• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PEMBELAJARAN EKONOMI MAKRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODUL PEMBELAJARAN EKONOMI MAKRO"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MODUL PEMBELAJARAN

EKONOMI MAKRO

Tim Penyusun:

Dr. Agr. Sc. Ernoiz Antriyandarti, S.P., M.P., M.Ec.

Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si.

Dr. Ir. Sri Marwanti, M.S.

Ir. Agustono, M.Si.

Dr. Ir. Minar Ferichani, M.P.

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2021

(3)
(4)

Modul Pembelajaran Ekonomi Makro

Penulis : Dr. Agr. Sc. Ernoiz Antriyandarti, S.P., M.P., M.Ec.

Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si.

Dr. Ir. Sri Marwanti, M.S.

Ir. Agustono, M.Si.

Dr. Ir. Minar Ferichani, M.P.

Desain Cover : Jaka Susila Layout isi : Jaka Susila Preliminary : i - vi Halaman Isi : 1 - 86 Ukuran Buku : 17,5 x 25 cm Gambar Sampul : Freepik Cetakan Pertama, Juni 2021 ISBN 978-623-7565-77-2 Diterbitkan:

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Hak Cipta © pada penulis.

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014.

Dilarang memperbanyak/memperluas dalam bentuk apapun tanpa izin dari penulis dan penerbit.

Dicetak:

CV. INDOTAMA SOLO Penerbit & Supplier Bookstore Jl. Pelangi Selatan, Perum PDAM,

Kepuhsari, Mojosongo, Jebres, Surakarta 57127 Telp. 085102820157, 08121547055, 081542834155

E-mail: [email protected], [email protected] Anggota IKAPI No. 165/JTE/2018

(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan Buku Modul Pembelajaran Ekonomi Makro ini dapat terselesaikan. Modul Pembelajaran ini disusun guna sebagai pedoman bagi mahasiswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran dan praktikum Ekonomi Makro beserta cara penyusunan laporannya.

Semoga dengan adanya Buku Modul Pembelajaran Ekonomi Makro ini, semua tahapan pembelajaran dan pelaksanaan praktikum dapat berjalan dengan baik dan terarah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Tim Penyusun berharap semoga buku ini dapat memberikan manfaat baik bagi praktikan maupun semua pihak yang berkepentingan. Tim Penyusun sangat berterima kasih apabila ada saran dan masukan yang membangun.

Tim Penyusun

(7)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vi

Deskripsi Mata Kuliah ... 1

Bagian 1 Pendahuluan ... 13

Bagian 2 Perekonomian Tertutup ... 16

Bagian 3 Perekonomian Terbuka... 18

Bagian 4 Komponen dan Perhitungan Pendapatan Nasional ... 23

Bagian 5 Teori Tenaga Kerja dan Inflasi ... 28

Bagian 6 Teori Pertumbuhan ... 32

Bagian 7 Kebijakan Stabilisasi Perekonomian ... 36

Bagian 8 Teori Konsumsi ... 38

Bagian 9 Teori Investasi ... 40

Bagian 10 Teori Fiskal ... 44

Bagian 11 Teori Uang (Moneter) ... 47

Bagian 12 Keseimbangan Perekonomian Agregat dengan Simulasi Kurva IS-LM ... 49

Bagian 13 Agregat Demand dan Agregat Supply dan Komponen Penyusunnya ... 54

Bagian 14 Teori Ekspor-Impor dan Balance of Payment (BoP) ... 57

Panduan Praktikum ... 60

Penutup ... 86

(8)

Deskripsi Mata kuliah

Mata Kuliah Ekonomi Makro ini merupakan mata kuliah wajib pada semester 4 di Prodi Agribisnis dengan kode mata kuliah AB401B dan AB401B. Pada Mata Kuliah Ekonomi Makro ini akan dibahas materi mengenai perekonomian tertutup dan terbuka, aliran ekonomi makro, komponen dan perhitungan pendapatan nasional, teori tenaga kerja dan inflasi, pertumbuhan, kebijakan stabilisasi perekonomian, teori konsumsi dan investasi, fiskal, teori uang dan moneter, keseimbangan perekonomian agregat dengan simulasi kurva IS-LM, agregat demand an agregat supply dan komponen penyusunnya, teori ekspor-impor dalam analisis Balance of Payment (BOP).

Perkuliahan pada Mata Kuliah Ekonomi Makro ini mempunyai bobot SKS 2-1, dimana ada 2 SKS untuk teori dan 1 SKS untuk praktikum. Pada modul ini juga akan disajikan tentang panduan praktikum Ekonomi Makro.

Waktu pembelajaran tatap muka dengan alokasi 2 x 50 menit (110 menit) dan praktikum dengan alokasi 170 menit per minggu per semester. Pada Mata Kuliah Ekonomi Makro terdapat 16 pertemuan dengan 14 pertemuan tatap muka, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester. Perkuliahan ini juga ada tugas terstruktur dan evaluasi, dimana cara dan panduan penilaiannya berdasarkan rubrik.

Adapun Capaian Pembelajaran Lulusan dari Mata Kuliah Ekonomi Makro ini adalah sebagai berikut:

ELO 4 : Mampu mengaplikasikan konsep spesifik dalam sub bidang ekonomi pertanian dan manajemen agribisnis

ELO 5 : Mampu belajar secara mandiri, mampu mengevaluasi kemampuan diri dan adaptif terhadap perubahan

ELO 6 : Mampu berkomunikasi efektif secara lisan dan tertulis

ELO 8 : Mampu melakukan penelitian dan menghasilkan tulisan ilmiah di bidang agribisnis

(9)

CPMK pada Mata Kuliah Ekonomi Makro yaitu:

4.1 Menerapkan konsep ekonomi sumber daya untuk menganalisis dan menyelesaikan masalah terkait pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya pertanian

4.2 Menerapkan konsep pembangunan pertanian untuk menganalisis dan merumuskan kebijakan pembangunan di bidang pertanian

4.3 Menerapkan konsep bisnis dan manajemen untuk mengelola agribisnis secara parsial maupun terintegrasi

5.1 Memiliki kemampuan mencari sumber informasi

6.1 Mampu menyusun deskripsi scientific hasil kajian berdasarkan kaidah ilmiah

8.1 Mampu mengidentifikasi dan menganalisis masalah di bidang agribisnis 8.2 Mampu menggunakan metode kuantitatif atau kualitatif untuk

mengambil alternatif keputusan dalam menyelesaikan masalah di bidang agribisnis

8.3 Mampu menghasilkan tulisan ilmiah di bidang agribisnis.

Referensi yang digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran Mata Kuliah Ekonomi Makro adalah sebagai berikut:

