03
�������������
����������
Edisi
Tahun 2009
Dari Redaksi
������������� �������������� ��������������� ����������������� ������������������eluncuran fasilitas Investor Area diawali dengan konferensi pers yang digelar PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada Rabu (17/6). Se hari kemudian, Kamis (18/6) Investor Area resmi beroperasi setelah melewati berbagai persiapan teknis dan sosialisasi serta edu kasi kepada para penggunanya. Fasilitas
Investor Area yang terdapat dalam sistem
operasional KSEI ini merupakan salah satu bentuk komitmen KSEI untuk menciptakan pasar yang semakin likuid, wajar, teratur dan transparan.
Untuk implementasi tersebut, KSEI telah melakukan persiapan dari sisi sistem, ope rasional bisnis dan teknis serta sosialisasi.
P
Satu lagi terobosan baru hadirmelengkapi layanan investasi dan transaksi Efek di pasar modal Indonesia. Setelah me lewati persiapan yang cukup panjang, akhirnya KSEI melun curkan fasilitas Investor Area. Modul baru ini diharapkan mampu memberikan transpa ransi bagi data aset nasabah atau investor yang membuka rekening di Perusahaan Efek. Tidak hanya mudah diakses, investor bisa memantau data aset miliknya tanpa dipungut biaya apapun. Layanan ini juga dibuat untuk menghindari risiko penyalahgunaan we wenang Perusahaan Efek dalam mengelola aset investor.
Pada edisi kali ini, Fokuss menyajikan pula hasil semi nar dan sosialisasi untuk para Emiten yang mengangkat tema Dampak Krisis Global dan Peraturan Perpajakan Baru. Informasi lainnya adalah seputar KSEI Call Center, sebuah layanan pusat informasi dan komunikasi bagi para pemakai jasa KSEI. Simak pula laporan hasil konferensi Central Securi-ties Depositories ke10 yang di adakan di Budapest, Hungaria. Tak ketinggalan aktivitas terkini KSEI dan berbagai data statistik perkembangan KSEI. Selamat membaca!
Redaksi
1
3
5
DaftaR isi
KsEi Call Center: Upaya Meningkatkan Pelayanan
aKtivitas & statistiK ‘investor area’ Kini Beroperasi
6
The 10th CSD Annual Conference of Central Securities DepositoriesMencari solusi seputar ‘Post trade’8
Setelah semua pihak dianggap siap mengakomodasi fasilitas
Investor Area, pertengahan Juni lalu layanan anyar ini mulai
beroperasi.
Dampak Krisis Global & Peraturan Perpajakan Baru
‘investor area’
Fo ku ss E di si 0 3, 00 9
Fasilitas Investor Area yang dapat diak ses melalui website KSEI ini diharapkan mampu memberikan perlindungan dan transparansi atas portofolio investasi mi lik investor dan meningkatkan kepercaya an investor untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. Melalui fasilitas ini, in vestor dapat mengakses secara real time data kepemilikan posisi Efek dalam Sub Rekening Efek serta mutasi pergerakan Efek miliknya yang tercatat di sistem operasional KSEI yang bernama CBEST hingga 30 hari ke belakang.
Investor juga dapat memiliki
consoli-dation report apabila investor membuka
Sub Rekening Efek di beberapa Perusa haan Efek atau Bank Kustodian. Bagi Pe megang Rekening, fasilitas Investor Area memungkinkan Pemegang Rekening un tuk menyampaikan informasi berupa
in-quiry atau report bagi investor yang meru
pakan nasabahnya dengan data akurat secara langsung, sekaligus mengurangi biaya komunikasi, biaya cetak dan biaya pengiriman laporan.
Penggunaan fasilitas Investor Area ini bersifat optional dan tanpa biaya. Proses nya cukup mudah, syaratnya investor su
“Fasilitas Investor Area
merupakan sarana
bagi investor sebagai
nasabah Pemegang
Rekening KSEI untuk
memperoleh informasi
terkait Efek miliknya,
sehingga mereka
bisa mengetahui dan
memonitor posisi atau
mutasi Efek miliknya
dalam Sub Rekening
Efek yang disimpan
di KSEI.”
