Pusat Penilaian Pendidikan
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia
MODEL PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL
DAN SOSIAL
▸ Baca selengkapnya: catatan wali kelas sikap spiritual dan sosial
(2)PENGERTIAN SIKAP
Sikap adalah kesadaran saraf dan mental, terorganisasi melalui pengalaman, memiliki pengaruh secara langsung terhadap respon individu untuk semua objek dan situasi yang terkait " . ( G. Allport , 1935 )
Sikap pada penilaian secara umum terhadap orang, benda, dan isu-isu " . ( Russsel Fazio dan Richard Petty , 2008)
Fazio mencirikan " sikap adalah kumpulan penilaian terhadap suatu obyek atau kejadian yang dapat mempengaruhi penilaian individu terhadap lingkungan sosial yang kompleks " . ( Markus Zanna dan John Rempel , 2008)
Sikap seperti " suka " dan " tidak suka " terhadap sesuatu
Sikap merupakan unsur kepribadian yang memengaruhi cara seseorang dalam bertindak dan bertingkah laku.
KOMPONEN SIKAP
3
Sumber: Zanna and Rempel, 2008
Kognitif
Afektif
Konatif/Perilaku
Komponen yang
berkaitan dengan
pengetahuan,
pandangan, keyakinan,
yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan
bagaimana orang
mempersepsikan
terhadap obyek sikap.
komponen yang
berhubungan dengan
rasa senang atau tidak
senang terhadap obyek
sikap. Komponen ini
menunjukkan arah
sikap, yaitu positif atau
negatif.
komponen yang
berhubungan dengan
kecenderungan
bertindak terhadap
obyek sikap. Komponen
ini menunjukkan
intensitas sikap, yaitu
menunjukkan besar
kecilnya
kecenderungan
bertindak atau
berperilaku seseorang
terhadap obyek sikap.
PENILAIAN SIKAP DALAM PENDIDIKAN
• Penilaian sikap bersifat komplek karena penilaian berkaitan
dengan value dan obyeknya tidak langsung dapat diukur.
• Jika proses penilaian dan evaluasi dilakukan dengan tepat,
maka grafiknya akan mempunyai kecenderungan menuju
perbaikan, karena ada penyadaran atas kegagalan
pencapaian dari penerapan aspek pelaksanaan yang kurang
mencapai yang dengan sadar diketahui penyebabnya dan
diantisipasi dengan kerja-kerja perbaikan dengan usaha yang
lebih giat dan tepat dengan penerapan konsep terhadap
DUA DIMENSI SIKAP
5
Didalam kurikulum 2013 sikap dibagi menjadi dua dimensi sikap spiritual dan
sikap sosial meskipun dalam kenyataanya kedua dimensi sikap tersebut terkait
satu sama lain yang muncul di identifikasi sebagai irisan.
Sikap Spiritual adalah kecenderungan merespon secara konsisten baik
menyukai atau tidak menyukai suatu obyek yang meliputi aspek keyakinan,
peribadatan, penghayatan, pengetahuan dan pengamalan ajaran agama yang
dianut peserta didik. Instrumen sikap spiritual bertujuan untuk mengetahui
sikap peserta didik terhadap suatu obyek keagamaan baik sikap positif maupun
negatif.
Sikap sosial adalah kesadaran peserta didik yang menentukan perbuatan yang
nyata dalam kegiatan-kegiatan sosial yang mencakup dimensi peer relation,
self management, academic, compliance, assertion.
Nilai Sosial:Nilai dan norma sosial-budaya, Ideologi negara, Nilai Spiritual: Keyakinan Agama
Social
attitude
Spiritual
attitude
PERMASALAHAN PENILAIAN SIKAP
• Menggunakan Paradigma Psikometri
• Melakukan penilaian sikap secara formal kepada semua peserta
didik
• Menggunakan model penilaian sikap yang beragam seperti
observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, Skala Linkert,
Semantik Diferential, Skala Trustone
• Mendasarkan pada modus sikap yang sering muncul
• Melakukan pelaporan penilaian sikap pada laporan hasil belajar
berupa skor sikap untuk dicari reratanya
Padahal tujuan penilaian sikap si sekolah adalah....
sebagai pembelajaran dalam
konteks internalisasi nilai, serta
pembiasaan dan
pembudayaan nilai sebagai
landasan untuk bertindak dan
berperilaku secara baik dan
benar.
