• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K)"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Dr. Ir. Subandono Diposaptono, M.Eng

Direktur Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Hp. 087775900246

R

ENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN

(2)

Memiliki 17,480 pulau dan 95.181 km panjang garis pantai

Produktivitas hayati tinggi dengan keanekaragaman hayati laut tropis terkaya di dunia

Pusat kegiatan rekreasi, transportasi, industri, permukiman, pelabuhan, bisnis, jasa lingkungan dll.

Kontribusi ekonomi sektor kelautan dan perikanan pada GDP : sebesar 24,5% dari total GDP nasional, hanya + 2,5% berasal dari komoditas perikanan

55% produksi perikanan berasal dari wilayah pesisir

Wilayah pesisir Indonesia mengandung sekitar 2.500 spesies moluska, 2.000 spesies krustase, 6 spesie penyu, 30 spesies mamalia laut, dan lebih dari 2.000 spesies ikan. Luas terumbu karang mencapai 32.935 km2 (sekitar 16,5% dari luas terumbu dunia), dan terdiri atas 70 genus dan lebih dari 500 spesies karang.

Rentan terhadap perubahan lingkungan dan ancaman bencana Konflik Pemanfaatan Ruang Ilegal Fishing dan merusak

Produksi Peikanan menurun sejak 1990

Overfishing, tamgkapan semakin kecil dan fishing ground semakin jauh

POTENSI SUMBER DAYA DAN ANCAMAN BENCANA

DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

Wilayah Pesisir Provinsi Wilayah Pesisir Kab/Kotai

(3)

Subandono

PERENCANAAN SPASIAL

PERENCANAAN NON

SPASIAL

RTRWN RTRWP RTRWK RTR Kota RDTR

RZWP-3-K

RPJP (20 tahun) RPJM (5 tahun) RSWP-3-K PROVINSI KAB/KOTA (20 tahun) RPWP-3-K RAPWP-3-K RKPD

UU 27/2007 jo UU 1/2014

PWP-PPK

UU 26/2007

UU 25/2004

UU 24/2007 PB UU32/2004 OTODA

PERIJINAN

UU SEKTORAL UU 32/2009 RTRPulau/ Kepulauan RTR Strategis nasional

Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

(4)

Subandono

Pasal 6 (3)

Pasal 1

Pasal 6 (4)

Pasal 6

(5)

Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang

laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi

sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan

makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara

kelangsungan hidupnya.

Penataan ruang wilayah nasional meliputi ruang wilayah

yurisdiksi dan wilayah kedaulatan nasional yang mencakup

ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang

di dalam bumi sebagai satu kesatuan.

Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota

meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,

termasuk ruang di dalam bumi sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Ruang laut

dan ruang udara

pengelolaannya diatur dengan

undang-undang tersendiri

TENTANG PENATAAN RUANG

Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

(5)

PERENCANAAN PEMANFAATAN PENGAWASAN PENGENDALIAN RSWP3K (20 THN) RZWP3K (20 THN) RPWP3K (5 THN) RAPWP3K (1-3 THN) IZIN LOKASI Rehabilitasi Patroli dan Penyidikan Akreditasi Program PWP3K Pemanfaatan PPK dan Perairan dsk. (tmsk orang asing) Reklamasi Konservasi IZIN PENGELOLAAN  Usulan dilakukan oleh Pemda, Masyarakat, dan Dunia Usaha  Mekanisme: penyusunan melibatkan masyarakat PASAL 14 AYAT (1) dan (2) UU 1/ 2014 PS. 16 s.d. 22C UU 1/ 2014

Struktur Pengelolaan

Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

(UU No. 27/2007 Jo UU No. 1/2014)

Lanjutan..

PASAL 7 AYAT (3) Wajib disusun Pemda

Selaras, serasi, dan seimabng dg RTRW

(6)

RZWP3K Provinsi dan RZWP3K Kabupaten/Kota menjadi dasar pemberian Izin Lokasi kegiatan di perairan pesisir

(7)

Substansi UU No. 1 Tahun 2014

Mekanisme

Sistem

Perizinan

(Lokasi &

Pengelolaan)

1) Izin Lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) diberikan berdasarkan rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

2) Pemberian Izin Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mempertimbangkan kelestarian Ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil, Masyarakat, nelayan tradisional, kepentingan nasional, dan hak lintas damai bagi kapal asing.