Penerbit: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) • Penasihat: Direksi KSEI • Dewan Redaksi:
Zylvia Thirda, Dharma Setyadi, Susiyanti, Novian Harry Wibowo, Rachmat Irfan, Regina Natalia, Annisa Indri Hapsari • Penanggung Jawab: Bagian Komunikasi Perusahaan KSEI • alamat Redaksi: Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 5253, Jakarta 12190, Telp. 52991099, Fax. 52991199 • sirkulasi: Bagian Komunikasi Perusahaan KSEI
Sosialisasi kepada Perusahaan Efek (PE) dan Bank Kustodian (BK) sebagai Peme gang Rekening KSEI telah dilakukan pada 9 Februari 2009 dan 19 Maret 2009. Ke giatan hands on dan pelatihan juga telah dilaksanakan kepada seluruh Pemegang Rekening KSEI.
Agar fasilitas ini dapat digunakan dengan aman, telah dilakukan pula peme riksaan yang mendalam dan menyeluruh oleh konsultan independent dengan hasil akhir bahwa fasilitas ini dinyatakan cukup aman untuk dioperasikan. Segala risiko telah ditekan hingga ke titik yang ren dah.
Fasilitas Investor Area merupakan sa rana bagi investor sebagai nasabah Peme gang Rekening KSEI untuk memperoleh informasi terkait Efek miliknya, sehingga mereka bisa mengetahui dan memonitor posisi atau mutasi Efek miliknya dalam Sub Rekening Efek yang disimpan di KSEI. Sesuai surat BapepamLK No.: S4882/ BL/2009 tanggal 8 Juni 2009, Pemegang Rekening wajib memenuhi permintaan investor yang menjadi nasabahnya untuk memperoleh akses atas fasilitas Investor
Area ini.
3
Fo ku ss E di si 0 3, 00 9s
dah dibukakan Sub Rekening Efek di KSEI dan investor sudah menerima informasi Sub Rekening Efek tersebut dari Peme gang Rekening. Pertama, melalui akses internet https://investor.ksei.co.id in vestor dapat mengajukan permintaan ak ses kepada PE atau BK tempatnya menjadi nasabah. Permintaan ini berupa prosedur pengisian formulir data yang nantinya akan ditindaklanjuti oleh PE atau BK ter kait pada saat investor datang ke kantor PE atau BK dengan membawa data dan dokumen bukti nasabah.
Kedua, setelah melalui proses veri
fikasi dan validasi serta persetujuan oleh PE atau BK, permintaan akses tersebut akan diteruskan ke KSEI. Ketiga, atas per setujuan pengajuan permohonan akses
Investor Area itu, KSEI akan mengeluarkan
“Investor ID” yang unik (Unique Investor
ID) dan Pin Code kepada PE atau BK untuk
nasabahnya sebagai data awal untuk ak ses ke fasilitas Investor Area.
Keempat, setelah menerima data
Investor ID dan Pin Code diterima dari
PE atau BK, investor dapat mengakses
https://investor.ksei.co.id dan melihat
data kepemilikan Efek beserta mutasinya pada Sub Rekening Efek miliknya melalui jaringan internet di situs KSEI.
Melalui PE atau BK dimana investor menjadi nasabah, KSEI akan memberikan data Investor ID dalam bentuk kartu inves tor (Investor Card). Hal ini guna memper mudah investor untuk selalu mengingat
Investor ID yang dimilikinya ketika suatu
saat membuka Rekening Efek baru atau menjadi nasabah baru pada PE atau BK yang berbeda. Investor yang dibukakan lebih dari satu Sub Rekening Efek di KSEI oleh PE atau BK dapat menghubung kan Investor ID yang dimilikinya dengan semua Rekening Efek miliknya, sehingga dengan satu akses tunggal, investor dapat lebih mudah melakukan konsolidasi kepe milikan Efek miliknya.
