• Tidak ada hasil yang ditemukan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PENDAPATAN KELUARGA PESERTA BPJS DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS WAWONASA KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO.

Christine Parangka*, Chreisye K.F. Mandagi*, Sulaemana Engkeng* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK

Upaya dalam mewujudkan hak setiap warga dengan menciptakan persamaan akses pelayanan kesehatan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dengan tujuan memberikan kepastian perlindungan dengan prinsip asuransi sosial dengan sistem gotong-royong yang dalam penerapannya agar dapat menjangkau seluruh aspek kehidupan maka direalisasikan pada Pusat Kesehatan Masyarakat Menggunakan metode penelitian kuantitatif bersifat survei analitik dengan pendekatan cross sectional study. Jumlah sampel sebanyak 100 pasien. Pengambilan data secara langsung dengan membagikan kuesioner kepada pasien BPJS yang datang berobat di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi-square = 95% dan nilai α = 0,05. Persentase pengetahuan baik 81,0%, pengetahuan kurang baik 19,0%, persentase sikap baik 62,0%, sikap tidak baik 38,0%, persentase pendapatan lebih 32,0%, pendapatan kurang 68,0%, persentase yang memanfaatkan pelayanan kesehatan 64,0% dan yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan 36,0%. Hasil analisis uji chi-square diperoleh pengetahuan p= 0,003 < dari nilai α = 0,05, sikap p= 0,073 > dari nilai α = 0,05, pendapatan keluarga p= 0,002 < dari nilai α = 0,05 Terdapat hubungan pengetahuan peserta BPJS dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado dan terdapat hubungan pendapatan keluarga peserta BPJS dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado, tidak terdapat hubungan Sikap peserta BPJS dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado

Kata kunci: pengetahuan, sikap, pendapatan keluarga, pemanfaatan puskesmas ABSTRACT

The efforts to realize the right of every citizen to create equal access to health care through the National Health Insurance (NHI) held by Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) with the purpose of providing certainty protection by principle of social insurance with mutual assistance system in the application in order to reach all aspects, then realized at the Public Health Centre. The method using quantitative research methods which is the analytic survey with cross sectional study. With the total sample of 100 patients. Collecting data directly by distributing questionnaires to the BPJS patients at Wawonasa Public Health Center in Singkil District of Manado City. Analysis of the data used were univariate and bivariate using Chi-square = 95% and the value of α = 0,05. 81.0% percentage of good knowledge, knowledge is not good 19.0%, 62.0% the percentage of good attitude, the attitude is not good 38.0%, the percentage of income is 32.0%, 68.0% less income, percentage who utilize health services and 64.0% who do not utilize health services 36.0%. The results of chi-square test analysis obtained knowledge p = 0.003 <of the value of α = 0.05, p = 0.073 attitudes> of the value of α = 0.05, p = 0.002 family income <of the value of α = 0.05.There is relationship of BPJS participant knowledge with the utilization of health services at the Wawonasa public health center Singkil District of Manado City and there is a relationship between BPJS participant family income with the utilization of health services at the public health center Wawonasa Singkil District of Manado City, there is no relationship of BPJS participant attitude with the utilization of health services at the Wawonasa public health center Singkil District of Manado City.

(2)

PENDAHULUAN

Karakteristik penelitian dilihat dari umur rata-rata usia pasien adalah usia muda mulai dari usia 18 tahun, pasien yang paling banyak terdapat pada umur 20-29 tahun dengan jumlah 48 pasien (48.%) kategori umur ini diperoleh pada saat peneliti

melakukan pengambilan data yang

bertepatan dengan waktu jadwal imunisasi bagi ibu hamil sehingga data yang diperoleh sebagian besar berasal dari ibu-ibu muda yang datang mengikuti imunisasi. Berdasarkan karakteristik penelitian dilihat dari jenis kelamin jumlah pasien terbanyak terdapat pada jenis kelamin perempuan sebanyak 74 pasien (74.0%), hal ini di sebabkan banyak ibu-ibu yang datang membawa anak-anaknya untuk mengikuti imunisasi di puskesmas, selain imunisasi untuk bayi ada juga imunisasi untuk ibu hamil, inilah mengapa jumlah pasien terbanyak adalah yang berjenis kelamin perempuan.

Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah pasien BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Bukan Penerima Bantuan Iuran (Non PBI) dan bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado yang terdiri dari empat kelurahan dengan jumlah pasien terbanyak terdapat pada

kelurahan Karame 30 pasien (30.0%), kelurahan Singkil 1 26 pasien (26.0%), kelurahan Wawonasa juga memiliki jumlah yang sama 26 pasien (26.0%), sedangkan pasien yang paling sedikit adalah kelurahan Ketang Baru 18 pasien (18.0%). Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 100 pasien dimana pengambilan data sendiri dilakukan pada saat pasien BPJS datang

berobat di Puskesmas Wawonasa

Kecamatan Singkil Kota Manado.

