• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cekungan Seram

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Cekungan Seram"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN GEOLOGI INDONESIA

Cekungan Seram

Nama : Rizky Adhim P. NIM : 07212189

TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA 2015

(2)

Fisiograf

Cekungan Seram terletak di sebelah utara pulau Seram. Di sebelah utara berbatasan dengan palung yang merupakan penunjaman, dan disebelah selatan berbatasan dengan

tinggian yang merupakan basement expose pada pulau

Seram. Terletak antara tektonik passive margin berarah barat – utara Australia dan margin tektonik aktif Nugini.

Cekungan Seram merupakan Cekungan Palung Depan (Foredeep Basin) yang termasuk ke dalam Central Tectonic Region (Koesoemadinata, 1978). Secara geografis Cekungan Seram terletak di sebelah utara Pulau Seram dengan

koordinat 128,90 - 131,10 BT dan 2,70 - 3,80 LS. Cekungan ini memiliki luas 13.190 km2 dengan luas daratan 6.018 km2 dan luas lautan 7.172. Secara umum Cekungan Seram terletak disebelah utara Pulau Seram. Pada sebelah utara cekungan ini berbatasan dengan palung yang merupakan penunjaman dan pada sebelah selatan berbatasan dengan tinggian yang merupakan singkapan batuan dasar pada Pulau Seram. Cekungan Seram dideliniasi oleh gabungan data

meliputi peta sebaran anomali gaya berat yang menunjukkan kisaran nilai antara (-)125 - 50 mgals atau low gravity, peta ketebalan dengan batas cut-off sedimen bernilai 1.000 m, peta sebaran tinggian batuan dasar, peta batimetri, peta topografi, dan dikoreksi dengan melihat konfigurasi/geometri sedimen dari penampang seismik yang menunjukan suatu cekungan yang dibatasi oleh suatu tinggian.

(3)

Struktur Tektonik

Pulau Seram merupakan suatu kompleks mobile belt di bagian barat Busur Banda dan merupakan wilayah pertemuan antara kerak benua Australia, Kerak samudera Pasifik serta kerak benua Eurasia. Pulau Seram dibatasi oleh 2 sistem sesar mendatar mengkiri, yaitu system sesar di bagian utara Sorong dan sesar Tarera – Aiduna di bagian selatan konfigurasi pulau Seram dibentuk mulai dari sesar-sesar naik bersudut lancip hingga sesar sungkup. Seram memiliki tatanan tektonik yang kompleks, pada umumnya sesar naik dan sumbu antiklin yang berarah barat laut – tenggara mengindikasikan bahwa

deformasi pada daerah ini dipengaruhi oleh kompresi yang berarah timur laut – barat daya. Lipatan dan sesar singkapan di Seram bersambung ke selatan Seram hingga 100km lepas

(4)

pantai (Teas et al. 2009) dimana terlihat seperti kelanjutan ekresi kompleks dari Banda Arc.

(5)

Genesa Pembentukan Cekungan

Pulau Seram merupakan hasil penunjaman sejak kala Miosen Awal-Miosen Akhir dari sedimen

para-authochthonous/authochthonous Benua Australia yang

menyusup ke bagian bawah sedimen allochthonous Asia. Keping Misool-Kepala Burung yang terpisah dari tepi utara Kerak Benua Australia, terseret dan tertunjam ke bawah Seram Trough. Secara stratigrafi hal ini dicerminkan oleh hadirnya “Seri Australia” yang mewakili keeping Kerak Benua Australia dan “Seri Seram” yang mewakili stratigrafi local. Regim kompresi hasil tumbukan menyerong antara kedua kerak yang terjadi pada kala Pliosen di Seram bagian timur menyebabkan pensesaran naik bersudut lancip hingga pensesaran sungkup berarah baratlaut-tenggara. Selain itu, komponen mendatar tumbukan ini pada kala Pliosen Awal, diserap oleh system-sistem sesar mendatar mengkiri Sorong dan Tarera-Aiduna, yang membatasi Pulau Seram pada bagian utara dan selatan. Regim tektonik mendatar mengkiri ini kemudian mendominasi deformasi batuan. Bersamaan dengan itu, Pulau Seram berotasi sebesar 74 derajat berlawanan arah jarum jam hingga menempati

(6)

kedudukannya seperti saat ini.