PERMASALAHAN PENILAIAN SIKAP
7
Contoh Permasalahan Penilaian Sikap Menggunakan Skala Linkert:
Peserta Didik PENILAIAN 1 PENILAIAN 2 PENILAIAN 3 PENILAIAN 4 PENILAIAN 5 HASIL
1 BAIK BAIK BAIK BAIK SANGAT BURUK
?
2 SANGAT BAIK
BAIK BAIK SANGAT BURUK
SANGAT BAIK
?
3 BAIK BURUK BAIK BAIK SANGAT BAIK
? 4 BAIK BAIK BAIK SANGAT
BAIK
SANGAT BAIK
?
Keterangan:
Nilai A = Sangat Baik Nilai B = Baik
Nilai C = Buruk
Nilai D = Sangat Buruk
FGD DAERAH
JENJANG
Kurikulum 2013
Kurikulum 2006
Total
Bali
Yogyaka
rta
Jawa
Barat
Bali
Yogyaka
rta
Jawa
Barat
Kab.
Gianyar
Kab.
Bantul
Kota
Bogor
Kab.
Gianyar
Kab.
Bantul
Kota
Bogor
SD
1
1
2
2
2
1
9
SMP
2
1
1
1
2
2
9
SMA
1
2
2
2
1
1
9
SMK
1
2
1
1
1
2
8
HASIL FGD DAERAH
9
Nilai Sikap Yang Dikembangkan • Memiliki Icon sekolah seperti:
1. Senyum, Sapa, Salam (3S)
2. Sapa, Senyum, Santun, Simpatik, Salam (5S)
3. Senyum, sapa, salam, sabar, sehat, semangat, syukur, sukses, sugih, surga (10S) 4. Penampilan, Pelayanan, Prestasi (3P)
5. Kejujuran, Kedisiplinan, Ahlak Mulia 6. Lihat sampah ambil (LISA)
7. Lihat berantakan rapikan (LIBRA)
Untuk mencapai pembelajaran sikap sebagai bagian dari internalisasi nilai, sekolah memasukkan nilai sikap melalui pembelajaran di dalam kelas dan di luar kelas.
Pembelajaran nilai sikap di dalam kelas di masukkan ke dalam RPP terintegrasi melalui
mata pelajaran.
Pembelajaran nilai sikap di luar kelas melalui berbagai kegiatan disesuaikan dengan
HASIL FGD DAERAH
Metode penilaian di dalam kelas melalui pembelajaran:
Observasi merupakan cara terbaik dalam melakukan pengamatan perilaku siswa. 27
dari 36 guru melakukan observasi dalam melakukan penilaian sikap di dalam kelas. Hasil observasi dicatat dalam bentuk buku absen siswa yang kemudian dijurnalkan. Jurnal yang dihasilkan masih menggunakan modus dalam menilai sikap siswa.
Indikator observasi didapat dari 18 karakter yang dikembangan di sekolah kemudian di ambil beberapa sebagai indikator sekolah.
Penilaian diri dan penilaian antarteman dalam melakukan pengamatan perilaku siswa
dianggap kurang berfungsi oleh 19 guru. 2 guru menyatakan hasil penilaian sikap dari Penilaian diri dan antarteman berbanding terbalik dengan hasil pengamatan guru sehingga membingungkan dalam melakukan rekapitulasi. Sementara 1 guru menilai instrumen penilaian diri dan penilaian antarteman tidak memenuhi standar sebagai instrumen penilaian karena diyakini menimbulkan bias. Hasil FGD disimpulkan
penilaian diri dan penilaian antar teman hanya sebagai penunjang dan alat berlatih siswa untuk memahami lingkungan sosial sehingga tidak perlu dilakukan pelaporan dalam rapor.
HASIL FGD DAERAH
11
Metode penilaian di Luar Kelas:
Metode penilaian di luar kelas dilakukan dengan membuat kegiatan bersama yang merangsang munculnya sikap siswa. Guru dapat melakukan pengamatan yang kemudian direkapitulasi kedalam jurnal. Pencatatan hanya dilakukan untuk sikap yang ekstrem menonjol.
• Tadarus setiap pagi • Infaq pada hari jum’at
• Sholat dhuha bersama-sama, kemudian memberikan ceramah
• Memilah sampah yang ada membelajarkan untuk berhemat dan dapat di tabung menjadi iuran kelas
• Memelihara kolam ikan di sekolah secara bersama tetapi tidak boleh mati sehingga diberi makan secara bergantian
• Untuk sekolah islam bel berbunyi siswa langsung wudu untuk sholat duha dan mengaji. Sekolah hanya melakukan pengecekan membawa alquran atau tidak di situlah kita cek bagaimana nilainya.
