• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT. LANCARTAMA SEJATI Tbk LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2020 TIDAK DIAUDIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT. LANCARTAMA SEJATI Tbk LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2020 TIDAK DIAUDIT"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

PT. LANCARTAMA SEJATI Tbk

LAPORAN KEUANGAN

31 MARET 2020

TIDAK DIAUDIT

(2)
(3)

31 Mar 20 31 Des 19 ASET

Aset Lancar

Kas dan setara kas 703.732.175 1.698.147.338

Piutang usaha Pihak ketiga 9.140.930.640 8.957.099.550 Pihak berelasi 534.245.368 1.194.077.474 Piutang lain-lain Pihak ketiga 119.617.072 119.126.690 Pihak berelasi 32.893.310 1.582.893.310

Tagihan bruto pemberi kerja 5.807.815.237 960.583.726

Prepaid Tax 47.617.967

Uang muka 6.457.367.133 6.159.558.800

Jumlah Aset Lancar 22.844.218.902 20.671.486.888

Aset Tidak Lancar

Properti investasi 135.345.156.525 107.263.749.419

Aset tetap 8.547.425.721 9.085.142.211

Jumlah Aset Tidak Lancar 143.892.582.246 116.348.891.630

(4)

31 Mar 20 31 Des 19 LIABILITAS DAN EKUITAS

Liabilitas

Liabilitas Jangka Pendek

Utang bank jangka pendek 52.356.508.979 53.070.894.454 Utang pajak 711.678.902 581.458.766 Biaya yang Masih harus dibayar 823.067.716 751.557.580 Utang jangka panjang yang jatuh

tempo dalam satu tahun

Bank 4.201.988.100 4.360.713.527

Pembiayaan konsumen 620.320.990 764.593.181 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 58.713.564.687 59.529.217.508 Liabilitas Jangka Panjang

Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu 1 (satu) tahun

Bank 52.815.684.529 53.744.504.968

Pembiayaan konsumen 741.202.446 805.864.255 Liabilitas imbalan kerja 466.145.000 466.145.000 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 54.023.031.975 55.016.514.223

Jumlah Liabilitas 112.736.596.662 114.545.731.731

Ekuitas

Modal saham - nilai nominal Rp25 dan Rp100.000 per saham Modal dasar - 3.200.000.000 saham (31 Desember 2018: 300.000 saham) Modal ditempatkan dan disetor 800.000.000 saham

(31 Desember 2018: 102.500 saham) 25.000.000.000 20.000.000.000

Tambahan Modal Disetor 26.329.108.204

Penghasilan komprehensif lain (129.513.000) (129.513.000) Saldo laba

Ditentukan penggunaannya - -Belum ditentukan penggunaannya 2.800.609.282 2.604.159.787

Jumlah Ekuitas 54.000.204.486 22.474.646.787

Kepentingan Non Pengendali - -JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 166.736.801.148 137.020.378.518

(5)

31-Mar-20 31 Des 2019

Pendapatan 8.105.140.008 41.432.210.341

Beban pokok pendapatan (4.081.159.626) (23.729.238.987)

Laba Bruto 4.023.980.382 17.702.971.354

Beban umum dan administrasi (1.326.496.025) (5.488.965.337)

Beban lainnya (910.972) (237.008.894)

Beban pajak penghasilan final (310.670.245) (1.272.966.310)

Laba Usaha 2.385.903.140 10.704.030.813

Pendapatan keuangan 3.536.873 30.658.106

Beban keuangan (2.192.990.518) (9.146.871.866)

Laba Bersih Tahun Berjalan 196.449.495 1.587.817.053

Penghasilan komprehensif lain: Pengukuran kembali

liabilitas imbalan kerja - (75.306.000) Jumlah Laba Komprehensif

Tahun Berjalan 196.449.495 1.512.511.053

Laba Bersih Tahun

Yang Dapat Diatribusikan

Ke Pemilik Entitas 196.449.495 1.587.817.053

Laba Komprehensif

Yang Dapat Diatribusikan

Ke Pemilik Entitas 196.449.495 1.512.511.053

Laba per saham dasar yang dapat diatribusikan

(6)

Penghasilan

Komprehensif Ditentukan Belum ditentukan Kepentingan Jumlah Lain penggunaannya penggunaannya Non Pengendali Ekuitas Saldo per 1 Januari 2019 10.250.000.000 (54.207.000) 1.016.342.734 2.000.000 11.214.135.734

Kepentingan non pengendali (2.000.000) (2.000.000)

Setoran Modal 9.750.000.000 - - - - 9.750.000.000 Laba komprehensif tahun berjalan - (75.306.000) - 1.587.817.053 - 1.512.511.053 Saldo per 31 Desember 2019(*) 20.000.000.000 - (129.513.000) - 2.604.159.787 - 22.474.646.787 Kepentingan non pengendali - - - -Penerbitan saham baru sehubungan dengan - - - -

-Penawaran Umum Perdana 5.000.000.000 26.329.108.204 31.329.108.204

Laba komprehensif tahun berjalan - - - 196.449.495 - 196.449.495 Saldo per 31 Maret 2020 25.000.000.000 26.329.108.204 (129.513.000) - 2.800.609.282 - 54.000.204.486

Saldo Laba Modal Saham

Tambahan Modal Disetor Bersih

(7)

31-Mar-20 31 Des 19 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 8.581.141.024 43.489.803.981 Pembayaran kas kepada pemasok

dan untuk beban operasional lainnya (7.785.451.664) (21.336.961.390) Pembayaran kepada karyawan (482.326.418) (1.576.426.790) Kas yang dihasikan dari operasi 313.362.942 20.576.415.801 Penerimaan bunga 3.536.873 30.658.106 Pembayaran bunga (2.192.990.518) (8.364.134.879) Pembayaran pajak (310.670.245) (2.375.119.151) Penerimaan (pembayaran) lainnya (910.972) (237.008.894) Arus Kas Bersih Diperoleh dari

(Digunakan untuk) Aktivitas Operasi (2.187.671.920) 9.630.810.983 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Hasil penjualan aset tetap - 403.290.384 Pembelian aset tetap (43.579.000) (391.421.478) Pembayaran uang muka aset tetap - (4.570.183.800) Pembayaran uang muka investasi asosiasi - -Penerimaan pengembalian

uang muka investasi asosiasi - -Penerimaan dari pelepasan

Investasi entitas asosiasi - 20.000.000.000 Penambahan properti investasi (28.081.407.106) (58.341.873.455) Arus Kas Bersih Digunakan untuk

Aktivitas Investasi (28.124.986.106) (42.900.188.349) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Pembayaran utang sewa pembiayaan (208.934.000) (610.772.667) Penerimaan pihak berelasi - 17.343.582.163 Pembayaran pihak berelasi - (16.051.937.567) Setoran modal 5.000.000.000 9.750.000.000

Tambahan modal disetor 26.329.108.204

Penerimaan utang bank jangka pendek 3.051.840.486 201.755.569.997 Pembayaran utang bank jangka pendek (3.766.225.961) (190.796.278.003) Penerimaan utang bank Jangka panjang 541.953.601 116.371.277.138 Pembayaran utang bank jangka panjang (1.629.499.467) (106.353.150.257) Arus Kas Bersih Diperoleh dan

Aktivitas Pendanaan 29.318.242.863 31.408.290.804 Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas

dan Setara Kas (994.415.163) (1.861.086.562)

Kas dan Setara Kas pada Awal Tahun 1.698.147.338 3.559.233.900 Kas dan Setara Kas pada Akhir Tahun 703.732.175 1.698.147.338

(8)

1. UMUM

a. Pendirian Perusahaan

PT Lancartama Sejati Tbk (“Entitas”) didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 12 dari Notaris Sugiri Kadarisman, S.H., tanggal 1 Juni 1990. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-02-4854 HT.01.01.TH.93 tanggal 19 Juni 1993.

