• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM MASYARAKAT HINDU TAMIL DI KOTA MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN UMUM MASYARAKAT HINDU TAMIL DI KOTA MEDAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN UMUM MASYARAKAT HINDU TAMIL DI KOTA MEDAN

2.1 Asal Usul Orang Tamil

Menurut S. Ramakrishan dalam Edwin (1995:15-16) bahwa orang Tamil merupakan rumpun bangsa Dravida. Masyarakat umum ada yang menyebutkan dengan sebutan “Orang Keling”. Kata “Keling” sendiri berasal dari bahasa Sanskrit yaitu Kalingga yang mengarah kepada sebuah darerah di India bagian selatan. Disebutkan bahwa bangsa Dravida mendiami negeri India kira-kira 1000 tahun Sebelum Masehi. Menurut N. Daldjoeni, 1991) bahwa kulit mereka berwarna gelap (hitam), kemudian kurang lebih 3500 tahun yang lalu negeri itu kedatangan bangsa dari Persia yaitu Aria. Dari adanya ras berkulit putih (Aria) dan berkulit hitam (Dravida) maka penduduk India adalah hasil percampuran keduanya. Warna kulit menjadi pedoman dasar dari penggolongan masyarakat yang disebut Kasta. Masyarakat India yang memiliki warna kulit terang merupakan masyarakat yang memiliki kasta yang tinggi dan masyarakat yang memiliki warna kulit yang gelap merupakan masyarakat yang memiliki kasta yang rendah.

Dalam penggolongan masyarakat (kasta) tersebut, ada tiga pendapat mengenai bangsa-bangsa berkulit hitam tersebut yang sulit dimasukkan ke dalam klasifikasi ras umat manusia (N. Daljoeni, 1991: 131-132), yaitu;

(2)

1. Pada mereka tidak terdapat ciri-ciri bangsa negro, mereka juga tidak dapat digolongkan ke dalam ras campuran seperti yang di Amerika, disebutkan kaum Mulat (campuran ras putih dan hitam)

2. Mereka juga tidak dapat digolongkan ke dalam bangsa Negro yakni bangsa kerdil berkulit seperti yang tersebar di Filipina dan Indonesia Utara. Namun ada kemiripan dengan Negrito, yakni selain pendek posturnya, hidung, pipi dan rambut sangat keriting.

3. Adapun bagian ketiga dan terpenting yaitu banyak diantara mereka mirip dengan bangsa Aborigin di benua Australia.

Pada masa sekarang ada empat Negara bagian di India Selatan yang termasuk kedalam rumpun bangsa Dravida. Keempat negara bahagian itu tersebut memiliki system budaya termasuk bahasa dan aksara yang berbeda-beda kecuali agama. Keempat negara bahagian itu adalah:

1. Tamil Nadu, bahasa yang dipakai adalah bahasa Tamil. 2. Andhara Pradesh, yang dipakai adalah bahasa Telegu.

3. Karnataka, yang dipakai adalah bahasa kannada atau Kanarese. 4. Kerala, bahasa yang dipakai adalah Malayalam.

2.2 Sejarah Masuknya Masyarakat Tamil di Kota Medan dan Sekitarnya Ada beberapa catatan yang menguraikan tentang kedatangan orang Tamil ke kota Medan dan sekitarnya. Salah satunya diantaranya berpendapat bahwa masuknya masyarakat Tamil ke Indonesia dalam jumlah yang cukup besar yang hingga sekarang menetap dan membentuk suatu komunitas diberbagai wilayah

(3)

Sumatera Timur dan khususnya di Kota Medan, baru terjadi sejak pertengahan abad ke-19 yaitu sejak dibukanya industri perkebunan di tanah Deli. Namun berdasarkan penemuan arkeologi yang dilakukan oleh Daniel Perret8dari Ecole Fraincaise d’Extreme-Orient (EFEO) membuktikan pada abad 8 sampai ke 12 di Lobu Tua, Baru telah terdapat perkampungan multi etnik yang terdiri dari etnik Tamil, Cina, Arab dan sebagainya.

Pada tanggal 7 Juli 1863, mendaratlah para pedagang tembakan dari Jawa yaitu Kuypers dan Nienhuys . Mereka mendapat hak konsesi tanah di Martubung dari Sultan Mahmud Deli untuk menanam tembakau deli yang kualitasnya baik dan berbau harum sebagai pembalut cerutu. Kemudian Nienhuys berhasil memperoleh kontrak tanah Tg. Sepassai dari Sultan Deli untuk jangka waktu 99 tahun. Dengan kuli yang dimulai dengan berjumlah delapan puluh orang Cina dari Penang dan penduduk Melayu, sudah didapar keuntungan besar sehingga berduyun-duyunlah investor asing datang.