Apabila nasabah menemukan per bedaan informasi data kepemilikan Efek antara catatan Efek yang tercatat di
In-vestor Area dengan catatan Efek yang
ada dalam Pemegang Rekening, maka investor dapat menghubungi Pemegang Rekening dimana investor membuka Sub Rekening Efek untuk klarifikasi perbe daan data tersebut. Implementasi fasilitas
Investor Area ini diharapkan ikut mendo
rong investasi dan dunia usaha, sekaligus menciptakan Pasar Modal Indonesia yang aman dan kondusif untuk semua pelaku pasar modal Indonesia. l
Dampak Krisis
Global & Peraturan
Perpajakan Baru
Pemulihan ekonomi akan segera terjadi apabila
dua masalah yang paling signifikan dapat diatasi,
yaitu pembelanjaan anggaran pemerintah dan
kepastian Bank Sentral dalam menurunkan Suku
Bunga (BI Rate).
eperti tahun sebelumnya, PT Kus todian Sentral Efek Indonesia (KSEI) tahun ini kembali menyelenggara kan seminar serta sosialisasi layanan jasa untuk para Emiten yang terdaftar di KSEI. Acara ini merupakan salah satu wujud dari apresiasi KSEI terhadap Emiten yang telah mencatatkan Efeknya di KSEI.
Kegiatan yang digelar setengah hari ini bertema “Seminar Dampak Krisis Glo bal dan Peraturan Perpajakan Baru Ter kait Perusahaan Terdaftar”. Acara yang berlangsung di Hotel Mulia Senayan, Jakarta ini dihadiri sekitar 350 peserta yang merupakan perwakilan dari Emiten. Acara ini terbagi menjadi 3 (tiga) sesi, yai tu Sosialisasi Peraturan Perpajakan No. 81 Tahun 2009 tentang Penurunan Tarif PPh Bagi Wajib Pajak Dalam Negeri Yang
Berbentuk Perseroan Terbuka, Sosialisa si Perkembangan Layanan Jasa KSEI dan Seminar Dampak Krisis Global terhadap Pasar Modal.
Sebagai pembuka, Bapak Ananta Wiyogo, Direktur Utama KSEI menyampai kan keynote speech yang kemudian dilan jutkan dengan presentasi oleh Bapak As tera Primanto Bhakti (Kasubdit Peraturan PPh Badan DirJen Pajak). Selaku mode rator pada sesi ini adalah Bapak Gusrinal di Akhyar (Kepala Divisi Jasa Kustodian Sentral KSEI). Sesi pertama ini membahas mengenai Peraturan Perpajakan PP. No. 81 Tahun 2007 yang berisi tentang Penu runan tarif PPh sebesar 5% dari tarif ter tinggi PPh WP Badan DN (dengan syarat tertentu). Pada kesempatan ini dijelaskan mengenai peraturan tersebut mulai dari
Fo ku ss E di si 0 3, 00 9
alasan peraturan dikeluarkan hingga fa silitasfasilitas apa saja yang didapat oleh Emiten dari peraturan ini.
Selain itu, dijelaskan pula TahapTa hap Pelaksanaan dan Pengawasan PP. No. 81 Tahun 2007 yang menyebutkan bahwa Emiten sebagai Wajib Pajak tidak perlu menyampaikan permohonan un tuk mendapatkan Fasilitas Peraturan ini karena PP. No. 81 Tahun 2007 bersifat Self
Assesment. Hal lainnya juga dijelaskan
mengenai Dasar Hukum Perpajakan Divi den yang meliputi UU No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 36 Tahun 2008, PP. No. 19 Tahun 2008 dan PMK. No. 256/PMK.03/2008 serta Dasar Hukum Perpajakan Surat Utang Negara yang meliputi PP. No. 27 Tahun 2008 (SPN) dan PP. No. 16 Tahun 2009 (Obligasi Ne gara).
Negara Amerika Serikat karena pada ke nyataannya hingga saat ini, Amerika Seri kat masih menjadi mesin ekonomi utama dunia. Hal ini juga yang menyebabkan Pasar Modal Dunia sangat dipengaruhi oleh Pasar Modal Amerika Serikat.
