• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA. Burhan Bungin,. Analisis Data Kualitatif, Jakarta: PT. Remaja Grafindo Persada, 2005.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR PUSTAKA. Burhan Bungin,. Analisis Data Kualitatif, Jakarta: PT. Remaja Grafindo Persada, 2005."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Burhan Bungin,. “Analisis Data Kualitatif”, Jakarta: PT. Remaja Grafindo Persada, 2005.

Devito A Joseph,. Dalam Judul Buku. “Analisis Bochner” 1978

Husein, Umar,. “Metode Penelitian Untuk Skripsi & Tesis Bisnis”, Jakarta, Raja Grafindo, 1999.

Hasibuhan Malayu. “Organisasi Dan Motivasi", Bandung, Bumi Aksara, 1992

Krisdianto Hendra, “Perbedaan Budaya Dalam Komunikasi”.Posted September 7th, 2008 .

Liliweri Alo, “Strategi Komunikasi Masyarakat” Penerbit LKiS Yogyakarta 2010.

Lexi, J. Moleong “Metode Penelitian Kualitatif”; Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2005.

Mulyana Deddy,. “Ilmu Komunikasi”, PT. Remaja Rosdakarya.2007.

Mulyana Deddy dan Rakhmat Jalaluddin. “Komunikasi Antar Budaya” PT. Remaja Rodakarya 2010

Singarimbun Masri Dan Effendi Sofian, 1989, Metode Penelitian Survey, Edisi revisi, Jakarta: LP3ES, Hal.3.

Rogers Dalam Judul Buku. “komunikasi antarpribadi”, 1981.

Krisyantono Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006.

Ruslan, Rosadi. “Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi”. Penerbit Raja Wali Pers. 2004

(2)

K Yin Robert, Studi kasus (Desain dan Metode) ahli Bahasa Djanzi M, Jakarta Penerbit Raja Grasindo Perkasa 1995.

Kountur Ronny, “Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis”. Jakarta, 2003

Senjaja Djuarsa Sasa, “Pengantar Komunikasi”, Jakarta, Universitas Terbuka, 1995

Tantowi Budiman. dalam judul buku “seni & teknik berbicara”, Yogyakarta,2010.

Sumber Lain :

Google : http://.Kesalahpahaman komunikasi dalam pergaulan.com

(3)
(4)

SUPIYANTO

Jl. Wadas Kel. Pondok Kacang Barat

RT 003/02 No.19

Kec. Pondok Aren, Ciledug-Tangerang. Telp: 02192548633

I. Data Pribadi

Nama : SUPIYANTO

Tempat/Tgl Lahir : Tangerang, 22 Oktober 1989

Agama : Islam

Umur : 22 tahun

Kewarganegaraan : Indonesia Status Menikah : Belum Menikah Tinggi Badan : 165 cm

Berat Badan : 45 kg

Alamat : Pondok Kacang Barat, Jl. Wadas Rt 003/02 No.19 Ciledug – Tangerang.

Email : aan_supiyanto@yahoo.com

Telepon : 087880490510

II. Pendidikan

2007 – 2012 : Universitas Mercu Buana, Jakarta Barat. 2004 – 2007 : SMA Budi Mulia Ciledug – Tangerang. 2001 – 2004 : SMPN 3 Ciledug – Tangerang.

(5)

DRAFT WAWANCARA

Ditujukan kepada mahasiswa Broadcasting yaitu Indra Pratama berkebudayaan dari daerah (Sumatera Utara), Irma Agita (Sumatera Barat), Retiko Dwi P (Jawa Tengah), Reza Anwar (Bandar Lampung), Madioman (Jawa Barat), Yudi Suharlim(Tiong Hoa), Edwin Isak Maahaly (Ambon) dan Gunawan (Jakarta)

1. Bagaimana keterlibatan anda dengan kebudayaan lain dalam menemukan jati diri dalam pergaulan dikampus?

2. Menurut anda kebudayaan mana yang lebih menunjukan jatidiri atau eksistensinya dikampus?

3. Bagaimana cara anda dan kebudayaan lain untuk mengenal sikap, nilai dan keyakinan dikampus?

4. Bagaimana anda dan kebudayaan lain menjalin keharmonisan dalam pergaulan dikampus?

5. Bagaimana menurut anda ketika perubahan sikap dan sifat terjadi karena sering bergaul dengan budaya lain?

6. Bagaimana cara anda dan kebudayaan lain untuk menghibur, ketika kebudayaan lain mengalami masalah?

7. Bagaimana anda dan kebudayaan lain menyelesaikan masalah ketika adanya perselisihan?

8. Dari kebudayaan mana yang menurut anda ulet dalam melakukan aktivitas dikampus? Kenapa?

9. Kebudayaan mana yang menurut anda keras dan tegas dalam melakukan tindakan? Kenapa?

10. Kebudayaan mana yang kurang mampu menempatkan diri dalam pergaulan dikampus? Kenapa?

11. Budaya mana yang mampu dengan cepat menempatkan diri dilingkungan kampus? Kenapa?

12. Bagaimana menurut anda tentang karakteristik kebudayaan lain yang dianggap berbeda dengan budaya anda?

13. Bagaimana pengaruh kebudayaan lain dalam pergaulan anda?. Memberikan manfaat atau sebaliknya. Dan kenapa?

14. Bagaimana mengantisipasi jika terjadi ketidaksesuaian persepsi ketika anda berhadapan dengan teman dari budaya lain?

(6)

TRANSKIP WAWANCARA

Nara Sumber 1

Nama : Indra Pratama

Tempat /Tgl Lahir : Jakarta, 31 Agustus 1990

Latar Belakang Budaya : Sumatera Utara

1. Bagaimana keterlibatan anda dengan kebudayaan lain dalam menemukan jati diri dalam pergaulan dikampus?

N: “Biasanya.. kalo saya melibatkan diri dalam pergaulan antar budaya saya lebih kearah organisasi”.

P: Organisasi seperti apa?

N: “Organisasi-organisasi yang ada dikampus ini, seperti pemilihan ketua himpunan mahasiswa jurnalis atau kita disebut HMJ. Gue sendiri sebagai mantan atau pernah menjadi ketua, selama itu gue sangat aktif dalam segala kegiatan yang bermanfaat khususnya untuk mahasiswa.

P: Apa yang anda lakukan selama berorganisasi? P: Seperti apa?

N: “Contohnya.. mengajak mereka berdiskusi, mengajak mereka untuk melakukan kegiatan-kegiatan kreatif. Mengadakan acara dikampus, membuat informasi yang akurat tentang perkembangan dunia kerja, penggalangan dana untuk seseorang yang membutuhkan dan lmasih banyak lagi. Karena saya lebih senang bergaul dengan teman-teman dari luar daerah biasanya memiliki semangat yang tinggi dalam berorganisasi dan berdiskusi. Jadi saya lebih mencitrakan diri kearah sana”.

2. Menurut anda kebudayaan mana yang lebih menunjukan jatidiri atau eksistensinya dikampus?

N: “Yang lebih condong banyak yah, saya bergaul dikampus ini ada yang dari makasar, medan, ambon, jawa. Dan biasanya yang lebih menunjukan jatidirinya yaitu dari makasar atau dari ambon.

P: Kenapa?

N: “Karena seringnya mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan mahasiswa lain dan mereka itu paling aktif”

(7)

P: Kegiatan apa?

N: “Yaa.. mengikuti organisasi yang ada dikampus dan bergaul bersama” P: Organisasi seperti apa?

N: “Organisasi kemahasiswaan contohnya seperti menjadi panitia ospek untuk mahasiswa yang baru masuk dan mereka yang lebih aktif dan bersemangat untuk membimbing mahasiswa baru itu”.

3. Bagaimana cara anda dan kebudayaan lain untuk mengenal sikap, nilai dan keyakinan dikampus?

N: “Kalo saya memiliki cara sendiri yaitu dengan cara lebih banyak bertanya. Sok asik si pasti, sok kenal sok deket udah pasti tapi saya lebih banyak bertanya karena banyak hal-hal dijakarta dianggap biasa tapi diluar Jakarta itu bisa menjadi masalah. Jadi saya lebih banyak bertanya, missalnya, “Eh kalo lo disana apa si yang ga disenengin”.

P: Anda melihat kebudayaan lain seperti apa?

N: “ saya melihat kebudayaan lain menarik banget karena kita hidup dikota jakarta juga banyak banget yang dari daerah lain. Dengan seringnya bergaul dengan banyak budaya maka semakin banyak masukan buat saya juga si”.