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan, hasil penelitian dilihat dari pendidikan terakhir pasien terbanyak 52 pasien (52.0%) yaitu mereka yang pernah duduk dibangku

sekolah menengah atas SMA/SMK

sederajat, sedangkan yang paling sedikit 10 pasien (10%) mereka yang pernah duduk di bangku pendidikan sekolah dasar (SD). Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan, semakin tinggi pendidikan seseorang semakin banyak orang yang dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan keinginan dan pemahaman dalam memperoleh layanan kesehatan yang baik sesuai dengan fungsinya selain itu nilai-nilai budaya juga dipengaruhi tingkat pendidikan

(3)

seseorang sejauh mana seseorang bertindak atau berperilaku dapat dilihat dari tingkat pendidikan (Nugroho,2008). Dari jenis Pekerjaan yang paling banyak yaitu mereka yang tidak bekerja atau berprofesi sebagai ibu rumah tangga 57 pasien (57.0%), sedangkan yang paling sedikit mereka yang berprofesi sebagai pelajar/mahasiswa 2 pasien (2.0%).

Gambaran Sikap peserta BPJS tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado.

Penelitian mengenai hubungan sikap peserta BPJS dengan pemanfaatan pelayanan

kesehatan di Puskesmas Wawonasa

Kecamatan Singkil Kota Manado

menggunakan tujuh pernyataan yang ada dalam kuesioner dengan dua kategori yaitu sikap baik dan sikap tidak baik. Berdasarkan data yang diperoleh pasien yang bersikap baik berjumlah 62 pasien (62.0%) sedangkan yang tidak bersikap baik berjumlah 38 pasien (38.0%), hasil yang diperoleh menunjukkan pasien diwilayah kerja Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado khususnya pasien BPJS memiliki sikap yang baik mengenai pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas

Wawonasa Kecamatan Singkil Kota

Manado. Sikap dalam pelayanan kesehatan memiliki peran penting menyangkut kemampuan manajerial maupun kemampuan pelaksana teknis (Notoatmodjo,2007). Sikap juga diartikan sebagai reaksi seseorang terhadap suatu objek sehingga terjadi suatu tindakan (Notoatmodjo,2003). Pernyataan mengenai program BPJS sangat baik untuk dijalankan karena sangat membantu masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang menjawab setuju 48 pasien (48.0%), sangat setuju 4 pasien (4.0%), kurang setuju 29 pasien (29.0%), dan tidak setuju 19 pasien (19.0%). Ini menunjukkan sebagian besar pasien menyikapi program BPJS dapat membantu masyarakat dalam mendapatkan pelayanan. Pernyataan mengenai proses pengurusan administrasi untuk menjadi peserta BPJS sangat mudah yaitu 32 pasien (32.0%) kurang setuju, disebabkan karena persyaratan yang ada

memberatkan pasien yang tingkat

ekonominya kebawah, BPJS hanya dapat di gunakan setelah dua minggu mendaftarkan diri menjadi peserta BPJS dan iuran awal yang harus dibayar oleh pasien dibayar untuk setoran 6 bulan. Pernyataan mengenai adanya BPJS membuat masyarakat tidak lagi khawatir jika dikemudian hari jatuh sakit ada 28 pasien (28.0%) kurang setuju, walaupun sudah menjadi anggota BPJS,

(4)

pasien tetap merasa khawatir jika dikemudian hari jatuh sakit dan harus mengalami kondisi dimana pasien harus dirawat di rumah sakit dan mendapatkan resep tambahan yang biayanya tidak di tanggung oleh BPJS yang mengharuskan pasien tetap membayar biaya diluar tanggungan BPJS. Pernyataan mengenai adanya BPJS kesehatan dapat membantu pembiayaan kesehatan 25 pasien (25.0%) menjawab tidak setuju dan 27 pasien (27.0%) menjawab kurang setuju, jawaban pernyataan tersebut sama dengan pernyataan sebelumnya dimana dengan menjadi anggota BPJS tidak menjamin bahwa pasien akan selalu mendapat keringan dalam pembiayaan kesehatan, pemilihan tingkatan kelas pada BPJS juga mempengaruhi pelayanan yang diperoleh, semakin besar biaya setoran BPJS semakin baik juga pelayanan yang akan didapat oleh pasien.

Gambaran pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado

Pemanfaatan Puskesmas Wawonasa

Kecamatan Singkil Kota Manado sebagai tempat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang dapat diperoleh masyarakat sekitar dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar. Rendahnya utilisasi

(penggunaan) fasilitas kesehatan salah satunya penggunaan puskesmas dipengaruhi oleh faktor masyarakat itu sendiri, seperti pengetahuan dan sikap masyarakat yang menjadi salah satu faktor masyarakat dalam

pemanfaatan pelayanan kesehatan

(Notoatmodjo,2010).