Karena banyak perkebunan yang dibuka, maka banyak pula dibutuhkan buruh perkebunan. Buruh Cina yang didatangkan dari Melayu dan Tiongkok terhambat karena berbagai peraturan yang memberatkan yang diterapkan pembesar-pembesar diwilayah tersebut. Disamping itu, kuli Cina tidak mau menandatangani perpanjangan kontrak, tetapi minta kepada Deli Makapai agar bisa

8 Prof. Dr. Daniel Perret adalah direktur EFEO dan seorang arkeolog yang punya perhatian sangat

besar terhadap arkeologi di Indonesia. Sebagai seorang warga negara Perancis beliau juga fasih berbahasa Indonesia dengan cukup baik. EFEO sendiri juga merupakan kepanjangan dari Ecole francaise d’Extreme-Orient, yaitu pusat penelitian Timur Jauh Perancis yang didirikan sekitar 100 tahun lalu. Lembaga penelitian ini awalnya di Indo Cina dan kemudian kami membuka cabang di beberapa negara di Asia dan sekitar ada 15 cabang dari India sampai Jepang termasuk satu cabang di Jakarta. Lembaga ini bekerja dalam bidang ilmu social pada umumnya. (Seminar Arkeologi : Sejarah Peradaban Kota Barus bersama Prof. Dr. Daniel Barret dalam Official Site Alliance

(4)

meminjam tanah konsesi mereka yang tidak ditanami supaya mereka bisa membuka kebun sayur dab memelihara ternak.

Semenjak tahun 1875 maskapai perkebunan Belanda mendatangkan kuli dari Jawa yang biayanya murah karena diperlakukan sebagai setengah budak. Pada tahun 1877 banyaj migrasi dari wilayah India Selatan ke Deli dengan alasan bahaya kelaparan yang selalu menghantui. Mereka bekerja sebagai kuli diperkebunan.

Pada tahun 1886 terdapat 2000 orang kuli Tamil. Semenjak 1875 dengan datangnya ribuan kuli kontrak Jawa, maka tidak dipakai lagi kuli asing. Orang India yang datang ke Sumatera Timur kemudian datang secara bebas. Selain mereka yang didatangkan oleh perusahaan-perusahaan perkebunan sebagai kuli, migran orang Cina, India, dan juga Arab mulai berdatangan ke Sumatera Timur untuk berdagang dan menjadi pekerja di bidang-bidang lain. Migran dari India yang datang untuk berdagang antara lain adalah orang-orang dari India Selatan (Tamil Medan) dan juga orang Bombay serta Punjabi. A. Mani (1980: 58) menyebutkan bahwa diluar pekerja kontrak diperkebunan, orang-orang India yang lain juga banyak datang ke Medan untuk berpartisipasi memajukan berbagai sector usaha yang sedang tumbuh di kota ini; seperti kaum Chettiars atau Chetis (yang berprofesi sebagai pembunga uang, pedagang dan pengusaha kecil); kaum Vellalars dan Mudaliars (kasta yang juga terlibat dalam usaha dagang); kaum Sikh dan orang-orang Uttar Pradesh. Selain itu juga terdapat orang-orang Sindi, Telegu, Bamen, Gujarati, Marratti (Maharasthra) dan sebagainya. Tetapi orang-orang Indonesia pada umumnya tak mengenali perbedaan mereka secara sederhana menyebutnya sebagai orang Keling dan orang Benggali saja.

(5)

Pada masa pendudukan tentara Jepang, masyarakat Tamil dipersenjatai dengan membentuk pemerintah boneka Indian National Army direkrut dari kalangan orang India bekas tentara Inggris yang ditawan Jepang. Dari Medan beberapa orang Tamil juga masuk Indian National Army dan dikirim ke front Burma Assam dan tidak pernah pulang kembali.

Pada masa awal kemerdekaan Republik Indonesia, pada tanggal 10 Oktober-5 November 1945 berbagai unit tentara Inggris yaitu Sekutu dari Divisi 26 yang didatangkan dari front Burma mendarat di Belawan. Divisi ini sepenuhnya terdiri dari bangsa India. Pada masa pertempuran dengan pejuang Indonesia, mereka para prajurit India ini banyak yang membelok dan menyeberang ke pihak Indonesia. Oleh para pemimpin tentara Indonesia, para prajurit India ini digabung didalam lascar unit bangsa India yang dipimpin oleh seorang bekas petinju, Young Sattar.

Sesudah selesai perang kemerdekaan dan ditemukannya prasasti dengan tulisan Tamil oleh pejabat Belanda GJJ Deatz tahun 1872 yang telah diterjemahkan oleh Prof. Dr. KA Nilakanda dari Universitas Madras India pada tahun 1931, menurutnya batu bertulis itu bertahun Saka 1010 atau 1088 Masehi dizaman pemerintahan Raja Cola yang menguasai wilayah Tamil di India Selatan, kebanyakan dari mereka yang masih tinggal di Medan menjadi warga Negara Indonesia.(Tuanku Luckman Sinar Basarsyah-II,SH: Orang India di Sumatera Utara. Forkala 2008)

Pada umumnya daerah pemukiman etnik Tamil yang dapat dikenal adalah kampong Keling atau sebahagian orang menyebutnya “Kampung Madras” yang

(6)

menjadi objek lokasi penelitian penulis. Lokasi perkampungan mereka terletak dipinggir sungai Babura, sebuah sungai yang membelah kota Medan yang menjadi jalur utama transportasi dimasa lampau. Lokasi ini banyak menandakan keberadaan etnik Tamil seperti adanya situs-situs kuil Shri Mariamman di jalan Zainul Arifin sebagai kuil tertua bagi etnik Tamil di kota Medan, yang dibangun pada tahun 1844 dan sejumlah kuil lainnya. Kawasan Kampung Keling terletak di kota Medan tepatnya disekitar Kecamatan Medan Petisah dan Kecamatan Medan Baru. Selain itu etnik Tamil juga terdapat dikampung Anggerung di Kelurahan Anggerung Kecamatan Medan Polonia.

