Oleh:
Dr. Ir. Subandono Diposaptono, M.Eng
Direktur Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Hp. 087775900246
R
ENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN
Memiliki 17,480 pulau dan 95.181 km panjang garis pantai
Produktivitas hayati tinggi dengan keanekaragaman hayati laut tropis terkaya di dunia
Pusat kegiatan rekreasi, transportasi, industri, permukiman, pelabuhan, bisnis, jasa lingkungan dll.
Kontribusi ekonomi sektor kelautan dan perikanan pada GDP : sebesar 24,5% dari total GDP nasional, hanya + 2,5% berasal dari komoditas perikanan
55% produksi perikanan berasal dari wilayah pesisir
Wilayah pesisir Indonesia mengandung sekitar 2.500 spesies moluska, 2.000 spesies krustase, 6 spesie penyu, 30 spesies mamalia laut, dan lebih dari 2.000 spesies ikan. Luas terumbu karang mencapai 32.935 km2 (sekitar 16,5% dari luas terumbu dunia), dan terdiri atas 70 genus dan lebih dari 500 spesies karang.
Rentan terhadap perubahan lingkungan dan ancaman bencana Konflik Pemanfaatan Ruang Ilegal Fishing dan merusak
Produksi Peikanan menurun sejak 1990
Overfishing, tamgkapan semakin kecil dan fishing ground semakin jauh
POTENSI SUMBER DAYA DAN ANCAMAN BENCANA
DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
Wilayah Pesisir Provinsi Wilayah Pesisir Kab/Kotai
Subandono
PERENCANAAN SPASIAL
PERENCANAAN NON
SPASIAL
RTRWN RTRWP RTRWK RTR Kota RDTRRZWP-3-K
RPJP (20 tahun) RPJM (5 tahun) RSWP-3-K PROVINSI KAB/KOTA (20 tahun) RPWP-3-K RAPWP-3-K RKPDUU 27/2007 jo UU 1/2014
PWP-PPK
UU 26/2007
UU 25/2004
UU 24/2007 PB UU32/2004 OTODAPERIJINAN
UU SEKTORAL UU 32/2009 RTRPulau/ Kepulauan RTR Strategis nasionalDirektorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
Subandono
Pasal 6 (3)
Pasal 1
Pasal 6 (4)
Pasal 6
(5)
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang
laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi
sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan
makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara
kelangsungan hidupnya.
Penataan ruang wilayah nasional meliputi ruang wilayah
yurisdiksi dan wilayah kedaulatan nasional yang mencakup
ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang
di dalam bumi sebagai satu kesatuan.
Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota
meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Ruang laut
dan ruang udara
pengelolaannya diatur dengan
undang-undang tersendiri
TENTANG PENATAAN RUANG
Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
PERENCANAAN PEMANFAATAN PENGAWASAN PENGENDALIAN RSWP3K (20 THN) RZWP3K (20 THN) RPWP3K (5 THN) RAPWP3K (1-3 THN) IZIN LOKASI Rehabilitasi Patroli dan Penyidikan Akreditasi Program PWP3K Pemanfaatan PPK dan Perairan dsk. (tmsk orang asing) Reklamasi Konservasi IZIN PENGELOLAAN Usulan dilakukan oleh Pemda, Masyarakat, dan Dunia Usaha Mekanisme: penyusunan melibatkan masyarakat PASAL 14 AYAT (1) dan (2) UU 1/ 2014 PS. 16 s.d. 22C UU 1/ 2014
Struktur Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(UU No. 27/2007 Jo UU No. 1/2014)
Lanjutan..
PASAL 7 AYAT (3) Wajib disusun Pemda
Selaras, serasi, dan seimabng dg RTRW
RZWP3K Provinsi dan RZWP3K Kabupaten/Kota menjadi dasar pemberian Izin Lokasi kegiatan di perairan pesisir
Substansi UU No. 1 Tahun 2014
Mekanisme
Sistem
Perizinan
(Lokasi &
Pengelolaan)
1) Izin Lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) diberikan berdasarkan rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
2) Pemberian Izin Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mempertimbangkan kelestarian Ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil, Masyarakat, nelayan tradisional, kepentingan nasional, dan hak lintas damai bagi kapal asing.
3) Izin Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam luasan dan waktu tertentu.