4. Bagaimana anda dan kebudayaan lain menjalin keharmonisan dalam pergaulan dikampus?

N: “Saya lebih menjaga sikap, setelah saya tau mana yang dianggap kasar dan halus. Saya lebih menjaga itu. Karena biasanya yang saya tau, orang yang berbeda budaya itu berbeda sikap, berbeda prilaku dan cara mereka bertindakpun berbeda”.

P: Budaya mana yang lebih condong untuk menunjukan keharmonisan dalam pergaulan?

N: “Yang lebih harmonis adalah orang medan”.

5. Bagaimana menurut anda ketika perubahan sikap dan sifat terjadi karena sering bergaul dengan budaya lain?

N: “Sempat mengalami perubahan sikap si., Tapi ga seluruhnya, saya tetap menjadi jatidiri saya sebenarnya saya orang besar dijakarta. Perubahanya hanya dari segi bahasa. Misalnya, yang biasanya gue atau loe disini tapi ketika berhadapan dari orang luar Jakarta diganti jadi aku atau kamu dan perubahan lebih kedaerah-daerahan”.

(8)

6. Bagaimana cara anda dan kebudayaan lain untuk menghibur, ketika kebudayaan lain mengalami masalah?

N: “Kebetulan hal ini pernah gue alamin, ketika ada beberapa budaya mengalami masalah dari anak-anak disebrang sana seperti ambon pecahnya perang agama. Kita pernah berdiskusi bareng soal-soal itu, berdiskusi kearah perdamaian, menghibur mereka. Ya simple-simpel aja si seperti searing antar temen aja”.

7. Bagaimana anda dan kebudayaan lain menyelesaikan masalah ketika adanya perselisihan?

N: “Ga ada hal yang spesial untuk menyelesaikan masalah karena ketika kita hidup dijakarta merekapun sudah memahami apa yang sudah menjadi budaya masyarakat Jakarta, walaupun tidak semua masyarakat Jakarta semuanya masyarakat betawi.penyelesian masalahnya simpel seperti kita menyelesaikan masalah seperti biasa saja. Ngomong baik-baik, melakukan pendekatan, ga ada cara-cara khusus”.

8. Dari kebudayaan mana yang menurut anda ulet dalam melakukan aktivitas dikampus? Kenapa?

N: “Gue melihat dari ambon dan medan itu biasanya mereka ulet”. P: Kenapa?

N: “Yang tadi gue bilang, mereka aktif hampir dalam berbagai hal yang ada dikampus dan sangat menekuninya”.

9. Kebudayaan mana yang menurut anda keras dan tegas dalam melakukan tindakan? Kenapa?

N: “Oh tentu biasanya Makasar”. P: Kenapa?

N: “Mereka kalo udah ngomong A ya A”.

10. Kebudayaan mana yang kurang mampu menempatkan diri dalam pergaulan dikampus? Kenapa?

N: “Menurut gua adalah masyarakat jawa, P: Kenapa?

N: “Karena perantauan-perantauan dari jawa menurut gua terkadang mereka mau bersikap sok asik tapi malah jadinya ngebetein. Itu si yang gue kenal-kenal aja ga tau gitu kan bukanya gua mau mengklaim orang jawa itu begini. Menurut gua anak-anak mahasiswa sini banyak yang dari orang jawa”.

(9)

11. Budaya mana yang mampu dengan cepat menempatkan diri dilingkungan kampus? Kenapa?

N: “Wah, Menurut gua si ambon, makasar dan medan mereka mampu lebih cepat untuk menempatkan diri dilingkungan kampus ini”.

P: Kenapa?

N: “Mudah bergaul dengan siapa saja”

12. Bagaimana menurut anda tentang karakteristik kebudayaan lain yang dianggap berbeda dengan budaya anda?

N: “Kalo menurut saya karakteristik yang berbeda itu udah jelas, sayapun sebagai manusia Indonesia yang hidup didalam kultur yang berbeda-beda terutama dijakarta saya harus bisa memahami karakteristik orang medan seperti apa, orang makasar seperti apa dan orang ambon seperti apa ketika saya udah memahami itu saya akan membawa mereka untuk mereka juga memahami karakteristik orang-orang perantauan yang ada dijakarta. Jadi itu sangat menarik sekali ketika kita melakukan pergaulan dengan orang yang berbeda budaya berbeda karakteristik dan kita harus saling memahami dan saling mengerti juga karena biasanya salah-salah sedikit bisa menjadi masalah jadi itu hal yang menantang”.

13. Bagaimana pengaruh kebudayaan lain dalam pergaulan anda?. Memberikan manfaat atau sebaliknya. Dan kenapa?

N: “Dalam pergaulan saya si pengaruhnya ga terlalu besar juga karena saya orang yang bersikeras untuk ini tetap gua walaupun gua bergaul dengan berbeda-beda budaya tetap dengan jatidiri gua sendiri”.

P: Kenapa?

N: “Karena, Justrus kalo gua selama bergaul sama anak-anak daerah itu manfaatnya lebih banyak karena mereka kerasnya itu keras dalam pekerja keras. Gua lebih suka memiliki kelompok dari anak-anak daerah karena dalam mengerjakan tugas itu semangat dalam kuliahnya mereka lebih semangat-semangat justru lebih banyak positifnya dan negatifnya paling ketika temperamental mereka, ketika mereka hobi berantem atau apa mereka lebih sensitifnya kearah situ jadi negatifnya lebih kearah itu aja si. Kadang mereka dengan atas nama setikawan kadang kita punya masalah mereka duluan yang maju, itu si yang biasa gue alamin disini”.

14. Bagaimana mengantisipasi jika terjadi ketidaksesuaian persepsi ketika anda berhadapan dengan teman dari budaya lain?

N: “Gua pribadi mengantisipasinya sama dengan tadi yang pertama gua bilang. Sebelum gua bergaul dengan mereka lebih dalam dan lebih jauh lagi diawal pasti gua tanya tentang perbedaan karakteristik kita perbedaan karakteristik budaya itu karena dengan gua bertanya dengan baik-baik,

(10)

secara pelan, secara halus itu akan menentukan sikap kedepannya gua kepada mereka itu harus gimana setelah kita tau orang karakteristik medan itu seperti ini, orang ini seperti ini seperti itulah gimana kita harus bersikap, bagaimana cara gua harus berprilaku dan berbicara”.

P : Oke.. pertanyaan gue yang terakhir

15. Kenapa dalam menjalin hubungan perlu memahami budaya lain?

N: “Itu perlu banget, karena manusia sebagai makhluk sosial dan kita tidak hidup dengan budaya yang sama saja. Manusia diseluruh dunia inikan berbagai macam kultur. Karena kita bergaul dengan orang lain diluar sana atau dikampus kita tidak bisa memahami budaya orang itu akan menjadi masalah buat diri kita sendiri dan lambat laun akan menjadi bumerang buat diri kit, Itu menurut gua betapa pentingnya memahami budaya lain”. P: Tankz yee..!!

N: “Sama-sama sob”. Nara Sumber 2

Nama : Irma Agita

Tempat /Tgl Lahir : Dumai, 30 Maret 1990

Latar Belakang Budaya : Sumatera Barat

1. Bagaimana keterlibatan anda dengan kebudayaan lain dalam menemukan jati diri dalam pergaulan dikampus?

N: “Tidak terlalu sulit untuk bergaul dengan kebuayaan lain karena saya sendiri adalah orang yang pendatang di jakarta,jadi saya harus bisa berinteraksi dengan budaya apa saja”.

P: Bergaul seperti apa?

N: “Saya sendiri mengikuti kegiatan organisasi dikampus, seperti orange media yaitu organisasi yang mencangkup kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun mahasiswa lain”.

P: “Apa yang anda lakukan di orange media?

N: “Mencari informasi-informasi penting dan kami menyebarkan itu kepada mahasiswa, seperti halnya berita yang kami buat secara berkelompok dan kegiatan itu mendapat apresiasi dari kampus meski berupa material yang mungkin minim untuk kami tapi kami mensyukuri atas kerja keras kita”.

(11)

2. Menurut anda kebudayaan mana yang lebih menunjukan jatidiri atau eksistensinya dikampus? Kenapa?

N: “Menurut saya betawi yang paling menunjukan eksistensinya”. P: Kenapa?