1. Mankiw, N. G. 2009. Macroeconomics. Fifth Edition. Worth Publishers, New York

2. Blanchard, O. 2017. Macroeconomics, 7th Edition. Pearson. New York.

3. Jurnal relevan

(10)

TahapKemampuan akhir/Sub-CPMK (kode CPL) Materi Pok

okReferensi

Metode Pembelajaran WaktuPengalaman Belajar

Penilaian* LuringDaring

Indikator (tingkat Taksonomi) C-A-P

Teknik penilaian dan bobot

12345678910 1Mampu menjelaskan ruang lingkup ekonomi makro. 4.1, 4.2, 4.3, 5.1, 6.1

Pendahuluan: Kontrak belajar Ruang lingkup ekonomi makro

1, 2, 3(SCL); membaca e-book dan diskusi Ceramah dan diskusi; Student Centre Learning

100 menit-C1, P1Tes lisan/10 2Mampu menjelaskan menjelaskan Perekonomian Tertutup. 4.1, 4.2, 4.3, 5.1, 6.1

Perekonomian tertutup1, 2, 3(SCL); membaca e-book dan diskusi Ceramah dan diskusi; Student Centre Learning 100 menitPresentasi dan diskusi materi perekonomian tertutup (tugas kelompok)

C2, P17.5 3Mampu menjelaskan, Perekonomian Terbuka dan Aliran Ekonomi Makro 4.1, 4.2, 4.3, 5.1, 6.1

Perekonomian terbuka Aliran ekonomi makro 1, 2, 3(SCL); membaca e-book, e-journal, diskusi, dan menyimak video pembelajaran Ceramah dan diskusi; Student Centre Learning

100 menitPresentasi dan diskusi materi perekonomian terbuka dan aliran ekonomi makro (tugas kelompok).

C1, P17.5

(11)

TahapKemampuan akhir/Sub-CPMK (kode CPL) Materi Pok

okReferensi

Metode Pembelajaran WaktuPengalaman Belajar

Penilaian* LuringDaring

Indikator (tingkat Taksonomi) C-A-P

Teknik penilaian dan bobot

12345678910 4Mampu menjelaskan Komponan dan perhitungan pendapatan nasional. Dapat meng- aplikasikan simulasi penghitungan pendapatan nasional. 4.1, 4.2, 4.3, 5.1, 6.1, 8.1, 8.2,8.3 Komponan dan Perhitungan pendapatan nasional

1, 2, 3(SCL); membaca e-book, e-journal, diskusi, dan tugas dengan data sekunder Ceramah dan diskusi; Student Centre Learning

100 menitSimulasi penghitungan pendapatan nasional dengan kasus-kasus tertentu (tugas individu).

C1, P110 5Mahasiswa dapat menjelaskan teori tenaga kerja dan inflasi. 4.1, 4.2, 4.3, 5.1, 6.1, 8.1, 8.2,8.3

Teori tenaga kerja dan inflasi.1, 2, 3(SCL); membaca e-book, e-journal, diskusi, dan menyimak video pem- belajaran Ceramah dan diskusi; Student Centre Learning

100 menitMengamati dan menganalisis fenomena pengangguran dan inflasi yang terjadi pada kondisi terkini (diskusi kelas dan online).

C2, P15

(12)

TahapKemampuan akhir/Sub-CPMK (kode CPL) Materi Pok

okReferensi

Metode Pembelajaran WaktuPengalaman Belajar

Penilaian* LuringDaring

Indikator (tingkat Taksonomi) C-A-P

Teknik penilaian dan bobot

12345678910 6Mampu menjelaskan teori pertumbuhan 4.1, 4.2, 4.3, 5.1, 6.1, 8.1, 8.2,8.3 Penyimpangan asumsi klasik1, 2,3(SCL); membaca e-book, e-journal, diskusi, dan tugas individu Ceramah dan diskusi; Student Centre Learning

100 menitReview jurnal internasional yang berkaitan dengan teori pertumbuhan (tugas individu).

C2, P115 7Mampu menjelaskan kebijakan stabilisasi perekonomian 4.1, 4.2, 4.3, 5.1, 6.1, 8.1, 8.2,8.3

Kebijakan stabilisasi perekonomian 1, 2, 3(SCL); membaca e-book, e-journal, dan diskusi Ceramah dan diskusi; Student Centre Learning

100 menitDiskusi materi kebijakan stabilisasi perekonomian dan realita yang terjadi pada kondisi terkini (diskusi kelas dan online).

C2, P15 8UTS Ujian Tengah Semester100 menit50

(13)

TahapKemampuan akhir/Sub-CPMK (kode CPL) Materi Pok

okReferensi

Metode Pembelajaran WaktuPengalaman Belajar

Penilaian* LuringDaring

Indikator (tingkat Taksonomi) C-A-P

Teknik penilaian dan bobot

12345678910 9Mampu menjelaskan teori Konsumsi 4.1, 4.2, 4.3, 5.1, 6.1, 8.1, 8.2,8.3 Variable dummy dan distributed lag

1, 2Ceramah dan diskusi; Student Centre Learning (SCL); penayangan video kegiatan konsumsi, membaca e-book, e-journal, diskusi, menyimak video pembelajar- an, dan tugas kelompok 100 menitDiskusi materi teori konsumsi (tugas kelompok).

C1, P17.5 10Mampu menjelaskan Teori Investasi. 4.1, 4.2, 4.3, 5.1, 6.1, 8.1, 8.2,8.3

Teori Investasi.1, 2Ceramah dan diskusi; Student Centre Learning (SCL); penayangan video kegiatan konsumsi, membaca e-book, e-journal, diskusi, menyimak video pembelajaran, dan tugas kelompok 100 menitDiskusi materi teori investasi (tugas kelompok).

C1, P17.5

(14)

TahapKemampuan akhir/Sub-CPMK (kode CPL) Materi Pok

okReferensi

Metode Pembelajaran WaktuPengalaman Belajar

Penilaian* LuringDaring

Indikator (tingkat Taksonomi) C-A-P

Teknik penilaian dan bobot

12345678910 11Mampu menjelaskan menjelaskan Teori Fiskal 4.1, 4.2, 4.3, 5.1, 6.1, 8.1, 8.2,8.3 Teori fiskal.1, 2Ceramah dan diskusi; Student Centre Learning (SCL); membaca e-book, e-journal, dan diskusi, 100 menitDiskusi penerapan kebijakan fiskal di Indonesia (diskusi kelas).