4) Izin Lokasi tidak dapat diberikan pada zona inti di kawasan konservasi, alur laut, kawasan pelabuhan, dan pantai umum.
Pasal 17
1) Setiap Orang yang melakukan pemanfaatan ruang dari
sebagian Perairan Pesisir dan pemanfaatan sebagian pulau-pulau kecil secara menetap wajib memiliki Izin Lokasi.
2) Izin Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar pemberian Izin Pengelolaan
Pasal 16
Substansi UU No. 1 Tahun 2014
1) Setiap Orang yang melakukan pemanfaatan sumber daya Perairan Pesisir dan perairan pulau-pulau kecil untuk kegiatan:
a. produksi garam; b. biofarmakologi laut; c. bioteknologi laut;
d. pemanfaatan air laut selain energi; e. wisata bahari;
f. pemasangan pipa dan kabel bawah laut; dan/atau
g. pengangkatan benda muatan kapal tenggelam, wajib memiliki Izin Pengelolaan.
2) Izin Pengelolaan untuk kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3) Dalam hal terdapat kegiatan pemanfaatan sumber daya Perairan Pesisir dan perairan pulau-pulau kecil yang belum diatur berdasarkan ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 19
RTRWN
RTRW KAB /
KOTA PERDA KAB / KOTA PERATURAN ZONASI SISTEM KAB / KOTA
IJIN PRINSIP IZIN LOKASI (Di Darat) IZIN PENGGUNAAN / PEMANFAATAN TANAH RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN IZIN LOKASI
(Di Perairan Laut dan sebagian PPK)
RZ RINCI ZONA PERATURAN PEMANFAATAN RUANG Blok-blok Peruntukan Ruang
IZIN LAIN SESUAI PERATURAN PERUNDANG2AN
Berdasarkan PP No.15/2010 tentang PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG (turunan UU 26/2007)
SISTEM PERIZINAN DI LAUT WILAYAH PERAIRAN PESISIR
(Perubahan UU 27/2007 Jo UU 1/2014)
RZWP3K PROV
(>4 MIL & <12 MIL)
RZWP3K KAB/KOTA
(1/3 KAW PROV )
SISTEM PERIZINAN DI DARAT
IMB
1
IZIN PENGELOLAAN2
3
4
5
PERATURAN PERUNDANG2AN IZIN LAIN SESUAILEX SPECIALIS UU 26/2007
Ps. 6 ayat (5) Ruang laut dan ruang udara, pengelolaannya diatur dengan undang-undang tersendirii
1
2
RZWP3K
IJIN LOKASI IJIN LOKASI (Perpres
No.122/2012 - Reklamasi) IJIN LOLKASI (Pemanfaatan PPK dan Pemanfaatan PPK untuk PMA) (UU No.1/2014) IJIN LOKASI Pemanfaatan PPKT IJIN PENGELOLAAN Prod.Garam Biofarmakologi Bioteknologi Pemanf.Air Laut selain energi Wisata Bahari Pipa/Kabel Bwh Laut Pengangkatan BMKT IJIN PEMANFAATAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN (PP No.60/2007) FUNGSI RZWP3K
DALAM PEMBERIAN IJIN PEMANFAATAN RUANG DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
IJIN LOKASI IJIN2 SEKTOR Pertambangn Perikanan Budidaya Dll UU No.27/2007 Jo UU No.1/2014 UU No.27/2007 Jo UU No.1/2014 Perpres No.122/2012 PP No.62/2010 Ps.4 ayat 1 UU No.27/2007 Jo UU No.1/2014 PP No.60/2007 IJIN PELAKSANAAN REKLAMASI
RZWP3K Provinsi atau
Kabupaten/Kota pada
daerah yang
bersebelahan wajib
diserasikan,
diselaraskan dan
diseimbangkan
Penyerasian,
penyelarasan dan
penyeimbangan
dilakukan oleh :
• Menteri, untuk provinsi
yang bersebelahan; atau
• Gubernur, untuk
kabupaten/kota yang
bersebelahan atau
berhadapan
Penyelarasan, penyerasian dan penyeimbangan tersebut
dilakukan dengan:
1. Menyelaraskan/ mengadopsi pola ruang dan struktur ruang daratan
pesisir RTRW ke dalam RZWP-3-K
2. Menyerasikan alokasi ruang perairan pesisir dan pulau-pulau kecil
dalam RZWP-3-K yang bersinggungan dengan pola ruang dalam RTRW
3. Menyeimbangkan/memadukan rencana Pemerintah dan Pemerintah
Daerah yang telah ditetapkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan ke dalam alokasi ruang perairan pesisir dalam RZWP-3-K.