Stratigraf Regional

Stratigrafi Pulau Seram terdiri dari stratigrafi keeping kerak Benua Australia berumur Perm-Miosen Akhir yang disebut “Seri Australia”, dan stratigrafi local berumur Miosen Akhir-Resen yang disebut “Seri Seram” .

Seri Australia tersusun oleh runtunan pre-rift, runtunan intra-cratonic rifting, runtunan pecahan kerak benua dan runtunan tepian pasif. Seri Australia ini menempati sabuk perlipatan yang tersesarkan anjak. Seri Australia yang disusun oleh runtunan sedimen pre-rift terdiri atas seri sedimen dari Formasi Kabipoto, Taunusa, Tehuru, dan Formasi Saku yang sebagian besar berupa batuan malihan. Sedangkan runtunan sedimen intra-cratonic rifting disusun oleh seri sedimen dari Formasi Kanikeh, Saman Saman, dan Formasi Manusela yang berumur Trias-Jura. Selanjutnya runtunan sedimen pecahan kerak samudra yang terdiri atas Formasi Kola berupa serpih dan batulempung, selanjutnya runtunan sedimen dari runtunan tepian pasif benua dari Nief Beds terdiri atas batulumpur, batugamping, napal dan chert.

(7)

Seri sedimen lain yang menyusun Pulau seram berupa runtunan sedimen berumur Tersier Atas yang disusun oleh runtunan sedimen dari Formasi Salas berupa batulempung, batulumpur dan runtunan sedimen dari Formasi Wahai, dan runtunan sedimen Formasi Fufa berupa batulumpur, batulanau, dan batugamping yang berumur Pliosen Awal-Resen.

(8)

Gambar 2 Kolom stratigraf Seram (Bradshaw dkk., 1988 dan O’brein dkk., 1993)

Gambar 2 menunjukkan kolom stratigrafi Seram yang disertakan oleh kejadian tektonik berdasarkan data lapangan, seismik dan sumur (Bradshaw dkk., 1988 dan O’ Brein dkk., 1993), ringkasan stratigrafi seram akan dibicarakan dari tua ke muda sebagai berikut:

Batuan dasar pada daerah Seram tersusun oleh batuan metamorf derajat tinggi hingga rendah. Batuan metamorf sekis dan gneiss derajat tinggi dari Kompleks

(9)

Kobipoto, berumur Pra-Kambrium hingga Palaeozoikum Awal. Batuan Palaeozoikum tersusun oleh filit, serpih yang sedikit terubah, batupasir greywacke dan batugamping.

Pada zaman Trias Akhir hingga Jura Awal, batuan dasar ditutupi oleh endapan silisiklastik (Formasi Kanikeh) dan batugamping (Formasi Manusela dan Saman-saman) secara tidak selaras dengan hubungan yang saling menjari. Batuan berumur Jura Akhir diendapkan secara tidak selaras Serpih Kola. Zaman Kapur hingga Miosen Atas diendapkan Nief Beds berupa batugamping foraminifera yang kaya akan plankton. Endapan ini merupakan pencerminan dari satu interval tanpa adanya pengendapan dan dilanjutkan dengan pendangkalan dari lingkungan batial hingga pinggir pantai. Lapisan batugamping Nief Beds telah terdeformasi kuat dan menebal oleh proses anjakan yang mengarah ke timur laut.