Akta No. 66 tanggal 16 Juli 2019 dihadapan Desman, S.H., M. Hum., MM., Notaris di Jakarta yang telah mendapat persetujuan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan nomor AHU-AH.01.03.-0309192. Tahun 2019 pada tanggal 6 Agustus 2019 yang isinya meyutujui tentang peningkatan modal dasar, modal ditempatkan dan disetor.

Anggaran Dasar Entitas telah megalami beberapa kali perubahaan, terakhir sebagaimana dituangkan dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Nomor 4 tanggal 1 November 2019 dari Notaris Christina Dwi Utami, S.H., M. Hum., M.Kn., notaris di Jakarta yang telah mendapat persetujuan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan nomor AHU-0090265.AH.01.02. Tahun 2019 pada tanggal 4 November 2019 yang isinya meyutujui:

1. Rencana Perseroan untuk melakukan penawaran umum perdana saham-saham Perseroan kepada masyarakat dan mencatatkan saham-saham Perseroan tersebut pada Bursa Efek Indonesia.

2. Perubahan status Perseroan dari suatu Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka dan perubahan nama menjadi PT Lancartama Sejati Tbk.

3. Mengeluarkan saham dalam simpanan/portepel Perseroan dan menawarkan/menjual saham baru yang akan dikeluarkan dari portepel tersebut melalui Penawaran Umum kepada masyarakat dalam jumlah sebanyak-banyaknya 200.000.000 (dua ratus juta Rupiah) saham baru dengan nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp25 (dua puluh lima Rupiah) dan menerbitkan Waran Seri 1 sebanyak-banyaknya 100.000.000 (seratus juta) yang diberikan secara cuma-Cuma kepada masyarakat yang membeli saham baru dalam Penawaran Umum dan Waran Seri1 ini dapat dialihkan dan/atau diperjualbelikan secara terpisah dari saham baru tersebut, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk peraturan Pasar Modal dan Peraturan Bursa Efek di Indonesia. 4. Untuk mencatatkan seluruh saham Perseroan pada Bursa Efek Indonesia.

5. Perubahan susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Entitas, ruang lingkup kegiatan Entitas adalah:

 Konstruksi gedung tempat tinggal, mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk tempat tinggal, seperti rumah tempat tinggal, apartemen dan kondominium.

 Konstruksi gedung perkantoran, mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk perkantoran, seperti kantor dan rumah kantor (rukan).

 Konstruksi gedung industri, mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk industri, seperti pabrik dan bengkel kerja.

 Konstruksi gedung perbelanjaan, mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai untuk perbelanjaan, seperti mall, toserba, toko, rumah toko (ruko) dan warung.

(9)

1. UMUM - Lanjutan

a. Pendirian Perusahaan - Lanjutan

Saat ini kegiatan utama Entitas menjalankan kegiatan usaha di bidang jasa konstruksi.

Entitas berlokasi di Jakarta dan berkantor pusat di Wisma Lancartama, Jalan Pakubuwono VI Nomor 99 A-B, Jakarta Selatan.

Entitas mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1990. Entitas merupakan entitas induk terakhir.

b. Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan

Berdasarka Akta Nomor 4 tanggal 1 November 2019 dari Notaris Christina Dwi Utami, S.H., M. Hum., M.Kn., notaris di Jakarta Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Entitas pada tanggal 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut :

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Djaja Julia Supena

Komisaris Independen : Rizka Alfrina

Direksi

Direktur Utama : Alex Widjaja

Direktur : Kathrin Widjaja

Berdasarkan Akta Nomor 31 tanggal 26 November 2014 dari Notaris Fenny Tjitra, S.H., notaris di Jakarta Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Entitas pada tanggal 31 Desember 2018 adalah sebagai berikut :

Dewan Komisaris

Komisaris : Kathrin Widjaja

Direksi

Direktur : Alex Widjaja

Entitas mempunyai 8 dan 9 karyawan tetap masing-masing pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 (tidak diaudit).

Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Direksi Nomor 026/SK/DIRKOM/Xl/2019 tanggal 7 November 2019, Perseroan telah mengangkat Lia Ariesta Fitriana sebagai Kepala Unit Audit Internal.

Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Direksi Nomor 027/SK/DIR/XI/2019 tanggal 7 November 2019, Sekretaris Perusahaan adalah Destryani Sianturi

(10)

1. UMUM - Lanjutan c. Struktur Entitas Anak

Pada tanggal 31 Desember 2018, Entitas memiliki secara langsung lebih dari 50% saham entitas anak berikut:

PT Cahaya Maju Indo (CMI)

Berdasarkan akta No. 54 tanggal 13 Desember 2018 oleh Desman S.H., M. Hum., M.M. Entitas memiliki investasi saham di PT Cahaya Maju Indo sebesar 990 saham atau senilai Rp99.000.000.

PT Permata Indo Makmur (PIM)

Berdasarkan akta No. 53 tanggal 13 Desember 2018 oleh Desman S.H., M. Hum., M.M. Entitas memiliki investasi saham di PT Permata Indo Makmur sebesar 990 saham atau senilai Rp99.000.000.

Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali

Pada bulan Mei 2019, Entitas melepas seluruh kepemilikan saham di PT CMI dan PT PIM kepada Alex Widjaja (pemegang saham).

Transaksi tersebut dicatat sesuai dengan PSAK No. 38 (Revisi 2012), “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali”.

Hubungan sepengendali antara Entitas dengan PT CMI dan PT PIM dimulai pada tahun 2018. Rincian Entitas anak pada akhir periode pelaporan adalah sebagai berikut :

Entitas Anak Domisili

Persentase kepemilikan

Tahun operasi

komersial Jumlah Aset

PT Permata Indo Makmur Jakarta 99%

- 100.000.000

PT Cahaya Maju Indo Jakarta 99%

- 100.000.000

2. PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“PSAK”) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (”ISAK”) BARU DAN REVISI

a. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang Diterbitkan dan Berlaku Efektif Dalam Tahun Berjalan (pada atau setelah 1 Januari 2019)

Dalam tahun berjalan, Entitas telah menerapkan standar akuntansi keuangan (“SAK”) dan intrepretasi standar akuntansi keuangan (“ISAK”) baru dan revisi termasuk pengesahan amandemen dan penyesuaian tahunan yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia yang dianggap relevan dengan kegiatan operasinya dan mempengaruhi laporan keuangan berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2019.