Hal lain yang disampaikan meliputi penyebab terjadinya krisis hingga tin dakantindakan pemerintah dan Bank Sentral Amerika dalam menanggulangi jatuhnya perekonomian. Dari data yang ada bisa dilihat bahwa Pemerintah dan Bank Sentral Amerika sempat mengam bil langkah yang salah dalam menang gulangi krisis di negaranya.
Pada akhir presentasi, pembicara menyimpulkan, pada saat seperti ini tin dakan pemerintah dan Bank Sentral In donesia dalam menentukan kebijakan ekonomi sangatlah penting. Kebijakan Suku Bunga yang tepat bisa membuat ekonomi bergerak menuju Zona Positif kembali. Berdasarkan pengamatan sela ma 10 tahun terakhir, Suku Bunga amat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Danareksa membuat prediksi bahwa jika Suku Bunga dibawah 9%, maka per tumbuhan ekonomi Indonesia bisa ber jalan dengan cepat. Selain itu jika Suku Bunga tetap dipertahankan di level yang rendah, daya dorong terhadap masya rakat untuk berinvestasi di Pasar Modal semakin besar.
Ekonomi masih dalam masa krisis namun sudah menunjukkan harapan harapan akan membaik dan paling cepat adalah di awal triwulan ketiga dan paling lambat akhir tahun 2009. Salah satu modal dalam proses “recovery” adalah domestic
demand yang cukup kuat dan Indeks ke
percayaan konsumen yang cukup tinggi. Kepercayaan konsumen yang tinggi ditim bulkan karena harga pangan yang terken dali dan Suku Bunga yang turun.
Pemulihan ekonomi akan segera ter jadi apabila dua masalah yang paling sig nifikan dapat diatasi yaitu masalah kelam batan pemerintah dalam membelanjakan Anggarannya dan kepastian Bank Sentral dalam menurunkan Suku Bunga (BI Rate) yang diikuti penurunan Suku Bunga
Land-ing Rate yang signifikan.
Keseluruhan dari rangkaian acara se minar ini ditutup dengan jamuan makan siang dan ramah tamah peserta. Harapan yang ingin disampaikan adalah semoga acara ini dapat memberikan manfaat bagi peserta dan pengembangan industri pa sar modal khususnya. Sampai jumpa pada acara serupa di tahun mendatang dengan topik yang tak kalah menarik. l
[Annisa Indri Hapsari]
“Pemulihan ekonomi
akan segera terjadi
apabila masalah
kelambatan pemerintah
dalam membelanjakan
Anggarannya dan
kepastian Bank Sentral
dalam menurunkan
Suku Bunga (BI Rate)
yang diikuti penurunan
Suku Bunga Landing
Rate yang signifikan.”
Sesi berikutnya dalam acara ini adalah Sosialisasi Perkembangan Layanan Jasa KSEI yaitu mengenai Fasilitas Investor Area sebagai layanan jasa baru KSEI. Penjelasan ini disampaikan oleh Ibu Dian Kurniasarie (Kepala Bagian Pengembangan Usaha KSEI), dengan moderator Bapak Dhar ma Setyadi (Kepala Bagian Penyelesaian Transaksi KSEI). Penjelasan mengenai fa silitas Investor Area ini meliputi latar be lakang, gambaran kondisi umum saat ini hingga mekanisme penggunaan fasilitas tersebut.
Fasilitas yang diperuntukan bagi para investor ini dimaksudkan untuk mem berikan keterbukaan informasi, perlin dungan serta kemudahan bagi investor dalam memonitor dan memantau posisi kepemilikan atas Efek atau portofolio yang dimilikinya.
Dengan adanya Fasilitas ini diharap kan dapat menciptakan efisiensi dalam hal pelaporan Perusahaan Efek dan Bank Kustodian yang pada akhirnya dapat me ningkatkan kepercayaan Investor untuk berinvestasi di Pasar Modal Indonesia.
