• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI BOBOT BADAN DAN UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA WONOSOBO BETINA PADA KELOMPOK PETERNAK DI KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI BOBOT BADAN DAN UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA WONOSOBO BETINA PADA KELOMPOK PETERNAK DI KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI BOBOT BADAN DAN UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA WONOSOBO BETINA PADA KELOMPOK PETERNAK DI KECAMATAN

KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO

Irfan Syuhada*, Denie Heriyadi, Andiana Sarwestri Universitas Padjadjaran

*Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun 2014 e-mail : irfansyuhada@ymail.com

ABSTRAK

Domba Wonosobo merupakan hasil persilangan Domba Texel dengan Domba Ekor Gemuk dan/ Domba Ekor Tipis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh Domba Wonosobo betina pada kelompok peternak di Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Penelitian identifikasi bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh Domba Wonosobo betina telah dilakukan di Kelompok Peternak Domba Wonosobo Desa Surenggede Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo selama dua minggu, yaitu pada Tanggal 14 – 21 Juni 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Data diperoleh dari 34 ekor Domba Wonosobo betina umur 1 – 2 tahun, dengan mengukur beberapa ukuran-ukuran tubuh, kemudian dianalisis secara deskriptif analitik. Rataan bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh Domba Wonosobo betina umur 1-2 tahun adalah bobot badan 60,64±9,07 kg, panjang badan 61,89±3,36 cm, tinggi pundak 63,14±3,36 cm, dalam dada 30,47±4,36 cm, lebar dada 22,10±2,86 cm, lingkar dada 93,65±6,97 cm, lingkar pinggang 97,61±7,95 cm, lebar pinggang 21,94±2,53 cm, dan lebar panggul 16,93±1,67 cm. Kata kunci : Domba Wonosobo Betina, Bobot Badan, Ukuran-ukuran Tubuh

(2)

IDENTIFICATION OF WONOSOBO EWES BODY WEIGHT AND MEASUREMENTS IN A GROUP OF WONOSOBO SHEEP FARMERS OF

KEJAJAR SUB-DISTRICT WONOSOBO REGENCY

Irfan Syuhada*, Denie Heriyadi, Andiana Sarwestri Padjadjaran University

*Alumnus Faculty of Animal Husbandry Padjadjaran University 2014 e-mail : irfansyuhada@ymail.com

ABSTRACT

Wonosobo sheeps were crossbreed from texel sheep with fat tailed sheep and/ thin tailed sheep. The purpose of this study was to determine the body weight and measurements of the wonosobo ewes in the group of farmers of kejajar sub-district in Wonosobo regency. The study of identification Wonosobo ewes body weight and measurements was conducted in a group of wonosobo sheep farmers of Surengede village, Kejajar sub-district, Wonosobo regency for two weeks in June 14 – 21, 2013. Research method was used a survey method with sample-taking method by using purposive sampling. The data was received from 34 wonosobo ewes that are around 1 – 2 years old, by measuring several body measurements and then descriptive analyzing. The average of body weight was 60.64±9.07 kg. Furthermore, the average of body measurements were 61.89±3.36 cm of body length, 63.14±3.36 cm of wither height, 30.47±4.36 cm of chest depth, 22.10±2.86 cm of chest width, 93.65±6.97 cm of chest girth, 97.61±7.95 cm of waist girth, 21.94±2.53 cm of waist width, and 16.93±1.67 cm of velvic width.

(3)

PENDAHULUAN

Domba Wonosobo merupakan domba hasil persilangan antara Domba Texel dengan Domba Ekor Tipis dan/ Domba Ekor Gemuk. Ciri-ciri tubuhnya berbulu keriting halus dengan warna putih hampir menutupi seluruh tubuh kecuali kaki dan muka. Bobot badan Domba Wonosobo betina dapat mencapai 82 kg. Keberadaan Domba Wonosobo saat ini tersebar di Kabupaten Wonosobo dan sekitarnya, berkembangbiak dengan baik di daerah yang bersuhu dingin seperti di Kecamatan Kejajar dan Kecamatan Kalikajar.