3) Izin Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam luasan dan waktu tertentu.

4) Izin Lokasi tidak dapat diberikan pada zona inti di kawasan konservasi, alur laut, kawasan pelabuhan, dan pantai umum.

Pasal 17

1) Setiap Orang yang melakukan pemanfaatan ruang dari

sebagian Perairan Pesisir dan pemanfaatan sebagian pulau-pulau kecil secara menetap wajib memiliki Izin Lokasi.

2) Izin Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar pemberian Izin Pengelolaan

Pasal 16

(8)

Substansi UU No. 1 Tahun 2014

1) Setiap Orang yang melakukan pemanfaatan sumber daya Perairan Pesisir dan perairan pulau-pulau kecil untuk kegiatan:

a. produksi garam; b. biofarmakologi laut; c. bioteknologi laut;

d. pemanfaatan air laut selain energi; e. wisata bahari;

f. pemasangan pipa dan kabel bawah laut; dan/atau

g. pengangkatan benda muatan kapal tenggelam, wajib memiliki Izin Pengelolaan.

2) Izin Pengelolaan untuk kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3) Dalam hal terdapat kegiatan pemanfaatan sumber daya Perairan Pesisir dan perairan pulau-pulau kecil yang belum diatur berdasarkan ketentuan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 19

(9)

RTRWN

RTRW KAB /

KOTA PERDA KAB / KOTA PERATURAN ZONASI SISTEM KAB / KOTA

IJIN PRINSIP IZIN LOKASI (Di Darat) IZIN PENGGUNAAN / PEMANFAATAN TANAH RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN IZIN LOKASI

(Di Perairan Laut dan sebagian PPK)

RZ RINCI ZONA PERATURAN PEMANFAATAN RUANG Blok-blok Peruntukan Ruang

IZIN LAIN SESUAI PERATURAN PERUNDANG2AN

Berdasarkan PP No.15/2010 tentang PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG (turunan UU 26/2007)

SISTEM PERIZINAN DI LAUT WILAYAH PERAIRAN PESISIR

(Perubahan UU 27/2007 Jo UU 1/2014)

RZWP3K PROV

(>4 MIL & <12 MIL)

RZWP3K KAB/KOTA

(1/3 KAW PROV )

SISTEM PERIZINAN DI DARAT

IMB

1

IZIN PENGELOLAAN

2

3

4

5

PERATURAN PERUNDANG2AN IZIN LAIN SESUAI

LEX SPECIALIS UU 26/2007

Ps. 6 ayat (5) Ruang laut dan ruang udara, pengelolaannya diatur dengan undang-undang tersendirii

1

2

(10)

RZWP3K

IJIN LOKASI IJIN LOKASI (Perpres

No.122/2012 - Reklamasi) IJIN LOLKASI (Pemanfaatan PPK dan Pemanfaatan PPK untuk PMA) (UU No.1/2014) IJIN LOKASI Pemanfaatan PPKT IJIN PENGELOLAAN Prod.Garam Biofarmakologi Bioteknologi Pemanf.Air Laut selain energi Wisata Bahari Pipa/Kabel Bwh Laut Pengangkatan BMKT IJIN PEMANFAATAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN (PP No.60/2007) FUNGSI RZWP3K

DALAM PEMBERIAN IJIN PEMANFAATAN RUANG DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

IJIN LOKASI IJIN2 SEKTOR Pertambangn Perikanan Budidaya Dll UU No.27/2007 Jo UU No.1/2014 UU No.27/2007 Jo UU No.1/2014 Perpres No.122/2012 PP No.62/2010 Ps.4 ayat 1 UU No.27/2007 Jo UU No.1/2014 PP No.60/2007 IJIN PELAKSANAAN REKLAMASI

(11)

RZWP3K Provinsi atau

Kabupaten/Kota pada

daerah yang

bersebelahan wajib

diserasikan,

diselaraskan dan

diseimbangkan

Penyerasian,

penyelarasan dan

penyeimbangan

dilakukan oleh :