Hasil penelitian mengenai pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado

dikategorikan menjadi dua yaitu

memanfaatkan dan tidak memanfaatkan, memanfaatkan yaitu mereka yang memilih puskesmas sebagai sarana utama dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dan yang tidak memanfaatkan yaitu mereka yang tidak memilih puskesmas sebagai sarana utama dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Dari penelitian yang telah dilakukan melalui pertanyaan yang ada dikuesioner diperoleh hasil yang memanfaatkan puskesmas sebagai sarana utama dalam mendapatkan pelayanan kesehatan berjumlah 64 pasien (64.0%) sedangkan yang tidak memanfaatkan puskesmas sebagai sarana utama dalam

mendapatkan pelayanan kesehatan

berjumlah 36 pasien (36.0%). Hasil dari jawaban pasien mengenai pemanfaatan pelayanan kesehatan berbeda-beda, pasien yang memilih Rumah sakit sebagai sarana

(5)

utama dalam mendapatkan pelayanan kesehatan berjumlah 6 pasien (6.0%) disebabkan karena fasilitas yang ada dirumah sakit dianggap lebih lengkap dibandingkan yang ada di puskesmas. Pasien yang memilih Puskesmas sebagai sarana utama dalam mendapatkan pelayanan kesehatan berjumlah 64 pasien (64.0%), puskesmas merupakan salah satu institusi kesehatan yang paling mudah di jangkau oleh masyarakat dari segi ekonomi puskesmas merupakan sarana kesehatan yang cocok dimanfaatkan oleh masyarakat yang ekonominya kebawah, puskesmas juga berperan dalam pembangunan kesehatan yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan (Farich, 2012). Pasien yang memilih Dokter Keluarga sebagai sarana utama dalam mendapatkan pelayanan kesehatan berjumlah 21 pasien (21.0%) disebabkan karena sesuai dengan kelas atau tingkatan BPJS yang dipilih sebelumnya memilih dokter keluarga sebagai sarana utama dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Pasien yang memilih apotik sebagai sarana utama dalam mendapatkan pelayanan kesehatan berjumlah 1 pasien (1.0%) kurangnya peminatan pasien dalam memanfaatkan apotik untuk mendapatkan pelayanan kesehatan disebabkan harga obat yang ada di apotik lebih mahal dibandingkan

dengan datang berobat dipuskesmas selain itu pasien tidak perlu lagi membayar biaya untuk dokter jika datang berobat di puskesmas berbeda halnya dengan berobat di apotik, itulah sebabnya sangat sedikit pasien yang memilih apotik sebagai sarana utama dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Pasien yang memilih mengobati sendiri ketika jatuh sakit berjumlah 8 pasien (8.0%) ini terjadi karena jika pasien jatuh sakit pada malam hari dimana tidak ada lagi sarana kesehatan yang bisa dituju membuat pasien harus melakukan pengobatan sendiri dirumah.

Hubungan antara Pengetahuan peserta BPJS dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado.

Hasil penelitian dari delapan pernyataan yang ada dikuesioner untuk mengukur sejauh mana tingkat pengetahuan pasien mengenai penggunaan BPJS di puskesmas

Wawonasa Kecamatan Singkil Kota

Manado, diperoleh hasil penelitian pasien

yang berpengetahuan baik dan

memanfaatkan pelayanan kesehatan

berjumlah 58 pasien (51.8%), pasien yang berpengetahuan baik tetapi tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas berjumlah 23 pasien (29.2%),

(6)

pasien yang berpengetahuan kurang baik tetapi memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas berjumlah 6 pasien (12.2%), selanjutnya pasien yang berpengetahuan kurang baik dan tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas berjumlah 13 pasien (6.8%). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif bersifat survei analitik dengan pendekatan cross

sectional study, hasil perhitungan dari

analisis uji chi-square diperoleh nilai probabiliitas sebesar 0,003 dengan tingkat kesalahan lebih kecil dari 0,05 yang

menunjukkan ada hubungan antara

pengetahuan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan pasien BPJS di Puskesmas

Wawonasa Kecamatan Singkil Kota

Manado.

Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rakinaung (2013) mengenai hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan tindakan dalam pemanfaatan Puskesmas Molompar oleh masyarakat Desa Molompar II Kecamatan Tombatu Timur Kab. Minahasa Tenggara, menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan

cross sectional study dengan total sampel

199 responden. Di peroleh responden yang memiliki pengetahuan baik tetapi tidak memanfaatkan puskesmas sebanyak 47 responden (59,5%), ini disebabkan

kurangnya sosialisasi tenaga kesehatan kepada masyarakat desa molompar, hasil perhitungan munggunakan statistik uji

chi-square diperoleh hasil probabilitas sebesar

0,000 yang menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pemanfaatan puskesmas. Hasil penelitian dari Fratika (2013) tentang hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat kelurahan Imandi dengan tindakan

pemanfaatan Puskesmas Imandi,

menggunakan metode penelitian survei analitik dengan rancangan cross sectional

study dan besar sampel yang digunakan 92

responden. Di peroleh responden yang memiliki pengetahuan baik berjumlah 85 orang (92,4%) dan pengetahuan tidak baik berjumlah 7 orang (7,6%), dalam tindakan tidak memanfaatkan puskesmas oleh responden yang berpengetahuan tidak baik sebesar 85,7% (6 rang) sedangkan yang memanfaatkan puskesmas oleh responden yang berpengetahuan baik sebesar 14,3% (1 orang), hasil dari uji statistik diperolah nilai probabilitas sebesar 0,000 yaitu lebih kecil dari 0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pemanfaatan puskesmas.