Sabuk sesar anjakan dari Mesozoikum hingga Miosen ditutupi secara tidak selaras diatasnya oleh Batulempung Blok Salas pada Miosen Atas. Batulempung Blok Salas di intepretasikan sebagai endapan olisostrom, tersusun oleh exotic block, menyudut dan terpilah buruk dari berbagai ukuran dalam matriks lempung berumur Miosen Akhir hingga Pliosen Awal. Pada Zaman Pliosen diatas Batulempung Blok Salas diendapkan secara tidak selaras Formasi Wahai yang tersusun oleh campuran batulempung dan batulanau. Kemudian diatasnya ditutupi oleh Formasi Fufa yang tersusun atas batupasir,

(10)

konglomerat, batugamping dan endapan terumbu yang diendapkan pada Zaman Plistosen.

Sistem Petroleum

Basin : Seram (Cekungan Seram)

Petroleum System

Area :

Source : Kanikeh --> carbonaceous shale & coal, Saman --> carbonat

Reservoir : Manusela (bgp), Fufa, Nief beds, Kanikeh --> bps

Trap : Struct. (detached fold, thrust fault, rool-over) Seal : intraformational shale

TOC min :

TOC max :

RO : 0.7% – 0.9 % (Robinson, 7989; Corelab, 1994), 1.3+% (light oil phase)

HC-Generation :

Kerogen Type : I & II

Migration Type : vertical via normal fault Migration Time :

Estimated HC Expelled

:

(11)

Gambar 2. Petroleum System Cekungan Seram

Kehadiran minyak bumi di Pulau Seram telah terbukti dengan adanya rembesan minyak (oil seep) di daerah Bula. Eksplorasi pertama kali yang dilakukan oleh Belanda pada tahun 1865 di daerah Bula menemukan batuan reservoir yang mengandung minyak yang berada pada sedimen-sedimen Plio-Plistosen (Formasi Fufa). Pada tahun 1896 dilakukan pemboran pertama kali dekat rembesan minyak tersebut. Pada tahun 1916 lapangan

(12)

minyak Bula didirikan. Hingga tahun 1995 lapangan ini telah memproduksi minyak sebesar 16 juta barel.

Eksplorasi yang lainnya dilakukan oleh KUFPEC pada tahun 1985 dengan target batuan sedimen yang berumur Mesozoikum. Hasil dari eksplorasi ini menemukan reservoir potensial pada batugamping Formasi Manusela berumur Jura. Pada tahun 1993 dilakukan pemboran (Sumur Oseil-1) pada formasi batuan tersebut. Hasil DST dari sumur tersebut menghasilkan minyak sebesar 1.665 - 3.800 BOPD pada interval 7.000 - 7.028 kaki (RKB) dan 3.400 BOPD pada interval 6.780 - 6.827 kaki (RKB).

Batuan induk hidrokarbon di Kawasan Seram berasal dari serpih karbonan, batubara dari Formasi Kanikeh, dan batugamping kaya organic dari Formasi Saman. Batuan reservoir yang berkembang pada kawasan ini berupa batugamping Formasi Manusela, batupasir lepas Formasi Fufa, batupasir kasar dari Nief Beds, dan batuan klastika kasar dari Formasi Kanikeh. Batuan tudung yang berkembang pada daerah Seram berupa intraformational shale yang terdapat pada masing-masing formasi. Perangkap hidrokarbon pada kawasan ini berupa perangkap struktur berupa detached fold, sesar anjak, rool-over. Migrasi hidrokarbon berupa migrasi vertikal melalui sesar-sesar anjak. Hidrokarbon di cekungan buru bermigrasi ke struktur antiklin maupun tinggian-tinggian dan terperangkap oleh melalui struktur sesar naik.

(13)

Play hidrokarbon pada batuan Pra-Tersier di Pulau Seram adalah pada batugamping Formasi Manusela dan Formasi Kanikeh. Sedangkan untuk play yang berumur Plistosen adalah pada batupasir Fufa. Pada batugamping Formasi Manusela, akumulasi hidrokarbon telah terbukti pada sumur Oseil-1 s/d Oseil-4 yang tersebar di Seram Timur. Formasi ini selain berperan sebagai reservoir juga kemungkinan berperan sebagai batuan induk. Penyebarannya sangat luas, tidak terbatas pada sebelah timur Pulau Seram saja. Hal ini membuka peluang adanya perangkap minyak bumi pada formasi ini di daerah lain di Pulau Seram.