C1, P15 12Mampu menjelaskan Teori Uang (moneter). 4.1, 4.2, 4.3, 5.1, 6.1, 8.1, 8.2,8.3

Teori uang (moneter)1, 2Ceramah dan diskusi; Student Centre Learning (SCL); membaca e-book, e-journal, dan diskusi, 100 menitDiskusi penerapan kebijakan moneter di Indonesia (diskusi kelas).

C1, P15 13Mampu menjelaskan keseimbangan perekonomian agregat dengan simulasi kurva IS-LM . 4.1, 4.2, 4.3, 5.1, 6.1, 8.1, 8.2,8.3

Keseimbangan perekonomian agregat dengan simulasi kura IS-LM.

1, 2Ceramah dan diskusi; Student Center Learning (SCL); membaca e-book, e-journal, diskusi, dan tugas individu 100 menitPengilustrasian keseimbangan perekonomian agregat dengan simulasi kurva IS-LM (tugas individu).

C1, P110

(15)

TahapKemampuan akhir/Sub-CPMK (kode CPL) Materi Pok

okReferensi

Metode Pembelajaran WaktuPengalaman Belajar

Penilaian* LuringDaring

Indikator (tingkat Taksonomi) C-A-P

Teknik penilaian dan bobot

12345678910 14Mampu menjelaskan agregat demand dan agregat supply dan komponen penyusunnya. 4.1, 4.2, 4.3, 5.1, 6.1, 8.1, 8.2,8.3 Agregat demand dan agregat supply dan komponen penyusunnya.

1, 2Ceramah dan diskusi; Student Center Learning (SCL); membaca e-book, e-journal, diskusi, dan tugas individu 100 menitPengilustrasian agregat demand dan aggregate supply dengan Kurva AD dan AS (tugas individu).

C3, P110 15Mampu menjelaskan teori ekspor-impor dan Balance of Payment (BOP). 4.1, 4.2, 4.3, 5.1, 6.1, 8.1, 8.2,8.3

Teori ekspor- impor dan Balance of Payment (BOP)

1, 2Ceramah dan diskusi; Student Center Learning (SCL); membaca e-book, e-journal, diskusi, dan data set ekspor-impor untuk simulasi 100 menitDiskusi materi teori ekspor-impor dan Balance of Payment (BOP) dan simulasi menghitung BOP di kelas.

C3, P15 16UASUjian Akhir Semester100 menitC250 *Rubrik Kriteria Penilaian terlampir

(16)

RUBRIK PENILAIAN UJIAN DAN KUIS EKONOMI MAKRO

UAS

No Aspek

Penilaian (85-100) (75-84) (61-74) (0-60) 1 Mahasiswa

mampu menjelaskan dengan tepat mengenai materi yang ditanyakan (materi 1-7)

Tingkat ketepatan jawaban 85-100%

Tingkat ketepatan jawaban 75-84%

Tingkat ketepatan jawaban 61-74%

Tingkat ketepatan jawaban 60%

(100) (75) (60) (55)

2 Kejujuran dalam

menjawab soal Frekuensi kecurangan 0 kali (Berita acara)

Frekuensi kecurangan 1 kali (Berita acara)

Frekuensi kecurangan 2 kali (Berita acara)

Frekuensi kecurangan lebih dari 2 kali(Berita acara)

Jumlah nilai total (Tk)

Perhitungan Nilai Keterampilan UTS

No Aspek

Penilaian (85-100) (75-84) (61-74) (0-60) 1 Mahasiswa

mampu menjelaskan dengan tepat mengenai materi yang ditanyakan (materi 9-15)

Tingkat ketepatan jawaban 85-100%

Tingkat ketepatan jawaban 75-84%

Tingkat ketepatan jawaban 61-74%

Tingkat ketepatan jawaban 60%

(100) (75) (60) (55)

2 Kejujuran dalam

menjawab soal Frekuensi kecurangan 0 kali (Berita acara)

Frekuensi kecurangan1 kali (Berita acara)

Frekuensi kecurangan 2 kali (Berita acara)

Frekuensi kecurangan lebih dari 2 kali (Berita acara) Jumlah nilai

total (Tk)

Perhitungan Nilai Keterampilan

(17)

KUIS

No Aspek

Penilaian (85-100) (75-84) (61-74) (0-60) 1 Mahasiswa

mampu menjelaskan dengan tepat materi yang sudah disampaikan

Tingkat ketepatan jawaban 85-100%

Tingkat ketepatan jawaban 75-84%

Tingkat ketepatan jawaban 61-74%

Tingkat ketepatan jawaban 60%

(100) (75) (60) (55)

2 Kejujuran dalam menjawab soal

Frekuensi kecurangan 0 kali (Berita acara)

Frekuensi kecurangan 1 kali (Berita acara)

Frekuensi kecurangan 2 kali (Berita acara)

Frekuensi kecurangan lebih dari 2 kali (Berita acara) Jumlah nilai

total (Tk)

Perhitungan Nilai Keterampilan

Skala nilai Ujian dan Kuis Ekonomi Makro

Rentang Skor

(Skala 100) Angka Huruf

≥ 85 80 – 84 75 – 79 70 – 74 65 – 69 60 – 64 55 - 59

< 55

4,00 3,70 3,30 3,00 2,70 2,00 1,00 0,00

A A- B+

B C+

C D E

(18)

RUBRIK ANALITIK UNTUK PENILAIAN TUGAS/MAKALAH TANPA PRESENTASI EKONOMI MAKRO

Aspek yang

dinilai (85-100) (75-84) (61-74) (0-60)

Substansi yang dikaji

Tingkat kesesuaian 85-100%

dengan aspek- aspek materi yang dikaji dalam tugas/

makalah

Tingkat kesesuaian 75-84% dengan aspek-aspek materi yang dikaji dalam tugas/makalah

Tingkat kesesuaian 61-74% dengan aspek-aspek materi yang dikaji dalam tugas/makalah

Tingkat kesesuaian 0-60% dengan aspek-aspek materi yang dikaji dalam tugas/makalah

Kesesuaian dengan sistematika makalah/tugas

Tingkat kesesuaian 85-100%

dengan sistematika makalah/

tugas (semua poin dalam sistematika panduan tugas/

makalah ada)

Tingkat kesesuaian 75-84% dengan sistematika makalah/tugas (satu poin dalam sistematika panduan tugas/

makalah tidak ada)

Tingkat kesesuaian 61-74% dengan sistematika makalah/tugas (dua poin dalam sistematika panduan tugas/

makalah tidak ada)

Tingkat kesesuaian 0-60% dengan sistematika makalah/tugas (lebih dari dua poin dalam sistematika panduan tugas/

makalah tidak ada)

Ketepatan waktu pengumpulan tugas/makalah

Pengumpulan lebih awal/tepat sesuai deadline

Pengumpulan 1 hari setelah deadline

Pengumpulan lebih 1 hari dari deadline

Tidak me- ngumpulkan tugas/makalah

(19)

PANDUAN PAPER Halaman judul

Daftar isi

Daftar tabel (jika ada) Daftar gambar (jika ada) Daftar lampiran (jika ada) A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang (sesuai judul yg diambil) 2. Permasalahan

3. Tujuan

B. TINJAUAN PUSTAKA C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pembahasan Hasil D. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan 2. Saran DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN: Data yang digunakan

(20)

Bagian 1

penDahuluan

A. Pengertian Ekonomi Makro

Ilmu yang mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian sebagai suatu keseluruhan, sehingga membahas perilaku negara, masyarakat atau kelompok masyarakat. Ilmu ini mempelajari perilaku ekonomi agregat misalnya pendapatan nasional, peluang kerja, output dan lain-lain pada skala nasional.

B. Ruang Lingkup Teori Ekonomi Makro 1. Tingkat Harga dan Laju Inflasi

Inflasi menunjukkan kenaikan dalam tingkat harga umum.

Sedangkan, laju inflasi adalah tingkat perubahan tingkat harga umum. Lawan dari inflasi adalah deflasi, yaitu penurunan tingkat harga umum.

Laju inflasi (tahun t) =

x 100%

Pandangan Keynes tentang Inflasi yaitu inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan perekonomiannya Keadaan di mana permintaan masyarakat akan barang-barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia sehingga timbul apa yang disebut dengan inflationary gap (celah inflasi).

(21)

2. Kesempatan Kerja (Employment) a. Unemployment Rate (U):

U = (∑ AKP/ ∑AK) x 100%

AKP = Angkatan kerja yang menganggur AK = Total angkatan kerja

b. Jenis pengangguran:

1) Pengangguran friksional yaitu pengangguran karena keluar masuknya tenaga kerja dalam perekonomian.

2) Pengangguan struktural yaitu pengangguran karena perubahan struktur ekonomi.

3) Pengangguran defisiensi permintaan yaitu pekerjaan yang ada lebih sedikit dibanding yang menganggur.

4) Pengangguran alamiah yaitu pengangguran saat per- ekonomian berada dalam keadaan full employment.

3. Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional menerangkan tentang nilai barang- barang dan jasa-jasa yang diproduksikan suatu negara dalam suatu tahun tertentu. Pendapatan nasional selanjutnya dapat dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu:

a. Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu produk keseluruhan yang dihasilkan oleh warga negara suatu negara tertentu.

b. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP), yaitu produk keseluruhan yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara tertentu.

Untuk menentukan tingkat dan pertambahan kemakmuran penduduk perlu dihitung pendapatan per kapita per tahun, dengan rumus sebagai berikut:

a. Pendapatan per Kapita (t) = (GNPt /Jml Penduduk t ) = X

(22)

b. Pendapatan per Kapita (t+1) = (GNPt+1 /Jml Penduduk t+1)

= Y

4. Kebijakan Ekonomi Makro a. Kebijakan fiskal

Kebijakan fiskal dapat diartikan sebagai tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam bidang anggaran belanja negara dengan maksud untuk mempengaruhi jalannya per- ekonomian. Anggaran belanja negara terdiri dari penerimaan atas pajak, pengeluaran pemerintah (goverment expenditure) dan transfer pemerintah (goverment transfer). Biaya transfer pemerintah merupakan pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang tidak menghasilkan balas jasa secara langsung.

Contohnya yaitu pemberian beasiswa kepada mahasiswa, bantuan bencana alam dan sebagainya. Salah satu pengaruh penerapan kebijakan fiskal adalah pada pendapatan nasional.

b. Kebijakan moneter

Kebijakan moneter dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Kebijakan moneter yang bersifat kuantitatif, yaitu kebijak- an umum yang bertujuan untuk mempengaruhi jumlah penawaran uang dan tingkat bunga dalam perekonomian.

2) Kebijakan moneter yang bersifat kualitatif.

(23)

Bagian 2

perekonoMian tertutup

Perekonomian tertutup merupakan sistem perekonomian yang tidak melibatkan mitra dalam berkegiatan, atau dapat disebut menutup sistemnya pada dunia internasional. Peran masyarakat luar negeri tidak dibutuhkan dalam sistem tersebut. Maka dari itu, negara dengan sistem perekonomian tertutup mengandalkan sumber daya lokal untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan domestiknya. Kegiatan ekspor dan impor sangat terbatas, sehingga pemerintah pada negara dengan sistem perekonomian tertutup sangat memaksimalkan penggunaan produk lokal dan mengembangkannya agar tidak tertinggal dari dunia luar. Sistem ekonomi tertutup juga mencegah bisnis dan individu menggunakan uang negara untuk melakukan pembelian di luar perbatasannya.

Beberapa negara dengan sisem perekonomian yang tertutup adalah Korea Utara, Myanmar, Zimbabwe, dan Venezuela. Negara- negara tersebut beberapa mengalami kemunduran seperti Venezuela dan Zimbabwe dan ada pula yang dapat bertahan dan sedikit membuka aksesnya kepada negara luar seperti Korea Utara dan Myanmar.

Negara-negara tersebut dapat menjadi pelajaran bagi Indonesia apakah pantas dilakukan penerapan sistem perekonomian tertutup di negara kita.

Suatu negara dengan sistem perekonomian tertutup memiliki dampak yang menguntungkan juga dapat merugikan. Risiko suatu negara menerapkan sistem perekonomian tertutup adalah kelangkaan A. Perekonomian Tertutup

B. Dampak Perekonomian Tertutup

(24)

sumber daya akibat terlalu banyak digunakan. Kegiatan mitra antar negara juga jarang bahkan hampir tidak dapat dilakukan, sehingga menimbulkan kurangnya ilmu dan wawasan mengenai dunia luar.

Hal tersebut dapat menyebabkan kemunduran kualitas sumber daya manusia, ditambah dengan akses mereka yang terbatas untuk mengetahui apa saja yang terjadi di luar negara mereka. Investasi dari luar negeri juga tidak dapat dilakukan, yang menyebabkan nihilnya arus modal dari suatu negara.

Akan tetapi, terdapat pula keuntungan dari penerapan sistem perekonomian tertutup. Pereknomian pada negara yang tertutup tidak akan terpengaruh ketika terjadi krisis ekonomi dunia. Negara juga tahan terhadap krisis moneter dikarenakan tidak tergantung pada sistem pasar bebas. Hal tersebut dapat menjadikan negara yang mandiri dan tidak terlalu menggantungkan perekonomiannya terhadap negara lain.

(25)

Bagian 3

Perekonomian TerBuka

A. Perekonomian Terbuka 1. Pengertian

Perekonomian terbuka adalah perekonomian yang melibatkan diri dalam perdagangan internasional (ekspor dan impor) barang dan jasa serta modal dengan negara-negara lain. Pada sistem ekonomi yang terbuka, terdapat kemungkinan dari produsen untuk melakukan kegiatan ekspor barang dan produk dagangan dengan tujuan pasar-pasar di negara lain atau sebaliknya melakukan kegiiatan impor atas bahan mentah dan bahan penolong serta mesin atau barang jadi dari luar negara. Sistem perekonomian terbuka dapat disebut juga dengan perekonomian empat sektor.

Proses perekonomian terbuka ini akan diselenggarakan suatu kegiatan transaksi dalam skala yang luas yaitu lingkup dunia.

Keempat sektor tersebut sebagai berikut:

a. Sektor Rumah Tangga (Households Sector) yang terdiri dari sekelompok individu yang dianggap homogen dan identik.

b. Sektor Perusahaan (Firms Sector) yang terdiri dari sekelompok perusahaan yang memproduksi barang dan layanan.

c. Sektor Pemerintah (Government Sector) yang memiliki kewenangan politik untuk mengatur kegiatan masyarakat dan perusahaan.

d. Sektor Asing (Foreign Sector) yaitu sektor ekonomi dunia, di mana ekonomi melakukan transaksi ekspor-impor

2. Komponen Pengeluaran Agregat dalam Perekonomian Terbuka Penggunaan faktor-faktor produksi oleh sektor perusahaan akan mewujudkan aliran pendapatan ke sektor rumah tangga.

(26)

Aliran pendapatan ini meliputi gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan lainnya. Perekonomian terbuka memiliki lima jenis pengeluaran agregat yaitu:

a. Pengeluaran konsumsi rumah tangga ke atas barang barang yang dihasilkan didalam negeri. (Cdn)

b. Investasi perusahaan (I) untuk menambah kapasitas sektor perusahaan menghasilkan barang dan jasa.

c. Pengeluaran pemerintah ke atas barang dan jasa yang diperoleh didalam negeri. (G)

d. Ekspor, yaitu pembelian Negara lain ke atas barang buatan perusahaan-perusahaan didalam negeri. (X)

e. Barang impor, yaitu barang yang dibeli dari luar negeri. (M) Dengan demikian komponen pengeluaran agregat dalam perekonomian terbuka adalah pengeluaran rumah tangga ke atas barang buatan dalam negeri, investasi, pengeluaran pemerintah, pengeluaran ke atas barang buatan dalam negeri (ekspor).

Pengeluaran agregat ini tersebut (AE) dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus:

AE = Cdn + I + G + X + M

B. Aliran Ekonomi Makro

Teori ekonomi makro lahir dari kritik Keynes terhadap Teori Ekonomi Kalsik. Sebaliknya, kritik Keynes mendapat tanggapan dari kaum klasik sehingga melahirkan aliran pemikiran yang dikenal sebagai Moneteris (Monetarism). Begitu seterusnya saling perdebatan anata kaum penerus ajaran klasik dengan para penerus ajaran Keynes (Keynesian). Kendatipun teori-teori ekonomi makro begitu banyak jumlahnya, namun semuanya berakar pada dua aliran pemikiran, yaitu klasik dan Keynes (Keynesian).

(27)

1. Aliran Ekonomi Klasik

Perbedaan mendasar antara klasik dan Keynesian sebenarnya hanya terletak pada perbedaan pandangan mereka tentang pasar dan fungsi uang. Menurut Keynes, Teori Ekonomi Klasik merupakan akumulasi pengetahuan dari sejak Adam Smith sampai A.C.Pigou (1877-1959).

a. Pandangan Aliran Klasik tentang Pasar

Menurut aliran Klasik, keseimbangan perekonomian berpondasikan pada keseimbangan individu (konsumen, produsen). Para individu mencapai keseimbangannya apabila seluruh sumber dayanya habis digunakan/dikonsumsi dalam rangka mencapai target maksimal (prinsip maksimalisasi hasil), atau target yang ditetapkan tercapai dengan biaya minimal (prinsip minimalisasi biaya). Agar baik konsumen maupun produsen dapat mencapai keseimbangan, mereka harus melakukan pertukaran lewat pasar, dalam hal ini adalah pasar input dan pasar output (barang-jasa). Karena itu harga yang terbentuk merupakan interaksi antara kekuatan permintaan dan penawaran. Karenanya juga harga yang terbentuk merupakan harga keseimbangan. Bila terjadi permintaan atau penawaraan, maka kekuatan permintaan dan penawaran berinteraksi kembali, sehingga tebentuk harga keseimbangan yang baru (harga bergerak dengan sangat fleksibel), dengan catatan bahwa proses interaksi tersebut dapat berjalan seketika itu juga.

b. Pandangan Aliran Klasik tentang Uang

Bagi kaum klasik, peranan uang tidak lebih sebagai alat transaksi (medium of exchange). Karena itu uang tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel-variabel riil (ouput dan kesempatan kerja). Dengan kata lain, ada dikotomi (pemisahan) antara sektor riil dengan sektor moneter. Dikotomi inilah yang

(28)

disebut dikotomi klasik (classical dichotomy). Implikasi dari pandangan klasik tentang uang adalah tidak diperlukannya peranan pemerintah dalam pengelolaan perekonomian, sebab fleksibilitas harga akan mendorong terjadinya alokasi sumber daya yang efisien. Dalam perkembangan selanjutnya (sebagai respons terhadap kritikan kaum Keynesian), ada dua pandangan ekstrem tentang perlu tidaknya peranan pemerintah dalam pengelolaan perekonomian. Pandangan ini misalnya diwakili oleh aliran klasik yang terbaru, yaitu aliran siklus ekonomi riil (real business cycle). Pandangan yang lain adalah pandangan yang masih dapat menerima peranan pemerintah. Misalnya aliran moneter (Monetarism) masih dapat menerima campur tangan pemerintah, selama hanya melalui kebijakan moneter.

2. Aliran Keynesian

a. Pandangan Keynesian tentang Pasar

Para pembela ajaran Keynes mempunyai pandangan tentang pasar yang berbanding terbalik dengan kaum klasik.

Menurut kaum Keynesian, pasar, dalam kenyataannya, tidaklah seperti yang dibayangkan kaum klasik, di mana struktur pasar cenderung monopolistic, informasi tidak sempurna dan asimetris. Sementara input dan output yang monopolistic, informasi tidak sempurna dan asimetris. Sementara input dan output yang dipertukarkan juga heterogen. Kondisi ini menyebabkan harga cenderung kaku (rigid), dalam arti sulit berubah dalam waktu seketika. Kekakuan harga (price rigidities) menyebabkan pasar tidak mampu melakukan keseimbangan (non-market clearing). Akibatnya, gangguan- gangguan perekonomian cenderung untuk memunculkan resensi.

(29)

b. Pandangan Keynesian tentang Uang

Keynes mewariskan pandangan yang revolusioner tentang uang. Menurutnya uang bukan hanya sekedar alat transaksi (medium of exchange), tetapi juga sebagai penyimpan nilai (store of value). Fungsi penyimpan nilai inilah yang memungkinkan uang digunakan sebagai alat memperoleh keuntungan melalui tindakan spekulasi. Karena itu uang tidak bersifat netral, dalam arti uang dapat memengaruhi variabel- varibel riil (output dan kesempatan kerja). Dengan demikian dikotomi klasik menjadi tidak relevan. Implikasi pendangan Keynes (Keynesian) adalah diperlukannya peranan pemerintah dalam pengelolaan perekonomian, baik melalui kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter.

(30)

Bagian 4

koMponen Dan perhitungan penDapatan nasional

A. Pengertian

Pendapatan Nasional (National Income) adalah istilah untuk menyatakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara. Pendapatan nasional juga disebut sebagai jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu. Produk nasional yang masih meliputi depresiasi dinamakan Produk National Bruto sedangkan Produk National Neto adalah produk nasional bruto dikurangi depresiasi. Pendapatan nasional dibagi menjadi dua, yaitu atas dasar harga tetap dan harga berlaku:

1. Pendapatan nasional pada harga berlaku

Nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan suatu negara dalam satu tahun dan dinilai menurut harga-harga yang berlaku pada tahun tersebut. Cara ini adalah cara yang selalu dilakukan dalam menghitung pendapatan nasional dari suatu periode ke periode lainnya.

2. Pendapatan nasional pada harga tetap atau pendapatan riil Harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun yang lain.

Pendapatan nasional juga dibagi menjadi Pendapatan Nasional Harga Pasar dan Harga Faktor:

1. Harga Pasar

Apabila penghitungan nilai barang itu menggunakan harga yang dibayar oleh pembeli

Harga pasar = Harga faktor+pajak tak langsung-subsidi

(31)

2. Harga Faktor

Apabila nilai yang disumbangkan berasal dari faktor-faktor produksi

B. Pengukuran Pendapatan Nasional 1. Metode Produksi (Production Approach)

Produk neto (net output) berarti nilai tambah yang diciptakan dalam suatu proses produksi. Pendapatan nasional ini dihitung dengan menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh perusahaan-perusahaan di berbagai lapangan usaha dalam perekonomian. Penggunaan cara ini dalam menghitung pen- dapatan mempunyai dua tujuan penting, yaitu untuk mengetahui besarnya sumbangan berbagai sektor ekonomi di dalam mewujudkan perekonomian nasional dan sebagai salah satu cara untuk menghindari penghitungan dua kali yaitu dengan hanya menghitung alat produksi netto yang diwujudkan pada berbagai tahap proses produksi.

2. Metode Pendapatan (Income Approach)

Penghitungan pendapatan nasional dengan cara pendapatan pada umumnya menggolongkan pendapatan yang diterima faktor- faktor produksi sebagai berikut:

a. Pendapatan para pekerja, yaitu gaji dan upah

b. Pendapatan dari usaha perseorangan (perusahaan per- seorangan)

c. Pendapatan dari sewa

d. Bunga neto, yaitu seluruh nilai pembayaran bunga yang dilakukan dikurangi bunga atas pinjaman konsumsi dan bunga atas pinjaman pemerintah

e. Keuntungan perusahaan

(32)

3. Metode Pengeluaran (Expenditure Approach)

Perhitungan dengan cara pengeluaran akan dapat memberikan gambaran baik/buruknya kondisi ekonomi/tingkat pertumbuhan yang dicapai dan tingkat kemakmuran yang sedang terjadi dan memberikan informasi dan data yang dibutuhkan dalam analisis makro ekonomi

Data pendapatan nasional dan komponen-komponen data yang dihitung dengan cara pengeluaran dapat digunakan sebagai landasan untuk mengambil kebijakan dalam mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi.

C. Komponen Pengeluaran Agregat 1. Konsumsi rumah tangga

2. Pengeluran pemerintah

3. Pembentukan modal sektor swasta 4. Ekspor netto (Ekspor dikurangi impor)

D. Pendapatan Pribadi (Pendapatan Disposible)

Pendapatan pribadi dapat diartikan sebagai semua jenis pen- dapatan, termasuk pendapatan yang diperoleh, tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun yang diterima oleh penduduk sesuatu Negara.

Pendapatan Pribadi juga meliputi pembayaran pindahan (transfer/

remittance). Pembayaran tersebut merupakan pemberianpemberian yang dilakukan oleh pemerintah kepada berbagai golongan masyarakat dimana para penerimanya tidak perlu memberikan suatu balas jasa atau usaha apapun sebgai imbalannya.