Kampung Keling diperkirakan telah ada sejak tahun 1884, ini dibuktikan dengan dibangunnya kuil Shri Mariamman sebagai tempat ibadah etnik Tamil yang beragama Hindu. Meskipun Kampung Keling memiliki kuil tertua, hal ini tidak menjadi suatu dasar bahwa Kampung Keling merupakan tempat pemukiman etnik Tamil tertua. Pemukiman etnik Tamil tertua terdapat di Kota Binjai dengan adanya bukti kuil Shri Mariamman Binjai direnovasi pada tahun 1880.

Ada sekitar lebih dari 16 daerah yang didiami etnik Tamil diantaranya Kuala, Langkat, Selayang, Tanjung Jati, Binjai, Namu Ukur, Buluh Cina, Sei Semayang, Glugur Rimbun, Medan Tuntungan, Helvetia, Saintis, Sampali, Batangkuis, Lubuk Pakam dan daerah perkebunan Bekala (Kwala Bekala). Kampung Madras merupakan salah satu daerah yang terbesar jumlah komunitas Tamil di Medan yang berkisar 1630 jiwa etnik keturunan Tamil di daerah tersebut.

(7)

Kota Medan secara geografis terletak pada posisi utara Pulau Sumatera dengan koordinatnya adalah 3◦35′LU dan 98◦40′BT. Dilihat dari topografinya, kota Medan berbatasan dengan Selat Malaka di sebelah utara, Kabupaten Deli Serdang di sebelah barat, timur dan utara. Luas Kota Medan adalah sekitar 26.510 hektar atau setara dengan 265.10km2. Kota Medan berada pada 2,5 hingga 3,5 meter di atas permukaan laut.

Gambar 2.1

Peta Letak Kecamatan Kota Medan Dokumentasi Penulis

Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan. Kota dipimpin oleh seoarang walikota yang bernama Drs. H. T. Dzulmi Eldin, S. M.Si. . Kuil Shri Mariamman terletak pada kecamatan Medan Petisah yang memiliki 8 kelurahan, jumlah KK sebanyak 21.125 jiwa dan yang dipimpin oleh seorang camat yang

(8)

bernama Rahmad ASP Harahap, S. STP. . Berikut merupakan tabel daftar jumlah penduduk kecamatan Medan Petisah:

Kecamatan Kelurahan Jumlah

KK

LK PR Total

Medan Petisah Petisah Tengah 3.226 5.893 6.353 12.246

Medan Petisah Sekip 2.572 4.643 5.040 9.683

Medan Petisah Sei Sikambing D 3.100 5.539 5.811 11.350 Medan Petisah Sei Putih Barat 4.104 7.676 7.886 15.562 Medan Petisah Sei Putih Tengah 2.973 5.628 5.737 11.365 Medan Petisah Sei Putih Timur 1 2.126 3.917 4.098 8.015 Medan Petisah Sei Putih Timur 2 3.024 5.506 5.857 11.373

JUMLAH 21.125 38.802 40.792 79.594

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

2.4 Kebudayaan Masyarakat Tamil Di Kota Medan

Menurut C. Kluckhohn dalam buku yang berjudul Universal Categories of Culture yang dikutip oleh Koentjaraningrat (1990:50) ada 7 unsur kebudayaan universal (Cultural Universal) yang terdapat pada setiap kebudayaan di muka bumi, yaitu terkait dengan kebudayaan masyarakat Tamil di Kota Medan:

1. Sistem Religi / Sistem Kepercayaan 2. Sistem Mata Pencaharian

(9)

4. Sistem Peralatan dan Teknologi 5. Sistem Organisasi Kemasyarakatan 6. Bahasa

7. Kesenian

Kebudayaan masyarakat Tamil di Kota Medan akan dijelaskan dalam beberapa penjelasan yang hanya terkait saja dalam penjelasan diatas pada sub bab berikut:

2.4.1 Sistem Religi / Sistem Kepercyaan Masyarakat Tamil

Masyarakat Tamil di Kota Medan yang menyebar kebeberapa daerah menganut agama islam, kristen, hindu dan budha namun mayoritas agama yang dianut oleh masyarakat tamil adalah hindu. Masyarakat Hindu Tamil merupakan penggabungan kata antara Hindu dan Tamil. Hindu merupakan salah satu agama yang diakui di Indonesia dan di dunia sedangkan Tamil merupakan salah satu etnis atau suku pendatang yang datang ke Indonesia pada abad ke-19 dan menetap di Indonesia. Penggabungan kata ini menjadi suatu identitas yang dipakai oleh orang Tamil yang memeluk agama hindu disuatu kelompok masyarakat.