N: “Identitas mereka sering ditunjukan mungkin karena mereka asli tinggal disini”.

P: Sunda?

N: “Baik sekali orang-orang sunda dalam menunjukan eksistensinya, ia lebih berpartisifasi saja kepada orang dari daerah lain”.

P: Anda melihat budaya jawa seperti apa?

N: “Cukup baik ya dalam menunjukannya tetapi orang jawa menurut saya masih malu-malu dalam menunjukannya atau beinteraksi”.

P: Sumatera?

N: “Masih standarlah, mereka masih menunjukan eksistensinya dengan baik mungkin karena mereka jauh-jauh datang ke jakarta dan keinginan mereka dalam menimba ilmu cukup baik sekali”.

P: Ambon?

N: “Mereka menurut saya menunjukan eksistensinya dengan ketegasan atau keras dalam melakukan sesuatu tetapi mereka sebenarnya baik tetapi kontrol emosinya saya yang kurang”.

3. Bagaimana cara anda dan cara kebudayaan lain untuk mengenal sikap, nilai dan keyakinan dikampus?

N: “Mendekatkan diri dengan orang tersebut dan belajar beradaptasi dengan budayanya”.

P: Anda melihat kebudayaan lain seperti apa? Betawi misalnya. N: “Ya, mungkin nongkrong sama teman-temannya”.

P: Sunda?

N: “Pendekatan personal, mereka biasanya mendekati seseorang dengan pendekatan yang sangat dalamlah bisa dibilang begitu”.

(12)

N: “Dengan tutur kata yang sopan mereka mampu dengan cepat menjalin hubungan”.

Batak?

P: “Simpati mereka kepada orang lain itu baik sekali”. Simpati seperti apa?

N: “Yaa, kalo seseorang mempunyai masalah mereka sering mengajak bercanda meski kadang-kadang bercandanya berlebihan”.

P: Ambon?

N: “Dengan kesetiakawanannya mereka mungkin ingin lebih tau gimana orang lain”.

4. Bagaimana anda dengan kebudayaan lain menjalin keharmonisan dalam pergaulan dikampus?

N: “Pendekatan personal saja”.

P: Budaya mana yang lebih menunjukan keharmonisan dalam pergaulan? N: “Sunda”.

P: Kenapa?

N: “Mereka asik aja diajak berbicara dan perhatiaannya”. P: Anda Melihat orang jawa bagaimana?

N: “Sopan dalam berbicara tetapi kurang cukup mampu untuk bergaul lebih jauh aja”.

P: Sumatera?

N: “Baik-baik orangnya dan mampu bergaul dengan siapa saja”. P: Ambon?

N: “Aga sedikit keras ya, bukanya saya menjelekan tetapi mungkin dari sananya jadi kurang begitu harmonis aja”.

5. Bagaimana menurut anda ketika perubahan sikap dan sifat terjadi karena sering bergaul dengan budaya lain?

N: “ Menurut saya itu adalah hal yang wajar, sebab dalam psikologipun menyatakan bahwa perubahan sikap dan sifat manusia itu dipengaruhi oleh lingkungannya ”.

(13)

P: Kenapa bisa terpengaruh lingkungan?

N: “Karena mereka sering atau rutin melakukannya, jadi telah menjadi kebiasaan buat mereka”.

P: Contohnya?

N: “Bisa dari segi bahasa maupun tingkahlaku”.

6. Bagaimana cara anda dan kebudayaan lain untuk menghibur, ketika kebudayaan lain mengalami masalah?

N: “Dengan cara mendekatkan dia dan menghibur misalnya memberikan sesuatu untuk dia agar hatinya merasa senang”.

P: Orang betawi seperti apa menghiburnya? N: Dengan candaan-candaan mereka biasanya

Orang jawa?

N: “Mungkin mereka hanya mengajak bicara saja dan mencarikan solusi”. P: Sunda?

N: “Biasa saja” P: Ambon?

N: “Solidaritasnya aja cukup tinggi atau bisa dibilang lebih bersimpatik”.

7. Bagaimana anda dengan kebudayaan lain menyelesaikan masalah ketika adanya perselisihan?

N: “Dengan cara membicarakannya dan memberikan solusi saja

P: Anda melihat orang betawi gimana cara mereka menyelesaikan masalah? N: “Sama saja saya rasa, dengan cara berbicara dengan yang mempunyai

masalah”. P: Sunda?

N: “Sama, seperti itu juga”. N: Ambon?

N: “Lebih kearah tindakan dari pada berdiskusi panjang saya rasa” P: Tindakan seperti apa?

(14)

N: “Saya ga bisa nyebutin secara gambang tetapi mungkin aga sedikit kasar saja menurut saya”.

8. Dari kebudayaan mana yang menurut anda ulet dalam melakukan aktivitas dikampus? Kenapa?

N: “Menurut saya suku jawa dan sunda”. P: Kenapa?

N: “Kurang begitu tau yah, yang saya liat dari teman-teman saya ya dari kebudayaan itu”.

9. Kebudayaan mana yang menurut anda keras dan tegas dalam melakukan tindakan? Kenapa?

N: “Batak dan Ambon” P: Kenapa?

N: “Dari gaya bicaranya saja sudah ketahuan yah bahwa budaya mereka lebih keras dibanding jawa maupun sunda”

10. Kebudayaan mana yang kurang mampu menempatkan diri dalam pergaulan dikampus? Kenapa?

N: “ Suku betawi, P: Kenapa?

N: “Kurang mampu buat diajak serius saja”.

11. Budaya mana yang mampu dengan cepat menempatkan diri dilingkungan kampus? Kenapa?

N: “Batak, Riau, Ambon, Jawa dan Sunda”. P: Kenapa?

N: “Ya lebih mampu berpartisipasi aja”. P: Dalam hal?

N: “Pembelajaran dikampus”.

12. Bagaimana menurut anda tentang karakteristik kebudayaan lain yang dianggap berbeda dengan budaya anda?

(15)

N: “Menurut saja biasa saja dan wajar saja sebab setiap budaya sudah pasti memiliki kultur ataupun kebiasaan berbeda-beda dan kita yang memiliki budaya lain hharus saling menghormati”.

13. Bagaimana pengaruh kebudayaan lain dalam pergaulan anda?. Memberikan manfaat atau sebaliknya. Kenapa?

N: “Menurut saya kebudayaan lain memberikan pengaruh yang bermanfaat untuk saya seperti orang sunda dan bengkulu”.

P: Kenapa?

N: “Karena sifat mereka yang pekerja keras dan rajin yang membuat saya termotivasi juga”’

14. Bagaimana mengantisipasi jika terjadi ketidaksesuaian persepsi ketika anda berhadapan dengan teman dari budaya lain?

N: “Saya mencoba meluruskan lagi pendapat saya kepadanya dan dibicarakan dengan baik-baik”

P: Budaya lain seperti apa?

N: “Saya rasa sama saja, merekapun ingin tidak terjadi timbulnya persaingan ataupun kekerasan”.

15. Kenapa dalam menjalin hubungan perlu memahami budaya lain?

N: “Ya, sebab kita tidak hidup dan berinteraksi dengan satu budaya melainkan dengan banyak budaya dan setiap budaya memiliki kebiasaan yang berbeda-beda maka kita harus saling menghormati dan memahaminya”. Nara Sumber 3

Nama : Retiko Dwi P

Tempat /Tgl Lahir : Jakarta, 15 Maret 1988

Latar Belakang Budaya : Jawa Tengah

1. Bagaimana keterlibatan anda dengan kebudayaan lain dalam menemukan jati diri dalam pergaulan dikampus?

N: “Biasa saja, bergaul engan siapa saja. Ga harus dengan orang dari kebudayaan jawa saja atau budaya mana. Ya saling berbaur saja”.

(16)

N: “Nongkrong bareng”. P: Terus ngapain aja?

N: “Ngobrol dan membicarakan hal-hal apa aja, terutama yang bermanfaat” 2. Menurut anda kebudayaan mana yang lebih menunjukan jatidiri atau

eksistensinya dikampus? Kenapa? N: “Betawi lebih eksis”.

P: Kenapa?

N: “Karena tinggal ditempatnya sendiri atau ini adalah daerahnya sendiri”. 3. Bagaimana cara anda dan cara kebudayaan lain untuk mengenal sikap, nilai

dan keyakinan dikampus?

N: “Tidak apa-apa menurut saya memang karakter masing-masing budaya berbeda-beda dan saya lebih melihat dari karakter merekanya ya, seperti orang jawa kalem dan batak keras”.