Populasi Domba Wonosobo mencapai 9.080 ekor yang tersebar di 10 Kecamatan (Muryanto, dkk 2011). Populasi tersebut harus ditingkatkan kembali agar kelestarian Domba Wonosobo tetap terjaga. Penjualan tak terbatas serta perkawinan yang tidak terarah merupakan beberapa kendala yang memungkinkan terjadinya penurunan produktivitas domba, sehingga perlu adanya upaya dari pemerintah setempat untuk melestarikan Domba Wonosobo dengan pembinaan serta arahan lewat penyuluhan kepada peternak Domba Wonososbo.

Karakteristik seekor domba merupakan suatu gambaran dari domba itu sendiri, dengan demikian tiap individu domba dapat dibedakan dengan yang lainnya. Untuk mendapatkan gambaran sifat kuantitatif Domba Wonosobo betina perlu adanya penimbangan dan pengukuran ukuran-ukuran tubuh.

Bobot badan, panjang badan, lingkar dada, tinggi pundak, lebar dada, dalam dada, lingkar pinggang, lebar pinggang, dan lebar panggul (Heriyadi, 2012) merupakan sebagian yang dapat dijadikan sebagai penciri karakteristik seekor domba atau bentuk ciri khas domba tersebut, sehingga penulis merasa tertarik untuk mengidentifikasi tentang bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh Domba Wonosobo betina sebagai acuan dasar dalam menentukan standar Domba Wonosobo betina.

(4)

BAHAN DAN METODE Bahan

Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah Domba Wonosobo betina di Kelompok Peternak Desa Surengede Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo berumur 1-2 tahun. Penentuan umur mengacu pada kondisi pertumbuhan gigi domba.

Tabel 1. Kondisi Pertumbuhan Gigi pada Domba

No Kondisi Gigi Seri Kondisi Umur Domba/kambing

1 Central (S) Telah ada 0 – 1 minggu

2 Intermediate (I) Telah ada 1 – 2 minggu

3 Lateral (L) Telah ada 2 – 3 minggu

4 Corner (C) Telah ada 3 – 4 minggu

5 S, I, L, dan C Lengkap 1 tahun

6 Central (S) Permanen (1 pasang) 1 – 1,5 tahun 7 Intermediate (I) Permanen (2 pasang) 1,5 – 2,5 tahun 8 Lateral (L) Permanen (3 pasang) 5 – 3 tahun 9 Corner (C) Permanen (4 pasang) 3 – 4 tahun

Sumber :Heriyadi (2011)

Alat

Alat yang digunakan yaitu timbangan dengan kapasitas 200 kg, pita ukur, dan tongkat ukur. Penelitian ini dilakukan di kelompok peternak Desa Surengede Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah pada Tanggal 14 – 21 Juni 2013.

Variabel yang diamati yaitu pengukuran sifat-sifat kuantitatif menurut Heriyadi (2012) di antaranya :

1. Panjang Badan (PB). 2. Tinggi Pundak (TP). 3. Lingkar Dada (LiD). 4. Lebar Pinggang (LePi). 5. Lingkar Pinggang (LiPi).

6. Lebar Panggul (LePa). 7. Dalam Dada (DD). 8. Lebar Dada (LeD). 9. Bobot badan (BB).

(5)

Gambar 5. Cara Pengukuran Ukuran-ukuran Tubuh Domba yang Digunakan.

Analisis data yang digunakan adalah analisis data statistika deskriptif (Sudjana, 2005), meliputi:

1. Rata-rata (Mean)

Rata-rata (Mean) yaitu untuk mengetahui penyebaran titik pusat dari data. 𝒙

̅ =∑ 𝒙𝒊 𝒏

Keterangan : n = Banyaknya sampel

𝑥𝑖= Bilangan dari suatu peubah 2. Ragam (S2)

Ragam adalah ukuran penyebaran data yang menyatakan derajat kuadrat derajat data, maka satuannya kuadrat.

