• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

30 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengungkap penguasaan konsep siswa menggunakan kartu

sortir. Metode penelitian yang digunakan yaitu weak experiment tanpa

menyertakan kelas kontrol (Arikunto, 2002: 77).

B.Desain Penelitian

Desain penelitian dalam penelitian ini adalah one group pretest and posttest

design (Arikunto, 2006: 85). Secara umum rancangan penelitian yang akan

digunakan dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan: O1 = Pretest O2 = Posttest

X = Perlakuan dengan pembelajaran aktif melalui kartu sortir

Dalam desain ini akan diuji mengenai pembelajaran aktif menggunakan kartu sortir pada penguasaan konsep siswa. Pengukuran yang pertama (pretest) dilakukan sebelum perlakuan dengan menggunakan kartu sortir, sedangkan pengukuran kedua (posttest) dilakukan setelah perlakuan dengan menggunakan kartu sortir kepada subyek penelitian.

(2)

C.Definisi Operasional

Guna menghindari kesalahan dalam mengartikan variabel-variabel yang dianalisis atau untuk membatasi permasalahan dalam penelitian ini, perlu dijelaskan definisi operasional masing-masing variabel.

1. Pembelajaran aktif

Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa, maupun siswa dengan pengajar. Pembelajaran aktif sering dikombinasikan dengan pembelajaran kerjasama atau kolaborasi.

2. Kartu sortir

Kartu sortir merupakan media bantu berupa kartu yang bertuliskan beberapa materi pembahasan dan dibuat dalam ukuran yang sama dalam jumlah yang banyak. Penerapan strategi belajar kartu sortir ini sesuai dengan langkah-langkah atau prosedur yang akan dilaksanakan. Perwakilan dari setiap kelompok akan mendapatkan satu amplop yang berisi petunjuk pertanyaan dan sejumlah kartu yang harus disortir oleh siswa. Siswa akan berkelompok dalam satu pokok bahasan atau masalah masing-masing. Selanjutnya masing-masing kelompok diminta untuk menjelaskan mengenai pokok bahasan tersebut. Langkah akhir guru memberikan komentar atau penjelasan.

3. Penguasaan Konsep

Penguasaan konsep merupakan kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep-konsep setelah kegiatan pembelajaran. Penguasaan konsep dapat diartikan sebagai kemampuan siswa dalam memahami makna secara ilmiah, baik

(3)

konsep secara teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. (Dahar, 2003:4). Penguasaan konsep dijaring dengan menghitung rata-rata indeks gain, setelah diperoleh rata-rata indeks gain kemudian dikategorikan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Pembelajaran yang dilakukan menggunakan media bantu kartu sortir yang dikembangkan oleh Gayatri.

D.Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang digunakan adalah seluruh karakter penguasaan konsep siswa SMA Pasundan 1 Bandung kelas XI-B2 sebanyak 34 siswa pada Tahun Ajaran 2009/2010.

E.Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel ini dilakukan dengan teknik cluster randome sampling. Hal ini dilakukan berdasarkan perolehan nilai dari setiap kelas yang relatif homogen (Arikunto, 2006 : 134).

F. Lokasi Penelitian

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep siswa SMA dengan pembelajaran aktif menggunakan kartu sortir ini dilakukan di SMA Pasundan 1 Bandung yang beralamat di Jalan Balong Gede No.28, Bandung.

(4)

G.Instrumen Penelitian

1. Soal pretest dan posttest merupakan tes pilihan ganda dengan lima option sebanyak 20 soal, digunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa pada materi sistem reproduksi manusia.

2. Angket respon siswa dibuat untuk mengetahui tanggapan siswa selama proses pembelajaran menggunakan kartu sortir. Angket respon siswa terdiri atas delapan pertanyaan, digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran aktif menggunakan kartu sortir yang diterapkan. Angket yang digunakan mengacu pada skala Guttman, dibuat dengan format checklist (√) dengan kriteria pilihan; “ya” atau “tidak”.