Untuk mendapatkan fasilitas ini, investor cukup dengan mengajukan permohonan kepada Perusahaan Efek atau Bank Kustodian tempatnya men jadi nasabah yang kemudian setelah lolos proses verifikasi investor akan men dapatkan “Investor ID” yang merupakan kartu akses ke fasilitas Investor Area tersebut melalui internet dengan alamat
http://investor.ksei.co.id.
Respons positif dan antusiasme pe serta yang hadir terhadap fasilitas ini ter cermin dari beberapa pertanyaan yang diajukan Emiten terkait kapan waktu implementasi fasilitas Investor Area ini. Selain itu, terdapat juga usulan agar fasili tas ini kedepannya dapat diakses melalui telepon selular atau secara mobile.
Sebagai sesi terakhir dalam rangkaian acara seminar ini, disampaikan topik dam pak krisis global terhadap pasar modal yang dibawakan oleh Bapak Purbaya Yudhi Sadewa, seorang praktisi dari Da nareksa Research Institute. Sesi terakhir ini dipandu oleh Bapak Syafruddin (Ke pala Divisi Penelitian dan Pengembangan Usaha KSEI) yang bertindak sebagai mo derator.
Dalam presentasinya, Bapak Purbaya membahas krisis global yang sedang melanda dunia dengan meninjau dari segi Makro Ekonomi Indonesia. Sesuai pendapatnya, pada akhirnya yang menen tukan pergerakan Bursa Saham maupun obligasi adalah keadaan Pondasi Ekono mi. Pembahasan mengenai Makro Eko nomi ini menggunakan acuan Ekonomi
Fo ku ss E di si 0 3, 00 9
ebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP), PT Kusto dian Sentral Efek Indonesia (KSEI) memiliki fungsi utama untuk melakukan penyimpanan dan penyelesaian atas transaksi Efek. Karena itulah KSEI mem punyai peranan penting dalam menjaga hubungan dengan para pemakai jasanya, yang terdiri dari Perusahaan Efek dan Bank Kustodian selaku Pemegang Reke ning, Emiten, Biro Administrasi Efek, Bank Pembayaran, maupun para pemakai jasa lainnya.
Nah, demi meningkatkan layanan kepada para pemakai jasanya, KSEI akan menyediakan sebuah layanan baru yang diberi nama KSEI Call Center. Sebuah layanan yang menjadi pusat informasi serta wadah berbagai pertanyaan serta masukan yang diajukan pemakai jasa KSEI. Tentunya, seputar layanan jasa yang diberikan.
Call center ini akan siap memberikan
layanan setiap harinya pada jam kerja. Tujuan penyediaan layanan ini tak lain sebagai salah satu upaya KSEI untuk
senantiasa memberikan yang terbaik bagi pemakai jasa. Diharapkan, dengan layanan ini KSEI dapat melakukan
com-plaint management yang lebih baik.
Pada pelaksanaannya nanti, pemakai jasa akan diberikan sebuah “Pin” khusus yang fungsinya sebagai tanda pengenal bagi pemakai jasa ketika menghubungi KSEI. Hal ini juga dimaksudkan sebagai proteksi untuk menghindarkan penyalah gunaan informasi yang disediakan KSEI oleh pihakpihak yang tidak bertang gungjawab.
Format dari Pin ini terdiri dari bebe rapa digit yang merupakan kode dari pemakai jasa KSEI. Dengan demikian hanya pihakpihak yang berkepentingan saja yang dapat menerima informasi atau menyampaikan masukan kepada KSEI. Selanjutnya KSEI akan melakukan admi nistrasi dan menangani atas semua ma sukan yang diberikan pemakai jasa untuk kemudian ditindaklanjuti berdasarkan skala prioritas dan urgensi permasalahan. Dengan sistem ini pula, pihakpihak yang tidak berkepentingan tidak akan
KsEi Call Center
Upaya Meningkatkan
Pelayanan
KSEI Call Center, sebuah layanan pusat informasi dan komunikasi bagi para pemakai
jasa KSEI akan segera diluncurkan. Apa saja manfaatnya?
menerima informasi dari KSEI. Selain itu, untuk halhal yang bersifat umum maka
Call Center dapat dihubungi oleh pihak
lain selain pemakai jasa KSEI yang me merlukan informasi mengenai KSEI dan produknya.