Jenis-jenis pembayaran pindahan:

1. Pengeluaran pemerintah

a. Bantuan yang diberikan kepada para penganggur

b. Uang pensium yang dibayarkan kepada pegawai pemerintah yang tidak lagi bekerja

(33)

c. Bantuan-bantuan kepada orang cacat dan batuan kepada veteran dan berbagai beasiswa yang diberikan pemerintah Yang tidak termasuk dalam pendapatan probad:

1. Keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan

2. Pajak yang dikenakan pemerintah atas keuntungan perusahaan 3. Kontribusi yang dilakukan oleh perusahaan dan para pekerja

kepada dana pensiun

E. Hubungan Antara Pendapatan Nasional dengan Pendapatan Pribadi

Pendapatan Nasional dikurangi dari beberapa hal, yaitu:

1. Keuntungan perusahaan tak dibagi 2. Pajak keuntungan perusahaan 3. Kontribusi kepada dana pensiun Ditambah:

1. Pembayaran pindahan 2. Bunga pinjaman konsumen 3. Bunga pinjaman pemerintah 4. Pendapatan Pribadi

Sedangkan Pendapatan Disposable adalah apabila pendapatan pribadi dikurangi oleh pajak yang harus dibayar oleh para penerima pendapatan, nilai yang tersisa itulah pendapatan disposable.

Dirumuskan sebagai berikut : Yd = Yp – T Yd = C + S Keterangan:

Yd = Pendapatan disposable Yp = Pendapatan pribadi

(34)

F. Perhitungan Pendapatan Nasional

1. Perekonomian tertutup sederhana 2 sektor

Perekonomian tertutup adalah perekonomian yang tidak mengenal hubungan dengan dunia luar, tidak ada perdagangan ekonomi dengan pihak luar, sehingga secara sederhana menunjukkan bahwa dalam perekonomian tersebut tidak mengenal adanya transaksi/belanja pemerintah, hanya ada konsumsi rumah tangga dan konsumsi swasta. Dapat dituliskan sebagai berikut:

Y = C + I --- sisi permintaan/income Y = C + S --- sisi penawaran/spending

Investasi yang dimaksud adalah investasi yang bersifat eksogen, yaitu investasi yang keberadaannya didasarkan pada kebijakan pemerintah tanpa memandang besar kecilnya tingkat pendapatan nasional dan status investasi. Bila diketahui bahwa konsumsi masyarakat merupakan suatu fungsi, maka secara linier dan bersifat jangka pendek, sebagai berikut:

C = Co + cY Dimana:

Co = Besarnya konsumsi pada saat pendapatan (Y) = 0 c = MPC (marginal propensity to consume)

Y = Pendapatan Nasional MPC= c = ∆C/∆Y

2. Menentukan Fungsi Produksi dengan menggunakan data pendapatan dan konsumsi bulanan atau tahunan, dapat ditulis sebagai berikut:

C = (APCn – MPC)Yn + MPC Y

APC (average propensity to consume) = C/Y

(35)

Bagian 5

teori tenaga kerja Dan inflasi

A. Tenaga Kerja

Pengertian umum mengenai tenaga kerja telah tercantum dalam Undang-Undang Pokok Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003, yaitu setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Undang- undang ini disempurnakan oleh Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 1 Tahun 2017 tentang Struktur dan Skala Upah.

Penawaran tenaga kerja merupakan fungsi dari upah, dimana jumlah tenaga kerja yang ditawarkan akan dipengaruhi oleh tingkat upah. Penawaran tenaga kerja dipengaruhi oleh keputusan seseorang apakah dia mau bekerja atau tidak. Keputusan ini tergantung pula pada tingkah laku seseorang untuk menggunakan waktunya. Dalam perekonomian yang lebih luas, semakin tinggi tingkat upah dapat mendorong semakin banyak orang untuk masuk ke pasar tenaga kerja. Ada tidaknya tenaga kerja dapat mempengaruhi adanya inflasi suatu daerah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi daya serap tenaga kerja antara lain:

1) Kemungkinan subtitusi tenaga kerja dengan faktor produksi yang lain.

2) Elastisitas permintaan terhadap barang yang dihasilkan.

3) Proporsi biaya karyawan terhadap seluruh biaya produksi.

4) Elastisitas persediaan faktor produksi perlengkap lainnya.

Menurut Sumarsono (2009) permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

(36)

1) Perubahan tingkat upah. Perubahan tingkat upah dapat mem- pengaruhi tinggi rendahnya biaya produksi suatu perusahaan.

2) Faktor lain-lain.

a) Naik turunnya permintaan pasar terhadap hasil produksi dari perusahaan yang bersangkutan. Apabila permintaan hasil produksi meningkat maka produsen dapat menambah kapasita produksinya dengan menambah penggunaan tenaga kerjanya.

b) Apabila harga barang-barang modal turun, maka biaya produksi turun dan tentunya mengakibatkan harga jual per unit barang turun. Pada keadaan ini produsen meningkatkan produksi barangnya karena permintaan bertambah banyak.

Peningkatan permintaan tenaga kerja juga bertambah banyak seiring dengan peningkatan kegiatan perusahaan. Keadaan ini menyebabkan bergesernya kurva permintaan tenaga kerja kearah kanan dikarenakan pengaruh skala produksi (scale effect). Efek selanjutnya yang terjadi bila harga barang- barang modal turun adalah efek subtitusi. Keadaan ini terjadi karena produsen cenderung untuk menambah jumlah barang modal (mesin) sehingga terjadi capital intensif dalam proses produksi. Jadi secara relatif penggunaan tenaga kerjanya berkurang.

B. Inflasi

Definisi singkat dari inflasi adalah kecendrungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga barang-barang lain.

Inflasi timbul karena adanya tekanan dari sisi permintaan demand- pull inflation dan cost-push inflation. Cost-push inflation disebabkan

(37)

oleh turunnya produksi karena naiknya biaya produksi (naiknya biaya produksi dapat terjadi karena tidak efisiennya perusahaan), nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan jatuh, kenaikan harga bahan baku industri, adanya tuntutan kenaikan upah dari serikat buruh yang kuat, dan sebagainya. Demand-pull inflation dapat disebabkan oleh adanya kenaikan permintaan agregat yang terlalu besar atau pesat dibandingkan dengan penawaran produksi agregat.

Secara garis besar ada tiga kelompok teori mengenai inflasi, yaitu teori Kuantitas, teori Keynes, dan teori Strukturalis.

1. Teori kuantitatif

Teori kuantitatif adalah teori yang paling tua mengenai inflasi.

Teori ini menyoroti peranan dalam proses inflasi dari jumlah uang yang beredar dan psikologi (harapan) masyarakat mengenai harga-harga. Inti dari teori ini adalah sebagai berikut: (a) inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang yang beredar. Tanpa ada kenaikan jumalah uang yang beredar, kejadian sepeerti, misalnya, kegagalan panen, hanya menaikan harga- harga untuk sementara saja. Penambahan jumlah uang ibarat

“bahan bakar” bagi api inflasi. Bila jumlah uang tidak ditambah, inflasi akan berhenti dengan sendirinya, apapun sebab musabab awal dari kenaikan harga tersebut. (b) laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang beredar dan oleh psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga dimasa mendatang.

2. Teori Keynes

Teori ini menyoroti aspek lain dari inflasi. Menurut teori ini, inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Proses inflasi menurut pandangan ini, tidak lain adalah proses perebutan bagian rezeki di antara kelompok-kelompok sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar daripada yang bias disediakan oleh masyarakat tersebut.

(38)

Inflationary gap ini timbul karena golongan-golongan masyarakat tersebut berhasil menterjemahkan aspirasi mereka menjadi permintaan yang efektif akan barang-barang.

3. Teori strukturalis

Teori ini lebih didasarkan pada pengalaman negara-negara di Amerika Latin. Pendekatan ini menyatakan bahwa inflasi, terutama di negara berkembang, terutama lebih disebabkan oleh faktor- faktor struktural dalam perekonomian. Menurut teori ini ada dua masalah struktural di dalam perekonomian negara berkembang yang dapat mengakibatkan inflasi. Pertama, penerimaan ekspor tidak elastis, yaitu pertumbuhan nilai ekspor yang lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan sektor lainnya. Hal tersebut disebabkan oleh terms of trade yang memburuk dan produksi barang ekspor yang kurang responsif terhadap kenaikan harga.

Kedua, masalah struktural perekonomian negara berkembang lainnya adalah produksi bahan makanan dalam negeri yang tidak elastis, yaitu pertumbuhan produksi makanan dalam negeri tidak secepat pertambahan penduduk dan pendapatan per kapita sehingga harga makanan dalam negeri cenderung meningkat lebih tinggi daripada kenaikan harga barang-barang lainnya.

(39)

Bagian 6

teori pertuMBuhan

A. Definisi Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Pertumbuhan ekonomi terjadi bila terdapat kenaikan output perkapita.

B. Model Pertumbuhan

1. Model Pertumbuhan Solow

Model pertumbuhan Solow (Solow Growth Model) dirancang untuk menunjukkan bagaimana pertumbuhan persediaan modal, pertumbuhan angkatan kerja, dan kemajuan teknologi berinteraksi dalam suatu perekonomian, dan bagaimana pengaruhnya terhadap output total barang dan jasa suatu negara.

2. Model Pertumbuhan Harrot-Domar

Teori ini menekankan konsep tingkat pertumbuhan natural.

Faktor produksi tenaga kerja juga diperhitungkan dari kenaikan efisiensi karena pendidikan dan latihan.

3. Model Pertumbuhan Lewis

Model ini merupakan model yang khusus menerangkan kasus negara sedang berkembang yang padat penduduknya.

Tekanannya adalah pada perpindahan kelebihan penduduk di sektor pertanian ke sektor modern kapitalis industri yang dibiayai dari surplus keuntungan.

4. Model Pertumbuhan Ekonomi Rostow

Model ini menekankan pada sejarah tahap-tahap pertumbuhan ekonomi. Tahap-tahap tersebut adalah tahap masyarakat

(40)

tradisional, tahap prasyarat lepas landas, tahap lepas landas, tahap gerakan ke arah kedewasaan, dan akhirnya tahap konsumsi tinggi.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan 1. Tanah dan kekayaan alam.

2. Jumlah dan mutu penduduk serta tenaga kerja 3. Barang modal dan tingkat teknologi.

4. Sistem sosial dan sikap masyarakat.

5. Luas pasar.

D. Faktor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi

Elemen-elemen yang memacu pertumbuhan ekonomi tersebut adalah 1. Sumber Daya Alam

2. Kualitas Tenaga Kerja 3. Akumulasi Modal

E. Kemajuan Teknologi dalam Model Solow

Model Solow tidak menjelaskan kemajuan teknologi tapi, menganggapnya sebagai hal pasti dan menunjukkan bagaimana interaksinya dengan variabel lain dalam proses pertumbuhan ekonomi.

1. Menambah Efisiensi Tenaga Kerja “E”

Untuk memasukkan kemajuan teknologi, Fungsi Produksi sekarang ditulis sebagai:

Y = F (K, L X E)

L X E mengukur jumlah pekerja. Ini memasukkan jumlah pekerja L dan efisiensi tiap pekerja, E. Dinyatakan bahwa output total Y bergantung pada modal K dan pekerja L X E. Esensi model ini adalah kenaikan E (efisiensi) analog dengan kenaikan L (jumlah

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan dengan tingkat pengaruh sebesar 42,6% dan sisanya 57,4% dipengaruhi oleh

Lemahnya fungsi nilai siri’ dan pesse di kampus Universitas negeri Makassar sebagai modal sosial yang dapat menciptakan harmonisasi disebabkan

Guru belum maksimal menggunakan waktu dalam praktek pembelajaran sehingga alokasi waktu yang direncanakan tidak terpakai secara maksimal7. Dalam proses

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

SISTEM MAKLUMAT SISTEM SOKONGAN PENGURUSAN SISTEM SOKONGAN OPERASI - Sistem Maklumat Pengeluaran - Sistem Maklumat Pemasaran - Sistem Maklumat Kewangan - Sistem Maklumat Perakaunan

masks appropriate for texture analysis are shown in Fig. With circular slits we measure energy in different spatial frequency or sequency bands. Angular slits are useful in

Bila berat mangga mengikuti distribusi normal, berapa probabilitas bahwa berat buah mangga mencapai kurang dari 250 gram sehingga akan diprotes oleh konsumennya. Penerapan

Suatu pelarian modal, baik yang berasal dari sumber dalam negeri maupun modal asing, terutama investasi asing jangka pendek (yang umum disebut „uang panas ‟), dalam jumlah yang