Loging

LogingLoging

Loging, , , , lemahnyalemahnyalemahnyalemahnya HukumHukumHukum, Hukum, , , dlldlldlldll Kebakaran Kebakaran Kebakaran Kebakaran Kebakaran Kebakaran Kebakaran

Kebakaran HutanHutanHutanHutan, HutanHutanHutanHutan, , , , , , , IlegalIlegalIlegalIlegalIlegalIlegalIlegalIlegal Loging

LogingLoging Loging Loging LogingLoging

Loging, , , , lemahnya, , , , lemahnyalemahnyalemahnyalemahnyalemahnyalemahnyalemahnyaHukumHukumHukumHukumHukumHukumHukumHukum, , , , , , , , dlldlldlldlldlldlldlldll

Hutan Indonesia 120.35 Jt Ha/ 60%

Sumber Devisa

Hutan

Hutan IndonesiaIndonesia 120.35

120.35 JtJt Ha/ 60%Ha/ 60% Sumber

Sumber DevisaDevisa

(29)

Penataan Ruang dan Kws Hutan

Penataan Ruang dan Kws Hutan

Penataan Ruang dan Kws Hutan

Penataan Ruang dan Kws Hutan

Penataan Ruang dan Kws Hutan

Penataan Ruang dan Kws Hutan

Penataan Ruang dan Kws Hutan

Penataan Ruang dan Kws Hutan

Penataan Ruang dan Kws Hutan

Penataan Ruang dan Kws Hutan

Penataan Ruang dan Kws Hutan

Penataan Ruang dan Kws Hutan

Mendapatkan Rekomendasi Penataan Ruang

Mendapatkan Rekomendasi Penataan Ruang

Optimal Penggunaan Kawasan untuk

Optimal Penggunaan Kawasan untuk

Perlindungan dan Budidaya yang Menjamin

Perlindungan dan Budidaya yang Menjamin

Keberlangsungan Pemanfaatan berbagai

Keberlangsungan Pemanfaatan berbagai

Sektor yang Berbasis Lahan, terutama dalam

Sektor yang Berbasis Lahan, terutama dalam

rangka pemantapan kawasan hutan

Referensi

Dokumen terkait

proses belajar mengajar dikelas belum berjalan optimal dikarenakan anak mengalami kesulitan salam memahami komunikasi yang disampaikan oleh guru dengan metode

Semua latar yang telah dianalisis tersebut sangat memengaruhi tokoh utama, Rosélie, dalam menjalani kehidupan sebagai wanita berkulit hitam yang memiliki pasangan

Akan tetapi, yang menjadi persoalan dalam ritual setiap tarekat yang ada adalah bahwa hampir mayoritas ritual tarekat mencitrakan Tuhan dalam bentuk atau citra laki-laki dan

adalah 2,045 Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel 2, nilai t hitung < t tabel sehingga hipotesis Ho diterima maka kedua variabel tersebut memiliki rata-rata

pelaksanaan tugas operasional di bidang Pendidikan dan Kebudayaan yang meliputi Pendidikan Sekolah Dasar, Pendidikan Sekolah Menengah Pertama, Pendidikan Sekolah

Kabag Tata Usaha Pimpinan pada Biro Umum,..

Dengan perhitungan debit diatas pelimpah didapatkan debit sebesar 391,332 m 3 /dt yang terletak pada hasil rekapitulasi debit banjir rancangan di outlet Bendung