𝒔𝟐 =∑ (𝒙𝒊−𝒙̅) 𝟐 𝒏

𝒊−𝟏

𝒏−𝟏

Keterangan : n = Banyaknya sampel

PB TP LiD LePi LiPi LePa DD LeD

(6)

𝑥𝑖 = Bilangan dari suatu peubah 3. Simpangan baku (S)

Simpangan baku merupakan derajat penyebaran data dari rata-ratanya, dihitung dengan cara mengakarkan ragam, oleh karena itu lambangnya ±. 𝐒 = √∑ (𝒙𝒊−𝒙̅)𝟐

𝒏−𝟏

Keterangan : n = Banyaknya sampel

𝑥𝑖 = Bilangan dari suatu peubah 4. Standar eror (Se)

Besarnya penyimpangan rata-rata sampel terhadap populasi. n s t x n s t x ( ,n 1) (n 1, ) 2 2     

Keterangan : x = Rata-rata sampel ( , 1)

2n

t = Nilai t (dari tabel t-student)

s = Standar deviasi sampel n = Banyaknya sampel 5. Koefisien variasi

Koefisien variasi adalah kovarian yang menyatakan keragaman suatu data dari sampel dalam populasi yang dinytakan secara relatif (%) tanpa memperhitungkan satuan. Menurut Nasution (1970) yang disitir dalam Sastrosupadi (2007) koefisien variasi berkisar antara 15 – 20 %.

𝐊𝐯 = 𝐒

𝐗̅𝒙𝟏𝟎𝟎%

Keterangan : s= Simpangan baku 𝑥̅= Rata-rata

6. Nilai minimum

Nilai minimum yaitu untuk mengetahui nilai data terkecil dari suatu populasi atau sampel.

(7)

Nilai maksimum yaitu untuk mengetahui nilai data terbesar dari suatu populasi atau sampel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bobot badan Domba Wonosobo betina umur 1-2 tahun

Bobot badan adalah penentu komposisi tubuh domba. Komposisi tubuh Domba Wonosobo betina ditentukan dengan melakukan penimbangan. Hasil penimbangan didapatkan bobot badan Domba Wonosobo betina pada umur 1-2 tahun yaitu 60,64 kg.

Tabel 2. Bobot Badan Domba Wonosobo Betina di Kelompok Peternak Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo

Keterangan : Hasil Penelitian (2013)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata bobot badan Domba Wonosobo betina lebih besar dari Domba Ekor Gemuk betina umur 18 bulan yaitu 27,33±2,08 kg (Mallewa , 2007), Domba Ekor Tipis betina umur satu tahun yaitu 24,09±2,88 kg (Tirtosiwi, 2011), tetapi lebih kecil dari Domba Texel betina yaitu 75 kg (Schillewaert, 2013), 74,5 kg (Laymaster dan Jenkins, 1993), dan bobot badan Domba Wonosobo betina dewasa yaitu 70 kg (Muryanto, dkk 2011). Variasi aneka jenis pakan yang diberikan serta kualitas hijauan, manajemen perkandangan seperti kebersihan dan kandang yang tidak sesuai standar kemungkinan dapat mempengaruhi bobot badan. Heriyadi (2013) menyatakan bahwa manajemen pemeliharaan dapat berdampak pada ADG (average daiy gain) dan bobot badan pada saat dewasa.

No Nilai Bobot Badan

1 Rata-rata (kg) 60,64

2 Standar Eror 3,16

3 Nilai Maksimum (kg) 77,00

4 Nilai Minimum (kg) 47,50

(8)

Ukuran-ukuran tubuh Domba Wonosobo betina umur 1-2 tahun

Ukuran tubuh merupakan suatu ukuran yang dapat menggambarkan karakteristik domba, selain itu ukuran tubuh dapat dijadikan sebagai penaksiran bobot badan. Penentu karakteristik Domba Wonosobo betina umur 1-2 tahun dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Deskripsi Ukuran-ukuran Tubuh Domba Wonosobo Betina.

Keterangan : Hasil Penelitian (2013)

Pengukuran panjang badan pada domba di lapangan, yaitu mengukur tulang Processus spinosus pada Vertebrae thoracalis tertinggi sampai benjolan tulang tapis (tulang duduk/Os Ischmus) (Heriyadi, 2012). Panjang badan merupakan salah satu bagian yang paling penting dalam memberikan kontribusi yang tinggi terhadap performa ternak. Dwiyanto (1984) menyatakan bahwa semakin besar dan semakin panjang tubuh akan menyebabkan bobot badan meningkat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata panjang badan Domba Wonosobo betina yaitu 61,89±1,52 cm, lebih besar dari Domba Ekor Gemuk betina yaitu 55.33±3.21 cm (Malewa, 2007), Domba Ekor Tipis betina yaitu 60,42±4,09 cm (Tirtosiwi, 2011) dan Domba Wonosobo betina hasil penelitian sebelumnya yaitu 60 cm (Muryanto, dkk 2011), Domba Texel betina yaitu 80 cm (Schillewaert, 2013). Mallewa (2007) menyatakan perbedaan panjang badan dapat disebabkan oleh perbedaan kecepatan pertumbuhan pada masing-masing ternak sesuai potensi genetiknya.