• Program homestay menginapkan siswa ke orang yang tidak mampu selama 5 hari 4 malam. Dengan model mengintegrasikan semua mata pelajaran seperti ekonomi, geografi, sosiologi, sehingga mereka timbul rasa empati. Cara mengukurnya
membuat karya tulis kemudian mencurahkan apa yang terjadi pada saat kegiatan tersebut.
• Sabtu libur sekolah berdiskusi untuk melakukan setting berupa sharing dengan sesama guru untuk improvement pembelajaran sikap dan penilaiannya.
TEKNIK PENILAIAN SIKAP
Sikap merupakan proses akumulatif yang bersifat judgmental pendidik terhadap perilaku siswa selama periode waktu tertentu (per semester) yang didasarkan pada pengamatan dan rekaman catatan harian dengan indikator perilaku yang disepakati dan ditetapkan.
Penilaian Sikap Di dalam Kelas melalui pembelajaran Utama Pengamatan oleh guru mata
pelajaran selama 1 (satu) semester Dilaksanakan selama proses (jam) pembelajaran Penunjang Penilaian antar teman dan Penilaian diri di tulis dan dilaksanakan oleh peserta didik Dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 kali dalam proses pembelajaran tanpa perlu dilaporkan
dalam Laporan Hasil Penilaian Pendidik
Di luar kelas melalui kegiatan
Pengamatan oleh guru kelas, wali kelas dan
guru BK selama 1 (satu) semester
Dilaksanakan di luar jam pembelajaran melalui setting kegiatan atau
METODE PENILAIAN SIKAP
13
Observasi
Metode pengamatan adalah suatu aktivitas dalam mengenal tingkah laku individu yang diakhiri dengan mencatat hal-hal penting secara sengaja dan secara sistematis melalui proses pengamatan atau gejala-gejala spontan yang terjadi pada saat itu. Observasi merupakan metode utama dalam penilaian sikap baik pada saat di dalam kelas atau di luar kelas.
No Tanggal Nama Siswa Catatan Sikap Butir Sikap
1 2 3 4
Hasil pengamatan sikap dapat dituliskan ke dalam lembar observasi atau jurnal
Penilaian Diri dan Penilaian Antar Teman hanya sebagai alat konfirmasi dan latihan bagi siswa untuk mengenal lingkungan sosial.
MEMBANGUN WAHANA SIKAP DI LUAR KELAS
Karakteristik sikap:
Sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi lingkungan fisik dan sosial. Sikap dapat muncul dalam waktu dan tempat yang tidak bisa ditentukan.
Di luar kelas sikap menonjol siswa dapat muncul pada saat: 1. Melakukan permainan dengan teman,
2. Melakukan aktivitas di kantin sekolah, 3. Membaca buku di perpustakaan,
4. Melakukan kegiatan olahraga di lapangan.
Dengan karakteristik sikap di atas, maka sulit dilakukan observasi jika pendidik tidak menentukan terlebih dahulu setting observasi (variabel control) dalam melakukan pengamatan.
Tujuan setting observasi di luar kelas dilakukan untuk memberikan stimulus agar sikap
menonjol siswa dapat muncul di permukaan.
Setting observasi dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan tahapan perkembangan
peserta didik pada jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK. Dalam pelaksanaannya pendidik tetap menggunakan (incidental record), catatan anekdot (anecdotal record), atau jurnal dan
MEMBANGUN WAHANA SIKAP DI LUAR KELAS
15
Upaya melakukan setting dapat dihadirkan melalui wahana situasi pengamatan yang
dapat disesuaikan dengan tingkatan perkembangan peserta didik dan materi pembelajaran sebagai berikut:
1. Kunjungan ke tempat bersejarah atau museum 2. Memperingati hari-hari keagamaan
3. Memperingati hari-hari bersejarah secara nasional (hari kemerdekaan, hari pahlawan, dsb.)
4. Kegiatan kebersihan lingkungan
5. Mengundang tokoh masyarakat (Kepala Desa, Kepala Polisi, Kepala Stasiun Kereta Api)
6. Mengundang para profesional (dokter, apoteker, masinis, anggota Pemadam Kebakaran, dsb. )
7. Bermain peran dalam sandiwara, opera, atau tari-tarian.
8. Bermain berbagai permainan tradisional yang mengandung nilai pengembangan sikap
9. Pengembangan seni antara lain seni lukis, seni kriya, seni batik dan berbagai 10. Kegiatan seni sesuai dengan unggulan lokal.