SAK dan ISAK baru dan revisi termasuk pengesahan amandemen dan penyesuaian tahunan yang berlaku efektif dalam tahun berjalan adalah sebagai berikut:

(11)

2. PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“PSAK”) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (”ISAK”) BARU DAN REVISI – Lanjutan

a. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang Diterbitkan dan Berlaku Efektif Dalam Tahun Berjalan (pada atau setelah 1 Januari 2019) – Lanjutan

- PSAK No. 22 (Penyesuaian 2018) mengklarifikasi bahwa ketika salah satu pihak dalam suatu pengaturan bersama, memperoleh pengendalian atas bisnis yang merupakan suatu operasi bersama (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 66), dan memiliki hak atas aset dan kewajiban atas liabilitas terkait dengan operasi bersama tersebut sesaat sebelum tanggal akuisisi, transaksi tersebut adalah kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap. Pihak pengakuisisi menerapkan persyaratan untuk kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, termasuk pengukuran kembali kepentingan yang dimiliki sebelumnya dalam operasi bersama dengan cara yang dideskripsikan dalam paragraf 42. Dengan demikian, pihak pengakuisisi mengukur kembali seluruh kepentingan yang dimiliki sebelumnya dalam operasi bersama tersebut.

- Amendemen PSAK No. 24: Imbalan Kerja tentang Amendemen, Kurtailmen, atau Penyelesaian Program menambahkan paragraf 101A,122A,123A, 179 dan mengubah paragraf 57, 99,120, 123, 125, 126, 156 serta penambahan judul sebelum paragraf 122A. Amendemen PSAK No. 24 memberikan panduan yang lebih jelas bagi entitas dalam mengakui biaya jasa lalu, keuntungan dan kerugian penyelesaian, biaya jasa kini dan bunga neto setelah adanya amendemen, kurtailmen, atau penyelesaian program karena menggunakan asumsi aktuarial terbaru (sebelumnya menggunakan asumsi akturial pada awal periode pelaporan tahunan). Selain itu, Amendemen PSAK No. 24 juga mengklarifikasi bagaimana persyaratan akuntansi untuk amendemen, kurtailmen, atau penyelesaian program dapat mempengaruhi persyaratan batas atas aset yang terlihat dari pengurangan surplus yang menyebabkan dampak batas atas aset berubah. Penerapamn dini diperkenankan.

- PSAK No. 26 (Penyesuaian 2018) mengklarifikasi bahwa tarif kapitalisasi biaya pinjaman adalah rata-rata tertimbang biaya pinjaman atas semua saldo pinjaman selama periode namun entitas mengecualikan dari perhitungan tersebut biaya pinjaman atas pinjaman yang didapatkan secara spesifik untuk memperoleh aset kualifikasian sampai secara substansial seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset agar dapat digunakan sesuai dengan intensinya atau dijual telah selesai.

- PSAK No. 46 (Penyesuaian 2018) menegaskan mengenai konsekuensi pajak penghasilan atas dividen dengan menghapus paragraf 52B dan menambah paragraf 57A. Konsekuensi pajak penghasilan atas dividen (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 71: Instrumen Keuangan) timbul ketika entitas mengakui liabilitas untuk membayar dividen. Konsekuensi pajak penghasilan tersebut lebih terkait secara langsung dengan transaksi atau peristiwa masa lalu yang menghasilkan laba yang dapat didistribusikan daripada dengan distribusi kepada pemilik. Oleh karena itu, entitas mengakui konsekuensi pajak penghasilan tersebut dalam laba rugi, penghasilan komprehensif lain atau ekuitas sesuai dengan pengakuan awal entitas atas transaksi atau peristiwa masa lalu tersebut.

(12)

2. PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“PSAK”) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (”ISAK”) BARU DAN REVISI – Lanjutan

a. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang Diterbitkan dan Berlaku Efektif Dalam Tahun Berjalan (pada atau setelah 1 Januari 2019) – Lanjutan

- PSAK No. 66 (Penyesuaian 2018) mengklarifikasi bahwa pihak yang berpartisipasi dalam, tetapi tidak memiliki pengendalian bersama atas, suatu operasi bersama dapat memperoleh pengendalian bersama atas operasi bersama dalam hal aktivitas operasi bersama merupakan suatu bisnis (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 22: Kombinasi Bisnis). Dalam kasus demikian, kepentingan yang dimiliki sebelumnya dalam operasi bersama tidak diukur kembali.

- ISAK No. 33, “Transaksi Valuta Asing dan Imbalan di Muka”, ISAK No. 33 mengklarifikasi penggunaan tanggal transaksi untuk menentukan kurs yang digunakan pada pengakuan awal aset, beban atau penghasilan terkait pada saat entitas telah menerima atau membayar imbalan di muka dalam valuta asing.

- ISAK No. 34, “Ketidakpastian dalam Perlakuan Pajak Penghasilan”, ISAK No. 34 mengklarifikasi dan memberikan panduan dalam merefleksikan ketidakpastian perlakuan pajak penghasilan dalam laporan keuangan.

b. Standar yang Diterbitkan Namun Belum Berlaku Efektif Dalam Tahun Berjalan (pada atau setelah 1 Januari 2020)

Berikut ini standar baru dan amandemen yang berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2020, penerapan dini diperkenankan.

- Amendemen PSAK No. 15 “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama tentang Kepentingan Jangka Panjang pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”. Amendemen PSAK No. 15 menambahkan paragraf 14A sehingga mengatur bahwa entitas juga menerapkan PSAK No. 71 atas instrumen keuangan pada entitas asosiasi atau ventura bersama dimana metode ekuitas tidak diterapkan. Hal ini termasuk kepentingan jangka panjang yang secara substansi membentuk bagian investasi neto entitas pada entitas asosiasi atau ventura bersama sebagaimana dimaksud dalam PSAK No. 15 paragraf 38. - Amandemen PSAK No. 62, “Kontrak Asuransi - Menerapkan PSAK No. 71: Instrumen

Keuangan dengan PSAK No. 62: Kontrak Asuransi”.

Amendemen ini memberikan 2 (dua) pendekatan yang bersifat opsional bagi entitas asuransi, yakni:

a. Deferral approach: pengecualian temporer dari penerapan PSAK No. 71 bagi entitas yang aktivitas utamanya adalah menerbitkan kontrak asuransi sebagaimana dalam ruang lingkup PSAK No. 62 (yang diterapkan pada level entitas pelapor); dan

b. Overlay approach: memperkenankan entitas untuk mereklasifikasi beberapa penghasilan atau beban yang timbul dari aset keuangan yang ditetapkan dari laba rugi ke penghasilan komprehensif lain.

(13)

2. PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“PSAK”) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (”ISAK”) BARU DAN REVISI – Lanjutan

b. Standar yang Diterbitkan Namun Belum Berlaku Efektif Dalam Tahun Berjalan (pada atau setelah 1 Januari 2020) - Lanjutan

- PSAK No. 71 “Instrumen Keuangan”, PSAK No. 71 mengatur perubahan persyaratan terkait instrumen keuangan seperti klasifikasi dan pengukuran, penurunan nilai, dan akuntansi lindung nilai. PSAK ini akan menggantikan PSAK No. 55 “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”.