Sejalan dengan Hasil penelitian Tombi (2012) tentang hubungan antara karakteristik masyarakat kelurahan Sindulang 1 dengan

(7)

pemanfaatan puskesmas Tuminting, menggunakan metode penelitian survei analitik dengan rancangan cross sectional

study. Di peroleh hasil responden yang

memiliki pengetahuan baik dan

memanfaatkan puskesmas sebesar 60%, responden yang memiliki pengetahuan baik tetapi tidak memanfaatkan puskesmas sebesar 40%, responden yang tidak berpengetahuan baik tetapi memanfaatkan puskesmas sebesar 48,2%, responden yang tidak berpengetahuan baik dan tidak memanfaatkan puskesmas sebesar 51,8%. Hasil perhitungan menggunakan statistik uji

chi-square pada tingkat kemaknaan 95%

(0,05) menunjukkan hasil nilai probabilitas sebesar 0,046 yang berarti terdapat hubungan antara pengetahuan masyarakat dengan pemanfaatan puskesmas Tumunting. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Weku (2013) tentang Analisis Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di

puskesmas Kema Kecamatan Kema

Kabupaten Minahasa Utara yang

menggunakan metode penelitian survei analitik dengan rancangan cross sectional

study. Total sampel dalam penelitian 99

responden diambil secara Two Stage Cluster

Sampling. Di peroleh hasil responden yang

memiliki pengetahuan baik serta

memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas berjumlah 41 orang (62,12%) sedangkan responden yang memiliki pengetahuan baik tetapi tidak memanfaatkan puskesmas berjumlah 25 orang (37,88%) responden yang berpengetahuan kurang baik namun memanfaatkan pelayanan kesehatan puskesmas berjumlah Sembilan orang (27,27%) sedangkan responden yang memilki pengetahuan kurang baik dan tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas berjumlah dua puluh empat orang (72,73%). Perhitungan yang diperoleh

dari penggunaan uji chi-square

menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0,002 dengan tingkat kesalahan 0,05 menunjukkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di puskesmas kema.

Hubungan antara Sikap peserta BPJS dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado.

Dari penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan antara sikap peserta BPJS dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado diperoleh hasil penelitian dari tujuh pernyataan mengenai sikap pasien BPJS, pasien yang memiliki sikap baik

(8)

berjumlah 62 pasien (62,2%) dan yang memiliki sikap tidak baik berjumlah 38 pasien (38.0%). Sikap dari pasien yang ada di wilayah kerja Puskesmas Wawonasa

Kecamatan Singkil Kota Manado

menunjukkan sebagian besar pasien mempunyai sikap positif atau menerima dengan baik pelayanan yang di berikan oleh tenaga kesehatan khususnya kepada pasien yang menggunakan kartu BPJS saat datang berobat di puskesmas, pasien yang menggunakan kartu BPJS merasa tidak ada perbedaan antara mereka yang datang berobat menggunakan kartu BPJS maupun tidak menggunakan kartu BPJS, pelayanan yang diberikan diterima dengan baik oleh semua pasien. Hasil perhitungan dari analisis uji chi-square diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,073 dengan tingkat kesalahan lebih besar dari 0,05 menunjukkan tidak ada hubungan antara sikap dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan pasien BPJS di Puskesmas

Wawonasa Kecamatan Singkil Kota

Manado.

Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Alfian (2000) tentang faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta JPKM di kecamatan Patebon Kabupaten Kendal, menggunakan penelitian Explanatory

dengan jumlah responden 90 orang yang dipilih secara acak menjelaskan bahwa tidak ada hubungan antara sikap dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan, ini disebabkan karena mereka yang tidak setuju tetapi memanfaatkan pelayanan kesehatan sama dengan mereka yang tidak setuju namun memanfaatkan pelayanan kesehatan. Hasil penelitian yang sama juga dilakukan oleh Damanik (2008) mengenai hubungan karakteristik, pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan pemeriksaan Haemoglobin sewaktu hamil di Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan, cara pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling terhadap 52 orang responden diperoleh hasil nilai p= 0,872 yang berarti tidak ada hubungan antara sikap dengan pemanfaatan

puskesmas dalam hal pemeriksaan

haemoglobin sewaktu hamil. Dari hasil penelitian yang diperoleh menyimpulkan bahwa mereka yang mempunyai sikap baik belum tentu memiliki tindakan yang baik untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas.

Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Rakinaung (2013) tentang hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan tindakan dalam pemanfaatan Puskesmas Molompar oleh Masyarakat Desa Molompar II Kecamatan Tombatu Timur,

(9)

menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional study diperoleh hasil responden yang memiliki sikap baik dan memanfaatkan puskesmas berjumlah 27 orang (45.8%), responden yang memiliki sikap baik tetapi tidak memanfaatkan puskesmas berjumlah 32 orang (54.2%), responden yang tidak bersikap baik tetapi memanfaatkan puskesmas berjumlah 14 (10.0%), responden yang tidak bersikap baik dan tidak memanfaatkan puskesmas berjumlah 126 (90.0%). Hasil perhitungan dengan menggunakan uji chi-square

diperoleh hasil 0,000 yang menunjukkan nilai probabilitas lebih rendah dari 0,05 berdasarkan hasil tersebut terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di puskesmas. Hasil penelitian yang sama juga dilakukan Harahap (2010) mengenai hubungan pengetahuan dan sikap penderita

Diabetes Mellitus (DM) dengan

pemanfaatan klinik Diabetes Melitus di Puskesmas Sering Kecamatan Medan, menggunakan penelitian yang bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross

sectional dengan jumlah responden 105

orang hasil penelitian menunjukkan jumlah kategori sikap baik sebesar 70%. Dari hasil uji chi-square diperoleh nilai p= 0,000 dengan tingkat kesalahan lebih besar dari

nilai α = 0,05 menunjukkan terdapat hubungan antara sikap dengan pemanfaatan klinik diabetes di Puskesmas.

Penelitian yang sama dilakukan oleh Weku (2013) mengenai analisis

faktor-faktor yang berhubungan dengan

pemanfaatan pelayanan kesehatan di

Puskesmas Kema Kecamatan Kema

Kabupaten Minahasa Utara, menggunakan metode penelitian survei analitik dengan rancangan cross sectional study yang juga memberikan hasil bertentangan dengan penelitian yang telah dilakukan, dimana responden yang memiliki sikap baik dan memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas berjumlah 47 orang (88,68%) responden yang memiliki sikap baik namun tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas berjumlah 6 orang (11,32%) responden yang memiliki sikap kurang baik namun memanfaatkan pelayanan kesehatan berjumlah 3 orang (6,52%) sedangkan responden yang memiliki sikap kurang baik dan tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas berjumlah 43 orang (93,48%). Hasil perhitungan menggunakan uji chi-square menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0,000 dengan tingkat kesalahan sebesar 0,05 dapat dikatakan ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di

(10)

puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara.

Sikap terhadap pelayanan kesehatan merupakan suatu hal yang mencerminkan perilaku individu dimana kesiapan dari individu untuk bertindak dalam melakukan sesuatu berdasarkan dari apa yang diberikan oleh pihak tenaga kesehatan sendiri bagaimana pelayanan yang diperoleh individu menentukan kesiapan individu dalam bertindak menerima pelayanan tersebut (Notoatmodjo, 2007)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif bersifat survei analitik dengan pendekatan cross sectional study, dimana dalam penelitian ini variabel sebab dan

akibat diukur dalam waktu yang bersamaan. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Agustus-Oktober 2016 di Wilayah Kerja Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien BPJS Kesehatan yang datang berobat di wilayah kerja Puskesmas

Wawonasa Kecamatan Singkil Kota

Manado. Kunjungan pasien BPJS tiga bulan terakhir pada bulan Maret 944 pasien, bulan April 859 pasien, bulan Mei 901 pasien. Total kunjungan pasien BPJS Bulan Maret sampai Bulan Mei berjumlah 2.704 pasien. Sampel pada penelitian ini diambil menggunakan rumus Taro Yamane yaitu:

( )

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sejarah perkembangan perjalanan

Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado, mulanya berdiri satu bangunan yang dikenal oleh masyarakat Pusat Training Center (PTC) yang salah satu pelayanan kesehatannya berada di wilayah kecamatan Manado Utara. Selanjutnya pada Tahun 1985 Kota Manado mengadakan pemekaran wilayah termasuk di dalamnya dulu Kecamatan Manado Utara menjadi wilayah Kecamatan Molas yang didalamnya

terdiri dari dua Puskesmas yaitu Puskesmas Tuminting dan Puskesmas Kombos. Dengan

bergulirnya perubahan struktur

pemerintahan di berbagai bidang, maka Pusat Training Center tersebut diserahkan ke Pemerintah Kota Manado dan selanjutnya proses pengalihan statusnya menjadi Pusat

Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

Wawonasa Kecamatan Singkil yang sampai saat ini berdiri di tengah-tengah wilayah Kecamatan Singkil Kota Manado Jl. Pattimura No. 5 Kelurahan Karame

(11)

Lingkungan I (satu) dengan harapan

menjangkau/melayani kebutuhan

masyarakat dalam rangka pelayanan kesehatan khususnya di wilayah Kecamatan

Singkil dan pada umumnya warga

masyarakat Kota Manado yang

membutuhkannya.

Hasil penelitian menurut umur pasien yang ada di wilayah kerja Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado dapat di lihat pada tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Distribusi Berdasarkan Karakteristik Umur

Umur (Tahun) n % 18-19 9 9.0 20-29 48 48.0 30-38 23 23.0 41-49 51-57 15 5 15.0 5.0 Jumlah 100 100.0

Sumber: Data Primer 2016

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 1 ditemukan data yang menunjukan bahwa jumlah umur yang paling banyak ada pada kategori umur 20-29 tahun 48 (48.0%) sedangkan jumlah umur paling sedikit ada pada kategori umur 51-57 tahun 5 (5.0%)

Hasil penelitian menurut jenis kelamin pasien yang ada di wilayah kerja Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado dapat di lihat pada tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Distribusi Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin

Jenis Kelamin n %

Laki-laki 26 26.0

Perempuan 74 74.0

Jumlah 100 100.0

Sumber: Data Primer 2016

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 2 ditemukan data yang menunjukan bahwa jumlah Jenis Kelamin yang paling banyak

ada pada Perempuan 74 pasien (74.0%) sedangkan jumlah Jenis Kelamin paling sedikit ada pada Laki-laki 26 pasien (26.0%)

(12)

Hasil penelitian menurut alamat pasien yang ada di wilayah kerja Puskesmas Wawonasa

Kecamatan Singkil Kota Manado dapat di lihat pada tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Distribusi Berdasarkan Karakteristik Alamat

Alamat n % Karame 30 30.0 Ketang Baru 18 18.0 Singkil 1 26 26.0 Wawonasa 26 26.0 Jumlah 100 100.0

Sumber: Data Primer 2016

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 3 ditemukan data yang menunjukan bahwa jumlah alamat yang paling banyak yaitu 30 pasien (30.0%) terdapat pada Kelurahan Karame, sedangkan jumlah alamat yang paling sedikit yaitu 18 pasien (18.0%) terdapat pada Kelurahan Ketang Baru

Hasil penelitian menurut Pendidikan terakhir pasien yang ada di wilayah kerja Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado dapat di lihat pada tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4. Distribusi Berdasarkan Karakteristik Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir n % Tamat SD 10 10.0 Tamat SMP 24 24.0 Tamat SMA/SMK 52 52.0 Tamat Akademi 14 14.0 Jumlah 100 100.0

Sumber: Data Primer 2016

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4 ditemukan data yang menunjukan bahwa Pendidikan terakhir dari pasien yang paling banyak terdapat pada tamatan SMA/SMK

sederajat berjumlah 52 pasien (52.0%) sedangkan yang paling sedikit adalah tamatan Sekolah Dasar (SD) berjumlah 10 pasien (10.0%)

(13)

Hasil penelitian menurut Pekerjaan pasien yang ada di wilayah kerja Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado dapat di lihat pada tabel 5 di bawah ini.

Tabel 5. Distribusi Berdasarkan Karakteristik Pekerjaan

Pekerjaan n % Pelajar/Mahasiswa 2 2.0 Buruh 5 5.0 Wiraswasta 29 29.0 PNS/TNI/Polri Tidak Bekerja/IRT 7 57 7.0 57.0 Jumlah 100 100.0

Sumber: Data Primer 2016

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5 ditemukan data yang menunjukan bahwa jumlah yang paling banyak terdapat pada pasien yang Tidak Bekerja/IRT sebanyak 57 pasien (57.0%) sedangkan yang paling

sedikit terdapat pada pasien

Pelajar/Mahasiswa sebanyak 2 pasien (2.0%)

Hasil penelitian tentang Pengetahuan pasien yang ada di wilayah kerja Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado dapat di lihat pada tabel 6 di bawah ini. Tabel 6. Distribusi Tentang Pengetahuan

Pengetahuan n %

Baik 81 81.0

Kurang baik 19 19.0

Jumlah 100 100.0

Sumber: Data Primer 2016

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 6 ditemukan data yang menunjukan bahwa jumlah pengetahuan baik berjumlah 81

pasien (81.0%) dan Pengetahuan Kurang Baik berjumlah 19 pasien (19.0%)

Hasil penelitian tentang Sikap pasien yang ada di wilayah kerja Puskesmas Wawonasa

(14)

Kecamatan Singkil Kota Manado dapat di lihat pada tabel 7 di bawah ini.

Tabel 7. Distribusi tentang Sikap

Sikap n %

Baik 62 62.0

Tidak Baik 38 38.0

Jumlah 100 100.0

Sumber: Data Primer 2016

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 7 ditemukan data yang menunjukan bahwa Sikap baik berjumlah 62 pasien (62.0%) dan Sikap Tidak Baik berjumlah 38 pasien (38.0%)

Hasil penelitian tentang Pendapatan Keluarga yang ada di wilayah kerja Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado dapat di lihat pada tabel 8 di bawah ini.

Tabel 8. Distribusi tentang Pendapatan Keluarga

Pendapatan Keluarga n %

< Rp 2.150.000 68 68.0

> Rp 2.150.000 32 32.0

Jumlah 100 100.0

Sumber: Data Primer 2016

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 8 ditemukan data yang menunjukan bahwa jumlah Pendapatan Keluarga <Rp 2.150.000 berjumlah 68 pasien (68.0%) dan Pendapatan Keluarga >Rp 2.150.000 berjumlah 32 pasien (32.0%). Dari hasil yang diperoleh sebagian besar masyarakat

diwilayah kerja Puskesmas Wawonasa berpendapatan <Rp 2.150.000

Hasil penelitian tentang Pemanfaatan pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado dapat di lihat pada tabel 9 di bawah ini.