Peubah Rata-rata Standar Eror Maks Min Koefisien Variasi ...cm... ...%... Panjang Badan 61,89 1,52 69,0 53,7 7,07 Tinggi Pundak 63,14 1,17 70,0 52,6 5,33 Lingkar Dada 93,65 2,43 109,0 78,0 7,45 Dalam Dada 30,47 1,52 40,5 16,5 14,32 Lebar Dada 22,10 0,99 28,0 17,2 12,95 Lebar Panggul 16,93 0,58 21,3 14,3 9,87 Lebar Pinggang 21,94 0,88 25,8 17,0 11,54 Lingkar pinggang 97,61 2,77 115,0 79,5 8,15

(9)

Tinggi pundak merupakan jarak tertinggi pundak sampai tanah. Rata-rata tinggi pundak Domba Wonosobo betina yaitu 63,14±1,17 cm. Tinggi pundak Domba Wonosobo betina hasil penelitian mendekati dengan tinggi pundak menurut Muryanto dkk (2011) yaitu sebesar 65 cm dan lebih tinggi dibandingkan dengan Domba Ekor Gemuk betina yaitu sebesar 58,33±3,21 cm (Malewa, 2007) dibandingkan Domba Ekor Tipis betina berdasarkan penelitian Tirtosiwi (2011) yaitu 59,70±4,10 cm serta lebih kecil dibandingkan Domba Texel betina yaitu 70 cm (Schillewaert, 2013).

Berdasarkan Tabel 3 Domba Wonosobo betina memiliki ukuran tinggi pundak lebih besar dibandingkan panjang badan, artinya dapat dikatakan bahwa tinggi Domba Wonosobo betina tidak berbeda jauh dengan panjangnya. Nurfaridah dkk (2013) menyatakan untuk domba tipe pedaging tidak diharapakan ukuran tubuhnya tinggi, karena bagian kaki depan dan belakang tidak termasuk penilaian karkas.

Lingkar dada (LiD) adalah ukuran lingkaran rongga dada Os scapula. Lingkar dada dapat dikatakan salah satu penciri bobot tubuh pada ruminansia, karena lingkar dada menggambarkan tubuh ternak berbentuk silinder, sehingga dengan mengukur lingkar dada dapat mewakili volume tubuh domba yang diukur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata lingkar dada (LiD) Domba Wonosobo betina adalah 93,65±2,43 cm. Dibandingkan dengan Domba Ekor Gemuk betina hasil penelitian Malewa (2007) yaitu 73,33±4.04 cm, Domba Ekor Tipis hasil penelitian Tirtosiwi (2011) yaitu 70,23±3,43 cm, Domba Wonosobo betina menurut Muryanto dkk (2011) yaitu 85 cm, dan Domba Texel betina hasil penelitian Janssens (2004) yaitu 93,5±6,5 cm, Domba Wonosobo betina hasil penelitian ini memiliki lingkar dada yang cukup besar dibandingkan Domba Ekor Gemuk betina, Domba Ekor Tipis betina, Domba Wonosobo betina hasil penelitian sebelumnya dan Domba Texel betina.

Dalam Dada (DD) merupakan jarak tertinggi pundak sampai tulang dada. Tabel 3 menunjukkan rata-rata dalam dada Domba Wonosobo betina adalah 30,47±1,52 cm. Dibandingkan dalam dada Domba Ekor Gemuk betina sebesar 26,17±1,44 cm (Malewa, 2007), dalam dada Domba Ekor Tipis betina yaitu 25,22±2,85 cm (Tirtosiwi,

(10)

2011), dan Domba Texel yaitu 37 cm (Schillewaert, 2013), dapat dikatakan bahwa dalam dada Domba Wonosobo betina hasil penelitian ini lebih besar dibandingkan Domba Ekor Gemuk betina dan Domba Ekor Tipis betina, namun lebih kecil dibandingkan Domba Texel betina.