Kata Hindu berasal dari kata sebutan orang Persia yang datang ke India. Mereka menyebut sungai Shindu/Indus yang mengalir di daerah barat India sebagai sungai Hindu. Pada waktu masuknya Islam ke India, kata Hindu muncul kembali dalam bentuk Hindustan. Orang-orang India yang memeluk agamanya disebut orang Hindu. Hindu biasanya disebut dengan Sanatana Dharma (Sanskrit) yang berarti Kebenaran Abadi. Agama Hindu tidak mempunyai pendiri dan

(10)

penyebarannya dilakukan oleh Kaum Brahmana. Selain tidak mempunyai pendiri, agama Hindu memiliki perbedaan dengan agama lain yaitu tidak memakai istilah Nabi, yang ada adalah Guru, Rsi dan Maharsi. Pelaksanaan ibadah dilakukan setiap hari selasa dan jumat di kuil, namun mereka harus melaksanakan ibadah setiap hari di rumah. Untuk itu harus disediakan sebuah ruangan khusus sebagai tempat melakukan ibadah tersebut. Bila tidak mampu menyediakan sebuah ruangan khusus, paling tidak menyediakan sebuah peti sembahyang yang berbentuk seperti rumah kecil. Peti sembahyang ini disebut dengan sami kumberte. Sami kumberte biasanya dengan, Sodo yaitu wangi-wangian yang mirip kapur barus (kanfer), tua kale yaitu mangkok tempat meletakkan bunga melati, kama camawalki yaitu lampu, keno yaitu mangkok tempat air, kalima yaitu gambar dewa yang diyakini. Pelaksanaan sembahyang disetiap rumah biasanya dilakukan pada pagi dan sore hari, dan sembahyang ini selalu dikerjakan oleh setiap orang. Pada ajaran agama Hindu, Tuhan merupakan pencipta alam semesta dan isinya. Kitab suci agama Hindu yang dipercayai adalah Veda. Veda berarti kata-kata yang diucapkan dengan aturan tertentu atau dilagukan. Umat Hindu di Indonesia menyebut Tuhan dengan gelar Sang Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa). Sebutan lain untuk gelar Sang Hyang Widhi adalah Bhatara sebagai pelindung dewa tertinggi, Sang Hyang Parmeswara sebagai raja termulia.

Didalam manifestasinya sebagai dewa, Sang Hyang Widhi Wasa dapat dikelompokkan dalam tiga bagian besar, yang disebut dengan Tri Murti yang terdiri dari:

(11)

1. Dewa Brahma, bertugas sebagai pencipta alam semesta dan disimbolkan dengan A yang digambarkan memiliki empat bagian tangan, yang masing-masing membawa tongkat Teratai, kadangkala sendok terkait dengan Brahma yang terkenal sebagai Dewa yadnya atau upacara, Weda/kitab suci, selain itu ia juga memegang Busur Genitri Aksamala, menunggangi hamsa (angsa) atau duduk di atas teratai.

Gambar 2.2

Patung Dewa Brahma Yang Terdapat Didalam kuil Shri Mariamman (Dokumentasi Penulis)

2. Dewa Wisnu, bertugas sebagai pemelihara dan pelindung alam semesta dan disimbolkan dengan U yang dilukiskan sebagai dewa yang berkulit hitam-kebiruan atau biru gelap; berlengan empat, masing-masing memegang: gada, lotus, sangkala dan chakra.

(12)

Gambar 2.3

Petung Dewa Wisnu Didalam Kuil Shri Mariamman (Dokumentasi Penulis)

3. Dewa Siwa, bertugas sebagai Pemeralima (Pengembali segala isi alam semesta ke asalnya) dan disimbolkan dengan M yang memiliki ciri-ciri, yakni: bertangan empat, masing-masing membawa trisula, cemara, tasbih/genitri, kendi, bermata tiga (tri netra), pada hiasan kepalanya terdapat ardha chandra (bulan sabit), ikat pinggang dari kulit harimau dan hiasan dileher dari ular kobra.

Gambar 2.4

Patung Dewa Siwa Didalam Kuil Shri Mariamman (Dokumentasi Penulis)

Menurut ajaran agama Hindu, Tuhan disimbolkan dengan aksara AUM atau OM, yaitu suara yang terdengar dari meditasi yang paling terdalam dan dijadikan nama yang paling tepat untuk Tuhan. Hal ini dapat memberitakan arti bahwa Sang Hyang Widhi mempunyai sifat yang Esa yang terdapat pada nama ketiga dewa sekaligus. Selain manisfestasi Sang Hyang Widhi Wasa sebagai dewa yang disebut Tri Murti, terdapat juga tiga pendamping/Sakti, yaitu:

(13)

1. Saraswati, yaitu dewi pengetahuan dan keseniann yang digambarkan memiliki empat lengan dengan lambang empat aspek kepribadian manusia dalam mempelajari ilmu pengetahuan: pikiran, intelektual, waspada (mawas diri) dan ego. Saktinya dewa Brahma, disebut Dewi Kebijaksanaan.