- Amendemen PSAK No. 71 “Instrumen Keuangan tentang Fitur Percepatan Pelunasan dengan Kompensasi Negatif”. Amendemen PSAK No. 71 mengamendemen paragraf PP4.1.11(b) dan PP4.1.12(b), dan menambahkan paragraf PP4.1.12A sehingga mengatur bahwa aset keuangan dengan fitur percepatan pelunasan yang dapat menghasilkan kompensasi negatif memenuhi kualifikasi sebagai arus kas kontraktual yang berasal semata dari pembayaran pokok dan bunga dari jumlah pokok terutang.

- PSAK No. 72 “Pendapatan Dari Kontrak Dengan Pelanggan”, PSAK No. 72 mengatur model pengakuan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan, sehingga entitas diharapkan dapat melakukan analisis sebelum mengakui pendapatan. PSAK No. 72 ini akan menggantikan PSAK No. 23 “Pendapatan”, PSAK No. 34 “Kontrak Konstruksi”, PSAK No. 44 “Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate”, ISAK No. 10 “Program Loyalitas Pelanggan”, ISAK No. 21 “Perjanjian Konstruksi Real Estat” dan ISAK No. 27: Pengalihan Aset Dari Pelanggan”.

- PSAK No. 73 “Sewa”, PSAK No. 73 menetapkan prinsip-prinsip untuk pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan sewa, dengan tujuan memastikan bahwa lessee dan lessor menyediakan informasi yang relevan yang dengan setia mewakili transaksi tersebut. PSAK No. 73 ini akan menggantikan PSAK No. 30 “Sewa”.

- Amendemen PSAK No. 1 “Penyajian Laporan Keuangan” tentang definisi material, mengklarifikasi definisi material dengan tujuan untuk menyelaraskan definisi yang digunakan dalam kerangka konseptual dan beberapa PSAK yang relevan. Selain itu juga memberikan panduan yang lebih jelas terkait definisi material dalam konteks mengurangi over disclosure karena terjadi perubahan ambang batas (thresholds) dari definisi material tersebut.

- Amendemen PSAK No. 25 “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan” tentang Definisi Material. Secara garis besar, Amendemen PSAK No. 1 dan Amendemen PSAK No. 25 tersebut:

a. menambahkan istilah “obscuring” (pengaburan), penjelasan dan contoh mengenai istilah tersebut;

b. mengubah istilah “dapat mempengaruhi” menjadi “diperkirakan cukup dapat mempengaruhi” dalam konteks pengambilan keputusan oleh pengguna utama;

c. mengubah istilah “pengguna” menjadi “pengguna utama” dalam konteks pengguna laporan keuangan dan terdapat penambahan penjelasan terkait pengguna utama tersebut;

(14)

2. PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“PSAK”) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (”ISAK”) BARU DAN REVISI – Lanjutan

b. Standar yang Diterbitkan Namun Belum Berlaku Efektif Dalam Tahun Berjalan (pada atau setelah 1 Januari 2020) - Lanjutan

- ISAK No. 35 “Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nirlaba”. ISAK No. 35 mengatur ruang lingkup penyajian laporan keuangan entitas yang berorientasi nirlaba terlepas dari bentuk hukum entitas. Interpretasi ini juga dapat diterapkan oleh entitas berorientasi nirlaba yang menggunakan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Akuntabilitas Non Publik (SAK ETAP). ISAK No. 35 menggantikan PSAK No. 45 “Penyajian Laporan Keuangan Entitas Nirlaba” berdasarkan PSAK No. 13 tentang Pencabutan PSAK No. 45 “Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba”.

Beberapa dari SAK dan ISAK termasuk amandemen dan peyesuaian tahunan yang berlaku dalam tahun berjalan dan relevan dengan kegiatan Entitas telah diterapkan sebagaimana dijelaskan dalam “Ikhtisar Kebijakan Akuntansi yang Penting”.

Beberapa SAK dan ISAK lainnya yang tidak relevan dengan kegiatan Entitas atau mungkin akan mempengaruhi kebijakan akuntansinya dimasa depan sedang dievaluasi oleh manajemen potensi dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar-standar ini terhadap laporan keuangan.

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING

Kebijakan akuntansi diterapkan secara konsisten dalam penyajian laporan keuangan kecuali bagi penerapan beberapa SAK yang telah direvisi dan berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2019 yaitu sebagai berikut:

a. Pernyataan Kepatuhan

Laporan keuangan telah disusun dan disajikan sesuai dengan SAK, yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, termasuk standar baru dan yang direvisi, amandemen dan penyesuaian tahunan, yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2019, serta Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (sekarang menjadi Otoritas Jasa Keuangan atau OJK) No. Kep-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 yaitu Peraturan No.VIII.G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik yang berlaku untuk laporan keuangan yang berakhir pada atau setelah tanggal 31 Desember 2012.

b. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun sesuai dengan PSAK No. 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”, termasuk PSAK No. 1 (Amandemen 2015), “Penyajian Laporan Keuangan tentang Prakarsa Pengungkapan”. PSAK revisi ini mengubah pengelompokkan item-item yang disajikan dalam penghasilan komprehensif lain (OCI). Item-item yang akan direklasifikasi ke laba rugi akan disajikan terpisah dari item-item yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi. Penerapan PSAK ini hanya berakibat pada penyajian saja dan tidak berdampak pada posisi keuangan dan kinerja Entitas.

(15)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan b. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan - Lanjutan

Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha serta atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas yang menggunakan dasar kas.

Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah konsep biaya perolehan

(historical cost), kecuali untuk beberapa akun tertentu yang didasarkan pengukuran lain

sebagaimana yang diungkapkan pada kebijakan akuntansi dalam masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan adalah Rupiah (Rp) yang juga merupakan mata uang fungsional Entitas.

Ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya maka entitas menyajikan kembali laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan.

c. Investasi pada Entitas Asosiasi

Entitas menerapkan PSAK No. 15 (Revisi 2013), “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”, termasuk PSAK No. 15 (Amendemen 2015), “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura bersama tentang Investasi Entitas Asosiasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi”. PSAK ini menentukan penerapan metode ekuitas atas investasi pada entitas asosiasi. Amandemen PSAK No. 15 memberikan klarifikasi pada paragraf 36A tentang pengecualian konsolidasi untuk investasi ketika ktriteria tertentu terpenuhi.

Dampak penerapan PSAK ini bersama-sama dengan PSAK No. 66, “Pengaturan Bersama”. Entitas asosiasi adalah suatu entitas yang mana investor mempunyai pengaruh signifikan. Pengaruh signifikan adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional investee, tetapi tidak mengendalikan atau mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut.

Pengendalian bersama adalah persetujuan kontraktual untuk berbagi pengendalian atas suatu pengaturan, yang ada hanya ketika keputusan tentang aktivitas relevan mensyaratkan persetujuan dengan suara bulat dari seluruh pihak yang berbagi pengendalian.

