• Tidak ada hasil yang ditemukan

[0] [7] Results of plagiarism analysis from :29 UTC JURNAL. Date: :25 UTC. All sources 11 Internet sources 4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "[0] [7] Results of plagiarism analysis from :29 UTC JURNAL. Date: :25 UTC. All sources 11 Internet sources 4"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

 All sources 1111  Internet sources 4 [0]  https://imassitimasfufah.wordpress.com/2013/03/04/peranan-pemasaran-dalam-organisasi/ 0..4% 4 matches [1]  https://diananggraeni51.wordpress.com/20...pasar-dan-pemasaran/ 0..4% 4 matches [7]  https://purnama110393.wordpress.com/2010/11/06/bisnis-kecil-dan-bauran-pemasaran/ 0..0% 2 matches [11]  https://www.scribd.com/document/369635383/Pemasaran 0..0% 1 matches

0..4%

Results of plagiarism analysis from 2018-03-06 02:29 UTC

JURNAL MMELATI Vol.ol. 2121 No.o. 03 Desemberesember 22015.pdf15. pdf Date: 2018-03-06 02:25 UTC

7 pagespages, 2248282 wordsor ds Plag

PlagLeevel:el: seleselectedted / ooveraller all

9 matches from 12 sources, of which 10 are online sources. Settings

Settings

Data policy: Compare with web sources, Check against my documents Sensitivity: Medium

Bibliography: Consider text Citation detection: Reduce PlagLevel Whitelist:

(2)

--PENGARUH UANG MUKA PEMBELIAN RUMAH TERHADAP VOLUME PENJUALAN

PT. RACHMAD BHAKTI SARANA LAMONGAN Mu`ah

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaru Uang Muka terhadap Penjualan, Penelitian ini mengguanakan metode kuantitatif yang menitik beratkan pada pengujian secara statistik, dengan melihat seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap dependen, dengan menggunakan uji statistik f.

Kata Kunci : Uang Muka dan Penjualan PENDAHULUAN

Semakin bertambahnya

penduduk Indonesia maka akan menimbulkan konsekuensi logis, yaitu dibutuhkanya tempat tinggal. Tempat tinggal atau rumah merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh keluarga-keluarga baru yang muncul seiring dengan berjalanya waktu. Kebutuhan rumah akan sangat

tinggi dengan bertambahnya

kebutuhan masyarakat akan sarana perumahan yang menyediakan sarana dan prasarana yang baik serta lokasi perumahan yang akan dibangun.

Kebutuhan rumah juga akan

meningkat karena dalam krisis ekonomi yang belum stabil sector property atau rumah dapat dijadikan investasi yang baik buat masyarakat pada masa mendatang.

Perusahaan yang bergerak dalam bidang property terutama mengenai perumahan ini menuntut para pemilik developer untuk mendukung riset pasar property yang mendalam secara terus menerus dilakukan dengan penguasaan informasi dari berbagai sektor bisnis yang berpengaruh terhadap bisnis property terutama perumahan seperti strategi pemasaran yang baik . Melalui penetapan harga sesuai dengan kondisi masyarakat, produk atau rumah yang memadai, promosi yang baik, tempat atau lokasi perumahan yang strategis serta saluran distribusi yang baik untuk mendukung pemasaran produk rumah perusahaan.

Perusahaan property perumahan perlu mengetahui cara-cara pemasaran

perumahan tersebut diterima oleh masyarakat luas. Karena dalam membeli suatu rumah konsumen perlu mengetahui harga jual rumah, lokasi perumahan, keamanan, kenyamanan, fasilitas perumahan seperti tempat ibadah, listrik, PDAM, jaringan telepon.

Persaingan yang ketat antara

developer, tentunya membuat

perusahaan mempunyai tujuan yang

diinginkan, yaitu meningkatkan

penjualan rumah yang sebesar-besarnya.