• Menteri, untuk provinsi

yang bersebelahan; atau

• Gubernur, untuk

kabupaten/kota yang

bersebelahan atau

berhadapan

(12)

Penyelarasan, penyerasian dan penyeimbangan tersebut

dilakukan dengan:

1. Menyelaraskan/ mengadopsi pola ruang dan struktur ruang daratan

pesisir RTRW ke dalam RZWP-3-K

2. Menyerasikan alokasi ruang perairan pesisir dan pulau-pulau kecil

dalam RZWP-3-K yang bersinggungan dengan pola ruang dalam RTRW

3. Menyeimbangkan/memadukan rencana Pemerintah dan Pemerintah

Daerah yang telah ditetapkan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan ke dalam alokasi ruang perairan pesisir dalam RZWP-3-K.

Tujuan penyelarasan, penyerasian dan penyeimbangan antara RZWP3K

dengan RTRW adalah untuk mereview dan membandingkan draft dokumen

antara RZWP3K dengan rencana lain yang telah disahkan dan untuk

merevisi draft dokumen antara RZWP-3-K tersebut, sehingga konsisten

dengan rencana-rencana dan program-program yang bersesuaian yang telah

(13)

Wilayah pesisir sampai

dengan perairan pesisir

dan pulau-pulau kecil yang

menjadi kewenangan

kabupaten/kota; dan

Wilayah perairan pesisir dan

pulau-pulau kecil yang menjadi

kewenangan provinsi.

Wilayah Perencanaan RZWP3K Provinsi

(14)

Alokasi

Ruang

(Pasal 16)

Kawasan

Pemanfaatan Umum

Konservasi

Kawasan

Kawasan strategis

Nasional Tertentu

Alur Laut

1. Pariwisata 2. Pemukiman 3. Pelabuhan 4. Pertanian 5. Hutan 6. Pertambangan 7. Perikanan Tangkap 8. Perikanan Budidaya 9. Industri 10. Fasilitas Umum 11. Pemanfaatan Air

Laut selain energi 12. Pemanfaatan lainnya sesuai dengan karakteristik biogeofisik lingkungannya

1. Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (KKP3K)

2. Kawasan Konservasi Maritim (KKM) 3. Kawasan Konservasi Perairan (KKP) 4. Sempadan Pantai

1. Pengelolaan batas-batas maritim kedaulatan negara

2. Pertahanan dan keamanan negara 3. Pengelolaan situs warisan dunia 4. Kesejahteraan Masyarakat 5. Pelestarian lingkungan

1. Alur Pelayaran

2. Pipa/Kabel bawah laut 3. Migrasi biota laut

(15)
(16)

Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau KecilDirektorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan

Darat Mengikuti RTRW

Keterpaduan : 1. Antar sektor 2. Antar Stakeholder 3. Antar ekosistem darat

dan laut 4. Antar wilayah 5. Antar scince dan

(17)
(18)
(19)

“RZWP-3-K kabupaten/kota merupakan arahan

pengalokasian ruang wilayah perairan pesisir

dan pulau-pulau kecil dalam rencana Kawasan

Pemanfaatan Umum, Kawasan Konservasi,

Kawasan Strategis Nasional Tertentu, dan Alur

Laut yang dapat dirinci ke dalam zona dan sub

zona atau pemanfaatannya.”

RZWP3K KABUPATEN/KOTA

(20)

Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Keci lDirektorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Perikanan Tangkap

Pertam-

bangan

Darat

Laut

Mengikuti RTRW

KPU

KPU

Perikanan Tangkap Perikanan Tangkap

KPU

(21)

Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau KecilDirektorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Darat

Laut

Mengikuti RTRW

Perikanan Budidaya Pariwisa ta Pertam- bangan Pemukima n/Industri Perikanan Tangkap KNST

(22)

Subandono

Direktorat TRLP3K

DIMENSI KETERPADUAN DALAM

PENGELOLAAN WP3K

Keterpaduan Lintas Sektor baik vertikal maupun horisontal

PENGELOLAAN

WP3K

TERPADU

Keterpadu an Ekosistem darat dan laut Keterpaduan Science dan manajemen Keterpadu an stakehold er Keterpadu an wilayah