Gambar 2.5

Patung Dewi Saraswati Didalam Kuil Shri Mariamman (Dokumentasi Penulis)

2. Lakshmi, yaitu dewi cahaya, kecantikan dan keberuntungan yang digambarkan bersenjatakan manik-manik, kepak perang, labirin, panah, petir, teratai, air panci, gada, tombak, busur, pedang, perisai, bel, keong, anggur cangkir, jerat, trisula dan Sudarsana. Saktinya dewa Wisnu, disebut dengan dewi Kekayaan.

(14)

Gambar 2.6

Patung Dewi Lakshmi Didalam Kuil Shri Mariamman (Dokumentasi Penulis)

3. Parvati, yaitu dewi rumah tangga dan keibuan . Saktinya dewa Siwa, disebut dewi kekuatan Sakral.

Gambar 2.7

Patung Dewi Parvati Didalam Kuil Shri Mariamman (Dokumentasi Penulis)

Disamping ketiga bentuk pasangan diatas, ada juga Ganapati/Ganesha, yaitu dewa pendidikan yang merupakan anak pertama dari Siwa dan Parvati, serta Muruga, yaitu dewa Keindahan dan dipercaya membawa bahasa Tamil, yang merupakan adik dari Ganesha.

Dalam ajaran agama Hindu terdapat kepercayaan dengan adanya Panca Cradha (kepercayaan) yaitu:

1. Percaya akan adanya Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa). Sang Hyang Widhi Wasa merupakan penguasa segala yang ada, tidak ada yang luput dari kuasaNya. Karena Tuhan tidak terjangkau oleh pikiran maka orang membayangkan

(15)

bermacam-macam sesuai dengan pikirannya. Sang Hyang Widhi Wasa disebut dengan panggilan Brahma sebagai pencipta, Wisnu sebagai pemelihara dan Siwa sebagai pengembali alam semesta.

2. Percaya akan adanya Atma, Atma merupakan satu bagian dari Brahma yang dipercaya oleh umat Hindu terdapat dalam setiap diri manusia.

3. Percaya akan adanya Karma Phala, Karma adalah segala kegiatan dalam bentuk pikiran, ucapan dan perbuatan baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Kata Phala berarti buah atau hasil, sehingga Karma Phala berarti segala karma (perbuatan) yang menghasilkan pala (hasil).

4. Percaya terhadap adanya Purnabhawa (Samsara). Purnabhawa atau Samsara merupkan kelahiran kembali ke bumi yang bertujuan untuk memperbaiki diri dari segala kesalahan masa lalu.

5. Percaya akan adanya Moksa yang artinya kelepasan. Apabila seseorang telah terlepas dari ikatan dunia ini maka ia akan mencapai Moksa. Inilah tujuan terakhir dari pemeluk agama Hindu. Orang yang mencapai Moksa tidak lahir dari ke dunia karena tidak ada apapun yang mengikatnya lagi, maka ia telah bersatu dengan Sang Hyang Widhi Wasa. Dalam ajaran agama Hindu terdapat empat jalan untuk mencapai Moksa dan biasa disebut dengan Catur Yoga yang terdiri dari:

1. Jnana Yoga yaitu melalui jalan pengetahuan

2. Bhakti Yoga yaitu melalui jalan kebaktian atau pengabdian 3. Karma Yoga yaitu melalui jalan perbuatan baik

(16)

2.4.2 Sistem Peralatan dan Teknologi

Sistem peralatan pada masyarakat Hindu Tamil sama halnya dengan masyarakarakat umum yang ada. Hanya saja mereka memerlukan peralatan dan perlengkapan ibadah saat di kuil. Peralatan dan perlengkapan ibadah masyarakat Hindu Tamil akan dijelaskan pada Bab selanjutnya.

Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian. Masyarakat Hindu Tamil mempunyai teknologi yang pada umumnya masih manual. Hal ini dapat dilihat dari sistem peralatan dan perlengkapan ibadah saat dikuil.

2.4.3 Sistem Mata Pencaharian

Dalam mengikuti perjalanan upacara Thai Ponggel selama kurang lebih 7 jam, penulis banyak bersosialisasi dengan jemaat kuil. Selain bersosialisasi, penulis juga mengamati setiap jemaat yang datang ke kuil bahkan orang-orang yang ikut melaksanakan upacara Thai Ponggel. Pada saat acara sudah selesai, penulis mewawancarai salah satu jemaat kuil yaitu Khan dengan maksud menanyakan mata pencaharian jemaat kuil. Dapat dikatakan bahwa mata pencaharian jemaat sebagian besar sebagai wiraswasta yaitu sebagai pedagang dan karyawan. Namun selain itu juga ada yang bekerja sebagai Pegawai Negeri. Bagi yang wanita, hanya sebagai ibu rumah tangga dibandingkan dengan wanita yang bekerja sebagai pedagang.