Kegiatan yang dilakukan

developer untuk meningkatkan volume

penjualan adalah perusahaan

menetapkan nilai harga jual rumah dan pemakaian uang muka pembelian rumah serta pengajuan KPR yang dapat diajukan kepada Bank tiap type-type rumah yang ditawarkan. Melalui

penetapan harga jual rumah,

pemakaian uang muka pembelian rumah dan pengajuan KPR maksimal yang dapat diajukan konsumen kepada bank.Dengan informasi berupa uang muka yang dapat dibayarkan kepada perusahaan setelah pengajuan KPR disetujui oleh bank. Jadi besar kecilnya uang muka yang dibayarkan akan mempengaruhi pengajuan KPR,maka besar kecilnya uang muka yang ditentukan oleh perusahaan tentunya calon pembeli akan meninjau kembali keputusan pembelian rumah karena besar kecilnya uang muka akan berpengaruh terhadap pengajuan KPR. Peranan uang muka tersebut akan menetukan tingkat penjualan di

(3)

perumahan dari berbagai lapisan

(4)

langsung maupun tidak langsung. Jadi besar kecilnya penjualan pertahun. Kegiatan pemasaran perumahan yang telah dilakukan diharapkan omset penjualan dari tahun ketahun yang telah dicapai dapat dipertahankan dan perlu adanya peningkatan dalam penjualan perumahan serta kekurangan yang ada perlu diperbaiki.

Mengingat pentingnya juga

strategi pemasaran, developer

memperlancar kebutuhan konsumen secara efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan yang efektif sesuai dengan permintaan masyarakat.

Pemasaran merupakan suatu kegiatan pokok yang harus dilakukan oleh seorang pengusaha di dalam usaha mempertahankan usahanya,

untuk berkembang serta untuk

mendapatkan laba. Berhasil tidaknya suatu perusahaan tergantung pada keahlian mereka di bidang pemasaran, produksi, keuangan, maupun bidang lainya, Selain itu juga tergantung pada

kemampuan mereka untuk

mengkombinasikan fungsi-fungsi

tersebut agar organisasi dapat berjalan lancar.

Pemasaran merupakan factor penting dalam siklus kebutuhan

konsumen dimana harus bias

mengusahakan kebutuhan-kebutuhan konsumen, dalam mengkombinasikan dengan data pasar, seperti lokasi konsumen, jumlah konsumen dan kesukaan mereka. Dalam hal ini tugas produsen adalah membuat barang secara fisik dan untuk menyampaikan

kepada konsumen perlu

dikombinasikan dengan jasa-jasa

seperti kredit, penentuan harga,

pemberian informasi dan lain

sebagainya.

Bagi penjual kepada pihak yang menjalankan kegiatan pemasaran yang biasanya dirangkap oleh produsen

yang dapat menciptakan dan

memelihara hubungan yang bisa manjawab atas kebutuhan dan kegiatan yang saling menguntungkan. Sistem eknomi dunia banyak berubah dimana secara geografis dan budaya telah

dimana membuat perusahaan dapat meluaskan pasar yang lebih besar bagi barang dan jasa yang bersaing secara global. Dengan pemasaran yang komplek yang pada akhir menciptakan cara-cara baru dan

keunggulan-keunggulan perusahaan

pada produksi dan pemasaran.

Perusahaan modern dewasa ini,

pemasaran merupakan jantung

kehidupan dari perusahaan dan apabila perusahaan tidak dapat memasarkan hasil produknya, maka perusahaan tersebut akan mengalami kegagalan dalam usahanya untuk mencapai tujuan yang direncanakan. Kegiatan pemasaran sebenarnya mempunyai tujuan yaitu memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen atas barang atau jasa lain yang dijual.Dengan

demikian berarti pemasaran

melibatkan dua pihak yaitu produsen dan konsumen, pihak produsen berusaha mencapai tujuan, yaitu mendapat laba yang maksimal dan

barang-barang atau jasa yang

maksimal dari barang-barang atau jasa-jasa yang mereka peroleh.

Sehubungan dengan kegiatan

pemasaran yang dilakukan, maka banyak ahli yang mengemukakan definisi pemasaran.

Menurut Basu Swasta dan Ibnu

Sukotjo ( 1998 : 179 ) mengatakan

sebagai berikut : “[7] Pemasaran adalah suatu system total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen pontesial ”[1].

Dari definisi tersebutdapat

diterangkan bahwa arti pemasaran adalahsuatu system dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan atau saling berinteraksi, yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan barang dan jasa kepada para kelompok atau konsumen.

Definisi konsep pemasaran yang

(5)

susut dengan munculnya

(6)

pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan social

bagi kelangsungan hidup perusahaan” Sedangkan pengertian pemasaran menurut Basu Swastha ( 1992 : 179 )

adalah “[0]Pemasaran adalah system

keseluruhan dari kegiatan usaha yang

ditujukan untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan, barang atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial”

Menurut Philip Kotler ( 1993 : 2 ) adalah „[1]Marketing adalah kegiatan manusian yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses penukaran”

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan, bahwa keputusan pemasaran harus dibuat jauh sebelum produk dihasilkan, sehingga seluruh kegiatan yang berkaitan dengan penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen dapat terpenuhi. Hal itu menyebabkan perusahaan mampu mempertahankan kehidupan perusahaan sebagai mana

pendapat Alex S. Nitisemito (1998:6) “Marketing adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen secara efisien dengan

maksud untuk menciptakan

permintaan efektif” METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan

kuantitatif yang menggunakan

pembuktian hipotesis dengan uji statistic.

Variabel-variabel berdasarkan

perumusan masalah dapat di

identifikasi :

Variabel X : Uang muka

pembelian rumah, sedangkan

Variabel Y : Volume

penjualan

Variabel yang dapat dijelaskan

secara operasional dari dalam

1. Penerimaan uang muka adalah besarnya uang yang diterima oleh perusahaan sebagai tanda setuju / tanda jadi atas pembelian barang rumah yang ditawarkan oleh perusahaan.

2. Volume penjualan adalah

jumlah besar kecilnya hasil produksi yang dapat terjual dalam unit.

Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier serderhana dan uji-t dengan bantuan program SPS for windows dengan persamaan garis

regresi menurut Anto Dajan

(1995:367) adalah : HASIL PENELITIAN

1. Proyeksi Volume Penjualan

Tahun 2005 2009 –

TABEL 4.4

PROYEKSI VOLUME / RELISASI PENJUALAN

TAHUN 2005 2009 –

Sumber : Laporan Keuangan PT.

Rachmad Bhakti Sarana 2005 2009, –

diolah.

Volume penjualan

tahun 2005 adalah 361 unit dan tahun 2006 meningkat sebesar 16,01% atau 464

unit, tapi tahun 2007

mengalami penurunan

sebesar 0,07% atau 2 unit. Dan tahun 2008 terjadi

penurunan yang cukup

drastis sebesar 16,09%

atau 467 unit sedangkan

tahun 2009 juga

mengalami penurunan

yang cukup besar sebesar 11.50% atau 439 unit.

(7)

secara operasional dari dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :

(8)

HIPOTESIS

Data yang sudah

diperoleh dari PT. Rachmad

Bhakti Sarana kemudian

dengan bantuan program SPSS

for windows akan didapat

perhitungan korelasi dan

regresi seperti pada lampiran 1,2,3.

Pada lampiran 1 didapat

korelasi (pearson corelation)

sebesar 0,886. nilai r hitung 0,886 dari r tabel 0,878 maka

nilai r yang diperoleh

signifikan. Dengan nilai r yang signifikan kita akan menolak

hipotesis yang mengatakan

bahwa korelasi antara X dan Y adalah nol, atas dasar taraf signifikan 5%. Jadi terdapat

korelasi yang sangat kuat

antara variabel uang muka

pembelian rumah dan volume penjualan.

Sedangkan pada

lampiran 2 Rsquare = 0,785 yang berarti 78,5% volume penjualan (Y) dipengaruhi oleh

uang muka (X) sedangkan

sisanya 12,5% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel uang muka (X).

Dari hasil perhitungan regresi pada lampiran 3 maka

dapat diperoleh persamaan

model yaitu constant (a) = 79,617 dan koefisien regresi uang muka = 0,0000001033

maka, Y = 79,617 +

0,0000001033 X.

Persamaan regresi itu

dapat dijelaskan sebagai

berikut a = konstanta 79,617, jika perubahan uang muka (X)

= 0 volume penjualan (Y) akan

sebesar 79,617 dan b =

koefisien regresi uang muka,

jika X (uang muka) naik

satu-satuan maka Y (volume

penjualan) akan naik sebesar 0,0000001033 satuan.

Penghitungan uji t dari

lampiran 3 dengan tingkat

signifikan 5% diperoleh t

hitung sebesar 3,305 dengan

derajat kebebasan df (n-2) yaitu (5-2) dan taraf signifikan 5% maka pada tabel sebesar 2,3534

dan pada lampiran A-2 t hitung = 3,305 maka t hitung 3,305 t tabel 2,3534 maka Ho ditolak

sehingga hipotesis diterima

bahwa menyatakan uang muka pembelian rumah dan volume

penjualan mempunyai

pengaruh yang signifikan yaitu H1. Ho ditolak Ho ditolak Ho diterima

Oleh karena t hitung = 3,305

t 0,05 (3) = 2,3534 maka Ho ditolak atau H1 diterima berarti

ada pengaruh positif dari

besarnya penerimaan uang

muka terhadap volume

penjualan yang berarti semakin besar penerimaan uang muka

maka makin besar volume

penjualan. PEMBAHASAN

Penerimaan uang muka dan volume penjualan pada tabel

4.1 dan 4.2 mengalami

peningkatan dan penurunan

yang diakibatkan oleh beberapa faktor.

Tahun 2005 penerimaan

uang muka dan volume

penjualan mengalami

penurunan, penerimaan uang

muka hanya sebesar Rp.

2.105.105,637, sedangkan

volume penjualan hanya

sebanyak 361 unit dari semua type yang ditawarkan.

Peningkatan dalam

penerimaan uang muka dan volume penjualan terjadi pada

tahun 2006, uang muka

(9)

lampiran 3 dengan tingkat

signifikan 0,146 0,05 yang berarti lebih kecil dari taraf

penjualan sebesar 16,01% dan volume penjualan turun sebesar

(10)

0,07%. Peningkatan uang muka terjadi diakibatkan suku bungan

pada tahun tersebut masih

tinggi sebesar 19% sehingga konsumen lebih mementingkan besarnya uang muka dari pada angsuran KPR. Dampak krisis moneter pada tahun 2006 dan 2007 tidak begitu berpengaruh pada pengambilan rumah oleh

masyarakat khususnya pada

kalangan menengah kebawah

sebab pada tahun tersebut type

rumah yang terjual paling

banyak type 36 yang pada tahun 2006 sebanyak 756 unit dan tahun 2007 sebanyak 717 unit.

Tahun 2008 terjadi

penurunan yang cukup

signifikan pada uang muka sebesar 13,9%, ini dikarenakan suku bunga KPR yang cukup stabil antara 17,5%-18,5% dan

volume penjualan menurun

sebesar 16,09% dikarenakan

produksi dan promosi

perusahaan yang menurun pada tahun tersebut.

Tahun 2009 penerimaan

uang muka dan volume

penjualan mengalami kenaikan

yang cukup positif sebesar

1,1% dan 6,2% untuk volume penjualan, kenaikan disebabkan perusahaan membuat terobosan dengan membuka perusahaan

KBR I (Kusuma Bangsa

Regercy) jualnya sedikit lebih murah dari perusahaan KBR II (Kusuma Bangsa Regercy) juga

berkisar pada 17,5%-18,5%

sehingga konsumen lebih

tertarik untuk membeli rumah pada perusahaan.

Hasil penelitian pada

analisis model dan pembuktian hipotesis yang menyatakan ada

pengaruh positif dari besarnya

penerimaan uang muka

terhadap volume penjualan

yang berarti semakin besar

penerimaan uang muka

sebakin besar volume

dijadikan ukuran dari

banyaknya volume penjualan

karena pengaruh-pengaruh

uang muka terhadap

peningkatan volume penjualan sebesar 78,5%. Pengaruh uang muka pembelian rumah sangat

besar terhadap volume

penjualan dikarenakan

karakteristik uang muka produk rumah berbeda dengan produk lain. Semakin besar uang muka

yang dibayarkan konsumen

maka semakin kecil angsuran KPR yang harus dibayarkan

terhadap Bank. Karena

besarnya uang muka

berpengaruh terhadap

pengajuan KPR. Dengan

semakin kecil angsuran KPR beban konsumen pada masa mendatang akan lebih ringan berkaitan dengan nilai uang pada masa mendatang (time volume). Maka semakin besar uang muka yang dibayarkan

terhadap perusahaan akan

berpengaruh pengambilan

keputusan pembelian atau

volume penjualan perusahaan.

Syarat pengajuan KPR

yang mengharuskan calon

konsumen mempunyai

penghasilan perbulan sebesar

3X jumlah angsuran perbulan

yang dibayarkan akan

mempengaruhi besarnya uang muka. Calon konsumen yang tidak mempunyai penghasilan

yang besar lebih baik

mengajukan KPR yang rendah agar angsuran perbulannya juga

rendah. Konsekuensi dari

rendahnya pengajuan KPR

uang muka yang dibayarkan

juga harus tinggi untuk

menutupi sisa dari harga jual. Jadi dengan uang muka yang besar volume penjualan akan lebih meningkat, oleh karena itu semakin besar uang muka, maka semakin besar volume

penjualan yang dicapai

(11)

penjualan. Pada perusahaan penerimaan uang muka dapat

(12)

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

Kesimpulan hasil penelitian

pada PT. Rachmad Bhakti

Sarana dijelaskan sebagai

berikut :

1. Hasil perhitungan korelasi

menunjukkan tingkat

signifikan yang tinggi

karena pada r hitung 0,886 dari r tabel 0,878

2. Hasil perhitungan regresi

yang dapat ditunjukkan

pada persamaan model Y = 79,617 + 0,0000001033 X

yang berarti jika

penerimaan uang muka naik

satu-satuan maka volume

penjualan akan naik

0,0000001033 satuan dan

jika perubahan penerimaan uang muka (X=0) maka

volume penjualan akan

sebesar 79,617 satuan

3. Perhitungan uji t adalah t hitung = 3,305 karena t hitung = 3,305 dari t tabel 2,334 maka Ho ditolak atau H1 diterima yang berarti ada pengaruh positif dari besarnya penerimaan uang

muka terhadap volume

penjualan.

4. Pengaruh besarnya angsuran KPR terhadap jumlah uang

muka yang dibayarkan

sangat tinggi karena dengan angsuran KPR yang rendah, sisa dari harga jual yang dimasukkan ke uang muka akan menjadi tinggi.

5. Pengaruh besarnya uang

muka yang dibayarkan

banyak dipengaruhi oleh

beban konsumen terhadap angsuran KPR dan syarat

pengambilan kredit KPR

yang mengharuskan calon

konsumen perpenghasilan

3x dari angsuran tiap bulan dari type rumah yang akan

dibeli, oleh karena itu

dengan beban konsumen

pada masa mendatang yang ringan akan mempengaruhi

berdampak terhadap volume penjualan.

SARAN

Saran yang diperhatikan

dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1. Karena dari hasil penelitian yang menyebutkan 78,5% dari volume 78,5% dari

volume penjualan

dipengaruhi oleh uang muka

maka perusahaan harus

lebih memperhatikan

penerimaan uang muka

sebagai faktor peningkatan

volume penjualan pada

masa mendatang.

2. Pemasaran dalam sektor

perumahan melalui promosi lebih ditingkatkan melalui

pameran dan pembagian

brosur tentang kebijakan

uang muka atau tentang type rumah agar konsumen

lebih mengenal produk

perusahaan.

3. Oleh karena faktor uang muka yang cukup tinggi

pihak perusahaan

hendaknya memberikan

uang muka yang rendah dan angsuran KPR yang lebih lunak sehingga konsumen akan lebih tertarik untuk membeli.

4. Volume penjualan PT.

Rachmad Bhakti Sarana

terbesar adalah type rumah

36 hendaknya pihak

perusahaan lebih

mengkonsentrasikan pada

segmen pasar golongan

menengah pengguna type

36. 5.

DAFTAR PUSTAKA

Assauri. Sofjan, 1988, Manajemen

Pemasaran, Dasar

Konsep, dan Strategi. Cetakan kedua, Jakarta : Rajawali

... 1996, Manajemen Pemasaran,

Dasar Konsep, dan

(13)

ringan akan mempengaruhi

pengambilan keputusan

pembelian konsumen yang

Dasar Konsep, dan

Strategi, Jakarta, PT

(14)

Dajan, Anto, 1995, Pengantar Metode Statistik, Jilid 1, Jakarta, LP3ES

Guiltinan, J P. dan GW, Paul, 1992, Manajemen

Pemasaran, dan

Strategi Program, Edisi

kedua, Jakarta :

Erlangga

Kotler, Philip, 1993, Marketing,

Jilid 1, Jakarta : Erlangga Nitisemito, Alex S, 1998, Marketing, Indonesia, Jakarta Radiosunu, 1990, Politik Pemasaran, Bandung : Camera

Stanton, William j, 1985, Prinsip

Pemasaran, Edisi

ketujuh, Jakarta :

Erlangga

Supranto, Johannes, 1993, Statistik

Teori dan Aplikasi,

Jilid 2, Jakarta :

Erlangga

Swastha, Basu, 1992, Pengantar

Bisnis Modern,

Pengantar Ekonomi,

Perusahaan Modern,

Edisi ketiga,

Yogyakarta : Liberty Swastha, Basu DH dan Ibnu W

Sukotjo, 1998,

Pengantar Bisnis

Modern, Yogyakarta : Liberty

Swastha, B dan Irawan, 1995, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta : Liberty Winardi, 1993, Manajemen Pemasaran (marketing management), Edisi kedelapan, Bandung : Taarito

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan hasil belajar PKn yang signifikan antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan Kooperatif Tipe STAD

Berdasarkan fenomena yang ada, dan berdasarkan gejala-gejala yang terjadi pada Madrasah Ibtidaiyah tersebut, juga mengingat pentingnya suatu lembaga pendidikan memiliki

Pemberian hormon pertumbuhan rekombinan (rGH) melalui metode perendaman dengan dosis berbeda berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bobot mutlak, laju pertumbuhan

Variabel pengalaman audit memiliki pengaruh negatif terhadap audit judment yang dibuat BPK RI Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan variabel

Pembelajaran menggunakan model talking stick berbantuan media komik dilakukan 2 kali pada setiap siklus dikareanakan akan lebih efektif dalam peningkatan

Bab IV pasal 95 (2), ditegaskan Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan tingkatannya mempunyai tugas: (a) mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan, serta

Pelaksanaaa pemberian Perlindungan bagi Pendidik dart Tenaga Kependidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, tercantum pada mekanisme pemberian Perlindungal

Dari diagram diatas dapat dilihat nilai BOD pada semua segmen, kecuali segmen 2 masih belum memenuhi baku mutu air sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001