(23)

23 PENGAM BILAN KE- PUTUSAN KOMUNIKASI, PERENCANAAN DATABASE INFORMASI PENGELOLA DATA ANALIS D & I SURVEYOR DLL PEREKAYASA ILMUWAN PENGAMBIL KEPUTUSAN SKENARIO INFORMASI MODEL, SIMULASI PENGUKURAN PENGELOLAAN

DATA DAN INFORMASI

Good Data

Good Map,

Good Plan,

Good Investment

(24)

PARIWISATA

1. Wisata selam; 2. Wisata snorkeling; 3. Wisata jet ski dan

banana boat; 4. Wisata pantai; dan/atau 5. Olahraga pantai dan berjemur. PERMUKIMAN 1. Permukiman nelayan; dan/atau 2. Permukiman non nelayan. PELABUHAN 1. Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp); dan/atau 2. Wilayah Kerja dan

Wilayah Pengoperasian Pelabuhan Perikanan PERTANIAN 1. Pertanian lahan basah; 2. Pertanian lahan kering; dan/atau 3. Hortikultura. HUTAN 1. Hutan produksi terbatas; 2. Hutan produksi tetap; dan/atau 3. Hutan produksi yang dapat dikonversi. PERTAMBANGAN 1. Mineral;

2. Pasir laut (galian C); 3. Minyak bumi; 4. Gas bumi;dan/atau 5. Panas bumi.

PERIKANAN BUDIDAYA

1. Budidaya laut; 2. Budidaya air payau;

dan/atau

3. Budidaya air tawar.

PERIKANAN TANGKAP 1. Pelagis; dan/atau 2. Demersal. INDUSTRI 1. Industri pengolahan ikan; 2. Industri maritim; 3. Industri manufaktur;

4. Industri minyak dan gas bumi; 5. Industri garam; 6. Industri biofarmakologi; dan/atau 7. Industri bioteknologi. FASILITAS UMUM 1. Pendidikan; 2. Olahraga; 3. Keagamaan; 4. Kesenian; dan/atau 5. Kesehatan.

Kawasan Pemanfaatan Umum dibagi dalam Zona

dan Sub Zona

Pasal 17

Perubahan terhadap penjabaran zona dan sub

zona pada Kawasan Pemanfaatan Umum

ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal

(25)

1) RZWP-3-K kabupaten/kota memuat peraturan pemanfaatan

ruang.

2) Peraturan pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) berisi ketentuan persyaratan pemanfaatan ruang

dan ketentuan pengendaliannya yang disusun untuk setiap

zona peruntukan dalam RZWP-3-K kabupaten/kota.

Pasal 18

Penyusunan RZWP-3-K di pulau-pulau kecil

dilakukan menggunakan sistem klaster dengan

mempertimbangkan keterkaitan ekologi,

ekosistem, dan sosial budaya.

(26)

• Peta dengan tingkat ketelitian

peta skala minimal 1: 250.000

RZWP-3-K provinsi

• Peta dengan tingkat ketelitian

peta skala minimal 1 : 50.000

RZWP-3-K Kabupaten

• Peta dengan tingkat ketelitian

peta skala minimal 1 : 25.000

RZWP-3-K kota

Tingkat Ketelitian Peta

(27)
(28)

Penyusunan dokumen RZWP-3-K dilakukan oleh lembaga yang

mengoordinasikan penataan ruang di daerah

Dalam penyusunan dokumen RZWP-3-K lembaga yang mengoordinasikan

penataan ruang di daerah mempunyai tugas:

Melakukan pengumpulan data sekunder

yang meliputi:

Melakukan survei lapangan, apabila data

sekunder belum memenuhi persyaratan:

1. terestrial;

2. bathimetri;

3. geologi dan geomorfologi;

4. oseanografi;

5. ekosistem pesisir dan sumber daya ikan

(jenis dan kelimpahan ikan);

6. penggunaan lahan dan status lahan;

7. pemanfaatan wilayah laut yang telah

ada;

8. sumber daya air;

9. infrastruktur;

10. sosial dan budaya;

11. ekonomi wilayah; dan

12. risiko bencana dan pencemaran.

