• Tidak ada hasil yang ditemukan

SATUAN_ACARA_PENYULUHAN_TENTANG_PENCEGAH.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SATUAN_ACARA_PENYULUHAN_TENTANG_PENCEGAH.docx"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG PENCEGAHAN JATUH SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG PENCEGAHAN JATUH

PADA LANSIA DI PSTW WANA SERAYA PROPINSI BALI PADA LANSIA DI PSTW WANA SERAYA PROPINSI BALI

OLEH: OLEH:

KELOMPOK 2B KELOMPOK 2B 1.

1. Yohana Yohana Dewi Dewi (150211601(1502116010)0) 2.

2. Hapu Hapu Ammah Ammah (150211601(1502116012)2) 3.

3. Natalia Natalia Kahi Kahi Wonji Wonji (150211601(1502116014)4) 4.

4. Maria Maria Rambu Rambu K K Longa Longa (150211601(1502116016)6)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA UNIVERSITAS UDAYANA 2017 2017

(2)

Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Jatuh Pada Lansia NM di Ruang Isolasi PSTW Wana Seraya Propinsi Bali

Topik : Pencegahan Jatuh Pada Lansia Sub Topik : 1. Pengertian Jatuh

2. Penyebab Jatuh pada Lansia

3. Cara Pencegahan Jatuh pada Lansia 4. Cara Menolong Lansia Yang Jatuh Sasaran : Lansia NM

Tempat : Ruang Isolasi PSTW Wana Seraya Propinsi Bali. Hari/tgl : Jumat, 20 Oktober 2017

Waktu : 08:30 - selesai Penyaji : Hapu Ammah

A. LATAR BELAKANG

Jatuh menjadi salah satu insiden yang paling sering terjadi pada orang lanjut usia (lansia) yang mengakibatkan trauma serius, seperti nyeri, kelumpuhan  bahkan kematian. Hal ini menimbulkan rasa takut dan hilangnya rasa percaya

diri sehingga mereka membatasi aktivitasnya sehari-hari yang menyebabkan menurunnya mutu kehidupan pada lansia yang mengalaminya dan juga  berpengaruh pada anggota keluarganya.

Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor berperan di dalamnya, baik faktor intrinsic dalam diri lansia tersebut seperti gangguan gaya  berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkope dan dizzines, serta faktor ekstrinsik seperti lantai yang licin dan tidak rata, tersandung benda-benda, penglihatan kurang karena cahaya kurang terang, dan sebagainya.

Pencegahan jatuh pada lansia harus diperhatikan oleh semua pihak yaitu keluarga, penjaga bayaran, perawat di rumah sakit dan juga pihak-pihak yang menentukan keputusan bagi pembangunan rumah sakit. Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya.

(3)

Keluarga memegang peranan penting dalam perawatan terhadap lansia oleh sebab itu keluarga harus memiliki pengetahuan mengenai faktor risiko jatuh  pada lansia (Maryam, 2009). Perawat dan pihak rumah sakit atau panti jompo harus menunjang fasilitas dengan pengawasan penuh akan aktivitas masing-masing lansia yang dirawat dan juga pemenuhan fasilitas yang aman di daerah yang memungkinkan untuk terjadinya kejadian jatuh.

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada lansia nenek NM di ruang isolasi PSTW Wana Seraya Bali tanggal 16 Oktober 2017 bahwa mengalami patah tulang paha kanan akibat jatuh di halaman PSTW. Oleh karena itu, kelompok ingin memberikan penyuluha kepada lansia nenek NM.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 15 menit diharapkan lansia  NM dapat mengerti dan memahami mengenai pencegahan jatuh.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan lansia NM dapat: 1. Mengetahui dan mampu menyebutkan pengertian Jatuh 2. Mengetahui dan mampu menyebutkan penyebab jatuh

3. Mengetahui dan mampu menyebutkan cara pencegahan jatuh.

4. Mengetahui dan mampu menjelaskan cara menolong lansia yang jatuh. C. RENCANA KEGIATAN

1.  Nama Kegiatan : Penyuluhan Pencegahan Jatuh Pada Lansia 2. Waktu dan tempat : Pukul 08.30 WITA/ Ruang Isolasi PSTW 3. Pengorganisasian kelompok

 Penyuluh : Hapu Ammah

Yohana Dewi

 Fasilitator : Maria Rambu K Longa  Observer : Natalia Kahi Wonji

(4)

5. Alat dan Media :

  Leaflet

6. Metode : Ceramah dan dsikusi 7. Susunan Acara :

a. Proses Kegiatan

No Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audien Waktu

1. Pendahuluan: a. Menyampaikan salam  b. Memperkenalkan diri c. Menjelaskan tujuan d. Menyampaikan kontrak waktu e. Apersepsi a. Membalas salam

 b. Mendengarkan dengan aktif c. Mendengarkan dan

memberikan respon

2 menit

2. Penjelasan Materi 1.Pengertian jatuh

2. Penyebab jatuh pada lansia 3. Pencegahan jatuh

4. Cara menolong lansia yang  jatuh

a. Mendengarkan, memperhatikan

 b. Menanyakan hal-hal yang  belum jelas 10 menit 3. Evaluasi a. Mengevaluasi penerimaan informasi  b. Memberikan pertanyaan lisan a. Menjawab pertanyaan  b. Mendemonstrasikan

kembali tentang cara  pembuatan larutan jeruk

nipis kecap 2 menit 4. Penutup a. Menyimpulkan hasil  penyuluhan  b. Memberikan salam

a. Aktif bersama dalam menyimpulkan.

 b. Membalas salam

1 menit

Total Waktu 15 menit

 b. Setting Tempat

Keterangan:

Penyuluh dan peserta dalam  penyuluhan duduk berhadapan.

= Penyaji

(5)

8. Kriteria Evaluasi a. Evaluasi Struktur

 Persiapan Media

Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap, disiapkan minimal 15 menit sebelum penyuluhan dan dapat digunakan dalam  penyuluhan, yaitu : leaflet.

 Persiapan Materi

Materi disiapkan dalam bentuk makalah dan disampaikan melalui leaflet . Materi dan media sudah disiapkan minimal dua hari sebelum  penyuluhan.

 Persiapan Peserta

Penyuluh sudah mengontrak waktu dengan sasaran yang akan diberikan penyuluhan sehari sebelum penyuluhan dilakukan.

 Persiapan Tempat

Tempat yang akan dipakai untuk melaksanakan penyuluhan sudah siap dengan baik minimal 15 menit sebelum penyuluhan dimulai.

 Persiapan Pertanyaan

Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada sasaran sudah dipersiapkan ketika penyusunan materi.

 b. Evaluasi Proses

Lansia NM dapat menyimak penyuluhan sampai selesai. c. Evaluasi Hasil

1) Jangka Pendek 

 Lansia NM mampu menjelaskan dengan benar cara

 pencegahan jatuh

 Lansia NM mampu menyebutkan dengan benar 6 dari 9 cara

mencegah jatuh pada lansia.

 Lansia NM mampu menyebutkan dengan benar 3 dari 5 cara

menolong lansia dari jatuh jika masih bisa bangun.

 Lansia NM mampu menyebutkan dengan benar 3 dari 4 cara

(6)

Poin Pertanyaan

- Apa penyebab jatuh pada lansia?

- Bagaimana cara menolong lansia yang jatuh jika masih bisa  bangun?

- Bagaimana cara menolong lansia yang jatuh jika tidak bisa  bangun?

2) Jangka Panjang

Meningkatnya pengetahuan lansia tentang pencegahan jatuh dan tidak ada kejadian jatuh.

(7)

Lampiran Materi

1. Defenisi

Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang melibatkan seseorang mendadak terbaring atau terduduk di lantai atau tempat yang lebih rendah atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka (Reuben, 1996).

Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor berperan di dalamnya misalnya kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkope dan dizzines, serta faktor ekstrinsik seperti lantai yang licin dan tidak rata tersandung benda-benda, penglihatan kurang terang dan sebagainya.