Tujuan penyelarasan, penyerasian dan penyeimbangan antara RZWP3K
dengan RTRW adalah untuk mereview dan membandingkan draft dokumen
antara RZWP3K dengan rencana lain yang telah disahkan dan untuk
merevisi draft dokumen antara RZWP-3-K tersebut, sehingga konsisten
dengan rencana-rencana dan program-program yang bersesuaian yang telah
Wilayah pesisir sampai
dengan perairan pesisir
dan pulau-pulau kecil yang
menjadi kewenangan
kabupaten/kota; dan
Wilayah perairan pesisir dan
pulau-pulau kecil yang menjadi
kewenangan provinsi.
Wilayah Perencanaan RZWP3K Provinsi
Alokasi
Ruang
(Pasal 16)
Kawasan
Pemanfaatan Umum
Konservasi
Kawasan
Kawasan strategis
Nasional Tertentu
Alur Laut
1. Pariwisata 2. Pemukiman 3. Pelabuhan 4. Pertanian 5. Hutan 6. Pertambangan 7. Perikanan Tangkap 8. Perikanan Budidaya 9. Industri 10. Fasilitas Umum 11. Pemanfaatan Air
Laut selain energi 12. Pemanfaatan lainnya sesuai dengan karakteristik biogeofisik lingkungannya
1. Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (KKP3K)
2. Kawasan Konservasi Maritim (KKM) 3. Kawasan Konservasi Perairan (KKP) 4. Sempadan Pantai
1. Pengelolaan batas-batas maritim kedaulatan negara
2. Pertahanan dan keamanan negara 3. Pengelolaan situs warisan dunia 4. Kesejahteraan Masyarakat 5. Pelestarian lingkungan
1. Alur Pelayaran
2. Pipa/Kabel bawah laut 3. Migrasi biota laut
Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau KecilDirektorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan
Darat Mengikuti RTRW
Keterpaduan : 1. Antar sektor 2. Antar Stakeholder 3. Antar ekosistem darat
dan laut 4. Antar wilayah 5. Antar scince dan
“RZWP-3-K kabupaten/kota merupakan arahan
pengalokasian ruang wilayah perairan pesisir
dan pulau-pulau kecil dalam rencana Kawasan
Pemanfaatan Umum, Kawasan Konservasi,
Kawasan Strategis Nasional Tertentu, dan Alur
Laut yang dapat dirinci ke dalam zona dan sub
zona atau pemanfaatannya.”
RZWP3K KABUPATEN/KOTA
Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Keci lDirektorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Perikanan Tangkap
Pertam-
bangan
Darat
Laut
Mengikuti RTRW
KPU
KPU
Perikanan Tangkap Perikanan TangkapKPU
Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau KecilDirektorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Darat
Laut
Mengikuti RTRW
Perikanan Budidaya Pariwisa ta Pertam- bangan Pemukima n/Industri Perikanan Tangkap KNSTSubandono
Direktorat TRLP3K
DIMENSI KETERPADUAN DALAM
PENGELOLAAN WP3K
Keterpaduan Lintas Sektor baik vertikal maupun horisontalPENGELOLAAN
WP3K
TERPADU
Keterpadu an Ekosistem darat dan laut Keterpaduan Science dan manajemen Keterpadu an stakehold er Keterpadu an wilayah23 PENGAM BILAN KE- PUTUSAN KOMUNIKASI, PERENCANAAN DATABASE INFORMASI • PENGELOLA DATA • ANALIS D & I • SURVEYOR DLL • PEREKAYASA • ILMUWAN PENGAMBIL KEPUTUSAN SKENARIO INFORMASI MODEL, SIMULASI PENGUKURAN PENGELOLAAN
DATA DAN INFORMASI
Good Data
Good Map,
Good Plan,
Good Investment
PARIWISATA
1. Wisata selam; 2. Wisata snorkeling; 3. Wisata jet ski dan
banana boat; 4. Wisata pantai; dan/atau 5. Olahraga pantai dan berjemur. PERMUKIMAN 1. Permukiman nelayan; dan/atau 2. Permukiman non nelayan. PELABUHAN 1. Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp); dan/atau 2. Wilayah Kerja dan
Wilayah Pengoperasian Pelabuhan Perikanan PERTANIAN 1. Pertanian lahan basah; 2. Pertanian lahan kering; dan/atau 3. Hortikultura. HUTAN 1. Hutan produksi terbatas; 2. Hutan produksi tetap; dan/atau 3. Hutan produksi yang dapat dikonversi. PERTAMBANGAN 1. Mineral;