3. Lembar observasi

Lembar observasi dibuat untuk memperoleh data tentang keaktifan siswa. Data tersebut dikelompokan berdasarka kriteria yang telah ditentukan.

H.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pemberian tes berupa pretest dan posttest, pengisian angket, dan lembar observasi keaktifan siswa. Soal pretest tentang penguasaan konsep diberikan pada siswa (subjek penelitian) sebelum pembelajaran dimulai untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Soal posttest tentang penguasaan konsep diberikan kepada siswa setelah selesai pembelajaran untuk mengetahui kemampuan akhir siswa. Lembar observasi keaktifan siswa di pegang oleh masing-masing observer setiap kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa. Lembar angket diberikan kepada siswa setelah kegiatan pembelajaran selesai.

(5)

I. Aalisis Data

1. Instrumen Penelitian

Pada tahap persiapan, instrumen penguasaan konsep yang telah dirancang, terlebih dahulu diujicobakan di kelas yang telah mengalami pembelajaran tentang sistem reproduksi pada manusia, yaitu kelas XI B-3 SMA Pasundan 1 Bandung, pada bulan Mei tahun 2010. Analisis ini meliputi uji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan uji tingkat kesukaran. Uji butir soal dilakukan dengan bantuan

software Anatest TM 0.4 version. Berikut analisis uji butir soal yang dilakukan: a). Uji Validitas

Suatu tes dapat dikatakan valid dan sahih, jika bisa mengukur apa yang hendak diukur yang ditekankan pada hasil pengetesan atau skornya (Arikunto, 2008: 72). Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas soal ini yaitu dengan menggunakan rumus korelasi product moment:

=  ∑  − ∑  ∑

 ∑ − ∑  ∑ − ∑ 

Keterangan :

rxy = Validitas butir soal N = Jumlah peserta tes X = Nilai suatu butir soal Y = Nilai soal

Untuk kriteria klasifikasi validitas butir soal bisa di lihat pada Tabel 3.1 berikut ini (Arikunto, 2008: 75).

(6)

Tabel 3.1. Klasifikasi Validitas Butir Soal Rentang Keterangan 0,80 – 1,00 Sangat tinggi 0,60 – 0,80 Tinggi 0,40 – 0,60 Cukup 0,20 – 0,40 Rendah 0,00 – 0,20 Sangat rendah

Rekapitulasi hasil perhitungan validitas soal uji coba dapat dilihat pada Tabel.3.2. berikut ini.

Tabel 3.2. Rekapitulasi Hasil PerhitunganValiditas Interpretasi

Validitas

Nomor Soal Jumlah

Soal Presentasi (%) Sangat Tinggi 14 1 3,3% Tinggi 7,9,20,22,27 5 16,7% Cukup 4,19,21,29,30 5 16,7% Rendah 3,8,17,23 4 13,3% Sangat Rendah 1,2,5,6,10,11,12,13,15,16,18,24, 25,26, 28 15 50% 30 100% b). Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah taraf kepercayaan suatu soal, apakah soal memberikan hasil yang tetap atau berubah-ubah (Arikunto, 2006: 178). Jadi reliabilitas harus mampu menghasilkan informasi yang sebenarnya.

(7)

=  − 1  

− ∑ 

 

Keterangan:

r 11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan

p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

∑pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q n = Banyaknya item

S = Standar deviasi dari tes

Untuk kriteria klasifikasi nilai reliabilitas butir soal bisa di lihat pada Tabel 3.3 berikut ini (Arikunto, 2008: 100).

Tabel 3.3. Klasifikasi Nilai Reliabilitas Butir Soal

Rentang Keterangan 0,80 – 1,00 Sangat tinggi 0,60 – 0,79 Tinggi 0,40 – 0,59 Cukup 0,20 – 0,39 Rendah 0,00 – 0,19 Sangat rendah

c). Uji Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan siswa yang memiliki kemampuan tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan rendah (Arikunto, 2008: 211). Rumus untuk mencari indeks diskriminasi atau daya pembeda (Arikunto, 2008: 213).