Layanan jasa ini mulai beroperasi bu lan Juni. Diharapkan dengan adanya Call
Center ini, KSEI akan dapat meningkat
kan pelayanan kepada pemakai jasanya menjadi lebih baik lagi dan menjadikan kritikkritik dan saran yang disampaikan sebagai acuan untuk memperbaikinya. l
[Rachmat Irfan]
s
“Tujuan penyediaan
layanan ini tak lain
sebagai salah satu upaya
KSEI untuk senantiasa
memberikan yang
terbaik bagi pemakai
jasa. Diharapkan, dengan
layanan ini KSEI dapat
melakukan complaint
management yang lebih
baik.”
Fo ku ss E di si 0 3, 00 9
onferensi Central Securities
De-pository (CSD) merupakan ajang
pertemuan internasional bagi para perwakilan senior Kustodian Sentral, Lembaga Penyelesaian serta Lembaga Kliring untuk berbagi informasi dan saling bertukar pendapat terkait tantangan dan masalah yang dihadapi dalam industri pasar modal khususnya dari sisi layanan jasa post-trade.
Konferensi ini diselenggarakan perta ma kali di Paris tahun 1991dan kemudian penyelenggaraannya dilakukan bergilir an ‘berkeliling dunia’, di New York tahun
Mencari solusi seputar
‘Post trade’
K
The 10
thCSD Annual Conference of Central Securities Depositories
Ajang dua tahunan ini dibuat untuk memberikan informasi profesional,
relevan dan terkini kepada para anggota. Sehingga diharapkan dapat
digunakan dan diterapkan sesuai kebutuhan operasional Central Securities
Depository di masing-masing negara.
1993, Hong Kong (1995), Copenhagen (1997), Toronto (1999), Sydney (2001), Lu cerne (2003), New York (2005) dan Seoul, Korea (2007). Tahun ini, penyelenggaraan diadakan di Budapest Hungaria.
Sejak tahun 1991 konferensi dua ta hunan ini telah menjadi konferensi paling terkemuka untuk komunitas Central
Se-curities Depositories (CSD) yang dihadiri
lebih dari 150 perwakilan CSD dari selu ruh dunia. Konferensi CSD bertujuan un tuk memberikan informasi profesional, relevan dan terkini kepada para anggota, yaitu informasi yang diharapkan dapat digunakan dan diterapkan sesuai kebu tuhan operasional CSD di masingmasing negara dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Pada hari pertama konferensi ta hun ini, peserta mengikuti panel diskusi dengan topik trend baru dalam
Informa-tion Technology (IT), yang membahas
bagaimana peran IT terkait bisnis CSD pada dekade yang akan datang. Pada sesi yang dipandu oleh Dr. Wenhua Dai dari CSD&C China ini disampaikan gambaran dan kondisi saat ini dimana terjadi pe ningkatan produktivitas dan likuiditas pa sar secara signifikan sebagai konsekuensi dari dematerialisasi Efek.
Disampaikan pula soal trend pemro sesan secara Straight Through Processing (STP) dan meluasnya akses dan peng gunaan teknologi internet. Dari sisi ke
amanan dan juga manajemen risiko, hal tersebut merupakan tantangan yang ha rus dihadapi CSD terkait bisnis dan infra struktur di masa mendatang.
Mengacu pada pasar China, tantangan yang ada bukan lagi menjadi sesuatu hal yang akan diantisipasi di masa mendatang, tapi sudah merupakan isu di depan mata yang sudah dihadapi seharihari. Ang gota CSD memperoleh gambaran bahwa perkembangan pasar yang sangat cepat di China meningkatkan kebutuhan akan kapasitas sistem yang lebih besar.
Investor ritel menjadi sangat domi nan dengan volume perdagangan yang terus meningkat secara eksponensial. Di samping jumlah perusahaan yang listing juga meningkat, diversifikasi produk yang didukung berbagai model layanan penye lesaian (multi currency, multi-settlement
cycle) sebagai bagian dari perkembangan
pasar China yang pesat menuntut keanda lan fungsi IT.