2. Pasir laut (galian C); 3. Minyak bumi; 4. Gas bumi;dan/atau 5. Panas bumi.
PERIKANAN BUDIDAYA
1. Budidaya laut; 2. Budidaya air payau;
dan/atau
3. Budidaya air tawar.
PERIKANAN TANGKAP 1. Pelagis; dan/atau 2. Demersal. INDUSTRI 1. Industri pengolahan ikan; 2. Industri maritim; 3. Industri manufaktur;
4. Industri minyak dan gas bumi; 5. Industri garam; 6. Industri biofarmakologi; dan/atau 7. Industri bioteknologi. FASILITAS UMUM 1. Pendidikan; 2. Olahraga; 3. Keagamaan; 4. Kesenian; dan/atau 5. Kesehatan.
Kawasan Pemanfaatan Umum dibagi dalam Zona
dan Sub Zona
Pasal 17
Perubahan terhadap penjabaran zona dan sub
zona pada Kawasan Pemanfaatan Umum
ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal
1) RZWP-3-K kabupaten/kota memuat peraturan pemanfaatan
ruang.
2) Peraturan pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berisi ketentuan persyaratan pemanfaatan ruang
dan ketentuan pengendaliannya yang disusun untuk setiap
zona peruntukan dalam RZWP-3-K kabupaten/kota.
Pasal 18
Penyusunan RZWP-3-K di pulau-pulau kecil
dilakukan menggunakan sistem klaster dengan
mempertimbangkan keterkaitan ekologi,
ekosistem, dan sosial budaya.
• Peta dengan tingkat ketelitian
peta skala minimal 1: 250.000
RZWP-3-K provinsi
• Peta dengan tingkat ketelitian
peta skala minimal 1 : 50.000
RZWP-3-K Kabupaten
• Peta dengan tingkat ketelitian
peta skala minimal 1 : 25.000
RZWP-3-K kota
Tingkat Ketelitian Peta
Penyusunan dokumen RZWP-3-K dilakukan oleh lembaga yang
mengoordinasikan penataan ruang di daerah
Dalam penyusunan dokumen RZWP-3-K lembaga yang mengoordinasikan
penataan ruang di daerah mempunyai tugas:
Melakukan pengumpulan data sekunder
yang meliputi:
Melakukan survei lapangan, apabila data
sekunder belum memenuhi persyaratan:
1. terestrial;
2. bathimetri;
3. geologi dan geomorfologi;
4. oseanografi;
5. ekosistem pesisir dan sumber daya ikan
(jenis dan kelimpahan ikan);
6. penggunaan lahan dan status lahan;
7. pemanfaatan wilayah laut yang telah
ada;
8. sumber daya air;
9. infrastruktur;
10. sosial dan budaya;
11. ekonomi wilayah; dan
12. risiko bencana dan pencemaran.
1. Kualitas, yang meliputi:
a. skala;
b. akurasi geometri
c. kedetailan data;
d. kedalaman data;
e. kemutakhiran data; dan
f. kelengkapan atribut.
2. Kuantitas, berupa kelengkapan data
sekunder.
Dokumen Final RZWP-3-K sekurang-kurangnya memuat :
a. Pendahuluan yang memuat dasar hukum penyusunan
RZWP-3-K, profil wilayah, isu-isu strategis, dan peta
wilayah perencanaan;
b. Tujuan, kebijakan, dan strategi;
c. Deskripsi Potensi dan Pemanfaatan Sumberdaya WP3K;
d. Rencana alokasi ruang;
e. Peraturan pemanfaatan ruang, apabila akan diatur;
f. Indikasi program RZWP-3-K; dan
g. Lampiran dokumen RZWP-3-K dalam bentuk peta paling
sedikit meliputi peta dasar, peta tematik, peta RZWP-3-K
dan Ranperda RZWP-3-K.
