BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1.
1.1. LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG
Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan terbesar di dunia Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai 13,670 pulau dengan 6,000 pulau berpenduduk, yang mempunyai 13,670 pulau dengan 6,000 pulau berpenduduk, terbentang dari Barat ke Timur sejauh 5,100 km, dari Utara ke Selatan terbentang dari Barat ke Timur sejauh 5,100 km, dari Utara ke Selatan sejauh 1,900 km. Dengan keadaan geografis tersebut, transportasi sejauh 1,900 km. Dengan keadaan geografis tersebut, transportasi udara menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatkan integrasi udara menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatkan integrasi nasional, aktifitas ekonomi dan keseimbangan ekonomi daerah.
nasional, aktifitas ekonomi dan keseimbangan ekonomi daerah.
Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi, barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya. Sub penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya. Sub Sektor
Sektor Transportasi Udara Transportasi Udara sebagai sebagai pendukung dan pendukung dan pendorong sektorpendorong sektor lainnya serta pemicu pertumbuhan wilayah harus senantiasa lainnya serta pemicu pertumbuhan wilayah harus senantiasa mendapatkan perhatian untuk terus ditinggalkan sesuai dengan mendapatkan perhatian untuk terus ditinggalkan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan kebutuhan pelayanan jasa angkutan udara. tingkat pertumbuhan dan kebutuhan pelayanan jasa angkutan udara. Bandara udara sebagai prasarana pokok sub sector transportasi udara Bandara udara sebagai prasarana pokok sub sector transportasi udara dalam penyelenggaraan penerbangan merupakan tempat untuk dalam penyelenggaraan penerbangan merupakan tempat untuk pelayanan jasa angkutan udara harus ditata secara terpadu guna pelayanan jasa angkutan udara harus ditata secara terpadu guna mewujudkan penyedia jasa kebandarudaraan yang merupakan satu mewujudkan penyedia jasa kebandarudaraan yang merupakan satu kesatuan dalam Tatanan Kebandarudaraan Nasional, keamanan dan kesatuan dalam Tatanan Kebandarudaraan Nasional, keamanan dan keselamatan operasi penerbangan , perkiraan jasa angkutan udara, keselamatan operasi penerbangan , perkiraan jasa angkutan udara, pedoman dan standar/kriteria perencanaan yang berlaku, pengelolaan pedoman dan standar/kriteria perencanaan yang berlaku, pengelolaan lingkungan hidup, rencana tata ruang wilayah, pertumbuhan ekonomi, lingkungan hidup, rencana tata ruang wilayah, pertumbuhan ekonomi, kelayakan teknis dan operasional serta pertahanan dan keamanan kelayakan teknis dan operasional serta pertahanan dan keamanan nasional sehingga dapat terwujudnya penyelenggaraan operasi nasional sehingga dapat terwujudnya penyelenggaraan operasi penerbangan yang handal dan berkemampuan tinggi serta memenuhi penerbangan yang handal dan berkemampuan tinggi serta memenuhi standar internasional perencanaan Bandar udara yang diberlakukan standar internasional perencanaan Bandar udara yang diberlakukan
oleh Interational Civil Aviation Organization (ICAO) dalam rangka menunjang pembangunan nasional disegala bidang.
Hal ini sebagaimana telah diatur dalam peraturan perundang-undangan, diantaranya:
a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tenang Penerbangan;
b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan;
d. Keputusan MenteriPerhubungan Nomor 83 Tahun 1998 tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan;
e. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 44 Tahun 2002 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional:
f. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 48 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Bandar Udara Umum;
g. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP/120/VI/2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Rencana Induk Bandar Udara.
Keberadaan Bandar Udara Datah Dawai diharapkan memberikan andil yang cukup besar bai perkembangan perekonomian wilayah regional. Terutama dalam memberikan kemudahan mobilitas bagi para pelaku ekonomi dan masyarakat. Terlebih dengan semakin mantapnya pelaksanaan otonomi daerah, mampu mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya akan berdampak terhadap kebutuhan peningkatan sarana dan prasarana Bandar Udara Datah Dawai agar dapat terus mampu memberikan pelayanan bagi para pengguna transportasi udara yang cenderung terus meningkat. Masalah utama Bandar Udara Datah Dawai - Kalimantan Timur adalah bangunan terminal penumpang dan apron yang sudah mengalami kejenuhan pada jam-jam puncak. Disamping landas pacu yang sudah tidak mampu menampung kapasitas pergerakan pesawat yang
beroperasi dan memerlukan peningkatan. Dalam upaya pelaksanaan pengembangan Bandar Udara Datah Dawai, sesuai ketentuan dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 48 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Bandar Udara Umum, setelah dilakukan Study Pendahuluan (Pre Feasibility Sudy) pada Tahun 2014, Study Kelayakan/Feasibility Study dan Master Plan Bandar Udara Datah Dawai pada Tahun 2014.