Dalam metode ekuitas, pengakuan awal investasi pada entitas asosiasi diakui sebesar biaya perolehan, dan jumlah tercatat tersebut ditambah atau dikurang untuk mengakui bagian investor atas aset bersih investee setelah tanggal perolehan. Laba atau rugi investor mencakup bagian dari laba atau rugi investee dan OCI dari investor mencakup bagian OCI dari investee. Goodwill terkait dengan entitas asosiasi terdapat dalam jumlah tercatat investasi dan tidak diamortisasi maupun dilakukan pengujian penurunan nilai secara individu.

(16)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan c. Investasi pada Entitas Asosiasi - Lanjutan

Jika terdapat suatu perubahan yang diakui langsung dalam ekuitas entitas asosiasi, entitas mengakui bagiannya dari perubahan tersebut dan mengungkapkannya, jika relevan, dalam laporan perubahan ekuitas. Keuntungan atau kerugian belum terealisasi yang timbul dari transaksi antara entitas dengan entitas asosiasi dieliminasi sebatas kepentingannya dalam entitas asosiasi.

Jika bagian entitas atas rugi pada entitas asosiasi sama dengan atau melebihi kepentingannya pada entitas asosiasi, maka entitas menghentikan pengakuan bagiannya atas rugi lebih lanjut. Setelah kepentingan entitas dikurangkan menjadi nol, tambahan kerugian dicadangkan, dan liabilitas diakui, hanya sepanjang entitas mempunyai kewajiban hukum atau konstruktif atau melakukan pembayaran atas nama entitas asosiasi atau ventura bersama.

Jika entitas asosiasi bersama melaporkan laba pada periode berikutnya, entitas mengakui bagiannya atas laba tersebut hanya setelah bagiannya atas laba tersebut sama dengan bagian kerugian yang tidak diakui.

Laporan keuangan entitas asosiasi disusun untuk periode yang sama dengan entitas. Jika perlu, penyesuaian dilakukan untuk membawa kebijakan akuntansi yang sama dengan yang diterapkan Entitas.

Setelah penerapan metode ekuitas, entitas menerapkan persyaratan di PSAK No. 55 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, untuk menentukan apakah perlu mengakui penurunan nilai tambahan sehubungan dengan investasinya dalam entitas asosiasi. Jika penurunan terindikasi, jumlah dikalkulasi dengan mengacu pada PSAK No. 48 (Revisi 2014), “Penurunan Nilai Aset”.

Jumlah tercatat keseluruhan investasi diuji untuk penurunan nilai sebagai suatu aset tunggal, yaitu, goodwill tidak diuji secara terpisah. Jumlah pemulihan investasi pada entitas asosiasi dinilai untuk setiap entitas asosiasi, kecuali entitas asosiasi tidak menghasilkan arus kas secara independen.

Pada saat hilangnya pengaruh signifikan pada entitas asosiasi, entitas mengakui setiap investasi yang tersisa pada nilai wajar. Perbedaan antara jumlah tercatat entitas asosiasi pada saat hilangnya pengaruh signifikan dan nilai wajar dari investasi yang tersisa dan hasil dari pelepasan diakui dalam laba atau rugi.

Persyaratan pengungkapan untuk entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifikan pada investee dijelaskan dalam PSAK No. 67, “Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain”.

(17)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi

Entitas melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi” dan PSAK No. 7 (Penyesuaian 2015), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”.

PSAK ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen dalam laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan tersendiri entitas induk dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual.

PSAK ini juga memberikan pengecualian dari persyaratan umum pengungkapan pihak berelasi atas transaksi dengan pemerintah dan entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama, atau dipengaruhi secara signifikan oleh Pemerintah (entitas berelasi dengan Pemerintah).

Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangannya (entitas pelapor).

a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:

(i) Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perusahaan; (ii) Memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan; atau

(iii) Personil manajemen kunci Perusahaan atau Perusahaan atau entitas induk Perusahaan. b. Suatu entitas mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika entitas jika memenuhi salah

satu hal berikut:

(i) Entitas dan Perusahaan adalah anggota dari perusahaan yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).

(ii) Suatu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu perusahaan, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).

(iii) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.

(iv) Suatu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.

(v) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu Perusahaan atau entitas yang terkait dengan Perusahaan. Jika Perusahaan adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan Perusahaan.

(vi) entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasikan dalam huruf (a).

(vii) orang yang didentifikasikan dalam huruf (a.i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi.

Seluruh transaksi dan saldo yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan.

(18)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING – Lanjutan e. Instrumen Keuangan

Entitas menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (Revisi 2014), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 60 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”, termasuk Penyesuaian 2016 PSAK No. 60. Selain itu, Entitas juga menerapkan ISAK No. 13, “Lindung Nilai Investasi Neto Dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri” dan ISAK No. 26 (2014), “Penilaian Ulang Derivatif Melekat”.

PSAK No. 50 (Revisi 2014) menguraikan persyaratan akuntansi penyajian dari instrumen keuangan, terutama untuk klasifikasi instrumen tersebut dalam aset keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas. Standar ini juga memberikan panduan pada klasifikasi terkait dengan suku bunga, dividen dan keuntungan/kerugian, dan ketika aset keuangan dan kewajiban keuangan dapat di saling hapus.

Prinsip-prinsip dalam standar ini melengkapi prinsip untuk pengakuan dan pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam PSAK No. 55 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, dan untuk mengungkapkan informasi tentang instrumen keuangan di PSAK No. 60 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.

PSAK No. 55 (Revisi 2014) berkaitan dengan, antara lain, pengakuan awal dari aset dan liabilitas keuangan, pengukuran setelah pengakuan awal, penurunan nilai, penghentian pengakuan, dan akuntansi lindung nilai.

PSAK No. 60 (Revisi 2014) mensyaratkan pengungkapan kuantitatif dan kualitatif dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan atas posisi dan kinerja keuangan, dan sifat dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas adalah terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan dan bagaimana entitas mengelola risiko-risiko tersebut. Selain itu, standar ini menjelaskan persyaratan untuk pengungkapan risiko likuiditas.

ISAK No. 26 (Revisi 2014) menegaskan perlakuan di PSAK No. 55 (Revisi 2014) bahwa entitas harus menilai apakah derivatif melekat disyaratkan untuk dipisahkan dari kontrak utama dan dicatat sebagai derivatif ketika entitas menjadi pihak dalam kontrak tersebut. (1) Aset Keuangan

Pengakuan dan Pengukuran Awal

Aset keuangan diakui pada posisi keuangan ketika entitas menjadi pihak dalam provisi kontrak instrumen.

Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2014) diklasifikasikan sebagai aset keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL), investasi dimiliki hingga jatuh tempo (HTM), pinjaman yang diberikan dan piutang, atau aset keuangan tersedia untuk dijual (AFS). Entitas menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kembali klasifikasi aset pada setiap tanggal pelaporan.

Aset keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajar, dalam hal investasi tidak diklasifikasikan sebagai FVTPL, nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan.

(19)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan e. Instrumen Keuangan - Lanjutan

(1) Aset Keuangan - Lanjutan

Pengukuran Setelah Pengakuan Awal

Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut:

 Aset Keuangan pada Nilai Wajar Melalui Laba atau Rugi (FVTPL)

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai FVTPL pada saat aset keuangan diperoleh untuk diperdagangan atau ditetapkan pada saat pengakuan awal sebagai FVTPL. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali aset derivatif tersebut ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif.