Pasal 26
MEKANISME PENETAPAN PERDA RTRW DAN RZWP3K KABUPATEN/KOTA
Dokumen Final
RTRW
(disampaikan
Bup/Walikota ke
Gub dan Gub ke
MEN PU)
Persetujuan Substansi Pemberian Tanggapan/Saran MEN PU MEN KPPERDA
RTRW
PERDA
RZWP3K
Dokumen fINAL
RZWP3K
(Disampaikan
Gub atau
Bup/Walikota ke
MKP
PMDN No.28/2008 PMDN No.47/2012 Penyusunan PMDN untuk meknisme penetapan PERDA RZWP3K Dokumen fINAL RZWP3K Perlu disesuaikan BKPRD PMDN No.50/2009 perlu disesuaikan Alternatif I Alternatif I PERDA RTRW DAN RZWP3K Alternatif II Dokumen fINAL RTRWKE
MEN
D
A
GRI
Leading Sector KKP +BKPRN Leading Sector PU +BKPRNProses
14 Langkah
Proses
KE
MEN
D
A
1. UU No.27/2007
Jo
UU No.1/2014
Pasal 11 ayat (2):
Penyusunan RZWP3K sbgmn dimaksud pada ayat
(1) diwajibkan mengikuti dan memadukan rencana Pemerintah dan
Pemerintah Daerah dengan memperhatikan Kawasan, Zona, dan/atau
Alur Laut yang telah ditetapkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
2. Perlunya sinkronisasi/penyelarasan dengan kebijakan/program/proyek
yang terkait dengan kepentingan nasional strategis.
URGENSI PERAN PUSAT (BKPRN)
Penataan Ruang
LP3K
8
7
6
5
4
1
2
3
NSPK
SOSIALISASI
BIMTEK
ASISTENSI
RAKOR
PEMBERIAN SARAN
DUKUNGAN BKPRN
PENYEDIAAN DIS
Tugas bersama semua stakeholder kelautan
Butuh peran semua pihak:
1. Pemerintah : menyiapkan dukungan kebijakan, pedampingan,
dan bimbingan
2. Pemda:
• memastikan pelaksanaan, penganggaran, dan koordinasi di
lapangan.
• Diperlukan peran aktif Pokja/BKPRD dalam menyusun
RZWP-3-K
• Diperlukan penguatan kelembagaan BKPRD dengan
melibatkan Dinas Kelautan dan Perikanan sebagai anggota
BKPRD
3. Legislatif: memastikan dukungan legislasi dan pendanaan
kegiatan
NO LOKASI PERDA PROSES BELUM KETERANGAN
1 Provinsi Kepulauan Riau
V
2 Provinsi Jawa BaratV
3 Provinsi DIY
V
4 Provinsi Jawa Tengah
V
5 Provinsi Jawa TimurV
6 Provinsi Bali
V
7 Provinsi Nusa Tenggara Barat
V
8 Provinsi Kalimantan Barat
V
9 Provinsi Sulawesi Selatan
V
10 Provinsi Sulawesi UtaraV
11 Provinsi Banten
V
12 Kabupaten Anambas
V
13 Kabupaten Karimun
V
14 Kabupaten Cirebon
V
NO LOKASI PERDA PROSES BELUM KETERANGAN 16 Kabupaten Sukabumi
V
17 Kabupaten KulonprogoV
18 Kabupaten Sleman 19 Kabupaten DemakV
20 Kabupaten PekalonganV
21 Kabupaten BatangV
22 Kabupaten GresikV
23 Kabupaten Blitar 24 Kabupaten BangkalanV
25 Kabupaten PacitanV
26 Kabupaten PasuruanV
27 Kabupaten KlungkungV
28 Kabupaten BadungV
29 Kabupaten KarangasemV
30 Kabupaten SumbawaV
NO LOKASI PERDA PROSES BELUM KETERANGAN
31 Kabupaten Lombok Tengah
V
32 Kabupaten Pontianak V
33 Kabupaten Kubu Raya V
34 Kabupaten Sinjai V 35 Kabupaten Bolaang Mongondow V 36 Kabupaten Tangerang V 37 Kabupaten Cilegon V 38 Kabupaten Pandeglang V 39 Kota Cirebon V 40 Kota Pekalongan V 41 Kota Makassar V 42 Kota Manado V 43 Kota Bitung V