Hasil studi pada formasi Kanikeh, menunjukkan bahwa formasi ini memiliki porositas yg potensial sebagai batuan reservoir. Porositasnya baik berupa porositas primer pada batupasir maupun porositas sekunder berupa retakan-retakan. Selain dapat berpotensi sebagai batuan reservoir, formasi ini juga diperkirakan berperan sebagai batuan induk. Penyebarannya yang cukup luas di Pulau Seram menyebabkan masih terbukanya peluang yang besar bagi ditemukannya cebakan minyak bumi pada formasi ini.

Play yang sudah sejak lama dikenal di daerah Seram adalah Play

batupasir Fufa yang berumur Pleistosen yang ditemukan di lapangan minyak Bula. Penyebaran formasi ini relatif terbatas, namun demikian

(14)

potensi play ini masih terbuka untuk ditemukan lagi di daerah-daerah lepas pantai di bagian utara Pulau Seram.

DAFTAR PUSTAKA

Pertamina-BEICIP, 1985, Hydrocarbon potential of Eastern Indonesia, Pertamina.

Schiefelbein, C. & Ten Haven, H. L., 1995, The Petroleum System of Indonesia, IPA 24th Annual Convention Proceeding.

Barber, P., Carter, P., Fraser T., Baillie P., and Myers K., 2003, Paleozoic and Mesozoic Petroleum System in Timor and Arafura Seas, Eastern Indonesia, IPA Proceeding of 29th Annual Convention and Exhibition, Jakarta, Oct 14 – 16.

Sjahbuddin, Eddy. & Sumantri, Y. R., 1994, Exploration Success In The Eastern Part Of Indonesia and Its Challenges in The Future, IPA 23th Annual Convention Proceeding

Pertamina-BPPKA, 1996, Petroleum Geology Indonesian Basins, Vol VI-IX Eastern Indonesian Basins.

Gambar

Gambar 74.1 Elemen-elemen tektonik Indonesia Timur.
Gambar 1. Stratigrafi Cekungan Seram
Gambar 2 Kolom stratigraf Seram (Bradshaw dkk., 1988 dan O’brein dkk., 1993)
Gambar 2. Petroleum System  Cekungan Seram

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kandungan TOC-nya conto batuan lempung yang diambil dari beberapa formasi yang berumur Miosen Bawah dan Paleogen memperlihatkan bahwa batuan sedimen

Daerah inventarisasi secara geologi termasuk ke dalam Cekungan Kutai yang tersusun oleh seri batuan sedimen Tersier dari Formasi Marah, Formasi Batuiayau, Formasi Wahau dan Formai

Formasi Menanga yang berumur Kapur Awal terdiri dari sedimen laut dan sedikit batuan gunungapi, ditafsirkan merupakan bagian dari busur gunung api dan runtunan terumbu

Mineralisasi tipe batupasir berpotensi terbentuk karena di Pulau Taliabu terdapat granit Banggai berumur Trias dan Formasi Bobong yang tersusun oleh batuan sedimen

Mineralisasi tipe batupasir berpotensi terbentuk karena di Pulau Taliabu terdapat granit Banggai berumur Trias dan Formasi Bobong yang tersusun oleh batuan sedimen

Berdasarkan kandungan TOC-nya conto batuan lempung yang diambil dari beberapa formasi yang berumur Miosen Bawah dan Paleogen memperlihatkan bahwa batuan sedimen

Konsentrasi fosfat dan nitrat pada air dan sedimen padang lamun perairan Pulau Tujuh Seram Utara Barat memiliki nilai yang berbeda jika dibandingkan dengan wilayah

2.7 Lingkungan Pengendapan Cekungan Barito Penyebaran endapan batubara ditinjau dari sudut geologi sangat erat hubungannya dengan penyebaran Formasi sedimen yang berumur tersier yang