P: Anda melihat kebudayaan lain seperti apa?

N: “Mereka juga sama bergaul dengan saya dan yang lainnya dengan pendekatan. Dimulai dari mereka minta tuk berkenalan dan akhirnya menjadi teman bahkan bisa menjadi sahabat”.

4. Bagaimana anda dengan kebudayaan lain menjalin keharmonisan dalam pergaulan dikampus?

N: “Berbaur saja dengan budaya lain,

P: Budaya mana yang lebih menunjukan keharmonisan dalam pergaulan? N: Saya lebih sering ke orang yang berasal dari kebudayaan betawi”. P: Kenapa?

N: “Suka bercanda”.

5. Bagaimana menurut anda ketika perubahan sikap dan sifat terjadi karena sering bergaul dengan budaya lain?

N: “Selagi positif itu tidak apa-apa. Dan jujur selama gua tinggal disini dari bahasa juga berubah”.

(17)

N: “Ya lebih mengikuti dari bahasa asal sininya, karena mungkin saya lebih sering bergaul dengan mereka. Biasanya saya kalo dirumah menggunakan bahasa dari daerah saya yaitu jawa”.

6. Bagaimana cara anda dan kebudayaan lain untuk menghibur, ketika kebudayaan lain mengalami masalah?

N: “ya ngomong baik-baik saja, diselesaikan secara baik-baik”. P: Budaya mana yang sering menghibur?

N: “Betawi kalo menghibur rame dan orangnya lucu-lucu, mungkin mereka pandai dalam hal mengambil sikap ketika adanya masalah muncul”.

7. Bagaimana anda dan kebudayaan lain menyelesaikan masalah ketika adanya perselisihan?

N: “Diselesaikan secara damai, tanpa adanya kekerasan dan diselesaikan dengan musyawarah”.

8. Dari kebudayaan mana yang menurut anda ulet dalam melakukan aktivitas dikampus? Kenapa?

N: “Menurut saya jawa yah”. P: Kenapa?

N: “Ya mereka lebih teliti aja dalam mengerjakan sesuatu”. P: Seperti?

N: “Belajar dikelas, nerjain tugas kuliah”

9. Kebudayaan mana yang menurut anda keras dan tegas dalam melakukan tindakan? Kenapa?

N: “Batak dan ambon, ya gua bukanya untuk mendeskriminasikan suku mereka,

P: Kenapa?

N: “Yang saya lihat sikap mereka dalam melakukan tindakan.”

10. Kebudayaan mana yang kurang mampu menempatkan diri dalam pergaulan dikampus? Kenapa?

N: “Orang papua, P: Kenapa?

(18)

N: “Mungkin karena perbedaan warna kulit”.

11. Budaya mana yang mampu dengan cepat menempatkan diri dilingkungan kampus?

N: “Wah, Menurut gua si ambon, makasar dan medan” P: Kenapa?

N: “Mereka mampu lebih cepat untuk menempatkan diri dilingkungan kampus ini”.

12. Bagaimana menurut anda tentang karakteristik kebudayaan lain yang dianggap berbeda dengan budaya anda?

N: “Berbeda si gak apa-apa, menurut gua si semakin banyak bergaul ya semakin luas wawasan aja”.

13. Bagaimana pengaruh kebudayaan lain dalam pergaulan anda?. Memberikan manfaat atau sebaliknya. Kenapa?

N: “Bagus ya menurut saya pengaruhnya, lebih kearah positif dan bermanfaat,

Kenapa?

N: “Karena dapat menambah teman, pengalaman, wawasan tentang budaya orang lain diluar budaya kita”.

14. Bagaimana mengantisipasi jika terjadi ketidaksesuaian persepsi ketika anda berhadapan dengan teman dari budaya lain?

N: “Kita saling menghargailah dengan yang berbeda budaya”. 15. Kenapa dalam menjalin hubungan perlu memahami budaya lain?

N: “Kita makhluk sosial. Gua si pengen tau budaya lain itu gimana, buat pengetahuan gua juga nantinya. Ga cuma kebudayaan gua aja yang gua pelajari”.

Nara Sumber 4

Nama : Reza Anwar

Tempat /Tgl Lahir : Jakarta, 08 Juni 1989

(19)

1. Bagaimana keterlibatan anda dengan kebudayaan lain dalam menemukan jati diri dalam pergaulan dikampus?

N: “Saya hanya ikut nongkrong saja, aktif misalnya teman-teman sedang mengadakan acara”.

P: Acara apa?

N: “Kumpul-kumpul bareng aja, ngobrol soal perkuliahan”

2. Menurut anda kebudayaan mana yang lebih menunjukan jatidiri atau eksistensinya dikampus? Kenapa?

N: “orang padang lebih menunjukan eksistensinya”. P: Kenapa?

N: “Karena mungkin dari adatnya yang pandai berdagang jadi dalam bergaulpun begitu”.

3. Bagaimana cara anda dan kebudayaan lain untuk mengenal sikap, nilai dan keyakinan dikampus?

N: “Mencoba lebih mengerti perasaan, apakah perasaan dia sedang senang atau tidak”.

P: Anda melihat kebudayaan lain seperti apa?

N: “Saya melihat biasa saja ya tpi yang lebih menunjukan sikap adalah dari orang jawa dia lebih rajin dalam kegiatan dikampus”.

4. Bagaimana anda dengan kebudayaan lain menjalin keharmonisan dalam pergaulan dikampus?

N: “Seperti toleransi dan seperti biasa saja searing bersama”.

P: Budaya mana yang lebih menunjukan keharmonisan dalam pergaulan? N: “Yang lebih harmonis orang padang”.

P: Kenapa?

N: “Mungkin mereka lebih perhatian saja”.

5. Bagaimana menurut anda ketika perubahan sikap dan sifat terjadi karena sering bergaul dengan budaya lain?

N: “Ketika saya sering bergaul jadi saya mengerti. Perubahan ada tapi cenderung ke arah yang positif”.

(20)

6. Bagaimana cara anda dan kebudayaan lain untuk menghibur, ketika kebudayaan lain mengalami masalah?

N: “Coba untuk mengerti apa permasalahan dia dan mencari solusi”.

7. Bagaimana anda dan kebudayaan lain menyelesaikan masalah ketika adanya perselisihan?

N: “Selesaikan secara musyawarah”. P: Musyawarah seperti apa?

N: “Ngomong baik-baik aja ma dia”

8. Dari kebudayaan mana yang menurut anda ulet dalam melakukan aktivitas dikampus? Kenapa?

N: “Kebudayaan jawa, P: Kenapa?

N: “ Karena mereka lebih aktif aja”. P: Aktif dalam hal?

N: “Belajarnya”

9. Kebudayaan mana yang menurut anda keras dan tegas dalam melakukan tindakan? Kenapa?

N: “Batak, P: Kenapa?

N: “Mungkin memang sudah dari sananya atau memang sudah adatnya seperti itu”.

10. Kebudayaan mana yang kurang mampu menempatkan diri dalam pergaulan dikampus? Kenapa?

N: “Kalo saya liat si jawa, P: Kenapa?

N: “Karena kurang asik aja diajak nongkrong”.

11. Budaya mana yang mampu dengan cepat menempatkan diri dilingkungan kampus? Kenapa?

(21)

P: Kenapa?

N: “ Memang anaknya sedikit supel”.

12. Bagaimana menurut anda tentang karakteristik kebudayaan lain yang dianggap berbeda dengan budaya anda?

N: “Biasa saja”.

13. Bagaimana pengaruh kebudayaan lain dalam pergaulan anda?. Memberikan manfaat atau sebaliknya. Kenapa?

N: “Manfaat pasti, P: Kenapa?

N: “Jadi saya bisa tau gaya mereka bagaimana dan wawasan menjadi luas”. 14. Bagaimana mengantisipasi jika terjadi ketidaksesuaian persepsi ketika anda

berhadapan dengan teman dari budaya lain?

N: “Perbedaan persepsi si wajar, tapi kita liat dulu apa masalahnya dan lebih jaga cara kita berkomunikasi aja”.

15. Kenapa dalam menjalin hubungan perlu memahami budaya lain?

N: “Perlu, sebab dengan kita mengerti budaya lain maka semakin banyak apa yang kita ketahui. Mulai dari sifat, karakter dan segala yang kita tidak ketahui sebelumnya”.

Nara Sumber 5

Nama : Madioman

Tempat /Tgl Lahir : Tangerang, 07 mei 1991

Latar Belakang Budaya : Jawa Barat

1 Bagaimana keterlibatan anda dengan kebudayaan lain dalam menemukan jati diri dalam pergaulan dikampus?

N: “Kalo keterlibatan gua si, yaa paling nongkrong-nongkrong aja sama temen yang beda budayanya, kan gue punya salah satunya orang padang yang juga juga kenal dia dan jadi akhirnya gue nongkrong bareng dia sampai sekarang”.

(22)

N: “Gue cuma ngobrol dan tukar pikiran aja sama mereka, dan kalo gue punya masalah mereka suka ngebantu gue. Ya... Berguna juga sih untuk menambah pengalaman yang tadinya kita tidak tau menjad tau”.

2 Menurut anda kebudayaan mana yang lebih menunjukan jatidiri atau eksistensinya dikampus? Kenapa?

N: “Yang pertama pendekatan bareng-bareng, adi bareng terus sama dia supaya gue lebih tau kebudayaan mereka. Selama ini sih dari budaya jawa yang lebih menunjukan eksistensinya”

P: Kenapa?

N: “Mereka lebih pro-aktif dalam melakukan kegiatan “. P: Kegiatan seperti apa?

N: “Ya seperti kegiatan belajar di kampus, ngerjain tugas bareng”. P: Anda melihat orang Sunda?

N: “Sama aja sih, tetapi tidak terlalu menunjukan seperti orang jawa. Yaa meskipun ada satu atau dua orang saja”

P: Orang sumatera?

N: “Saya sangat mengerti orang yang dari daerah sumatera karena saya mempunyai teman dekat, mereka sangat perduli dengan keadaan sekitar”. P: Keadaan seperti apa?

N: “Menolong disaat adanya kesulitan ekonomi maupun aktifitas dikampus, mereka ga pelit aja”.

P: Ambon, seperti apa?

N: “Menurut saya orang ambon sangat tegas dan keras dalam melakukan aktifitas di kampus, jadi terlihat lebih menonjol watak atau prilaku mereka saja, tapi pada dasarnya mereka semua asik seperti budaya lain”.

3 Bagaimana cara anda dan cara kebudayaan lain untuk mengenal sikap, nilai dan keyakinan dikampus?

N: “Kita saling mengerti ajah, gak boleh saling memaksakan kebudayaan kita tuh yang terbaik apaplagi menonjolkan rasialisme dan gue sih orangnya pasti mengalah”.

(23)

N: “Ya teman-teman gue sih banyak dari yang betawi, mereka semua pandai mendekatkan diri dengan bercanda yang membuat asik suasana dan mereka mudah bergaul”.

Sunda?

N: “Sama seperti yang lain, mereka juga asik-asik untuk diajak bergaulnya dan mereka berteman dengan siapa saja dan kebanyakan hanya untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat”

P: Kegiatan seperti apa?

N: “Melakukan kegiatan organisasi seperti ada beberapa dari teman saya yang berkecimpung di orange media. Nah, di situh mereka mengenal sikap dan sifat diri seseorang sama seperti saya juga yah”.

P: Jawa?

N: “Kalo jawa sih...!!! Saya melihatnya hanya ia mendekatkan diri dengan sesama budayanya saja tetapi saya tidak tau juga sih, mungkin saya tidak terlalu banyak mengenal orang-orang yang dari daerah jawa”.

P: Batak?

N: “Mereka solidaritas kepada budaya lain, itu mungkin untuk dia mengenal seseorang”.

P: Ambon?

N: “Saya melihat orang ambon aktif dikegiatan-kagiatan di kampus” P: Kegiatan ap?

N: “Seperti unit kegiatan mahasiswa di Mercu Buana ini Mungkin dari situ mereka mampu mengenal sikap budaya lain”.

4 Bagaimana anda dengan kebudayaan lain menjalin keharmonisan dalam pergaulan dikampus?

N: “Gue sih cukup ngertiin ajah budaya mereka, seperti bertukar pikiran dan mencari solusi bareng, dari situ gue bisa lebih deket sama mereka”.

P: Budaya mana yang lebih menunjukan keharmonisan dalam pergaulan? N: “Bagi gue sih semuanya sama aja harmonis. Tetapi, karna teman deket

gue dari padang, yaaaaa... budaya itulah menurut gue yang lebih harmonis ”.

(24)

N: “Ya.. Mereka mudah bergaul dengan siapa saja, tetapi saya belum begitu memahami budaya jawa yang saya tau cuma mereka rajin”.

Rajin dalam hal apa?

N: “Dalam mengerjakan tugas, jadi yang lainnya juga ikut semangat dalam ngerjain tugasnya, dari situ mungkin orang jawa bisa menunjukan keharmonisannya kepada budaya lain”.

P: Sumatera?

N: “Lebih setia kawannya tinggi, mereka lebih suka membantu dikala gue sedang ada masalah ketimbang budaya lain”.

P: Ambon?

N: “Gue tidak terlalu faham sama orang ambon, sepintas gue sih ngelihat mereka lebih nunjukin keharmonisnya dengan membela kawannya yang terlibat masalah meski sampai adanya pertengkaran”.

5 Bagaimana menurut anda ketika perubahan sikap dan sifat terjadi karena sering bergaul dengan budaya lain?

N: “Perubahan sikap sih pasti yah,, tapi tergantung juga. Ketika gue terpengaruh terhadap kebudayaan lain, tapi gue tau walaupun biasanya yang ke bawa juga ada, ya,, misalnya yang biasanya enggak keluar malam untuk berkumpul bersama teman, jadi sering keluar malem”.

P: Kenapa bisa terpengaruh lingkungan?

N: “Ingin aja tau gmn pergaulan tetapi masih yang wajar-wajar aja”. P: Contohnya?

N: “Bermain futsal dan hanya sekedar ngomongin soal perkuliahan aja”.

6 Bagaimana cara anda dan kebudayaan lain untuk menghibur, ketika kebudayaan lain mengalami masalah?

N: “Gue punya temen orang palembang, dya wataknya keras juga.. dia ga pernah mau ngalahtapi gue baik-baikin aja”.

P: Orang jawa sepertia apa menghiburnya?

N: “Sama aja saya rasa.. mereka mengajak diskusi, ngobrol bareng dan lebih ditunjukan aja kalo orang jawa tuh”.

(25)

N: “Kalo sunda saya melihatnya apa yaa.. mungkin mereka lebih kepada pendekatan”

P: Pendekatan seperti apa?

N: “Mendekatkan dirinya kepada orang yang punya masalah dan mereka biasanya aga lebih mendalam aja”.

P: Ambon?

N: “Lebih kepada tindakan atau perbuatan aja trus bisa dari bercanda dari segi bahasa juga bisa, dia kan berbeda tuh gaya bahasanya paling menonjol. Ya mungkin dari situ dia bisa menghibur, biasanya si begitu”. 7 Bagaimana anda dengan kebudayaan lain menyelesaikan masalah ketika

adanya perselisihan?

N: “Seperti yang gua bilang tadi, ya mengalah..”.

P: Anda melihat orang betawi gimana cara mereka menyelesaikan masalah? N: “Dengan cara ngobrol bareng, mereka kan suka atau sering banget

berkumpul”. P: Sunda?

N: “Sama aja ya.. berdiskusi, mencarikan jalan keluar untuk menyelesaikan suatu masalah”.

P: Ambon?

N: “Mereka lebih aktif aja dalam menyelesaikan suatu masalah” P: Aktif seperti apa?

N: “Berani mengambil keputusan kayanya mereka”.

8 Dari kebudayaan mana yang menurut anda ulet dalam melakukan aktivitas dikampus? Kenapa?

N: “Orang jawa”. P: Kenapa?

N: “Kalo gue dalam keseharian yang gua liat si jawa ya, dari belajarnya maupun kegiatan lain”.

P: Anda melihat betawi gimana?

(26)

P: Kalo orang sunda?

N: “Ulet, meskipun ada juga yang beberapa dari mereka, tapi masih orang jawa yang sangat terlihat”.

P: Sumatera?

N: “Enak untuk diajak bergaul dan mengerjakan tugas kuliah, jadi mereka ulet dibagian itu. Saya merasakan karena saya mempunyai beberapa teman yang dari daerah sumatera, seperti palembang dan padang.

P: Ambon?

N: “Dalam beraktifitas atau adanya-adanya kegiatan dikampus mereka terlihat lebih giat”.

P: Kegiatan seperti apa?

N: “Seperti main futsal dan mengikuti kegiatan-kegiatan UKM lain atau Unit Kegiatan Mahasiswa disini”.

9 Kebudayaan mana yang menurut anda keras dan tegas dalam melakukan tindakan? Kenapa?

N: “Batak” P: Kenapa?

N: “Dilihat dari logatnya aja ketahuan yah dan mengambil tindakan dia keras” P: Logat yang bagaimana?

N: “Bahasanya, sudah terlihat aga kencang dan menurut saya itu kasar”. P: Terus tindakan seperti apa?

N: “Seperti adanya masalah mereka lebih mudah terpancing emosi dan melakukan hal-hal diluar dugaan, yaa.. seperti berkelahi mungkin”.

P: Anda melihat orang betawi bagaimana?

N: “Kurang tegas dalam melakukan tindakan, masih kebanyakan mikir mungkin karena tidak terlalu serius dalam melakukan apapun tindakan yang mesti dilakukan”.

P: Jawa?

N: “Lebih secara halus aja kalo mereka melakukan apapun tindakan yang dilakukan”.

(27)

P: Sunda?

N: “Sama, mereka juga halus dalam tindakan”. P: Ambon?

N: “Lebih kasar, sama seperti budaya dari batak”

10 Kebudayaan mana yang kurang mampu menempatkan diri dalam pergaulan dikampus? Kenapa?

N: “Kurang begitu tau yah”. P: Kenapa?

N: “Sampai saat ini belum menemukan aja”.

11 Budaya mana yang mampu dengan cepat menempatkan diri dilingkungan kampus? Kenapa?

N: “Jawa”. P: Kenapa?

N: “Dia kalo lagi ngumpul udah kaya reunian”.

12 Bagaimana menurut anda tentang karakteristik kebudayaan lain yang dianggap berbeda dengan budaya anda?

N: “Gua si menghormati, apa lagi budaya jawa dengan sunda beda banget dan ya saling menghormati aja”.

13 Bagaimana pengaruh kebudayaan lain dalam pergaulan anda?. Memberikan manfaat atau sebaliknya. Kenapa?

N: “Ga ada pengaruh” P: Kenapa?

N: “Gue tetap pada jati diri dan juga liat dan belajar”. P: Liat dan belajar seperti apa?

N: “Liat dari budaya lain seperti apa, gimana sih watak mereka dan kebiasaan mereka dan gue jd lebih tau”.

14 Bagaimana mengantisipasi jika terjadi ketidaksesuaian persepsi ketika anda berhadapan dengan teman dari budaya lain?

(28)

P: Budaya lain seperti apa, betawi misalnya?

N: “Dengan bercanda mereka mampu meluluhkan keadaan, agar tidak terjadinya hal yang tidak diinginkan, ribut-ribut misalnya “.

P: Jawa?

N: “Lebih menjaga sikap”. P: Seperti apa?

N: “Menjaga tutur kata dan tindakan yang mesti dilakukan, tidak gegabah aja” P: Sumatera?

N: “Sama saja menurut saya tetapi lebih solidaritas saja”. P: Ambon?

N: “Wah itu saya melihatnya kebanyakan tidak berfikir panjang tetapi lebih kearah emosional”.

P: Emosional seperti apa?

N: “Berbicara lantang yang pada akhirnya malah mempersuram keadaan”. 15 Kenapa dalam menjalin hubungan perlu memahami budaya lain?

N: “Perlu donk, supaya kita lebih harmonis tentunya.. kan kalo misalnya kita berbeda-beda budaya dan kita menerapkan budaya masing-masing. Ya ga kan harmonis”.

Nara Sumber 6

Nama : Yudi Suharlim

Tempat /Tgl Lahir : Tangerang, 23 November 1992

Latar Belakang Budaya : TiongHoa

1. Bagaimana keterlibatan anda dengan kebudayaan lain dalam menemukan jati diri dalam pergaulan dikampus?

N: “Ikut organisasi, dari kebudayaan lain juga sama dan kebudayaan lain gua mengikuti tatacara mereka aja. Kebudayaan gua ga merasa minoritas tapi gua ikutin adat-adat mereka dari itu gua lebih terima mereka”.

(29)

P: Organisasi seperti apa?

N: “Disini gua bergabung dengan salah satu kegiatan yang diadakan dikampus, yaitu orange media”.

P: Melakukan kegiatan apa saja?

N: “Banyak yah, seperti rapat soal masalah yang timbul disekitar kampus dan mencarikannya solusi, dan membuat iklan untuk apa saja”.

2. Menurut anda kebudayaan mana yang lebih menunjukan jatidiri atau eksistensinya dikampus? Kenapa?

N: “Dari ambon” P: Kenapa?

N: “Mereka lebih aktif dalam bergaul“. P: Bergaul seperti apa?

N: “Nongkrong, olah raga dan belajar”. P: Anda melihat orang Betawi?

N: “ Kalo betawi sering terlihat kumpul-kumpul aja, mungkin bertukarpikiran ataupun belajar juga”.

P: Jawa?

N: “Mereka lebih menunjukan belajarnya aja bagus”. P: Sunda?

N: “Keramahannya mungkin, seperti gampang negor”. P: Orang sumatera?

N: “Semangatnya lebih ditonjolkan”. P: Dalam hal?

N: “Bergaul”. P: Ambon?

N: “Mereka gampang diterima lingkungan, karena mungkin lebih berani untuk bergabung dengan teman dari kebudayaan lain”.

(30)

3. Bagaimana cara anda dan cara kebudayaan lain untuk mengenal sikap, nilai dan keyakinan dikampus?

N: “Gua si liat dari logat gaya bicara dia dan pergaulannya dia. Misalnya dia berbagi minuman, rokok dan gua sendiri sama sering berbagi dan nongkrong bareng”.

P: Anda melihat cara kebudayaan lain seperti apa? Betawi misalnya. “Sering banget berkumpul, itu aja si”.

P: Kalo jawa?

N: “Sama seperti orang betawi, kumpul-kumpul bareng” P: Sunda?

N: “Sama juga” P: Sumatera?

“Aga berbeda kalo budaya mereka, mungkin karena berbeda pulau yah”. P: Berbedanya gimana?

N: “Mereka lebih kepada diri sendiri dan teman-teman dekatnya saja, jarang untuk bergabung atau berbaur seperti orang betawi atau bahkan rantauan dari jauh mereka lebih ingin berprestasi dalam aktifitas atau pembelajaran dikampus, jadi mungkinmereka lebih sulit mengenal sikap atau sifat kebudayaan lain”

P: Ambon?

N: “Mudah bergabung dengan siapapun orangnya, dan dia bisa lebih mengenal sikap atau sifat budaya lain”.

4. Bagaimana anda dengan kebudayaan lain menjalin keharmonisan dalam pergaulan dikampus?

N: “Mencari kecocokan masing-masing, bukan perbedaan tapi persamaan” P: Persamaan seperti apa?

N: “Seperti cara pandang dan sikapnya”.

P: Budaya mana yang lebih menunjukan keharmonisan dalam pergaulan? N: “Ambon”.

(31)

N: “Sering bergaul aja, jadi mereka lebih kelihatan harmonis”. P: Anda Melihat orang jawa bagaimana?

N: “Kurang begitu terlihat keharmonisannya dalam pergaulan dikampus ini yah”

P: Kenapa?

N: “Menurut saya, mereka kurang mampu menjalin hubungan baik kepada budaya lain jadi terlihat kurang simpati mungkin”.

P: Sumatera?

N: “Orang sumatera itu bagus dalam memupuk keharmonisannya kepada orang lain, dia lebih menunjukan kewibawaannya saja”.

P: Ambon?

N: “Katanya si terkenal kasar, tetapi menurut saya mereka cukup harmonis karena saya melihat mereka gampang banget bergaul, nongkrong maupun lainnya”.

5. Bagaimana menurut anda ketika perubahan sikap dan sifat terjadi karena sering bergaul dengan budaya lain?

N: “Tapi kita bisalah, karena pergaulan emang bener si yang membentuk karakter kita yang dari pergaulan tapi kita ingat latar belakang sendiri”. P: Kenapa bisa terpengaruh?

N: “Karena sering nongkring bareng, main bareng”.