(17)

Pada masyarakat India terdapat 4 golongan yang telah ada semenjak kitab veda muncul dan didalam buku itu diterangkan golongan ini berdasarkan sketsa bentuk tubuh manusia. Keempat golongan tersebut yaitu:

1. Bentuk kepala, tumbuhlah golongan BRAHMANA yaitu orang-orang yang bekerja sebagai seorang pemikir mereka biasanya adalah seorang pendeta atau professor dan lainnya.

2. Tangan, tumbuhlah golongan KSATRIA yaitu orang-orang yang biasanya bekerja sebagai angkatan misalnya polisi, tentara dan sebagainya.

3. Badan, tumbuhlah golongan WAICYA yaitu orang-orang yang biasanya bekerja sebagai petani dan pedagang.

4. Kaki, tumbuhlah golongan CATUR WARNA (oleh orang Portugis disebut Casta) yaitu suatu usaha untuk menentukan kedudukan seseorang dalam masyarakat menurut pekerjaan seseorang yang bersifat teori saja.

2.4.4 Sistem Keorganisasian dan Kemasyarakatan

Sebelum penulis menguraikan tentang system keorganisasian dan kemasyarakatan pada masyarakat Hindu Tamil di kota Medan, terlebih dahulu penulis akan mengemukakan definisi masyarakat menurut pendapat Koentjaraningrat (1980:157-161) bahwa “masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling “bergaul” atau saling “berinteraksi” menurut sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat continue dan yang terikat oleh satu rasa identitas bersama.

Masyarakat Hindu Tamil mempunyai organisasi sosial yang bernama “Deli Hindu Sabha” yang disahkan oleh gubernur Sumatera Timur pada tahun 1913.

(18)

Organisasi ini dipimpin oleh Ramasamy Sanma dengan sekretaris Ponasamy Dillay untuk pertama kalinya. Dan kepemimpinan selanjutnya dipimpin oleh Senemuthu, Ponasami, Dillay Dallph Singh, Hinder Singh dan Wally Samy. Tujuan organisasi ini dibentuk adalah untuk mempromosikan kebudayaan dan pendidikan Tamil. Keberadaan organisasi Tamil di kota Medan tidak terbatas dengan semata, melainkan juga mencakup seluruh etnik Tamil yang berada di India seperti: Sikh, Punjab dan Telegu.

2.4.5 Pendidikan

Penulis banyak bersosialisasi dengan masyarakat sekitar selama upacara Thai Ponggel berlangsung. Selain itu, penulis juga mengamati Bhakta yang datang ke kuil bahkan orang-orang yang mengikuti pelaksanaan upacara tersebut. Pada saat upacara telah selesai, penulis mewawancarai salah satu Bhakta yang terdapat didalam kuil Shri Mariamman yaitu Bapak Khan dengan tujuan untuk menanyakan tingkat pendidikan Bhakta yang berada di kuil.

Secara umum, tingkat pendidikan Bhakta9 beragam, mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah akhir hingga sarjana. Hal ini terjadi karena jumlah peningkatan ekonomi Bhakta yang berbeda-beda yaitu semakin tinggi tingkat ekonomi Bhakta semakin tinggi juga tingkat pendidikannya.

2.4.6 Bahasa

(19)

Bahasa Tamil merupakan bagian yang terpenting dari bahasa-bahasa Dravidia. Bahasa Tamil ini diucapkan dibeberapa kilometer di utara Madras; di daratan Ghats; dari Pulicat sampai ke Tanjung Comorin; di Teluk Benggala dan juga dipakai di Selatan Travancore dan di dekat Trivandrum dan juga di Utara Srilangka. Sebagian besar apa yang dulu sering disebut “Orang KLING” (The Klings, Klingalezen) baik sebagai buruh di Pegu, di Malaysia, Singapura di Suriname dan di Sumatera Timur dan di Kepulauan Mauritius adalah mereka ini.

Bahasa Tamil memberikan banyak pengaruh kepada bahasa setempat. Masyarakat Tamil dan masyarakat Melayu memiliki hubungan satu dengan yang lain yaitu lebih dari 1000 tahun. Dengan durasi yang lama ini, banyak masyarakat Tamil yang keturunannya menganut agama Islam dan menjadi raja melayu atau menjadi orang besar melayu seperti MANIPURINDAM yang menjadi bendahara Kerajaan Melaka (turunannya antaralain ialah bendahara Tun Sri Lanang, editor “Sejarah Melayu”) juga nenek moyang Sultan Deli dan Sultan Serdang dan beberapa dinasti raja Pasai. Orang Tamil yang menganut agama Islam di Malaysia disebut “Orang Mamak”. Nenek dari mantan Perdana Menteri Malaysia, Tun DR. Mahathir juga keturunan Tamil.

Bahasa yang digunakan masyarakat Tamil didalam keluarganya adalah bahasa Tamil. Sedangkan bahasa pergaulan sosial dengan orang yang bukan Tamil biasanya digunakan bahasa Indonesia (dialek Medan). Berdasarkan sejarah, bahasa Tamil memiliki tiga periode perkembangan antaralain:

1. Bahasa Tamil kuno antara tahun 200 seb.M. sampai 700M 2. Bahasa Tamil tengahan yaitu antara 700M sampai 500M

(20)

3. Bahasa Tamil modern yaitu antara 1500 sampai sekarang

Berdasarkan penggunaanya, bahasa Tamil dibedakan atas ragam tinggi yang digunakan dalam tulisan, radio, televisi dan pidato; dan ragam rendah yang digunakan dalam lisan pada percakapan sehari-hari. Bagi masyarakat Tamil yang berada di kota Medan, bahasa dan aksara Tamil pada umumnya hanya dikuasai oleh generasi tua. Apabila berkomunikasi antara sesama etnik Tamil, masyarakat Tamil generasi tua umumnya menggunakan bahasa Tamil, sedangkan masyarakat Tamil generasi muda umumnya cenderung menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat Tamil sendiri bahwa bahasa Tamil akan mengalami kepupusannya.10

Sebagai contoh bahasa Tamil yang sudah menjadi bagian bahasa Melayu antaralain:

Bahasa Indonesia Bahasa Tamil Makna

Biram Veram Nama Gajah

Badai Badai Angin

Tandil Tandal Opsir Kapal

Tambi Tambi Saudara Bungsu

Dahaga Dagam Rasa Haus

Apam Apam Kue Dari Tepung

Onde Undi Kue Dari Tepung

Marapulai Marapulai Menyambut Pengantin

(21)

2.4.7 Kesenian

Berbicara mengenai kesenian tradisional masyarakat Hindu Tamil di kuil Shri Mariamman Kota Medan yaitu Natya Sastra. Natya Sastra dianggap sebagai cerita jenis sage yang dikarang oleh Bharata (sekitar abad kelima Masehi). Ia mengatakan bahwa ada sejenis karya yang menghasilkan bentuk-bentuk teater dalam tradisi ini, yang disebut Veda. Buku-buku ini paling banyak dijumpai pada abad kelima, meskipun dibeberapa tempat ditemui pada awal abad kedua sebelum Masehi. Sisa-sisa dari tradisi ini memperlihatkan adanya hubungan antara musik India Lama dan musik klasik sampai sekarang ini, musik dan tariannya dikatakan mempunyai berbagai variasi unsur dramatis. Sumber lainnya sebagai teori pentin untuk musik India adalah karya Sangaradewa, yang bertajuk Sangita Ratnakara, pada abad ketigabelas, ditulis sejak datangnya ide-ide music dari Timur Tengah yang dibawa oleh pemerintahan Moghul. Ahli-ahli teori musik India dari abad keenabelas sampai abad kedua budaya ini dan kemudian menstandarisasinya.11

2.5 Aspek Kesejarahan Kuil Di Shri Mariamman Di Kota Medan

Kuil Shri Mariamman dibangun pada tahun 1884 yang terletak di Kampung Madras. Kuil ini dibangun oleh Departemen Agama Republik Indonesia ketika orang tamil telah menyebar dan menganut agama hindu sehingga banyak etnis Tamil membutuhkan fasilitas untuk beribadah. Penyebaran agama hindu ini terjadi

(22)

ketika buruh Tamil yang datang dari India sebagian besar diperkerjakan di perkebunan-perkebunan sebagai pelaksana transportasi, misalnya menjadi penarik pedati.

Gambar 2.8

Bukti Prasasti Pembangunan Kuil (Dokumentasi Penulis)

Berdasarkan pengertiannya, Shri Mariamman memiliki pengertian dua suku kata yaitu Shri yang diartikan sebagai “ibu atau seorang perempuan” dan Mariamman adalah “nama dari ibu Dewa Wisnu.” Kuil ini memiliki ukuran seluas 15 kali 10 meter dan telah mengalami perombakan arsitektur secara total dari bangunan lama ke bangunan baru. Gubernur Sumatera Utara yaitu Raja Inal Siregar meresmikan bangunan kuil pada tanggal 23 Oktober 1991 dengan konsep posisi kuil menghadap matahari terbit dengan tujuan sesuai dengan ajaran agama yang

(23)

dianut yaitu bahwa sinar Tuhan akan memberikan kehidupan bagi makhluk hidup di dunia. 12

Gambar 2.9

Bukti Peresmian Bangunan Kuil Shri Mariamman oleh Gubernur Sumatera Utara (Dokumentasi Penulis)

Kampung Madras awalnya disebut dengan Kampung Keling. Namun demikan secara umum masyarakat yang tinggal di Medan masih tetap menyebut Kampung Keling meskipun secara resmi telah berubah menjadi Kampung Madras. Kampung Madras terletak di Jalan Teuku Umar dengan Jalan Zainul Arifin di pusat Kota Medan. Letak kuil ini disekitar dengan tempat ibadah agama Sikh dan pusat perbelanjaan Sun Plaza.