Secara singkat disimpulkan, untuk mengimbangi potensi pengembangan pasar modal, infrastruktur IT, maka Central
Depository harus siap untuk memenuhi
level kebutuhan yang tinggi baik untuk kapasitas sistem maupun ketersediaan sistem.
Pada hari kedua, peserta mengikuti seminar yang dipandu oleh Dr. Manmo han Singh, Senior Economist Monetary and
Capital Markets Department, International
“Konferensi CSD
merupakan ajang
pertemuan internasional
bagi para perwakilan
senior Kustodian Sentral,
lembaga penyelesaian
serta lembaga Kliring
untuk berbagi informasi
dan saling bertukar
pendapat.”
Fo ku ss E di si 0 3, 00 9
bagaimana layanan Corporate Action yang efektif dan efisien serta tantangan dan pe luang yang ada terkait layanan jasa ini.
Dalam sesi lain, delegasi Denmark memaparkan layananlayanan jasa yang bisa menjadi alternatif bisnis CSD, dian taranya Investor Portal, penyelenggaraan RUPS dan layanan solusi untuk industri Reksa Dana. Pada tahun 2009 Denmark memperkenalkan penyelenggaraan RUPS secara elektronik dan virtual sepenuhnya sebagai layanan yang pertama di dunia.
Walaupun programprogram konfe rensi tiga hari ini cukup padat, tuan rumah tetap memberikan kesempatan bagi peserta untuk menikmati suasana dan keindahan kota Budapest. Sebagai kota terbesar sekaligus ibukota Hungaria, akti vitas kota Budapest lengkap sebagai pusat kegiatan politik, budaya, komersial, indus tri dan merupakan kota penghubung pen ting di Eropa tengah. Budapest merupakan gabungan dua kota, yaitu kota Buda dan Pest yang dipisahkan sungai Danube.
Peserta sangat beruntung dapat meng ikuti konferensi di kota yang telah diakui sebagai salah satu kota terindah di Eropa. Para peserta juga berkesempatan untuk mengunjungi peninggalanpeninggalan bersejarah, yaitu Buda Castle saat jamuan makan malam dan National Museum of Fine Art saat jamuan perpisahan. Kesan yang mendalam dan pujian atas penye lenggaraan konferensi yang sangat baik
Monetary Fund (IMF). Dr. Singh menyam
paikan bahwa penggunaan kolateral telah menjadi teknis mitigasi risiko yang paling penting dan digunakan secara luas dalam bisnis pasar modal. Institusi fi nansial secara ekstensif menerapkan ko lateral dalam peminjaman, perdagangan Efek, pasar derivative dan pada sistem pembayaran dan penyelesaian
(settle-ment).
Namun demikian, dalam kondisi li kuiditas yang ketat, kelangkaan kolate ral dapat meningkatkan biaya transaksi finansial. Mekanisme penyesuaian dan perubahan pengunaan kolateral dapat mempengaruhi pasar dan pengelolaan risiko oleh pelaku pasar, terutama pada saat periode krisis.
Topiktopik seminar yang menarik lainya hingga hari ketiga konferensi adalah mengenai standar umum dan
best practice STP dimana Indeval, Mexican Central Securities Depository, memapar
kan konsep STP yang mereka kembang kan dan strategi implementasinya. Secara umum memang tiap negara memiliki konsep STP yang berbedabeda. Namun, dari Indeval para peserta dapat mem peroleh gambaran umum bagaimana Meksiko melaksanakan project tersebut terkait administrasi dan timelinenya.
Peserta konferensi juga berkesem patan untuk membahas dan berdiskusi mengenai layanan Corporate Action, yaitu
“Penggunaan kolateral
telah menjadi teknis
mitigasi risiko yang paling
penting dan digunakan
secara luas dalam bisnis
pasar modal.“
ini disampaikan Mr. Mohammed Abdel Salam, chairman AMEDA, asosiasi central
depository Afrika dan Timur Tengah.
Disampaikan juga bahwa AMEDA siap untuk menjadi tuan rumah CSD 11 yang akan diselenggarakan pada tahun 2011 di Cape Town, Afrika Selatan yang diha rapkan dapat dihadiri oleh lebih banyak perwakilian CSD. Semoga sukses untuk CSD dan semoga dapat memberikan manfaat bagi kemajuan lembagalemba ga central depository di seluruh dunia. l
Fo ku ss E di si 0 3, 00 9 ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��������������������������������������������������� ����������������������������� ��� ������ ������� ��� ��� ��� ��� ��� ������� ������� ������� ��������� ��������� ���������������������������������� ����������������������������� ��������������������� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ������� ������� ������� ������� ������� ������� ������� ����������������������������������������������� �����������������������������
aKtivitas
statistiK
Pameran pada the 42
ndannual Meeting asian
Development Bank
KSEI bersama SRO lain (BEI dan KPEI) berpartisipasi dalam pame ran pada The 42nd Annual Meeting Board of Governors Asian
Develop-ment Bank yang diselenggarakan pada tanggal 2 5 Mei 2009 di
the Bali International Convention Center Nusa Dua Bali. Kegiatan pameran ini merupakan bagian dari rangkaian acara sidang serta seminar tahunan yang diikuti oleh sekitar 5.000 anggota delegasi dari 67 negara yang merupakan pemegang saham ADB. Dalam pa meran ini, SRO memperkenalkan kepada pengunjung mengenai transaksi di pasar modal Indonesia termasuk produk dan fasilitas yang tersedia serta berbagai sarana pendukung lainnya. Diharap kan melalui kegiatan ini dapat meningkatkan kepercayaan pemo dal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. l
Penandatanganan MOU “indonesia Capital
Market Education Center”
Pada tanggal 17 Juni 2009, PT Bursa Efek Indonesia, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia dan PT Kustodian Sentral Efek Indone sia melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja sama Pendirian “Indonesia Capital Market Education Center” (ICMEC) dengan Uni versitas Indonesia (UI). Kerja sama yang dilakukan melalui Perhim punan Pendidikan Pasar Modal Indonesia ini diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang andal di bidang Pasar Modal. Program ICMEC ini meliputi pendidikan Strata 1, Strata 2 dan nongelar (Executive Training) yang direncanakan mulai ber
jalan pada tahun 2010. Pendirian ICMEC ini merupakan perwujud an partisipasi dan aktualisasi SRO dan BapepamLK dalam upaya mengembangkan pasar modal di Indonesia. l
Rapat Umum Pemegang saham tahunan 2009
KSEI menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan pada hari Selasa, 23 Juni 2009 di Hotel Mulia Senayan, Jakarta. RUPS Tahunan yang dihadiri oleh 36 (tiga pu luh enam) pemegang saham atau 82,22% dari jumlah saham yang mempunyai hak suara yang sah menyetujui serangkaian agenda yang dibahas. Mulai dari persetujuan atas Laporan Tahunan Perseroan dan pengesahan Laporan Keuangan Per seroan tahun 2008, pemberian bonus bagi karyawan, direksi dan dewan komisaris, persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan, pengangkatan wakil Pemegang Saham sebagai anggota Komite Anggaran Perseroan tahun buku 2010 dan penunjukan Akuntan Publik untuk mengaudit buku perseroan tahun buku 2009. Dalam RUPS tersebut, pemegang saham menyetujui untuk mengangkat anggota Dewan Komisaris KSEI untuk periode 2009 2012, yaitu Bapak Erry Firmansyah selaku Komisaris Utama, serta Bapak Heri Sunaryadi dan Bapak Elwin Karyadi selaku Komisaris. l
Dana Januari Juni 2009
Rp (miliar) USD (juta)
Equity (Dividen dan Exercise) 10.153,51
Debt (Bunga dan Pokok) 23.899,16
Total Dana 34.052,67
Efek (Jumlah/Unit Efek)
Saham 4.783.929.507
Waran 15.026.329
HMETD 3.988.731.910
total Distribusi “Corporate action”