Tidak mengejutkan bahwa jatuh merupakan kejadian yang mempercepat  patah tulang pada orang dengan kepadatan mineral tulang ( Bone Mineral  Density/BMD)  rendah. Jatuh dapat dicegah sehingga akan mengurangi risiko patah tulang. Jatuh adalah penyebab terbesar untuk patah tulang  pinggul dan berkaitan dengan meningkatnya risiko yang berarti terhadap  berbagai patah tulang meliputi punggung, pergelangan tangan, pinggul,

lengan bagian atas.

Jatuh dapat disebabkan oleh banyak faktor, sehingga strategi pencegahan harus meliputi berbagai komponen agar sukses. Aktivitas fisik meliputi pola gerakan yang beragam seperti latihan kekuatan atau kelas aerobik dapat meningkatkan massa tulang sehingga tulang lebih padat dan dapat menurunkan risiko jatuh.

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko jatuh dan meminimalisir dampak dari jatuh yang terjadi. Pedoman yang dikeluarkan oleh American Geriatrics Society, British Geriatrics Society, dan American  Academy of Orthopedi Surgeons pada pencegahan jatuh meliputi beberapa

(8)

2. Faktor

 – 

  Faktor Lingkungan yang Sering Dihubungan dengan Kecelakaan pada Lansia

Faktor penyebab jatuh pada lansia dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu:

a. Faktor Intrinsik

Faktor instrinsik dapat disebabkan oleh proses penuaan dan berbagai  penyakit seperti Stroke dan TIA yang mengakibatkan kelemahan tubuh,

Parkinson yang mengakibatkan kekakuan alat gerak, maupun Depresi yang menyebabkan lansia tidak terlalu perhatian saat berjalan. Gangguan penglihatan pun seperti misalnya katarak meningkatkan risiko jatuh pada lansia. Gangguan sistem kardiovaskuler akan menyebabkan syncope yang sering meningkatkan risiko jatuh pada lansia. Jatuh dapat juga disebabkan oleh dehidrasi. Dehidrasi bisa disebabkan oleh diare, demam, asupan cairan yang kurang atau  penggunaan diuretik yang berlebihan.

 b. Faktor ekstrinsik

Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua atau tergeletak di lantai, tempat tidur tidak stabil atau kamar mandi yang rendah dan tempat berpegangan yang tidak kuat atau tidak mudah dipegang, lantai tidak datar, licin atau menurun, karpet yang tidak dilem dengan baik, keset yang tebal/menekuk pinggirnya, dan benda-benda alas lantai yang licin atau mudah tergeser, lantai licin atau basah, penerangan yang tidak  baik (kurang atau menyilaukan), alat bantu jalan yang tidak tepat

ukuran, berat, maupun cara penggunaannya. 3. Pencegahan Jatuh

Pencegahan dilakukan berdasarkan faktor risiko apa yang dapat menyebabkan jatuh seperti faktor neuromuskular, muskuloskeletal,  penyakit yang sedang diderita, pengobatan yang sedang dijalani, gangguan keseimbangan dan gaya berjalan, gangguan visual, ataupun faktor lingkungan.

Dibawah ini akan di uraikan beberapa metode pencegahan jatuh pada orang tua:

(9)

a. Latihan fisik

Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan meningkatkan kekuatan tungkai dan tangan, memperbaiki keseimbangan, koordinasi, dan meningkatkan reaksi terhadap bahaya lingkungan. Latihan fisik  juga bisa mengurangi kebutuhan obat-obatan sedatif. Latihan fisik yang dianjurkan yang melatih kekuatan tungkai, tidak terlalu berat dan semampunya, salah satunya adalah berjalan kaki.

 b. Managemen obat-obatan

Gunakan dosis terkecil yang efektif dan spesifik diantaranya: 1) Perhatikan terhadap efek samping dan interaksi obat

2) Gunakan alat bantu berjalan jika memang di perlukan selama  pengobatan

3) Kurangi pemberian obat-obatan yang sifatnya untuk waktu lama terutama sedatif dan tranquilisers

4) Hindari pemberian obat multiple (lebih dari empat macam) kecuali atas indikasi klinis kuat

5) Menghentikan obat yang tidak terlalu diperlukan c. Modifikasi lingkungan.

1) Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untuk menghindari pusing akibat suhu.

2) Taruhlah barang-barang yang memang seringkali diperlukan berada dalam jangkauan tanpa harus berjalan dulu.

3) Gunakan karpet antislip di kamar mandi. 4) Perhatikan kualitas penerangan di rumah.

5) Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk melintas.

6) Pasang pegangan tangan pada tangga, bila perlu pasang lampu tambahan untuk daerah tangga.

7) Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari jalan yang biasa untuk melintas.

(10)

9) Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas mudah, menghindari tersandung.

10) Pasang pegangan tangan ditempat yang di perlukan seperti misalnya di kamar mandi.

d. Memperbaiki kebiasaan pasien lansia, misalnya:

1) Berdiri dari posisi duduk atau jangkok jangan terlalu cepat. 2) Jangan mengangkat barang yang berat sekaligus.

3) Mengambil barang dengan cara yang benar dari lantai. 4) Hindari olahraga berlebihan.

e. Alas Kaki

1) Perhatikan pada saat orang tua memakai alas kaki: 2) Hindari sepatu berhak tinggi, pakai sepatu berhak lebar

3) Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk menjaga keseimbangan

4) Pakai sepatu yang antislip f. Alat Bantu Jalan

1) Terapi untuk pasien dengan gangguan berjalan dan keseimbangan difokuskan untuk mengatasi atau mengeliminasi penyebabnya atau faktor yang mendasarinya.

Penggunaan alat bantu jalan memang membantu meingkatkan keseimbangan, namun di sisi lain menyebabkan langkah yang terputus dan kecenderungan tubuh untuk membungkuk, terlebih jika alat bantu tidak menggunakan roda., karena itu penggunaan alat  bantu ini haruslah direkomendasikan secara individual.

2) Apabila pada lansia yang kasus gangguan berjalannya tidak dapat ditangani dengan obat-obatan maupun pembedahan. Oleh karena itu, penanganannya adalah dengan alat bantu jalan seperti cane (tongkat), crutch  (tongkat ketiak) dan walker . (Jika hanya satu ekstremitas atas yang digunakan, pasien dianjurkan pakai cane. Pemilihan tipe cane yang digunakan, ditentukan oleh kebutuhan dan frekuensi yang menunjang berat badan. Jika kedua ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan tidak perlu

(11)

menunjang berat badan, alat yang paling cocok adalah four-wheeled walker.  Jika kedua ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan menunjang berat badan, maka  pemilihan alat ditentukan oleh frekuensi yang diperlukan dalam

menunjang berat badan.

g. Periksa fungsi penglihatan dan pendengaran.

h.  Hip protektor : terbukti mengurangi resiko fraktur pelvis. i. Memelihara Kekuatan Tulang

1) Suplemen nutrisi terutama kalsium dan vitamin D terbukti meningkatkan densitas tulang dan mengurangi resiko fraktur akibat terjatuh pada orang tua

2) Berhenti merokok

3) Hindari konsumsi alcohol 4) Latihan fisik

5) Anti-resorbsi seperti biophosphonates dan modulator reseptor estrogen

6) Suplementasi hormon estrogen / terapi hormon pengganti. 4. Cara menolong lansia yang jatuh

a. Cara bangun setelah jatuh tanpa penolong

Cara yang dapat dilakukan lansia setelah jatuh jika masih bangun adalah

 Mengangkat badan dengan bantuan siku

 Mengangkat tubuh lagi dengan bantuan lutut dan kedua lengan lurus  Pegang permukaan kursi atau benda untuk membantu berdiri

 Hadapkan tubuh ke kursi untuk berdiri  Putar badan pelan pelan dan duduk di kursi

Cara yang dapat dilakukan lansia setelah jatuh jika lansia tidak bisa  bangun adalah sebagai berikut:

 Menarik perhatian dengan memukul benda atau membunyikan

alarm atau menelpon jika bisa.

 Temukan bantal/guling/pakaian yang digulung dan letakkan

(12)

 Untuk menjaga kehangatan, selimuti badan dengan pakaian, taplak

atau kain yang ada di sekitar.

 Untuk menjaga pergerakan, ubah posisi untuk menghindari tekanan

 pada luka, gerakkan sendi untuk menghindari kekakuan dan meningkatkan sirkulasi.

 b. Cara bangun yang benar setelah jatuh dengan penolong

1) Tenangkan lansia dan biarkan lansia tetap berbaring sambal anda memeriksa apakah ada cedera. Tanyakan kepada lansia apakah bisa  bergerak.

2) Tempatkan dua buah kursi yang saling berhadapan di dekat lansia. Jika lansia bisa bergerak, bantu lansia dengan lembut bergeser ke samping.

3) Bantu lansia berpegang pada kursi dihadapannya. Arahkan lansia untuk mengangkat badannya dengan bertopang pada lututnya.

4) Arahkan lansia untuk mengangkat badannya setengah berdiri  bertopang pada kedua tangannya di kursi dihadapannya. Dekatkan

kursi di belakang lansia kearahnya.

5) Persilahkan lansia untuk duduk dengan tenang. Jangan meninggalkan lansia sebelum anda memastikan tidak ada cedera.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Craven & Hinrle. 2000. Pain perception and Management Fundamentals of nursing:  Human health and function (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott.

Kozier & Erb. 2004. Pain Management Fundamentals of nursing:  Concepts,  process, and practice (7th ed.). New Jersey: Pearson prentice hall.

Sani, P. A. 2016. Materi Kuliah: Pencegahan Jatuh pada Lansia. PSIK FK Unud. Taylor, Lillis, & Le Mone. 1997. Comfort Fundamentals of nursing:  The art &

(14)

LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN PENCEGAHAN JATUH PADA LANSIA NM DI RUANG ISOLASI PSTW WANA SERAYA

PROPINSI BALI

 Nama Kegiatan : Penyuluhan Pencegahan Jatuh Pada Lansia Hari/Tanggal : Jumat, 20 Oktober 2017

Tempat : Ruang Isolasi PSTW Wana Seraya Propinsi Bali

Waktu : 08:30-08:45 WITA

1. Acara dihadiri oleh:

a. Mahasiswa PSIKB Fakultas Kedokteran Universitas Udayana sej umlah empat orang dengan peran sebagai berikut:

Penyaji : Hapu Ammah

Observer : Natalia Kahi Wonji Fasilitator : Maria Rambu K Longa

Dokumentasi : Fitria Aprilina  b. Sasaran

Lansia NM di ruang isolasi PSTW Wana Seraya 2. Hasil Evaluasi

a. Evaluasi Struktur 1) Persiapan Media

Media yang digunakan untuk penyuluhan telah disiapkan 2 hari sebelum penyuluhan. Media yang digunakan yaitu leaflet.

2) Persiapan Materi

Materi penyuluhan berupa SAP sudah disiapkan dua hari sebelum  penyuluhan. Materi disajikan dengan ringkas, menarik dan mudah

dimengerti oleh sasaran penyuluhan. 3) Tempat dan Sasaran

Penyuluhan tentang pencegahan jatuh bertempat di ruang isolas i PSTW Wana Seraya Propinsi Bali pada hari jumat, 20 Oktober 2017 Jam 08.30-08.45 WITA.

(15)

 b. Evaluasi Proses

Sasaran penyuluhan sangat antusias mendengarkan dan memperhatikan materi yang diberikan melalui penyuluhan secara personal di tempat tidur lansia NM. Setelah penyampaian materi, peserta mengajukan beberapa  pertanyaan berikut:

Pertanyaan:

1. Apakah penyebab jatuh pada lansia? 2. Bagaimana cara mencegah jatuh?

3. Bagaimana cara menolong lansia saat jatuh jika masih bisa bangun? 4. Bagaimana cara menolong lansia saat jatuh jika tidak bisa bangun? Jawaban:

Jawaaban 1:

 Latihan fisik, salah satunya adalah berjalan kaki.

 Managemen obat-obatan, salah satunya dengan menggunakan alat

 bantu berjalan jika memang di perlukan selama pengobatan

 Modifikasi lingkungan dengan, menaruh barang-barang yang

memang seringkali diperlukan berada dalam jangkauan tanpa harus  berjalan dulu, mengatur kualitas penerangan di rumah, jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk melintas,  pasang pegangan tangan pada tangga, bila perlu pasang lampu tambahan untuk daerah tangga.singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari jalan yang biasa untuk melintas, pasang  pegangan tangan ditempat yang di perlukan seperti misalnya di

kamar mandi.

 Memperbaiki kebiasaan pasien lansia, misalnya: Berdiri dari posisi

duduk atau jangkok jangan terlalu cepat, jangan mengangkat barang yang berat sekaligus.

 Menggunakan alas kaki atau sepatu antislip.

 Menggunakan alat bantu jalan seperti tongkat, kruk atua kursi roda.

Jawaban 2. Cara yang dapat dilakukan lansia setelah jatuh jika masih  bangun adalah

(16)

 Mengangkat tubuh lagi dengan bantuan lutut dan kedua lengan lurus  Pegang permukaan kursi atau benda untuk membantu berdiri

 Hadapkan tubuh ke kursi untuk berdiri  Putar badan pelan pelan dan duduk di kursi

Jawaban 3. Cara yang dapat dilakukan lansia setelah jatuh jika lansia tidak bisa bangun adalah sebagai berikut:

 Menarik perhatian dengan memukul benda atau membunyikan

alarm atau menelpon jika bisa.

 Temukan bantal/guling/pakaian yang digulung dan letakkan

dibawah kepala.

 Untuk menjaga kehangatan, selimuti badan dengan pakaian, taplak

atau kain yang ada di sekitar.

 Untuk menjaga pergerakan, ubah posisi untuk menghindari tekanan

 pada luka, gerakkan sendi untuk menghindari kekakuan dan meningkatkan sirkulasi.

c. Evaluasi Hasil

Sebanyak 23 undangan yang dibagikan, jumlah ibu balita yang datang yang datang berjumlah

Sedangkan jumlah ibu yang mampu menjabawab tentang pencegahan dan deteksi dini sesak nafas sebanyak

3. Hambatan

a. Penyuluhan yang dilakukan tanpa demonstrasi langsung oleh lansia karena sedang nyeri paha yang mengalami fraktur.

4. Solusi

(17)

Ketua Kelompok

Maria Rambu K Longa  NIM. 1502116015 Denpasar, 18 Oktober 2017 Penanggung Jawab Kegiatan Yohana Dewi  NIM. 1502116010 Mengetahui Pembimbing Akademik

 Ns. Kadek Eka Swedarma, MKes  NIP: 198105102010121003

Referensi

Dokumen terkait

Frizer, kojeg selo zove bricom, nakon svakog brijanja britvu oštri o kožni remen koji se njiše, pa počinje zujati, zatim mlađim gostima, onim ispod sedamdeset godina, na lice

Dengan berbagai permasalahan yang ada di dalam BPR yang terkait dengan kinerja individual karyawan, maka penelitian yang akan dilakukan terhadap BPR menggunakan 2 (dua)

Masih perlu dilakukan penelitian- penelitian untuk menemukan rancangan kolom absorber yang bisa meningkatkan kandungan metana dalam biogas yang mendekati 100% dan

Walaupun besar dari jumlah responden menyatakan setuju mendengarkan radio guna mengikuti program siaran berita, nyatanya hanya 45,7 % yang menjadikan radio sebagai media

Proses seleksi adalah salah satu fungsi yang sangat penting dalam manajemen sumber daya manusia, karena ada atau tidaknya jumlah dalam pekerjaan, kualifikasi yang sesuai

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan Komunikasi Kebijakan pengendalian kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan dari Pertambangan Emas Tanpa Izin

Teori lain yang mengatakan bahwa alat peraga dalam pengajaran dapat bermanfaat sebagai berikut: Meletakkan dasar-dasar yang kuat untuk berpikir sehingga mengurangi

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif aksiomatik yaitu menetapkan pengertian dasar selimut H-anti ajaib, lalu dikenalkan