Kuil yang diberi nama Shri Mariamman dikarenakan Shri Mariamman digambarkan sebagai Ibu atau Dewi Pelindung. Pada saat kuil ini dibangun, kuil dikepalai oleh Rangga Sami Naiher yang juga sebagai donator untuk pembangunan

(24)

kuil. Tinggi tembok kuil ini yaitu 2,5 meter dengan bagian depan kuil menghadap timur. Bhakta yang melaksanakan ibadah menghadap barat berhadapan dengan arca dewa-dewa yang menghadap timur. Posisi bhakta dalam pelaksanaan ibadah yaitu untuk perempuan sebelah kanan sedangkan untuk laki-laki sebelah kiri dari arah pintu masuk kuil. 13

Gambar 2.10

Pintu Masuk Kuil Shri Mariamman (Dokumentasi Penulis)

Pada bagian depan pintu masuk kuil terdapat arca Tuwarasakti dan relif patung dewa Shiwa pada bagian atas pintu masuk. Tuwarasakti digambarkan sebagai seorang wanita karena dianggap sebagai penjaga kuil Shri Mariamman yang merupakan seorang wanita juga. Gambaran yang ada pada arca tersebut memiliki wajah yang sangat cantik, bertangan empat yang membawa trisula, gada dan pasa serta sikap tangan yang memberi peringatan.

(25)

Pada bagian dalam kuil terdapat lima buah bilik sebagai pemujaan yaitu Shri Maha Visnu, Ganesha, Shri Mariamman, Siva dan Brahmana. Selain itu pada bagian dalam kuil ini terdapat ornamen, pewarnaan yang menarik dan banyak patung-patung dewa-dewi sebagai penghias kuil.

2.5.1 Peraturan Dalam Kuil

Sebelum memasuki kuil terdapat peraturan yang harus dipatuhi antaralain: 1. Membuka alas kaki

2. Membersihkan diri dengan mencuci tangan, kaki dan membasuh wajah 3. Tidak memakai perhiasan yang berlebihan

4. Mengenakan pakaian yang bersih, sopan dan khas

5. Kaum perempuan yang sedang mengalami haid/menstruasi tidak diperbolehkan masuk kedalam kuil, sebelum hari ketiga sesudah haid

6. Tidak diperkenankan membawa makanan/minuman

7. Menonaktifkan alat komunikasi/tidak berbicara dengan suara keras atau membuat keributan

8. Sebaiknya pergi bersama keluarga, karena hal ini menunjukkan perasaan cinta (Anbu), kasihsayang (Passam) dan kesetiaan. Sekaligus membimbing anak agar bermoral dan menjadi anak Hindu yang baik.

2.5.2 Larangan Dalam Kuil

Larangan pada saat didalam kuil antaralain: 1. Menyentuh Vigraham (arca)

(26)

2. Memakai selendang/Thundu di bahu, melainkan ikat dipinggang 3. Bersembahyang/berjalan/berdiri diantara Mulamurti atau Palipidam 4. Gosip

5. Melakukan pemujaan tidak sesuai dengan waktu 6. Mengenakan pakaian yang tidak layak

7. Berdiri jauh dan hanya mengamati puja yang sedang dilaksanakan 8. Melanggar cara pemujaan

9. Bersujud ditempat lain selain tempat yang ditentukan 10. Datang kekuil dengan tujuan lain

11. Mengambil barang milik kuil untuk digunakan sendiri

12. Menempatkan bunga, buah dan bahan lainnya tanpa melalui Pendeta 13. Menyanyikan lagu duniawi

14. Menyalakan kapurbarus tidak pada waktunya dan tempat yang tepat

Referensi

Dokumen terkait

Responden yang berpartisipasi pada Pemilukada Kota Medan Putaran I tidak. seluruhnya berpartisipasi menjelang Pemilukada Kota Medan

Sehingga, untuk memajukan pendidikan penyandang disabilitas ini, sudah saatnya dibuat kebijakan mengenai sekolah inklusif, sehingga pada tiap-tiap kecamatan setidaknya terdapat

28 Menurut Ahmadi Miru, kontrak atau perjanjian merupakan suatu peristiwa hukum di mana seorang berjanji kepada orang lain atau dua orang saling berjanji untuk tidak

Tenaga kerja atau pekerja adalah orang yang bekerja pada suatu perusahaan yang mengikuti peraturan di perusahaan yang bersangkutan, sebagai balas jasanya atas pekerjaan dari

Kesepakatan para pihak merupakan unsur mutlak untuk terjadinya suatu kontrak. Yang dimaksud dengan sepakat adalah penyataan persesuaian kehendak antara satu orang atau lebih

Perekonomian kota Medan mulai tampak sejak kedatangan bangsa asing dan mulai membuka lahan perkebunan tembakau pada tahun 1864, sebagai pekerja didatangkan buruh dari luar

Di Punjabi India perayaan ini dilaksanakan selama 3 hari dengan meriah yaitu pada hari pertama penyembahan kepada dewa matahari yaitu dengan cara membakar barang-barang

Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh kembang, sedangkan umur anak bukan umur skrining, maka lakukan pemeriksaan menggunakan KPSP