1. Kualitas, yang meliputi:

a. skala;

b. akurasi geometri

c. kedetailan data;

d. kedalaman data;

e. kemutakhiran data; dan

f. kelengkapan atribut.

2. Kuantitas, berupa kelengkapan data

sekunder.

(29)

Dokumen Final RZWP-3-K sekurang-kurangnya memuat :

a. Pendahuluan yang memuat dasar hukum penyusunan

RZWP-3-K, profil wilayah, isu-isu strategis, dan peta

wilayah perencanaan;

b. Tujuan, kebijakan, dan strategi;

c. Deskripsi Potensi dan Pemanfaatan Sumberdaya WP3K;

d. Rencana alokasi ruang;

e. Peraturan pemanfaatan ruang, apabila akan diatur;

f. Indikasi program RZWP-3-K; dan

g. Lampiran dokumen RZWP-3-K dalam bentuk peta paling

sedikit meliputi peta dasar, peta tematik, peta RZWP-3-K

dan Ranperda RZWP-3-K.

(30)

Pasal 26

(31)

MEKANISME PENETAPAN PERDA RTRW DAN RZWP3K KABUPATEN/KOTA

Dokumen Final

RTRW

(disampaikan

Bup/Walikota ke

Gub dan Gub ke

MEN PU)

Persetujuan Substansi Pemberian Tanggapan/Saran MEN PU MEN KP

PERDA

RTRW

PERDA

RZWP3K

Dokumen fINAL

RZWP3K

(Disampaikan

Gub atau

Bup/Walikota ke

MKP

PMDN No.28/2008 PMDN No.47/2012 Penyusunan PMDN untuk meknisme penetapan PERDA RZWP3K Dokumen fINAL RZWP3K Perlu disesuaikan BKPRD PMDN No.50/2009 perlu disesuaikan Alternatif I Alternatif I PERDA RTRW DAN RZWP3K Alternatif II Dokumen fINAL RTRW

KE

MEN

D

A

GRI

Leading Sector KKP +BKPRN Leading Sector PU +BKPRN

Proses

14 Langkah

Proses

KE

MEN

D

A

(32)

1. UU No.27/2007

Jo

UU No.1/2014

Pasal 11 ayat (2):

Penyusunan RZWP3K sbgmn dimaksud pada ayat

(1) diwajibkan mengikuti dan memadukan rencana Pemerintah dan

Pemerintah Daerah dengan memperhatikan Kawasan, Zona, dan/atau

Alur Laut yang telah ditetapkan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

2. Perlunya sinkronisasi/penyelarasan dengan kebijakan/program/proyek

yang terkait dengan kepentingan nasional strategis.

URGENSI PERAN PUSAT (BKPRN)

(33)

Penataan Ruang

LP3K

8

7

6

5

4

1

2

3

NSPK

SOSIALISASI

BIMTEK

ASISTENSI

RAKOR

PEMBERIAN SARAN

DUKUNGAN BKPRN

PENYEDIAAN DIS

(34)

 Tugas bersama semua stakeholder kelautan

 Butuh peran semua pihak:

1. Pemerintah : menyiapkan dukungan kebijakan, pedampingan,

dan bimbingan

2. Pemda:

• memastikan pelaksanaan, penganggaran, dan koordinasi di

lapangan.

• Diperlukan peran aktif Pokja/BKPRD dalam menyusun

RZWP-3-K

• Diperlukan penguatan kelembagaan BKPRD dengan

melibatkan Dinas Kelautan dan Perikanan sebagai anggota

BKPRD

3. Legislatif: memastikan dukungan legislasi dan pendanaan

kegiatan

(35)

NO LOKASI PERDA PROSES BELUM KETERANGAN

1 Provinsi Kepulauan Riau

V

2 Provinsi Jawa Barat

V

3 Provinsi DIY

V

4 Provinsi Jawa Tengah

V

5 Provinsi Jawa Timur

V

6 Provinsi Bali

V

7 Provinsi Nusa Tenggara Barat

V

8 Provinsi Kalimantan Barat

V

9 Provinsi Sulawesi Selatan

V

10 Provinsi Sulawesi Utara

V

11 Provinsi Banten

V

12 Kabupaten Anambas

V

13 Kabupaten Karimun

V

14 Kabupaten Cirebon

V

(36)