Aset keuangan FVTPL termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal sebagai FVTPL disajikan dalam laporan posisi keuangan pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain termasuk dividen atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan tanpa dikurangi biaya transaksi yang mungkin terjadi pada saat penjualan atau pelepasan lainnya.

 Investasi yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (HTM)

Aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo (HTM) ketika entitas mempunyai maksud positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan hingga jatuh tempo.

Setelah pengukuran awal, investasi HTM diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif (EIR).

Metode ini menggunakan EIR untuk estimasi penerimaan kas di masa datang yang didiskontokan selama perkiraan umur dari aset keuangan ke nilai tercatat bersih dari aset keuangan.

Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain pada saat investasi tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, maupun melalui proses amortisasi.

Pinjaman yang Diberikan dan Piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan dalam kelompok ini diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan EIR.

Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan

(20)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan e. Instrumen Keuangan - Lanjutan

(1) Aset Keuangan - Lanjutan

Pengukuran Setelah Pengakuan Awal - Lanjutan

 Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual (AFS)

Aset keuangan AFS adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam tiga kategori sebelumnya. Aset keuangan ini diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar kecuali aset keuangan tersebut ditujukan untuk dilepaskan dalam waktu dua belas bulan dari tanggal laporan posisi keuangan.

Setelah pengukuran awal, aset keuangan AFS diukur pada nilai wajar tanpa dikurangi biaya transaksi yang mungkin terjadi saat penjualan atau pelepasan lain, dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui sebagai OCI dalam komponen ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya.

Pada saat pengukuran awal, laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam komponen ekuitas sampai pengakuannya aset keuangan tersebut dihentikan atau sampai ditetapkan ada penurunan nilainya dan pada saat yang sama keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui ke laporan laba rugi dan penghasilam komprehensif sebagai penyesuaian reklasifikasi.

(2) Liabilitas Keuangan

Pengakuan dan Pengukuran Awal

Liabilitas keuangan diakui pada posisi keuangan ketika entitas menjadi pihak dalam provisi kontrak instrumen.

Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2014) diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL), liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi (hutang lain-lain dan derivatif yang ditentukan sebagai instrumen lindung nilai efektif, mana yang sesuai). Entitas menetapkan klasifikasi atas liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.

Liabilitas keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajar dan dalam hal liabilitas keuangan tidak diklasifikasikan sebagai FVTPL, nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan liabilitas keuangan tersebut.

(21)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan e. Instrumen Keuangan - Lanjutan

(2) Liabilitas Keuangan - Lanjutan

Pengukuran Setelah Pengakuan Awal - Lanjutan

Pengukuran liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut:

 Liabilitas Keuangan pada Nilai Wajar Melalui Laba Rugi (FVTPL)

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali mereka ditetapkan sebagai derivatif liabilitas instrumen lindung nilai efektif. Keuntungan atau kerugian atas liabilitas yang dimiliki untuk diperdagangkan diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.

Liabilitas keuangan yang ditetapkan sebagai liabilitas keuangan FVTPL termasuk liabilitas keuangan untuk diperdagangkan dan ditetapkan pada saat pengakuan awal sebagai FVTPL disajikan dalam laporan posisi keuangan pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.

 Liabilitas Keuangan pada Biaya Perolehan Diamortisasi

Setelah pengakuan awal, selanjutnya liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode EIR.

Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode EIR dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai dan pembiayaan atau pengurangan pokok.

Perhitungan tersebut memperhitungkan premium atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya maupun melalui proses amortisasi.

(3) Saling Hapus Instrumen Keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus buku dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, terdapat hak secara hukum untuk melakukan saling hapus buku atas jumlah tercatat dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat maksud untuk menyelesaikan secara bersih, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.

(22)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan e. Instrumen Keuangan - Lanjutan

(4) Nilai Wajar Instrumen Keuangan

Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga di pasar aktif pada penutupan bisnis pada akhir periode pelaporan tanpa pengurangan untuk biaya transaksi. Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian.

Teknik penilaian tersebut mencakup penggunaan transaksi-transaksi pasar yang wajar antara pihak-pihak yang mengerti dan berkeinginan, mengacu pada nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisis arus kas yang didiskontokan, atau model penilaian lain sebagaimana disyaratkan di PSAK No. 68, “Pengukuran Nilai Wajar”.

Penyesuaian Risiko Kredit

Entitas menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit pihak lawan (counterparty) antara instrumen yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam menentukan nilai wajar posisi liabilitas keuangan, risiko kredit entitas terkait dengan instrumen harus diperhitungkan.

(5) Penurunan Nilai Aset Keuangan

Entitas pada setiap akhir periode pelaporan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan.

 Aset Keuangan Dicatat pada Biaya Perolehan Diamortisasi

Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, entitas menentukan penurunan nilai berdasarkan bukti objektif secara individual atas penurunan nilai.

Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif. Penghasilan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya, berdasarkan tingkat EIR awal dari aset tersebut. Pinjaman yang diberikan dan piutang, beserta dengan penyisihan terkait, dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan pemulihan dimasa depan yang realistis dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada entitas.

(23)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan e. Instrumen Keuangan - Lanjutan

(5) Penurunan Nilai Aset Keuangan - Lanjutan

 Aset Keuangan Dicatat pada Biaya Perolehan Diamortisasi - Lanjutan

Jika pada periode berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jika dimasa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, maka jumlah pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.

 Aset Keuangan yang Tersedia Untuk Dijual

Dalam hal ini instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual (AFS), bukti objektif terjadinya penurunan nilai, termasuk penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang pada nilai wajar dari investasi di bawah biaya perolehannya.

(6) Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan Aset Keuangan

Aset keuangan (atau mana yang lebih sesuai, bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat:

(1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut telah berakhir; atau

(2) entitas telah mentransfer hak kontraktual mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga dalam perjanjian

pass-through; dan baik

(a) entitas telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau

(b) entitas secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut.

Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas tersebut dihentikan atau dibatalkan atau kadaluarsa. Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial persyaratan dari suatu liabilitas yang saat ini ada, pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan suatu liabilitas baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.

(24)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan e. Instrumen Keuangan - Lanjutan

(7) Instrumen Derivatif

Instrumen keuangan derivatif pada awalnya diakui berdasarkan nilai wajar pada tanggal kontrak derivatif itu dimulai dan selanjutnya dinilai kembali berdasarkan nilai wajarnya. Metode untuk mengakui adanya keuntungan atau kerugian yang terjadi tergantung apakah derivatif itu ditujukan untuk instrumen derivatif, dan sifat dari objek yang dilindungi nilainya.