(8)

Keterangan :

JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

Untuk kriteria klasifikasi daya pembeda bisa di lihat pada Tabel 3.4 berikut ini (Arikunto, 2008: 218).

Tabel 3.4. Klasifikasi Daya Pembeda

Rentang Keterangan DP ≤ 0,00 Sangat Jelek 0,00 – 0,20 Jelek 0,20 – 0,40 Cukup 0,40 – 0,70 Baik 0,70 – 1,00 Baik sekali

Rekapitulasi hasil perhitungan daya pembeda soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.5. berikut ini.

Tabel 3.5. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Nomor Soal Jumlah

Soal Presentasi (%) Sangat Jelek 1,5,6,10,11,12,13,15,16,18,24 ,25,26,28 14 46,7% Jelek 2 1 3,3% Cukup 3,8,17,19,21,23 6 20% Baik 4,9,29,30 4 13,3% Sangat Baik 7,14,20,22,27 5 16,7% 30 100%

(9)

d). Uji Tingkat Kesukaran

Tujuan dari pengujian tingkat kesukaran adalah untuk mengetahui apakah soal tersebut termasuk kategori mudah dan tidak terlalu sukar (Arikunto, 2008: 207). Rumus yang digunakan untuk mencari tingkat kesukaran adalah sebagai berikut (Arikunto, 2008: 208).

Keterangan:

P = Indeks tingkat kesukaran

B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks yang digunakan pada tingkat kesukaran ini dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut ini (Arikunto, 2008: 210).

Tabel 3.6. Indeks Tingkat Kesukaran

Rentang Keterangan

0,00 – 0,30 Sukar 0,31 – 0,70 Sedang 0,71 – 1,00 Mudah

Rekapitulasi hasil perhitungan tingkat kesukaran soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.7. berikut ini.

Tabel 3.7. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Interpretasi Tingkat

Kesukaran

Nomor Soal Jumlah

Soal Presentasi (%) Sukar 1,3,5,6,10,11,12,16,17,24,25, 26,28 13 43,3% Sedang 4,7,9,13,14,20,22,27,29,30 10 33,3% Mudah 2,8,15,18,19,21,23 7 23,4% 30 100%

(10)

2. Penguasaan Konsep a. Perhitungan Gain

Perhitungan gain dilakukan apabila nilai pretest dan posttest berbeda signifikan. Gain dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Rumus Menghitung Gain (Meltzer, 2003)

Perhitungan gain dengan menggunakan rumus di atas dilakukan pada setiap siswa kelas eksperimen.

Selanjutnya nilai gain tersebut dicari indeks gainnya yang berfungsi untuk memperoleh nilai gain yang netral, agar tidak ada anggapan bahwa gain yang besar menunjukan prestasi siswa yang terbaik. Rumus yang digunakan untuk mencari indeks gain, yaitu:

Gain Indeks Gain =

(Nilai Maksimal-Nilai Pretes)

Berdasarkan indeks gain yang didapatkan maka dapat dikategorikan berdasarkan acuan kisaran tertentu. Acuan kriteria indeks gain yang sudah dinormalisasikan adalah pada Tabel 3.5 di bawah ini (Meltzer, 2003).

Tabel 3.8. Indeks Gain yang Dinormalisasi

Rentang Kategori G ≥ 0,70 Tinggi 0,30 < G < 0,70 Sedang G < 0, 30 Rendah Gain = Posttest-Pretest

(11)

3. Data Angket Tanggapan Siswa

Hasil tanggapan siswa ini dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sudjana, 1989). f P = x 100% N Keterangan: P : Persentase

f : Banyaknya responden memilih jawaban

N : Banyaknya responden yang menjawab kuesioner

4. Data Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Data lembar observasi siswa dideskripsikan berdasarkan indikator yang telah dibuat berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

J. Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan terhadap data kuantitatif dan data kualitatif melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pengolahan Data Kuantitatif

Data yang bersifat kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang diolah secara manual. Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan mencari indeks gain dan ketuntasan belajar.