NO LOKASI PERDA PROSES BELUM KETERANGAN 16 Kabupaten Sukabumi

V

17 Kabupaten Kulonprogo

V

18 Kabupaten Sleman 19 Kabupaten Demak

V

20 Kabupaten Pekalongan

V

21 Kabupaten Batang

V

22 Kabupaten Gresik

V

23 Kabupaten Blitar 24 Kabupaten Bangkalan

V

25 Kabupaten Pacitan

V

26 Kabupaten Pasuruan

V

27 Kabupaten Klungkung

V

28 Kabupaten Badung

V

29 Kabupaten Karangasem

V

30 Kabupaten Sumbawa

V

(37)

NO LOKASI PERDA PROSES BELUM KETERANGAN

31 Kabupaten Lombok Tengah

V

32 Kabupaten Pontianak V

33 Kabupaten Kubu Raya V

34 Kabupaten Sinjai V 35 Kabupaten Bolaang Mongondow V 36 Kabupaten Tangerang V 37 Kabupaten Cilegon V 38 Kabupaten Pandeglang V 39 Kota Cirebon V 40 Kota Pekalongan V 41 Kota Makassar V 42 Kota Manado V 43 Kota Bitung V

(38)

• Tanggung Jawab. Mengenal, mengerti,

menghayati dan melaksanakan tugas dengan

baik. Pekerjaan diselesaikan tanpa ditunda.

• Disiplin, bekerja tepat waktu. Kedisiplinan

tumbuh dari semangat penuh gairah dan

kesadaran bukan keterpasaan  Disiplin

tanpa teriakan

• Berusaha dan bertindak untuk mencapai yang

lebih baik

• Berbuat yang bermanfaat untuk organisasi

dan masyarakat

• Belajar dan berlatih pada setiap kesempatan

• Kooperatif, Suka bekerja sama

(39)

Dibutuhkan 8 etos kerja :

1. Kerja adalah rahmat (aku bekerja penuh syukur)

2. Kerja adalah amanah (aku bekerja penuh tanggung

jawab)

3. Kerja adalah panggilan (aku bekerja penuh integritas)

4. Kerja adalah aktualisasi (aku bekerja keras penuh

semangat)

5. Kerja adalah ibadah (aku bekerja serius penuh

kecintaan)

6. Kerja adalah seni (aku bekerja cerdas penuh kreatifitas)

7. Kerja adalah kehormatan (aku bekerja tekun penuh

keunggulan)

8. Kerja adalah pelayanan (aku bekerja sempurna penuh

kerendahan hati)

(40)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini berkaitan dengan pengenalan DFIG, AC/DC/AC kontrol converter dengan simulasi SIMULINK / MATLAB untuk Induksi Generator terisolasi dengan grid

Ciri utama intuisi yang amat mengganggu kita adalah kenyataan bahwa logika dari intuisi tidak dapat ditelusuri secara rasional. Bila seorang Direktur perusahaan mengambil

12.Lingkungan kerja kantor ini bisa meningkatkan kinerja pegawai untuk menjalankan pekerjaan, hal ini dapat di lihat dari hasil taubulasi kuesioner (pertannyaan

Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan alasan hukum Islam diajarkan sebagai mata kuliah wajib di Fakultas Hukum di Indonesia,

Anda tidak bisa menambahkan produk yang sudah habis, sedang, atau akan mengikuti Flash Sale Shopee, atau produk yang tidak sesuai dengan kriteria. Anda bisa mengecek kriteria utama

Saran yang dapat diberikan adalah metode perbaikan tanah dengan metode preloading dan PVD sangat disarankan untuk memperbaiki tanah dasar di lokasi jalan Pakuwon

Mani (1980: 58) menyebutkan bahwa diluar pekerja kontrak diperkebunan, orang-orang India yang lain juga banyak datang ke Medan untuk berpartisipasi memajukan berbagai sector

Dalam hal terdapat perbedaan data antara DIPA Petikan dengan database RKA-K/L-DIPA Kementerian Keuangan maka yang berlaku adalah data yang terdapat di dalam database