Entitas mengelompokkan tujuan dari derivatif sebagai:

(1) suatu lindung nilai terhadap eksposur perubahan nilai wajar atas aset atau liabilitas yang telah diakui atau komitmen pasti yang belum diakui, atau bagian yang telah diidentifikasi dari aset, liabilitas atau komitmen pasti tersebut, yang diatribusikan pada risiko tertentu dan dapat mempengaruhi laba-rugi (lindung nilai atas nilai wajar); atau (2) suatu lindung nilai terhadap eksposur variabilitas arus kas yang

(i) dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan aset atau liabilitas yang telah diakui atau yang dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi, dan

(ii) dapat mempengaruhi laba-rugi (lindung nilai arus kas).

Pada saat terjadinya transaksi, entitas mendokumentasi hubungan antara instrumen lindung nilai dan item yang dilindung nilai, juga tujuan manajemen risiko dan strategi yang diterapkan dalam melakukan berbagai macam transaksi lindung nilai. Entitas juga mendokumentasikan penilaiannya, pada saat terjadinya dan secara berkesinambungan, apakah derivatif yang digunakan untuk transaksi lindung nilai memiliki efektivitas yang tinggi dalam rangka saling menghapuskan perubahan nilai wajar atau arus kas dari item yang dilindung nilai.

Nilai penuh dari derivatif lindung nilai dikelompokan sebagai aset atau liabilitas tidak lancar apabila jatuh tempo item yang dilindung nilai tersebut melebihi 12 (dua belas) bulan dan sebagai aset atau liabilitas lancar apabila jatuh tempo item lindung nilai tersebut kurang dari 12 (dua belas) bulan.

(i) Lindung nilai atas nilai wajar

Perubahan nilai wajar derivatif yang ditujukan dan dikualifikasikan sebagai lindung nilai atas nilai wajar, dicatat didalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, bersamaan dengan perubahan yang terjadi pada nilai wajar aset atau liabilitas yang dilindung nilai yang dapat diatribusikan pada resiko yang dilindung nilai. Keuntungan atau kerugian yang terkait dengan bagian efektif dari lindung nilai atas nilai wajar diakui di dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, di baris yang sama dengan perubahan nilai wajar item yang dilindung nilai.

Keuntungan atau kerugian yang terkait dengan bagian yang tidak efektif diakui di dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, dalam akun “Keuntungan/(Kerugian) Lain-lain -bersih”.

(25)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan e. Instrumen Keuangan - Lanjutan

(7) Instrumen Derivatif - Lanjutan (ii) Lindung nilai arus kas

Bagian efektif dari perubahan nilai wajar derivatif yang ditujukan dan dikualifikasikan sebagai lindung nilai arus kas, diakui dalam bagian ekuitas, didalam akun “Perubahan Bersih Nilai Wajar – Lindung Nilai Arus Kas”.

Keuntungan atau kerugian yang terkait dengan bagian yang tidak efektif diakui segera di dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, dalam akun “Keuntungan/(Kerugian) Lain-lain-bersih”. Akan tetapi, ketika prakiraan transaksi yang dilindungi nilai menimbulkan aset non-keuangan, keuntungan dan kerugian yang sebelumnya ditangguhkan di ekuitas akan dialihkan dari ekuitas dan dimasukkan di dalam pengukuran awal biaya perolehan aset tersebut.

Jumlah yang diakumulasikan di ekuitas direklasifikasi ke laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain pada saat item yang dilindung nilai mempengaruhi laba atau rugi.

Keuntungan atau kerugian yang terkait dengan bagian efektif dari lindung nilai arus kas diakui di dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, di baris yang sama dengan item yang dilindung nilai.

Ketika instrumen lindung nilai kadaluarsa atau dijual, atau ketika lindung nilai tidak lagi memenuhi kriteria akuntansi lindung nilai, keuntungan atau kerugian kumulatif yang ada di ekuitas saat itu tetap berada di bagian ekuitas dan akan diakui pada saat prakiraan transaksi yang pada akhirnya diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.

Apabila prakiraan transaksi tidak lagi diharapkan akan terjadi, keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah dicatat di bagian ekuitas segera dialihkan ke dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, dalam akun “Keuntungan/(Kerugian) Lain-lain-bersih”.

Perubahan nilai wajar atas instrumen derivatif apapun yang tidak ditujukan atau tidak dikualifikasikan sebagai akuntansi lindung nilai diakui segera dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, dalam akun “Keuntungan/(Kerugian) Lain-lain-bersih”.

(26)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan e. Instrumen Keuangan - Lanjutan

(8) Reklasifikasi Instrumen Keuangan

Entitas tidak mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi HTM, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi HTM dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan total nilai investasi HTM), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut:

- dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali di mana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;

- terjadi setelah entitas telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau pelunasan dipercepat; atau

- terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali entitas, tidak berulang dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh entitas.

Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok HTM ke kelompok AFS dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi diakui dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.

f. Kas dan Setara Kas

Kas dan Setara Kas termasuk kas, kas di bank (rekening giro), dan deposito berjangka yang jatuh tempo dalam jangka waktu 3 bulan atau kurang pada saat penempatan yang tidak digunakan sebagai jaminan atau tidak dibatasi penggunaannya.

g. Tagihan Bruto kepada Pemberi Kerja

Tagihan bruto kepada pemberi kerja merupakan piutang entitas yang berasal dari pekerjaan kontrak konstruksi yang dilakukan namun pekerjaan yang dilakukan masih dalam pelaksanaan. Tagihan bruto disajikan sebesar selisih antara biaya yang terjadi ditambah laba yang diakui dikurangi dengan kerugian yang diakui dan termin.

Tagihan bruto diakui sebagai pendapatan sesuai dengan metode persentase penyelesaian yang dinyatakan dalam berita acara penyelesaian pekerjaan, dimana faktur belum dapat ditagihkan karena perbedaan antara tanggal berita acara kemajuan (progress) fisik dengan pengajuan penagihan pada tanggal laporan posisi keuangan.

(27)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan h. Aset Tetap

Entitas menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”, termasuk PSAK No. 16 (Penyesuaian 2015), “Aset Tetap” dan Amandemen 2015 PSAK No. 16, “Aset Tetap tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi”. Selain itu, Entitas juga menerapkan ISAK No. 25 (2011), “Hak Atas Tanah”.

PSAK No. 16 (Penyesuaian 2015) ini memberikan klarifikasi paragraf 35 terkait model revaluasi, bahwa ketika entitas menggunakan model revaluasi, jumlah tercatat aset disajikan kembali pada jumlah revaluasiannya.

Amandemen PSAK No. 16 memberikan tambahan penjelasan tentang indikasi perkiraan keusangan teknis atau komersial suatu aset dan juga memberikan klarifikasi bahwa penggunaan metode penyusutan yang berdasarkan pada pendapatan adalah tidak tepat.

Entitas telah memilih model biaya (cost model) sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya.

Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan, kecuali tanah, dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus

(straight line method) selama umur manfaat asset tetap. Taksiran masa manfaat ekonomis

sebagai berikut:

% per tahun Tahun

Kendaraan alat berat 12,5 8

Peralatan dan perlengkapan kantor 25 4

Kendaraan 25 – 12,5 4 - 8

Berdasarkan ISAK No. 25 (2011), biaya yang berhubungan dengan perpanjangan hak-hak kepemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atas tanah atau umur ekonomis tanah (jika dapat ditentukan), mana yang lebih pendek. Biaya-biaya tersebut disajikan sebagai bagian dari “Beban Ditangguhkan” dalam kelompok aset takberwujud pada laporan posisi keuangan.

Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain pada saat terjadinya; biaya penggantian atau inspeksi yang signifikan dikapitalisasi pada saat terjadinya, dan jika besar kemungkinan manfaat ekonomis dimasa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas, dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau ketika tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

(28)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan i. Properti Investasi

Entitas menerapkan PSAK No. 13 (Revisi 2011) “Properti Investasi” dan PSAK No. 13 (Penyesuaian 2015) “Properti Investasi”.

PSAK No. 13 (Penyesuaian 2015) ini memberikan klarifikasi bahwa PSAK No. 13 dan PSAK No. 22 saling mempengaruhi. Entitas dapat mengacu pada PSAK No. 13 untuk membedakan antara properti investasi dan properti yang digunakan sendiri. Entitas juga dapat mengacu pada PSAK No. 22 sebagai pedoman apakah akuisisi properti investasi merupakan kombinasi bisnis.

Properti investasi terdiri dari tanah, bangunan dan prasarana, yang dikuasai untuk menghasilkan sewa atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.

Entitas telah memilih model biaya (cost model) sebagai kebijakan akuntansi pengukuran properti investasi. Properti investasi dinyatakan sebesar biaya perolehan termasuk biaya transaksi dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai, kecuali tanah yang tidak disusutkan. Jumlah tercatat termasuk biaya penggantian dari properti investasi yang ada pada saat terjadinya biaya, jika kriteria pengakuan terpenuhi dan tidak termasuk biaya harian penggunaan properti investasi.

Penyusutan bangunan dan prasarana dihitung dengan menggunakan metode garis lurus

(straight line method) selama umur manfaat aset antara 10 dan 20 tahun.

Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain pada tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut.

Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau selesainya pembangunan atau pengembangan. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual.

Properti investasi mencakup juga properti dalam proses pembangunan yang di masa depan akan digunakan sebagai properti investasi.

j. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan kontrak dan biaya yang berhubungan dengan kontrak konstruksi diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal akhir periode pelaporan (metode persentase penyelesaian), yang diukur berdasarkan kemajuan fisik pada tanggal akhir periode pelaporan yang dinyatakan dalam berita acara penyelesaian pekerjaan eksternal.

(29)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan j. Pengakuan Pendapatan dan Beban - Lanjutan

Jika kemungkinan besar terjadi total beban kontrak akan melebihi pendapatan kontrak, maka taksiran rugi segera diakui sebagai beban.

Pendapatan kontrak terdiri dari jumlah pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak dan penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim, dan pembayaran insentif sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan dan dapat diukur dengan andal.

Biaya kontrak terdiri dari biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak, biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak secara umum dan dapat dialokasikan pada kontrak dan biaya lain yang secara spesifik dapat ditagihkan ke pelanggan sesuai isi kontrak.

Entitas menerapkan PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”, termasuk PSAK No. 23 (Penyesuaian 2014). PSAK ini mengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan.

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Entitas dan jumlahnya dapat diukur secara andal. Pendapatan diukur pada nilai wajar imbalan yang diterima atau piutang, setelah dikurangi retur dan potongan, diskon dagang dan rabat volume dan pajak pertambahan nilai (PPN).

Kriteria pengakuan pendapatan juga harus dipenuhi yaitu pada saat barang telah dikirim kepada pelanggan atau jasa telah diserahkan.

Beban diakui pada saat terjadinya, dengan menggunakan dasar akrual. k. Biaya Pinjaman

Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan, pembangunan atau pembuatan aset kualifikasian, dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada saat terjadi. Biaya pinjaman dapat mencakup beban bunga, beban keuangan dalam sewa pembiayaan atau selisih kurs yang berasal dari pinjaman dalam mata uang asing sepanjang selisih kurs tersebut diperlakukan sebagai penyesuaian atas biaya bunga.

Kapitalisasi biaya pinjaman dimulai pada saat Entitas telah melakukan aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset agar dapat digunakan atau dijual sesuai dengan intensinya serta pengeluaran untuk aset dan biaya pinjamannya telah terjadi.

Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan ketika secara substansial seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar dapat digunakan atau dijual sesuai dengan intensinya telah selesai.

(30)

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan l. Pajak Penghasilan

Entitas menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2013), “Pajak Penghasilan”. Selain itu, Entitas juga menerapkan ISAK No. 20, “Pajak Penghasilan: Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham”.

Pengakuan

Jumlah pajak kini untuk periode kini dan periode sebelumnya, yang belum dibayar, diakui sebagai liabilitas. Apabila jumlah pajak yang telah dibayar untuk periode kini dan periode-periode sebelumnya melebihi jumlah pajak yang terhutang untuk periode-periode-periode-periode tersebut, maka selisihnya diakui sebagai aset.

Pengukuran

Liabilitas (aset) pajak kini untuk periode kini dan periode sebelumnya diukur sebesar jumlah yang diharapkan untuk dibayar (direstitusi) kepada otoritas perpajakan, yang dihitung menggunakan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada periode pelaporan.

Alokasi

Untuk transaksi atau peristiwa lainnya yang diakui dalam laba rugi, setiap pengaruh pajak terkait juga diakui dalam laba rugi. Untuk transaksi atau peristiwa lainnya yang diakui diluar laba rugi (baik dalam OCI maupun langsung dalam ekuitas), setiap pengaruh pajak terkait juga diakui diluar laba rugi (baik dalam OCI maupun langsung dalam ekuitas, masing-masing). Demikian juga, pengakuan aset dan liabilitas pajak tangguhan dalam kombinasi bisnis mempengaruhi jumlah goodwill yang timbul dari kombinasi bisnis tersebut atau keuntungan dari pembelian dengan diskon.

Saling Hapus

Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus jika, dan hanya jika, memiliki hak secara hukum untuk saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini, atau aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait entitas kena pajak yang sama, atau entitas berniat untuk menyelesaikan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto. Pajak Final

Beban pajak final sehubungan dengan penghasilan yang menjadi subjek pajak final diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada periode/tahun berjalan dan dicatat sebagai bagian dari beban operasi. Selisih antara jumlah pajak final yang telah dibayar dengan jumlah yang dibebankan sebagai beban pajak final diakui sebagai pajak dibayar dimuka atau utang pajak.

Referensi

Dokumen terkait

Aset keuangan FVTPL termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal sebagai FVTPL disajikan dalam laporan

Aset keuangan FVTPL termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal sebagai FVTPL disajikan dalam laporan

Aset keuangan FVTPL termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal sebagai FVTPL disajikan dalam

Aset keuangan FVTPL termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal sebagai FVTPL disajikan dalam laporan

Aset keuangan FVTPL termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal sebagai FVTPL disajikan dalam laporan

Aset keuangan FVTPL termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal sebagai FVTPL disajikan dalam laporan posisi keuangan

Aset keuangan FVTPL termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal sebagai FVTPL disajikan dalam laporan

Aset keuangan FVTPL termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal sebagai FVTPL disajikan dalam laporan posisi keuangan