Lebar Dada (LeD) adalah pengukuran jarak antara tonjolan Os scapula kiri dan kanan. Tabel 3 menunjukkan bahwa lebar dada Domba Wonosobo betina Lebar Dada 22,10±0,99 cm. Lebar dada Domba Ekor Gemuk betina umur 18 bulan berdasarkan penelitian Malewa (2007) yaitu 14,07±0,95 cm, lebar dada berdasarkan penelitian Tirtosiwi (2011) yaitu 14,69±1,15 cm, dapat dikatakan lebar dada Domba Wonosobo betina hasil penelitian lebih besar dibandingkan Domba Ekor Gemuk betina dan Domba Ekor Tipis betina.

Ukuran tubuh bagian belakang Domba Wonosobo betina yang diteliti meliputi lebar panggul yaitu jarak tonjolan tulang panggul (Tuber ischii) kiri dan kanan, lebar pinggang merupakan jarak antara tonjolan tulang pinggang (Tuber coxae) kiri dan kanan dan Lingkar pinggang diukur melingkar pada bagian pinggul (Heryadi, 2012).

Hasil penelitian menunjukkan lebar panggul Domba Wonosobo betina memiliki rata-rata lebar panggul 16,93±0,58 cm. Rataan lingkar pinggang Domba Wonosobo betina yang tersaji pada Tabel 3 adalah 97,61±2,77 cm,. Lebar pinggang memiliki rata-rata 21,94±0,88 cm. Dibandingkan lebar pinggang Domba Texel betina Janssens (2004) yaitu 17,7±1,5 cm, lebar pinggang Domba Wonosobo lebih besar dari Domba Texel betina.

Ukuran tubuh bagian belakang tersebut berguna untuk proses melahirkan. Selain itu seperti pinggul penting bagi domba pedaging, karena otot daging yang paling banyak menempel pada tulang paha atas (Os femur) (Nurfaridah, dkk 2013).

Bobot badan dan beberapa ukuran-ukuran tubuh Domba Wonosobo betina umur 1-2 tahun yang diteliti, menunjukkan bahwa Domba Wonosobo berada di antara Domba Texel dan Domba lokal, tetapi sebagian beberapa ukuran tubuh tidak berbeda jauh dengan Domba Wonosobo betina dewasa hasil penelitian sebelumnya dan Domba Texel betina. Besarnya bobot badan Domba Wonosobo kemungkinan didapat dari

(11)

tetuanya yaitu Domba Texel yang produktivitasnya bagus, hal itu sejalan dengan Sumoprastowo (1987) bahwa Domba Texel merupakan domba penghasil daging yang sangat baik. Secara teknis dengan menyilangkan Domba Lokal Wonosobo dengan Domba Texel berarti menggabungkan beberapa sifat yang semula terdapat pada dua bangsa yang berbeda kedalam satu bangsa (Hardjosubroto, 1994).

Sifat-sifat tertentu pada suatu bangsa ternak mempunyai keragaman khusus, sehingga pengetahuan tentang hal ini sangat berharga untuk merencanakan atau mengevaluasi percobaan (Warwick, dkk 1990). Nasution (1970) menyatakan apabila koefisien variasi kurang dari 15 % maka dapat dinyatakan seragam dan apabila lebih dari 15% dapat dinyatakan tidak seragam. Koefisien variasi bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh Domba Wonosobo betina umur 15 bulan pada kelompok peternak menunjukkan mulai dari 5,33 – 14,96 %.

SIMPULAN

Domba Wonosobo betina umur 1 – 2 tahun tergolong domba yang cukup besar, hal tersebut dilihat dari rataan bobot badannya sebesar 60,64±3,16 kg, panjang badan 61,89±1,52 cm, tinggi pundak 63,14±1,17 cm, dalam dada 30,47±1,52 cm, lebar dada 22,10±0,99 cm, lingkar dada 93,65±2,43 cm, lingkar pinggang 97,61±2,77 cm, lebar pinggang 21,94±0,88 cm, dan lebar panggul 16,93±0,58 cm.

SARAN

Pemeliharaan Domba Wonosobo sebaiknya lebih diperhatikan kembali dari segi perkawinan agar tetap terjaga kemurniannya. Data yang diperoleh dapat dijadikan sebagai rumusan standardisasi sifat-sifat kuantitatif Domba Wonosobo betina, selain itu perlu dilakukan lebih lanjut mengetahui informasi parameter yang lainnya guna melengkapi data yang kurang.