Peningkatan jumlah penumpang yang sangat tinggi sejak tahun 2000 menyebabkan bandar udara eksisting tidak dapat lagi melayani terutama pada jam-jam sibuk. Masalah utama Bandar Udara Datah Dawai – Kalimantan Timur adalah bangunan terminal penumpang dan apron yang sudah mengalami kejenuhan pada jam-jam puncak. Disamping landas pacu yang sudah tidak mampu menampung kapasitas pergerakan pesawat yang beroperasi dan memerlukan peningkatan.
Untuk mendukung terwujudnya Bandar Udara yang sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku serta kondisi wilayah yang ada, maka diperlukan suatu perencanaan detail teknik terinci guna mendapatkan hasil pembangunan yang optimal dari segi mutu dan pembiayaan.
Laporan ini berisikan rencana pelaksanaan pekerjaan Survey Pengukuran dan Pemetaan Topografi lokasi Sisi Darat dan Sisi Udara Bandar Datah Dawai – Kalimantan Timur. Sebagai hasil utama dari pekerjaan survey pengukuran dan pemetaan topografi Bandar Udara Datah Dawai – Kalimantan Timur, adalah peta situasi lokasi Bandar Udara skala 1 : 5000 dengan interval kontur setiap 0.5 meter.
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud pelaksanaan pekerjaan adalah untuk mendapatkan data topografi berupa besaran koordinat, ketinggian dan data detail lainnya yang mendukung pelaksanaan pekerjaan perencanaan pembangunan bandar udara.
Tujuan pelaksanaan pekerjaan survey pengukuran dan pemetaan topografi ini adalah untuk mendapatkan atau menyiapkan data dan peta Sisi Darat serta Sisi Udara Bandar Udara Datah Dawai sebagai data penunjang untuk keperluan teknis pekerjaan dan sebagai acuan untuk pelaksanaan pembangunan fasilitas sisi udara dan fasilitas sisi darat yang mencakup seluruh kebutuhan dan penggunaan tanah serta ruang udara untuk fasilitas penerbangan dan fasilitas penunjang penerbangan dengan mempertimbangkan aspek teknis, aspek keselamatan operasi penerbangan dan lain sebagainya. Bandar Udara Datah Dawai – Kalimantan Timur.
1.3. GAMBARAN UMUM BANDAR UDARA DATAH DAWAI
1. Bandar Udara : Datah Dawai
2. Kelas Bandara : IV
3. Pengelola : UPT Ditjen Hubud
4. Jam Operasi : 09.00-16.00 WITA
5. Klasifikasi Operasi : Visual (Non Instrument)
6. Kemampuan Operasi : Cassa 212 dan Hercules C-130
7. Pelayanan LLU : AFIS
8. Kategori PKP-PK : III
9. Koordinat Lokasi : 0° 48' 33,27 " N – 114° 31' 46,99" E
10.Elevasi : 1968 Feet (600m)
11.Jarak Bandara ke Kota Terdekat : 27 Km 12.Jarak dari Bandara ke Kota
Dari Ibu Kota Propinsi :1 Jam 30 Menit Via Pesawat Sekelas TWIN OTTER
Dari Ibu Kota Negara :
-13.Provinsi : Kalimantan Timur
14.Kabupaten : Kab. Mahakam Ulu
(Pemekaran Kutai Barat)
15.Kecamatan : Long Pahangai
18. Kode IATA : DTD
19.Runway : 750 x 23 m
20.Taxiway : 75 x 15 m
21.Apron : 60 x 40 m
22.Terminal Penumpang Lt.1 : 210 m2 23.Luas Tanah Bandar Udara : 69.403 m2
24.Nomor Landasan : 02-20
1.4. KONDISI UMUM WILAYAH STUDY
Provinsi Kalimantan Timur memiliki luas wilayah ±129.066,64 km2 yang terdiri atas 6 (enam) kabupaten dan 3 (tiga) kota, dengan jumlah penduduk pada tahun 2011 berjumlah ±3.424.210 jiwa, perlu memacu peningkatan penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka memperkukuh Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pembentukan Kabupaten Mahakam Ulu yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Kutai Barat terdiri atas 5 (lima) kecamatan, yaitu Kecamatan Long Apari, Kecamatan Long Pahangai, Kecamatan Long Bagun, Kecamatan Laham, dan Kecamatan Long Hubung. Kabupaten Mahakam Ulu memiliki luas wilayah keseluruhan ±15.315 km2 dengan jumlah penduduk ±27.923 jiwa pada tahun 2012 dan terdiri atas 49 (empat puluh sembilan) desa/kelurahan. Kabupaten Mahakam Ulu berbatasan langsung dengan Sarawak Negara Malaysia di sebelah utara, Kabupaten Kutai Kartanegara di sebelah timur, Kabupaten Kutai Barat di sebelah selatan, dan Provinsi Kalimantan Barat dan Provinsi Kalimantan Tengah di sebelah barat.
Tabel 1.1. Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Mahakam Ulu
No Kecamatan Luas Wilayah Km² % 1 Long Hubung 530,90 3,59 2 Long Bagun 4.175,25 28,24 3 Long Pahangai 3.420,40 23,14 4 Long Apari 5.490,70 37,14
5 Laham 1.697,75 11,48
Mahalam Ulu 15.314,40 100
Secara geostrategis, Kabupaten Mahakam Ulu merupakan open gates ke Malaysia (Sarawak). Kabupaten Mahakam Ulu berada pada posisi strategis sehingga dapat mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala hambatan dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung yang membahayakan intergritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional dalam menunjang keberhasilan tugas pokok pemerintah untuk kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat terutama di daerah perbatasan dan pedalaman.
Secara geopolitik, Kabupaten Mahakam Ulu yang terletak di sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Malaysia (Sarawak), sangat berpotensi untuk menjaga kedaulatan dan martabat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang termanifestasikan dalam gerak dan tindak semua lapisan masyarakat di wilayah Kabupaten Mahakam Ulu terutama di daerah-daerah perbatasan dengan Malaysia. Namun kondisi obyektif saat ini justru sebaliknya, di mana masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan secara perlahan mulai tereduksi semangat nasionalismenya. Hal ini disebabkan oleh faktor ekonomi, di mana daerah perbatasan tersebut sebagian besar merupakan daerah pedalaman dan tertinggal, tidak tersentuh oleh hiruk pikuknya pembangunan (karena luasnya span of control dari pusat pemerintahan Kabupaten Kutai Barat), sedangkan dalam kondisi lain ada peluang dan tawaran menarik dari negara tetangga (upaya silent anexation) yang notabenenya dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang ada di perbatasan. Beberapa kampung/desa Naha Tivab, Long Apari dan sekitarnya telah banyak yang hijrah, awalnya untuk bekerja pada perusahaan perkebunan dan memutuskan untuk tetap tinggal di Malaysia.
mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan, baik potensi sumber daya alam dan perdagangan. Potensi ekonomi kawasan Kabupaten Mahakam Ulu tersebar dengan variasi seperti, sektor perkebunan berupa karet, kelapa sawit, kakao, rotan, dan kopi. Sektor kehutanan berupa kayu, sarang burung walet, gaharu. Sektor pertanian di antaranya sawah dan ladang masyarakat. Sektor peternakan seperti babi, sapi, ikan kramba dan sektor pertambangan berupa batubara, emas, biji besi, uranium, minyak bumi, galian C. Di sektor perdagangan wilayah Kabupaten Mahakam Ulu berada pada posisi strategis untuk kegiatan perdagangan antardaerah seperti perdagangan dengan Mahak Baru Kabupaten Malinau, Sarawak (Malaysia) serta dengan Desa Topus, Puruq Cahuq Kabupaten Murung Raya di Provinsi Kalimantan Tengah.
Kabupaten Mahakam Ulu memprioritaskan pembangunan di wilayah Kecamatan Long Apari dan Kecamatan Long Pahangai sebagai beranda terdepan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan membuka jalur transportasi darat yang menghubungkan antarkecamatan dan kampung hingga Malaysia (Sarawak). Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu pada periode 5 s.d. 10 tahun pertama berkomitmen untuk tidak membangun gedung mewah bagi fasilitas pemerintahan kecuali untuk kepentingan pembangunan rumah sakit dan balai pertemuan umum (dituangkan dalam kontrak politik), serta memusatkan perhatian pada pembukaan isolasi wilayah khususnya infrastruktur jalan antara Kecamatan Long Bagun – Kecamatan Long Pahangai sepanjang 155 km dan Kecamatan Long Pahangai menuju Kecamatan Long Apari sepanjang 98 km.
Dengan terbentuknya Kabupaten Mahakam Ulu sebagai daerah otonom, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berkewajiban membantu dan memfasilitasi terbentuknya kelembagaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Perangkat Daerah yang efisien dan efektif sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan, serta membantu dan memfasilitasi pemindahan personel, pengalihan aset dan dokumen untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka
meningkatkan pelayanan publik dan mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Mahakam Ulu.
Dalam melaksanakan otonomi daerah, Kabupaten Mahakam Ulu perlu melakukan berbagai upaya peningkatan kemampuan ekonomi, penyiapan sarana dan prasarana pemerintahan, pemberdayaan, dan peningkatan sumber daya manusia, serta pengelolaan sumber daya alam sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
1.5. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang akan dikerjakan mencakup hal - hal sebagai berikut : a. Pengumpulan data dan informasi.
b. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan studi kepustakaan.
c. Pelaksanaan survey pengukuran topografi di lapangan. d. Komputeriasi / pengolahan data.
e. Penggambaran dan penyajian data. f. Penyusunan Laporan.