11. Diskusi Kelompok Kecil, dengan menyajikan dilemma moral 12. Studi kasus
PELAKSANAAN PENILAIAN SIKAP
1. Kepala sekolah bersama wakil kepala sekolah, komite sekolah atau pihak yayasan menentukan nilai spiritual dan sosial yang mana yang akan dikembangkan dan
menjadi budaya sekolah. Sebagai contoh, sebuah sekolah memilih nilai disiplin
sebagai nilai akhlak yang akan dikembangkan menjadi budaya sekolah. Maka, semua kegiatan yang dilakukan, mengacu pada nilai disiplin tersebut. Meskipun demikian, dapat saja sebuah sekolah sudah memiliki nilai tertentu, sehingga yang diperlukan disini adalah mempertajam nilai yang telah ada serta melakukan tindakan-tindakan agar nilai yang ada tersebut diterapkan dalam kegiatan sehari-hari di sekolah.
2. Kepala sekolah mensosialisasikan kepada para guru dan administrasi di sekolah
mengenai pentingnya pembinaan sikap tersebut kepada guru dan seluruh penyelenggara sekolah serta dampaknya bagi perkembangan siswa.
3. Membuat kesepakatan mengenai pendekatan /metode yang mungkin digunakan
untuk menyampaikan pembinaan sikap spiritual khususnya untuk mengidentifikasi pembuatan wahana situasi pengamatan, siapa pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk mengembangkan materi pembelajaran.
4. Kepala sekolah mensosialisasikan kepada orangtua dan para siswa bahwa sekolah
akan memberikan pembinaan sikap spiritual dan sosial baik di dalam kelas maupun di luar kelas, dengan menggunakan berbagai wahana situasi kelas sesuai kebutuhan.
KETERLIBATAN BERBAGAI PIHAK
17
Peran Kepala Sekolah:
• Kepala sekolah perlu menyampaikan visi dan misi dari sekolah serta memberikan arahan agar visi misi tersebut dapat dipahami oleh semua unsur yang ada di sekolah. • Kepemimpinan kepala sekolah yang kuat akan membantu proses yang akan terjadi. • Contoh perilaku yang positif perlu ditampilkan kepala sekolah, sehingga guru dan
siswa memiliki panutan yang baik.
• Kerjasama dan kesediaan untuk berdiskusi dengan guru, tenaga administrasi, siswa, orangtua dan masyarakat juga merupakan hal yang penting.
Peran Guru:
• Dalam proses, guru harus dapat menjadi contoh atau model positif dalam berperilaku.
• Guru harus dapat menjadi menjadi ‘teman’ bagi anak.
• Guru juga sebaiknya dapat bersikap profesional, dan menjalankan peran yang sesuai dengan situasi sekelilingnya.
Peran Siswa
• Dalam peran sertanya, siswa perlu terlibat secara lebih intensif, sehingga ia dapat memperoleh manfaat yang maksimal dari kegiatan-kegiatan yang dirancang.
KETERLIBATAN BERBAGAI PIHAK
Peran Tenaga Administrasi:
• Contoh dan model positif dari tenaga administrasi juga berperan dalam pengembangan sikap.
• Tenaga administrasi sebagai tenaga yang mendukung proses pembelajaran di sekolah perlu bersikap ramah dan sopan terhadap semua orang yang ada di sekolah.
• Mereka sebaiknya juga tidak membeda-bedakan siswa dan bersikap adil dalam pelayanan.
Peran Komite Sekolah:
• Sebagai penghubung keinginan masyarakat dengan sekolah • Pendukung program-program sekolah dan kesiswaan
• Turut serta membantu kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan sekolah
Peran orangtua dan masyarakat:
• Orangtua sebagai agen yang berpengaruh besar dalam kehidupan anak perlu berperan serta. Melalui perilaku positif yang selaras dengan nilai-nilai dalam pengembangan sikap diharapkan dapat menjadi model bagi anak.
• Lingkungan masyarakat seperti RT, RW dan organisasi di sekitar sekolah dapat mendukung sekolah menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi