• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS MAKRO(Keseimbangan Umum Dan Kebijakan Makro Ekonomi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS MAKRO(Keseimbangan Umum Dan Kebijakan Makro Ekonomi)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Keseimbangan Umum dan Kebijakan Makro Ekonomi

Keseimbangan Umum dan Kebijakan Makro Ekonomi

Pendahuluan

Pendahuluan

Analisis mengenai penentuan kegiatan ekonomi Negara, belum tentu sesuai Analisis mengenai penentuan kegiatan ekonomi Negara, belum tentu sesuai dengan realiti yang sebenarnya oleh karena kegiatan ekonomi yang digambarkan belum dengan realiti yang sebenarnya oleh karena kegiatan ekonomi yang digambarkan belum sepenuhnya sesuai dengan keadaan dalam per

sepenuhnya sesuai dengan keadaan dalam perekonomian.ekonomian.

Ada dua kegiatan pengeluaran yang penting dalam setiap ekonomi, yaitu ekspor  Ada dua kegiatan pengeluaran yang penting dalam setiap ekonomi, yaitu ekspor  dan impor. Oleh karena itu analisis mengenai keseimbangan pendapatan nasional perlu dan impor. Oleh karena itu analisis mengenai keseimbangan pendapatan nasional perlu disempurnakan dengan memperhatikan pula efek kegiatan perdagangan luar negeri, disempurnakan dengan memperhatikan pula efek kegiatan perdagangan luar negeri, yaitu ekspor dan impor terhadap pengeluaran agregat, pendapatan nasional dan tingkat yaitu ekspor dan impor terhadap pengeluaran agregat, pendapatan nasional dan tingkat kegiatan suatu perekonomian. Apabila kegiatan ekspor dan impor diperhitungkan dalam kegiatan suatu perekonomian. Apabila kegiatan ekspor dan impor diperhitungkan dalam  penentuan

 penentuan keseimbangan keseimbangan pendapatan pendapatan nasional, nasional, maka maka analisis analisis mengenai mengenai kegiatankegiatan ekonomi dalam suatu Negara telah sepenuhnya menggambarkan keadaan yang ekonomi dalam suatu Negara telah sepenuhnya menggambarkan keadaan yang sebenarnya wujud dalam realitas.

sebenarnya wujud dalam realitas.

Analisis penentuan pendapatan nasional dalam perekonomian seperti itu Analisis penentuan pendapatan nasional dalam perekonomian seperti itu dinamakan sebagai keseimbangan pendapatan nasional dalam ekonomi

dinamakan sebagai keseimbangan pendapatan nasional dalam ekonomi empat sector empat sector  atau

atau perekonomian terbuka perekonomian terbuka. Yaitu perekonomian yang menjalankan kegiatan ekspor dan. Yaitu perekonomian yang menjalankan kegiatan ekspor dan impor. Maka analisis mengenai penentuan keseimbangan tersebut boleh j

impor. Maka analisis mengenai penentuan keseimbangan tersebut boleh j uga dinamakanuga dinamakan sebagai

(2)

KESEIMBANGAN UMUM

Keseimbangan umum merupakan seimbangnya harga beli terhadap harga  jual,seimbangnya permintaan barang dengan penawaran barang,juga keseimbangan antara peengeluaran uang dan pemasukan uang dan juga keseimbangan antara  pendapatan dengan pengeluaran yang terjadi.Keseimbangan umum atau equilibrium

adalah kondisi dimana jumlah permintaan sama dengan jumlah penawaran.Jumlah  barang pada keadaan itu disebut kuantitas keseimbangan.Tingkat harga yang membentuk keadaan keseimbangan itu disebut harga keseimbangan. Keseimbangan umum terjadi apabila pasar uang dan pasar dalam berada dalam keseimbangan secara  bersama-sama,dan keseimbangan tersebut diperoleh keseimbangan pendapatan nasional

dan keseimbangan tingkat bunga.

Dalam sebuah perekonomian dibutuhkan keseimbangan antara sektor riil dan sektor moneter agar tercipta harmoni dan kestabilan dalam perekonomian. Alat atau instrumen untuk mengukur keseimbangan tersebut adalah model ISLM. IS adalah akronim dari  Investment = Saving , menunjukkan keseimbangan pada pasar barang. Sedangkan LM adalah akronim dari  Liquidity Preference =  Money Supply, menunjukkan keseimbangan di pasar uang. IS-LM didesain oleh ekonomi konvensional untuk menentukan pada tingkat bunga dan tingkat pendapatan berapa terjadi keseimbangan pasar barang dan pasar uang.

Dalam persamaan ini tingkat bunga menjadi variabel penyeimbang antara pasar   barang dan pasar uang. Kecenderungan adanya  gap yang besar antara pasar barang dan  pasar uang dalam praktek sebuah perekonomian, mengharuskan pemerintah melakukan kebijakan-kebijakan moneter maupun fiskal untuk mengatasi masalah tersebut.Salah satu teori dan model dalam konsep ekonomi konvensional yang sangat populer adalah model IS-LM. Model IS-LM adalah interpretasi terkemuka dari teori Keynes.

(3)

KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI

Bentuk-bentuk kebijakan ekonomi yang akan dilakukan oleh negara sangat tergantung  pada tujuan-tujuan yang ingin dicapainya.

1. Tujuan-tujuan Kebijakan Ekonomi Makro

Setiap kebijakan ekonomi bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi. Tujuan-tujuan kebijakan ekonomi makro dapat dibedakan kepada empat aspek   berikut:

a. menstabilkan kegiatan ekonomi / price level stability.

 b. mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi / high employment level. Beberapa hal yang perlu dijelaskan berkaitan dengan kesempatan kerja adalah  peran pemerintah dalam perluasan kesempatan kerja, pendekatan demand dan supply of 

labor dalam perluasan kesempatan kerja, pemberdayaan masyarakat desa dalam upaya  perluasan kesempatan kerja, human capital sebagai upaya efektif perluasan kerja, keuangan negara dan kesempatan kerja, kebijakan ketenagakerjaan, serikat kerja, hubungan industrial, sistem ekonomi dan kesempatan kerja.

c. menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh / long-term economic growth. Pertumbuhan ekonomi yang ideal adalah :

(1) berlangsung terus menerus,

(2) disertai dengan terciptanya lapangan kerja, (3) tidak merusak lingkungan,

(4) lebih tinggi daripada laju pertumbuhan penduduk, (5) disertai dengan distribusi pendapatan yang adil, (6) kontribusi sektoral yang merata,

(7) tidak meninggalkan sektor pertanian, (8)kenaikannya riil,

(9) penyumbang terbesar PDB adalah warga domestik, bukan asing.

d. Kestabilan nilai tukar / exchange rate stability. Nilai tukar merupakan nilai uang secara eksternal, yang tinggi rendahnya berdampak pada berbagai aspek ekonomi dan sosial lainnya, misalnya :

(1) impor dan ekspor, (2) APBN dan APBD,

(3) kesehatan dan pendidikan, (4) transportasi,

(5) industri dalam negeri, (6) politik 

(7) daya beli masyarakat, (8) dunia perbankan,

(4)

2. Bentuk-bentuk Kebijakan Ekonomi Makro. Kebijakan dari segi/aspek permintaan /  pengeluaran, meliputi:

1. Kebijakan Fiskal

Yaitu kebijakan pemerintah yang dilakukan dengan cara mengubah penerimaan dan  pengeluaran negara. Atau kebijakan pemerintah yang membuat perubahan dalam bidang  per-pajakan (T) dan pengeluaran pemerintah (G) dengan tujuan untuk mempengaruhi  pengeluaran /permintaan agregat dalam perekonomian Kebijakan ini diambil untuk 

menstabilkan ekonomi, memperluas kesempatan kerja, mempertinggi pertumbuhan ekonomi, dan keadilan dalam pemerataan pendapatan. Caranya dengan : menambah atau mengurangi PAJAK dan SUBSIDI.

Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang  berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang  berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya  beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum.

Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran :

a. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif 

Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar  dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat  baik digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif.

 b. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif 

Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih  besar daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika  perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk 

menurunkan tekanan permintaan.

c. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)

Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar  dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin.

Menurut pandangan Keynes, kebijakan fiskal (Fiscal Policy) adalah sangat penting untuk mengatasi pengangguran. Prosesnya adalah;

a. Pengurangan pajak penghasilan → akan menambah daya beli masya rakat dan akan meningkatkan pengeluaran agregat.

 b. Peningkatan pengeluaran agregat dengan cara menaikkan pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang dan jasa maupun untuk menambah investasi.

(5)

c. Selanjutnya dalam masa inflasi atau ketika kegiatan ekonomi telah full employment, langkah sebaliknya harus dilakukan yaitu ; pajak dinaikkan dan pengeluaran pemerintah akan dikurangi.

d. Langkah ini akan menurunkan pengeluaran/permintaan agregat dan mengurangi tekanan Inflasi.

Secara garis besar berbagai jenis pajak yg. dipungut pemerintah dpt digolongkan sebagai berikut :

1. Pajak langsung : yaitu pajak/jenis pungutan pemerintah yg.secara langsung dikumpulkan dari wajib pajak, misal ; PPh.

2. Pajak tak langsung : yaitu pajak yg.beban pemungutannya dapat dipindah-tangankan kepada pihak lain, misal ; PPn, & PPn BM Pajak impor dsb.

Demikian pula perubahan-perubahan sebaliknya. Pemerintah seringkali menghadapi masalah defisit anggaran. Ada beberapa sumber pembiayaan defisit anggaran :

1. Pajak.

2. Mencetak Uang Baru.

3. Pinjaman Masyarakat Dalam Negeri. 4. Pinjaman Masyarakat Luar Negeri. 2. Kebijakan Moneter 

Kebijakan yang diambil oleh Bank Sentral untuk MENAMBAH atau MENGURANGI  jumlah uang yang beredar di masyarakat. Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

a. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy. Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar.

 b. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy).

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :

a. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation). Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga  pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar,  pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.

(6)

 b. Fasilitas Diskonto (Discount Rate). Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank  umum terkadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank  sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga  bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang  beredar berkurang.

c. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio). Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan  perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang,  pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar,  pemerintah menaikkan rasio cadangan wajib.

(7)

A.Keseimbangan Umum Pada Ekonomi Terbuka

 Sirkulasi Aliran Pendapatan Perekonomian Terbuka (Ekspor dan Impor)

Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem ekonomi yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan Negara-negara lain di dunia ini, karena kegiatan ekspor dan impor merupakan bagian yang pentingnya dalam kegiatan setiap perekonomian. Dalam ekonomi yang melakukan perdagangan luar  negeri, aliran pendapatan dan pengeluaran dapat dijelaskan sebagai berikut : apabila aliran aliran pendapatan dan pengeluaran diperhatikan maka akan didapati bahwa aliran yang berlaku dalam perekonomian terbuka adalah berbeda dengan perekonomian tiga sector sebagai akibar dari wujudnya kegiatan ekspor dan impor.

Secara fisik, ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang-barang  buatan dalam negeri ke luar Negara-negara lain. Pengiriman ini akan menimbulkan

aliran pengeluaran yang masuk ke sector perusahaan. Dengan demikian pengeluaran agregat akan meningkat sebagai akibat dari kegiatan mengekspor barang dan jasa dan  pada akhirnya keadaan ini akan menyebabkan peningkatan dalam pendapatan nasional.

Secara fisik, impor merupakan pembelian dan pemasukkan barang dari luar  negeri ke dalam negeri atau ke dalam suatu perekonomian. Aliran barang ininakan menimbulkan aliran keluar dari aliran pengeluaran dari sector rumah tangga ke sector   perusahaan. Aliran keluar ini yang akan menyebabkan menurunya pendapatan nasional.

Sebagaimana dari penjelasan sebelumnya, bahwa ekspor dan impor  mempengaruhi kegiatan dalam suatu perekonomian dan sirkulasi pendapatan yang  berlaku. Penggunaan faktor-faktor produksi oleh sector perusahaan akan mewujudkan aliran pendapatan ke sector rumah tangga. Aliran pendapatan ini meliputi gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan lainnya.

(8)

Dapat disimpulkan bahwa dalam perekonomian terbuka pengeluaran agregat meliputi lima jenis pengeluaran, yaitu :

1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga k eats barang barang yang dihasilkan didalam negeri. (Cdn)

2. Investasi perusahaan (I) untuk menambah kapasitas sector perusahaan menghasilkan barang dan jasa.

3. Pengeluaran pemerintah ke atas barang dan jasa yang diperoleh didalam negeri. (G) 4. Ekspor, yaitu pembelian Negara lain ke atas barang buatan perusahaan-perusahaan didalam negeri. (X)

5. Barang impor, yaitu barang yang dibeli dari luar negeri. (M)

Dengan demikian komponen pengeluaran agregat dalam perekonomian terbuka adalah pengeluaran rumah tangga ke atas barang buatan dalam negeri, investasi,  pengeluaran pemerintah, pengeluaran ke atas barang buatan dalam negeri (ekspor).

Pengeluaran agregat ini tersebut (AE) dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus :

AE = Cdn + I + G + X + M

 Faktor-faktor Penentu Ekspor dan Impor 

A. Faktor-faktor yang Menentukan Ekspor 

Suatu Negara dapat mengekspor barang produksinya ke Negara lain apabila  barang tersebut diperlukan Negara lain dan mereka tidak dapat memproduksi barang tersebut atau produksinya tidak dapat memenuhi keperluan dalam negeri. Ada faktor  terpenting yang menentukan ekspor suatu Negara yaitu kemampuan dari Negara tersebut untuk mengeluarkan barang-barang yang dapat bersaing dalam pasaran luar  negeri, baik dalam mutu, harga barang yang diekspor paling tidak sedikit sama baiknya

(9)

dengan yang diperjual-belikan dalam pasaran luar negeri, serta cita rasa masyarakat luar  negeri terhadap barang yang diekspor.Ada beberapa hal yang menyebabkan kemerosotan pada ekspor, yaitu bias terjadinya perubahan cita rasa penduduk luar  negeri, merosotnya keupayaan bersaing di pasar luar negeri serta terjadi permasalahan ekonomi yang sedang dialami diluar negeri.

B. Faktor-faktor yang Menentukan Impor 

Impor suatu Negara dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat. Semakin tinggi pendapatan, semakin .banyak impor yang akan dilakukan.Inflasi juga dapat menyebabkan secara keseluruhan barang buatan dalam negeri menjadi lebih mahal. Serta kemampuan suatu Negara menghasilkan barang yang lebih baik mutunya merupakan salah satu faktor yang menimbulkan perubahan impor terhadap tingkat  pendapatan nasional.

 Syarat Keseimbangan Perekonomian Terbuka

Syarat keseimbangan dalam perekonomian terbuka :

1. Efek perubahan ekspor dan impor terhadap keseimbangan pendapatan.

2. Suatu contoh angka untuk menunjukan keseimbangan dalam perekonomian terbuka dan perubahan keseimbangan tersebut.

Dalam perekonomian terbuka barang dan jasa yang diperjual-belikan di dalam negeri terdiri dari dua golongan barang, yaitu :

a. Yang di produksi di dalam negeri dan meliputi pendapatan nasional (Y)  b. Yang di impor dari luar negeri.

Dengan demikian dalam perekonomian terbuka penawaran agregat (AS) terdiri dari  pendapatan nasional (Y) dam impor (M), dalam rumus :

(10)

Sirkulasi aliran pendapatan dalam perekonomian terbuka telah menunjukkan bahwa  pengeluaran agregat (AE( meliputi lima komponen berikut : pengeluaran rumah tangga ke atas barang produksi dalam negeri (Cdn), investasi swasta (I),  pengeluaran pemerintah (G), ekspor (X), dan pengeluaran k eats impor (M), dalam

rumus :

(11)

B.Dampak Kebijakan Makro Ekonomi

Variabel ekonomi makro yang menjadi isu utama adalah pertumbuhan output, laju inflasi, pengangguran, dan neraca pembayaran. Variabel ekonomi makro tersebut saling terkait melalui pasar barang, pasar uang, pasar tenaga kerja, dan pasar saham yang membentuk keseimbangan internal (macro equilibrium) dan keseimbangan eksternal. Jika terjadi kegagalan panen pada suatu negara dimana kontribusi  pengeluaran pangan masyarakatnya lebih tinggi dari pengeluaran nonpangan, akan memberikan efek pada ekonomi makro. Gagal panen cenderung akan meningkatkan harga pangan.

Dengan asumsi hanya terdapat dua sektor dalam ekonomi, pangan dan nonpangan, harga pangan akan meningkat.Ini berimplikasi pengeluaran untuk pangan meningkat dan akan berimbas ke sektor nonpangan berupa penurunan harga dan inflasi akan meningkat.Sebaliknya, jika ada kenaikan produksi pangan. Dengan demikian, fluktuasi panen akan menyebabkan instabilitas, baik bagi konsumen beras, petani padi, maupun produsen manufaktur. Dalam kasus gangguan suplai positif dan ada intervensi  pemerintah, agar tidak terjadi penurnan harga ekses suplai tersebut perlu dikumpulkan. Pengumpulan pangan tersebut membutuhkan dana. Sebelum tahun 1999, digunakan dana Bank Indonesia (BI).

Ada dua kebijakan berbeda yang mungkin dijalankan terhadap uang yang digunakan untuk menahan dan/atau mendistribusikan suplai pangan. Kemungkinan  pertama, tidak ada “sterilisasi”. Pembelian excess supply menggunakan dana BI akan

meningkatkan suplai uang dan level harga agregat.

Kemungkinan kedua, BI melakukan  sterilisasi terhadap perubahan pada suplai uang yang digunakan untuk mengumpulkan dan/atau mendistribusikan suplai beras. Ji ka ini dilakukan berdasarkan satu untuk satu, hasilnya adalah sterilisasi sempurna. Dalam skenario ini, surplus panen tidak menyebabkan peningkatan suplai uang dan level harga

(12)

agregat. Pada kondisi pemerintah melakukan intervensi tanpa sterilisasi dan ekonomi dalam keadaan tertutup, berarti BI menambah penawaran uang ke pasar dan akan mempengaruhi keseimbangan di pasar uang.

 Dampak kebijakan makro Ekonomi Terhadap Perkembangan Industri Tekstil Indonesia

 Konstruksi Model Ekonomi Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia

Berdasarkan teori perusahaan, permintaan input diturunkan dari fungsi produksi setiap perusahaan dengan asumsi produsen memaksimumkan keuntungan dengan kendala teknologi

dan pasar (harga output dan input).Asumsi lainnya bahwa setiap perusahaan menghadapi pasar persaingan sempurna, baik pada pasar input maupun output, sehingga setiap perusahaan adalah price taker.

Penurunan permintaan input dan penawaran output tersebut membutuhkan syarat First Order Necessary Condition (FONC) dan Second Order Sufficient Condition (SOSC) dalam memaksimisasi keuntungan .Diasumsikan bahwa fungsi produksi dapat diturunkan (twice differentiable),permintaan perusahaan terhadap input tertentu mensyaratkan kondisiproduktivitas input (produk marginal) senilai dengan harganya.Komoditas tekstil sebagai derived demand dari komoditas garmen.Oleh sebab itu peubah-peubah yang terkandung di dalam persamaan permintaan tekstil domestik  tampak berbeda dengan permintaan final goods seperti pada umumnya.

Dalam penelitian ini, juga diasumsikan bahwa hanya terdapat satu jenis tekstil dan garmen yang diperdagangkan. Oleh sebab itu tekstil dan garmen dianggap sebagai komoditas yang kemudian dikonversi dalam satuan berat yang sama (ton). Faktor  konversi tersebut menggunakan perhitungan umum yang diaplikasikan oleh API. Sedangkan peubah harga komposit tekstil dan garmen di dalam negeri berdasarkan data yang diterbitkan oleh API dan peubah harga komposit tekstil dan garmen di luar negeri menggunakan proksi dari harga ekspor tekstil dangarmen dunia.Selain itu, Indonesia adalah termasuk negara kecil yang terbuka (small open economy).Kategori negara kecil atau besar didasarkan pada perilaku ekonominya, dimana Indonesia tidak dapat mempengaruhi harga dunia atau peubah harga dunia sebagai peubah eksogenus.

(13)

Menurut Houck(1986),bahwa negara impotir kecil menghadapi excess supply yang datar dan tidak mampu mempengaruhi harga dunia. Oleh sebab itu asumsi yang digunakan adalah negara kecil berperilaku sebagai price taker, baik di pasar input maupun pasar output. Selain itu biaya transportasi adalah nol serta tidak ada hambatan  perdagangan. Kondisi ini dikonstruksikan di dalam model dengan memposisikan  peubah harga tekstil dan garmen dunia sebagai peubah eksogen pada persamaan  produksi, ekspor, dan impor tekstil dan garmen domestik.Hubungan ekonomi antara  peubah dalam model diformulasikan berdasarkan teori ekonomi mikro, teori ekonomi makro, teori perdagangan internasional, dan hasil-hasil penelitian yang terkait. Tanda  parameter dugaan menjadi bentuk lain dari hipotesis yang ditindaklanjuti Ekonomi

Moneter dan Perbankan.

 Dampak Kebijakan Makro Ekonomi Terhadap Harga Pangan

 Konsep Pangan

Menurut Undang-undang No 7 tahun 1996 yang mengatur tentang pangan (Pemerintah Republik Indonesia,1996), pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan  pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan,  pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman. Karena berkaitan dengan kebijakan harga pangan dan tidak semua komoditas pangan melibatkan pemerintah dalam bentuk kebijakan harga pangan maka tidak semua komoditas pangan akan dianalisis. Untuk itu digunakan kelompok pangan utama yang ada kaitannya dengan  program kebijakan harga pangan.

 Kebijakan Harga Pangan

Salah satu tujuan kebijakan harga pertanian adalah menstabilkan harga pertanian agar mengurangi ketidakpastian usahatani, serta menjamin harga pangan yang stabil  bagi konsumen dan stabilitas harga di tingkat makro. Selanjutnya dikatakan, kebijakan harga pertanian dapat dilakukan melalui berbagai instrumen, yaitu kebijakan  perdagangan, kebijakan nilai tukar, pajak dan subsidi, serta intervensi langsung. Secara

(14)

tidak langsung stabilisasi harga dapat juga dilakukan melalui kebijakan pemasaran output dan kebijakan input. Kebijakan input antara lain berupa subsidi harga sarana  produksi yang diberlakukan pemerintah terhadap pupuk, benih, pestisida, dan kredit. Berdasarkan penyebabnya, kebijakan stabilisasi harga atau stabilisasi harga dapat dilakukan dengan melakukan kebijakan harga pangan, yaitu kebijakan harga dasar  ( floor price) dan kebijakan harga tertinggi (ceiling price). Kebijakan ini menyebabkan ketidakseimbangan pasar sehingga diperlukan kebijakan pendukung, yaitu melakukan stok atau ekspor saat kebijakan harga dasar ditetapkan dan melakukan operasi pasar saat kebijakan harga atap ditetapkan.

 Pengendalian Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi

Dengan mengetahui penyebab inflasi, dapat dijadikan dasar untuk  mengendalikan inflasi dalam bentuk target inflasi untuk menjaga stabilitas ekonomi. Brooks dalam Debelle menunjukkan bahwa Negara yang melakukan target inflasi, rata-rata tingkat inflasi dan keragamannya telah menurun secara substansial dan  pertumbuhan outputnya menjadi lebih tinggi dengan keragaman inflasi dan output yang

lebih rendah. Kondisi perekonomian seperti ini lebih baik dari kondisi sebaliknya.

Di Indonesia kebijakan target inflasi diawali tahun 1999 dan hasil analisis CSIS (berbagai terbitan), menunjukkan target inflasi Bank Indonesia untuk tahun 2000 - 2002 tidak dapat tercapai. Kegagalan tersebut disebabkan oleh meningkatnya permintaan uang, kondisi politik yang tidak pasti, dan adanya musim kemarau yang menyebabkan naiknya harga bahan makanan. Di Negara maju, harga bahan makanan dan situasi  politik, sudah tidak signifikan mempengaruhi target inflasi, kecuali faktor-faktor 

moneter.Pada periode 1970-1979 sumbangan bahan makanan dalam inflasi mencapai 57,47 persen dan menurun menjadi 31.17 persen pada periode tahun 1990-1998. Hal ini mengindikasikan pembangunan pertanian dan kebijakan pendukungnya berhasil meredam peningkatan harga bahan pangan sehingga tidak lagi menjadi sumber 

(15)

 penyebab utama inflasi seperti pada periode 1960  –  1970. Namun karena kuatnya hubungan harga beras terhadap komoditas lain, maka stabilisasi harga beras tetap menjadi bagian strategis dari stabilisasi ekonomi.

Hal yang sama terjadi di beberapa negara, seperti yang disitir maupun yang dihasilkan dari studi Kannapiran menunjukkan skim stabilitas harga komoditas dapat mengurangi instabilitas ekonomi makro, tetapi pada beberapa hasil penelitian ada yang menciptakan sedikit fluktuasi, khususnya pada balance of payment  dan stabilitas moneter. Hal itu disebabkan kebijakan stabilitas harga tidak memberikan kontribusi yang baik terhadap manajemen ekonomi makro. Penelitian menunjukkan bahwa laju inflasi dipengaruhi oleh harga riil beras eceran, peningkatan harga dasar gabah lebih menguntungkan petani padi, konsumen beras tetap diuntungkan (ketahanan pangan meningkat), dan stabilitas ekonomi makro terjaga (pertumbuhan ekonomi meningkat,  pengangguran berkurang dan inflasi mengalami penurunan).

 Indikator dan Stabilitas Ekonomi Makro

Indikator ekonomi makro yang dimaksud disini adalah inflasi, kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi, dan neraca perdagangan (proksi dari neraca pembayaran) yang merupakan indikator kunci. Variabel ekonomi makro tersebut saling terkait melalui pasar barang, pasar uang, pasar tenaga kerja, serta pasar saham yang membentuk keseimbangan internal (macro equilibrium) dan keseimbangan eksternal (balance of payment-BOP ). Selain itu, variabel ekonomi makro lain yang diamati adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, suku bunga bank, penawaran uang, dan investasi.Jika suatu guncangan menimbulkan fluktuasi yang besar pada variabel ekonomi makro, maka dapat dikatakan stabilitas ekonomi makro rentan terhadap guncangan tersebut.Sebaliknya, jika dampaknya menimbulkan fluktuasi yang kecil, maka dapat dikatakan stabilitas ekonomi makro stabil.

(16)

Ukuran yang digunakan dalam mengukur stabilitas dalam studi ini adalah dampak guncangan/ shock terhadap:

(1) perbedaan nilai awal dan akhir variabel endogen.

(2) besarnya variasi yang dilihat dari amplitudo fluktuasi variabel endogen, dan

(3) panjangnya waktu fluktuasi variabel endogen untuk mencapai pada keseimbangan. (4) koefisien variasi.

Tujuan utama kebijakan harga pangan adalah untuk menjaga stabilitas harga  pangan agar tingkat inflasi dapat dikendalikan. Selanjutnya tingkat inflasi mempengaruhi suku bunga di pasar uang. Kemudian suku bunga mempengaruhi investasi di pasar barang. Inflasi juga mempengaruhi permintaan tenaga kerja di pasar  tenga kerja dan seterusnya ada keterkaitan antara variable ekonomi makro, sehingga terjadi keseimbangan.Adanya keterkaitan antara variabel secara simultan yang saling mempengaruhi maka hubungan diantaranya lebih tepat jika dispesifikasi dalam model VAR (Vector Autoregressive).

Referensi

Dokumen terkait

Maryetta Monalisa: Dampak Aliran Modal Asing, Utang Luar Negeri, dan Perdagangan Internasional..., 2006... Maryetta Monalisa: Dampak Aliran Modal Asing, Utang Luar Negeri,

- Indonesia menjadi jalur perdagangan dari seluruh dunia sehingga barang-barang dari Indonesia banyak di ekspor ke luar negeri. - Banyak pendapatan dari pajak dan juga

Pengaruh atau hubungan antara perubahan pengeluaran pemerintah terhadap kegiatan ekonomi dapat pula dijelaskan sebagai berikut: Pertama, pengeluaran pemerintah akan

 Pada masa pemerintahan Megawati, kerjasama ekonomi dan politik luar negeri tidak begitu determinis di bawah kendali sebuah negara.  Di masa pemerintahan Megawati, kerjasama

“…Bahwa perdagangan luar negeri dapat memberikan sumbangan yang pada akhirnya akan mampu memberikan sumbangan yang mampu memperlaju perkembangan ekonomi dan perdagangan dengan

Pengaruh atau hubungan antara perubahan pengeluaran pemerintah terhadap kegiatan ekonomi dapat pula dijelaskan sebagai berikut: Pertama , pengeluaran pemerintah akan

Perdagangan luar negeri merupakan suatu sarana penting bagi pertumbuhan ekonomi untuk memperbesar kemampuan konsumsi suatu negara. Aktivitas perdagangan luar negeri,

Kesimpulan Dari hasil analisis dalam penelitian ini, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: Keberadaan variabel Pertumbuhan Ekonomi, Pajak, Utang Luar Negeri,