6. Bagaimana cara anda dan kebudayaan lain untuk menghibur, ketika kebudayaan lain mengalami masalah?

N: “Gue patikan sebagai teman, ya.. anggap aja sebagai saudara kita dan ajak kemana jika mereka ada masalah”.

P: Anda melihat cara orang betawi bagaimana menghiburnya?

N: “Dengan mengajak main, bergabung bersama dan bercanda saja si”. P: Orang jawa?

N: “Sama mungkin, mereka juga seperti itu”. P: Sunda?

(32)

P: Ambon?

N: “Wah, kalo ambon saya ga begitu tau cara mereka menghibur. Soalnya kan mereka terkenal keras yah”.

7. Bagaimana anda dengan kebudayaan lain menyelesaikan masalah ketika adanya perselisihan?

N: “Gua si selalu mengalah, kalo dia adatnya keras.. yaa gua Cuma mengalah aja.”.

P: Anda melihat orang betawi gimana cara mereka menyelesaikan masalah? N: “Nongkrong-nongkrong bareng aja kali dan dari situ masalah diomongin

dan diselesain”. P: Sunda?

N: “Kurang begitu tau”. P: Ambon?

N: “Mungkin dengan berdiskusi dulu, dan biasanya mereka lebih rentan perkelahian”.

8. Dari kebudayaan mana yang menurut anda ulet dalam melakukan aktivitas dikampus? Kenapa?

N: “Gue liat si jawa”. P: Kenapa?

N: “Ya teman-teman gua kan ada yang dari jawa dan yang gua liat si bener dia rajin mengerjakan tugas-tugas kuliah”.

P: Anda melihat betawi gimana?

N: “Ya ada juga yang ulet tetapi masih kurang banyak orang-orang yang uletnya”.

P: Kalo orang sunda? N: “Lumayan”.

P: Sumatera? N: “Biasa saja” P: Ambon?

(33)

N: “Bagus, mereka semangatnya ga kalah sama orang jawa tetapi masih labil aja”.

9. Kebudayaan mana yang menurut anda keras dan tegas dalam melakukan tindakan? Kenapa?

N: “Ambon” Kenapa?

N: “Dilihat dari sikapnya lebih suka marah” P: Anda melihat orang betawi bagaimana?

N: “Baik, mereka suka berbagi minuman maupun makanan pada saat nongkrong dikampus”.

P: Jawa? N: “Biasa saja”. P: Sunda?

N: “Kalem dalam bicaranya” P: Sumatera?

N: “Ada yang keras juga ada, kaya dari batak”

10. Kebudayaan mana yang kurang mampu menempatkan diri dalam pergaulan dikampus? Kenapa?

N: “Mungkin dari diri gua sendiri ya, tiong hoa”. P: Kenapa?

N: “Banyak yang bergaul dengan sesama tiong hoa”. P: Anda melihat orang betawi?

N: “Mereka malah mudah bergaul jadi gampang aja menempatkan diri”. P: Jawa?

N: “Gampang dia untuk menempatkan diri” P: Sunda?

(34)

P: Sumatera? N: “Biasa saja” P: Ambon? N: “Mampu”

11. Budaya mana yang mampu dengan cepat menempatkan diri dilingkungan kampus? Kenapa?

N: “Ambon”. P: Kenapa?

N: “Dia lebih mudah berbaur meski mereka aga-aga tegas atau keras tapi gampang banget diterima”.

12. Bagaimana menurut anda tentang karakteristik kebudayaan lain yang dianggap berbeda dengan budaya anda?

N: “Berbeda-beda wajar tapi pasti ada titik temunyalah antara setiap kebudayaan kita jangan menganggap kebudayaan itu penghalang cari aja persamaan-persamaan”.

P: Persamaan seperti apa?

N: “Yaa.. nyambung diajak bicara, semangat mengerjakan tugas dan lain-lain”.

13. Bagaimana pengaruh kebudayaan lain dalam pergaulan anda?. Memberikan manfaat atau sebaliknya. Kenapa?

N: “Pasti adalah, jadi keikutan rajin dan kaya ambon bisa tegas dalam melakukan tindakan”.

14. Bagaimana mengantisipasi jika terjadi ketidaksesuaian persepsi ketika anda berhadapan dengan teman dari budaya lain?

N: “Lihat situasi dulu dan cari titik tengahnya, kalo terjadi masalah dan cari tau masalahnya apa agar tidak terjadi kesalahpahaman”.

P: Anda melihat orang Betawi?

N: “Bercanda si biasanya mereka mungkin agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam mempersepsikan sesuatu”.

P: Sumatera?

(35)

P: Ambon?

N: “Mungkin dengan sikap dia yang tegas jadi lebih memperkecil ketidak sesuaian persepsi”

15. Kenapa dalam menjalin hubungan perlu memahami budaya lain?

N: “Biar kita bisa mengerti dia, dan kita bisa mengerti latar belakang dia. Kita tidak akan mencintai seseorang sebelum kita mengenal latar belakangnya dulu”.

Nara Sumber 7

Nama : Edwin Isak Maahaly

Tempat /Tgl Lahir : Ambon, 23 Juni 1988

Latar Belakang Budaya : Ambon

1. Bagaimana keterlibatan anda dengan kebudayaan lain dalam menemukan jati diri dalam pergaulan dikampus?

N: “Kali gua disini ikut pameran batik dan gua sendiri yang jadi panitianya”. P: Terus apa lagi yang anda lakukan sebagai panitia?

N: “Ikut melestarikan budaya indonesia sendiri meski terkenalnya batik di Jawa tapi kita ikut berpartisipasi”.

2. Menurut anda kebudayaan mana yang lebih menunjukan jatidiri atau eksistensinya dikampus? Kenapa?

N: “Kita ga bisa menentukan budaya ini lebih ini dan itu begitu” P: Kenapa?

N: “Karena menurut saya tergantung dari daerah atau tempat tinggalnya sendiri atau menurut wilayah dimana kita berpijak“.

P: Disini kan wilayah jakarta?

N: “Ya bisa dibilang orang jakartanya mungkin yang lebih aktif”. P: Anda melihat orang Jawa, eksistensinya gimana disini?

N:”Sama saja yah, mereka juga rantauan-rantauan sama kaya saya. Ya, biasa sajalah kita kan mencari kebaikan disini, seperti belajar dan melakukan kegiatan lain”.

(36)

3. Bagaimana cara anda dan cara kebudayaan lain untuk mengenal sikap, nilai dan keyakinan dikampus?

N: “Yaa.. itu kita kan suka bergaul dengan sama orang, orang itu wataknya gimana. Ya kita harus bergaul dengan orang itu”.

P: Bergaul seperti apa?

N: “Ya.. nongkrong bareng, melakukan aktivitas belajar dan kegiatan lainnya”. P: Anda melihat orang jawa gimana cara untuk mengenal sikapnya?

N: “Sama aja mungkin kaya gua sebagai mahasiswa layaknya dan dari kebudayaan lainnya juga sama aja, entah itu dari mana-darimananya kebudayaan itu”.

4. Bagaimana anda dengan kebudayaan lain menjalin keharmonisan dalam pergaulan dikampus?

N: “Kita menghargai kebudayaan orang lain. Saling menghormati, otomatis orang lain juga akan menghormati budaya kita sendiri”.

5. Bagaimana menurut anda ketika perubahan sikap dan sifat terjadi karena sering bergaul dengan budaya lain?

N: “Mungkin berubah pola pikir, tingkah laku. Yaa.. myngkin dulu didaerah kita keras. Kita disini bisa tau sopan santun segala macam sikap terhadap orang lain”.

6. Bagaimana cara anda dan kebudayaan lain untuk menghibur, ketika kebudayaan lain mengalami masalah?

N: “Kalo mereka ada masalah ya kita juga jangan cuek, kita harus bantu mereka, jalan keluarnya seperti apa. Masa sih teman sendiri kita cuek, cari jaln kuluar atau solusinya aja”.

7. Bagaimana anda dengan kebudayaan lain menyelesaikan masalah ketika adanya perselisihan?

N: “Kebanyakan yaa.. kita kan mahasiswa nih, banyak kesalahpahaman, pengen ribut-pengen ribut tapi menurut pendapat gua sii.. kita kan udah dewasa ya, yaa saling menerima aja.”.

8. Dari kebudayaan mana yang menurut anda ulet dalam melakukan aktivitas dikampus? Kenapa?

N: “Jawa,rata-rata dari pulau jawa”. P: Kenapa?