(12)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis ucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah memberikan ilmu dan membimbing selama penulisan, serta kepada semua pihak yang telah membantu selama penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Dwiyanto. 1982. Pengamatan Fenotip Domba Priangan serta Hubungan antara Beberapa Ukuran Tubuh dengan Bobot Badan. Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Heriyadi, D. 2012. Modul I Produksi Domba dan Kambing. Laboratorium Produksi Ternak Potong Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung.

_________. 2013. Karakterisasi Kambing Kosta Betina di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Seminar Nasional Peternakan Berkelanjutan 5. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung.

Janssens, S. 2004. Genetic Parameters in Meat Sheep. Dissertationes De Agricultura. Doctoraats proefschrift Nr. 613 aan de Faculteit Landbouwkundigeen Toegepaste Biologische Wetenschappen van de K.U.Leuven. Proefschrift voorgedragen tot het behalen van de graad van Doctor in de Toegepaste Biologische Wetenschappen. Katholieke Universiteit Leuven Faculteit Landbouwkundige en Toegepaste Biologische Wetenschappen. Hal 128.

Malewa. A. DG. 2007. Karakteristik Fenotip dan Jarak Genetik Domba Donggala di Tiga Lokasi di Sulawesi Tengah. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal 58, 68, 71, 73.

Mulliadi, D. 1996. Sifat Fenotipik Domba Priangan di Kabupaten Pandeglang dan Garut. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Muryanto. Pramono. D. Widiyanto. A. Mahargono. dan Saraswati. P. 2011. DOMBOS (Domba Wonosobo). Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Wonosobo. Nurfaridah, A, Saptaria, Setiyawan, S, Bandiati, S.K.P, Nurachma, S, Rahmat, D.

2013. Identifikasi Cumulative Index pada Berbagai Bangsa Domba (Padjadjaran, Garut dan Komposit). Seminar Nasional Peternakan Berkelanjutan 5. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung.

(13)

Schillewaert, F. 2013. Rassencommisie Texel Kleine Herkauwers Vlaanderen Vzw; Opleidingsdag Stamboekkeurders Texel. Uitkerksestraat 4, 48420 Wenduine. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Edisi ke-6. Penerbit Tarsito. Bandung. Hal 66, 72,

93, 101, 168.

Sumoprastowo. R. M. 1987. Beternak Domba Pedaging dan Wol. Bhratara Karya Aksara. Jakarta. Hal 18.

Tirtosiwi, B. U. 2011. Ukuran dan Bentuk serta Pendugaan Bobot Badan Domba Garut, Domba Ekor Tipis dan Domba Ekor Gemuk. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal 20.

Warwick. E. J., Astuti. J. M., Hardjosubroto. W. 1990. Pemuliaan Ternak. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal 75

Gambar

Gambar 5. Cara Pengukuran Ukuran-ukuran Tubuh Domba yang                 Digunakan.

Referensi

Dokumen terkait

Absorbansi yang terbentuk akibat fosfotungstatbiru sebanding dengan jumlah senyawa fenolik yang terdapat dalam sampel,sehingga dapat diketahui seberapa besar jumlah

Waktu hasil konversi biaya dibandingkan dengan volume sortimen yang dihasilkan selama waktu tersebut sehingga diperoleh biaya produksi penebangan per satuan unit (Rp/m

Sedangkan faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan program yaitu : (1) Belum adanya binaan khusus dari instansi, (2) Sebagian masyarakat belum semuanya mengetahui

Seminar Nasional Tempe Goes International (tahun 2012) untuk 150 UMKM dan pengrajin Tempe guna mendukung upaya Indonesia memperjuangkan SNI tempe menjadi standar

Salah satu metode pembelajaran yang dilatarbelakangi permainan dalam salah satu situs Depdiknas adalah metode Crush Word (tebak kata )(www.dikmegnum.go.id ). Tebak

Pada ilustrasi di atas, dapat diketahui bahwa, penggunaan tout yang berfungsi sebagai pronomina akan digunakan ketika tidak diketahui jenis dan jumlah kata bendanya, atau