2. Pengolahan Data Kualitatif

Data kualitatif yang terdiri atas angket siswa dan lembar observasi keaktifan siswa. Berikut mekanisme pengolahan datanya:

(12)

a. Pengolahan data angket

Pada pengolahan data angket, skala kulitatif diubah ke dalam skala kuantitatif. Angket respons siswa ini terdiri atas delapan pertanyaan, digunakan untuk mengetahui respons siswa terhadap pembelajaran yang diterapkan. Angket yang digunakan mengacu pada skala Guttman, dibuat dengan format checklist (√) dengan kriteria pilihan; “ya” atau “tidak”. Untuk pernyataan siswa dengan kriteria “ya”, diberi nilai 1, demikian juga untuk pernyataan dengan kriteria “tidak” juga diberi nilai 1. Setelah semua data dijumlahkan, data tersebut diubah ke dalam bentuk persen. Kemudian dilakukan interpretasi jawaban angket dengan cara membuat kategori sendiri untuk setiap kriteria berdasarkan tabel aturan Koentjaraningrat (1990) sebagai berikut:

Tabel 3.9. Aturan Koentjaraningrat

Persentase Kategori 0 % Tidak ada 1 % - 25 % Sebagian kecil 26 % - 49 % Hampir separuhnya 50 % Separuhnya 51 % - 75 % Sebagian besar 76 % - 99 % Hampir seluruhnya 100 % Seluruhnya

(13)

b. Pengolahan data lembar observasi aktivitas siswa

Data hasil observasi aktifitas siswa merupakan data pendukung penelitian. Data diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa mengenai materi pelajaran yang bersangkutan. Data ini kemudian dibahas sesuai dengan indikator yang telah dibuat dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.10. Interpretasi Sikap Belajar Siswa Dari Observasi

Prosentase Kriteria 90 % ≤ P ≤ 100 % Sangat baik 75 % ≤ P ≤ 90 % Baik 55 % ≤ P ≤ 75 % Cukup 40 % ≤ P ≤ 55 % Kurang 0 % ≤ P ≤ 40 % Sangat kurang K.Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Tahap persiapan adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebelum penelitian dilakukan. Tahap pelaksanaan adalah kegiatan-kegiatan ketika penelitian dilaksanakan dan tahap pengolahan data adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan setelah data penelitian terkumpul yang kemudian diolah.

(14)

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini meliputi:

a. Melaksanakan observasi awal ke SMA Pasundan 1 Bandung sebagai tempat pelaksanaan penelitian untuk identifikasi masalah dan analisis akar penyebab masalah melalui pengamatan proses pembelajaran di kelas.

b. Mengajukan judul kepada ketua jurusan program studi pendidikan Biologi. c. Penyetujuan judul penelitian skripsi.

d. Menyusun proposal penelitian.

e. Melaksanakan seminar proposal dengan beberapa dosen penguji. f. Memperbaiki proposal sesuai dengan saran dari dosen penguji. g. Membuat surat observasi penelitian.

h. Membuat surat perijinan penelitian FPMIPA UPI.

i. Meminta persetujuan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bagian kurikulum SMA Pasundan 1 Bandung.

j. Peneliti bersama dengan guru bidang studi berkolaborasi menentukan tindakan yang tepat dalam pembelajaran konsep sistem reproduksi manusia.

k. Peneliti bekerjasama dengan guru bidang studi untuk menyusun instrumen penelitian, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

l. Menyusun lembar observasi siswa, serta angket tanggapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

(15)