(37)

N: “Yaa, kita tau presiden kita juga dari jawa.. ya memang disinipun orang jawa paling ulet”.

P: Anda melihat betawi gimana? N: “Bagus juga orang betawi ya”. P: Kalo orang sunda?

N: “Mereka juga sama rantauan mungkin mereka mencari yang terbaik disini, jadi sama aja”.

P: Sumatera?

N: “Sama mereka seperti gua yang dari jauh ingin sukses disini”

9. Kebudayaan mana yang menurut anda keras dan tegas dalam melakukan tindakan? Kenapa?

N: “Semua budaya keras ya”. P: Kenapa?

N: “Yaa,. Gua ga bisa kasih penjelasan yang jauh (No Komen)”. N: “Ada yang keras juga ada, kaya dari batak”

10. Kebudayaan mana yang kurang mampu menempatkan diri dalam pergaulan dikampus? Kenapa?

N: “Ga ada ya”. P: Kenapa?

N: “Saling melengkapi aja.. ga ada yang kurang”.

11. Budaya mana yang mampu dengan cepat menempatkan diri dilingkungan kampus? Kenapa?

N: “Dari timur kepulauan indonesia”. P: Kenapa?

N: “Karena kita diajarkan disana untuk welcome aja sama siapapun atau dari kebudayaan manapun”.

12. Bagaimana menurut anda tentang karakteristik kebudayaan lain yang dianggap berbeda dengan budaya anda?

(38)

N: “Tergantung daerahnya aja, yang tadi gua bilang jawa itu kalem dan daerah timur itu keras”.

13. Bagaimana pengaruh kebudayaan lain dalam pergaulan anda?. Memberikan manfaat atau sebaliknya. Kenapa?

N: “Banyak memberikan manfaat, gua mengetahui daerah atau budaya ini kaya gini. Yaa.. belajar banyak aja”.

14. Bagaimana mengantisipasi jika terjadi ketidaksesuaian persepsi ketika anda berhadapan dengan teman dari budaya lain?

N: “Itu kebanyakan bisa berantem, ya kita bisa cari jalan keluarnya aja. Kita boleh mempertahankan argumen kita, mereka jugaa.. tapi gimana kita mencegah perkelahian”.

15. Kenapa dalam menjalin hubungan perlu memahami budaya lain?

N: “Itu tadii, soal budaya sensitif banget agar tidak terjadi bentrok atau permusuhan”.

Nara Sumber 8

Nama : Gunawan

Tempat /Tgl Lahir : Jakarta, 03 Mei 1987

Latar Belakang Budaya : Jakarta

1. Bagaimana keterlibatan anda dengan kebudayaan lain dalam menemukan jati diri dalam pergaulan dikampus?

N: “Pertama dengan bahasa karena pada dasarnya menunjukan dilihat dari bahasa, simbol juga bisa atribut seperti baju”.

P: Bisa diperjelas?

N: “Yaa.. kita menggunakan bahasa sehari-hari aja dan gua sebagai orang betawi bangga dengan bahasa yang gua gunain, atribut seperti baju yang bergambar ondel-ondel dan itu kan menunjukan bahwa siapa diri kita”. 2. Menurut anda kebudayaan mana yang lebih menunjukan jatidiri atau

eksistensinya dikampus? Kenapa? N: “orang betawi,

(39)

N: “ karena dengan mereka berbicara secara tidak sadar kebudayaan lain mengikuti bahasa betawi”.

3. Bagaimana cara anda dan cara kebudayaan lain untuk mengenal sikap, nilai dan keyakinan dikampus?

N: “ dari bahasa dia, tingkahlaku, karakter dia. Kita sudah bisa mengetahui dari mana mereka berasal”.

P: Anda melihat kebudayaan lain seperti apa?

N: “Sering komunikasi, saling menghargai walau beda budaya”.dan orang jawa biasanya lebih ingin tau”.

4. Bagaimana anda dengan kebudayaan lain menjalin keharmonisan dalam pergaulan dikampus?

N: “Sering komunikasi, saling menghargai walau beda budaya”.

Budaya mana yang lebih menunjukan keharmonisan dalam pergaulan? N: “Orang betawi,

P: Kenapa?

N: “Karena interaksinya lebiah aja ya, mereka asik-asik aja orang-orangnya”. 5. Bagaimana menurut anda ketika perubahan sikap dan sifat terjadi karena

sering bergaul dengan budaya lain?

N: “Perubahan disini ya sampai saat ini tidak ada dan saya masih dengan jatidiri saya sendiri”.

6. Bagaimana cara anda dan kebudayaan lain untuk menghibur, ketika kebudayaan lain mengalami masalah?

N: “Dari bahasa, dari gaya, kita bisa menghibur dan kita hibur lelucon ala betawi atau budaya sendiri”.

7. Bagaimana anda dan kebudayaan lain menyelesaikan masalah ketika adanya perselisihan?

N: “Kita coba untuk menasehati, menjadi penengah dan melakukan pendekatan”.

8. Dari kebudayaan mana yang menurut anda ulet dalam melakukan aktivitas dikampus? Kenapa?

(40)

P: Kenapa?

N: “Mereka mungkin mayoritas terlihat lebih giat aja dibanding dengan kebudayaan lain”.

9. Kebudaya mana yang menurut anda keras dan tegas dalam melakukan tindakan? Kenapa?

N: “Ambon dan Papua P: Kenapa?

N: “mereka lebih untuk memilih-milih dalam bergaul dan kebanyakan mereka bergaul dari budayanya sendiri”.

10. Kebudayaan mana yang kurang mampu menempatkan diri dalam pergaulan dikampus? Kenapa?

N: “Jawa”. P: Kenapa?

N: “Karena sulit untuk diajak berbicara, kurang sinkron atau tidak nyambung”. 11. Budaya mana yang mampu dengan cepat menempatkan diri dilingkungan

kampus? Kenapa? N: “Betawi,

P: Kenapa?

N: “Harmonis orangnya dan gampang bergaul”.

12. Bagaimana menurut anda tentang karakteristik kebudayaan lain yang dianggap berbeda dengan budaya anda?

N: “Bagus, karena dengan adanya perbedaan budaya kita bisa mengetahui dan menambah wawasan”.

13. Bagaimana pengaruh kebudayaan lain dalam pergaulan anda?. Memberikan manfaat atau sebaliknya. Kenapa?

N: “Positif P: Kenapa?

N: “Karena bisa belajar dan mengetahui budaya-budaya lain”.

14. Bagaimana mengantisipasi jika terjadi ketidaksesuaian persepsi ketika anda berhadapan dengan teman dari budaya lain?

(41)

N: “Mencoba komunikasi langsung dan kita harus mengenal karakter budaya lain”.

15. Kenapa dalam menjalin hubungan perlu memahami budaya lain?

N: “Manusia sebagai makhluk sosial. Kita harus komunikasi dengan siapa, budaya apa dan mereka berasal. Kta bisa memperdalam budaya mereka dan menambah wawasan”.

 

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik kualitas produk, promosi, dan layanan purna jual yang dipersepsikan konsumen terhadap mobil Toyota Rush, maka keputusan yang diambil

(2008:21) dalam bukunya Manajemen Pemasaran mengatakan bahwa CRM merupakan upaya pengenalan kepada setiap pelanggan secara lebih dekat, menciptakan komunikasi dua arah dengan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat produktivitas primer di perairan Pulau Panjang berkisar antara 25 – 75 mgC/m 3 /jam, dengan nilai produktivitas tertinggi sebesar

Penelitian ini mengacu kepada penelitian sebelumnya, yaitu: Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2013) dengan judul Hubungan Efikasi Diri dan Regulasi Emosi

Beberapa logam dengan konsentrasi tinggi terdeteksi di beberapa tempat dan berdasarkan SQG-Q, sedimen permukaan menunjukkan berdampak sedang yang berpotensi memberi efek biologis

Jika nantinya pembelian lisensi tidaklah terjadi karena keterbatasan dana Pemerintah atau alasan lainnya, maka berdasarkan data sensus/audit tersebut, pihak Microsoft tentunya

Melalui Seminar Nasional Teknik Mesin ini, karya-karya penelitian yang telah terkumpul diharapkan memberikan solusi efektif, efisien, dan ramah lingkungan terhadap

pembayaran biaya jasa & transpotasi yang sangat besar. iii) kondisi pasar modal Indonesia sangat tergantung kepada pasar modal luar negeri terutama pasar modal