Tabel 9. Distribusi tentang Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan n %

(15)

Tidak Memanfaatkan 36 36.0

jumlah 100 100.0

Sumber: Data Primer 2016

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 9 ditemukan data yang menunjukan bahwa jumlah pasien terbanyak yaitu mereka yang

memanfaatkan pelayanan kesehatan

berjumlah 64 pasien (64.0%) sedangkan yang paling sedikit tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan yaitu berjumlah 36 pasien (36.0%)

Hubungan antara Pengetahuan peserta BPJS dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado dapat dilihat pada tabel 10 dibawah ini

Tabel 10. Hubungan antara Pengetahuan

peserta BPJS dengan pemanfaatan

pelayanan kesehatan di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado

Pengetahuan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Total Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan P value OR n % n % n % Baik 58 51,8 23 29.2 81 81.0 Kurang Baik 6 12.2 13 6.8 19 19.0 0,003 5,464 Jumlah 64 64.0 36 36.0 100 100

Sumber: Data Primer 2016

Dari hasil penelitian mengenai Hubungan antara pengetahuan peserta BPJS dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado, diperoleh hasil dari data pada tabel 10 pasien yang berpengetahuan baik dan memanfaatkan pelayanan kesehatan berjumlah 58 pasien (51.8%), sedangkan

pasien yang berpengetahuan baik tetapi tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan berjumlah 23 pasien (29.2%). Selanjutnya pada kategori pasien yang berpengatahuan kurang baik tetapi memanfaatkan pelayanan kesehatan berjumlah 6 pasien (12.2%), sedangkan pasien yang berpengetahuan kurang baik dan tidak memanfaatkan

(16)

pelayanan kesehatan berjumlah 13 pasien (6.8%). Hasil perhitungan dari analisis uji

chi-square (SPSS) diperoleh nilai p= 0,003

dengan tingkat kesalahan lebih kecil dari nilai α = 0,05. Hasil perhitungan

menunjukkan ada hubungan antara

pengetahuan peserta BPJS dengan

pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado.

Tabel 11. Hubungan antara Sikap peserta BPJS dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado

Sikap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Total p value OR Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan n % n % n % Baik 35 39.7 27 22.3 62 62.0 Tidak Baik 29 24.3 9 13.7 38 38.0 0,073 0,402 Jumlah 64 64.0 36 36.0 100 100

Sumber: Data Primer 2016

Dari hasil penelitian mengenai Hubungan antara sikap peserta BPJS dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado, diperoleh hasil data pada tabel 11 pasien yang bersikap baik dan

memanfaatkan pelayanan kesehatan

berjumlah 35 pasien (39.7%), sedangkan pasien yang bersikap baik tetapi tidak

memanfaatkan pelayanan kesehatan

berjumlah 27 pasien (22.3%). Selanjutnya pasien yang bersikap tidak baik tetapi

memanfaatkan pelayanan kesehatan

berjumlah 29 pasien (24.3%), sedangkan pasien yang bersikap tidak baik dan tidak

memanfaatkan pelayanan kesehatan

berjumlah 9 pasien (13.7%). Hasil perhitungan dari analisis uji chi-square (SPSS) diperoleh nilai p= 0,073 dengan tingkat kesalahan lebih besar dari nilai α = 0,05. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan tidak ada hubungan antara sikap peserta BPJS dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas

Wawonasa Kecamatan Singkil Kota

(17)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Hubungan antara Pengetahuan, Sikap, dan Pendapatan Keluarga peserta BPJS dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado ditarik kesimpulan bahwa: 1. Ada hubungan antara pengetahuan

peserta BPJS dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado, dimana masih terdapat pasien BPJS dokter keluarga yang berobat di Puskesmas, ini dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang BPJS sehingga pasien tidak tahu bagaimana penggunaan BPJS yang tepat.

2. Tidak ada hubungan antara sikap peserta BPJS dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Wawonasa

Kecamatan Singkil Kota Manado, dari hasil penelitian sebagian besar peserta BPJS meyakini dengan adanya BPJS dapat meringankan biaya pengobatan ketika sakit, walaupun mengalami kesulitan dalam prosedur administrasi tetapi peserta BPJS tetap menggunakan kartu BPJS ketika datang berobat.

3. Ada hubungan antara pendapatan

keluarga peserta BPJS dengan

pemanfaatan pelayanan kesehatan di

Puskesmas Wawonasa Kecamatan

Singkil Kota Manado, dimana pasien

BPJS dokter keluarga tidak

menggunakan pelayanan kesehatan dari dokter keluarga tetapi menggunakan pelayanan kesehatan di puskesmas, ini terjadi karena iuran BPJS dokter keluarga lebih besar dari iuran BPJS puskesmas.

SARAN

Adapun beberapa saran yang dapat diberikan mengenai hasil penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Bagi Puskesmas

Di harapkan Tenaga kesehatan dapat memberikan lebih banyak informasi mengenai pelayanan yang ada di puskesmas lebih khusus informasi-informasi mengenai pelayanan kesehatan

yang dapat diperoleh dari penggunaan kartu BPJS serta dapat meningkatkan kerja sama baik dengan sesama tenaga kesehatan maupun pemerintah/kelurahan sehingga tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Di harapkan dapat melakukan penelitian yang sama terkait dengan variabel-variabel yang berhubungan dengan

(18)

pemanfaatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih bermakna untuk penelitian selanjutnya. Hasil Penelitian ini diharapkan juga dapat

memberikan informasi mengenai

penelitian yang sama serta sebagai sarana dalam berbagi ilmu pengetahuan. 3. Bagi Masyarakat

Di harapkan masyarakat yang ada di wilayah kerja Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota Manado dapat memanfaatkan sarana prasarana yang ada dipuskesmas sesuai dengan fungsinya sehingga dapat memperoleh pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Alfian, 2000. Beberapa Faktor Yang

Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Oleh Peserta Jpkm Di Kecamatan Patebon Kebupaten Kendal. Jurnal Penelitian

(Online)

http://eprints.undip.ac.id/5809/1/0977. pdf. Di akses 25 September 2016 Anonimous. 2015. Profil Puskesmas

Wawonasa Tahun 2015. Manado :

UPTD Puskesmas Wawonasa

Anonimous. 2015. Daftar UMP Sulawesi

Utara Tahun 2015. (Online)

http://pemerin tah.net/penetapan-ump-tahun-2015/. Di akses 4 Juni 2016 Azwar, 2010. Pengantar Administrasi

Kesehatan edisi ketiga. Binarupa

Aksara publisher. Ciputat-Tangerang Balqis, 2013. Faktor Yang Berhubungan

Dengan Pemanfaatan Pelayanan

Kesehatan Di Rsud Lakipadada Kabupaten Tana Toraja. Jurnal

Penelitian (Online)

http://repository.unhas.ac.id/handle/12 3456789/8091. Di akses pada 26 September 2016

Damanik, REL. 2008. Hubungan

Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil dengan Pemeriksaan Haemoglobin Sewaktu Hamil di Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisah Tahun 2008. Jurnal

Penelitian (Online)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/12 3456789/14742/1/09E00548.pdf. Di akses 25 September 2016

Diknas Kab.Belitung 2012. Keterkaitan

Pendidikan dan Tingkat Pendapatan

Masyarakat. (Online)

http://www.dindik.babelossn.go.id/. Di akses 11 Januari 2017

(19)

Haniek, H. 2011. Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap dengan PHBS pada Ibu Rumah Tangga di Kecamatan Lubuk Sikaping Tahun 2011. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta

Harahap, ER. 2010. Hubungan Pengetahuan

Dan Sikap Penderita Diabetes Melitus (Dm) Dengan Pemanfaatan Klinik Diabetes Melitus Di Puskesmas Sering Kecamatan Medan Tembung Tahun 2010. Jurnal penelitian (Online) http://repository.usu.ac.id/bitstream/12 3456789/19122/7/Cover.pdf. Di akses 27 September 2016

Notoatmodjo, S. 2003. Pengantar

Pendidikan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan

Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT

Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan

dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT Rineka

Cipta

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. : PT

Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan

dan Perilaku Kesehatan . Jakarta : PT

Rineka Cipta

Pasiak, AJ. 2013. Hubungan Karakteristik

Masyarakat Kelurahan Tuminting Dengan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional.

Susila, 2014. Metode Penelitian

Epidemiologi Bidang Kesehatan dan Kedokteran. BURSA ILMU : Yogyakarta

Tim Visi Yustisia. 2014. Panduan resmi

memperoleh jaminan kesehatan dari BPJS semua warga negara wajib daftar. Ciganjur-Jagakarsa. Jakarta

Gambar

Tabel 1. Distribusi Berdasarkan Karakteristik Umur
Tabel 3. Distribusi Berdasarkan Karakteristik Alamat
Tabel 5. Distribusi Berdasarkan Karakteristik Pekerjaan
Tabel 7. Distribusi tentang Sikap
+3

Referensi

Dokumen terkait

Cara membuat blackberry masenger di hp atau tablet android caranya artikel tentang panduan untuk pengguna android cara daftar facebook lewat hp tentang aplikasi foto maka klik

Pada proses sinkronisasi manual, deteksi awal sinkronisasi dilakukan dengan mengmati dan mengatur tegangan maupun frequensi dari kedua sumber pembangkit listrik

=aluasi yang diharapkan pada pasien dengan post operasi fraktur adalah ' =aluasi yang diharapkan pada pasien dengan post operasi fraktur adalah ' &amp;. yeri dapat berkurang

Lebih lanjut, Jawaher menjelaskan bahwa apabila semua bentuk kerjasama itu dan dilakukan secara intens maka diharapkan anak-anak tunagrahita mampu secara perlahan

Menyajikan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan distribusi data, nilai rata-rata, median, modus dan sebaran data untuk mengambil kesimpulan membuat keputusan dan membuat

Pelaksana riset dapat menggunakan data yang saat ini digunakan dalam perhitungan CMP/EWS, atau data lainnya sesuai dengan variabel yang akan digunakan pada riset ini, selama

Berdasarkan latar belakang tersebut penting dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian ekstrak etanol pegagan (Centella asiatica) terhadap jumlah sel neuron di

a. BRI Syariah menyalurkan pinjaman dana talangan pelaksanaan ibadah haji kepada nasabah sebesar paket dana talangan ibadah haji. Dana talangan ini dipinjamkan dengan pengembalian