2. Tahap Pelaksanaan

Penelitian telah dilaksanakan di SMA Pasundan 1 Bandung dengan kelas XI-B2 sebagai sampel penelitian. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan melalui dua tahap pertemuan pembelajaran. Kedua tahapan tersebut dijabarkan sebagai berikut:

a. Pertemuan pertama guru membagi siswa ke dalam enam kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa, kemudian setiap perwakilan kelompok maju ke depan untuk mengambil satu amplop yang berisi pertanyaan, pernyataan dan sepuluh kartu sortir yang harus mereka sortir. Ketika dilakukan proses penyortiran kartu, siswa tidak diperkenankan membuka buku sumber, namun ketika proses penyortiran kartu telah selesai, maka siswa diperbolehkan membuka buku sumber. Konsep pada pertemuan pertama yaitu mengenai organ reproduksi luar dan dalam pada pria serta proses pembentukan sperma (Spermatogenesis), dari ke-enam kelompok tersebut setiap dua kelompok mendapatkan konsep yang sama Setelah selesai, maka perwakilan setiap kelompok yang materinya sama melakukan presentasi hasil diskusi kelompok. Setiap siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan apabila ada yang belum dipahami. Untuk satu pertemuan hanya tiga kelompok yang maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusinya, sedangkan kelompok selanjutnya pada pertemuan ke dua.

(16)

b. Pada pertemuan kedua, semua proses pembelajaran sama dengan pertemuan ke satu, hanya konsep yang disampaikan berbeda. Pada pertemuan kedua konsep yang disampaikan mengenai organ reproduksi luar dan dalam pada wanita serta proses pembentukan sel telur (Oogenesis), selanjutnya dilakukan presentasi untuk kelompok yang belum tampil. Setelah semua kelompok melakukan presentasi maka guru memberikan penguatan kepada siswa.

3. Tahap Akhir

a. Mengolah data penelitian

Data penelitian diolah secara manual, dengan cara mencari rata-rata indeks gain untuk menentukan kriteria pembelajaran tersebut.

b. Menganalisis dan membahas data penelitian

Setelah diolah, lalu data penelitian di analisis dan di bahas sesuai dengan data yang diperoleh.

c. Menarik kesimpulan

(17)

L. Bagan Alur Penelitian

Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian Membuat Proposal Penelitian

Menyusun Instrumen dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Instrumen Soal Pretest dan

Posttest, Angket dan Lembar Observasi

Melaksanakan Penelitian

(Implementasi Pembelajaran Aktif Menggunakan Kartu Sortir Sebanyak Dua Kali Pertemuan)

Mengumpulkan Data

Mengolah Data

Kesimpulan

Melalui Proses Judgement dan Revisi Merumuskan Masalah

Gambar

Tabel 3.2. Rekapitulasi Hasil PerhitunganValiditas  Interpretasi
Tabel 3.3. Klasifikasi Nilai Reliabilitas Butir Soal  Rentang  Keterangan  0,80 – 1,00  Sangat tinggi  0,60 – 0,79  Tinggi  0,40 – 0,59  Cukup  0,20 – 0,39  Rendah  0,00 – 0,19  Sangat rendah
Tabel 3.4. Klasifikasi Daya Pembeda
Tabel 3.7. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran  Interpretasi Tingkat
+4

Referensi

Dokumen terkait

Satu hal lagi yang perlu diperhatikan lagi jika kita menggunakan pointer ialah tipe variabel pointer dengan tipe data variabel yang ditunjuknya haruslah sama

Paritas merupakan jumlah kehamilan yang pernah dialami oleh seorang ibu yang menghasilkan janin hidup maupun meninggal.(Bobak, 2004) Hasil penelitian berdasarkan

Contoh dari penerimaan asli daerah adalah penerimaan dari pungutan pajak daerah, dari retribusi daerah, hasil dari perusahaan daerah, dan lainnya yang merupakan sumber

Hasil yang sama juga diperoleh pada analisis Kruskal Walis One Way Anova yang menunjukkan hasil yang tidak signifikan antara status gizi dengan frekuensi sakit, karakteristik

Analisis Kecelakaan Kerja dengan Menggunakan Metode Hazard and Operability Studi (HAZOP). Hubungan antara work-life balance dengan komitmen organisasi perempuan bali

Trauma thorax adalah luka atau cedera mengenai rongga thorax yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yang disebabkan

diperoleh dari bantuan pemerintah cq De- partemen PU dan DKP berupa stimulasi 1 unit bangunan MCK-Sanimas dan 4 unit MCK biasa , 40% kebutuhan sarana pem- buangan sampah berupa